Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan, dosen,


dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium tak akan lepas dari
berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan baik yang bersifat
sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada
di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko
tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara
dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan . Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman dan kesadaran terhadap keselamatan dan bahaya kerja di
laboratorium.telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik yang
bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat
menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas -
fasilitas dan peralatan penunjang praktikum yang sangat mahal harganya. Semua
kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan
diantisipasi jika para praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang
aman di laboratorium.

Suatu percobaan yang dilakukan sering kali menggunakan berbagai bahan


kimia dan reagen baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya, peralatan
gelas yang mudah pecah, dan instrumen khusus yang kesemuanya itu dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja bila dilakukan dengan cara yang tidak
tepat ataupun terjadi kesalahan pada saat peracikan bahan yang akan digunakan.
Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan praktikan, tentu
saja hal ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan dapat mencelakai
orang yang berada disekitarnya. Keselamatan kerja dilaboratorium merupakan
dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan
dan kenyamanan dalam bekerja, dan ini berlaku dalam semua aspek pekerjaan.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan kerja yang

1
sangat ingin kita hindari dalam melakukkan praktik di laboratorium, berikut beberapa
jenis kecelakaan kerja di laboratorium dan beberapa cara mengantisipasi kecelakaan
kerja tersebut

. 2. Rumusan Masalah

1. Mengidentifikasi Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja Di


Laboratorium Mikologi
2. Inventarisasi Sebab Kecelakaan Kerja
3. Cara Pencegahan Kecelakaan
4. Cara Mengatasi Kecelakaan Kerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Laboratorium mikologi merupakan tempat kuliah praktikum tentang jenis jenis
jamur, teknik aseptic, sterilisasi, dan kurikulum dasar yang menghasilkan penyakit pada
manusia akibat jamur.
Kecelakaan merujuk kepada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja.
Sebagai contoh kecelakaan lalu lintas, kecelakaan tertusuk benda tajam dan
sebagainya. Secara teknis, "kecelakaan" tidak termasuk dalam kejadian yang
disebabkan oleh kesalahan seseorang, contohnya jika dia lengah dan gagal
mengambil langkah berjaga-jaga. Jika yang akan terjadi diketahui akibat
kelengahannya, peristiwa itu bukanlah "kecelakaan" pada peringkat itu, dan orang
yang lengah tersebut harus bertanggung jawab atas kerugian dan kecelakaan
orang lain. Dalam "kecelakaan" yang sebenarnya, tak satupun pihak yang dapat
dipersalahkan, karena peristiwa tersebut tidak dapat diperkirakan atau
kemungkinan terjadinya amat rendah. Contohnya, seorang ahli farmasi salah
memberi label obat dan pasien yang memakannya keracunan.
B. Jenis Kecelakaan di Laboratorium Mikologi
1. luka yang bisa terjadi karena menggunakan pencahan kaca dari peralatan gelas
yang mudah pecah
2. Kebakaran karena ceroboh dalam menggunakan bahan atau reagen yang mudah
terbakar
3. Luka bakar karena terkena tumpahan pada saat pembuatan media atau
tersentuhnya atau benda panas lain
4. Keracunan ,keracunan ini terjadi karena bekerja menggunakan zat beracun yang
secara tidak sengaja dan/atau kecerobohan masuk ke dalam tubuh. Perlu
diketahui bahwa beberapa jenis zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh melalui
kulit
5. Terinfeksi jamur karena kulit atau bagaian tubuh yang terluka menyentuh sampel
pathogen, jamur terhirup melalui udara

3
6. Terpeleset karena keadaan lantai yang tidak rata, basah dan licin
7. Gangguan mata, karena menggunakan mikroskop terlalu lama, pencahayaan
yang tidak cukup
8. Terkena sengatanListrik, pada waktu menggunakan listrik bertegangan tinggi.
C. Penyebab kecelakaan kerja
Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi karena hal-hal berikut.
1. Faktor manusia
Kecelakaan krja yang disebabkan oleh manusia sbb
a. Ketidak Tahuan
b. Kemampuan Yang Kurang
c. Konsentrasi Yang Kurang
d. Bekerja Tanpa Peralatan Keselamatan
e. Mengambil resiko yang tidak tepat
2. Faktor lingkungan
a. Tempat Kerja Yang Tidak Layak
b. Kondisi Peralatan Yang Berbahaya
c. Bahan-bahn atau peralatan yang bergerak
D. Langkah-langkah menghindari kecelakaan
Kecelakaan di laboratorium dapat dihindari dengan bekerja secara disiplin,
memperhatikan dan mewaspadai hal hal yang dapat menimbulkan bahaya yang
dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan dan mempelajari serta mentaati
aturan yang dibuat untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kecelakaan.
Aturan yang perlu diperhatikan dan ditaati untuk meningkatkan keselamatan dan
keamanan di laboratorium perlu dibuat untuk diketahui dan dipelajari, bila perlu
dicetak dengan huruf-huruf dan ditempel ditempat yang strategis di dalam dan
diluar laboratorium.
Aturan aturan yang perlu di taati yaitu :
1. Semua Cuci tangan dengan sabun disinfektan ketika masuk ke laboratorium
dan lakukan lagi sebelum meninggalkan laboratorium.
2. Tidak diperkenankan makanan, minum, permen karet, maupun merokok di
laboratorium. Jangan menaruh apapun di mulut anda seperti pensil, pena,

4
label, atau jari. Tidak menyimpan makanan di daerah mana mikroorganisme
disimpan.
3. Menggunakan APD sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
4. Kenakan sepatu khusus (sandal jepit tidak diperbolehkan) di laboratorium,
sepatu tersebut tidak boleh digunakan untuk keluar laboratorium.
5. Jaga ruang kerja bebas dari semua bahan yang tidak perlu. Ransel, dompet,
dan mantel harus ditempatkan dalam rak-rak kecil atau loker diluar
laboratorium.
6. Mendisinfeksi area kerja sebelum dan sesudah digunakan dengan etanol 70%
atau klorin 10%. Peralatan laboratorium dan permukaan kerja harus
didekontaminasi dengan disinfektan yang tepat secara rutin, dan terutama
setelah tumpahan, cipratan, maupun kontaminasi lainnya.
7. Berilabel segalanya dengan jelas.
8. Kencangkan tutup pada reagen, botol solusi, dan kultur jamur. Jangan
membuka cawan Petri (yang berisi kultur) di dalam laboratorium kecuali benar-
benar diperlukan.
9. Inokulasi loop dan jarum (ose) harus disterilkan dalam api (pembakar) Bunsen
sebelum disimpan.
10. Matikan pembakar Bunsen bila tidak digunakan.
11. Jika menggunakan Bunsen dengan bahan bakar sepirtus atau alkohol,
pastikan tidak ada kertas dibawah atau didekatnya.
12. Perlakukan semua mikroorganisme sebagai patogen potensial. Gunakan
peralatan dan alat pelindung diri yang tepat dan tidak membawa kultur keluar
dari laboratorium.
13. Kenakan sarung tangan sekali pakai saat bekerja dengan mikroba yang
berpotensi menular atau mengkontaminasi (misalnya sampel limbah)
14. Seterilkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
15. Jangan pipet melalui mulut. Gunakan bantuan bulub atau pipettors volume
disesuaikan. [Di masa lalu, beberapa personel laboratorium diajarkan memipet
dengan mulut. Praktek ini telah menyebabkan banyak personil (analis)

5
laboratorium terinfeksi. Dengan tersedianya perangkat pipetting mekanik,
memipet dengan mulut sangat dilarang.
E. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menangani suatu kecelakaan di
laboratorium
a. Gambaran kecelakaan temasuk luka jika ada
b. Sebab-sebab kecelakaan
c. Gambaran tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
kembali kecelakaan
F. Cara menangani Kecelakaan
a. Luka
Di laboratorium, luka dapat disebabkan oleh benda tajam, luka bakar atau
luka pada mata yang disebabkan oleh percikan zat.
1) Luka karena benda tajam
Benda tajam dapat menimbulkan luka kecil dengan sedikit
pendarahan. Luka ini dapat diakibatkan oleh potongan kecil atau
keratan atau tusukan benda tajam. Tindakan yang dapat dilakukan
adalah membersihkan luka secara hati-hati, jika akibat pecahan kaca
pada kulit terdapat pecahan kaca gunakan pinset dan kapas steril
untuk mengambilnya. Kemudian tempelkan plester berobat. Jika luka
agak dalam dan dikhawatirkan terjadi tetanus, si penderita
hendaknya dibawa ke dokter.
2) Luka bakar
Luka bakar dapat disebabkan oleh benda panas atau karena zat
kimia
- Luka bakar karena benda panas
Luka bakar karena panas dapat terjadi akibat kontak dengan
gelas/logam panas. Jika kulit hanya memerah, olesi dengan
salep minyak ikan atau levertran. Jika luka bakar diakibatkan
terkena api dan si penderita merasa nyeri, tindakan yang daapat
dilakukan adal;ah mencelupkan bagian yang terbakar ke dalam

6
air es scepat mungkin atau dikompres agar rasa nyeri berkurang.
Kemudian bawa si penderita ke dokter.
Jika luka terlalu besar, hindarkan kontaminasi terhadap luka dan
jangan memberikan obat apa-apa. Tutup luka dengan kain/steril
yang bersih, kemudian bawa si penderita ke dokter.
b. Keracunan
a) Keracunan dapat terjadi di laboratoriun diantaranya disebabkan oleh
masuknya zat kimia ke dalam tubuh lewat saluran pernapasan atau kontak
dengan kulit, dan sangat jarang melalui mulut.
 Keracunan zat melalui pernapasan
Keracunan di laboratorium terutama di laboratorium kimia sangat mungkin
terjadi. Keracunan akibat zat kimia seperti menghirup gas Cl2,HCl, SO2,
formaldehid, NH3, dan gas lainnya atau debu terjadi melalui saluran
pernapasan. Tindakan pertama-tama yang sebaiknya dilakukan adalah
menghindarkan korban dari lingkungan zat tersebut kemudian pindahkan
korban ke tempat yang berudara segar. Jika korban tidak bernapas,
segera berikan pernapasan buatan berupa menekan bagian dada atau
pemberian pernapasan dari mulut penolong ke mulut korban. Tindakan
selanjutnya segera hubungi dokter. Ada dua cara pernapasan buatan,
yaitu pernafasan buatan Holger Nielson dan Silbester. Bagaimana langkah
kerja dari masing-masing cara tersebut dapat anda baca pada lembar
kerja.
 Keracunan melalui mulut (tertelan)
Jika ada zat tertelan segera panggil dokter dan informasikan zat yang
tertelan oleh penderita. Jika penderita muntah-muntah, beri minum air
hangat agar muntah terus dan mengencerkan racun dalam perut. Jika
korban tidak berhasil masukkan jari ke dalam tenggorokan korban agar
muntah. Jika korban pingsan, pemberian sesuatu lewat mulut dihindarkan.
Segera bawa korban ke dokter/rumah sakit.
Jika zat beracun masuk ke mulut dan tidak sampai tertelan,
beberapa tindakan dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama.

7
- Jika mulut terkena asam, kumur-kumur dengan air sebanyak-
banyaknya kemudian si penderita diberi minum air kapur atau susu
untuk melindungi saluran pernapasan.
- Jika mulut terkena basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyak-
banyaknya kemudian minum sebanyak-banyaknya, selanjutnya beri
minum susu atau dua sendok teh asam cuka dalam 1/2 liter air.
- Jika mulut terkena zat kimia lain yang beracun, si penderita diberi 2-4
gelas air atau susu dan diberi antidot yang umum dipakai dalam 1/2
gelas air hangat.
b) Upaya pencegahaan terhadap keracunan sebagai akibat dari kegiatan di
aboratorium mikologi
- Pipet digunakan untuk mengambil atau memindahkan bahan dengan
jumlah tepat. Bahan-bahan yang tidak boleh dipipet dengan mulut ialah
zat yang bersifat radioaktif, asam kuat dan pekat. Zat-zat tersebut
harus dipipet dengan cara khusus, yaitu dengan menggunakan karet
filler.
- Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa yang beracun dan harus
diperhatikan bahwa senyawa-senyawa beracun dapat memasuki tubuh
lewat pernapasan, mulut, kulit, dan luka.
- Jika bekerja dengan senyawa-senyawa beracun hendaknya dilakukan
di lemari uap dan jika perlu gunakanlah sarung tangan. Apabila lemari
uap tidak berfungsi atau tidak ada, bekerjalah di tempat terbuka atau di
luar.
- Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yang keluar
jangan sampai terisap karena dapat menyebabkn gangguan
pernapasan dan paru-paru
c. Percikan Zat
Percikan zat, besar maupun kecil, yang mengenai badan atau pakaian
hendaknya mendapat perhatian yang khusus karena banyak zat-zat kimia
yang dapat merusak kulit maupun pakaian. Pakailah selalu jas laboratorium
dan kancingkan semua buah kancing ketika bekerja di laboratorium untuk
mencegah percikan zat mengenai badan. Gunakanlah pelindung mata atau

8
muka, terutama dalam melakukan percobaan-percobaan yang
memungkinkan
d. Kebakaran
Di laboratorium sangat mungkin terjadi kebakaran. Kebakaran di
laboratorium dapat disebabkan oleh arus pendek, pemanasan zat yang
mudah terbakar atau kertas yang berserakan di atas meja pada saat ada
api. Untuk menghindari hal tersebut
- Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop kontak
- Gunakan penangas bila hendak memanaskan zat kimia yang mudah
terbakar
- Bila hendak bekerja dengan menggunakan pembakaran (api)
jauhkan alat/bahan yang mudah terbakar (misal kertas,alkohol) dan
bagi perempuan yang berambut panjang untuk diikat
- Gunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran
e. Sengatan listrik
Hal yang perlu dilakukan:
- Sebelum melakukan apapun, putuskan aliran listrik dan sekring
utama
- Panggil dokter
- Bila terjadi henti jantung lakukan kompresi jantung luar (kompresi
dada) bila perlu berikan nafas buatan.
f. Cara menagani tumpahan kultur
- Gunakan jas lab, sarung tangan dan masker sekali pakai, dan juga
alat pelindung diri yang sesuai.
- Rendam handuk kertas atau tisu dengan cairan desinfektan yang
sesuai seperti etanol 70% atau chlorine 10%, setelah itu letakan atau
taruh disekitar tumpahan kemudaian biarkan/diamkan selama 10
menit (waktu kontak desinfektan).
- Bersihkan tumpahan dengancara mengelap dari bagian/sisi luar ke
bagian/sisi dalam. Pastikan untuk mendesinfeksi daerah dekat
tumpahan.

9
- Masukan semua handuk kertas atau tisu (yang tadi telah digunakan)
dan juga sarung tangan beserta masker kedalam kantung Biohazard
dan autoklaf bahan-bahan tersebut untuk disterilkan.
- Lepas (ganti) jas Lab untuk didesinfeksi.

10

Anda mungkin juga menyukai