PENDAHULUAN
Terlepas dari semua itu, resiko yang terjadi saat praktikum baik dari
bahan-bahan kimia dalam laboratorium maupun dari faktor lain haruslah
diperhatikan agar cedera saat praktikum dapat diminimalisasi. Berikut akan
diuraikan secara terperinci mengenai bahan-bahan kimia berbahaya beserta
keterangannya.
1
1.2.1 Dapat mengetahui simbol-simbol bahaya pada bahan-bahan kimia berbahaya
di laboratorium.
1.2.3 Dapat mengetahui cara penanganan yang baik terhadap bahan-bahan kimia
berbahaya di laboratorium
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
(HNO2) luka bakar pada kulit yang lama
sembuh dan mungkin
meninggalkan parut. Asap/
uapnya beracun. Untuk menyeka
percikan asam nitrit dianjurkan
memakai larutan natrium
hipoklorit 2%.
2. HF (asam florida) Gas/ uap maupun larutannya
sangat beracun. Dapat
menyebabkan iritasi kulit, mata,
dan saluran pernafasan. Dapat
menyebabkan luka bakar serius
yang mungkin tidak terasa sakit
pada mulanya. Jika terkena larutan
ini, cuci segera dengan air yang
banyak, lalu diseka dengan larutan
sodium bikarbonat dan bawa ke
dokter untuk diobati.
3. Titanium Harus ditangani dengan sangat
tetraklorit hati-hati. Mengencerkan zat ini
dengan air harus betul-betul
dikontrol dengan menggunakan es
yang dingin jika mungkin, dan
dilakukan dalam lemari asam. Jika
memerciki kulit, cuci segera
dengan air yang banyak.
4. Bromium Dapat menyebabkan luka bakar
hebat dan sangat iritasi pada mata,
hidung dan paru-paru. Luka bakar
kulit harus dicuci dengan
sejumlah air yang banyak dan
dibersihkan dengan larutan
4
ammonia atau sodium
thiosulphate encer.
5. Natrium Akan menyala, atau bahkan
meledak, jika dibiarkan kontak
dengan air. Residunya jangan
dibuang ke dalam sink (bak
pencuci), tetapi harus dilarutkan
dulu sebentar dalam methylated
spirits.
6. Fosfor kuning Terbakar secara spontan dalam air
dan harus ditangani dengan air
dingin. Jangan biarkan kontak
dengan minyak atau pelumas.
Bagian kulit yang terkena bahan
ini harus diobati dengan larutan
sodium bikarbonat 5% dan diikuti
oleh larutan tembaga sulfat 5%.
Jika sodium kontak dengan kulit,
buka semua logam-logam yang
dipakai dan lalu siram kulit
dengan air yang banyak. Jangan
menyimpan sodium dekat dengan
fosfor kuning, karena kekeliruan
dapat menyebabkan konsekuensi
(akibat) yang serius.
7. Alkil aluminium Senyawa yang sangat reaktif yang
bereaksi hebat dengan air,
alkohol, asam-asam, dan lain-lain.
Menyebabkan luka bakar hebat
pada kulit, yang sangat perih dan
lama sembuh. Jika bekerja dengan
bahan ini harus memakai pakaian
5
pelindung termasuk : safety
helmet dan visor (helm dengan
kaca depan), sarung tangan, dan
rok kerja. Luka bakar kulit harus
segera dibersihkan dengan
hidrocarbon jenuh
(medicinalliquid paraffin) dan
diobati ke dokter. Asap putih yang
dikeluarkan/ dihasilkan dari
interaksi alkil aluminium dengan
udara lembab, berbahaya terhadap
paru-paru dan jika menggunakan
senyawa ini, lemari asam yang
dipakai harus benar-benar kering.
Alkil aluminium dalam jumlah
sedikit dapat dibuang dengan
mengencerkannya terlebih dahulu
dengan toluena diikuti oleh
penguraian dengan iso propanol.
8. Hidrogen Dekomposisi hidrogen peroksida
Peroksida terjadi secara spontan, diikuti oleh
pembakaran, bila konsentrasi
diatas 65% w/w, kontak dengan
bahan organik seperti kayu,
kotoran, kain, danlain-lain. Sarung
tangan PVC dan kacamata
pelindung harus dipakai bila
menggunakan larutan yang > 30%
w/w dan kebersihan alat-alat harus
betul-betul diperhatikan.
Persediaan air bersih harus benar-
benar ada untuk mengencerkan
6
hydrogen peroksida apabila terjadi
masalah.
9. Logam merkuri Beracun dan mempunyai tekanan
uap air yang dapat diukur di
laboratorium. Bahkan pada
temperatur 15° C, konsentrasi dari
uap air merkuri jenuh di udara
sedikitnya 70 kali dari konsentrasi
yang diizinkan.
10. Karbon disulfida Harus ditangani dengan hati-hati
karena pipa uap atau bola lampu
listrik yang menyala dapat
membakarnya. Jika terbakar
membentuk sulfur dioksida yang
beracun.
11. PVC (Polvinyl Walaupun PVC tidak terbakar,
Chloride) pada temperatur tinggi mengurai
membentuk hidrogen klorida yang
sangat korosif dan sangat
mengganggu pernafasan.
12. Asam perklorit Asam perklorit, dengan kehadiran
bahan organik atau inorganik yang
mudah teroksidasi, dapat
menghasilkan ledakan berbahaya
dan penggunaannya harus benar-
benar ketat dan langsung diawasi
oleh petugas teknis. Umumnya,
campuran asam perklorit 72% dan
asam nitrit dapat digunakan
dengan aman untuk
menghancurkan bahan organik.
Larutan mengandung alkohol,
7
gliserol atau bahan-bahan lain
yang membentuk ester, tidak
boleh dipanaskan dengan asam
perklorit atau campuran perklorit,
sebab ester dan asam perklorit
benar-benar bahan peledak. Asam
perklorit tidak boleh dibiarkan
kontak dengan rak atau meja kayu
dan wadahnya harus diletakkan
pada gelas atau piring porselin.
Setiap tumpahan asam ini harus
dinetralisir segera dengan abu
soda dan disiram dengan air yang
banyak sebelum dilap. Pada
semua pekerjaan yang melibatkan
asam perklorit harus
menggunakan sarung tangan
karet, kacamata pelindung dan
safety screen.
13. AgNO3 (perak Senyawa ini beracun dan korosif.
nitrat) Simpanlah dalam botol berwarna
dan ruang yang gelap serta
jauhkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar. Dapat
menyebabkan luka bakar dan kulit
melepuh. Gas/ uapnya juga
menyebabkan hal yang sama.
8
melepuh. Gas/ uapnya juga
menyebabkan hal yang sama
15. H2S (Hidrogen Senyawa ini mudah terbakar dan
sulfida) beracun. Menghirup bahan ini
dapat menyebabkan pingsan,
gangguan pernafasan, bahkan
kematian
16. H2SO4 (asam Senyawa ini sangat korosif,
sulfat) higroskopis, bersifat membakar
bahan organik dan dapat merusak
jaringan tubuh. Gunakan ruang
asam untuk proses pengenceran
dan hidupkan kipas penghisapnya.
Jangan menghirup uap asam sulfat
pekat karena dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru, kontak
dengan kulit menyebabkan
dermatitis, sedangkan kontak
dengan mata menyebabkan
kebutaan
9
18. NH3 (Amoniak) Senyawa ini mempunyai bau yang
khas. Menghirup senyawa ini pada
konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan pembengkakan
saluran pernafasan dan sesak
nafas. Terkena amonia pada
konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30
menit dapat menyebabkan
kebutaan.
19. HCN (asam Senyawa ini sangat beracun.
sianida) Hindarkan kontak dengan kulit.
Jangan menghirup gas ini karena
dapat menyebabkan pingsan dan
kematian
20. HNO3 (asam Senyawa ini bersifat korosif dan
nitrat) merupakan oksidator kuat. Dapat
menyebabkan luka bakar,
menghirup uapnya dapat
menyebabkan kematian.
21. KClO3 Kontak dengan bahan lainnya
dapat menyebabkan kebakaran.
Dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan, iritasi mata dan kulit,
iritasi saluran pencernaan dengan
mual, muntah, dan diare. Dapat
menyebabkan sianosis dengan
kulit kebiruan. Kemungkinan
menyebabkan kelainan darah.
22. Benzena Senyawa kimia organik kadang
dikenal sebagai bensol. Ini
memiliki bau yang sangat manis
dan tidak berwarna, cairan yang
10
mudah terbakar.
23. Ozon (O3) Gas yang tidak berwarna atau
sedikit kebiruan. Bentuk
cairannya berwarna biru. Amat
beracun dan berbahaya. Bila
terhirup dapat merusak paru-paru
dan fatal. Ozon adalah oksidator
kuat yang dapat membakar zat-zat
organik. Dapat meledak akibat
panas, api, atau benturan. Bahan
ini tidak stabil. Bereaksi hebat
dengan reduktor seperti alkena,
senyawa aromatik, benzena, karet,
dietil eter, dsb.
24. C2H2O4 (asam Berupa kristal jernih, higroskopis,
oksalat) dan tak berbau. Bersifat korosif
dan irritant terhadap kulit, saluran
pernapasan dan mata. Apabila
terbakar, dapat terbentuk CO,
CO2, dan asam formiat. Uap atau
fumes yang terbentuk dapat
bersifat toksik dan iritan.
25. Iso-oktana Merupakan cairan tak berwarna
dan berbau bensin. Tidak beracun,
tapi mudah terbakar.
Efek jangka pendek (akut):
Penghirupan uap konsentrasi
tinggi berakibat iritasi hidung dan
tenggorokan, pusing, hilang
keseimbangan atau kesadaran.
Iritasi dapat terjadi bila kontak
dengan mata dan kulit. Berbahaya
11
apabila pelarut masuk ke dalam
paru-paru akibat muntahan bahan
yan tertelan. Dapat merusak paru-
paru.
Efek jangka panjang (kronis):
Iritasi dan dermatitis pada kulit.
12
Berikut beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta
keterangannya.
Huruf kode: E
C6H2(NO2)3CH3
2. Oxidizing Bersifat pengoksidasi, dapat
(pengoksidasi) menyebabkan kebakaran dengan
menghasilkan panas saat kontak
dengan bahan organik, bahan
pereduksi, dll.
Huruf kode: O
13
reduktor.
Huruf kode: F+
Huruf kode: F
14
natrium, yang sering digunakan di
laboratorium sebagai solven dan
agen pengering.
5. Flammable Bahan kimia yang mempunyai
(mudah titik nyala rendah, mudah terbakar
terbakar) dengan api bunsen, permukaan
metal panas atau loncatan bunga
api.
15
reduktor serta hindari kontak
dengan air apabila bereaksi dengan
air dan menimbulkan panas serta
api.
16
10. Very toxic Bahan yang bersifat sangat
(sangat beracun dan lebih sangat
beracun) berbahaya bagi kesehatan yang
juga dapat menyebabkan sakit
kronis bahkan kematian.
Huruf kode: T+
Huruf kode: T
17
12. Harmful Bahan kimia dapat menyebabkan
(berbahaya) iritasi, luka bakar pada kulit,
berlendir, mengganggu sistem
pernafasan bila kontak dengan
kulit, dihirup atau ditelan.
Huruf kode: Xn
Huruf kode: Xi
18
14. Corrosive Bahan dan formulasi dengan
(korosif) notasi corrosive adalah merusak
jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat
kulit mengelupas. uji atau sifat ini
dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji,
seperti asam (pH<2) dan basa
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan
korosif.
Huruf kode: C
19
dari lingkungan.
20
19. Poisonous Digunakan untuk transportasi gas
Gas beracun – pada tabung gas, atau
(Gas Beracun) kadang-kadang sebagai indikator
pada kendaraan.
21
22. Inhalation Bahan-bahan yang dapat merusak
hazard sistem inhalasi atau pernapasan.
22
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh
karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif dan bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
23
DAFTAR PUSTAKA
Sahab, Syukri. 1997. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Teknik
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Sumber Daya
Manusia
Website :
24