NIM : 1910010076 KELAS/SEMESTER : B/IV TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL INDIVIDU II
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Sistem moneter internasional adalah suatu sistem yang memungkinkan suatu negara dapat saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem moneter internasional menunjukkan seperangkat kebijakan, institusi, praktik, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang lain. Suatu Sistem Moneter Internasional yang berjalan dengan baik akan melancarkan perdagangan dunia, arus investasi asing dan interdepedensi global.
Studi Kasus : Basis Mata Uang Baru Pengganti Dollar AS
Tiap-tiap negara menjalin hubungan sehingga satu sama lain saling mempengaruhi. Disaat neraca perdagangan suatu negara dalam keadaan surplus, maka negara lain mengalami defisit. Tiap negara menggunakan sistem moneternya sendiri dengan berbagai pertimbangan, namun masih terdapat sistem moneter yang dominan, yakni sistem nilai tukar mengambang dengan basis dollar AS. Membiarkan nilai tukar ditentukan oleh kekuatan pasar dianggap hanya menguntungkan para pemilik modal dan tidak menjunjung pemerataan kesejahteraan. Terlebih, sistem keuangan Amerika Serikat terbukti tidak cukup kokoh menopang terjangan badai krisis. Sistem keuangan Amerika Serikat ambruk pada akhir tahun 2008 akibat kredit macet perumahan. Krisis pasar finansial dan resesi ekonomi global pun mendera dunia. Peristiwa tersebut mendorong peninjauan ulang terhadap posisi dollar AS sebagai basis dari sistem nilai tukar mengambang yang hingga kini masih mendominasi dunia. “Sistem nilai tukar terkendali ternyata tidak cukup berhasil di Eropa. Bahkan, European Monetery System pada masa 1990-an ini sangat tidak stabil dan tidak pasti”. Kenyataannya, pada masa kini dunia mengakui bahwa integrasi ekonomi telah dijalankan dengan sangat gemilang oleh organisasi regional Uni Eropa sehingga diantara yang ramai diprediksi menggantikan kedudukan dollar AS ialah mata uang euro. Pada tahun 2002 negara-negara Uni Eropa telah menyepakati penggunaan mata uang euro di seluruh wilayah negara anggota. Penggunaan mata uang yang sama menyebabkan perekonomian regional kuat dan stabil, meski sempat tergoncang resesi Yunani yang memburuk sejak kuartal ke-IV tahun 2009. Respon lain terhadap kelemahan perekonomian Amerika Serikat pasca Krisis Finansial Global 2008, ialah koalisi Brazil, Rusia, India, dan China (BRIC) dalam mempromosikan mata uangnya sebagai alternatif baru mata uang global dalam rangka pencarian solusi atas krisis sistemik keuangan internasional. BRIC menguasai 42% cadangan devisa dunia (US$ 2.8 triliun, dengan Cina sebagai pemilik komposisi terbesar). Dalam kurun waktu dekat BRIC bersepakat untuk menggunakan mata uang masing-masing sebagai alat pembayaran internasional menggantikan dollar Amerika Serikat. Krisis finansial global 2008 yang tidak terprediksi oleh siapapun justru melahirkan wacana- wacana mengenai basis mata uang baru sebagai alat pembayaran internasional yang merupakan alternatif penyelesaian sekaligus pemecahan atas banyaknya isu dan beragam masalah dalam sistem moneter internasional yang dalam artikel dikatakan tidak terselesaikan dan tidak terpecahkan. Wacana munculnya basis-basis mata uang lain untuk menggantikan peran dollar AS memang muncul sebagai refleksi atas perkembangan ekonomi negara-negara diluar Amerika Serikat setelah tahun 1997