BIOKIMIA GIZI
Tim Penyusun:
1
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
2
8. Saudara harus selalu mempertimbangkan bahaya-bahaya apa yang sedang
saudara kerjakan di laboratorium dan selalu berusaha bekerja seaman mungkin.
Laboratorium tempat saudara bekerja mungkin penuh sesak dan saudara
seharusnya selalu mempertimbangkan apa yang orang lain sedang kerjakan.
Selalu lihat-lihat apa yang orang lain sedang kerjakan disekitar saudara sebelum
saudara berjalan di sekitar laboratorium dan jangan berjalan mundur.
9. Semua kecelakaan yang terjadi sekecil apapun, harus dilaporkan kepada
pengawas praktikum yang bertugas untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
10. Penuntun praktikum untuk percobaan yang akan dilakukan harus sudah dibaca
dan dibuat ringkasannya sebelum praktikum dimulai. Ketidak siapan saudara
dalam melakukan percobaan yang akan dilakukan akaan mengakibatkan
kesalahan percobaan yang akan membahayakan bukan hanya saudara tapi juga
orang lain karena kesalahan percobaan dapat berakibat fatal.
3
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA DI
LABORATORIUM
4
Apabila bahan racun masuk melalui mulut :
Berilah minuman air atau susu 2-4 gelas. Apabila korban pingsan, jangan
sekali-kali memberikan sesuatu melalui mulut.
Usahakan supaya muntah dengan segera dengan memasukkan jari telunjuk
yang digerak-gerakkan kepangkal lidah atau dengan memberikan air garam
hangat (satu sndok makan garam dalam segelas air). Ulangi pemuntahan
sampai cairan muntahan jernih.Perhatikan : jangan usahakan muntah apabila
korban telah tertelan minyak tanah, bensin, asam, alkali kuat atau apabila
korban tidak sadar.
Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang tertelan. Kalau tidak
diketahui berilah berilah satu sendok antidote umum dalam segelas air
hangat. Bubuk antidote umum terbuat dari :
2 bagian arang aktif (roti yang gosong)
1 bagian magnesium oksida (milk of magnesia)
1 bagian asam tannat (the kering)
Jangan memberikan minyak atau alkohol kecuali untuk bahan racun tertentu.
Apabila keracunan gas
Chlor, hidrogen-sulfida, hidrogen-sianida, merupakan gas sangat beracun
dan harus memakai masker untuk penyelamatan atau tahan nafas.
Berikan udara segar sebanyak-banyaknya.
Apabila keracunan melalui kulit
Cuci bagian tubuh yang terkena dengan air bersih sedikitnya selama 15
menit.
Tanggalkan pakaian yang terkena bahan
Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat, kecuali
untuk keracunan tertentu.
Apabila terkena mata cuci dengan air hangat dengan pelupuk mata terbuka.
5
Apabila terjadi keracunan, pertolongan pertama berikut ini dapat dilakukan
dalam keadaan darurat:
1. Asam yang korosif (acetat, chlorida, laktat, nitrat, posfat, sulfat dan lain-lain)
tertelan :
Beri bubur aluminium hidrogsida atau magnesia oksida dan diikuti dengan susu
atau putih telur yang dikocok dengan air. Jangan diberi karbonat atau soda kue.
2. Alkali (amonia, amonium hidrogsida, kalsium oksida, kalium hidroksida, soda,
abu) tertelan:
Beri cairan asam acetat encer (1%, cuka encer (1:4), asam sitrat (l%) atau air
jeruk. Lanjutkan dengan memberikan air susu atau putih telur.
3. Garam arsen tertelan : usahakan supaya muntah dan berikan magnesium oksida
4. Logam (cadmium, timah, bismut dan Iain-Iain)
Antidote umum : susu atau putih telur
6
PRAKTIKUM I
PEMISAHAN BAGIAN DARAH
KUALITATIF :
1. Pemisahan plasma dan endapan ( packed cells)
Darah (1/2 -3/4 test tube) disentrifuge 10-15 menit, maka akan terlihat
lapisan atas yang bening dan bagian bawah endapan merah. Lapisan bening
adalah plasma sedang endapan merah adalah packed cells. Diantara kedua lapisan
ini ditemukan buffy coat (komponen leukosit dan trombosit), kemudian ukur PH
plasma.
7
4. Hemolisa sel darah mcrah oleh larutan hypotonik/hypertonik
Sediakan 7 tabung reaksi :
No Tabung Isi dengan air Isi dengan NaCI 2% % NaCI
1 8,5 ml 1,5 ml 0,3
2 7,5 ml 2,5 ml 0,5
3 6,5 ml 3,5 ml 0,7
4 5,5 ml 4,5 ml 0,9
5 4,5 ml 5,5 ml 1,1
6 3,5 ml 6,5 ml 1,3
7 2,5 ml 7,5 ml 1-5
Kocok campuran tersebut dan tiap-tiap tabung diberi 2 tetes darah. Kocok pelan-
pelan dan diamkan 1 jam. Catat perubahan yang terjadi.
PRAKTIKUM II
8
PERAGIAN / FERMENTASI
Tujuan : 1. Mahasiswa dapat melakukan analisis kerja enzim dalam
pemecahan glukosa dengan cara fermentasi
2. Mahasiswa dapat mengamati kerja enzim dalam pemecahan
glukosa
Prinsip :
Enzim-enzim yang terdapat pada ragi roti akan membantu pemecahan
glukosa, fruktosa, mannosa, maltosa, atau sukrosa menjadi etil alkohol dan
CO2
Reagen :
Ragi roti
Larutan glukosa 2 %
Larutan sukrosa 2 %
Larutan lakosa 2 %
NaOH 0,1 N
Alat :
Tabung fermentasi
Pipet tetes
Prosedur :
1. Haluskan dalam sebuah mortar 2 gram ragi roti dengan 20 ml larutan
karbohidrat sehingga didapat suatu suspensi yang rata.
2. Pindahkan ke tabung fermentasi dan balikkan tabung tersebut sehingga ujung
yang tertutup terisi penuh dengan cairan.
3. Kembalikan tabung pada kedudukan normal dengan lengan panjang harus
tetap terisi.
4. Setelah 1 jam hasil peragian dapat di periksa, gas yang terbentuk akan
terkumpul pada ujung yang tertutup.
5. Apabila ada gas yang terbentuk, maka untuk membuktikan gas itu adalah
CO2, ke dalam tabung di tambahkan NaOH encer sampai memenuhi ujung
tabung yang terbuka.
6. Tutup ujung yang terbuka dengan ibu jari dan bolak-balikkan tabung
beberapa kali, perhatikan isapan pada ibu jari.
9
PRAKTIKUM III
PENENTUAN KADAR GULA DALAM DARAH
METODE HAGENDORN DAN JANSEN
10
Prosedur :
1. Pipet 1 ml NaOH 0,1 N masukkan dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5 ml ZnS04 0,45%
3. Pipet 0,1 ml darah dan masukkan dalam tabung reaksi tersebut.
4. Kocok sampai homogen dengan vortex mixer (pemusing)
5. Masukkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 4 menit
6. Dinginkan dan saring dengan kapas dan sebelumnya telah dicuci dengan
aquadest (penggunaan kapas sebaiknya tidak terlalu banyak sebab akan
menyerap filtrat) atau dengan kertas saring. Filtrat ditampung dengan
Erlenmeyer.
7. Tambahkan kedalam filtrat tersebut 2 ml Kalium Ferri Sianida (K 3Fe(CN)6)
secara kwantitatif.
8. Tabung Erlenmeyer yang berisi filtrat tersebut masukkan kedalam air yang
mendidih selama 15 menit. Dinginkan.
9. Kedalam filtrat ditambahkan 3 ml KI 20%.
10. Tambahkan Asam Asetat (CH3COOH ) 3% sebanyak 3 ml.
11. Tambahkan amilum sebagai indicator 1-2 tetes.
12. Titrasi campuran tersebut dengan Na2S203 0,005 N.
13. Titik akhir titrasi adalah hilangnya warna biru tua yarg terbentuk.
11
PRAKTIKUM IV
KADAR GLUKOSA URINE METODE BENEDICT
Reagen/Bahan :
• Reagen benedict kwantitatif : timbang tepat 18,0 gr CuSO4 5H2O, 200 gr
Na2CO3 10H2O, 200 gr Na sitrat 125,0 gram kalium rhodanida (K
sulfosianat) larutkan dalam 700 ml aquadest.
• Larutan standart glukosa : Timbang sejumlah glukosa sehingga 5 ml
reagen setara dengan 0,01 g glukosa.
• Batu didih 2 butir
Alat :
Test tube
Buret
Pipet volumetric 5 ml
Prosedur :
1. Pipet tepat 5 ml larutan benedict masukkan kedalam tabung reaksi.
2. tambahkan 1-2 gram Na2CO3 kristal dan 2 butir batu didih.
3. Didihkan diatas api sambil digoyangkan terus menerus
4. Teteskan urine melalui buret kedalam reagen yang mendidih sampai warna
hijau hilang (jika titrasi memerlukan kurang dari 1 ml ulangi dengan
mengencerkan urine 5 ml dengan aquadest)
5. Buatlah standarisasi larutan benedict dengan standart glukosa.
12
PRAKTIKUM V
IDENTIFIKASI SUBSTANSI PEREDUKSI DALAM URINE
DENGAN UJI BENEDICT
13
PRAKTIKUM VI
TEST KUALITATIF GULA URINE (BENNEDICT TEST)
Prinsip :
Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus
aldehid atau keton bebas dengan membentuk cuprioksida yang berwarna
merah bata.
Reagen / Bahan :
Larutan Bennedict
Urine
Alat :
Test tube
Pipet ukur 5 ml
Water bath
Prosedur :
1. Pipet 2,5 ml larutan bennedict ke dalam test tube
2. Tambahkan 5 tetes urine yang akan diperiksa
3. Campur dan didihkan selama 5 menit, dinginkan secara perlahan, amati
adanya endapan yang terbentuk
4. Endapan berwarna hijau berarti (+), kuning (++) atau merah bata (+++).
14
PRAKTIKUM VII
CREATININ PLASMA DENGAN KIT
DIAGNOSTIC SYSTEM
Prinsip : Creatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana basa.
Reaksi ini membentuk kratinin pikrat yang berwarna jingga. Intensitas
warna yang terbentuk diukur pada spektrofotometer dengan panjang
gelobang 492 nm (490-510).
Reaksi:
Creatinin + Asam pikrat Creatinin Pikrat Kompleks
Bahan : Serum/plasma
Alat:
Pipet volumetrik 0,05 ml
Pipet volumetrik 1 ml
Spektrofotometer
Kufet
Balon pengisap
15
Prosedur :
1. Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 50 ul = 0,05 ml
Aquades 0,05 ml -
Reagen 1 1ml 1ml
Mix, diamkan selama 5 menit, pada suhu 20-25 °C/37° C dan tambahkan:
Reagen 2 0,25 ml 0,25 ml
Campurkan/ kocok dan baca absorban A1 setelah 60 detik, dan baca absorban A2
setelah 120 detik.
Perhitungan:
Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}
Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}
Konsentrasi Standart : 2 mg/ dl
Rumus:
Untuk kreatinin serum/ plasma:
Δ Asampel
x Kosentrasi standar(mg/dl)
Creatinin (mg/dl) = A Astandar
Faktor Konversi:
Creatinin (mg/dl) x 88,4 = Creatinin(μmol/L)
Nilai normal:
Serum/plasma:
Perempuan : 0,6 -1,1 mg/dl ( 53-97 μmol/L)
Laki-laki : 0,9 - 1,3 mg/dl (80 -115 μmol/L)
16
PRAKTIKUM VIII
CREATININ URINE DENGAN KIT
DIAGNOSTIC SYSTEM
Prinsip : Creatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana basa. Reaksi
ini membentuk kratinin pikrat yang berwarna jingga. Intensitas warna
yang terbentuk diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelobang
492 nm (490-510).
Reaksi:
Creatinin + Asam pikrat Creatinin Pikrat Kompleks
Bahan :
Urine ( untuk urine diencerkan 1:49)
Rl : Sodium Hidroxida (NaOH) o,}6 mol/L = bahaya untuk mata
dan kulit
R2 : Picric Acid (asam pikrat) 4,0 mol/L. = Toxic untuk pernafasan,
dan kulit
Standart : 2 mg/dl (177mmol/L)
Alat:
Pipet volumetrik 0,05 ml
Pipet volumetrik 1 ml
Spektrofotometer
Kufet
Balon pengisap
17
Prosedur :
1. Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 50 ul = 0,05 ml
Aquades 0,05 ml -
Reagen 1 1ml 1ml
Mix, diamkan selama 5 menit, pada suhu 20-25 °C/37° C dan tambahkan:
Reagen 2 0,25 ml 0,25 ml
Campurkan/ kocok dan baca absorban A1 setelah 60 detik, dan baca absorban A2
setelah 120 detik.
Perhitungan:
Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}
Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}
Konsentrasi Standart : 2 mg/ dl
Rumus:
Untuk kreatinin urine:
Δ Asampel
x Kosentrasi standar(mg/dl) x 50
Creatinin (mg/dl) = A Astandar
Faktor Konversi:
Creatinin (mg/dl) x 88,4 = Creatinin(μmol/L)
Nilai normal:
Urine:
Perempuan : 11 - 20 mg/kg/24 jam ( 97 -177 μmol/kg/24 jam)
Laki-laki : 14 - 26 mg/kg/24 jam (124 -230 μmol/kg/24 jam)
18
PRAKTIKUM IX
PENENTUAN TOTAL PROTEIN PLASMA DENGAN
PHOTOMETRIC TEST
Tujuan:
1. Mahasiswa dapat mengukur kadar protein total pada plasma
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengamatan dengan nilai normal/
standart
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan spesimen
dalam kontek status gizi (malnutrisi, gagal ginjal)
Prinsip : Protein dan Cu (ion Cooper) membentuk kompleks bewarna violet dalam
suasana alkali, warna yang terbentuk diukur dengan alat spektrofotometer
dengan panjang gelombang 540 nm.
Bahan:
Serum/plasma
Reagent l (Rl) : Sodium Hidroksida, Potasium sodium tartrate
Reagent 2 (R2) : Sodium Hidroksida, Potasium sodium tartrate, Potasium
iodida, Cuper sulfat.
Alat :
Pipet ukur 0,02 ml
Pipet volumetrik 1 ml
Spektrofotometer
Kufet
Balon pengisap
Prosedur:
1. Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2
Bahan Blanko Sampel/standar
Sample/standar - 20ul = 0,02 ml
Aquades 0.02 ml -
Reagen 1 1ml 1ml
Campurkan/kocok. Baca absorban Al setelah 5 menit, pada suhu 20-25 °C/37° C
dan tambahkan:
Reagen 2 0,25 ml 0,25 ml
19
Campurkan/ kocok, inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-25° C/37° C dan baca
absorban A2 setelah 60 menit
Perhitungan:
Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}
Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}
Konsentrasi Standart : 5 g/ dl
Rumus:
Δ Asampel
Total Protein [g/dl ]= x Kosentrasi standar (g/dl )
Δ Astandard
Nilai normal total protein plasma:
Nilai Normal [g/dl]
No 6olongan umur
Wanita Pria
1. Dewasa 6,6 - 8,8 6,6 - 8,8
2. Anak-anak:
1-30 hari 4,2 - 6,2 4,1 - 6,3
1-6 bulan 4,4 - 6,6 4,7 - 6,7
6 bln-1 tahun 5,6 - 7,9 5,5 - 7,0
1-18 tahun 5,7 - 8,0 5,7 - 8,0
PRAKTIKUM X
ANALISIS KUALITATIF PROTEIN URINE
20
Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengamati secara kualitatif perubahan
-perubahan yang terjadi pada test protein urine
2. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan
spesimen dalam konteks status gizi.
Prinsip :
Protein bila dipanaskan akan mengalami koagulasi, sehingga akan
membentuk suatu presipitat.
Reagen/Bahan :
Asam Asetat 6 %
Alat :
Test tube
Hot plate/lampu spritus
Pipet tetes
Prosedur :
1. Masukkan urine jernih ke dalam test tube sampai 2/3 penuh.
2. Panaskan bahagian atas tabung reaksi/test tube selama 30 detik di atas api
langsung (pegang bahagian bawah tabung).
3. Perhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urine yang masih jernih.
4. Kekeruhan mungkin disebabkan oleh protein, kalsium fosfat, dan kalsium
karbonat. Tambahkan 3 -5 tetes larutan asam asetat 6 % bila kekeruhan
karena kalsium fosfat atau kalsium karbonat maka kekeruhan akan hilang,
tetapi bila disebabkan oleh protein maka kekeruhan akan tetap.
PRAKTIKUM XI
PENENTUAN KOLESTEROL PLASMA
21
DENGAN PHOTOMETRIC TEST
Reaksi:
Cholesterol ester + H2O CHE Choleterol + asam lemak
Cholesterol + O2 CHO Cholesterol -3 One-H2O2
2H2O2 + 4-Aminoantiprine +Phenol POD. Quinoneimene + 4 H2O
Specimen: Serum/plasma
Reagen
Alat:
Pipet volumetrik 0,01 ml
Pipet volumetrik 1 ml
Spektrofotometer
Kufet
Balon pengisap
Prosedur:
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,01 ml
22
Aquades 0.01 -
Reagen 1 ml 1 ml
Kocok, lalu diamkan selama 20 menit pada suhu 20 – 25o C/ 10 menit pada suhu
37o C. Baca absorban dalam 60 menit
Perhitungan:
Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}
Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}
Δ Asampel
x 200 mg(mg/dl)
Cholesterol (mg/dl) = A Astandar
Conversion faktor:
Cholesterol(mg/dl) x 0,02586 = cholesterol(mmol/liter)
Nilai normal:
Normal : ≤ 200 mg/dl = (5.2 mmol/I)
Sedang : 200-240-mg/dl = (5,2-6,2 mmol/I)
Tinggi : ≥ 240 mg/dl (> 6,2 mmol/I)
PRAKTIKUM XII
PENENTUAN KADAR HAEMOGLOBIN DARAH METODE SAHLI
23
Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar Hb dari beberapa spesimer
darah dengan metode sahli
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengamatan dengan nilai
normal/ standart
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan
spesimen dalam konteks status gizi (anemia).
Prinsip :
Darah dalam suasana asam akan berubah menjadi Asam Hematin.
Reagen/ bahan:
HCI 0,1 N
Ukur 11,5 ml HCI pekat dan larutkan dengan aquades menjadi 1 liter.
Alkohol
Alat:
Tabung sahli
Kapas
Jarum lanset steril
Pipet kapiler
Test tube
Prosedur :
1. Masukkan HCl 0,1 N kedalam tabung sahli sampai batas 10.
2. Ambil darah kapiler dengan pipet sahli.
Cara Pengambilan darah :Bersihkan ujung jari manis dengan kapas
beralkohol, lukai ujung jari manis dengan jarum lancet steril. Tetesan darah
pertama dibuang, kemudian tempelkan pipet kapiler pada tetesan darah yang
keluar. Untuk mengeluarkan darah jari jangan dipijit terlalu sering karena
cairan sel akan ikut keluar. Usahakan jangan sampai ada gelembung udara
masuk kedalam pipet.
3. Masukkan darah tersebut kedalam tabung yang berisi HCl 0,1 N, Bilas pipet
dengan larutan tersebut. Biarkan selama 45 menit. Bila kurang dari 30 menit
perlu dilakukan koreksi.
24
4. Bandingkan intensitas warna yang terbentuk dengan standar yang ada pada
kotak pembanding warna, apabila warna sampel lebih pekat dari standar
lakukan pengenceran sampai warna sama dengan standar. Kadar Hb dapat
dilihat pada angka yang ditunjukkan pada tabung.
PRAKTIKUM XIII
PENENTUAN KADAR ALBUMIN PLASMA
DENGAN PHOTOMETRIC SYSTEM
25
Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar Albumin dalam plasma dengan
photometric test menggunakan bromocresol green
2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar Albumin plasma dengan
nilai standar
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks
status gizi.
Specimen: Serum/plasma
Reagen
Larutan Standar
Alat:
Pipet volumetrik 0,01 ml
Pipet volumetrik 1 ml
Spektrofotometer
Kufet
Balon pengisap
Prosedur:
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,02 ml
Aquades 0.02 -
Reagen 2 ml 2 ml
Kocok, lalu diamkan selama 20 menit pada suhu 20 – 25o C/ 10 menit pada suhu
37o C. Baca absorban dalam 60 menit
Perhitngan:
Asampel
x 200 mg( mg/dl)
Albumin (g/dl) = Astandar
26
Conversion faktor:
Albumin (g/dl) x 144,9 = Albumin (umol/liter)
PRAKTIKUM XIV
PENENTUAN KADAR ASAM URAT PLASMA
27
DENGAN PHOTOMETRIC SYSTEM
Prinsip : Asam urat dioksidasi menjadi allontoin oleh enzim Uricase. Sisa
Hidrogen peroksida yang terbentuk beraksi dengan 4-aminoantipyrine
dan 2,4,6-tribromo-3-hydroxybenzoic acid (TBHBA) menjadi
quinonemine. Warna yang terbentuk akan diukur dengan alat
spektropotometer dengan panjang gelombang 520 nm (500-550 nm).
Specimen: Serum/plasma
Reagen
Larutan Standar
Alat:
Pipet volumetrik 0,02 ml
Pipet volumetrik 1 ml
Spektrofotometer
Kufet
Balon pengisap
Prosedur:
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,02 ml
Aquades 0.02 -
Mono Reagen 1 ml 1 ml
o
Kocok, lalu diamkan selama 30 menit pada suhu 20 – 25 C/ 20 menit pada suhu
37o C. Baca absorban dalam 60 menit
Perhitungan:
28
Asampel
x Consentrasi standar (mg/dl )
Asam Urat (mg/dl) = Astandar
Conversion faktor:
Asam Urat (mg/dl) x 59,48 = Asam Urat (umol/liter)
Nilai normal:
Perempuan ( mg/dL) Laki-Laki (mg/dL)
Dewasa : 2,6 – 6,0 3,5 – 7,2
Anak
0 – 5 hari : 1,9 – 7,9 1,9 – 7,9
1 – 4 tahun : 1,7 – 5,1 2,2 – 5,7
5 – 11 tahun : 3,0 – 6,4 3,0 – 6,4
12 – 14 tahun : 3,2 – 6,1 3,2 – 7,4
15 – 17 tahun : 3,2 – 6,4 4,5 – 8,1
29
INTERPRETASI DATA LABORATORIUM KLINIK
BAHAN KAJIAN:
1. Pemeriksaan Hematologi
2. Pemeriksaan Elektrolit
3. Analisa Gas Darah
4. Urinalisis
5. Pemeriksaan Faal Ginjal
6. Pemeriksaan Gastrointestinal
7. Pemeriksaan Fungsi Hati .
8. Pemeriksaan Lemak
9. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
30
LAMPIRAN
31
32