Anda di halaman 1dari 3

1.

Tes Cairan Pleura Makroskopis

- "Cairan pleura warna hijau = pyocycaneus", Apa itu pyocycaneus?

FEEDBACK INTERPRETASI

- VOLUME 10 cc ==> normal

- WARNA Kuning ==> eksudat

- BERAT JENIS [(31C-15C)/3]*0,001 + 1,021 = 1,026 ==> eksudat

- BEKUAN (+) ==> inflamasi ==> eksudat

- Ingat bahwa eksudat itu akibat peningkatan permeabilitas kapiler. Kalau transudat dapat akibat
peningkatan tekanan hidrostatik kapiler atau penurunan tekanan osmotik koloid kapiler sehingga tidak
ada komponen seluler atau struktur makro seperti protein yang lolos menembus kapiler masuk ke dalam
cavum pleura (potential space lainnya)

2. Tes Rivalta Cairan Pleura

- Jenis praktikumnya bukan tes cairan pleura, tapi TES RIVALTA

- Setelah dimasukkan cairan pleura, larutan TIDAK DICAMPURKAN tapi diperhatikan itu cairan
pleura yg diteteskan ke dalam campuran asam asetat glasial dan aquades, reaksi antara cairan pleura
dan larutannya tadi yg mau diperhatikan. Tolong dibaca kembali penuntun/penjelasan drHenny.

- Hasil Praktikumnya tidak sesuai dengan data yg diberikan. Prinsip teori tes rivalta juga tidak
dibahas, prinsip adanya seromucin. Jelas pada data praktikum video yg diberikan ada kekeruhan.

FEEDBACK INTERPRETASI

- Kekeruhan tampak pada cairan pleura yg diteteskan ke dalam larutan (seperti awan putih) ==>
seromucin ==> eksudat

- Seromucin adalah cairan yang sifatnya campuran serous dan mucinous yg dihasilkan oleh
kelenjar seromucous yang salah satunya dapat ditemukan di bawah lapisan epitel saluran napas seperti
trakea, bronkus) di bagian submukosa. Cairan ini dapat mengandung komponen protein sehingga bila
ditemukan dalam cairan pleura dapat diinterpretasikan sebagai adanya inflamasi yang menyebabkan
lolosnya komponen ini (dapat karena peningkatan permeabilitas kapiler) sehingga cairan yang
diidentifikasi merupakan cairan eksudat.

3. Tes Pengambilan Cairan Sendi

4. Tes Cairan Sendi Makroskopis (Volume, Warna, Viskositas) ==> OK

5. Tes Cairan Sendi Makroskopis (Bekuan)


- Bekuan 1 jam hasilnya mana?

- Diskusinya mana?

6. Tes Urinalisis Makroskopis (Volume, warna, pH, BJ) --> Yasir

- Hasil praktikum yg diberikan tidak digunakan pada percobaan Volume dan Warna. Bagaimana
mengetahui dehidrasi sedangkan urine yg diukur tidak diketahui volume dan waktu pengumpulannya.
Urine itu ada urine pagi, urine sewaktu, urine 24 jam. Volume urine itu 0.5-1cc/kgBB/jam. Jadi
perkirakan mi ini volumenya normal apa tidak. Karena tidak dianalisis temuannya makanya diskusinya
jadi tidak ada

- Hasil praktikum pH juga tidak digunakan….

- Kalau memang mau pakai urine asli dek, bagusnya betul2 ukur volume dan BJ nya. Jangan juga
langsung pukul rata ini dehidrasi karena puasa. Diskusinya kurang referensi ini.

7. Tes Urinalisis Makroskopis (Berat Jenis dan Volume) --> Hidayat

- Baju lab nya dek jangan lupa

- Hidrometer nya tidak diangkat dek saat pembacaan, tapi hidrometernya dibiarkan mengapung
baru dibaca, lihat gambar yg sy kirimkan dalam slide

- Berat jenisnya "seribu tiga puluh"? Kenapa besar sekali angkanya?

- Data hidrometer tidak digunakan lagi….

- BERAT JENIS [(??C-15C)/3]*0,001 + 1,0205 = ??? (tidak ada info suhu ruangan, silakan hitung
kembali)

8. Tes Urinalisis Mikroskopis

- Itu sy kurang lihat di video krn terhalang sama tag app nya, itu pada langkah "Sentakkan
dinding tabung dengan jari untuk mencampurkan sisa urin dengan endapan (sedimen)" itu Afif
mencampurnya pakai apa yah? Pakai pipet atau pake jari? Jarinya masuk ke tabungnya? Tidak dikocok
begitu ji dek, cukup disentak ujung bawah tabung nya supaya yg terendap (terlarut/endapan)
bercampur dengan komponen yg pelarut tersisa

9. Tes Kimia Urine

- Prinsip tes Protein urine (Asam Sulfosalisil 20%) Adanya protein dalam urin dapat dinyatakan
dengan penambahan asam sulfosalicil untuk mendekatkan ke titik isoelektris protein, dimana kekeruhan
yang timbul dinilai secara semikuantitatif.
- Prinsip tes Protein urine (Asam Asetat 10%) Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai
atau mendekati titik isoelektris protein, pemanasan akan menyebabkan denaturasi sehingga terjadi
presipitasi yang dapat dilihat.

Saya luruskan sedikit dek, di kalimat jawaban pertanyaan itu disebutkan " keberadaaan protein dan
glukosa dalam urine menandakan ada kebocoran pada glomerulus". Perlu mungkin kalian baca lagi
bahan biomedik 2 nya tentang fisiologi ginjal. Secara normal, glukosa memang akan selalu difilter dari
glomerulus menuju ke kapsula Bowman berlanjut ke tubulus. Jadi tidak benar klo ditemukan glukosa
dalam urine itu berarti glomerulus nya yg bocor seolah2 glomerulus yg rusak. Tetapi memang normalnya
akan difilter, kecuali untuk protein memang krn glomerulus bocor. Tapi kalau glukosa dalam urine
terjadi, sudah kalian jelaskan dalam narasi itu sudah benar tp titik beratnya adalah bukan kerusakan
glomerulus tapi kemampuan transpor glukosa kembali ke dalam plasma dari tubulus itu terbatas karena
prinsip transpor glukosa dari tubulus ke kapiler itu menggunakan difusi terfasilitasi sehingga kalau sudah
jenuh protein pengangkutnya maka kelebihan glukosa tidak lagi dapat direabsorpsi.

Anda mungkin juga menyukai