Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bekerja dalam laboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari


berbagai jenis bahan kimia. Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam
laboratorium, memungkinkan para pekerja dalam menciptakan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di
laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi
lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang
berdampak pada kesehatan, merusak benda-benda di sekitarnya bahkan dapat
mematikan makhluk hidup.

Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu,


pada wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang
bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut.
Tanpa adanya simbol tersebut, tentu akan berbahaya sekali karena tidak ada
peringatan secara visual. Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam penggunaan
bahan-bahan kimia tersebut demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita
memasuki laboratorium kimia perlu kita pahami simbol-simbol tanda bahaya
tersebut untuk menghindari kesalahan-kesalahan dan bahaya yang tidak kita
inginkan.

Terlepas dari semua itu, resiko yang terjadi saat praktikum baik dari
bahan-bahan kimia dalam laboratorium maupun dari faktor lain haruslah
diperhatikan agar cedera saat praktikum dapat diminimalisasi. Berikut akan
diuraikan secara terperinci mengenai bahan-bahan kimia berbahaya beserta
keterangannya.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut.

1
1.2.1 Dapat mengetahui simbol-simbol bahaya pada bahan-bahan kimia berbahaya
di laboratorium.

1.2.2 Mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia


berbahaya di laboratorium terhadap kesehatan

1.2.3 Dapat mengetahui cara penanganan yang baik terhadap bahan-bahan kimia
berbahaya di laboratorium

1.2.4 Mengetahui jenis-jenis bahan-bahan kimia yang tergolong berbahaya di


laboratorium

1.2.5 Mampu meminimalisir dampak bahaya yang terjadi melalui penanganan


yang tepat pada bahan-bahan kimia berbahaya di laboratorium

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan-Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium

Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan,


pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain
dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada
barang-barang. Bahan tersebut mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan
manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.

Bahan kimia berbahaya diklasifikasikan di bagi menjadi berapa golongan, antara


lain :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

Berikut beberapa bahan-bahan kimia berbahaya beserta keterangannya.


Nama Bahan
No. Keterangan Gambar
Kimia

1. Asam nitrit Pekat dan berasap menyebabkan

3
(HNO2) luka bakar pada kulit yang lama
sembuh dan mungkin
meninggalkan parut. Asap/
uapnya beracun. Untuk menyeka
percikan asam nitrit dianjurkan
memakai larutan natrium
hipoklorit 2%.
2. HF (asam florida) Gas/ uap maupun larutannya
sangat beracun. Dapat
menyebabkan iritasi kulit, mata,
dan saluran pernafasan. Dapat
menyebabkan luka bakar serius
yang mungkin tidak terasa sakit
pada mulanya. Jika terkena larutan
ini, cuci segera dengan air yang
banyak, lalu diseka dengan larutan
sodium bikarbonat dan bawa ke
dokter untuk diobati.
3. Titanium Harus ditangani dengan sangat
tetraklorit hati-hati. Mengencerkan zat ini
dengan air harus betul-betul
dikontrol dengan menggunakan es
yang dingin jika mungkin, dan
dilakukan dalam lemari asam. Jika
memerciki kulit, cuci segera
dengan air yang banyak.
4. Bromium Dapat menyebabkan luka bakar
hebat dan sangat iritasi pada mata,
hidung dan paru-paru. Luka bakar
kulit harus dicuci dengan
sejumlah air yang banyak dan
dibersihkan dengan larutan

4
ammonia atau sodium
thiosulphate encer.
5. Natrium Akan menyala, atau bahkan
meledak, jika dibiarkan kontak
dengan air. Residunya jangan
dibuang ke dalam sink (bak
pencuci), tetapi harus dilarutkan
dulu sebentar dalam methylated
spirits.
6. Fosfor kuning Terbakar secara spontan dalam air
dan harus ditangani dengan air
dingin. Jangan biarkan kontak
dengan minyak atau pelumas.
Bagian kulit yang terkena bahan
ini harus diobati dengan larutan
sodium bikarbonat 5% dan diikuti
oleh larutan tembaga sulfat 5%.
Jika sodium kontak dengan kulit,
buka semua logam-logam yang
dipakai dan lalu siram kulit
dengan air yang banyak. Jangan
menyimpan sodium dekat dengan
fosfor kuning, karena kekeliruan
dapat menyebabkan konsekuensi
(akibat) yang serius.
7. Alkil aluminium Senyawa yang sangat reaktif yang
bereaksi hebat dengan air,
alkohol, asam-asam, dan lain-lain.
Menyebabkan luka bakar hebat
pada kulit, yang sangat perih dan
lama sembuh. Jika bekerja dengan
bahan ini harus memakai pakaian

5
pelindung termasuk : safety
helmet dan visor (helm dengan
kaca depan), sarung tangan, dan
rok kerja. Luka bakar kulit harus
segera dibersihkan dengan
hidrocarbon jenuh
(medicinalliquid paraffin) dan
diobati ke dokter. Asap putih yang
dikeluarkan/ dihasilkan dari
interaksi alkil aluminium dengan
udara lembab, berbahaya terhadap
paru-paru dan jika menggunakan
senyawa ini, lemari asam yang
dipakai harus benar-benar kering.
Alkil aluminium dalam jumlah
sedikit dapat dibuang dengan
mengencerkannya terlebih dahulu
dengan toluena diikuti oleh
penguraian dengan iso propanol.
8. Hidrogen Dekomposisi hidrogen peroksida
Peroksida terjadi secara spontan, diikuti oleh
pembakaran, bila konsentrasi
diatas 65% w/w, kontak dengan
bahan organik seperti kayu,
kotoran, kain, danlain-lain. Sarung
tangan PVC dan kacamata
pelindung harus dipakai bila
menggunakan larutan yang > 30%
w/w dan kebersihan alat-alat harus
betul-betul diperhatikan.
Persediaan air bersih harus benar-
benar ada untuk mengencerkan

6
hydrogen peroksida apabila terjadi
masalah.
9. Logam merkuri Beracun dan mempunyai tekanan
uap air yang dapat diukur di
laboratorium. Bahkan pada
temperatur 15° C, konsentrasi dari
uap air merkuri jenuh di udara
sedikitnya 70 kali dari konsentrasi
yang diizinkan.
10. Karbon disulfida Harus ditangani dengan hati-hati
karena pipa uap atau bola lampu
listrik yang menyala dapat
membakarnya. Jika terbakar
membentuk sulfur dioksida yang
beracun.
11. PVC (Polvinyl Walaupun PVC tidak terbakar,
Chloride) pada temperatur tinggi mengurai
membentuk hidrogen klorida yang
sangat korosif dan sangat
mengganggu pernafasan.
12. Asam perklorit Asam perklorit, dengan kehadiran
bahan organik atau inorganik yang
mudah teroksidasi, dapat
menghasilkan ledakan berbahaya
dan penggunaannya harus benar-
benar ketat dan langsung diawasi
oleh petugas teknis. Umumnya,
campuran asam perklorit 72% dan
asam nitrit dapat digunakan
dengan aman untuk
menghancurkan bahan organik.
Larutan mengandung alkohol,

7
gliserol atau bahan-bahan lain
yang membentuk ester, tidak
boleh dipanaskan dengan asam
perklorit atau campuran perklorit,
sebab ester dan asam perklorit
benar-benar bahan peledak. Asam
perklorit tidak boleh dibiarkan
kontak dengan rak atau meja kayu
dan wadahnya harus diletakkan
pada gelas atau piring porselin.
Setiap tumpahan asam ini harus
dinetralisir segera dengan abu
soda dan disiram dengan air yang
banyak sebelum dilap. Pada
semua pekerjaan yang melibatkan
asam perklorit harus
menggunakan sarung tangan
karet, kacamata pelindung dan
safety screen.
13. AgNO3 (perak Senyawa ini beracun dan korosif.
nitrat) Simpanlah dalam botol berwarna
dan ruang yang gelap serta
jauhkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar. Dapat
menyebabkan luka bakar dan kulit
melepuh. Gas/ uapnya juga
menyebabkan hal yang sama.

14. HCl (asam Senyawa ini beracun dan bersifat


klorida) korosif terutama dengan
kepekatan tinggi. Dapat
menyebabkan luka bakar dan kulit

8
melepuh. Gas/ uapnya juga
menyebabkan hal yang sama
15. H2S (Hidrogen Senyawa ini mudah terbakar dan
sulfida) beracun. Menghirup bahan ini
dapat menyebabkan pingsan,
gangguan pernafasan, bahkan
kematian
16. H2SO4 (asam Senyawa ini sangat korosif,
sulfat) higroskopis, bersifat membakar
bahan organik dan dapat merusak
jaringan tubuh. Gunakan ruang
asam untuk proses pengenceran
dan hidupkan kipas penghisapnya.
Jangan menghirup uap asam sulfat
pekat karena dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru, kontak
dengan kulit menyebabkan
dermatitis, sedangkan kontak
dengan mata menyebabkan
kebutaan

17. NaOH (Natrium Senyawa ini bersifat higroskopis


hidroksida) dan menyerap gas CO2. Dapat
merusak jaringan tubuh.

9
18. NH3 (Amoniak) Senyawa ini mempunyai bau yang
khas. Menghirup senyawa ini pada
konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan pembengkakan
saluran pernafasan dan sesak
nafas. Terkena amonia pada
konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30
menit dapat menyebabkan
kebutaan.
19. HCN (asam Senyawa ini sangat beracun.
sianida) Hindarkan kontak dengan kulit.
Jangan menghirup gas ini karena
dapat menyebabkan pingsan dan
kematian
20. HNO3 (asam Senyawa ini bersifat korosif dan
nitrat) merupakan oksidator kuat. Dapat
menyebabkan luka bakar,
menghirup uapnya dapat
menyebabkan kematian.
21. KClO3 Kontak dengan bahan lainnya
dapat menyebabkan kebakaran.
Dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan, iritasi mata dan kulit,
iritasi saluran pencernaan dengan
mual, muntah, dan diare. Dapat
menyebabkan sianosis dengan
kulit kebiruan. Kemungkinan
menyebabkan kelainan darah.
22. Benzena Senyawa kimia organik kadang
dikenal sebagai bensol. Ini
memiliki bau yang sangat manis
dan tidak berwarna, cairan yang

10
mudah terbakar.
23. Ozon (O3) Gas yang tidak berwarna atau
sedikit kebiruan. Bentuk
cairannya berwarna biru. Amat
beracun dan berbahaya. Bila
terhirup dapat merusak paru-paru
dan fatal. Ozon adalah oksidator
kuat yang dapat membakar zat-zat
organik. Dapat meledak akibat
panas, api, atau benturan. Bahan
ini tidak stabil. Bereaksi hebat
dengan reduktor seperti alkena,
senyawa aromatik, benzena, karet,
dietil eter, dsb.
24. C2H2O4 (asam Berupa kristal jernih, higroskopis,
oksalat) dan tak berbau. Bersifat korosif
dan irritant terhadap kulit, saluran
pernapasan dan mata. Apabila
terbakar, dapat terbentuk CO,
CO2, dan asam formiat. Uap atau
fumes yang terbentuk dapat
bersifat toksik dan iritan.
25. Iso-oktana Merupakan cairan tak berwarna
dan berbau bensin. Tidak beracun,
tapi mudah terbakar.
Efek jangka pendek (akut):
Penghirupan uap konsentrasi
tinggi berakibat iritasi hidung dan
tenggorokan, pusing, hilang
keseimbangan atau kesadaran.
Iritasi dapat terjadi bila kontak
dengan mata dan kulit. Berbahaya

11
apabila pelarut masuk ke dalam
paru-paru akibat muntahan bahan
yan tertelan. Dapat merusak paru-
paru.
Efek jangka panjang (kronis):
Iritasi dan dermatitis pada kulit.

26. Logam Kalsium Amat reaktif terhadap air atau uap


(Ca) air yang bersifat eksotermik dan
terbakar. Penghirupan debu
kalsium akan menyebabkan iritasi
saluran pernapasan. Sedangkan
kontak dengan kulit dan mata
dapat mengakibatkan luka bakar.
Efek kronis penghirupan debu
adalah gangguan terhadap paru-
paru. Logam kalsium bereaksi
hebat dengan air, menghasilkan
H2 yang eksplosif, juga bila
kontak dengan halogen seperti F2,
Cl2.

2.2 Simbol-Simbol Bahan Kimia Berbahaya

Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan


tentang bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-
hal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan
diarahkan oleh organisasi standar. Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna
yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi tambahan dalam rangka
untuk menentukan jenis bahaya. Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan
bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance
on Hazardeous Substances).

12
Berikut beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta
keterangannya.

No. Simbol Nama Simbol Keterangan


1. Explosive Sifatnya dapat meledak dengan
(bersifat adanya panas, percikan bunga api,
mudah guncangan atau gesekan, dan
meledak) benturan. Ledakan akan dipicu
oleh suatu reaksi keras dari bahan.
Energi tinggi dilepaskan dengan
propagasi gelombang udara yang
bergerak sangat cepat.

Huruf kode: E

Keamanan: Hindari pukulan /


benturan, gesekan, pemanasan, api
dan sumber nyala lain bahkan
tanpa oksigen atmosferik.

Contoh: KClO3, NH4NO3, HNO3

C6H2(NO2)3CH3
2. Oxidizing Bersifat pengoksidasi, dapat
(pengoksidasi) menyebabkan kebakaran dengan
menghasilkan panas saat kontak
dengan bahan organik, bahan
pereduksi, dll.

Huruf kode: O

Keamanan: Hindari panas serta


bahan mudah terbakar dan

13
reduktor.

Contoh: Kalium klorat (KClO3),


Kalium permanganat (KMnO4),
Hidrogen peroksida (H2O2), asam
nitrat (HNO3) pekat, dan K2Cr2O7.
3. Extremely Bahan yang amat sangat mudah
flammable terbakar. Berupa gas dan udara
(amat sangat yang membentuk suatu campuran
mudah yang bersifat mudah meledak di
terbakar) bawah kondisi normal.

Huruf kode: F+

Keamanan: Hindari campuran


dengan udara dan hindari sumber
api.

Contoh: dietil eter (cairan) dan


propana (gas).
4. Highly Mudah terbakar di bawah kondisi
flammable atmosferik biasa atau mempunyai
(sangat mudah titik nyala rendah (di bawah 21°C)
terbakar) dan mudah terbakar di bawah
pengaruh kelembapan.

Huruf kode: F

Keamanan: Hindari dari sumber


api, api terbuka dan loncatan api,
serta hindari pengaruh pada
kelembaban tertentu.

Contoh: aseton dan logam

14
natrium, yang sering digunakan di
laboratorium sebagai solven dan
agen pengering.
5. Flammable Bahan kimia yang mempunyai
(mudah titik nyala rendah, mudah terbakar
terbakar) dengan api bunsen, permukaan
metal panas atau loncatan bunga
api.

Huruf kode: - (tidak ada)

Keamanan: Hindari atau jauhkan


dari api terbuka, sumber api dan
loncatan api.

Contoh: minyak terpentin, dietil


eter (C2H5OC2H5), karbon
disulfida (CS2), asetilena (C2H2).
6. Flammable Padatan yang mudah terbakar
Solid didefinisikan sebagai padatan yang
(padatan memenuhi salah satu syarat
mudah dibawah ini:
terbakar) 1.Merupakan bahan peledak basah
2.Merupakan zat yang dapat
bereaksi sendiri, karena tidak
stabil terhadap panas dan
terdekomposisi menghasilkan
panas (walaupun tanpa oksigen
dari udara)
3.Padatan yang mudah sekali
terbakar.
Keamanan: Hindari panas atau
bahan mudah terbakar dan

15
reduktor serta hindari kontak
dengan air apabila bereaksi dengan
air dan menimbulkan panas serta
api.

Contoh: Sulfur, Picric acid,


Magnesium.
7. Flammable Digunakan dalam transportasi
Liquid cairan yang mudah terbakar.
(cairan mudah
Keamanan: Hindari kontak
terbakar)
dengan benda yang berpotensi
mengeluarkan panas atau api.

Contoh: Alkohol, aseton, xylena,


toluena, etanol, metanol, heksana,
asetonitril.
8. Flammable Simbol pengaman yang digunakan
Gas pada tempat penyimpanan material
(Gas mudah gas yang mudah terbakar.
terbakar)
Keamanan: Jauhkan dari panas
atau percikan api.

Contoh: Acetelyne, LPG,


hidrogen.
9. Non flammable Simbol pengaman yang digunakan
gas dalam transportasi gas non mudah
(Non mudah terbakar (dan karenanya sering
terbakar gas) tidak berbahaya, setidaknya di
tempat terbuka).

Contoh: Oksigen, Nitrogen,


Helium, CO2.

16
10. Very toxic Bahan yang bersifat sangat
(sangat beracun dan lebih sangat
beracun) berbahaya bagi kesehatan yang
juga dapat menyebabkan sakit
kronis bahkan kematian.

Huruf kode: T+

Keamanan: Hindari kontak


langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan.

Contoh: kalium sianida, hidrogen


sulfida, nitrobenzene, dan atripin.
11. Toxic Bahan yang bersifat beracun, dapat
(beracun) menyebabkan sakit serius bahkan
kematian bila tertelan atau
terhirup. Bahan karsinogenik dapat
menyebabkan kanker atau
meningkatkan timbulnya kanker
jika masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut dan kontak
dengan kulit.

Huruf kode: T

Keamanan: Jangan ditelan dan


jangan dihirup, hindari kontak
langsung dengan kulit.

Contoh: solven-solven seperti


methanol (toksik), karbon
tetraklorida (CCl4), hidrogen
sulfida (H2S), benzena (C6H6).

17
12. Harmful Bahan kimia dapat menyebabkan
(berbahaya) iritasi, luka bakar pada kulit,
berlendir, mengganggu sistem
pernafasan bila kontak dengan
kulit, dihirup atau ditelan.

Huruf kode: Xn

Keamanan: Hindari kontak


dengan tubuh atau hindari
penghirupan, segera berobat jika
terkena bahan.

Contoh: solven 1,2-etana-1,2-diol


atau etilen glikol (berbahaya),
diklorometana (berbahaya,
dicurigai
karsinogenik).NaOH, C6H5OH,
Cl2
13. Irritant Bahan dan formulasi dengan
(menyebabkan notasi ‘irritant’ adalah tidak
iritasi) korosif tetapi dapat menyebabkan
inflamasi jika kontak dengan kulit
atau selaput lendir.

Huruf kode: Xi

Keamanan: Hindari kontak


langsung dengan kulit.

Contoh: isopropilamina, kalsium


klorida dan asam dan basa encer.

18
14. Corrosive Bahan dan formulasi dengan
(korosif) notasi corrosive adalah merusak
jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat
kulit mengelupas. uji atau sifat ini
dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji,
seperti asam (pH<2) dan basa
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan
korosif.

Huruf kode: C

Keamanan: Hindari kontaminasi


pernafasan, kontak dengan kulit
dan mata

Contoh: asam mineral seperti HCl


dan H2SO4maupun basa seperti
larutan NaOH (>2%).
15. Dangerous for Bersifat berbahaya bagi satu atau
the beberapa komponen dalam
Environment lingkungan kehidupan. Dapat
(Bahan menyebabkan kerusakan
berbahaya bagi ekosistem.
lingkungan)
Huruf kode: N

Keamanan: Hindari kontak atau


bercampur dengan lingkungan
yang dapat membahayakan
makhluk hidup, limbah dijauhkan

19
dari lingkungan.

Contoh: tributil timah kloroda,


tetraklorometana, dan petroleum
hidrokarbon seperti pentana dan
petroleum bensin, serta AgNO3,
Hg2Cl2, HgCl2.
16. Spontaneously Material yang dapat secara
Combustible spontan mudah terbakar.
(Secara
Keamanan: Simpan di tempat
spontan mudah
yang jauh dari sumber panas atau
terbakar)
sumber api.

Contoh: Carbon, Charcoal-non-


activated, Carbon black.
17. Miscellaneous Semua simbol untuk semua
danger bahaya lainnya (biasanya
(Miscellaneous ditentukan dalam ruang).
bahaya)

18. Marine Keamanan: Tidak membuang


Pollutant dalam sistem saluran pembuangan.
(Polutan
Kelautan)

20
19. Poisonous Digunakan untuk transportasi gas
Gas beracun – pada tabung gas, atau
(Gas Beracun) kadang-kadang sebagai indikator
pada kendaraan.

Keamanan: Jauhkan dari


pernapasan kita.

Contoh: Klorin, Metil bromida,


Nitric oksida.
20. Organic Simbol keamanan bahan kimia
Peroxide yang digunakan dalam transportasi
(Peroksida dan penyimpanan peroksida
organik) organik.

Contoh: Asam peroksiasetat,


Benzol peroxide, Methyl ethyl
ketone peroxide, Dicetyl
perdicarbonate.
21. Dangerous Material yang bereaksi cukup
when wet keras dengan air.
(Berbahaya
Keamanan: Jauhkan dari air dan
saat basah )
simpan di tempat yang
kering/tidak lembab.

Contoh: Calcium carbide,


Potassium phosphide.

21
22. Inhalation Bahan-bahan yang dapat merusak
hazard sistem inhalasi atau pernapasan.

Keamanan: Jangan dihirup.

23. Infection Bahan yang mengandung


substance organism penyebab penyakit.

Contoh: Tisue dari pasien, tempat


pengembangbiakan virus, bakteri,
tumbuhan atau hewan.

24. Radioactive Bahan yang mengandung material


atau kombinasi dari material lain
yang dapat memancarkan radiasi
secara spontan.

Contoh: Uranium, 90Co, Tritium,


Plutonium.

22
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

3.1.1 Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium sangat


perlu diperhatikan, agar para pekerja dalam laboratorium dapat
menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja.
3.1.2 Bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia banyak yang
bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar.
3.1.3 Pada wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol
yang bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat
tersebut.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh
karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif dan bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Riwanto. 2006. Makalah Pelatihan Manajemen Laboratorium. Jakarta: UI


Press

Iman Khasani, Sumanto. 2000. MSDS. Puslitbang LIPI: Puslit Kimia

Sahab, Syukri. 1997. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Teknik
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Sumber Daya
Manusia

Website :

Ansar. 2013. http://ansartheincredibleman.blogspot.com/2013/03/nama-nama-zat-


kimia-yang-berbahaya.html. Diakses pada 28 Agustus 2014

Nadia. 2013. http://nad-nid-noed.blogspot.com/2013/08/pengantar-praktikum-


pengenalan-simbol.html. Diakses pada 26 Agustus 2014

Sukarti. 2013. http://teklabbio1b.wordpress.com/2013/09/10/simbol-simbol-


bahaya-di-laboratorium-kimia-2/. Diakses pada 26 Agustus 2014

24

Anda mungkin juga menyukai