Anda di halaman 1dari 16

Modul Praktikum

Toksikologi Klinik
Teknologi Laboratorium Medis
Poltekkes Kemenkes Banten
A.Sebelum Kegiatan Praktikum maka praktikan diwajibkan :
1) Datang tepat waktu sesuai dengan jadwal
2) Mengisi form kehadiran setiap praktikum dilaksanakan.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan
praktikum (contoh : gunting, lem, korek api, sabun cuci tangan,
handuk, tisu, dll)
4) Melakukan pretest

B.Selama Kegiatan Praktikum, maka praktikan diwajibkan :


1)Berpakaian dengan sopan dan memakai jas laboratorium serta
menggunakan sepatu dan kaos kaki untuk keselamatan dalam
bekerja dilaboratorium
2)Menggunakan masker dan APD lainnya
3)Tidak makan, minum, dan merokok selama kegiatan praktikum
4)Tidak bercanda dan bertindak yang menimbulkan bahaya
terhadap orang lain
5)Tidak membuang sampah sembarangan / bahan sisa percobaan
ketempat yang tidak seharusnya.
6)Menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan laboratorium
bersama.

C. Setelah Kegiatan Praktikum, maka praktikan diwajibkan :


1)Mencuci dan membersihkan semua alat kaca yang digunakan
selama praktikum dengan sabun cair/tepol yang telah disediakan
2)Memeriksa kembali kelengkapan dan keutuhan peralatan yang
dipinjam dan dikembalikan kepada instruktur
3)Membersihkan meja praktikum masing-masing untuk praktikan
selanjutnya
4)Melapor kepada instruktur apabila memecahkan alat kaca
6)Meninggalkan laboratorium dengan seizin dosen/instruktur
DAFTAR ISI

A. Identifikasi Diazepam

B. Identifikasi Parcetamol

C. Identifikasi Boraks

D. Identifikasi Asam salisilat

E. Identifikasi Formaldehida

F. Identifikasi Logam berat (Hg)


Identifikasi Diazepam

pada Urin

1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya kandungan
diazepam pada sampel urin

2. Prinsip
Pembentukkan senyawa berwarna jingga antara
diazepam dan formaldehid dalam suasana asam
sulfat pekat

3. Alat dan Bahan


Alat : tabung sentrifus, pipet tetes, gelas ukur

Bahan : sampel urin, NaOH 4 N, etanol 95%, eter,


larutan pereaksi (asam sulfat pekat : formaldehida
ratio 9:1)
4. Prosedur Kerja
Sejumlah 2 mL sampel urin masukkan
kedalam tabung sentrifus
Tambahkan beberapa tetes NaOH 4 N
sampai pH 9-10
Ekstraksi dengan 5 mL eter dengan
menggunakan alat pengocok tipe
vortex kecepatan tinggi selama 8
menit
Sentrifus selama 5 menit
Ekstrak eter dipisahkan dan diuapkan
sampai kering pada suhu ruangan
Sisa penguapan dilarutkan dalam 1 mL
etanol 95% dan keringkan
Uji dengan larutan penguji, perhatikan
perubahan warna yang terjadi
Identifikasi Parasetamol

1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya parasetamol dalam
urin

2. Prinsip
Paracetamol dan metabolitnya dihidrolisa dalam
suasana asam/basa dan direaksikan dengan
reagen pereaksi membentuk senyawa tertentu
yang memberikan warna spesifik

3. Alat dan Bahan


Alat : tabung reaksi, bunsen/hotplate, pipet tetes

Bahan : sampel urin, amoniak 2M, o-cresol, HCl


36%, akuadest, natrium nitrit, asam sulfat, alfa-
naftol, kertas lakmus/kertas pH
4. Prosedur Kerja

A. Metode o-cresol
Sebanyak 0,5 mL sampel ditambahkan 0,5
mL HCl
Kemudian panaskan diatas penangas air
selama 10 menit
Tambahkan 10 mL akuadest, 1mL o-cresol,
dan 4 mL amoniak
Perhatikan perubahan warna yang terjadi
B. Metode alfa-naftol
Kedalam tabung reaksi dimasukkan sampel sebanyak
1 mL
Kemudian ditambahkan HCl 10% dinginkan
Tambahkan 2-3 tetes larutan Natrium Nitrit 1%
Tambahkan 2-3 tetes Alphanapthol

C. Metode lieberman
Kedalam tabung reaksi dimasukkan sampel sebanyak
2 mL
Kemudian ditambahkan HCl 2 N sampai pH 3-4
Ekstraksi dengan 5 mL eter selama 15 menit
Keringkan ekstrak
Residu yang didapat ditambahkan 1 tetes pereaksi
Liebermann
Identifikasi Boraks
1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi kandungan boraks pada
sampel

2. Prinsip
Sampel diabukan, abu yang diperoleh diasamkan
dengan asam klorida, kemudian diidentifikasi
dengan kertas kurkumin

3. Alat dan Bahan


Alat : Cawan procelen, tanur, pipet tetes, gelas
ukur, desikator, kaca arloji, kertas kurkumin
Bahan : sampel, HCl 1N, amoniak, akuadest,
calcium oksida
4. Prosedur Kerja
Timbang 3 gram sampel
Tambahkan 5 mL aquadest
Tambahkan suspensi CaO + akuadest
(Kalsium Oksida) sampai suasana Alkalis
(Basa), kemudian uapkan sampai kering
sambil diaduk.
Pindahkan sampel ke cawan porselen
Pijarkan residu pada pemanasan yang
rendah sampai bebas zat organik dengan
tanur panas/furnance, hingga menjadi abu
putih.
Dinginkan dalam desikator
Kemudian tambahkan akuadest 7,5 mL
Asamkan dengan HCl secukupnya
Celupkan kertas kurkumin dan keringkan
pada suhu kamar
Perhatikan perubahan warna yang terjadi
pada kertas kurkumin, catat hasil
perubahan yang terjadiBila kertas
kurkumin berwarna merah yang khas
Identifikasi Asam Salisilat
1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi kandungan
asam salisilat pada sampel

2. Prinsip
Asam Salisilat dalam sampel diekstraksi dalam
suasana asam dengan eter, kemudian diuapkan,
residu direaksikan dengan besi (III) klorida
menghasilkan senyawa berwarna violet

3. Alat dan Bahan


Alat : Corong pisang, gelas ukur, gelas kimia,
kaca arloji, pipet tetes
Bahan : sampel, HCl 1N, besi(III)klorida 5%,
akuadest, eter
4. Prosedur Kerja
1.Timbang sampel di Neraca Analitik sebanyak 5 g
2.Masukkan sampel ke corong pemisah dan
ditambahkan 5 mL Aquadest
3.Tambahkan 2,5 mL HCl
4.Lalu tambahkan 10 mL eter di dalam Lemari Asam
5.Kocok/ homogenkan Larutan yang ada di corong
pemisah (ekstrak)
6.Ketika uap yang ada di corong pemisah habis,
biarkan corong pemisah berdiri tegak vertikal agar
terbentuk dua lapisan memisah.
7.Setelah terpisah bagian bawahnya dibuang
8.Lalu bagian atas tetap berada di dalam corong
pemisah
9.Tambahkan 5 mL aquadest
10. Kocok/homogenkan kembali sampai gas yang ada
keluar habis ketika kran corong dibuka
11. Diamkan corong secara vertikal, maka akan
terbentuk 2 lapisan
12. Bagian endapan bawah dibuang
13. Bagian lapisan atasnya diteteskan 3-4 tetes ke
cawan penguap. Diamkan di lemari asam hingga
kering.
14. Tambahkan 2-3 tetes besi (III) klorida
15. Perhatikan perubahan yang terjadi
Identifikasi Formaldehida

1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi formaldehida dalam
sampel

2. Prinsip
Sampel dipanaskan dalam penangas air yang
mendidih,formaldehid direaksikan dengan asam
kromatopat membentuk senyawa yang berwarna
ungu

3. Alat dan Bahan


Alat : pipet tetes, gelas ukur,
gelas kimia, erlenmeyer, kaca
arloji,
Bahan : sampel, akuadest,
asam kromatophat, asam
phospat, es batu, kapas
4. Prosedur Kerja
1.Timbang sampel yang akan diuji sebanyak 5 gram
dengan menggunakan bantuan neraca analitik
2.Tumbuk sampel dengan lumpang alu hingga halus
3.Masukkan sampel ke dalam tabung erlenmeyer, lalu
tambahkan Aquadest 50 mL
4.Homogenkan dengan batang pengaduk
5.Tambahkan 2 tetes asam phospat pekat
6.Panaskan erlenmeyer di atas Hot Plate dengan
ditutup kaca arloji dan ambil uapnya serta kumpulkan
sedikit demi sedikit di tabung reaksi
7.Jika uapnya telah mencapai 1 mL, sampel
ditambahkan asam Kromatoprat sebanyak 2,5 mL
8.Homogenkan dan masukkan ke dalam penangas airr
mendidih selama 7,5 menit.
Identifikasi Merkuri
1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi merkuri pada suatu sampel

2. Prinsip
logam merkuri yang bereaksi dalam suasana asam
melalui proses refluks akan bereaksi dengan kalium
iodida membentuk merkuri iodida bewarna merah
bata

3. Alat dan Bahan


Alat : pipet tetes, gelas ukur, kaca arloji,

erlenmeyer, hotplate/bunsen, gelas kimia

Bahan : sampel, HCl, asam nitrat, KI 0,5 N,

akuadest, es batu, kapas


4. Prosedur Kerja
1. Sampel ditimbang sebanyak 2 gram
2. Masukkan kedalam gelas kimia
3. Tambahkan aquades sebanyak 25 mL
4. Homogenkan sampel dan aquades dengan batang
pengaduk
5. Masukkan aquaregia (HCl pekat:HNO3 dengan
perbandingan 1:3) atau 3 mL HNO3 pekat, lalu
homogenkan.
6. Kemudian refluks selama 30 menit, ambil destilat
sebanyak 2 mL (dipanaskan diatas bunsen).
7. Tambahkan 5-7 tetes KI 0,5 N, lihat perubahan apa
yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai