Anda di halaman 1dari 28

Teknik Laboratorium:

Pengenalan Bahan Kimia

Trias Ayu Laksanawati, S.T., M.T.

Prodi Teknologi Pengolahan Hasil Ternak


Politeknik Negeri Banyuwangi
2022
Pengenalan Bahan Kimia
 Aplikasi: penanganan, pemakaian, dan trans-
portasi bahan kimia
Tingkat Spesifikasi Bahan Kimia
1. Technical Grade (Tingkat Teknis/Bahan Kimia Teknis/ Grade Komersial)
Zat-zat / bahan kimia ini umumnya digunakan untuk kebutuhan industri, dan jarang digunakan
untuk tujuan analisis kimia. Kecuali digunakan untuk keperluan sebagai larutan pencuci/
pembersih.

2. Pharmaceutical Grade (Tingkat Farmasi)


Bahan kimia pada tingkat ini kemurniannya memenuhi standar USP (United States Pharma-
copeia) dan biasanya digunakan untuk kebutuhan bidang farmasi dan kedokteran.

3. Chemically Pure, CP (Tingkat Murni/ General Purpose Reagents )


Bahan kimia pada tingkat ini pada umumnya jauh lebih murni dari Pharmaceutical grade.
Umumnya bahan kimia pada tingkat ini dapat digunakan sebagai pereaksi analisis.

4. Analyzed Grade (Tingkat Pereaksi/ Pro Analysi, p.a; Analaar Reagent, AR; Guaranteed
Reagent, GR)
Bahan kimia pada tingkat ini memenuhi aturan standar yang ditetapkan oleh The American
Chemical Society Committee on Analytical Reagents dan pabrik pembuatnya mencantumkan
pernyataan “Conforms to ACS Specifications” pada label pereaksi yang juga memuat daftar
impuritis (pengotor) dan persen kemurniannya. Untuk keperluan baku primer, kemurnian
99,5-100% cukup memenuhi persyaratan analisis
Pengenalan Bahan Kimia

Bahan Kimia

Padatan Cairan Gas

1.Padatan
a. Padatan biasa tidak higroskopis dan tidak
menyublim, Contoh : amilum, natrium karbonat
b. Padatan higroskopis, Contoh: NaOH
c. Padatan mudah menyublim,
Contoh: Yodium, Amonium karbonat,
Kamper (naftalen)
d. Padatan peka cahaya, contoh : Perak nitrat
e. Padatan peka air, contoh: logam Na, K.
f. Padatan peka oksigen/udara, contoh: Fosfor

2.CAIRAN
a. Cairan/ biasa, contoh: akuades
b. Cairan mudah menguap, contoh: amonia, eter, HCl, aseton,
kloroform
c. Cairan mudah mengikat uap air, Contoh:
asam sulfat pekat
d. Cairan mudah terbakar, contoh: eter, metanol, aseton, bensin,
minyak tanah
3. GAS
e. Gas Beracun, contoh : Sulfur dioksida, gas metana, HCN, CO,
NO, toluena
f. Gas Tidak beracun, contoh : Oksigen, nitrogen
Cara Penyimpanan Bahan Kimia

a. Padatan
Padatan higroskopis ditempatkan dalam botol tertutup dengan
sumbat diselimuti lagi dengan plastik
Padatan mudah menguap/menyublim tempatkan dalam botol kaca
atau plastik, sisakan ruang ¼ nya .

 Padatan peka cahaya ditempatkan dalam botol gelap atau tak


tembus cahaya, tutup rapat-rapat
 jangan menyimpan campuran padatan seperti oksidator, katal-
isatordan bahan mudah terbakar Contoh: KClO3, MnO2
b. Cairan
 Simpan dalam botol tertutup rapat
 Untuk cairan yang mudah menguap sisakan ruang ¼ nya
 Untuk cairan yang mudah terbakar, jauhkan dari api
 Untuk cairan oksidator, simpan dalam ruang asam
 Cairan yang berbahaya jangan disimpan diatas

c. Gas
 Simpan dalam tabung gas yang aman
 gunakan kran yang terawat
 Simpan ditempat yang sejuk
Jauhkan dari api atau panas
Jaga agar tabung stabil (tidak mudah jatuh)
Contoh cara penanganan bahan kimia
yang benar
Bahan-bahan kimia yang
mengeluarkan uap beracun
harus disimpan dalam ruang
asam

Bekerja di ruang asam bila


menggunakan bahan kimia
berbahaya
Klasifikasi Bahan Kimia

1. Beracun (toxic)
2. Korosif (corrosive)
3. Mudah terbakar (flammable)
4. Mudah meledak (explosive)
5. Penyebab oksidasi (oxidation agent)
6. Gas bertekanan (compressed gases)
7. Bahan Kimia berbahaya (harmfull)
Beracun
Simbol: T / T+ (very)

 Bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan


kematian/efek berbahaya bagi metabolisme jika tertelan, ter-
hirup, atau kontak langsung dengan permukaan tubuh
Kategori bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Contoh:
CO, CO2, krom, methanol, arsen triklorida, merkuri klorida,
kalium sianida, hidrogen sulfide.
Beracun
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari kontak langsung (saat bekerja maupun setelah)
3.Buang sisa bahan/alat sekali pakai pada tempatnya
4.Hindari kontak hirup
5.Rapi, hidari ceceran, dan bercanda

Penyimpanan:
6.Rak khusus bahan beracun
7.Wadah tidak mudah rusak/pecah/tumpah
Beracun
Lethal Dose 50% (LD50)
dosis suatu zat yang memberikan respons kematian sebanyak
50% dari total orang yang mengonsumsinya
Kelas Zat Beracun LD50(mg/kg) Contoh
Racun super <5 Nikotin
Amat sangat beracun 5 – 50 Timbal arsenat
Amat beracun 50 – 500 Hidroquinon
Beracun sedang 500 – 5000 Isopropanol
Sedikit beracun 5000 – 15000 Asam sorbat
Tidak beracun > 15000 Propilen glikol
Korosif
Simbol: C

 Dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak den-


gan jaringan tubuh atau bahan lain. Efek seperti ter-
bakar
Kategori bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun);
Bisa Asam Kuat atau Basa Kuat

Contoh:
amoniak, folmaldehid, NaOH dengan kadar >2%, H2SO4,
asam klorida, belerang dioksida
Korosif
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari kontak langsung (saat bekerja / setelah)
3.Buang sisa bahan/alat sekali pakai pd tempatnya
4.Hindari kontak hirup
5.Rapi, hidari ceceran, bercanda
6.Bersihkan ceceran (jika ada) sesegera mungkin
Korosif
Penyimpanan:
1.Hindari penyimpanan dg logam aktif (Na, K, Ca, Mg), zat toksik
(jika bereaksi menghasilkan gas beracun)
2.Wadah kaca gelap, tutup rapat
3.Sediakan wadah sekunder (kecil) untuk dibawa-bawa
4.Simpan di rak/lemari tahan zat korosif
5.Beri alas sekunder pada botol non reaktif (stainless)
Mudah Terbakar
Simbol: F / F+ (highly)

 Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen


dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang
sangat cepat dan dapat menimbulkan ledakan.
Kategori bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Contoh:
hidrogen, belerang, kalsium karbida, alkohol, alkil fosfor,
asetilen, eter, benzena, logam natrium.
Mudah Terbakar
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari benturan, gesekan, sumber panas, sinar matahari, ba-
han oksidator, pencampuran bahan tiba-tiba

Penyimpanan:
3.Padatan flammable (Li, K, Na) umumnya disimpan pada tempat
sejuk berventilasi,  jauh dari sumber api atau panas, terutama
loncatan api listrik dan bara rokok, dekat dengan pemadam
kebakaran
4.Cair: hindari wadah kaca, lebih baik gunakan wadah besi
Mudah Meledak
Simbol: E

 Zat padat atau cair /campuran keduanya yang karena suatu


reaksi kimia dpt melepaskan energi dlm jumlah besar, waktu
singkat, berakibat suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan
kerusakan disekelilingnya.
Kategori bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Contoh:
dinamit, 2,4,6-trinitrotoluen (TNT), 2,4dinitrotoluena, diben-
zoilperoksida
Mudah Meledak
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari benturan, gesekan, sumber panas, sinar matahari, ba-
han oksidator, pencampuran bahan tiba-tiba
3.Segera buang bahan yg kada luarsa (tidak stabil)

Penyimpanan:
4.Hindari penimpanan, jauhkan dari sumber api
5.Sediakan pemadam api didekat lokasi penyimpanan
Oksidator
Simbol: O

 Bahan kimia yang menunjang proses pembakaran dengan


cara melepaskan oksigen atau bahan yang dapat mengoksi-
dasi senyawa lain 
Kategori bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Contoh:
Hidrogen peroksida, kalium klorat, kalium permanganat, asam
nitrat, ammonium nitrat
Oksidator
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata, mask
er, jas lab)
2.Hindari pencampuran dengan bahan-bahan flammable
dan reaktif (Li, Na, K), asam formitat (HCOOH) menghasilkan gas b
eracun (CO
2)

Penyimpanan:
3.Hindari penimpanan dengan bahan flammable dan reaktif
4.Simpan di tempat yg tidak mudah terbakar (kaca, rak besi)
5.Simpan di tempat sejuk dan kering
Gas Bertekanan
 Merah: flammable; Hijau: non F;
Kuning: oksidator; Putih: beracun
 Gas dalam tabung dikompresi dalam tekanan tinggi, dapat
meledak jika di panaskan atau pecah dan dapat menyebabkan
kebakaran/kerusakan/racun
Kategori bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Gas Penggunaan Bahaya


asetilen Gas bakar (las karbid) Mudah terbakar, afiksia
amoniak Bahan baku Beracun
etilen oksida Sterilisasi Beracun, mudah terbakar
hidrogen Hidrogenasi Mudah terbakar, asfiksia
Nitrogen inert Afiksia, kanker
klor Klorinasi, oksidator Beracun, korosif
vinil klorida Produksi plastik Beracun, mudah terbakar, karsinogenik
Bahan Kimia Bebahaya
Simbol: Xn

• Utk bahan (padatan, cairan, gas) yg jika kontak dengan


tubuh atau terhirup dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan
Kategori bahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Contoh:
Piridyn, etilen glikol, diklorometan
Handling:
1.Gunakan alat perlindungan diri (sarung tangan, kacamata,
masker, jas lab)
2.Hindari kontak langsung dengan mata, kulit dan kese-
hatan (saat bekerja / setelah)
3.Buang sisa bahan/alat sekali pakai pd tempatnya
4.Hindari kontak hirup
5.Rapi, hidari ceceran, bercanda

Penyimpanan:
6.Rak khusus bahan kimia berbahaya
7.Simpan pada suhu ruang dan terbuka
8.Wadah tidak mudah rusak/pecah/tumpah
RANKING DAN SIMBOL BAHAYA
BAHAN KIMIA
MENURUT NEPA-USA Simbol
bahaya
Natrium
BAHAYA KESEHATAN BAHAYA KE- BAHAYA REAK-
NO (HEALTH) BAKARAN (FIRE) TIVITAS (REACTIV-
ITY) Jangan
disiram
4 Penyebab kematian, cedera fa- Segera menguap dalam Mudah meledak atau 3 dengan air
tal, meskipun ada pertolongan keadaan normal dan dapat diledakkan, sensitif ter- 2
terbakar secara cepat hadap panas dan mekanik
W
3 Berakibat serius pada keter- Cair atau padat, dapat Mudah meledak tetapi
paan singkat, meskipun ada dinyalakan pada suhu biasa memerlukan penyebab
pertolongan panas dan tumbukan kuat

2 Keterpaan intensif dan terus Perlu sedikit pemanasan se- Tidak stabil, bereaksi hebat,
menerus berakibat serius, ke- belum bahan dapat terbakar tapi tidak meledak
cuali ada pertolongan

1 Penyebab iritasi atau cedera Dapat dibakar, tetapi memer- Stabil pada suhu normal.
ringan lukan pemanasan lebih dulu Tetapi tidak stabil pada suhu
tinggi

0 Tidak berbahaya terhadap ke- Bahan tidak dapat dibakar Stabil, tidak reaktif
sehatan meskipun kena panas sama sekali meskipun kena panas atau
(api) suhu tinggi
10 “golden rules” Penanganan ba-
han kimia berbahaya
1. Mengenali bahan
Pelajari informasi sifat bahan, bahaya dan cara penanganan-
nya (buku indeks atau MSDS. Jangan mencicipi atau mencium
uapnya untuk mengenali bahan
2. Substitusi
Bila mungkin jangan menggunakan bahan kimia berbahaya.
Usahakan mencari gantinya (substitusi) yang lebih aman
3. Menggunakan sesedikit mungkin bahan
Bila harus menggunakan bahan berbahaya, gunakan sesedikit
mungkin,
termasuk pemesanannya.
4. Mencegah emisi
usahakan mencegah emisi atau kebocoran bahan beracun dan
korosif. Bila emisi tak dapat dihindari, isolasi daerah emisi,
dan hisap dengan local exhauster atau lakukan pekerjaan
dalam lemari asam.
5. Mengurangi keterpaan
Bila emisi tak terhindarkan, buka jendela dan pasang venti-
6. Menggunakan APD
Gunakan APD (Gloves, kacamata, masker, respirator)
untuk melindungi diri dari keterpaan.

7. Hati-hati dengan bahaya kebakaran


Hindari bahan mudah terbakar dari nyala api.

8.Waspadai bahan atau campuran eksplosif


Jauhkan bahan eksplosif dari panas, gesekan mekanik,
goncangan, dan udara panas sinar matahari.

9.Bahaya tersembunyi dari gudang


Jaga gudang agar tetap dingin, berventilasi, kering, jauh dari
api, bersih, rapi dan periksa setiap saat akan adanya kebocoran
atau tumpahan.
10.Mengendalikan limbahan bahan kimia
Usahakan setiap proses dengan limbah seminimal mungkin.
Daur ulang disarankan. Ikuti aturan pemusnahan atau pembuan-
gan bahan dengan benar.
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai