http://manajemen-laboratorium.blogspot.co.id/2012/10/pengenalan-dan-
penanganan-bahan-kimia-1.html
korosif merupakan salah satu bahan yang dapat merusak dan mengakibatkan cacat
permanen pada jaringan yang terkena bahan korosif.
Bersentuhannya kulit dengan bahan-bahan korosif umumnya disadari sehingga kurang begitu
berbahaya bila dibandingkan dengan racun yang terisap. Banyak bahan yang tidak korosif
tetapi menimbulkan iritasi pada kulit dan dapat menyebabkan peradangan. Bahan tersebut
misalnya senyawa alkali sabun dan bahan-bahan higroskopik.
Bahan-bahan korosif umumnya berupa cairan yang tidak dapat terbakar, tetapi sering
menimbulkan panas dan nyala jika terkena udara atau uap air atau jika bersentuhan dengan
bahan yang mudah terbakar.
Asam Nitrat, Asam Sulfat, Asam Klorida, Natrium Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida
Asetat, Metanol, Perchlorat, Ammonia, Bromin, Fluorin, Hidrogen Iodida,
Phenol,karbondioksida padat, Asam Format, Hidrogen Peroksida, Fosfor Merah dan Fosfor
kuning, Logam Kalium, Kalium Hidroksida, Perak Nitrat dan Logam Natrium.
Simpan bahan di tempat yang sesuai (cocok) dan lakukan pengontrolan atau pengawasan
secara teratur.
Gunakan selalu pelindung atau sarung tangan, jas lab dan kaca mata.
Hindarkan jangan sampai tumpah dan jika bersentuhan dengan kulit, cucilah segera denagan
air dan sabun.
Jangan menggunakan pelarut untuk membersihkan kulit yang terkena bahan korosif atau
bahan penyebab iritasi, sebab pelarut akan mempercepat penyerapan (absorpsi) senyawa-
senyawa tersebut sehingga lebih membahayakan.
Untuk setiap bahan kimia yang tidak dapat dicuci dengan air gunakan emulsi pembersih
kemudian basuh dengan sabun dan air.
Asam mineral
asam nitrat, asam klorida, asam sulfat, asam fosfat, asam florida
Asam organik
Pelarut organik
Sifat korosif
dan panas yang ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah penyebab iritasi yang sangat
tergantung pada kelarutan zat pada kulit yang lembab.
Contoh
Basa
Asam trikloroasetat
Lain-lain:
Bentuk gas paling berbahaya dibandingkan dengan bahan padat atau cair, karena bahan gas
akan menyerang saluran pernapasan yang ditentukan oleh kelarutan gas dalam permukaan
saluran yang lembab atau berlendir. Jenis iritan dapat digolongkan pada kecilnya kelarutan
yang juga
Kelarutan tinggi, dengan daerah serangan pada bagian atas saluran pernapasan:
amoniak, HCl, HF, formaldehid, asam asetat, sulfur klorida, tionil klorida, sulfuril
klorida
Kelarutan sedang, efek pada saluran pernapasan bagian atas dan lebih dalam (bronchin) :
CARA MENGGUNAKAN
penangas air.
3) Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi kebakaran dengan api kecil
gunakan kain basal atau pasir, tapi bila api besar gunakan alat pemadam.
5) Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan cairan mudah
ledakan/letupan.
sediakan 1/8 isinya untuk udara. Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan
10) Cairan yang mudah terbakar hanya boleh dikeluarkan dengan bantuan gasinert
CARA MENYIMPAN
1) Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber
3) Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika
4) Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar
sumber panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam.
7) Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika
8) Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar
9) Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang
mudah menjadi panas dengan sendirinya, atau bahan yang bereaksi dengan
10) Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dijangkau.
12) Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi
asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik.
13) Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok.
14) Fosfor kuning akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan dalamair dan
kontrol selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurun akibat penguapan.
15) Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air, simpan didalam minyak parafin.
EFEK
1. Kebakaran
2. Ledakan
3. Keracunan Gas
CARA MENGATASI
b) Membuang panas.
d)Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
i) Membawa korban keracunan gas ke tempat terbuka, dan segera dibawa ke ruah sakit.
j) Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, Magnesium, dan Zink (seng) dalam keadaan
murni, jangan gunakan pemadam berisi air tetapi gunakanlah serbuk pemadam.
https://hitamdanorange.wordpress.com/2012/12/22/corrosive-substances-
zat-korosif/
1
K
ESELAMATAN
DAN KESEHATAN
KERJA
L
ABORATORIUM
KIMIA
Oleh :
Sunarto *
Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta
Keselamatan dan Keamanan Kerja
Keselamat
a
n dan Keamanan Kerja
atau
laboratory safety (K3) memerlukan
perhatian khusus
, karena penelitian
menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja
dengan intensitas yang mengkawatirkan yait
u
9 orang/hari . Oleh karena itu
K3
seyogyanya melekat pada pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium
.
Lab
oratorium
adalah
tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja lab melakukan
eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus.
Penggunaan bahan kimia
dan alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.
Pada umumnya kecelakan
kerja
p
enyebab utama
nya
adalah ke
lalaian atau
kecerobohan. Oleh karena itu p
erlu
dilakukan upaya
untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dg cara membina dan
mengembangkan kesadaran (
attitudes
) akan pentingnya K3 di lab
oratorium
.
Keselamatan Kerja di Laboratorium
,p
erlu
di
informasi
kan secara
cukup (tidak
berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di lab
oratorium
dan akibat
yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya.
Hal tersebut
p
erlu dijelaskan
berulang ulang
agar lebih meningkatkan kewaspadaan.
Keselamatan yg dimaksud
termasuk orang yg ada disekitarnya
.
___________________________________________________________________
*) Disamapaikan pada Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Kimia untuk Guru guru
Kimia Kabupaten Sleman , dilaksanakan di FMIPA UNY Selama
4 hari
2
Peraturan Keselamatan Kerja
Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan
u
ntuk menjamin
:
a.
K
esehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di lab
oratorium.
b.
M
encegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di
lab
oratorium.
c.
M
engontrol
penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun
d.
M
engontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara
,
sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan.
Aturan
u
mum
yang terdapat dalam peratur
an itu menyangkut hal hal sebagai berikut
:
a.
Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk lab
oratorium, untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan
.
b.
Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai
bahaya
bahan kimia, alat alat dan cara pemak
aiannya
.
c.
Menge
nali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya
untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
d.
Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower,
respirator
dan alat keselamatan kerja yang lain.
e.
Setiap laboran /Pekerja lab
oratorium
harus tau memberi pertolongan darurat
(P3K).
f.
Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan
saja
g.
Dilarang makan minum dan merokok di lab,
bhal ini
berlaku juga untuk
laboran dan kep
ala
Lab
oratorium
.
3
h.
Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di
lab
oratorium
i.
Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,h
and
p
hone
dan benda lain dari atas
meja kerja.
Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati eti
ka berbusana di laboratorium. Busana
yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari.
Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
a.
Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan ki
mia, sepatu yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi
.
b.
Wanita dan pria
yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang
yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut
pada alat yang berputar.
c.
Pakailah jas praktikum,
sarung tangan dan pelindung yang lain dg baik
meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
Bekerja dg Bahan Kimia
Bila
anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan
kecermatan dalam penanganannya. Adapaun
hal umum y
ang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut :
a.
Hindari kontak langsung dg bahan kimia
b.
Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c.
Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus
( cukup dg mengkibaskan kearah hidung )
d.
Bahan kim
ia dapat bereaksi langsung dg kulit menimbulkan iritasi (pedih dan
gatal
4
Memindahkan Bahan Kimia
Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada
setiap kerjanya.
Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan
hal hal sebagai berikut :
a.
Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan
dalam pengambilan bahan misalnya antara
asam sitrat dan asam nitrat
.
b.
Pindahkan sesuai jumla
h yang diperlukan
c.
Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
d.
Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk
menghindari kontaminasi
, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros
Memindahkan Bahan Kimia Cair
Ada sedikit
perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia
yang wujudnya cair. Hal yang harus diperhatikan adalah :
a.
Tutup botol dibuka dg cara dipegang dg jari tangan dan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut.
b.
Tutup botol jangan ditaruh diatas m
eja karena isi botol bisa terkotori
oleh
kotoran yang ada diatas meja.
c.
Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
d.
Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah
.
Memindahkan Bahan Kimia Padat
Pemindahan baha
n kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut :
a.
Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
b.
Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
c.
Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu
sendok untuk ber
macam macam keperluan.
5
Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi
Pemanasan tabung reaksi sering dilakukan dalam suatu percobaan di
laboratorium.
Ada banyak reaksi yang harus dilakukan pemanasan untuk
mempercepat proses reaksi. Tata cara melakukan pemanasan tabung reaksi
adalah :
a.
Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya
.
b.
Api pemanas terletak pada bag bawah larutan
.
c.
Goyangkan tabung
reaksi agar pemanasan merata
.
d.
Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak
mengenai orang lain.
Cara memanaskan dg gelas Kimia
Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas kimia ( bukan tabung reaksi)
maka harus memperhatikan
aturan sebagai berikut :
a.
Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut
.
b.
Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari
pemanasan mendadak
.
c.
Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air sep
erempatnya
saja
supaya tidak terjadi tumpahan.
Peralatan dan Cara Kerja
Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja,
oleh karena itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a.
Botol reagen harus dipegang dg cara pada bagi
an label ada pada telapak
tangan .
b.
Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila
memasukkan gelas pada prop
-
karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung
.
6
c.
Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja
karena mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah
masih baik atau tidak
.
d.
Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat
, asam sulfatlah yang dituang
sedikit demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya.
Pembuangan Limbah
Limbah bahan
kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu
penanganan khusus :
a.
Limbah bahan kimia tidak boleh
dibuang langsung ke lingkungan .
b.
Buang pada tempat yang disediakan
c.
Limbah organik
dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
d.
Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
e.
Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang ,dg
pengenceran air yang cukup banyak.
f.
Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
g.
Limbah cai
r yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan
diberi label yg jelas.
Terkena Bahan Kimia
Kecelakaan kerja bias saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati hati.
Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
a.
Jangan
p
anik
.
b.
Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda
, oleh karenanya dilarang
bekerja sendirian di laboratorium.
c.
Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dg bahan t
ersegut,
b
ila
memungkinkan bilas sampai bersih
7
d.
Bila kena kulit, jangan digaruk
, supaya tidak merata
.
e.
Bawaah keluar ruangan
korban supaya
banyak
menghirup
oksigen
.
f.
Bila mengkawatirkan
kesehatannya segera
hubungi paramedik secepatnya
.
Terjadi
Kebakaran
Kebakaran bis
a
saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak
tersimpan bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka :
a.
Jangan Panik
b.
Segera bunyikan alarm tanda bahaya
.
c.
Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dg kelas
pemadam yan
g sesuai
( Contoh kebakaran klas B
bensin
,
minyak tanah dll
tidak boleh disiram dg air)
d.
Hindari menghirup asap secara langsung
, gunakan masker atau tutup hidung
dengan sapu tangan.
e.
Tutup pintu untuk menghambat api membesar dg cepa
.
f.
Cari Bantuan Pemadam Kebakaran
, oleh karenanya
No Telp
on Pemadam
Kebakaran haru ada di Lab.
K
ombinasi
B
ahan yang harus dihindari
Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja, oleh
karenanya harus dihindari.
a.
Natrium atau Kalium dg a
ir
b.
Amonium nitrat, serbuk seng dan air
c.
Kalium nitrat dg natrium asetat
d.
Nitrat dengan ester
e.
Peroksida dg magnesium, seng atau aluminium
f.
Benzena atau alkohol dg api
8
G
as
Berbahaya
Ada beberapa gas yang berbahaya keberadaanya di laboratorium.
Gas gas
tersebut adalah :
a.
Bersifat Iritasi
gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin,sulfur dioksida ( cermati baunya yg
nyegrak).
b.
Karbon monoksida
sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas tersebut dihindari,
karena tidak berwarna, dan tidak be
rbau
c.
Hidrogen sianida berbau seperti almond
Hidrogen sulfida dikenali dari baunya Hidrogen selenida (H
2
Se) gas yg sangat
beracun.
Simbol Bahaya
Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya berikut ini ada
beberapa simbul
bahaya yang ahrus dikenalai :
9
10
Daftar Pustaka
Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium, Deroktoral Jendral Pendidikan
Tinggi
, Proyek Peningkayan Manajemen Pendidikan tinggi, 2002
Mariati; 1998.
Bahan Kimia Berbahaya. Penataran pengelolaan Laboratorium
(Laboratorium Manajemen) Fakultas Kedokteran USU Medan.
Anonim ; 1997. Peralatan Keselamatan Kerja. Penataran Tenaga Laboratorium
Dalam Lingkungan Fakultas Pertanian USU medan
staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/sunarto-drs-msi/keselamatan-
kerja-di-laboratorium.pdf
Home
2008
October
2. Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.
4. Penangas air atau minyak yang bersuhu tinggi yang dapat terpercik.
Hal-hal yang seharusnya kita lakukan pada saat bekerja di laboratorium antara lain adalah:
1. Tahap persiapan
Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan
pada acara praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui
tujuan dan cara kerja serta bagaimana data percobaan akan diperoleh,
mengetahui hal-hal atau tindakan yang harus dihindarkan, misalnya
menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang
sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan dan
sebagainya.
Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang
akan digunakan.
2. Tahap pelaksanaan
Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan.
Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bekerja di laboratorium tidak pernah memperhatikan
resiko yang terjadi di laboratorium. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan resiko
atau bahaya bekerja di laboratorium atau kurangnya kesadaran terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium.
http://labkd.blog.ugm.ac.id/2008/10/08/hello-world/comment-page-1/
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat
berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi
Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur
penggunaan alat yang akan digunakan .
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap keselamatan dan bahaya
kerja dilaboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik yang
bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat
menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas fasilitas dan
peralatan penunjang Praktikum yang sangat mahal harganya. Semua kejadian ataupun
kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan diantisipasi jika para
Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Keamanan laboratorium merupakan hal yang penting, sebagai upaya keselamatan dalam
melaksanakan pemeriksaan/praktikum di laboratorium, dengan tujuan melindungi
pekerja/praktikan dan orang disekitarnya dari resiko terkena gangguan kesehatan yang
ditimbulkan laboratorium.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian dan tujuan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) dalam lab bakteriologi
2. Cara mencuci tangan yang baik dan benar
3. Penanganan limbah bakteriologis
4. Prosedur bekerja yang aman di laboratorium
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
laboratorium bakteriologi
2. Untuk mengetahui bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar
3. Untuk mengetahui penanganan limbah bakteriologis
4. Untuk mengetahui bagaimana prosedur bekerja yang aman di laboratorium
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan perlindungan tenaga kerja dari segala
aspek yang berpotensi membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit
akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja,
dan karakteristik pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya. Tujuannya agar tenaga
kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi sehingga
menciptakan kesenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk
menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku
mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.
Penanganan limbah bakteriologis/infeksius, dengan cara:
a. Metode Desinfeksi
b. Metode Pengenceran (Dilution)
c. Metode Ditanam (Landfill)
d. Metode Insinerasi (Pembakaran)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan praktikum di
laboratorium bakteriologi, yaitu:
a. Melindungi petugas/ Praktikan
b. Melakukan sterilisasi yang cukup sebelum mencuci alat/membuang sisa specimen.
c. Menyediakan tempat tersendiri untuk peralatan yang digunakan dan telah terkontaminasi
dengan bakteri.
d. Menyediakan tempat untuk sampah terkontaminasi dan tidak terkontaminasi.
e. Gunakan sarung tangan dengan tepat
http://coklatline.blogspot.co.id/2015/06/makalah-kesehatan-dan-
keselamatan-kerja.html
Ada beberapa hal tertentu yang mesti kita perhatikan (dalam bekerja di sebuah
laboratorium) yang dapat menyebabkan resiko bahaya, bahaya pada lab kimia
akan berbeda dengan lab mikrobiologi bahkan boleh jadi resiko bahaya di lab
mikrobiologi lebih besar dari resiko bahaya di lab kimia. analis yang bekerja
didalam labmikrobiologi mungkin bisa terinfeksi atau terkontaminasi oleh kultur
bakteri saat isolasi, selain itu ada juga bahaya tambahan dari reagen kimia yang
digunakan. ada beberapa kasus yang telah terdokumentasikan(tercatat) bahwa
ada tenaga laboratorium yang tertular penyakit (terkontaminasi) akibat
pekerjaan mereka. Sekitar 20% dari kasus tersebut telah dikaitkan dengan
insiden lain, tapi selebihnya dikaitkan dengan kesalahan keamanan saat bekerja
praktek di laboratorium mikrobiologi. Ada kemungkinan bahwa kita (analis) bisa
terkontaminasi mikroba yang berpotensi membahayakan ketika kita (analis)
mengisolasi bakteri dari sampel lingkungan. jadi kita harus berasumsi
(beranggapan) bahwa sample yang diambil dari lingkungan berpotensi
berbahaya karena mengandung bakteri pathogen.
1. Gunakan jas lab, sarung tangan dan masker sekali pakai, dan juga alat
pelindung diri yang sesuai.
2. Rendam handuk kertas atau tisu dengan cairan desinfektan yang sesuai
seperti etanol 70% atau chlorine 10%, setelah itu letakan atau taruh disekitar
tumpahan kemudaian biarkan/diamkan selama 10 menit (waktu kontak
desinfektan).
3.Bersihkan tumpahan dengancara mengelap dari bagian/sisi luar ke bagian/sisi
dalam. Pastikan untuk mendesinfeksi daerah dekat tumpahan.
4. Masukan semua handuk kertas atau tisu (yang tadi telah digunakan) dan juga
sarung tangan beserta masker kedalam kantung Biohazard dan autoklaf bahan-
bahan tersebut untuk disterilkan.
5. Lepas (ganti) jas Lab untuk didesinfeksi.
http://sulaiman-analis.blogspot.com/2013/09/bekerja-aman-di-
laboratorium.html