Anda di halaman 1dari 6

3

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Sebelum memulai praktikum dengan sesuatu percobaan, terlebih dahulu harus dibuat persiapan
sebagai berikut :
a. Mempelajari modul praktikum untuk percobaan yang akan dilakukan.
b. Membuat rencana kerja dari percobaan yang akan dilakukan.
2. Tiap praktikan yang mengerjakan percobaan secara kelompok, masing-masing anggota harus
mengetahui semua cara kerja dan hasil percobaannya.
3. Jika ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, seperti : terbakar, terkena asam-asam pekat,
terminum pereaksi-pereaksi tertentu atau terhirup gas-gas berbahaya segeralah hubungi
penanggung jawab praktikum
4. Untuk penghematan, pakailah bahan secukupnya saja. Kerja harus dilakukan dengan tepat, karena
mengulangi kegagalan akan memerlukan pembuatan bahan baru
5. Botol-botol persediaan bahan harus ditutup kembali dengan tutup aslinya untuk mencegah
tercampurnya satu bahan pereaksi dengan bahan yang lain
6. Waktu pengambilan bahan yang berupa serbuk atau kristal, harus dijaga supaya tidak ada yang
berhamburan di atas meja
7. Pakailah pipet yang sesuai dengan bahan yang diperlukan. Isilah pipet yang berskala dengan
bahan secukupnya, kalau ada lebihnya janganlah dikembalikan ke dalam botol persediaan
8. Kertas saring bukan untuk menulis atau untuk mengeringkan alat-alat, tetapi hanya dapat dipakai
sebagai penyaring
9. Perlakukan bahan kimia dengan semestinya :
a. Gunakan masker dan sarung tangan jika hendak menggunakan bahan-bahan beracun atau asam
dan basa pekat
b. Jangan memipet bahan-bahan beracun dengan mulut, pergunakan bola karet yang sesuai
c. Bekerjalah pada lemari asam atau di ruangan terbuka bila menggunakan zat-zat yang
berbahaya
d. Perhatikan “tanda-tanda peringatan” pada botol reagen sampel
e. Hindari kontaminasi terhadap reagen, jangan memipet langsung dari larutan induk
10. Berhati-hatilah menggunakan alat, karena jika rusak belum tentu dapat diganti dengan cepat atau
dengan semestinya (sesuai dengan alat yang dirusak)
11. Jangan memakai atau menyentuh peralatan yang belum tahu benar prosedur pemakaiannya.
Laporkan bila terdapat peralatan yang tidak bekerja dengan sempurna, jangan mencoba
memperbaikinya sendiri
4

12. Pada setiap kali praktikum, praktikan harus memakai jas laboratorium dan membawa lap atau
tissue. Selama praktikum berlangsung, praktikan harus bekerja dengan sungguh-sungguh,
cekatan, tenang, cermat, rapi, tertib dan bersih.
13. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruangan bila masih ada alat-alat dan meja yang
masih kotor. Setiap meninggalkan ruangan praktikum harus ada izin dari asisten/dosen pengajar.
14. Praktikan yang memecahkan alat-alat gelas diharuskan mengganti alat sesuai dengan aslinya.
15. Tidak diperkenankan untuk makan, minum atau merokok selama berada di Laboratorium dan
sebaiknya cucilah tangan sebelum meninggalkan laboratorium
16. Bahan praktikum yang belum selesai (diamati diluar jam praktikum) harus diberi label dengan
jelas agar tidak di ganggu praktikan lain
17. Praktikum yang tidak melakukan seluruh percobaan yang diberikan selama masa praktikum, tidak
diperkenankan mengikuti ujian.
5

GOOD LABORATORY PRACTICES

Good Laboratory Practices (GLP) adalah aturan-aturan, prosedur-prosedur, dan praktek-praktek di


laboratorium yang cukup untuk menjamin mutu dan integritas data analitis yang dikeluarkan oleh
laboratorium tersebut. Peraturan-peraturan yang menyangkut GLP ini dikeluarkan pada bulan Desember
1978 oleh U.S. Food and Drug Administration (US-FDA) yang pada prinsipnya meliputi hal-hal sebagai
berikut.
1. Organisasi dan personalia (personil, manajemen fasilitas pengujian, dan unit jaminan mutu).
2. Fasilitas (umum, fasilitas pemeliharaan hewan percobaan, fasilitas suplai hewan, fasilitas untuk
menangani bahan-bahan penguji dan pengontrol, laboratorium, fasilitas penyimpanan spesimen dan
data, fasilitas administratif dan personil).
3. Peralatan (disain peralatan, perawatan dan kalibrasi).
4. Pengoperasian fasilitas pengujian (prosedur pengoperasian yang baku, larutan-larutan dan pereaksi,
pemeliharaan hewan percobaan).
5. Bahan-bahan penguji dan pengontrol (karakterisasi bahan penguji dan pengontrol, penanganan bahan
penguji dan pengontrol).
6. Manual pengoperasian laboratorium.
7. Pencatatan data dan pelaporan (pelaporan, penyimpanan dan penarikan kembali catatan dan data).

Prinsip umum bekerja di laboratorium kimia


 Semua bahan kimia dianggap berbahaya, sehingga hindari kontak antara bahan dengan pekerja. Wadah
bahan kimia selalu tertutup dan gunakan ruang asap (fume hood) untuk bahan berbahaya.
 Gunakan jas lab, sarung tangan, pelindung mata dan lain-lain yang diperlukan saat bekerja
 Membuat perencanaan metode, pereaksi yang digunakan, keamanannya, dan pencatatan data. Jika ada
metode yang belum dimengert harus ditanyakan kepada teknisi, dosen atau orang yang mengerti hal
tersebut. Untuk alat-alat tertentu, hubungi teknisi atau dosen yang ditunjuk untuk mengoperasikannya.
 Baca dan ikuti petunjuk yang ada pada setiap label bahan kimia. Membawa bahan kimia dengan benar,
tidak hanya memegang lehernya saja tetapi harus ada penopang dari bawah.

Bekerja dengan bahan kimia


o Simpan bahan kimia dalam jumlah yang sekecil mungkin diatas meja kerja dan tidak diletakkan pada
tempat yang memungkinkan jatuh atau terguling. Ruang asap (fume hood) bukan tempat menyimpan
bahan kimia.
o Jangan memipet dengan mulut
6

o Penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan pernafasan dilakukan pada tempat yang
memiliki ventilasi baik (Ruang asap). Contoh bahan kimia yang membahayakan antara lain Asetil
Klorida, Amonium Hidroksida, Bromin, Klorin, Kloroform, Flourin, Asam Bromat, H2S, Fosfo
Klorida, Fosfo Oksilorida, SO2, CO, dan lain-lain.

Bahan-bahan berbahaya dan cara-cara penangannanya


1. Bahan-bahan yang merusak kulit, antara lain adalah :
a. Asam-asam kuat (pekat) : H2SO4 (Asam Sulfat) , HNO3 (Asam Nitrat), HCl (Asam Klorida), HF
(Asam Fluorida)
b. Basa-basa kuat : NaOH (Natrium hidroksida), KOH (Kalium hidroksida)
c. Asam/Basa lemah : CH3COOH (Asam asetat), (COOH)2, NH4OH (Amonium)
d. Lain-lain : H2O2 (peroksida pekat), brom cair, persenyawaan krom, persulfat, kapur klor,
(NH4)2S, AgNO3 (perak nitrat)
Bila zat-zat ini perlu diukur dengan tepat, maka gunakanlah pipet volume.
Hindarkan kontak langsung ke kulit atau mata, gunakan masker dan sarung tangan dan pada saat
memgambil bahan jangan sampai ada yang tercecer di luar botol.
Jangan memasukkan NaOH dan KOH ke dalam air yang bukan untuk melarutkan bahan dan jangan
menengok ke dalam cawan atau beker gelas yang sedang dipanaskan.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terkena bahan-bahan di atas adalah segera mungkin
mengguyur dengan air yang mengalir pada bagian yang terkena.
2. Gas – gas beracun, antara lain adalah : CO (karbon monoksida), H2S (Hidrogen Sulfida), Uap Hg (Air
raksa), HCN (asam sianida), AsH3 (Arsen hidrida), NO2 (Nitrogen dioksida), Cl2 dan Br2 (Klor dan
Brom), CS2 (Karbon disulfida), C6H6 (benzena), CHCl3 (Kloroform), dan CCl4 (Karbontetraklorida).
Untuk menghindari kemungkinan termakannya bahan-bahan kimia, maka dilarang makan/minum dan
merokok di dalam laboratorium, karena merokok bukan hanya menimbulkan kebakaran tetapi juga
dapat menyebabkan terisapnya zat-zat racun.
3. Zat-zat yang meledak, antara lain : Mn2O7 (campuran KMnO4 dan H2SO4), nitrida-nitrida logam berat
serta hidrogen, endapan hitam yang lambat maun terbentuk dalam larutan perak beramonia, asam
perklorat dengan adanya zat-zat organik, natrium peroksida dengan karbon, belerang atau zat-zat
organik dan serbuk Mg bila dipanaskan dengan zat-zat yang lembab. Campuran nitrat dan klorat juga
sering meledak jika dipanaskan.
7

Perlindungan terhadap mata dilakukan dengan menggunakan kacamata kerja (Safety goggles) ketika :
 Bekerja dengan oksidator kuat, bahan kimia yang menyebabkan iritasi dan mudah meledak
 Mencampur bahan kimia yang dapat menimbulkan reaksi kuat (ledakan, panas, dll)
 Bekerja dengan alat bertekanan tinggi
 Jangan melihat langsung ke dalam botol berisi bahan kimia berbahaya, tetapi lihat lewat botol
kacanya
 Hati-hati ketika melarutkan atau mengencerkan asam dan basa kuat
 Larutan basa encer sekalipun dapat menyebabkan kerusakan mata yang permanen

Cara menimbanga bahan kimia beracun yang menyebkan iritasi (Se, Hg, Akrilamid) adalah
Timbang wadah bertutup
Bawa ke dalam ruang asap, isi dengan bahan kimia
Timbang wadah + isi, dan hitung berat isi berdasarkan berat wadah kosong
Jika harus dilarutkan, lakukan dalam ruang asap
Proteksi, lakukan pembacaan label, menggunakan sarung tangan ataupun masker

Apabila terjadi kecelakaan dan keadaan darurat dalam laboratorium kimia, yang perlu segera dilakukan
adalah sebagai berikut
 Laporkan kecelakaan yang terjadi pada dosen penanggung jawab ataupun teknisi
 Jika kulit atau mata terkena bahan kimia, basuh dengan air mengalir selama beberapa menit. Jika
masih terasa sakit/terbakar, segera periksakan ke dokter. Jika yang terkena mata harus segera di
periksakan ke dokter
 Jika kulit terkena fenol, basuh dengan air bersabun, kemudian olesi bagian yang terkena dengan
gliserol dan segera ke dokter
 Lepas cincin, gelang, jam tangan sebelum tangan/jari bengkak
 Bersihkan tumpahan bahan kimia dengan hati-hati. Gunakan pelindung tubuh
 Jika jas lab terkena tumpahan bahan kimia, lepaskan dan bilas dengan air bersih
 Jika terjadi kebakaran, jangan panik:
a. Gunakan alat pemadam kebakaran yang tersedia
b. Jika kebakaran disebabkan oleh sejumlah kecil (50 ml) pelarut organik, biarkan sampai api mati,
jauhkan botol-botol yang berisi bahan kimia, siapkan alat pemadam kebakaran (jika diperlukan)
c. Jika jas/baju terbakar, lepaskan dan padamkan api dengan bantuan lap basa
8

Analisis jenis/jumlah bahan baku dan produk antara lain


1. Gravimetri berdasarkan berat
2. Titrimetri/volumetric berdasarkan volume
3. Spektrofotometri berdasarkan intensitas warna larutan yang akan ditentukan konsentrasinya.
Terdiri dari visible, UV, UV-visible, IR (infra red)
4. Khromatografi berdasarkan perbedaan distribusi molekul fase bergerak cair/gas (eluen) dan fase
diam padat/cair (adsorben). Terdiri dari gas (GC) dan liquid (HPLC)

Teknik menimbang :
 Perhatikan kapasitas maksimum timbangan
 Berat yang boleh ditimbang ¾ dari kapasitas maksimum
 Periksa apakah sudah mendatar (lihat water pas)
 Tetapkan titik nol, bila baru dihidupkan sudah tertera angka yg nilainya besar artinya timbangan
kotor atau ada yg salah.
 Waktu menimbang pinggan tidak boleh bergerak (lihat angkanya)
 Segala penimbangan yang menjadi bagian dari satu penetapan, harus dilakukan dengan neraca
yang sama
 Benda yang panas tidak boleh ditimbang, harus dibiarkan sampai dingin terlebih dahulu
 Bahan yang ditimbang tidak boleh langsung di pinggan neraca, gunakan kaca arloji, gelas piala
kecil, botol timbang atau bahan lain yang tidak bereaksi dengan bahan yang ditimbang
 Cairan ditimbang dalam botol timbang
 Tidak menimbang benda melebihi kapasitas maksimum neraca
 Segera bersihkan bila ada bahan yang tumpah/tercecer
 Selesai menimbang benda diturunkan, semua angka dinolkan dan listrik diputuskan
 Bagian dalam dan sekitar neraca dibersihkan
 Timbangan tidak boleh dipindahtempatkan
Usahakan agar tidak menggunakan kertas untuk menimbang karena kertas berpori, akan kemungkinan
bahan akan terserap dan mempengaruhi ketelitian penimbangan

Anda mungkin juga menyukai