Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KIMIA

KELOMPOK I
Nama Anggota :

 Skolastika Dharmwulan Yosenda (1909010006)


 Theodosia Du’a Weni Parera (1909010012)
 Theodora Patrisia Ngindang (1909010014)
 Maria Imaculata Nona Bulu Beoang (1909010016)
 Jesica Avindryani Pratama Udin (1909010022)
 Louisa Blandiana Da Gama (1909010046)
Zat Korosif

Bahan kimia korosif merupakan bahan kimia yang dapat mengakibatkan


kerusakan apabila terjadi kontak dengan bahan lain atau kontak dengan jaringan
tubuh..Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa dilihat dari tingkat
keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran < 2 atau
>11,5. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran
pernafasan.  Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan
sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).

Contoh Bahan Kimia Korosif :


JENIS BAHAN BAHAYA CONTOH

Bahan korosif bila ada kontak dengan NaOH, KOH, Ca(OH)2,


padat kulit atau mata. Fenol, asam trikloro
asetat

Bahan korosif cair timbul bila kontak dengan asam sulfat, asam
kulit atau mata yang akan klorida, asam nitrat,
menyebabkan proses  asam formiat, asam
pelarutan ( denaturasi asetat, karbon bisulfida,
protein ) hidrokarbon terklorinasi

Bahan korosif gas Bila terhirup akan merusak amoniak, asam klorida,
saluran pernafasan formaldehid
( formalin ), asam
fluorida, asam asetat
belerang dioksida, klor,
brom fosgen , nitrogen
oksida, ozon

Bahaya  zat  korosif  dapat  dihindari  dengan  menghindarkan kontak dengan


tubuh, alat  proteksi  perlu  digunakan  adalah  sarung  tangan,  kacamata  pelindung,
pelindung muka. Pertolongan pertama selalu dilakukan dengan mencuci bagian yang
terkena dengan air yang cukup banyak sebelum dibawa ke dokter.
I. CARA MENGGUNAKAN

 Bahan tidak boleh dipanaskan langsung. Gunakan penangas uap atau penangas
air.

 Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang


tidak digunakan lagi dikembalikan ke botol pelarut.

 Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi kebakaran dengan api


kecilgunakan kain basal atau pasir, tapi bila api besar gunakan alat pemadam.

 Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci.

 Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan cairan


mudahterbakar melebihi ½ kapasitasnya. Gunakan batu didih guna
menghindarkanledakan/letupan.

 Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi sampai penuh,sediakan


1/8 isinya untuk udara. Gunakan botol yang tidak mudah terbakar danjauhkan
dan sumber perapian.

 Kontrol semua bahan secara periodik.

 Menggunakan pelindung diri.

 Memasang detektor kebocoran gas.

 Cairan yang mudah terbakar hanya boleh dikeluarkan dengan bantuan gasinert

II. CARA MENYIMPAN

1. Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber
panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam.

2. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi


atau bahan korosif.

3. Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika
uapnya tercampur udara.

4. Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindardari
bahaya kebakaran.
5. Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan
darisumberpanas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam.

6. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan


pengoksidasiataubahan korosif.

7. Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala


jikauapnya tercampur udara.

8. Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindardari
bahaya kebakaran.

9. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan


yangmudahmenjadi panas dengan sendirinya, atau bahan yang bereaksi
dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas.

10. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dijangkau.

11. Menyingkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan.

12. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi


alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik.

13. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok.

14. Fosfor kuning akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan dalamair
dan kontrol selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurun
akibat penguapan.

15. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air, simpan didalam
minyak parafin.

III. CARA MENGATASI

1. Menghilangkan bahan yang dapat terbakar.

2. Membuang panas.

3. Mencegah masuknya oksigen ke dalam bahan yang terbakar.


4. Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam
Api  Ringan(APAR)

5. Mematikan sumber listrik.

6. Melokalisasi api agar tidak merembet.

7. Menghubungi PBK (Pertolongan Bahaya Kebakaran) jika api membesar.

8. Bersikap tenang dalam menangani kebakaran, dan jangan mengambil


tidakanyang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

9. Membawa korban keracunan gas ke tempat terbuka, dan segera dibawa ke


rumah sakit.

10. Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, Magnesium, dan Zink (seng)
dalam keadaan murni, jangan gunakan pemadam berisi air tetapi gunakanlah
serbuk pemadam.

Anda mungkin juga menyukai