Anda di halaman 1dari 6

Template Soal Uji Kompetensi D-IV Teknologi Laboratorium Medik

IMUONSEROLOGI
Kasus (vignette)
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan widal. Hasil pengamatan menunjukkan pada
pengenceran 1/320 tidak nampak adanya aglutinasi, namun pada pengenceran sebelumnya
terbentuk.
Pertanyaan soal:
Berapa titer yang harus dilaporkan ?
Pilihan Jawaban:
A. 1/20
B. 1/40
C. 1/80
D. 1/160
E. 1/320
Kunci Jawaban: D

Kasus (vignette)
Seorang ATLM yang bekerja di laboratorium imunoserologi sedang membersihkan bangku
kerjanya dengan larutan pemutih 10% dan memakai sarung tangan berbahan lateks yang telah
dicuci pada malam sebelumnya. Ketika ATLM itu membuka tabung spesimen untuk
pemeriksaan widal, sejumlah kecil serum tumpah dari tabung. ATLM tersebut segera
menyeka/membersihkannya dengan kertas tisu dan membuang tisu ke dalam kotak kardus
bertanda "Biohazard." Saat tiba waktu makan siang, ATLM melepas sarung tangannya dan
dibuang ke wadah biohazard kemudian pergi menuju ke kafetaria. Jas labnya bersih, sehingga
ATLM itu tidak melepasnya untuk pergi makan siang. Sekembalinya dari makan siang, ATLM
itu mengenakan sarung tangan bersih dan kembali bekerja sampai waktu jam kerja berakhir.
Kemudian dia membuang sarung tangannya ke dalam kotak biosafety dan menggantung jas
labnya di laboratorium.
Pertanyaan soal:
Manakah yang termasuk pelanggaran dalam keamanan kerja yang telah dilakukan oleh ATLM
tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Menggunakan pemutih 10% yang baru disiapkan di atas meja
B. Penggunaan sarung tangan baru bebas lateks
C. Cuci tangan sebelum menggunakan sarung tangan
D. Melepas jas lab ketika jam kerja telah selesai
E. Tidak mencuci tangan setelah melepas sarung tangan
Kunci Jawaban: E

Kasus (vignette)
Seorang ATLM mengalami demam, kelelahan terus-menerus, dan nyeri sendi. Dia
memeriksakan dirinya ke dokter dan melaporkan bahwa jarum di kantong plastik menusuk
jarinya sekitar 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisiknya dalam batas normal. Namun, data
laboratoriumnya mengungkapkan kadar enzim serum hati dan kadar bilirubin total yang
meningkat. Selain itu data hasil laboratorium tambahan menyatakan bahwa HBsAg positif dan
IgM anti-HBc positif, sedangkan tes anti-HAV dan anti-HCV IgM-nya negatif

Pertanyaan soal:
Manakah di bawah ini yang menjadi penanda (marker) serologis pembawa hepatitis B (HBV)
tingkat rendah ?
Pilihan Jawaban :
A. HBsAg
B. Anti-HBs
C. Anti-HBe
D. Anti-HBc (IgM)
E. HBcAg
Kunci Jawaban: C

Kasus (vignette)
Parameter pemeriksaan CRP dilakukan pada spesimen yang berasal dari pasien wanita berusia
50 tahun dengan penyakit sepsis. Hasil pemeriksaan laboratorium CRP kualitatif adalah positif.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan tes semi kuantitatif. Pengenceran terakhir yang memperlihatkan
aglutinasi adalah pengenceran 1/32. Diketahui sensitivitas reagen yang digunakan adalah 6
mg/dL.
Pertanyaan soal:
Berapakah kadar CRP (mg/dL) pasien tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. 12
B. 24
C. 48
D. 96
E. 192
Kunci Jawaban: E

Kasus (vignette)
Seorang wanita berusia 25 tahun tidak mengalami menstruasi 3 minggu yang lalu. Dia
mencurigai bahwa dirinya hamil dan pergi memeriksakan diri untuk konfirmasi. Berdasarkan
pemeriksaan dengan metode imunokromatografi (ICT) diperoleh hasil tidak munculnya garis
berwarna pada bagian control.
Pertanyaan soal:
Bagaimanakah interpretasi dari hasil pemeriksaan kehamilan dengan metode ICT tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Hasil positif lemah
B. Hasil yang sangat positif
C. Hasil tes tidak valid
D. Hasil negatif
E. Hasil pemeriksaan harus diulang
Kunci Jawaban: C

Kasus (vignette)
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke dokter dengan keluhan kelelahan, diare, dan
penurunan berat badan selama beberapa bulan. Pada pemeriksaan fisik, pasien didapati
menderita demam dan perut tidak nyaman. Hasil laboratorium menunjukkan jumlah sel darah
putih 14,3 X 109 / L (kisaran referensi 4,8-10,8 X 109 / L). Tes untuk HBsAg dan anti-HCV
negatif. Tes ELISA untuk antibody human immunodeficiency virus (HIV) yang dilakukan pada
serum pasien ternyata reaktif.
Pertanyaan soal:
Tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya?
Pilihan Jawaban :
A. Panggil dokter dengan hasil HIV
B. Ulangi tes ELISA HIV pada sampel
C. Tes serum pasien untuk anti-HBs
D. Hubungi pasien untuk mengumpulkan sampel kedua
E. Ulangi tes untuk HBsAg
Kunci Jawaban: B

Kasus (vignette)
Sampel darah diterima oleh ATLM untuk dilakukan uji widal. Serum telah dipisahkan dari sel
darah dengan sentrifugasi. Saat akan diperiksa ternyata reagen yang akan digunakan telah habis
masa berlaku kadaluarsanya. Stok reagen akan datang pada keesokan harinya. Oleh karena itu
sampel serum akan disimpan di lemari pendingin.
Pertanyaan soal:
Berapakah suhu lemari pendingin yang digunakan untuk meletakkan serum tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. -10 °C
B. 0 °C
C. 4 °C
D. 25 °C
E. 37 °C
Kunci Jawaban: C

Kasus (vignette)
Seorang ATLM sedang bertugas melakukan surveilen infeksi menular seksual (IMS) di salah
satu area lokalisasi sebagai upaya pengendalian HIV/AIDS . Pada saat melakukan plebotomi
secara tidak sengaja dia tertusuk jarum.
Pertanyaan soal:
Apa tindakan yang harus segera dilakukan ?
Pilihan Jawaban :
A. Mendapatkan profilaksis pascapajanan
B. Pergi ke dokter UGD
C. Melaporkan kasus ke penanganan infeksi
D. Meremas darah keluar dan membasuh luka tusukan jarum dengan alkohol
E. Meminum obat
Kunci Jawaban: D

Kasus (vignette)
HBV termasuk dalam kelas hepadnaviridae. Virus tersebut memiliki 3 jenis antigen, salah
satunya adalah HBsAg.
Pertanyaan soal:
Apa alasan HBsAg dijadikan penanda penyakit Hepatitis B ?
Pilihan Jawaban :
A. Dapat dijadikan bahan vaksin
B. Dapat memicu respon imun
C. Diproduksi berlebih di hati dan disekresikan ke darah
D. Ukurannya besar
E. Merupakan protein lestari
Kunci Jawaban: C

Kasus (vignette)
Seorang pasien usia 38 tahun datang dengan rujukan pemeriksaan Hepatitis B. Reagen yang
tersedia di laboratorium adalah imunokromatografi. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan
hasil seperti pada gambar:
Pertanyaan soal:
Komponen apa yang terdapat dalam serum pasien tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Anti-HBs
B. HBcAg
C. Anti-HBc
D. HbeAg
E. HBsAg
Kunci Jawaban: E

Kasus (vignette)
Seorang ATLM sedang melakukan skrining HCV di salah satu area lokalisasi. Skrining tersebut
dilakukan dengan 2 metode, yaitu imunokromatografi dan ELISA. Semua reagen yang
digunakan tidak kadaluarsa. Dari 100 spesimen, 2 diantaranya mendapatkan hasil sebagai
berikut:
No Imunokromatografi ELISA
Sampel
1 Negatif Positif (0,5 mg/L)
2 Negatif Positif (0,7 mg/L)
Pertanyaan soal:
Apa yang dapat menyebabkan hal tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. ATLM membaca hasil imunokromatografi lebih dari 15 menit
B. Kedua orang tersebut tidak terinfeksi HCV
C. Anti-HCV pada kedua orang tersebut belum terbentuk secara sempurna
D. Terjadi kesalahan preparasi sampel
E. Titer anti-HCV pada sampel tersebut masih dibawah rentang deteksi imunokromatografi
Kunci Jawaban: E

Kasus (vignette)
Seorang pria datang ke laboratorium dengan rujukan pemeriksaan HIV. ATLM mengambil dan
menyiapkan spesimen. Setelah 15 menit, terbentuk 2 garis berwarna pada imunokromatografi.
Pertanyaan soal:
Apa yang perlu dilakukan oleh ATLM tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Meminta spesimen baru pada pasien
B. Mengganti reagen pemeriksaan menjadi yang lebih sensitif
C. Menyampaikan hasil positif HIV pada pasien
D. Melanjutkan pemeriksaan menggunakan reagen yang lebih spesifik
E. Menuliskan hasil reaktif pada formulir pemeriksaan

Kunci Jawaban: D

Kasus (vignette)
Atas permintaan dokter, seorang ATLM melakukan pemeriksaan CRP pada seorang pasien yang
baru saja menjalani operasi. Ketika dilakukan pemeriksaan, tidak ada gumpalan yang terbentuk
pada papan aglutinasi. Namun ketika dilakukan pemeriksaan ulang menggunakan spesimen yang
diencerkan, gumpalan terbentuk.
Pertanyaan soal:
Apa yang telah terjadi pada pemeriksaan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. Fenomena prozone
B. Kesalahan teknis
C. Reagen terkontaminasi
D. Kerusakan spesimen
E. Sensitivitas reagen rendah

Kunci Jawaban: A

Kasus (vignette)
Seorang wanita berusia 39 tahun dirawat karena kolesistektomi (pengangkatan kantung empedu).
Selama operasi, sebuah batu besar dikeluarkan dari duktus. Pasca operasi, pasien mengalami
demam selama 1 hari. 48 jam pasca operasi dilakukan pemeriksaan hitung darah lengkap dan
CRP. Pada hari ke-7 pasca operasi, dia mengalami sakit perut dan mulai muntah. Kemudian
dilakukan pemeriksaan kembali hitung darah lengkap, laju endap darah, CRP dan kultur darah.
Segera setelah pengambilan darah, pasien mulai menggunakan antibiotik spektrum luas dan
habis pada hari ke-15. Hasil data laboratorium menyatakan bahwa pada 48 jam setelah operasi,
hitung darah lengkap berada dalam batas normal dan CRP 7,5 g / L. Hasil setelah fase nyeri
perut menunjukkan CRP 8,4 g / L dan kultur darah positif untuk Pseudomonas spp.
Pertanyaan soal:
Mengapa kadar CRP meningkat pada hari ke-7 pasca operasi ?
Pilihan Jawaban :
A. Hal ini mencerminkan respon leukosit (WBC)
B. Hal ini merupakan suatu indikator sensitif terjadinya inflamasi
C. Hal ini merupakan diagnosis sepsis
D. Hal ini merupakan kondisi normal yang menunjukkan peningkatan drastis CRP pada hari
ke-7 pasca operasi
E. Hal ini menunjukkan terjadinya kegagalan dalam operasi pengangkatan kantung empedu
tersebut
Kunci Jawaban: B

Kasus (vignette)
Seorang wanita berusia 62 tahun mengalami rasa sakit di lutut kirinya yang tidak terkait dengan
trauma. Rasa sakit terjadi terutama pada saat menahan beban. Dia saat ini sedang dirawat karena
hipertensi tetapi dinyatakan sehat. Secara fisik wanita itu gemuk. Pemeriksaan lututnya
menunjukkan kelemahan pada bagian atas epikondilus medial superior sampai ke bagian
pinggiran sendi. Ada efusi kecil di lutut kirinya. Data laboratorium menunjukkan normal,
termasuk uji RF, kecuali kadar asam urat yang meningkat. Foto rontgen lututnya normal.
Pertanyaan soal:
Berapa persen (%) IgM rheumatoid factor (RF) yang ditunjukkan pada orang dewasa walaupun
tidak spesifik untuk rheumatoid arthritis (RA) ?
Pilihan Jawaban :
A. 30
B. 50
C. 70
D. 90
E. 110
Kunci Jawaban: C
Kasus (vignette)
Pemeriksaan ASTO dilakukan pada spesimen yang berasal dari pasien wanita yang didiagnosis
dokter menderita demam rematik akibat infeksi Streptococcus β hemolitik. Hasil pemeriksaan
ASTO kualitatif positif, dan dilanjutkan semikuantitatif. Hasil pengamatan menunjukkan pada
pengenceran ½ , ¼, 1/8, 1/16 didapatkan hasil aglutinasi, dan pada pengenceran 1/32 dan 1/64
tidak terdapat aglutinasi. Berdasarkan informasi, Sensitivitas ASTO adalah 200 IU/mL.
Pertanyaan soal:
Berapakah kadar ASO (IU/mL) dari pasien tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. 800
B. 1600
C. 3200
D. 6400
E. 12800
Kunci Jawaban: C

Kasus (vignette)
Seorang ATLM mendapatkan permintaan pemeriksaan terhadap spesimen dari anak usia 10
tahun yang diduga terinfeksi bakteri yang dapat melisiskan sel eritrosit. ATLM mereaksikan
spesimen tersebut dengan reagen lateks. Setelah 2 menit terbentuk gumpalan pada papan
aglutinasi.
Pertanyaan soal:
Apa komponen dalam reagensia yang digunakan dalam pemeriksaan tersebut ?
Pilihan Jawaban :
A. C Reactive Protein
B. Streptolisisn O
C. Kardiolipin
D. Partikel Karbon
E. Eritrosit Unggas
Kunci Jawaban: B

Kasus (vignette)
Seorang ATLM akan melakukan uji antibodi reagin VDRL untuk sifilis. Spesimen yang
digunakan pada uji ini adalah serum.
Pertanyaan soal:
Hal apa yang harus dipersiapkan oleh ATLM tersebut terhadap serum yang digunakan untuk uji
VDRL ?
Pilihan Jawaban :
A. Menyesuaikan dengan suhu ruang sebelum digunakan
B. Disentrifugasi terlebih dahulu
C. Memanaskan sampel serum uji pada 56°C
D. Menyimpannya terlebih dahulu pada suhu 4°C
E. Meletakkan sampel serum uji pada preparat kaca
Kunci Jawaban: C

Anda mungkin juga menyukai