Anda di halaman 1dari 85

PEMBEKALAN UKOM KIMIA

KLINIK
ALIH JENJANG

PRODI STR TLM STIKESNAS


Seorang pasien dirawat dirumah sakit dengan keluhan mual, muntah. Dokter
meminta pemeriksaan AGD untuk monitroing perkembangan pasien. Hasil
AGD menunjukan nilai pH 7.45 (N: 7.35-7.45), pCO2 48 mmHg (N: 35-45
mmHg), HCO3- 30 mEq/L (N: 22-28 mEq/L). Apakah interpretasi hasil
pemeriksaan AGD tersebut?
A. Alkalosis metabolik tidak terkompensasi
B. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
C. Asidosis respiratorik terkompensasi penuh
D. Asidosis metabolik terkompensasi penuh
E. Alkalosis metabolik terkompensasi penuh
Seorang pasien dirawat dirumah sakit dengan keluhan mual, muntah.
Dokter meminta pemeriksaan AGD untuk monitroing perkembangan
pasien. Hasil AGD menunjukan nilai pH 7.45 (N: 7.35-7.45), pCO2 48
mmHg (N: 35-45 mmHg), HCO3- 30 mEq/L (N: 22-28 mEq/L). Apakah
interpretasi hasil pemeriksaan AGD tersebut?
E. Alkalosis metabolik terkompensasi penuh
Seorang wanita masuk IGD dengan keluhan mual, muntah, napas pendek dan
cepat. Dokter meminta pemeriksaan AGD kemudian didapatkan hasil sebagai
berikut pH 7.20 (N: 7.35-7.45) , pCO2 38 mmHg (N: 35-45 mmHg), HCO3-
19 mEq/L (N: 22-28 mEq/L). Apakah interpretasi hasil pemeriksaan AGD
tersebut?
A. Asidosis metabolik tidak terkompensasi
B. Asidosis respiratorik terkompensasi penuh
C. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
D. Asidosis metabolik terkompensasi Sebagian
E. Asidosis metabolik terkompensasi penuh
Seorang wanita masuk IGD dengan keluhan mual, muntah, napas pendek
dan cepat. Dokter meminta pemeriksaan AGD kemudian didapatkan hasil
sebagai berikut pH 7.20 (N: 7.35-7.45) , pCO2 38 mmHg (N: 35-45
mmHg), HCO3- 19 mEq/L (N: 22-28 mEq/L). Apakah interpretasi hasil
pemeriksaan AGD tersebut?
A. Asidosis metabolik tidak terkompensasi
Seorang laki-laki datang ke klinik dengan keluhan nyeri dada dan sesak.
Pemeriksaan awal menunjukkan kadar HDL 30 mg/dl, Kolesterol 350 mg/dl,
Trigliserida 400 mg/dl, LDL 180 mg/dl, Apo B 120 mg/dl. Apakah
pemeriksaan yang relevan untuk memastikan adanya resiko jantung koroner?
A. Troponin T
B. Troponin I
C. CK-MB
D. Hs-CRP
E. Apo A
Seorang laki-laki datang ke klinik dengan keluhan nyeri dada dan sesak.
Pemeriksaan awal menunjukkan kadar HDL 30 mg/dl, Kolesterol 350
mg/dl, Trigliserida 400 mg/dl, LDL 180 mg/dl, Apo B 120 mg/dl.
Apakah pemeriksaan yang relevan untuk memastikan adanya resiko
jantung koroner?
D. Hs-CRP
Seorang ATLM menerima complain dari dokter untuk mengulang pemeriksaan
glukosa darah pasiennya dengan POCT, karena hasil sebelumnya menimbulkan
keraguan dalam mengacu gejala klinis penderita. Untuk menjamin keakuratan dan
validitas hasil berikutnya maka ATLM memperhatikan pemilihan penggunaan alat
yang lebih sensitive untuk pemeriksaan tersebut. Apa syarat pemilihan penggunaan
alat yang dimaksudkan pada kasus tersebut.
A. Mampu membaca kadar yang tinggi
B. Mampu membaca kadar yang sangat rendah
C. Tidak mampu bereaksi dengan bukan reagensia yang semestinya
D. Memberikan kode eror jika tidak terdeteksi kadarnya
E. Mempunyai kapasitas deteksi yang pendek
Seorang ATLM menerima complain dari dokter untuk mengulang pemeriksaan
glukosa darah pasiennya dengan POCT, karena hasil sebelumnya menimbulkan
keraguan dalam mengacu gejala klinis penderita. Untuk menjamin keakuratan
dan validitas hasil berikutnya maka ATLM memperhatikan pemilihan
penggunaan alat yang lebih sensitive untuk pemeriksaan tersebut. Apa syarat
pemilihan penggunaan alat yang dimaksudkan pada kasus tersebut.
B. Mampu membaca kadar yang sangat rendah

Sensitivitas: Adalah kemampuan tes untuk menunjukkan individu mana


yangmenderita sakit dari seluruh populasi yang benar-benar sakit.
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan kimia pada cairan serosa dengan
menggunakan metode Rivalta, setelah 5 kali penetesan sampel pada
campuran aquadest dan asam asetat glasial dapat diamati bahwa tetesan
bercampur dengan larutan dan membuat kekeruhan yang nyata. Apakah
kesimpulan dari pemeriksaan tersebut?
A. Cairan Transudat
B. Cairan Eksudat
C. Cairan getah lambung
D. Cairan pleura
E. Invalid
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan kimia pada cairan serosa dengan
menggunakan metode Rivalta, setelah 5 kali penetesan sampel pada
campuran aquadest dan asam asetat glasial dapat diamati bahwa tetesan
bercampur dengan larutan dan membuat kekeruhan yang nyata. Apakah
kesimpulan dari pemeriksaan tersebut?
E. Invalid

Maksimal 3 kali penetesan pada pemeriksaan Rivalta


Seorang Pria 28 tahun datang ke klinik karena khawatir akan kesuburannya karena pasien
sudah menikah selama 2 tahun namun belum memiliki anak, pasien tersebut mengaku
sudah 5 hari tidak berhubungan seksual dengan istrinya dan datang dengan membawa
sampel sperma dalam wadah tertutup yang diambil dengan teknik masturbasi 2,5 jam
sebelum sampai di klinik. Apa yang seharusnya dilakukan petugas pada pasien tersebut?
A. Menerima sampel yang dibawa pasien dan diperiksa secepatnya
B. Menolak pasien dan mengarahkan pasien ke klinik obstetri dan gynecologi
C. Menolak pasien dan meminta pasien untuk konfirmasi ulang ke dokter
D. Menolak pasien dan meminta pasien melakukan pengambilan sampel di laboratorium
setelah abstinensia selama 3-5 hari
E. Menyarankan pasien untuk melakukan pengambilan sampel dengan teknik coitus
interuptus
Seorang Pria 28 tahun datang ke klinik karena khawatir akan kesuburannya
karena pasien sudah menikah selama 2 tahun namun belum memiliki anak, pasien
tersebut mengaku sudah 5 hari tidak berhubungan seksual dengan istrinya dan
datang dengan membawa sampel sperma dalam wadah tertutup yang diambil
dengan teknik masturbasi 2,5 jam sebelum sampai di klinik. Apa yang seharusnya
dilakukan petugas pada pasien tersebut?
D. Menolak pasien dan meminta pasien melakukan pengambilan sampel di
laboratorium setelah abstinensia selama 3-5 hari

Syarat sampel Analisa sperma : abstinensia 3-5 hari


Stabilitas sampel : 1 jam
Seorang anak dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri perut, pucat, lemah, dan
pusing. Dokter mencurigai adanya gangguan pada saluran pencernaan anak tersebut.
Kemudian dilakukan pemeriksaan tinja hasil defekasi spontan. Secara makroskopis
tinja berwarna coklat dan kehitaman pada beberapa titik. Kemudian dilakukan
pemeriksaan darah samar yang menunjukkan hasil negatif. Penyebab hasil negatif
palsu pada pemeriksaan darah samar tersebut adalah?
A. Dilakukan penundaan pemeriksaan
B. Sampel yang diambil dari bagian tinja yang berwarna coklat
C. Pembacaan hasil dilakukan lebih dari 5 menit
D. Pasien mengkonsumsi daging sebelum dilakukan sampling
E. Emulsi tinja dilakukan dengan larutan NaCl 0,9%
Seorang anak dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri perut, pucat, lemah,
dan pusing. Dokter mencurigai adanya gangguan pada saluran pencernaan anak
tersebut. Kemudian dilakukan pemeriksaan tinja hasil defekasi spontan. Secara
makroskopis tinja berwarna coklat dan kehitaman pada beberapa titik.
Kemudian dilakukan pemeriksaan darah samar yang menunjukkan hasil negatif.
Penyebab hasil negatif palsu pada pemeriksaan darah samar tersebut adalah?
B. Sampel yang diambil dari bagian tinja yang berwarna coklat

Untuk menjaga akurasi diagnostik, sampel diambil dari bagian yang


paling mungkin menunjukkan kelainan
Seorang pasien penderita diabetes mellitus menjalani pengobatan dengan
metformin. Dokter yang menangani pasien tersebut meminta ATLM melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memantau kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi
obat dan pengendalian dietnya selama tiga bulan terakhir. Hasil pemeriksaan
laboratorium akan digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian obat yang diberikan.
Pemeriksaan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
A. Kadar LDL
B. Kadar HDL
C. Defisit Kalori
D. Kadar HbA1c
E. Kadar MDA
Seorang pasien penderita diabetes mellitus menjalani pengobatan dengan
metformin. Dokter yang menangani pasien tersebut meminta ATLM
melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memantau kepatuhan pasien
dalam mengkonsumsi obat dan pengendalian dietnya selama tiga bulan
terakhir. Hasil pemeriksaan laboratorium akan digunakan untuk
mengevaluasi kesesuaian obat yang diberikan. Pemeriksaan apakah yang
tepat pada kasus tersebut?
D. Kadar HbA1c

HbA1c dapat menggambarkan control gula darah selama 120 hari


Seorang ATLM akan membuat laporan hasil pemeriksaan kadar klorida serum.
Pemeriksaan menggunakan alat spektrofotometer Uv-Vis. Hasil pemeriksaan
menunjukkan kadar klorida 100 mEq/L. Hasil pemeriksaan memerlukan satuan
mmol/L, sehingga ATLM harus melakukan konversi dari satuan mEq/L ke dalam
satuan mmol/L. Berapakah kadar klorida dalam satuan mmol/L pada kasus tersebut?
A. 200
B. 125
C. 100
D. 50
E. 20
Seorang ATLM akan membuat laporan hasil pemeriksaan kadar klorida
serum. Pemeriksaan menggunakan alat spektrofotometer Uv-Vis. Hasil
pemeriksaan menunjukkan kadar klorida 100 mEq/L. Hasil pemeriksaan
memerlukan satuan mmol/L, sehingga ATLM harus melakukan konversi
dari satuan mEq/L ke dalam satuan mmol/L. Berapakah kadar klorida
dalam satuan mmol/L pada kasus tersebut?
C. 100

1 mEq/L = 1 mmol/L
Seorang ATLM menerima surat permintaan pemeriksaan pemeriksaan protein
urin pasien laki-laki 50 tahun dengan diagnosis Multiple myeloma. Sebagai tes
penyaring digunakan metode carik celup, diperoleh hasil pemeriksaan protein
urin negative. Berdasarkan hasil tersebut maka harus dikonversi dengan
metode didih Bang Apakah alasan paling tepat dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Metode carik celup hanya sensitif terhadap globulin
B. Metode carik celup hanya sensitif terhadap albumin
C. Metode carik celup hanya sensitif terhadap hemoglobin
D. Metode carik celup hanya sensitif terhadap mucoprotein
E. Metode carik celup hanya sensitif terhadap protein Bence Jones
Seorang ATLM menerima surat permintaan pemeriksaan pemeriksaan protein
urin pasien laki-laki 50 tahun dengan diagnosis Multiple myeloma. Sebagai tes
penyaring digunakan metode carik celup, diperoleh hasil pemeriksaan protein
urin negative. Berdasarkan hasil tersebut maka harus dikonversi dengan metode
didih Bang. Apakah alasan paling tepat dilakukan pada kasus tersebut ?
B. Metode carik celup hanya sensitif terhadap albumin

Carik celup hanya sensitive terhadap albumin


Bang : pemeriksaan protein urine kualitatif dapat menyingkirkan
pengaruh karbonat dan fosfat
Seorang ATLM akan melakukan pengambilan spesimen darah arteri untuk
pemeriksaan gas darah (BGA) dari pasien perempuan umur 35 tahun
terdiagnosis positif covid di ruangan ICU. Pasien mengalami sesak nafas.
Sebelum pengambilan spesimen, dilakukan pemeriksaan aliran darah arteri
dahulu. Apa nama test yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Test PH
B. Test Allen’s
C. Test saturasi
D. Test oksigen
E. Test PO2
Seorang ATLM akan melakukan pengambilan spesimen darah arteri
untuk pemeriksaan gas darah (BGA) dari pasien perempuan umur 35
tahun terdiagnosis positif covid di ruangan ICU. Pasien mengalami sesak
nafas. Sebelum pengambilan spesimen, dilakukan pemeriksaan aliran
darah arteri dahulu. Apa nama test yang dilakukan pada kasus tersebut?
B. Test Allen’s

Allen Test : untuk menilai aliran arteri kolateral (arteri ulnaris), jika
positif  lanjut ambil darah
Seorang ATLM di laboratorium sedang melakukan pemeriksaan laktat
dehydrogenase. Pemeriksaan LDH dapat menggunakan plasma EDTA. Pada
proses pembuatan spesimen ATLM harus memenuhi persyaratan agar
didapatkan hasil yang tepat. Apakah yang dilakukan ATLM pada proses
pembuatan spesimen pada kasus tersebut?
A. Specimen tidak mengandung buffy coat
B. Specimen harus mengandung buffy coat
C. Specimen tidak boleh lisis
D. Specimen tidak boleh ikterik
E. Specimen tidak boleh lipemik
Seorang ATLM di laboratorium sedang melakukan pemeriksaan laktat
dehydrogenase. Pemeriksaan LDH dapat menggunakan plasma EDTA.
Pada proses pembuatan spesimen ATLM harus memenuhi persyaratan
agar didapatkan hasil yang tepat. Apakah yang dilakukan ATLM pada
proses pembuatan spesimen pada kasus tersebut?
C. Specimen tidak boleh lisis

Lisis  hasil tinggi palsu


Seorang pasien laki-laki yang mengalami kesulitan bernafas, sesak nafas atau
nafas cepat. Dokter menduga terdapat adanya ketidakseimbangan asam basa
secara berkala pada seseorang, sehingga menyebabkan kekurangan oksigen
akut atau kronis. Dokter segera membuat permintaan pemeriksaan Analisis
Gas Darah. Darimana sampel darah diambil pada kasus tersebut?
A. Vena
B. Kapiler
C. Arteri
D. Daun telinga
E. Tumit kaki
Seorang pasien laki-laki yang mengalami kesulitan bernafas, sesak nafas
atau nafas cepat. Dokter menduga terdapat adanya ketidakseimbangan asam
basa secara berkala pada seseorang, sehingga menyebabkan kekurangan
oksigen akut atau kronis. Dokter segera membuat permintaan pemeriksaan
Analisis Gas Darah. Darimana sampel darah diambil pada kasus tersebut?
C. Arteri

Darah arteri : ↑ O2
Darah Vena : ↑ CO2
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa formulir permintaan
pemeriksaan urin rutin. ATLM yang bertugas sedang melayani banyak pemeriksaan
lain, sehingga sampel urin pasien baru diperiksa 3 jam setelah dikumpulkan. ATLM
lupa tidak memberikan pengawet pada sampel yang dapat menyebabkan timbulnya
perubahan pada spesimen. Apakah penyebab perubahan yang terjadi pada kasus
tersebut?
A. Oksidasi atau reduksi metabolit
B. Perkembangbiakan bakteri
C. Pajanan terhadap cahaya
D. Disintegrasi pada urin
E. Kehilangan motilitas
Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa formulir
permintaan pemeriksaan urin rutin. ATLM yang bertugas sedang melayani
banyak pemeriksaan lain, sehingga sampel urin pasien baru diperiksa 3
jam setelah dikumpulkan. ATLM lupa tidak memberikan pengawet pada
sampel yang dapat menyebabkan timbulnya perubahan pada spesimen.
Apakah penyebab perubahan yang terjadi pada kasus tersebut?
B. Perkembangbiakan bakteri

Sampel urine dibiarkan lama tanpa pengawet  perkembang biakan


bakteri pada urine
Seorang ATLM menerima permintaan pemeriksaan profil lipid dari serum
pasien perempuan 56 tahun. Hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
kolesterol total 265 mg/dL, HDL 45 mg/dL, trigliserida 475 mg/dL dan LDL
115 mg/dL. Verifikator memutuskan untuk melakukan pemeriksaan LDL secara
langsung. Apakah alasan verifikator mengambil keputusan pada kasus tersebut?
A. Hasil kalkulasi negative
B. Kadar LDL tidak memenuhi syarat
C. Kadar trigliserid tidak memenuhi syarat
D. Kadar cholesterol tidak memenuhi syarat
E. Metode LDL yang digunakan berbeda dari yang lainnya
Seorang ATLM menerima permintaan pemeriksaan profil lipid dari
serum pasien perempuan 56 tahun. Hasil pemeriksaan adalah sebagai
berikut: kolesterol total 265 mg/dL, HDL 45 mg/dL, trigliserida 475
mg/dL dan LDL 115 mg/dL. Verifikator memutuskan untuk melakukan
pemeriksaan LDL secara langsung. Apakah alasan verifikator mengambil
keputusan pada kasus tersebut?
C. Kadar trigliserid tidak memenuhi syarat

Syarat LDL indirek : Tg <400 mg/dl


Seorang perempuan 45 tahun diduga dokter menderita kanker payudara.
Dokter mengirim sampel ke laboratorium untuk mengetahui adanya indikasi
tumor/ kanker. ATLM melakukan pemeriksaan tersebut sesuaidengan
permintaan dokter. Apakah parameter pemeriksaan pada kasus tersebut?
A. PSA
B. CEA
C. AFP
D. CA 125
E. CA 15-3
Seorang perempuan 45 tahun diduga dokter menderita kanker payudara.
Dokter mengirim sampel ke laboratorium untuk mengetahui adanya
indikasi tumor/ kanker. ATLM melakukan pemeriksaan tersebut sesuai
dengan permintaan dokter. Apakah parameter pemeriksaan pada kasus
tersebut?
E. CA 15-3

Tumor marker Ca mammae : CA 15-3, CA 27-29


Seorang pasien datang ke UGD dalam kondisi tidak sadar, sebelumnya pasien
mengeluhkan nyeri di dada, lemas, mual, dan sesak napas. Dokter mendiagnosis
pasien tersebut dengan Infark Myokard Akut (IMA), sehingga dirujuk pemeriksaan
di laboratorium. ATLM melakukan pemeriksaan yang merupakan gold standar
diagnosis tersebut. Apakah pemeriksaan yang dilakukan ATLM pada kasus tersebut?
A. SGPT
B. SGOT
C. Troponin
D. Alfa amylase
E. CK-MB
Seorang pasien datang ke UGD dalam kondisi tidak sadar, sebelumnya
pasien mengeluhkan nyeri di dada, lemas, mual, dan sesak napas. Dokter
mendiagnosis pasien tersebut dengan Infark Myokard Akut (IMA),
sehingga dirujuk pemeriksaan di laboratorium. ATLM melakukan
pemeriksaan yang merupakan gold standar diagnosis tersebut. Apakah
pemeriksaan yang dilakukan ATLM pada kasus tersebut?
C. Troponin

Troponin merupakan marker yang paling spesifik untuk penyakit


jantung
Seorang ATLM melakukan pemeriksaaan trigliserida menggunakan metode
enzimatis kolorimetri GPO-PAP (Glyserol Peroxidase Phosphat Acid) dengan alat
spektofotometer. Batas linieritas pada pemeriksaan tersebut adalah 700 mg/dL. Hasil
pemeriksaan tersebut menunjukan hasil 700 mg/ dL. Apa yang harus dilakukan oleh
ATLM pada kasus tersebut?
A. Hasil tetap dikelurkan apa adanya
B. Dilakukan pengambilan spesimen ulang
C. Dilakukan pengiriman spesimen untuk dirujuk ke laboratorium lain
D. Spesimen diencerkan dengan larutan NaCl dan dihitung dengan faktor
pengenceran
E. Larutan standar diencerkan dengan NaCl dan dihitung dengan factor pengenceran
Seorang ATLM melakukan pemeriksaaan trigliserida menggunakan
metode enzimatis kolorimetri GPO-PAP (Glyserol Peroxidase Phosphat
Acid) dengan alat spektofotometer. Batas linieritas pada pemeriksaan
tersebut adalah 700 mg/dL. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukan hasil
700 mg/ dL. Apa yang harus dilakukan oleh ATLM pada kasus tersebut?
D. Spesimen diencerkan dengan larutan NaCl dan dihitung dengan
faktor pengenceran

Hasil high  diencerkan  hasil dikalikan faktor pengenceran


Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan mikroskopik urine, untuk
melihat sedimen dalam urin pada pasien yang merasakan pinggang sakit dan
susah buang air kecil. Tahap awal pemeriksaan, urine harus dicentrifuge
terlebih dahulu agar endapan urin bisa dilihat unsur unsur sedimennya.
Berapa kecepatan centrifuge yang tepat pada kasus tersebut ?
A. 1000 - 1500 rpm selama 10 menit
B. 1000 - 1500 rpm selama 15 menit
C. 1500 - 2000 rpm selama 5 menit
D. 1500 - 2000 rpm selama 10 menit
E. 1500 - 2000 rpm selama 15 menit
Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan mikroskopik urine, untuk
melihat sedimen dalam urin pada pasien yang merasakan pinggang sakit
dan susah buang air kecil. Tahap awal pemeriksaan, urine harus
dicentrifuge terlebih dahulu agar endapan urin bisa dilihat unsur unsur
sedimennya. Berapa kecepatan centrifuge yang tepat pada kasus
tersebut ?
C. 1500 - 2000 rpm selama 5 menit
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan kimiawi cairan otak pada pasien laki-laki
18 tahun. Metode yang yang digunakan adalah None Apelt. Pemeriksaan harus
sangat hati-hati dan seksama pada saat membaca interpretasi hasil pemeriksaan.
Apakah alasan ATLM harus memperhatikan saat proses pada kasus tersebut?
A. Sangat cepat terjadi perubahan warnanya
B. Perubahan reaksi warna putih sangat tipis
C. Mudah hilang cicin putih yang terbentuk jika tergoyang
D. Tetesannya banyak jadi dikhawatirkan netes ke luar tabung
E. Tetesannya reagennya hanya 1 tetes sehingga jika ada perubahan warna putih
harus jeli melihatnya
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan kimiawi cairan otak pada pasien
laki-laki 18 tahun. Metode yang yang digunakan adalah None Apelt.
Pemeriksaan harus sangat hati-hati dan seksama pada saat membaca
interpretasi hasil pemeriksaan. Apakah alasan ATLM harus
memperhatikan saat proses pada kasus tersebut?
C. Mudah hilang cicin putih yang terbentuk jika tergoyang
Seorang ATLM menerima specimen dalam keadaan hemolysis untuk
pemeriksaan elektrolit. Spesimen berasal dari pasien yang sedang rawat inap.
ATLM meminta pengambilan sampel ulang karena dikhawatirkan keadaan
spesimen akan mempengaruhi hasil pemeriksaan elektrolit. Apakah elektrolit
yang dimaksud ATLM pada kasus tersebut?
A. Calsium
B. Chlorida
C. Kalium
D. Magnesium
E. Natrium
Seorang ATLM menerima specimen dalam keadaan hemolysis untuk
pemeriksaan elektrolit. Spesimen berasal dari pasien yang sedang rawat
inap. ATLM meminta pengambilan sampel ulang karena dikhawatirkan
keadaan spesimen akan mempengaruhi hasil pemeriksaan elektrolit.
Apakah elektrolit yang dimaksud ATLM pada kasus tersebut?
C. Kalium

Kalium : kation utama intrasel. Jika hemolisis sangat memengaruhi


hasil pemeriksaan
Pemeriksaan benda-benda keton di dalam urine. Metode yang digunakan
adalah metode Rothera. Pemeriksaan dilakukan dengan cara 5 ml urine
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 1 gr reagent Rothera dan
dikocok sampai larut. Apa reagen yang harus ditambahkan pada langkah
selanjutnya?
A. 5 mL Besi (III) klorida 10%
B. 5 mL Ammoniumsulfat jenuh
C. 5 mL Natriumnitroprussid 1%
D. 5 mL Besi amoniumsulfat jenuh
E. 5 mL Ammoniumhidroxida pekat
Pemeriksaan benda-benda keton di dalam urine. Metode yang digunakan
adalah metode Rothera. Pemeriksaan dilakukan dengan cara 5 ml urine
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 1 gr reagent Rothera dan
dikocok sampai larut. Apa reagen yang harus ditambahkan pada langkah
selanjutnya?
E. 5 mL Ammoniumhidroxida pekat
Seorang ATLM melakukan pengambilan darah pasien gagal ginjal bernama
Ny. S, umur 45 tahun, BB 60 kg, dan TB160 cm. Dokter meminta ATLM
melakukan pemeriksaan kadar kreatinin klirens metode Cockroft-Gault.
Hasil pemeriksaan didapatkan kadar kreatinin 5 mg/dL. Berapa mg/dL kadar
kreatinin klirens pada kasus tersebut?
A. 12.458
B. 13.458
C. 14.358
D. 15.438
E. 18.543
Seorang ATLM melakukan pengambilan darah pasien gagal ginjal
bernama Ny. S, umur 45 tahun, BB 60 kg, dan TB 160 cm. Dokter
meminta ATLM melakukan pemeriksaan kadar kreatinin klirens metode
Cockroft-Gault. Hasil pemeriksaan didapatkan kadar kreatinin 5 mg/dL.
Berapa mg/dL kadar kreatinin klirens pada kasus tersebut?
B. 13.458

CCT wanita = [(140 – Usia (th)) x BB (kg)] / [72 x kadar kreatinin darah (mg/dL)] x 0,85
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan protein urin, menggunakan sampel
urin yang jernih. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan reagen asam
sulfosalicyl 20%, tanpa pemanasan. Selanjutnya tabung diperiksa dengan
cahaya berpantul dan latar belakang yang hitam. Apakah metode yang
digunakan pada kasus tersebut ?
A. Esbach
B. Ewit’s
C. Purdy’s
D. Bang
E. Osgood
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan protein urin, menggunakan
sampel urin yang jernih. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
reagen asam sulfosalicyl 20%, tanpa pemanasan. Selanjutnya tabung
diperiksa dengan cahaya berpantul dan latar belakang yang hitam.
Apakah metode yang digunakan pada kasus tersebut ?
B. Ewit’s
Sebuah pemeriksaan CK-MB dilakukan atas pemeriksaan dokter atas indikasi klinis.
Pemeriksaan tersebut menggunakan metode DGKC. Pemeriksaan tersebut
membutuhkan monoreagen (campuran reagen 1 dan reagen2) dengan volume 2000
µL. Perbandingan reagen 1 dan reagen 2 adalah 4:1. ATLM melakukan pemeriksaan
tersebut sesuai dengan manual prosedur pada kit reagen. Berapakah volume reagen
2 yang harus dipipet sesuai kasus tersebut?
A. 300
B. 400
C. 500
D. 600
E. 700
Sebuah pemeriksaan CK-MB dilakukan atas pemeriksaan dokter atas
indikasi klinis. Pemeriksaan tersebut menggunakan metode DGKC.
Pemeriksaan tersebut membutuhkan monoreagen (campuran reagen 1
dan reagen2) dengan volume 2000 µL. Perbandingan reagen 1 dan
reagen 2 adalah 4:1. ATLM melakukan pemeriksaan tersebut sesuai
dengan manual prosedur pada kit reagen. Berapakah µL reagen 2 yang
harus dipipet sesuai kasus tersebut?
B. 400
R1 1600 µL+ R2 400 µL
Seorang pasien rawat inap yang mengalami gangguan keseimbangan
elektrolit dan asam basa. Dokter merujuk ke laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan elektrolit dengan sampel dari plasma.
Antikoagulan apakah yang dipakai untuk pemeriksaan diatas?
A. EDTA
B. Natrium sitrat
C. Heparin
D. Natrium fluoride
E. Double oksalat
Seorang pasien rawat inap yang mengalami gangguan keseimbangan
elektrolit dan asam basa. Dokter merujuk ke laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan elektrolit dengan sampel dari plasma.
Antikoagulan apakah yang dipakai untuk pemeriksaan diatas?
C. Heparin
Seorang pasien atas rujukan dokter menemui analis di laboratorium guna
melakukan analisis feses. Pasien belum membawa spesimen. ATLM
memberikan pengarahan kepada pasien tersebut. Manakah tindakan tepat
yang dilakukan ATLM pada kasus tersebut ?
A. intruksikan pasien untuk langsung buang air besar kedalam pot tinja ( kira
kira 5 gram)
B. memberikan antibiotic sebelum pengambilan sampel feses kepada pasien
C. mengajukan melakukan Rectal Toucher pada pasien
D. pasien diharuskan buang air kecil terlebih dahulu
E. melakukan pemeriksaan setelah 1 jam mendapatkan sampel feses pasien
Seorang pasien atas rujukan dokter menemui analis di laboratorium guna
melakukan analisis feses. Pasien belum membawa spesimen. ATLM
memberikan pengarahan kepada pasien tersebut. Manakah tindakan tepat
yang dilakukan ATLM pada kasus tersebut ?
D. pasien diharuskan buang air kecil terlebih dahulu

Sampel analisa feses : harus bebas dari kontaminasi termasuk urin


Seorang ATLM melakukan pemeriksaan CK-MB pada sampel pasien resiko infark, untuk
meningkatkan spesifisitas dan presisi pemeriksaan dilakukan penambahan reagen CK-MB
DS. Bagaimana cara penambahan reagen CK-MB DS tersebut?
A. Ditambahkan pada Reagen 2 dengan perbadingan 20 bagian R2 dan 1 bagian CK-MB
DS
B. Ditambahkan pada Reagen 2 dengan perbadingan 10 bagian R2 dan 1 bagian CK-MB
DS
C. Ditambahkan pada Reagen 1 dengan perbadingan 20 bagian R1 dan 1 bagian CK-MB
DS
D. Ditambahkan pada Reagen 1 dengan perbadingan 10 bagian R1 dan 1 bagian CK-MB
DS
E. Ditambahkan pada Reagen 1 dengan perbadingan 5bagian R1 dan 1 bagian CK-MB DS
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan CK-MB pada sampel pasien
resiko infark, untuk meningkatkan spesifisitas dan presisi pemeriksaan
dilakukan penambahan reagen CK-MB DS. Bagaimana cara penambahan
reagen CK-MB DS tersebut?
C. Ditambahkan pada Reagen 1 dengan perbadingan 20 bagian R1
dan 1 bagian CK-MB DS
Sebuah labortorium untuk mendapatkan keuntungan yang lebih maka bagian pelaksana teknis
melakukan trial and error. ATLM yang bekerja memperkecil volume sampel maupun reagensia
khusus saat melakukan pemeriksaan kreatinin. Hasil tidak ada pengaruh pemakaian setengah
volume sampel dan reagen pada pemeriksaan kreatinin metode Jaffe Reaction terhadap nilai
simpangan baku dan koefisien variasi. Apa kesimpulan hasil trial and error pada kasus tersebut ?
A. Tidak mempengaruhi keuntungan
B. Mempengaruhi banyaknya keuntungan yang didapat
C. Tidak dapat di lanjutkan untuk pemeriksaan glukosa yang selanjutnya
D. Dapat dilanjutkan untuk pemeriksaan glukosa yang selanjutnya dan keuntungan akan
berlebih
E. Kembali ke prosedur asal saja karena keuntungan tidak dapat bertambah karena harus duplo
setiap pengerjaan sampel.
Sebuah labortorium untuk mendapatkan keuntungan yang lebih maka
bagian pelaksana teknis melakukan trial and error. ATLM yang bekerja
memperkecil volume sampel maupun reagensia khusus saat melakukan
pemeriksaan kreatinin. Hasil tidak ada pengaruh pemakaian setengah
volume sampel dan reagen pada pemeriksaan kreatinin metode Jaffe
Reaction terhadap nilai simpangan baku dan koefisien variasi. Apa
kesimpulan hasil trial and error pada kasus tersebut ?
D. Dapat dilanjutkan untuk pemeriksaan glukosa yang selanjutnya dan
keuntungan akan berlebih
Seorang analis yang bekerja di suatu laboratorium klinik swasta madya pada bagian
verifikasi hasil melakukan verifikasi hasil pemeriksaan, ternyata ada hasil pemeriksaan
SGOT dan SGPT seorang pasien nilainya tinggi (jauh di atas nilai normal) dan setelah
dikonfirmasi dengan rujukan dari dokter yang mengirim pasien tersebut terlihat adanya
kejanggalan pada hasil pemeriksaan tersebut dan melaporkannya kepada penyedia pada
lab tersebut. Apa yang harus dilakukan oleh analis pada kondisi yang demikian?
A. Tetap mengeluarkan hasil pemeriksaan tersebut
B. Dilakukan pemeriksaan ulang dengan menggunakan spesimen yang sama
C. Mengulang pemeriksaan dengan spesimen yang baru diambil lagi dari pasien
D. Tidak melakukan pengulangan pemeriksaan
E. Mengirim spesimen yang sama ke laboratorium lain untuk diperiksa kembali
Seorang analis yang bekerja di suatu laboratorium klinik swasta madya
pada bagian verifikasi hasil melakukan verifikasi hasil pemeriksaan,
ternyata ada hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT seorang pasien nilainya
tinggi (jauh di atas nilai normal) dan setelah dikonfirmasi dengan
rujukan dari dokter yang mengirim pasien tersebut terlihat adanya
kejanggalan pada hasil pemeriksaan tersebut dan melaporkannya kepada
penyedia pada lab tersebut. Apa yang harus dilakukan oleh analis pada
kondisi yang demikian?
B. Dilakukan pemeriksaan ulang dengan menggunakan spesimen
yang sama
Seorang ATLM menerima spesimen feses pasien perempuan yang sering
mengalami konstipasi. Hasil pemeriksaan makroskopis diperoleh;konsistensi
padat, bau khas, tidak berlendir, dan ada warna merah. Pada informasi
tambahan, pasien tidak sedang menstruasi. Apakah penyebab warna feses
pada kasus tersebut?
A. Obat
B. Makanan
C. Urobilin
D. Pendarahan saluran cerna atas
E. Pendarahan saluran cerna bawah
Seorang ATLM menerima spesimen feses pasien perempuan yang sering
mengalami konstipasi. Hasil pemeriksaan makroskopis
diperoleh;konsistensi padat, bau khas, tidak berlendir, dan ada warna
merah. Pada informasi tambahan, pasien tidak sedang menstruasi.
Apakah penyebab warna feses pada kasus tersebut?
E. Pendarahan saluran cerna bawah

Perdarahan saluran cerna atas : melena (hitam)


Perdarahan saluran cerna bawah : hematoskezia (merah)
Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan thyroid-stimulating hormone (TSH)
serum pasien perempuan. Metode yang digunakan adalah metode Enzyme Linked
Fluorrescent Assay (ELFA). Karena kesibukan dan padatnya permintaan
pemeriksaan,ATLM bermaksud melakukan penundaan pemeriksaan, danmenyimpan
spesimen pada suhu 2-80C. Berapa maksimal lama penundaan yang dapat dilakukan
ATLM pada kasus tersebut?
A. 1 jam
B. 2 hari
C. 5 hari
D. 1 minggu
E. 2 minggu
Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan thyroid-stimulating
hormone (TSH) serum pasien perempuan. Metode yang digunakan
adalah metode Enzyme Linked Fluorrescent Assay (ELFA). Karena
kesibukan dan padatnya permintaan pemeriksaan,ATLM bermaksud
melakukan penundaan pemeriksaan, dan menyimpan spesimen pada suhu
2-80C. Berapa maksimal lama penundaan yang dapat dilakukan ATLM
pada kasus tersebut?
B. 2 hari
Seorang wanita memeriksakan diri ke klinik dengan keluhan nyeri pada jari-jari
tangannya, nyeri tersebut dirasakan utamanya pada subuh hari saat ia bangun
tidur. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien tersebut sering mengonsumsi
jeroan, dokter menyarankan pemeriksaan kimia klinik pada pasien tersebut. Apa
Pemeriksaan yang relevan untuk diagnosis pasien tersebut?
A. Ureum
B. Kreatinin
C. Asam urat
D. Kolesterol
E. LDL
Seorang wanita memeriksakan diri ke klinik dengan keluhan nyeri pada
jari-jari tangannya, nyeri tersebut dirasakan utamanya pada subuh hari
saat ia bangun tidur. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien tersebut
sering mengonsumsi jeroan, dokter menyarankan pemeriksaan kimia
klinik pada pasien tersebut. Apa Pemeriksaan yang relevan untuk
diagnosis pasien tersebut?
C. Asam urat

Gejala yang dialami adalah Osteoarthritis. Jeroan merupakan


sumber purin  ↑ asam urat
Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan trigliserida pada seorang pasien yang
baru pertama kali melakukan pemeriksaan trigliserida. ATLM tersebut selanjutnya
memberikan informasi terkait dengan syarat yang harus dilakukan oleh pasien
sebelum dilakukan pemeriksaan trigliserida, diantaranya terkait dengan syarat
melakukan puasa sebelum pemeriksaan. Apa syarat puasayang harus disampaikan
ATLM kepada pasien pada kasus tersebut?
A. Puasa 12 jam tanpa mengkonsumsi apapun
B. Puasa 12 jam boleh mengkonsumsi air putih
C. Puasa 6 jam tanpa mengkonsumsi apapun
D. Puasa 6 jam boleh mengkonsumsi air putih
E. Puasa 4 jam tanpa makan dan minum
Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan trigliserida pada seorang
pasien yang baru pertama kali melakukan pemeriksaan trigliserida.
ATLM tersebut selanjutnya memberikan informasi terkait dengan syarat
yang harus dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan pemeriksaan
trigliserida, diantaranya terkait dengan syarat melakukan puasa sebelum
pemeriksaan. Apa syarat puasa yang harus disampaikan ATLM kepada
pasien pada kasus tersebut?
B. Puasa 12 jam boleh mengkonsumsi air putih
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan alkali fosfatase menggunakan
metode enzimatik sesuai kit prosedur dengan menyiapkan 1 tabung untuk
sampel. Monoreagen atau working reagen dibutuhkan untuk pemeriksaan
yang terdiri atas Reagen 1 (R1) dan Reagen 2 (R2), perbandingan R1:R2
adalah 4:1. Berapakah uL R2 yang dibutuhkan pada kasus tersebut?
A. 200
B. 250
C. 750
D. 800
E. 1000
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan alkali fosfatase menggunakan
metode enzimatik sesuai kit prosedur dengan menyiapkan 1 tabung untuk
sampel. Monoreagen atau working reagen dibutuhkan untuk pemeriksaan
yang terdiri atas Reagen 1 (R1) dan Reagen 2 (R2), perbandingan R1:R2
adalah 4:1. Berapakah uL R2 yang dibutuhkan pada kasus tersebut?
A. 200
Seorang pasien laki-laki 55 tahun sedang mengambil hasil pemeriksaan profil
lipid. Pasien tersebut kebingungan dalam membaca hasil pemeriksaan
tersebut dan meminta seorang ATLM untuk membacakan hasil pemeriksaan
tersebut. Bagaimana sikap ATLM pada kasus tersebut?
A. Menyuruh pasien untuk pulang
B. Menolak permintaan pasien tersebut
C. Mengikuti permintaan pasien tersebut
D. Memanggil teman sejawat untuk membacakan hasil pemeriksaan tersebut
E. Menyarankan pasien tersebut untuk kembali ke dokter yang memberikan
pengantar pemeriksaan laboratorium
Seorang pasien laki-laki 55 tahun sedang mengambil hasil pemeriksaan
profil lipid. Pasien tersebut kebingungan dalam membaca hasil
pemeriksaan tersebut dan meminta seorang ATLM untuk membacakan
hasil pemeriksaan tersebut. Bagaimana sikap ATLM pada kasus tersebut?
E. Menyarankan pasien tersebut untuk kembali ke dokter yang
memberikan pengantar pemeriksaan laboratorium

Pembacaan hasil, diagnosa dan tatalaksana lebih lanjut sesuai


dengan kompetensi dokter
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan SGPT. Pada prosedur kit terbaca bahwa
enzim GPT akan mengkatalisis secara reversibel L-alanin dan 2-oksoglutarat
menjadi piruvat dan L-Glutamat. Kemudian, piruvat akan direduksi menjadi L-
Laktat bersama dengan oksidari NADH menjadi NAD+. ATLM akan mengukur
kadar SGPT berdasarkan penurunan absorbansi pada salah satu komponen dalam
reaksi tersebut. Apakah komponen yangdimaksud pada kasus tersebut?
A. NAD+
B. NADH
C. Piruvat
D. L-Alanin
E. L-Glutamat
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan SGPT. Pada prosedur kit terbaca
bahwa enzim GPT akan mengkatalisis secara reversibel L-alanin dan 2-
oksoglutarat menjadi piruvat dan L-Glutamat. Kemudian, piruvat akan
direduksi menjadi L-Laktat bersama dengan oksidari NADH menjadi
NAD+. ATLM akan mengukur kadar SGPT berdasarkan penurunan
absorbansi pada salah satu komponen dalam reaksi tersebut. Apakah
komponen yangdimaksud pada kasus tersebut?
B. NADH
Seorang pasien laki-laki 60 tahun rawat inap dengan riwayat diabetes, perokok dan
hipertensi. Dokter meminta dilakukan pemeriksaan kadar troponin pasien tersebut,
diketahui hasil pemeriksaan adalah100 ng/L. Hal ini sangat memungkinkan adanya
prognosis ke arah Infark miokard maka dokter segera meminta ATLM melakuakn
pemeriksaan laboratorium lanjutan. Apakah pemeriksaan lanjutan pada kasus
tersebut?
A. LDH
B. HbA1c
C. CK-MB
D. Gamma GT
E. Glycated Albumin
Seorang pasien laki-laki 60 tahun rawat inap dengan riwayat diabetes,
perokok dan hipertensi. Dokter meminta dilakukan pemeriksaan kadar
troponin pasien tersebut, diketahui hasil pemeriksaan adalah100 ng/L.
Hal ini sangat memungkinkan adanya prognosis ke arah Infark miokard
maka dokter segera meminta ATLM melakukan pemeriksaan
laboratorium lanjutan. Apakah pemeriksaan lanjutan pada kasus tersebut?
C. CK-MB
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan mikroskopis cairan serosa seorang
pasien yang sedang rawat inap di sebuah rumah sakit. ATLM memerlukan
larutan Giemsa untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Preparat selanjutnya
diberi larutan supaya terlihat lebih pada perbesaran lensa 1000x. Apa larutan
yang digunakanoleh ATLM pada kasus tersebut?
A. Imersi
B. Wright
C. Alkohol
D. NaCl fisiologis
E. Metanol
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan mikroskopis cairan serosa
seorang pasien yang sedang rawat inap di sebuah rumah sakit. ATLM
memerlukan larutan Giemsa untuk melakukan pemeriksaan tersebut.
Preparat selanjutnya diberi larutan supaya terlihat lebih pada perbesaran
lensa 1000x. Apa larutan yang digunakanoleh ATLM pada kasus
tersebut?
A. Imersi
Seorang mahasiswa TLM melakukan pemeriksaan kimia cairan serosa
menggunakan metode Rivalta. Mahasiswa menuang 100 mL akuades dalam
gelas ukur yang ditambahkan 1 tetes reagen. Hasil pemeriksaan dapat
memperlihatkan adanya kekeruhan maupun terbentuk kabut. Apakah reagen
kimia yang digunakan pada pemeriksaan tersebut?
A. Asam sulfosalisilat 3%
B. Amonium sulfat jenuh
C. Asam asetat glasial
D. Asam asetat 10%
E. Fenol jenuh
Seorang mahasiswa TLM melakukan pemeriksaan kimia cairan serosa
menggunakan metode Rivalta. Mahasiswa menuang 100 mL akuades
dalam gelas ukur yang ditambahkan 1 tetes reagen. Hasil pemeriksaan
dapat memperlihatkan adanya kekeruhan maupun terbentuk kabut.
Apakah reagen kimia yang digunakan pada pemeriksaan tersebut?
C. Asam asetat glasial
Seorang ATLM mengambil spesimen darah dari seorang pasien. Form tertulis
permintaan pemeriksaan gula darah puasa. ATLM melalukan pemriksaan
menggunakan metode enzimatik fotometri. Hasil pemeriksaan didapatkan
absorbansi sampel 0,235, absorbansi standar 0,098 serta konsentrasi standar
100 mg/dl. Berapa mg/dL kadar gula darah pasien pada kasus tersebut?
A. 159
B. 178
C. 213
D. 239
E. 259
Seorang ATLM mengambil spesimen darah dari seorang pasien. Form
tertulis permintaan pemeriksaan gula darah puasa. ATLM melalukan
pemriksaan menggunakan metode enzimatik fotometri. Hasil
pemeriksaan didapatkan absorbansi sampel 0,235, absorbansi standar
0,098 serta konsentrasi standar 100 mg/dl. Berapa mg/dL kadar gula
darah pasien pada kasus tersebut?
D. 239
Kalkulasi glukosa (mg/dl) :
(Absorbansi Sampel/Absobansi Standar) x konsentrasi standar
SEMOGA SUKSES
AAMIIN

Anda mungkin juga menyukai