cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya reagen kimia yang dapat dipakai,
Suatu bahan kimia dapat dikatakan berbahaya jika beracun, korosif, karsinogen, mudah
terbakar, mudah meledak atau bersifat radioaktif.Untuk itu perlu pengetahuan berbagai
hal tentang zat kimia diantaranya tipe bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia, rambu-
rambu bahan kimia, penangan bahan kimia serta pemusnahan bahan sisa-sisa. Diperlukan
laboratorium yang ada secara rinci, darimana sumber alat, lokasi penyimpanan yakni
spesifikasi alat mencakup pengamanan peralatan agar aman dan mudah diakses
Mencegah kehilangan
Pengamanan laboratorium
Penanganan alat-alat gelas harus hati-hati dan memperhatikan keadaan alat sebelum
dipergunakan, misalnya
Pipa gelas
1. Ledakan
Ledakan dapat terjadi oleh adanya gesekan, loncatan api, pemanasan atau
2. Kebakaran
Bahan kimia tertentu dapat menyebabkan kebakaran oleh adanya bunga api,
panas, atau loncatan listrik. Contoh enter akan terbakar oleh adanya nyala api.
Adapula bahan kimia tertentu yang bila berkontak dengan bahan kimia lainnya
akan menimbulkan api. Contoh n-Butil litium dengan adanya air yang terdapat di
3. Keracunan
Keracunan dapat terjadi melalui mulut (tertelan), lewat kulit dan pernafasan.
Keracunan dapat terjadi secara akut dan kronis. Akut adalah keracunan yang
terjadi oleh pengaru dosis tertentu dalam waktu relative pendek, sedangkan
kronis akibatnya baru dirasakan pada waktu yang relative lama. Untuk keracunan
Bersifat akut
e Dosage) 50 : Dosis yang memberikan respon terhadap 50% hewan percobaan
Concentration) : Konsentrasi gas yang dapat memberikan kematian 50% terhadap binatang
percobaan.
Bersifat kronis
TLV (Threshold Limite Value) atau NAB (Nilai Ambang Batas) adalah adalah
konsentrasi zat di udara yang dapat dihirup 8 jam/ hari selama 5 minggu tanpa
gangguan berarti.
Tingkat keracunan dapat dilihat pada tabel nilai ambang batas di bawah ini.
Bila bahan ini masuk ke dalam tubuh, akan menyebabkan gangguan kesehatan.
5. Korosif
Bahan kimia tertentu bila berkontak dengan organ tubuh maka akan merusak
jaringan.
Contoh : Brom
6. Iritasi
Bila terjadi kontak antara bahan kimia dengan organ tubuh, maka tubuh akan
7. Radiasi
Bahan kimia dikemas dalam bebrbagai wadah : berupa botol kaca, polimer, dan
kemasan logam atau kaleng.Bahan berupa cairan biasanya dikemas dalam botol
kaca (gelap dan transparan), Kristal pada umumnya dalam botol polimer, dan
powder biasanya dalam kemasan polimer atau kemasan kalne yang di dalamnya
etiket (label) serta rambu-rambu tentang bahaya yang dapat terjadi yaitu salah
Selain rambu-rambu di atas adalagi keterangan yang lebih rinci dengan kode R
dan S
terbakar
R15/29 = bila kontak dengan air menbentuk racun dan gas mudah
terbakar
S28.1 = jika kontak dengan kulit cuci dengan sabun dan air
400
Bahan kimia yang reaktif atau tidak stabil dapat bersifat mudah meledak.
Peledakan terjadi karena reaksi amat cepat serta menghasilkan panas dan gas
dalam jumlah yang besar. Ledakan adalah kecelakaan yang sering terjadi di
Simpanlah bahan yang mudah meledak di tempat yang segar. Jangan biarkan
penyimpanan lembab atau kotor waktu hujan.Hindari pula sesuatu yang dapat
menyebabkan pemanasan dan loncatan api dan jangan simpan berdekatan dengan
zat yang dapat bereaksi, karena peristiwa peledakan selalu disertai kebakaran.
Jika melakukan percobaan dengan senyawa yang dapat meledak maka lakukan
dalam lemari asam, pakai alat pelindung dan siapkan alat pemadam kebakaran.
Pada dasarnya semua bahan kimia berbahaya namun ada aksinya lambat dan ada
yang cepat. Bahan kimia di laboratorium pada umumnya aksinya lebih cepat
disbanding dengan yang digunakan dalam industry. Bila memungkinkan penggunaan
bahan kimia beracun diusahakan diganti dengan zat lain yang setara dan tidak
Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka pengamannya di lemari asam
dapat dilihat dari pita yang melekat pada filternya seperti tabel di bawah ini
Hijau Amoniak
Biru CO
amoniak
Untuk pelindung tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet, penahan panas
digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes tergantung tingkat kepanasannya.
3. Bahan korosif
Bahan kimia seperti asam klorida, asam nitrat, dan asam sulfat, belerang
dioksida, asam-asam, asam anhidrida dan alkali dapat merusak logam (mineral)
yang ada dalam tubuh kita, missal aasam sulfat dapat menyebabkan luka
cairan dan cairan lebih berbahaya dari yang berbentuk padatan. Bahaya dapat
diproteksi dengan masker, sarung tangan, kacamata dan lemari asam. Bahan
korosif disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi, wadah tertutup rapat,
organic makin rentan terhadap bahaya kebakaran. Sumber-sumber api dapat dari
Contoh eter dapat terbakar dengan jarak 4 meter dari sumber api. Logam
Natrium, Butil-Litium bila kontak dengan air akan menimbulkan api (kebakaran).
oksigen
Kebakaran akan terjadi bila tiga unsure di atas terpenuhi sehingga untuk
atas.Bila kebakaran terjadi maka perlu diketahui jenis kebakarannya agar dapat
diambil langkah yang tepat, karena tidak semua kebakaran dapat dipadamkan
dengan air. Secara umum klasifikasi kebakaran didasarkan pada jenis bahan
(Fire Class)
listrik
sebagai berikut :
Pasir - A dan B
5. Gas bertekanan
Disimpan di ruangan dingin dan tidak terkena langsung dengan sinar matahari.
Hindari panas, api, bahan korosif yang dapat merusak keran dan katub. Bila tidak
digunakan disimpan dalam keadaan tidur, bila digunakan disimpan dalam keadaan
6. Bahan radioaktif
Contoh : Uranium, Radium dan Torium. Ruangan penyimpan perlu didesain khusus.
Bahan beracun dan berbahaya (B3) adalah setiap sisa bahan suatu kegiatan
ditinggalkan sisa berupa residu (sisa), slurries (campuran encer dari bahan-bahan
tidak terlarut, endapan-endapan, zat warna dan lain-lain) dan larutan sisa yang
(Material Safety Data Sheet) dan bila ragu-ragu harus berkonsultasi dengan
Bahan kimia netral tidak beracun dan larut dalam air dapat dibuang langsung
melalui saluran air (sink), tetapi jika asam harus dinetralkan lebih dulu.
a. Jangan membuang sampah asam dan basa pekat atau slurries ke sink. Membuang
yang larut dalam air seperti asam basa yang diijinkan dibuang melalui sink itupun
b. Ketika membuang sampah asam, basa, slurries ke sink maka air harus dialirkan
reaktif serta tidak mengandung benda padat biasanya dikumpulkan dalam wadah
d. Sampah kimia berbahaya harus ditempatkan dalam wadah yang diberi label.
e. Penanganan sampah organic dan residu yang tidak larut dalam air
g. Tempatkan semua pelarut yang mudah menguap dalam satu wadah penampung
pelarut yang berisi/ menghasilkan uap air dan tidak terdapat bahaya api. Pelarut-
pelarut yang mudah menguap adalah yang menguap pada suhu relative rendah.
Uap yang dihasilkan dapat berupa racun, menimbulkan rasa mual, menyebabkan
menyenangkan.
perlahan pada etanol absolute yang akan membentuk alkoksida yang larut dalam
air.
2. Pembakaran terbuka
Pelarut sisa yang mudah terbakar haruslah dikumpulkan dalam sebuah jerigen
besar yang tertutup rapat dan dikumpulkan adalah yang tidak beracun dan tidak
bisa didaur ulang. Hasil ini dibawa ke suatu tempat pembakaran khusus yang
Jika zat beracun atau berbahaya maka pembakaran dilakukan dalam tanur yang
Jika cara yang dikemukan di atas tidak dapat dilakukan maka cara lainnya adalah
perembesan ke sumur dan tidak berbahaya pada penggalian di waktu yang akan
datang.
Untuk menetralisir residu dapat digunakan abu soda atau natrium bikarbonat
padatan yang diikuti penyiraman dengan air ke drainase. Tumpahan asam sulfat
pekat untuk menghindari percikan dan panas disiram dengan air yang banyak atau
Dapat juga digunakan alat pengepel dan ember (untuk tempat perasan pel/tidak
Hindari percikan dan tukar air pencuci pel beberapa kali. Larutan alkali
atasnya kemudian disapu dan dikumpulkan pada wadah pembuangan yang sesuai.
Tumpahan alkali kuat harus diencerkan dengan air atau dinetralkan dengan asam
sebelum membuangnya.
langsung. Kain pel dicuci dengan pelarutnya dan dilap lagi dengan cara yang sama.
Cairan pencuci kain lap juga ditukar beberapa kali. Selanjutnya dibersihkan
Cara lain adalah dengan menaburi bahan berminyak dengan serbuk gergajian /
Hindarkan kertas, kain lap dan bahan lain yang terkontaminasi dari sumber api
tumpahannya tinggal sedikit dapat dilap dengan kain dan kain lap ditempatkan di
wadah pembuangan yang sesuai. Bila tumpahannya banyak maka dapat dibersihkan
f. Tumpahan Merkuri
Sifat bahaya dari tumpahan merkuri adalah uap merkuri yang sangat berbahaya
a. Ditarik dengan lempengan tembaga bentuk lingkaran yang diberi tangkai (gagang)
b. Bila tumpahan masuk celah lantai retak sehingga tidak mungkin disedot maka
lantai ditutup dengan lilin lantai (floor wax) untuk mencegah atau mengurangi
penguapan merkuri.
lebih mudah. Alat pembersih merkuri tersedia secara komersial di pasar yang
Membakar sampah biologi (botani dan zoology) adalah jalan terbaik untuk
agar tidak menimbulkan masalah pada lingkungan dan masyarakat. Sampah berupa
preparat biologi seperti staina, fixative dan clering agent yang kemungkinan
Secara prinsip penanganan sampah ini relative lebih mudah karena secara
Sampah plastic diusahakan jangan dibakar kecuali alat pembakar yang dirancang
khusus da juga tidak boleh dikubur karena tidak ada bakteri pembusuk untuk
plastic. Sampah ini dapat dikumpulkan pada wadah khusus dan dapat dijual ke
Sampah kertas dapat dibakar pada tempat pembakaran khusus dan dapat juga
didaur ulang.
Sampah-sampah tajam seperti mata pisau, jarum suntik dan lain-lain harus
Sarana dan Prasarana harus ditangani dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang
yakni dengan :
1. Listrik
voltase di laboratorium
Untuk memudahkan memutus arus kea lat sebaiknya menggunakan stop kontak
menggunakan arde.
2. Air
Air juga tidak dapat dilepaskan dari aktivitas di laboratorium termasuk untuk
mencuci peralatan sebelum digunakan. Air perlu penangan yang baik agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki. Kontak air dengan alat elektronik dapat
merusak alat.
3. Gas
Suplai gas biasanya hanya dibutuhkan oleh sebagian laboratorium untuk sumber
yang memiliki penyaluran pipa gas alam dari Perum Gas Negara, semua Bunsen
pada suatu ruang khusus dengan kelengkapan selang anti bocor dan alat pengaman
lainnya.
4. Alat Penangas
sebagai berikut :
5. Pendingin
diperlukan
(oC)
0 Es
etanol
6. Ventilasi
bertingkat maka semua sistim pembuangan gas dari lemari asam semuanya harus
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Sanusi dan Sitorus Marham; 2013; Teknik Laboratorium Kimia Organik;
Graha Ilmu; Yogyakarta
Sitorus Marham dan Sutiani Ani; 2013; Laboratorium Kimia Pengelolaan dan
Manajemen; Graha Ilmu; Yogyakarta
wikipedia