Anda di halaman 1dari 32

PENUNTUN PRAKTIKUM

BIOKIMIA GIZI

Tim Penyusun:

Dr. Eva Yuniritha, S.SiT, M.Biomed


Siti Sarah Yusdi, S.Si,M.Si
Renita Afriza, SKM, M.Kes
Sri Nofriyanti, S.Si

PRODI D IV JURUSAN GIZI


POLTEKKES KEMENKES PADANG
2021

1
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Keselamatan kerja di laboratorium harus selalu diperhatikan. Demi


keselamatan, jas lab harus selalu dipakai setiap saat saudara bekerja di laboratorium,
demikian juga kaca mata pengaman. Untuk beberapa pekerjaan, tambahan
perlindungan untuk keselamatan perlu digunakan seperti sarung tangan karet,
pelindung mata dan muka, dsb.
Resiko bahaya suatu bahan kimia yang digunakan dalam percobaan dan cara
menghindarinya diberikan pada daftar pereaksi yang digunakan pada tiap-tiap
percobaan. Saudara diharuskan membaca, mengerti dan melaksanakan petunjuk
keselamatan tersebut. Disamping itu saudara juga harus memperhatikan beberapa
petunjuk keselamatan sebagai berikut:
1. Hindari kontak antara pereaksi dengan kulit, sistem pernafasan dan mata. Jangan
menghirup asap pereaksi dan gunakan lemari asap untuk pereaksi-pereaksi
tertentu yang disebutkan dalam penuntun praktikum.
2. Idealnya saudara harus menggunakan kaca mata pengaman setiap saat saudara
bekerja di laboratorium. Akan tetapi karena kaca mata pengaman ini belum
tersedia dengan luas maka hanya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu saja saudara
diharuskan menggunakan kaca mata pengaman yaitu pekerjaan-pekerjaan yang
memungkinkan terjadinya percikan pereaksi kearah muka atau pekerjaan yang
menimbulkan resiko ledakan dan semprotan akibat menggunakan tekanan tinggi.
3. Perhatikan semua petunujuk keselamatan yang diberikan pada tiap-tiap
pekerjaan.
4. Tidak diperbolehkan makan, minum dan merokok di laboratorium.
5. Cucilah kulit yang terkontaminasi pereaksi dengan sabun dan air berkali-kali,
demikian juga pakaian yang terkontaminasi.
6. Cucilah mata yang terkontaminasi pereaksi dengan air berkali-kali selama
minimal 5 menit. Laporkan kejadian ini kepada pengawas praktikum yang
bertugas. Mungkin sekali anda membutuhkan pertolongan medis.
7. Buanglah sisa pereaksi dan pelarut organik dengan cara yang benar. Jangan
membuang bahan-bahan tersebut sembarangan karena akan membahayakan
lingkungan.

2
8. Saudara harus selalu mempertimbangkan bahaya-bahaya apa yang sedang
saudara kerjakan di laboratorium dan selalu berusaha bekerja seaman mungkin.
Laboratorium tempat saudara bekerja mungkin penuh sesak dan saudara
seharusnya selalu mempertimbangkan apa yang orang lain sedang kerjakan.
Selalu lihat-lihat apa yang orang lain sedang kerjakan disekitar saudara sebelum
saudara berjalan di sekitar laboratorium dan jangan berjalan mundur.
9. Semua kecelakaan yang terjadi sekecil apapun, harus dilaporkan kepada
pengawas praktikum yang bertugas untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
10. Penuntun praktikum untuk percobaan yang akan dilakukan harus sudah dibaca
dan dibuat ringkasannya sebelum praktikum dimulai. Ketidak siapan saudara
dalam melakukan percobaan yang akan dilakukan akaan mengakibatkan
kesalahan percobaan yang akan membahayakan bukan hanya saudara tapi juga
orang lain karena kesalahan percobaan dapat berakibat fatal.

3
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA DI
LABORATORIUM

Bahan-bahan beracun terdapat dimana-mana karena penggunaan bahan-bahan


kimia yang semakin meluas. Lebih-lebih di laboratorium sebagai tempat
penyimpanan dan penggunaan berbagai bahan kimia, maka kecermatan kerja dan
sifat hati-hati mutlak diperlukan agar tidak terjadi kecelakaan atau keracunan.
Keracunan dapat dihindarkan apabila aturan-aturan berikut diperhatikan :
1. Kesadaran akan bahaya setiap bahan kimia sebelum pengerjaan analisis
sesungguhnya.
2. Simpanlah semua bahan kimia di tempatnya di wadah tertutup dengan label yang
sesuai dan peringatan bahayanya.
3. Jangan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam wadah bekas makanan atau
minuman.
4. Jangan makan, minum atau merokok dilaboratorium.
5. Untuk pengerjaan bahan yang mudah menguap pergunakan lemari asam dengan
ventilasi yang cukup.
6. Pakailah pakaian khusus laboratorium.
7. Siapkan apa yang harus dilakukan apabila terjadi keadaan darurat.

 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAN KERACUNAN


KIMIA.

Sebelum pertolongan dokter diberikan, usahakanlah pencegahan kontak


bahan kimia dengan tubuh secepat mungkin.
1. Cuci tubuh dari sisa-sisa bahan kimia yang masih melekat (kulit, mata dan
lain-lain).
2. Usahakan penderita tidak kedinginan. Jangan berikan minumam berakohol
karena akan mempercepat penyerapan racun.
3. Kalau kesukaran bernafas, (tolong berilah dengan) pernafasan buatan dari
mulut ke mulut.
4. Mintalah pertolongan segera pada rumah sakit terdekat.

4
Apabila bahan racun masuk melalui mulut :
 Berilah minuman air atau susu 2-4 gelas. Apabila korban pingsan, jangan
sekali-kali memberikan sesuatu melalui mulut.
 Usahakan supaya muntah dengan segera dengan memasukkan jari telunjuk
yang digerak-gerakkan kepangkal lidah atau dengan memberikan air garam
hangat (satu sndok makan garam dalam segelas air). Ulangi pemuntahan
sampai cairan muntahan jernih.Perhatikan : jangan usahakan muntah apabila
korban telah tertelan minyak tanah, bensin, asam, alkali kuat atau apabila
korban tidak sadar.
 Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang tertelan. Kalau tidak
diketahui berilah berilah satu sendok antidote umum dalam segelas air
hangat. Bubuk antidote umum terbuat dari :
 2 bagian arang aktif (roti yang gosong)
 1 bagian magnesium oksida (milk of magnesia)
 1 bagian asam tannat (the kering)
Jangan memberikan minyak atau alkohol kecuali untuk bahan racun tertentu.
Apabila keracunan gas
 Chlor, hidrogen-sulfida, hidrogen-sianida, merupakan gas sangat beracun
dan harus memakai masker untuk penyelamatan atau tahan nafas.
 Berikan udara segar sebanyak-banyaknya.
Apabila keracunan melalui kulit
 Cuci bagian tubuh yang terkena dengan air bersih sedikitnya selama 15
menit.
 Tanggalkan pakaian yang terkena bahan
 Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat, kecuali
untuk keracunan tertentu.
 Apabila terkena mata cuci dengan air hangat dengan pelupuk mata terbuka.

5
Apabila terjadi keracunan, pertolongan pertama berikut ini dapat dilakukan
dalam keadaan darurat:
1. Asam yang korosif (acetat, chlorida, laktat, nitrat, posfat, sulfat dan lain-lain)
tertelan :
Beri bubur aluminium hidrogsida atau magnesia oksida dan diikuti dengan susu
atau putih telur yang dikocok dengan air. Jangan diberi karbonat atau soda kue.
2. Alkali (amonia, amonium hidrogsida, kalsium oksida, kalium hidroksida, soda,
abu) tertelan:
Beri cairan asam acetat encer (1%, cuka encer (1:4), asam sitrat (l%) atau air
jeruk. Lanjutkan dengan memberikan air susu atau putih telur.
3. Garam arsen tertelan : usahakan supaya muntah dan berikan magnesium oksida
4. Logam (cadmium, timah, bismut dan Iain-Iain)
Antidote umum : susu atau putih telur

6
PRAKTIKUM I
PEMISAHAN BAGIAN DARAH

Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengamati komponen darah (berupa plasma,


serum, sel - sel darah merah, packed cell dan buffy coat)
2. Mahasiswa dapat Mengamati 2 komponen utama protein darah
(albumin, globulin) dan membandingkan hasil pengamatan
dengan nilai standar.
3. Mengamati perubahan yang terjadi pada eritrosit bila berada
dalam lingkungan hypotonik/hipertonik.

KUALITATIF :
1. Pemisahan plasma dan endapan ( packed cells)
Darah (1/2 -3/4 test tube) disentrifuge 10-15 menit, maka akan terlihat
lapisan atas yang bening dan bagian bawah endapan merah. Lapisan bening
adalah plasma sedang endapan merah adalah packed cells. Diantara kedua lapisan
ini ditemukan buffy coat (komponen leukosit dan trombosit), kemudian ukur PH
plasma.

2. Pemisahan fibrin dengan serum


Ambil 1 ml plasma, encerkan dengan ditambahkan 10 ml NaCl 0,9% + 3
tetes CaCl2 20%. Terjadi endapan gel, kemudian disaring. Filtrat adalah serum
dan endapan adalah fibrin.

3. Pemisahan globulin dengan albumin


a. 1 ml serum + 2-3 ml Ammonium Sulfat 22% akan terjadi endapan
(Cloudness) dari globulin. Kemudian disaring, endapan dan filtrat dipisahkan.
Endapan globulin dilarutkan dalam 1% NaCl.
b. Filtrat yang didapat dari a diberi kristal Ammonium Sulfat sampai jenuh,
maka akan terjadi endapan dari albumin. Endapan disaring kemudian
endapan dilarutkan kedalam air.

7
4. Hemolisa sel darah mcrah oleh larutan hypotonik/hypertonik
Sediakan 7 tabung reaksi :
No Tabung Isi dengan air Isi dengan NaCI 2% % NaCI
1 8,5 ml 1,5 ml 0,3
2 7,5 ml 2,5 ml 0,5
3 6,5 ml 3,5 ml 0,7
4 5,5 ml 4,5 ml 0,9
5 4,5 ml 5,5 ml 1,1
6 3,5 ml 6,5 ml 1,3
7 2,5 ml 7,5 ml 1-5
Kocok campuran tersebut dan tiap-tiap tabung diberi 2 tetes darah. Kocok pelan-
pelan dan diamkan 1 jam. Catat perubahan yang terjadi.

PRAKTIKUM II

8
PERAGIAN / FERMENTASI
Tujuan : 1. Mahasiswa dapat melakukan analisis kerja enzim dalam
pemecahan glukosa dengan cara fermentasi
2. Mahasiswa dapat mengamati kerja enzim dalam pemecahan
glukosa
Prinsip :
Enzim-enzim yang terdapat pada ragi roti akan membantu pemecahan
glukosa, fruktosa, mannosa, maltosa, atau sukrosa menjadi etil alkohol dan
CO2
Reagen :
 Ragi roti
 Larutan glukosa 2 %
 Larutan sukrosa 2 %
 Larutan lakosa 2 %
 NaOH 0,1 N
Alat :
 Tabung fermentasi
 Pipet tetes
Prosedur :
1. Haluskan dalam sebuah mortar 2 gram ragi roti dengan 20 ml larutan
karbohidrat sehingga didapat suatu suspensi yang rata.
2. Pindahkan ke tabung fermentasi dan balikkan tabung tersebut sehingga ujung
yang tertutup terisi penuh dengan cairan.
3. Kembalikan tabung pada kedudukan normal dengan lengan panjang harus
tetap terisi.
4. Setelah 1 jam hasil peragian dapat di periksa, gas yang terbentuk akan
terkumpul pada ujung yang tertutup.
5. Apabila ada gas yang terbentuk, maka untuk membuktikan gas itu adalah
CO2, ke dalam tabung di tambahkan NaOH encer sampai memenuhi ujung
tabung yang terbuka.
6. Tutup ujung yang terbuka dengan ibu jari dan bolak-balikkan tabung
beberapa kali, perhatikan isapan pada ibu jari.

9
PRAKTIKUM III
PENENTUAN KADAR GULA DALAM DARAH
METODE HAGENDORN DAN JANSEN

Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar glukosa dalam darah manusia


normal / yang tinggi glukosa
2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar glukosa darah dengan
nilai standar
3. Mahasiswa mampu Menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks
status gizi (khususnya dengan DM)
Prinsip:
Protein darah diendapkan dengan Zn(OH)2 agar tidak mengganggu
penentuan, gula akan mereduksi Kalium Ferri Sianida. Kelebihan Kalium
Ferri Sianida akan ditentukan secara Iodometri.
Reagen/Bahan
 NaOH 0.1 N
 ZnSO4 0.45 %
 K3Fe(CN)6 0.005 N
 KI 20 %
 CH3OOH 3%
 Amilum 1%
Alat :
 Pipet tetes
 Pipet volumetric 1 ml
 Pipet ukur 0,1 ml
 Gelas ukur 5 ml
 Test tube
 Kapas
 Erlenmeyer
 Buret
 Water bath

10
Prosedur :
1. Pipet 1 ml NaOH 0,1 N masukkan dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5 ml ZnS04 0,45%
3. Pipet 0,1 ml darah dan masukkan dalam tabung reaksi tersebut.
4. Kocok sampai homogen dengan vortex mixer (pemusing)
5. Masukkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 4 menit
6. Dinginkan dan saring dengan kapas dan sebelumnya telah dicuci dengan
aquadest (penggunaan kapas sebaiknya tidak terlalu banyak sebab akan
menyerap filtrat) atau dengan kertas saring. Filtrat ditampung dengan
Erlenmeyer.
7. Tambahkan kedalam filtrat tersebut 2 ml Kalium Ferri Sianida (K 3Fe(CN)6)
secara kwantitatif.
8. Tabung Erlenmeyer yang berisi filtrat tersebut masukkan kedalam air yang
mendidih selama 15 menit. Dinginkan.
9. Kedalam filtrat ditambahkan 3 ml KI 20%.
10. Tambahkan Asam Asetat (CH3COOH ) 3% sebanyak 3 ml.
11. Tambahkan amilum sebagai indicator 1-2 tetes.
12. Titrasi campuran tersebut dengan Na2S203 0,005 N.
13. Titik akhir titrasi adalah hilangnya warna biru tua yarg terbentuk.

Perhitungan Menggunakan Tabel


N . Na2 S2 O3 (standarisasi)
B−Sx
Rumus : ml N . 0 . 005 N

11
PRAKTIKUM IV
KADAR GLUKOSA URINE METODE BENEDICT

Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar glukosa dalam urine manusia


normal / yang tinggi glukosa
2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar gukosa urine dengan
nilai standar
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks
status gizi.
Prinsip :
Glukosa dalam urine akan mereduksi Cu+3 menjadi Cu2O dengan cara titrasi
dalam keadaan panas.

Reagen/Bahan :
• Reagen benedict kwantitatif : timbang tepat 18,0 gr CuSO4 5H2O, 200 gr
Na2CO3 10H2O, 200 gr Na sitrat 125,0 gram kalium rhodanida (K
sulfosianat) larutkan dalam 700 ml aquadest.
• Larutan standart glukosa : Timbang sejumlah glukosa sehingga 5 ml
reagen setara dengan 0,01 g glukosa.
• Batu didih 2 butir
Alat :
 Test tube
 Buret
 Pipet volumetric 5 ml
Prosedur :
1. Pipet tepat 5 ml larutan benedict masukkan kedalam tabung reaksi.
2. tambahkan 1-2 gram Na2CO3 kristal dan 2 butir batu didih.
3. Didihkan diatas api sambil digoyangkan terus menerus
4. Teteskan urine melalui buret kedalam reagen yang mendidih sampai warna
hijau hilang (jika titrasi memerlukan kurang dari 1 ml ulangi dengan
mengencerkan urine 5 ml dengan aquadest)
5. Buatlah standarisasi larutan benedict dengan standart glukosa.

12
PRAKTIKUM V
IDENTIFIKASI SUBSTANSI PEREDUKSI DALAM URINE
DENGAN UJI BENEDICT

Tujuan : Agar mahasiswa mengetahui ada tidaknya glukosa dalam urine


Prinsip :
Substansi pereduksi akan mereduksi ion Cu+2 menjadi ion Cu+1 yang akan
mengubah warna larutan.
Reagen/Bahan :
 Larutan benedict kwalitatif :
- Timbang 17,3 gr CuS04 Kristal dan larutkan dalam 100 ml aquadest.
- Timbang 173 gr Ha / K Sitrat
- Timbang 200 gr NaC03 Kristal ( 100 gr bila NaC03 anhidrous ).
Larutkan sitrat dan karbonat dalam kira-kira 600 ml aquadest panas.
Campurkan larutan tersebut dengan larutan CuSO4, tambah aquadest
sampai volume 1000 ml.
Alat :
 Pipet volumetric 5 ml
 Test tube
 Pipet tetes
Prosedur :
1. Pipet 5 ml larutan benedict, masukkan kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5 tetes urine (0,25 ml), kocok dan didihkan dalam penagas air
selama 5 menit atau langsung diatas api selama 1-2 menit. Warna larutan
dapat berubah seperti pada tabel berikut:
No Lar. Benedict Glukosa (%) Reaksi
1. Merah 3 4+
2. Kuning kemerahan 2 4+
3. Kuning kehijauan 1 3+
4. Hijau kekuningan 0,7 2+
5. Hijau 0,3-0,5 1+
6. Hijau kebiruan 0,2-0,25 Sedikit
7. Biru kehijauan 0,1 Sedikit
8. endapan abu-abu Ti dak ada 0

13
PRAKTIKUM VI
TEST KUALITATIF GULA URINE (BENNEDICT TEST)

Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengamati secara kualitatif perubahan yang


terjadi pada test gula urine
2. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan
spesimen dalam konteks status gizi

Prinsip :
Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus
aldehid atau keton bebas dengan membentuk cuprioksida yang berwarna
merah bata.

Reagen / Bahan :
 Larutan Bennedict
 Urine
 Alat :
 Test tube
 Pipet ukur 5 ml
 Water bath

Prosedur :
1. Pipet 2,5 ml larutan bennedict ke dalam test tube
2. Tambahkan 5 tetes urine yang akan diperiksa
3. Campur dan didihkan selama 5 menit, dinginkan secara perlahan, amati
adanya endapan yang terbentuk
4. Endapan berwarna hijau berarti (+), kuning (++) atau merah bata (+++).

14
PRAKTIKUM VII
CREATININ PLASMA DENGAN KIT
DIAGNOSTIC SYSTEM

Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar kreatinin dalam plasma


2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar kreatinin plasma dengan
nilai standar
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks
status gizi.

Prinsip : Creatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana basa.
Reaksi ini membentuk kratinin pikrat yang berwarna jingga. Intensitas
warna yang terbentuk diukur pada spektrofotometer dengan panjang
gelobang 492 nm (490-510).

Reaksi:
Creatinin + Asam pikrat  Creatinin Pikrat Kompleks

Bahan : Serum/plasma

Rl : Sodium Hidroxida (NaOH) o,}6 mol/L = bahaya untuk mata


dan kulit
R2 : Picric Acid (asam pikrat) 4,0 mol/L. = Toxic untuk pernafasan,
dan kulit
Standart : 2 mg/dl (177mmol/L)

Alat:
 Pipet volumetrik 0,05 ml
 Pipet volumetrik 1 ml
 Spektrofotometer
 Kufet
 Balon pengisap

15
Prosedur :
1. Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 50 ul = 0,05 ml
Aquades 0,05 ml -
Reagen 1 1ml 1ml
Mix, diamkan selama 5 menit, pada suhu 20-25 °C/37° C dan tambahkan:
Reagen 2 0,25 ml 0,25 ml
Campurkan/ kocok dan baca absorban A1 setelah 60 detik, dan baca absorban A2
setelah 120 detik.

2. Prosedur dengan menggunakan mono reagen


Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,1 ml
Aquades 0,1 ml -
Mono reagen 4 ml 4 ml
Kocok, lalu diamkan selama 2 menit pada suhu 37 0C. Segera baca absorban

Perhitungan:
Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}
Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}
Konsentrasi Standart : 2 mg/ dl

Rumus:
 Untuk kreatinin serum/ plasma:
Δ Asampel
x Kosentrasi standar(mg/dl)
Creatinin (mg/dl) = A Astandar
Faktor Konversi:
Creatinin (mg/dl) x 88,4 = Creatinin(μmol/L)

Nilai normal:
 Serum/plasma:
 Perempuan : 0,6 -1,1 mg/dl ( 53-97 μmol/L)
 Laki-laki : 0,9 - 1,3 mg/dl (80 -115 μmol/L)

16
PRAKTIKUM VIII
CREATININ URINE DENGAN KIT
DIAGNOSTIC SYSTEM

Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar kreatinin dalam urine


2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar kreatinin urine dengan
nilai standar
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks
status gizi.

Prinsip : Creatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana basa. Reaksi
ini membentuk kratinin pikrat yang berwarna jingga. Intensitas warna
yang terbentuk diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelobang
492 nm (490-510).

Reaksi:
Creatinin + Asam pikrat  Creatinin Pikrat Kompleks

Bahan :
Urine ( untuk urine diencerkan 1:49)
Rl : Sodium Hidroxida (NaOH) o,}6 mol/L = bahaya untuk mata
dan kulit
R2 : Picric Acid (asam pikrat) 4,0 mol/L. = Toxic untuk pernafasan,
dan kulit
Standart : 2 mg/dl (177mmol/L)
Alat:
 Pipet volumetrik 0,05 ml
 Pipet volumetrik 1 ml
 Spektrofotometer
 Kufet
 Balon pengisap

17
Prosedur :
1. Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 50 ul = 0,05 ml
Aquades 0,05 ml -
Reagen 1 1ml 1ml
Mix, diamkan selama 5 menit, pada suhu 20-25 °C/37° C dan tambahkan:
Reagen 2 0,25 ml 0,25 ml
Campurkan/ kocok dan baca absorban A1 setelah 60 detik, dan baca absorban A2
setelah 120 detik.

2. Prosedur dengan menggunakan Monoreagen


Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,04 ml
Aquades 0,04 ml -
Mono reagen 2 ml 2 ml
Kocok, lalu diamkan selama 30 menit pada suhu 20-25 0 C atau 20 menit pada
suhu 37 0C. segera baca absorban

Perhitungan:
Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}
Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}
Konsentrasi Standart : 2 mg/ dl

Rumus:
 Untuk kreatinin urine:
Δ Asampel
x Kosentrasi standar(mg/dl) x 50
Creatinin (mg/dl) = A Astandar
Faktor Konversi:
Creatinin (mg/dl) x 88,4 = Creatinin(μmol/L)

Nilai normal:
Urine:
 Perempuan : 11 - 20 mg/kg/24 jam ( 97 -177 μmol/kg/24 jam)
 Laki-laki : 14 - 26 mg/kg/24 jam (124 -230 μmol/kg/24 jam)

18
PRAKTIKUM IX
PENENTUAN TOTAL PROTEIN PLASMA DENGAN
PHOTOMETRIC TEST

Tujuan:
1. Mahasiswa dapat mengukur kadar protein total pada plasma
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengamatan dengan nilai normal/
standart
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan spesimen
dalam kontek status gizi (malnutrisi, gagal ginjal)
Prinsip : Protein dan Cu (ion Cooper) membentuk kompleks bewarna violet dalam
suasana alkali, warna yang terbentuk diukur dengan alat spektrofotometer
dengan panjang gelombang 540 nm.
Bahan:
 Serum/plasma
 Reagent l (Rl) : Sodium Hidroksida, Potasium sodium tartrate
 Reagent 2 (R2) : Sodium Hidroksida, Potasium sodium tartrate, Potasium
iodida, Cuper sulfat.
Alat :
 Pipet ukur 0,02 ml
 Pipet volumetrik 1 ml
 Spektrofotometer
 Kufet
 Balon pengisap

Prosedur:
1. Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2
Bahan Blanko Sampel/standar
Sample/standar - 20ul = 0,02 ml
Aquades 0.02 ml -
Reagen 1 1ml 1ml
Campurkan/kocok. Baca absorban Al setelah 5 menit, pada suhu 20-25 °C/37° C
dan tambahkan:
Reagen 2 0,25 ml 0,25 ml

19
Campurkan/ kocok, inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-25° C/37° C dan baca
absorban A2 setelah 60 menit

2. Prosedur dengan menggunakan mono reagen


Bahan Blanko Sampel/ Standar
Sampel/ standar - 0,04 ml
Aquades 0,04 -
Mono Reagen 2 ml 2 ml
Kocok, lalu diamkan selama 5 menit pada suhu 20-25 0C. Segera baca absorban

Perhitungan:
Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}
Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}
Konsentrasi Standart : 5 g/ dl
Rumus:
Δ Asampel
Total Protein [g/dl ]= x Kosentrasi standar (g/dl )
Δ Astandard
Nilai normal total protein plasma:
Nilai Normal [g/dl]
No 6olongan umur
Wanita Pria
1. Dewasa 6,6 - 8,8 6,6 - 8,8
2. Anak-anak:
1-30 hari 4,2 - 6,2 4,1 - 6,3
1-6 bulan 4,4 - 6,6 4,7 - 6,7
6 bln-1 tahun 5,6 - 7,9 5,5 - 7,0
1-18 tahun 5,7 - 8,0 5,7 - 8,0

PRAKTIKUM X
ANALISIS KUALITATIF PROTEIN URINE

20
Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengamati secara kualitatif perubahan
-perubahan yang terjadi pada test protein urine
2. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan
spesimen dalam konteks status gizi.
Prinsip :
Protein bila dipanaskan akan mengalami koagulasi, sehingga akan
membentuk suatu presipitat.

Reagen/Bahan :
 Asam Asetat 6 %
Alat :
 Test tube
 Hot plate/lampu spritus
 Pipet tetes
Prosedur :
1. Masukkan urine jernih ke dalam test tube sampai 2/3 penuh.
2. Panaskan bahagian atas tabung reaksi/test tube selama 30 detik di atas api
langsung (pegang bahagian bawah tabung).
3. Perhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urine yang masih jernih.
4. Kekeruhan mungkin disebabkan oleh protein, kalsium fosfat, dan kalsium
karbonat. Tambahkan 3 -5 tetes larutan asam asetat 6 % bila kekeruhan
karena kalsium fosfat atau kalsium karbonat maka kekeruhan akan hilang,
tetapi bila disebabkan oleh protein maka kekeruhan akan tetap.

PRAKTIKUM XI
PENENTUAN KOLESTEROL PLASMA

21
DENGAN PHOTOMETRIC TEST

Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar kolesterol dalam plasma


2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar kolesterol plasma
dengan nilai standar
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks
status gizi.

Prinsip : Menentukan kolesterol yang sudah dihidrolasi oleh enzim dan


dioksidasi sehingga akan terbentuk quinoneimine. Quinoneimine yang
terbentuk akan diukur dengan alat spektropotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.

Reaksi:
Cholesterol ester + H2O CHE Choleterol + asam lemak
Cholesterol + O2 CHO Cholesterol -3 One-H2O2
2H2O2 + 4-Aminoantiprine +Phenol POD. Quinoneimene + 4 H2O

Specimen: Serum/plasma
Reagen

Alat:
 Pipet volumetrik 0,01 ml
 Pipet volumetrik 1 ml
 Spektrofotometer
 Kufet
 Balon pengisap

Prosedur:
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,01 ml

22
Aquades 0.01 -
Reagen 1 ml 1 ml
Kocok, lalu diamkan selama 20 menit pada suhu 20 – 25o C/ 10 menit pada suhu
37o C. Baca absorban dalam 60 menit

Perhitungan:
Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}
Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}
Δ Asampel
x 200 mg(mg/dl)
Cholesterol (mg/dl) = A Astandar

Conversion faktor:
Cholesterol(mg/dl) x 0,02586 = cholesterol(mmol/liter)

Nilai normal:
 Normal : ≤ 200 mg/dl = (5.2 mmol/I)
 Sedang : 200-240-mg/dl = (5,2-6,2 mmol/I)
 Tinggi : ≥ 240 mg/dl (> 6,2 mmol/I)

PRAKTIKUM XII
PENENTUAN KADAR HAEMOGLOBIN DARAH METODE SAHLI

23
Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar Hb dari beberapa spesimer
darah dengan metode sahli
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengamatan dengan nilai
normal/ standart
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan
spesimen dalam konteks status gizi (anemia).
Prinsip :
Darah dalam suasana asam akan berubah menjadi Asam Hematin.

Reagen/ bahan:
 HCI 0,1 N
 Ukur 11,5 ml HCI pekat dan larutkan dengan aquades menjadi 1 liter.
 Alkohol
Alat:
 Tabung sahli
 Kapas
 Jarum lanset steril
 Pipet kapiler
 Test tube
Prosedur :
1. Masukkan HCl 0,1 N kedalam tabung sahli sampai batas 10.
2. Ambil darah kapiler dengan pipet sahli.
Cara Pengambilan darah :Bersihkan ujung jari manis dengan kapas
beralkohol, lukai ujung jari manis dengan jarum lancet steril. Tetesan darah
pertama dibuang, kemudian tempelkan pipet kapiler pada tetesan darah yang
keluar. Untuk mengeluarkan darah jari jangan dipijit terlalu sering karena
cairan sel akan ikut keluar. Usahakan jangan sampai ada gelembung udara
masuk kedalam pipet.
3. Masukkan darah tersebut kedalam tabung yang berisi HCl 0,1 N, Bilas pipet
dengan larutan tersebut. Biarkan selama 45 menit. Bila kurang dari 30 menit
perlu dilakukan koreksi.

24
4. Bandingkan intensitas warna yang terbentuk dengan standar yang ada pada
kotak pembanding warna, apabila warna sampel lebih pekat dari standar
lakukan pengenceran sampai warna sama dengan standar. Kadar Hb dapat
dilihat pada angka yang ditunjukkan pada tabung.

PRAKTIKUM XIII
PENENTUAN KADAR ALBUMIN PLASMA
DENGAN PHOTOMETRIC SYSTEM

25
Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar Albumin dalam plasma dengan
photometric test menggunakan bromocresol green
2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar Albumin plasma dengan
nilai standar
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks
status gizi.

Prinsip : Keberadaan Albumin plasma akan merubah warna indikator


bromocresol green yang dilarutkan dalam asam dari warna hijau
kekuningan menjadi biru kehijauan. Warna yang terbentuk akan diukur
dengan alat spektropotometer dengan panjang gelombang 546 nm (540-
600 nm).

Specimen: Serum/plasma
Reagen
Larutan Standar
Alat:
 Pipet volumetrik 0,01 ml
 Pipet volumetrik 1 ml
 Spektrofotometer
 Kufet
 Balon pengisap

Prosedur:
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,02 ml
Aquades 0.02 -
Reagen 2 ml 2 ml
Kocok, lalu diamkan selama 20 menit pada suhu 20 – 25o C/ 10 menit pada suhu
37o C. Baca absorban dalam 60 menit
Perhitngan:
Asampel
x 200 mg( mg/dl)
Albumin (g/dl) = Astandar

26
Conversion faktor:
Albumin (g/dl) x 144,9 = Albumin (umol/liter)

Nilai normal: (Gibson R, 1993)


 Bayi : > 2,5 g/dL
 Balita : > 3,0 g/dL
 Anak : > 3,5 g/dL
 Dewasa : 3,5 – 5,2 g/dL

PRAKTIKUM XIV
PENENTUAN KADAR ASAM URAT PLASMA

27
DENGAN PHOTOMETRIC SYSTEM

Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar Asam Urat dalam plasma


dengan photometric test menggunakan bromocresol green
2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar Asam Urat plasma
dengan nilai standar
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks
status gizi.

Prinsip : Asam urat dioksidasi menjadi allontoin oleh enzim Uricase. Sisa
Hidrogen peroksida yang terbentuk beraksi dengan 4-aminoantipyrine
dan 2,4,6-tribromo-3-hydroxybenzoic acid (TBHBA) menjadi
quinonemine. Warna yang terbentuk akan diukur dengan alat
spektropotometer dengan panjang gelombang 520 nm (500-550 nm).

Specimen: Serum/plasma
Reagen
Larutan Standar
Alat:
 Pipet volumetrik 0,02 ml
 Pipet volumetrik 1 ml
 Spektrofotometer
 Kufet
 Balon pengisap

Prosedur:
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,02 ml
Aquades 0.02 -
Mono Reagen 1 ml 1 ml
o
Kocok, lalu diamkan selama 30 menit pada suhu 20 – 25 C/ 20 menit pada suhu
37o C. Baca absorban dalam 60 menit
Perhitungan:

28
Asampel
x Consentrasi standar (mg/dl )
Asam Urat (mg/dl) = Astandar

Conversion faktor:
Asam Urat (mg/dl) x 59,48 = Asam Urat (umol/liter)

Nilai normal:
Perempuan ( mg/dL) Laki-Laki (mg/dL)
 Dewasa : 2,6 – 6,0 3,5 – 7,2
 Anak
0 – 5 hari : 1,9 – 7,9 1,9 – 7,9
1 – 4 tahun : 1,7 – 5,1 2,2 – 5,7
5 – 11 tahun : 3,0 – 6,4 3,0 – 6,4
12 – 14 tahun : 3,2 – 6,1 3,2 – 7,4
15 – 17 tahun : 3,2 – 6,4 4,5 – 8,1

REVIEW PRAKTEK I - IVX:

29
INTERPRETASI DATA LABORATORIUM KLINIK

Tujuan : Mahasiswa mampu mengkaji dan interpretasi data laboratorium biokimia


darah dan urin

BAHAN KAJIAN:
1. Pemeriksaan Hematologi
2. Pemeriksaan Elektrolit
3. Analisa Gas Darah
4. Urinalisis
5. Pemeriksaan Faal Ginjal
6. Pemeriksaan Gastrointestinal
7. Pemeriksaan Fungsi Hati .
8. Pemeriksaan Lemak
9. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi

30
LAMPIRAN

 Kadar gula darah normal puasa : 70 - 90 mg %


 Kadar gula darah 2 jam PP (sesudah makan) : 90 - 120 mg %
 Kadar gula darah random : 100 - 140 mg %
 Kadar gula urine : 0 ( negative)
 Kadar kolesterol (metode CHOD - PAP ) :150 - 250 mg %
 Kadar total protein : 6 - 8 g %
 Kadar Albumin : 3,5 - 5 g %
 Kadar Globulin .1,5 - 3 g %
 Kadar normal asam urat : laki - laki 3 - 6 mg %
Wanita 3 - 7,5 mg %
 Kadar Creatinin serum : 0,70 - 1,5 mg /o
 Kadar SGOT normal : 5-40 unit
 Kadar SGOT normal : 5-35 unit
 Kadar Hb normal : Laki - laki 13 - 16 g/dl
Wanita 12 - 14 g/dl
 Kadar besi normal : Wanita UIBC = 150 -250 mg/100 ml
TIBC = 250 - 350 mg/100 ml
Fe = 37 - 145 mg/100 ml
Laki – laki UIBC = 200 -300 mg/100 ml
TIBC = 300 - 400 mg/100 ml
Fe = 59 - 158 mg/100 ml
 Creatinin Urine: laki-laki : 0-100 mg
Wanita : 0-200 mg
Anak-anak : 10 -15 mg

31
32

Anda mungkin juga menyukai