Anda di halaman 1dari 6

Keselamatan Kerja dalam Laboratorium .

• Setiap laboratorium harus memiliki buku pedoman keselamatan kerja dan pedoman itu
harus diikuti setiap saat dalam pekerjaan laboratorium.
• Laboratorium harus memiliki kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) dan
setidaknya seorang anggota staf yang terlatih dalam melakukan pertolongan pertama.
• Laboratorium seharusnya merupakan tempat bekerja; jumlah pengunjung harus dibatasi.
• Tidak boleh makan dan minum di dalam laboratorium.
• Gunakan pakaian pelindung dan tanggalkan pakaian tersebut sebelum meninggalkan
laboratorium.
• Anggaplah selalu bahwa semua spesimen laboratorium berpotensi menjadi infeksius
sehingga tanganilah dengan hatihati;gunakan sarung tangan.
• Letakkan semua spesimen dengan aman, di meja atau rak, untuk mencegah tumpahnya atau
pecahnya spesimen.

• Hati-hati ketika mengambil dan memproses sampel darah karena sampel darah tersebut
dapat mengandung agen infektif (misal virus hepatitis B, parasit, dU.).
• Jangan sampai Anda terkontaminasi dengan spesimen apa pun.
• Jangan memipet darah atau cairan tubuh lain atau reagen apa pun menggunakan mulut.
• Bungkus semua potongan spesimen/jaringan dengan pembungkus kedap air (plester).
• Buang jarum dan lanset sehabis dipakai ke dalam wadah sampah "tajam". (Wadah sampah
"tajam" ini dapat dibuat dari botol plastik dengan tutup berulir yang dilubangi). Setelah terisi
penuh, wadah sampah tersebut harus di-autoklaf atau direndam dalam disinfektan sebelum
dibakar atau dikubur di lubang yang dalam
• Tutup setiap tumpahan spesimen atau tabung kultur yangpecah dengan kainyang dibasahi
disinfektan dan biarkan selama 30 menit. Selanjutnya, gunakan sikat atau lembaran kardus
untuk membuangnya ke dalam
wadah peralatan sekali pakai.
• Setelah semua pekerjaan selesai, bersihkan meja dengan kain yang dibasahi disinfektan .
• Cuci tangan Anda dengan benar setelah menangani bahan-bahan infektif dan sebelum
meninggalkan laboratorium.
Spesimen dapat dibuang:
- dalam kardus atau pot plastik yang dapat dihancurkan (feses, sputum);
- dalam tabung dan boto1 gelas yang dapat dibersihkan, disterilkan, dan dipakai ulang
Wadah sekali pakai tidak boleh digunakan kembali.

3.8.1 Kewaspadaan untuk mencegah kecelakaan


Penanganan larutan asam dan basa
Mengencerkan larutan asam sulfat dengan air
Setiap menambahkan asam sulfat ke dalam air, masukkan setetes demi setetes, aduk
campuran setiapenambahansetetesasam sulfat. Bila memungkinkan, lakukan ha1 ini da1am
bak cud. Jangan sekali-kali menuangkan air ke dalam asam sulfat karena bahaya percikan
akibat evaporasi air yang hebat (eksplosif) sewaktu pencampuran.
Botol larutan asam dan basa
Simpan botol larutan asam dan basa di dalam rak lemari bagian bawah. Sewaktu Anda
mengambi1 boto1, pastikan tangan Anda kering dan pegang botol da1am posisi tegak secara
mantap. Jangan menyimpan larutan asam dan basa dalam botol
dengan sumbat kaca (larutan dapat melengket di sumbat tersebut).
Memipet
Gunakan gelas ukur keci1 untuk menakar larutan asam dan basa. Bila diperlukan pengukuran
yang lebih akurat, gunakan
pipet dengan karet pengisap. Lakukan pemipetan dengan perlahan-Iahan, perhatikan batas
(meniskus) cairan.
Pemanasan Peralatan Gelas dan Cairan
Tabung reaksi
Jangan sekali-kali memanaskan bagian bawah tabung reaksi; cairan di dalam tabung akan
memercik. Panaskan bagiantengah tabung, goyangkan tabung perlahan-lahan.Posisi mulut
tabung harusjauh dari Anda dan personel lain, dekatkan ke area kerja yang kosong atau bak
cuci.
Gelas tahan panas
Hanya peralatan gelas tahan panas dan wadah porselen yang dapat dipanaskan dengan
pemanas Bunsen; gelasbiasa akan pecah.
Cairan yang mudah terbakar
Hanya beberapa cairan yang mudah terbakar,seperti eter, etanol, aseton, benzen, dan toluen,
yang sebaiknya disimpan dilaboratorium;
Peringatan: eter akan terbakar dalam jarak beberapa meter dari nyala api. Jangan sekali-kali
meletakkan botol berisi eter di meja kerja bila terdapat nyala api di atasnya.
Pemanas gas propana dan butana
Sewaktu menyalakan pemanas gas, selalu nyalakan korek api terlebih dahulu dan dekatkan ke
pemanas sebelum membuka keran gas. Tutup katup utama semua botol gas butana setiap
sore. Ganti pipa-penghubung karet setahun sekali.

3.8.2 Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) laboratorium


Kecelakaan di laboratorium medis dapat bermacam-macam penyebabnya.
• Larutan asam atau basa: terpercik ke kulit atau mata, tertelan.
• Substansi toksik.
• Panas: nyala api langsung, cairan panas; cairan mudah terbakar, ledakan.
• Trauma akibat bahan/peralatan infeksius, sengatan listrik, dll.
Perlengkapan P3K
• Kotak P3K (lihat bawah)
• Larutan natrium karbonat 5% (reagen no. 52)
• Larutan natrium bikarbonat 2% (reagen no. 50) (botol tetes mata)
• Larutan asam borat jenuh (reagen no. 12) (botol tetes mata)
• Larutan asam asetat 5% (reagen no. 1)
• Kapas dan kasa
• "Obat merah" (merkurokrom) dan tingtur iodin.
Berbagai perlengkapan di atas harus selalu tersedia di laboratorium. Perlengkapan ini jangan
disimpan dalam lemari terkunci. Berbagai larutan harus disimpan dalam botol plastik.
Kotak P3K
-Kotak P3K harus berisi:
• Buku petunjuk umum
• Kasa steril (satuan) dalam berbagai ukuran
• Perban penutup-mata steril
• Perban segitiga (penyangga lengan)
• Kasa steril untuk luka besar
• Kasa steril biasa (tidak mengandung obat) untuk luka kecil
• Safety-pins
• Botol berisi tetes mata
-Buku pedoman P3K.
-Stok perlengkapan dalam kotak P3K harus segera dilengkapi kembali sehabis digimakan dan
periksa secara berkala untuk memastikan bahwa perlengkapan tersebut masih dalam kondisi
baik.
Trauma korosif akibat asam
Berbagai asam seperti asam nitrat, asam sulfat, asam kromat, asam Idorida, asam asetat, dan
asam triklorbasetat dapat menyebabkan trauma korosif. Karena itu, penanganan segera harus
dilakukan saat terjadi kecelakaan akibat asam.
Pada semua kasus: Bilas segera bagian tubuh yang terkena larutan asam dengan air
sebanyak-banyaknya.
Percikan larutan asam ke kulit
• Bilas bagian kulit yang terpercik larutan asam dengan seksama dan berulang kaii dengan air
sebanyak-banyaknya.
• Basuh daerah kulit tersebut dengan kapas yang dibasahi larutan natrium karbonat 5%.
Percikan larutan asam ke mata

• Bilas mata segera dengan air sebanyak-banyaknya yang disemprotkan dari botol polietilen
(atau karet penyemprot-air)
selama 15 menit (Gambar 3.76); semprotkan air ke sudut mata dekat hidung. Alternatifnya,
bilas mata clengan air
mengalir dari keran (Gambar 3.77). Minta pasien untuk menutup mata yang lain.
• Setelah dibilas, teteskan 4 tetes larutan natrium bikarbonat 2% ke dalam mata.
• Panggil dokter. Teruskan penetesan larutan natrium bikarbonat ke dalam mata sampai
dokter datang.
Tertelan larutan asam
Bila larutan asam tertelan:
• Panggil dokter.
• Pasien segera diberi minum susu (alternatifnya, berikan dua putih telur dieampur dengan
500 ml air). Kalau tidak adakeduanya, pasien harus diberi minum air putih.
• Minta pasien minum SU8U sambil berkumur-kumur.
• Pasien diberi minum air putih sebanyak tiga atau empat gelas.
• Bila bibir dan lidah terbakar larutan asam:
- bilas seksama dengan air, kemudian
- basuh dengan larutan natrium bikarbonat 2%.
Catatan: Gunakan selalu karet pengisap sewaktu memipet larutan asam, jangan pernah
memipet dengan mulut.
Trauma korosif akibat basa
Larutan basa seperti natrium hidroksida, kalium hidroksida, dan amonium hidroksida juga
dapat menyebabkan trauma
korosif. Trauma basa dapat lebih berat dibandingkan trauma asam.
Pada semua kasus: Bilas segera bagian tubuh yang terkena larutan basa dengan air sebanyak-
banyaknya.
Ciptratan zat alkali di kulit
• Cuci area yang terkena seluruhnya dengan air dan ulangi.
• Basuh kulit yang terkena dengan kapas yang sudah direndam dengan larutan asam asetat
5% (atau cuka yang tidak diencerkan atau air jeruk lemon).
Cipratan zat alkali di mata
• Cuci mata segera dengan sejumlah besar air yang desemprotkan dari suatu botol polientilen
(atau botol plastik); sembur air di dekat hidung. Cara lain, cuci mata dengan air yang
mengalir dari sebuah keran.
• Setelah mencuci dengan air, basuhlah dengan larutan asam borat jenuh.
• Pergi ke dokter. Teruskan pemberian larutan asam borat ke mata sampai pasien tiba di
dokter.
Menelan zat alkali
• Kirim pasien pergi ke dokter.
• Pasien segera meminum larutan asam asetat 5% (atau air jeruk atau cuka yang diencerkan-1
bagian cuka dengan 3 bagian air).
• Pasien berkumur dengan larutan asam yang sama.
• Berikan pasien tiga atau empat gelas air putih.
• Bila bibir dan lidah terbakar oleh zat alkali:
- bilas seluruhnya dengan air, lalu
- basuh dengan larutan asam asetat 5%.
Keracunan
Keracunan dapat terjadi akibat:
inhalasi uap atau gas toksik (misal kloroform)
- tertelan larutan beracun.
Pada semua kasus:
• Panggil dokter atau perawat terlatih, laporkan substansi toksik penyebabnya.
• Letakkan korban di tempat terbuka sambil menunggu dokter atau perawat.
Luka bakar akibat panas
Luka bakar ini dibagi dalam dua kategori:
• Luka bakar berat (misal luka bakar sewaktu membakar eter atau akibat tersiram air panas).
• Luka bakar ringan (misal luka bakar yang disebabkan oleh peralatan gelas panas atau
pemanas Bunsen).
Luka Bakar berat
• Bila api masih menyala di tubuh korban (misal tepercik sewaktu membakar eter atau pelarut
lain yang mudah terbakar),bungkus tubuh korban dengan selimut untuk memadamkan api.
• Beri tahu segera dokter yang sedang bertugas sa at itu di departemen medis terkait, laporkan
bahwa korban dengan lukabakar berat harus segera dipindahkan.
• Baringkankorban di tanah. Jangan melepaskan pakaian korban. Selimuti tubuh korban bila
kedinginan.
• Jangan melakukan penanganan medis apa pun terhadap luka bakar: hal ini harus dilakukan
oleh dokter.
Luka bakar ringan
• Rendam bagian tubuh yang terkena di dalam air dingin atau campuran es dan air untuk
meredakan nyeri .
. Bubuhkan merkurokrom atau tingtur iodin ke bagian tubuh dengan luka bakar.
• Bungkus dengan perban kasa kering.
• Bila luka bakar terinfeksi atau tidak sembuh, bawa pasien ke dokter.
Catatan: Jangan sekali-kali memecahkan gelembung (vesikel) yang terbEmtui< di atas luka.
Luka akibat pecahan gelas
Gelas bersih
• Lakukan disinfeksi standar di daerah kulit yang terluka (sebagai contoh, dengan
membubuhkan merkurokrom atau tingtur iodin).
• Bila lukanya kecil, tutup dengan perban steril berperekat (perban siap-pakai).
• Bila perdarahan banyak, hentikan perdarahan dengan menekan sumber perdarahan
menggunakan kasa steril.Bawa pasien ke departemen medis terkait. .
• Bila perdarahan sangat banyak dan kadang-kadang disertai darah yang menyemprot, coba
hentikan perdarahan dengan menekan sumber perdarahan menggunakan kasa steril dan
panggil dokter atau perawat terlatih.
• Teruskan penekanan sumber perdarahan tersebut sambil menul!ggu dokter atau perawat.
(Dokter atau perawat akan memutuskan apakah perlu dipasang tourniquet atau tidak).

Gelas berisi bahan infektif

Peralatan gelas yang berisi feses, pus, kultur bakteri, dll.


• Periksa apakah terdapat perdarahan; bila tidak ada, peras bagian sekitar luka untuk
mengeluarkan darah selama
beberapa menit.
• Basuh seluruh daerah luka (tepi dan bagian dalam luka) dengan tingtur iodin atau larutan
antiseptik.
• Bilas seluruh daerah luka dengan seksama menggunakan air dan sabun.
Basuh kembali daerah tersebut dengan tingtur iodin.
• Bawa pasien ke dokter bila bahan terkait merupakan bahan infektif (misal kultur bakteri,
pus).
Sengatan listrik
Arus listrik bolak-balik (120 V atau 220V) umumnya digunakan dalam laborlltorium.
Sengatan listrik dapat terjadi sewaktu memegang peralatan . yang rusak, terutama dengan
tangan yang basah. Gejalanya yaitu sinkop, asfiksia, dan henti jantung.
• Sebelum melakukan apapun, putuskan aliran listrik dari sekring utama.
-Panggil dokter.
Bila terjadi henti jantung, lakukan kompresi jantung luar (kompresi dada) bila perlu dan
mular berikan pernapasan(ventilasi) buatan.

Anda mungkin juga menyukai