4. Analyzed Grade (Tingkat Pereaksi/ Pro Analysi, p.a; Analaar Reagent, AR; Guaranteed
Reagent, GR)
Bahan kimia pada tingkat ini memenuhi aturan standar yang ditetapkan oleh The American
Chemical Society Committee on Analytical Reagents dan pabrik pembuatnya mencantumkan
pernyataan “Conforms to ACS Specifications” pada label pereaksi yang juga memuat daftar
impuritis (pengotor) dan persen kemurniannya. Untuk keperluan baku primer, kemurnian
99,5-100% cukup memenuhi persyaratan analisis
Pengenalan Bahan Kimia
Bahan Kimia
1.Padatan
a. Padatan biasa tidak higroskopis dan tidak
menyublim, Contoh : amilum, natrium karbonat
b. Padatan higroskopis, Contoh: NaOH
c. Padatan mudah menyublim,
Contoh: Yodium, Amonium karbonat,
Kamper (naftalen)
d. Padatan peka cahaya, contoh : Perak nitrat
e. Padatan peka air, contoh: logam Na, K.
f. Padatan peka oksigen/udara, contoh: Fosfor
2.CAIRAN
a. Cairan/ biasa, contoh: akuades
b. Cairan mudah menguap, contoh: amonia, eter, HCl, aseton,
kloroform
c. Cairan mudah mengikat uap air, Contoh:
asam sulfat pekat
d. Cairan mudah terbakar, contoh: eter, metanol, aseton, bensin,
minyak tanah
3. GAS
e. Gas Beracun, contoh : Sulfur dioksida, gas metana, HCN, CO,
NO, toluena
f. Gas Tidak beracun, contoh : Oksigen, nitrogen
Cara Penyimpanan Bahan Kimia
a. Padatan
Padatan higroskopis ditempatkan dalam botol tertutup dengan
sumbat diselimuti lagi dengan plastik
Padatan mudah menguap/menyublim tempatkan dalam botol kaca
atau plastik, sisakan ruang ¼ nya .
c. Gas
Simpan dalam tabung gas yang aman
gunakan kran yang terawat
Simpan ditempat yang sejuk
Jauhkan dari api atau panas
Jaga agar tabung stabil (tidak mudah jatuh)
Contoh cara penanganan bahan kimia
yang benar
Bahan-bahan kimia yang
mengeluarkan uap beracun
harus disimpan dalam ruang
asam
1. Beracun (toxic)
2. Korosif (corrosive)
3. Mudah terbakar (flammable)
4. Mudah meledak (explosive)
5. Penyebab oksidasi (oxidation agent)
6. Gas bertekanan (compressed gases)
7. Bahan Kimia berbahaya (harmfull)
Beracun
Simbol: T / T+ (very)
Contoh:
CO, CO2, krom, methanol, arsen triklorida, merkuri klorida,
kalium sianida, hidrogen sulfide.
Beracun
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari kontak langsung (saat bekerja maupun setelah)
3.Buang sisa bahan/alat sekali pakai pada tempatnya
4.Hindari kontak hirup
5.Rapi, hidari ceceran, dan bercanda
Penyimpanan:
6.Rak khusus bahan beracun
7.Wadah tidak mudah rusak/pecah/tumpah
Beracun
Lethal Dose 50% (LD50)
dosis suatu zat yang memberikan respons kematian sebanyak
50% dari total orang yang mengonsumsinya
Kelas Zat Beracun LD50(mg/kg) Contoh
Racun super <5 Nikotin
Amat sangat beracun 5 – 50 Timbal arsenat
Amat beracun 50 – 500 Hidroquinon
Beracun sedang 500 – 5000 Isopropanol
Sedikit beracun 5000 – 15000 Asam sorbat
Tidak beracun > 15000 Propilen glikol
Korosif
Simbol: C
Contoh:
amoniak, folmaldehid, NaOH dengan kadar >2%, H2SO4,
asam klorida, belerang dioksida
Korosif
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari kontak langsung (saat bekerja / setelah)
3.Buang sisa bahan/alat sekali pakai pd tempatnya
4.Hindari kontak hirup
5.Rapi, hidari ceceran, bercanda
6.Bersihkan ceceran (jika ada) sesegera mungkin
Korosif
Penyimpanan:
1.Hindari penyimpanan dg logam aktif (Na, K, Ca, Mg), zat toksik
(jika bereaksi menghasilkan gas beracun)
2.Wadah kaca gelap, tutup rapat
3.Sediakan wadah sekunder (kecil) untuk dibawa-bawa
4.Simpan di rak/lemari tahan zat korosif
5.Beri alas sekunder pada botol non reaktif (stainless)
Mudah Terbakar
Simbol: F / F+ (highly)
Contoh:
hidrogen, belerang, kalsium karbida, alkohol, alkil fosfor,
asetilen, eter, benzena, logam natrium.
Mudah Terbakar
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari benturan, gesekan, sumber panas, sinar matahari, ba-
han oksidator, pencampuran bahan tiba-tiba
Penyimpanan:
3.Padatan flammable (Li, K, Na) umumnya disimpan pada tempat
sejuk berventilasi, jauh dari sumber api atau panas, terutama
loncatan api listrik dan bara rokok, dekat dengan pemadam
kebakaran
4.Cair: hindari wadah kaca, lebih baik gunakan wadah besi
Mudah Meledak
Simbol: E
Contoh:
dinamit, 2,4,6-trinitrotoluen (TNT), 2,4dinitrotoluena, diben-
zoilperoksida
Mudah Meledak
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari benturan, gesekan, sumber panas, sinar matahari, ba-
han oksidator, pencampuran bahan tiba-tiba
3.Segera buang bahan yg kada luarsa (tidak stabil)
Penyimpanan:
4.Hindari penimpanan, jauhkan dari sumber api
5.Sediakan pemadam api didekat lokasi penyimpanan
Oksidator
Simbol: O
Contoh:
Hidrogen peroksida, kalium klorat, kalium permanganat, asam
nitrat, ammonium nitrat
Oksidator
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata, mask
er, jas lab)
2.Hindari pencampuran dengan bahan-bahan flammable
dan reaktif (Li, Na, K), asam formitat (HCOOH) menghasilkan gas b
eracun (CO
2)
Penyimpanan:
3.Hindari penimpanan dengan bahan flammable dan reaktif
4.Simpan di tempat yg tidak mudah terbakar (kaca, rak besi)
5.Simpan di tempat sejuk dan kering
Gas Bertekanan
Merah: flammable; Hijau: non F;
Kuning: oksidator; Putih: beracun
Gas dalam tabung dikompresi dalam tekanan tinggi, dapat
meledak jika di panaskan atau pecah dan dapat menyebabkan
kebakaran/kerusakan/racun
Kategori bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Contoh:
Piridyn, etilen glikol, diklorometan
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari kontak langsung dengan mata, kulit dan kese-
hatan (saat bekerja / setelah)
3.Buang sisa bahan/alat sekali pakai pd tempatnya
4.Hindari kontak hirup
5.Rapi, hidari ceceran, bercanda
Penyimpanan:
6.Rak khusus bahan kimia berbahaya
7.Simpan pada suhu ruang dan terbuka
8.Wadah tidak mudah rusak/pecah/tumpah
RANKING DAN SIMBOL BAHAYA
BAHAN KIMIA
MENURUT NEPA-USA Simbol
bahaya
Natrium
BAHAYA KESEHATAN BAHAYA KE- BAHAYA REAK-
NO (HEALTH) BAKARAN (FIRE) TIVITAS (REACTIV-
ITY) Jangan
disiram
4 Penyebab kematian, cedera fa- Segera menguap dalam Mudah meledak atau 3 dengan air
tal, meskipun ada pertolongan keadaan normal dan dapat diledakkan, sensitif ter- 2
terbakar secara cepat hadap panas dan mekanik
W
3 Berakibat serius pada keter- Cair atau padat, dapat Mudah meledak tetapi
paan singkat, meskipun ada dinyalakan pada suhu biasa memerlukan penyebab
pertolongan panas dan tumbukan kuat
2 Keterpaan intensif dan terus Perlu sedikit pemanasan se- Tidak stabil, bereaksi hebat,
menerus berakibat serius, ke- belum bahan dapat terbakar tapi tidak meledak
cuali ada pertolongan
1 Penyebab iritasi atau cedera Dapat dibakar, tetapi memer- Stabil pada suhu normal.
ringan lukan pemanasan lebih dulu Tetapi tidak stabil pada suhu
tinggi
0 Tidak berbahaya terhadap ke- Bahan tidak dapat dibakar Stabil, tidak reaktif
sehatan meskipun kena panas sama sekali meskipun kena panas atau
(api) suhu tinggi
10 “golden rules” Penanganan ba-
han kimia berbahaya
1. Mengenali bahan
Pelajari informasi sifat bahan, bahaya dan cara penanganan-
nya (buku indeks atau MSDS. Jangan mencicipi atau mencium
uapnya untuk mengenali bahan
2. Substitusi
Bila mungkin jangan menggunakan bahan kimia berbahaya.
Usahakan mencari gantinya (substitusi) yang lebih aman
3. Menggunakan sesedikit mungkin bahan
Bila harus menggunakan bahan berbahaya, gunakan sesedikit
mungkin,
termasuk pemesanannya.
4. Mencegah emisi
usahakan mencegah emisi atau kebocoran bahan beracun dan
korosif. Bila emisi tak dapat dihindari, isolasi daerah emisi,
dan hisap dengan local exhauster atau lakukan pekerjaan
dalam lemari asam.
5. Mengurangi keterpaan
Bila emisi tak terhindarkan, buka jendela dan pasang venti-
6. Menggunakan APD
Gunakan APD (Gloves, kacamata, masker, respirator)
untuk melindungi diri dari keterpaan.