ELGA YUNUS
3222014
PROPOSAL SKRIPSI
ELGA YUNUS
3222014
i
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
ELGA YUNUS
3222014
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALAIMSIMSA KOTA
SORONG
Risk Factors Affecting The Event Of Malaria In The Work Area Of The Malaimsimsa
Public health center Sorong City
Oleh :
ELGA YUNUS
3222014
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis
pada tanggal……………….
Pada Tanggal :
Dewan Penguji
Mengetahui
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nasional, adalah hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila terdapat bukti tiruan atau duplikasi pada Skripsi ini, maka penulis
Surakarta,
Elga Yunus
Nim. 3222014
iv
MOTTO
Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa
terlaksana.
Amsal 19:20-21
“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu, dan baiklah orang yang
Amsal 1:15
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”
( Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah
dunia ).
Nelson Mandela
“ Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live
( Semua orang itu jenius. Tapi jika kamu menilai seekor ikan berdasarkan
kemampuannya dalam memanjat pohon, ikan itu akan hidup selamanya dengan berpikir
Albert Einstein
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar dan skripsi ini
1. Untuk orang tua saya, Alm.Ayah dan juga Ibu yang tak henti-hentinya, memberi
2. Kakak saya Fatmawati dan juga adik saya Rospin Yunus yang selalu mendukung
3. Seluruh keluarga besar yang telah mendoakan sehingga penulis bisa sampai pada
titik ini.
4. Sahabat saya Yubelina Rischa Mamoribo dan Adelia yang telah membantu
Nusantara Sorong yang selalu memberi support kepada saya dalam menyelesaikan
perkuliahan ini.
6. Serta teman-teman angkatan kelas alih jenjang umum Prodi Sarjana Terapan
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berbagai pihak. Oleh sebab itu, maka penulis menyampaikan rasaterimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
3. Adhi Kumoro Setya, S.Pd.Bio., M.Si selaku ketua penguji yang telah ikut
membimbing dan memberi masukan dan saran kepada penulis untuk skripsi ini.
4. Fitria Diniah J.S, S.Si.,M.Sc selaku penguji I yang telah ikut membimbing dan
5. Dwi Haryatmi, S.Pd.Bio., M.Si. selaku penguji II dan pembimbing yang selalu
memberi arahan, masukan dan saran serta dapat meluangkan waktunya untuk
vii
6. Afan Sambudi,S.Pd. selaku admin pada Prodi Sarjana Terapan Teknologi
7. Seluruh dosen beserta staf tata usaha Prodi Sarjana Terapan Teknologi
8. Kedua Orang Tua Penulis ayah Alm. Yunus Sammanna dan ibu Natti Turukan
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai perbaikan penulis untuk menjadi
lebih baik. Penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.................................................. iv
MOTTO........................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
INTISARI........................................................................................................ xiii
ABSTRACT..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
ix
1. Alat & Bahan.................................................................................. 43
2. Prosedur Kerja................................................................................ 43
I. Alur Penelitian...................................................................................... 46
J. Teknis Analisis Data Penelitian............................................................ 47
K. Jadwal Rencana Penelitian................................................................... 48
x
DAFTAR TABEL
Tabel
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar 1.1 Telur Nyamuk Anopheles............................................................. 10
Gambar 1.2 Larva Nyamuk Anopheles............................................................. 11
Gambar 1.3 Kepompong Nyamuk Anopheles................................................. 11
Gambar 1.4 Nyamuk Anopheles Dewasa......................................................... 12
Gambar 1.5 Siklus Hidup Plasmodium............................................................ 16
Gambar 1.6 Fase-fase Eritrosik P. falciparum dan P. vivax............................. 17
Gambar 1.7 Fase-fase Eritrosik P. malariae dan P. ovale................................ 17
Gambar 1.8 Alur Penularan Malaria secara Alamiah....................................... 21
Gambar 2.1 Kerangka Pikir.............................................................................. 36
Gambar 3.1 Bagan Rencana Penelitian............................................................ 46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
INTISARI
xiii
penggunaan kelambu p.value= 0,251 dan penggunaan obat nyamuk p.value=0,028. Dari
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa fakor genangan air, suhu dan
penggunaan kelambu tidak berhubungan dengan kejadian malaria, sebaliknya faktor
penggunaan pelindung tubuh dan penggunaan obat nyamuk mempunyai hubungan
dengan kejadian malaria.
ABSTRACT
Elga Yunus. Nim 3222014. Risk Factors Influencing the Incidence of Malaria in the
Work Area of the Malaimsimsa Community Health Center, Sorong City.
Malaria is an infectious disease caused by Plasmodium (10), which is a single-celled
living creature belonging to the Protozoa genus which is parasitic. Malaria is still an
endemic disease in the world, each year the number of sufferers of the disease which is
transmitted by Anopheles mosquitoes reaches more than 200 million. Data from the
World Health Organization (WHO) stated that there were 219 million cases of malaria
worldwide in 2019. The purpose of this study was to determine the influence of
environmental factors and social, economic and cultural factors on the incidence of
malaria in the working area of the Malaimsimsa Public Health Center, Sorong City. .
This research is an observational study using a Case Control Study. The case group in
this study included people with malaria as indicated by positive malaria blood test
results. Examination of malaria is carried out by means of microscopic examination by
making thick and thin blood preparations, stained using Giemsa stain, then identified
using a microscope. The control group includes people who are not sick with negative
blood test results. The results of this study indicate environmental factors, namely the
presence of puddles with p.value = 0.225, temperature p.value = 0.595. Social,
xiv
economic and cultural factors are the use of body armor with p.value=0.018, the use of
mosquito nets p.value=0.251 and the use of mosquito coils p.value=0.028. From the
results of this study it can be concluded that the factors of stagnant water, temperature
and use of mosquito nets are not related to the incidence of malaria, on the contrary the
use of body armor and the use of insect repellent have a relationship with the incidence
of malaria.
Keywords: Malaria, Risk Factors, Malaimsimsa Health Center
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah bagi
kesehatan masyarakat di dunia, paling rentan menimpa usia-usia seperti anak-anak dan
orang lanjut usia yang biasa terjadi pada musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh
Plasmodium yaitu suatu makhluk hidup bersel satu yang termasuk kedalam kelompok
Genus Protozoa yang bersifat parasit. Malaria mudah menular melalui gigitan nyamuk
membedakan jenis kelamin dan umur. Gejala malaria ialah demam, mengigil, sakit
penyakit yang ditularkan nyamuk Anopheles itu mencapai lebih 200 juta. Data world
health organization ( WHO ) menyebutkan, ada 219 juta kasus malaria di seluruh dunia
pada tahun 2019. Meski demikian, angka kematian akibat penyakit malaria cenderung
menurun sejak tahun 2004. Dari 759 ribu menjadi 409 ribu kematian pada tahun 2019,
ini menunjukkan ternjadi penurunan 46,1% dalam kurun 15 tahun. Dalam laporan
WHO, penyakit malaria disebabkan parasit Plasmodium. Penyakit ini paling banyak
Timur, Pasifik Barat, dan Amerika juga berisiko terhadap penyakit menular melalui
1
2
meningkat dibandingkan tahun 2018, yaitu dari yang awalnya sebesar 0,84 menjadi 0,93
per 1.000 penduduk. Empat capaian eliminasi tingkat kabupaten atau kota pada tahun
2019 adalah sebanyak 300 kabupaten atau kota sedangkan untuk eliminasi tingkat
provinsi belum ada yang mencapai, meskipun terdapat 3 provinsi yang seluruh
kabupaten atau kotanya telah mencapai eliminasi. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018 prevalensi malaria mencapai sekitar 1,9%. Riskesdas 2018 prevalensi
menunjukkan pada tahun 2013 1,3%, sedangkan pada tahun 2018 1,9% ( Riskesda,
2018 ).
Provinsi Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi
dengan API malaria tertinggi. Hal ini sejalan dengan banyaknya kabupaten/kota di
provinsi tersebut dengan status endemis tinggi. Tingginya API di Provinsi Papua
sebesar 80,05 per 1.000 penduduk yang jauh lebih besar dibandingkan seluruh provinsi,
Sebanyak 91,2% provinsi di Indonesia telah mampu menekan API malaria hingga
pasif. Data Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menyebutkan, hingga Agustus
2018, tercatat 4.182 kasus malaria di Provinsi Papua Barat, dan 2.346 kasus
malaria terjadi di Kabupaten Manokwari atau hampir 50%. Di urutan kedua di tempati
Kabupaten Manokwari Selatan dengan 692 kasus dan ketiga, Kabupaten Teluk
3
indikator API per 1.000 penduduk, yaitu proprosi antara pasien positif malaria terhadap
penduduk berisiko di wilayah tersebut dengan konstanta 1.000. API malaria di Papua
Barat pada tahun 2019 tercatat 0,012 per 1.000 penduduk. Berdasarkan data dari dinas
kesehatan kota Sorong hingga tahun 2021 terdapat 418 kasus infeksi malaria di Kota
Sorong. Dari 418 kasus infeksi malaria tertinggi ditemukan di wilayah kerja Puskesmas
Doom distrik Sorong kepulauan yakni sekitar 210 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi
wilayah Kota Sorong. Puskesmas Malaimsimsa mencakup empat wilayah kerja yaitu
tempat dilakukannya penelitian jumlah pemeriksaan Malaria 3 tahun terakhir yaitu dari
tahun 2019, 2020 dan 2021 jumlah pemeriksaan malaria yaitu sebanyak 5.184
pemeriksaan dengan konfirmasi positif sebanyak 108 kasus selama tiga tahun terakhir.
Menurut teori Hendrik L Blum 1974, ada empat factor yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan . Dari segi pelayanan kesehatan beberapa upaya telah dilakukan
4
diatas telah dilakukan namun sampai saat ini penderita malaria masih tetap ada. Hal ini
dikarenakan faktor dari manusianya itu sendiri seperti perilaku masyarakat dan sikapnya
atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor risiko kejadian malaria di wilayah
B. Pembatasan Masalah
manusia dan nyamuk, faktor lingkungan, faktor lingkungan sosial, ekonomi dan budaya
dan faktor agent. Faktor manusia dan nyamuk antara lain umur, jenis kelamin, imunitas,
status gizi dan nyamuk itu sendiri. Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan fisik ( suhu
udara, kelembapan udara, ketinggian, angin, hujan, sinar matahari, arus air dan tempat
ekonomi dan budaya ( kebiasaan keluar rumah, pemakaian kelambu, obat anti nyamuk,
beberapa jenis pemeriksaan yang dapat di gunakan untuk pemeriksaan malaria yaitu tes
sistem hematologi sentrifugal Quantitatif Buffy Coat, imunoflurens, tes ELISA untuk
Agar penelitian lebih terfokus dan tidak meluas dari pembahasan yang di
maksud, maka skripsi ini membatasi ruang lingkup penelitian terhadap faktor-faktor
resiko yang mempengaruhi kejadian malaria, faktor resiko yang akan di teliti pada
penelitian ini adalah faktor lingkungan fisik (suhu, dan genangan air ) dan faktor
lingkingan sosial, ekonomi dan budaya ( kebiasaan keluar rumah, pemakaian kelambu,
C. Rumusan Masalah
1. Masalah umum
Apakah faktor lingkungan, dan faktor sosial, ekonomi dan buadaya merupakan
2. Masalah Khusus
a. Apakah suhu udara > 30oC merupakan faktor risiko yang mempengaruhi
kejadian malaria ?
kejadian malaria ?
6
malaria ?
e. Apakah tidak memakai obat anti nyamuk merupakan faktor resiko yang
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor lingkungan, dan faktor sosial, ekonomi
2. Tujuan Khusus
malaria.
e. Untuk mengetahui kebiasaan tidak memakai obat anti nyamuk terhadap faktor
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Sebagai sumber informasi dan menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Malaria
a. Pengertian Malaria
malaria ini dapat menyerang siapa saja terutama penduduk yang tinggal di daerah di
mana tempat tersebut merupakan tempat yang sesuai dengan kebutuhan nyamuk
untuk berkembang biak. Pada awalnya penyakit malaria diduga sebagai akibat
hukuman yang dijatuhkan oleh para dewa untuk masyarakat kota Roma. Misteri
mulai terbuka dengan ditemukan adanya bentuk seperti pisang dalam darah
penderita malaria oleh Laveran pada tahun 1880. Kemudian diketahui bahwa
penularan malaria dilakukan oleh nyamuk yang banyak terdapat di sekitar rawa-
rawa. Malaria diduga berasal dari benua Afrika, asal muasal umat manusia. Fosil
nyamuk ditemukan pada lapisan geologi yang berumur 30 juta tahun. Di Indonesia
vivax menyebabkan tertiana benigna, disebut juga malaria vivax atau ”tertiana
8
9
b. Vektor Malaria
lain-lain). Jumlah nyamuk di dunia ditemukan tidak kurang dari 3.500 spesies
Indonesia. Semua vektor tersebut hidup sesuai dengan kondisi ekologi setempat
antara lain ada nyamuk yang hidup di air payau pada tingkat salinitas tertentu (An.
dipegunungan (An. maculatus), genangan air yang terkena sinar matahari (An.
tahap dalam siklus hidupnya yaitu telur, larva, kepompong dan nyamuk dewasa.
Telur, larva dan kepompong berada dalam air selama 5-14 hari. Nyamuk anopheles
dewasa adalah vektor penyebab malaria. Nyamuk betina dapat bertahan hidup
1) Telur
Telur-telur itu diletakkan di dalam air dan mengapung di tepi air. Telur tersebut
10
tidak dapat bertahan di tempat yang kering dan dalam 2-3 hari akan menetas
menjadi larva.
2) Larva
Larva nyamuk memiliki kepala dan mulut yang digunakan untuk mencari
makan, sebuah torak dan sebuah perut. Mereka belum memiliki kaki. Dalam
pernafasan dan untuk posisi badan mereka sendiri sejajar dipermukaan air.
Larva bernafas dengan lubang angin pada perut dan oleh karena itu harus
seluruh badan atau bergerak terus dengan mulut. Larva berkembang melalui 4
Disetiap akhir stadium larva berganti kulit, larva mengeluarkan exokeleton atau
kulit ke pertumbuhan lebih lanjut. Habitat Larva ditemukan di daerah yang luas
tetapi kebanyakan spesies lebih suka di air bersih. Larva pada nyamuk
anopheles ditemukan di air bersih atau air payau yang memiliki kadar garam,
rawa bakau, di sawah, selokan yang ditumbuhi rumput, pinggir sungai dan kali,
11
dan genangan air hujan. Banyak spesies lebih suka hidup di habitat dengan
tumbuhan. Habitat lainnya lebih suka sendiri. Beberapa jenis lebih suka di
3) Kepompong
memerlukan udara. Pada kepompong belum ada perbedaan antara jantan dan
betina. Kepompong menetas dalam dal 1-2 hari menjadi nyamuk, dan pada
spesiesnya dan dipengaruhi oleh panasnya suhu. Nyamuk bisa berkembang dari
4) Nyamuk dewasa
berfungsi untuk memperoleh informasi dan untuk makan. Pada kepala terdapat
mata dan sepasang antena. Antena nyamuk sangat penting untuk mendeteksi
bau host dari tempat perindukan dimana nyamuk betina meletakkan telurnya.
Kepalanya juga dapat diperpanjang, maju ke depan hidung yang berguna untuk
kaki dan sebuah kaki menyatu dengan sayap. Perut berfungsi untuk pencernaan
agak besar saat nyamuk betina menghisap darah. Darah tersebut lalu dicerna
dibedakan dari nyamuk lainnya, dimana hidungnya lebih panjang dan adanya
sisik hitam dan putih pada sayapnya. Nyamuk anopheles dapat juga dibedakan
dari posisi beristirahatnya yang khas : jantan dan betina lebih suka beristirahat
berikut :
a) An. bancrofti sp
Nyamuk betina spesies ini tidak mempunyai pilihan tertentu akan sumber
di dalam dan di luar pada malam relatif sama. Pada malam hari
b) An. farauti
Jenis betina An. Farauti sangat tertarik untuk menghisap darah orang
meskipun paling banyak yang ditangkap pada pukul 18.00 – 20.00. Pada
c) An. koliensis
Nyamuk ini lebih tertarik menghisap darah binatang (Human Blood Index
luar rumah daripada di dalam rumah. Pada siang hari dapat ditemui baik
d) An. punctulatus
tangkap pada pukul 22.00 – 02.00. Pada pagi hari ditemukan baik di luar
mempunyai 2 (dua) siklus yaitu pada manusia (siklus aseksual) dikenal sebagai
dan memasukkan sporozoit yang terdapat pada air liurnya ke dalam darah
manusia sewaktu menghisap darah. Dalam waktu yang singkat (± ½-1 jam)
semua sporozoit menghilang dari peredaran darah masuk ke dalam sel hati
dan segera menginfeksi sel hati. Selama 5-16 hari dalam sel-sel hati
sizon hati (sizon kriptozoik) tergantung dari spesies parasit malaria yang
bentuk ini bersama sel hati yang diinfeksi akan pecah dan mengeluarkan
darah merah.
15
2) Stadium Darah
Siklus di darah dimulai dengan keluarnya dari merozoit dari skizon matang
membelah diri menjadi sizon. Sizon yang sudah matang dengan merozoit-
spesiesnya, pecah bersama sel darah merah yang diinfeksi, dan merozoit-
merozoit yang dilepas itu kembali menginfeksi ke sel-sel darah merah tadi
dalam sel darah merah disebut siklus eritrositik aseksual atau sizogoni
darah.
tidak lagi menjadi sizon, tetapi berbuah menjadi gametosit dalam sel darah
merah, yang terdiri dari gametosit jantan dan betina. Siklus terakhir ini
pembuahan terjadi antara satu sel gamet jantan (mikrogamet) dan satu sel
bagian rongga badan nyamuk (hemosel) dan dalam beberapa jam saja
masing-masing spesies yaitu 11-14 hari untuk P.falciparum, 9-12 hari untuk
P.vivax, 14- 15 hari untuk P.ovale dan 15-21 hari untuk P.malariae.
malaria, yaitu :
P.falcifarum P. vivax
P. malariae P. ovale
demam tiap hari ke-3, P.malariae demam tiap hari ke-4, dan P.ovale
memberikan infeksi yang paling ringan dan sering sembuh spontan tanpa
kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di hulu hati, atau muntah (semua
Stadium ini dimulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin. Nadi
(sianotik). Kulitnya kering dan pucat, penderita mungkin muntah dan pada
dirasakan sangat panas seperti terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan
19
sering disertai dengan rasa mual atau muntah-muntah, dapat terjadi syok
penderita menjadi sangat haus dan suhu badan bisa meningkat menjadi
berkeringat.
Pada stadium ini penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh
tubuh sampai basah, temperatur turun, penderita merasa lemah dan sering
tertidur dan pada saat terbangun akan merasa lemah. Stadium ini
selanjutnya.
e. Pencegahan Malaria
menularkan kepada orang lain. Hal itu dapat dicegah dengan jalan
20
mengobati penderita malaria akut dengan obat yang efektif terhadap fase
vaksinasi. Pemakaian kawat kasa pada pintu, jendela dan lubang angin
Hal ini dilakukan karena parasit malaria stadium seksual dalam darah
dan betina di dalam darah manusia atau membuat zigot atau ookinet
menjadi tidak aktif dalam tubuh nyamuk. Vaksin ini tidak mencegah
kurang lebih 80 jenis dan 24 jenis yang menjadi vektor penyebar malaria
di Indonesia.
( Moses, 2013 ).
c) Secara mekanik
Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para morfinis yang
menggunakan jarum suntik yang tidak steril lagi, cara penularan ini
manusia lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala
klinis.
g. Epidemologi Malaria
Malaria ditemukan di daerah-daerah yang terletak pada posisi 64o Lintang Utara
sampai 32o Lintang Selatan. Penyebaran malaria pada ketinggian 400 meter di
bawah permukaan laut dan 2600 meter diatas permukaan laut. Plasmodium
vivax mempunyai distribusi geografis yang paling luas yaitu mulai daerah
interaksi antara tiga faktor dasar epidemiologi yaitu agent (penyebab malaria),
host (manusia dan nyamuk), dan environment (lingkungan). Parasit malaria atau
hidupnya parasit malaria tersebut melalui 2 siklus yang terdiri dari siklus
aseksual di dalam tubuh manusia sebagai host intermediate dan siklus seksual
24
h. Etiologi Malaria
Anopheles betina. Dari semua jenis malaria, yang paling berbahaya adalah
ditunjukkan dengan adanya gejala demam, menggigil, pusing, dan sakit kepala,
bahkan bisa berlanjut pada radang hati. Pada umumnya hanya terjadi infeksi
campuran dua jenis parasit yaitu antara P.falciparum dan P.vivax yang banyak
( Ratna, 2020 ).
a) Umur
Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria. Anak yang bergizi baik
dengan anak yang bergizi buruk. Akan tetapi anak yang bergizi baik
bergizi buruk.
b) Jenis Kelamin
c) Imunitas
penyakit malaria.
d) Status gizi
IMT =
air. Kelangsungan hidup nyamuk akan terputus apabila tidak ada air.
sekitar 0,5 mm. Setelah 1-2 hari menetas menjadi jentik, 8-10 hari
lebih suka hinggap atau istirahat di luar rumah. Endofilik, yaitu nyamuk
yaitu nyamuk lebih suka menggigit di dalam rumah. Obyek yang digigit
2) Faktor Lingkungan
malaria.
(3) Ketinggian
(4) Angin
adalah salah satu faktor yang ikut menentukan jumlah kontak antara
(5) Hujan
hujan, derasnya hujan, jumlah hari hujan jenis vektor dan jenis
nyamuk Anopheles.
berkembang biak dalam air yang ada sinar matahari dan adanya
peneduh. Spesies lain tidak menyukai air dengan sinar matahari yang
sundaicus lebih suka tempat yang teduh, An. hyrcanus spp dan An.
lambat, sedangkan An. minimus menyukai aliran air yang deras dan
berhenti.
genangan air, baik air tawar maupun air payau, tergantung dari jenis
tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya berkisar antara 12
– 18% dan tidak dapat berkembang biak pada kadar garam 40% ke atas,
ditemukan pula dalam air tawar. An. letifer dapat hidup ditempat yang
asam/pH rendah.
31
berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah (panchax
nyamuk di suatu daerah. Selain itu adanya ternak besar seperti sapi,
malaria.
(4) Pekerjaan
(5) Pendidikan
Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup
ataupun tidak hidup dimana dalam kehadirannya, bila diikuti dengan kontak
dan ordo Coccidiidae. Hingga saat ini parasit malaria yang dikenal ada 4
macam, yaitu :
Pasifik Barat.
Pada penderita penyakit malaria, penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari
infection). Kejadian infeksi campuran ini biasanya paling banyak dua jenis
sekaligus meskipun hal ini jarang terjadi. Infeksi campuran ini biasanya
2. Diagnosis Malaria
manifestasi klinis demam malaria tidak khas dan menyerupai penyakit infeksi
lainnya. Diagnosis malaria secara pasti bisa ditegakkan jika ditemukan parasit
malaria dalam darah penderita. Oleh karena itu, cara diagnosis malaria yang
dan menggunakan PCR (Polymerase Chain reaction) serta Dipstick test. Tidak
satupun dari tes ini digunakan secara rutin karena terlalu rumit dan mahal
( Atikoh, 2015 ).
malaria yang mungkin ada dalam darah, di dalam tabung dilihat dengan
peralatannya mahal.
Dip stick test atau menguji dengan potongan antibodi monoklonal pada
Teknik ini memakai prinsip adanya histidine rich protein-2 (HRP-2) atau
3) Teknik imunoserologi
B. Kerangka Pikir
Faktor-faktor risiko tersebut adalah faktor manusia dan nyamuk, faktor lingkungan,
faktor lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dan faktor agent. Faktor manusia dan
nyamuk antara lain ( umur, jenis kelamin, imunitas, status gizi dan nyamuk itu sendiri ).
Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan fisik ( suhu udara, kelembapan udara,
ketinggian, angin, hujan, sinar matahari, arus air dan tempat perkembangbiakan nyamuk
( kebiasaan keluar rumah, pemakaian kelambu, obat anti nyamuk, pekerjaan, dan
- Umur
- Jenis Kelamin
- Imunitas
- Status Gizi
Kepadatan
- Nyamuk
Nyamuk
b. Lingkungan Kimia
c. Lingkungan Biologi
Ada hubungan
antara faktor-
d. Lingkungan Sosial,
faktor resiko dan
ekonomi, dan budaya :
kejadian malaria
- Kebiasaan keluar rumah
- Pemekaian Kelambu
- Penggunaan Obat Anti
Nyamuk
- Pendidikan
- Pekerjaan
C. Hipotesis
2. Faktor sosial, ekonomi dan budaya ( kebiasaan keluar rumah dimalam hari,
penggunaan kelambu, dan penggunaan obat anti nyamuk ) merupakan faktor resiko
kota Sorong.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
mengggunakan Case Control Study. Desain tersebut dipilih karena sesuai dengan tujuan
suatu penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur besar faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kejadian malaria. Kelompok kasus meliputi orang yang sakit
malaria ditandai dengan hasil pemeriksaan sediaan darah (SD) positif. Kelompok
kontrol meliputi orang-orang yang tidak sakit malaria ditandai dengan hasil
pemeriksaan sediaan darah (SD) negatif. Kelompok ini kemudian dibandingkan tentang
adanya penyebab atau pengalaman masa lalu yang mungkin relevan dengan penyebab
sejumlah keuntungan yaitu biaya yang diperlukan relatif sedikit, memungkinkan untuk
mengidentifikasi pelbagai faktor risiko sekaligus dalam satu penelitian, untuk menilai
hubungan antara paparan dengan penyakit. Desain ini dapat ditempuh dengan tingkat
efisiensi yang cukup tinggi terhadap waktu dan biaya jika dibandingkan dengan
38
39
yang memiliki 4 ( empat ) wilayah kerja kelurahan yaitu kelurahan Klabulu, Klagete,
Malengkedi dan Malamso. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 – Februari
2023.
1. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh masyarakat
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah faktor-faktor resiko
Kota Sorong.
1. Populasi
a. Populasi Kasus
b. Populasi Kontrol
2. Sampel
Sampel penelitian diambil dari populasi yang ada di Puskesmas Malaimsimsa Kota
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria eksklusi
Sampel untuk kelompok kontrol diambil dari populasi yang sama berdasarkan
3. Besar Sampel
dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
1. Kejadian Malaria
Variabel : Bebas
2. Faktor faktor lingkungan dan faktor sosial, ekonomi dan budaya merupakan
1) Suhu udara adalah derajat panas udara yang diukur dalam rumah responden
responden.
nyamuk.
Variabel : Terikat
42
F. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
sampling berupa accidental sampling, yaitu suatu metode penentuan sampel dengan
mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan
1. Sumber Data
dari tempat yang sama. Dan juga diperoleh dari buku, malakah, laporan, jurnal,
penelitian.
43
2. Pengumpulan Data
kuesioner. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Wawancara
b. Metode Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti secara formal dan informal untuk mengamati
c. Survei Dokumen
H. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikroskop, objek glass, pipet
tetes, botol semprot. Reagen yang digunakan dalam pemeriksaan malaria yaitu
2. Prosedur kerja
a. Pembuatan sediaan :
44
Siapkan alat dan bahan, pegang tangan kiri pasien dengan posisi telapak tangan
menghadap ke atas, pilih jari tengah atau jari manis ( pada bayi usia 6-12 bulan
darah diambil dari ujung ibu jari kaki dan bayi ), bersihkan jari dengan kapas
alkohol untuk menghilangkan kotoran dan minyak yang menempel pada jari
tersebut, setelah kering jari ditekan agar darah banyak terkumpul diujung jari.
Tusuk bagian ujung jari ( agak di pinggir, dekat kuku) secara cepat dengan
kapas kering, untuk menghilangkan bekuan darah dan sisa alkohol, tekan
kembali ujung jari sampai darah keluar, gunakan object glass bersih ( pegang
object glass pada bagian tepinya ), Posisi object glass berada dibawah jari
tersebut, teteskan 1 tetes kecil darah ( ± 2µl ) pada bagian tengah object glass
untuk sediaan darah tipis. Selanjutnya 2-3 tetes kecil darah (± 6µl) pada bagian
ujung untuk sediaan darah tebal, bersihkan sisa darah di ujung jari dengan
kapas, letakkan object glass yang berisi tetesan darah diatas meja atau
permukaan yang rata, untuk membuat sediaan darah tipis, ambil object glass
baru ( object glass kedua ) tetapi bukan cover glass, tempelkan ujungnya pada
tetes darah kecil sampai darah tersebut menyebar sepanjang object glass,
dengan sudut 450 geser object glass tersebut dengan cepat kearah yang
lampu ( termasuk lampu mikroskop ), hair dryer. Hal ini dapat menyebabkan
45
2017 ).
b. Pewarnaan sediaan
Sediaan darah tipis yang sudah kering difiksasi dengan methanol, jangan
sampai terkena sediaan darah tebal. Di letakkan object glass pada jembatan
giemsa dari tepi hingga menutupi seluruh permukaan object glass. Biarkan
selama 30-45 menit, kemudian tuangkan kembali aquades atau air bersih secara
perlahan-lahan dari tepi object glass sampai larutan giemsa yang terbuang
tersebut, setelah kering sediaan darah siap diperiksa. Sediaan darah ditetesi
dengan oil imersi sebelum diperiksa dibawah mikroskop, hal ini bertujuan
c. Interprestasi Hasil.
darah.
46
I. Alur Penelitian
Hasil
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup dua macam analisis
data yaitu, analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat bertujuan mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel dalam penelitian ini. Analisis dilakukan terhadap terhadap
masing-masing dari setiap variabel, hasil dari analisis ini menunjukan frekuensi dan
Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Chi square untuk menguji
hipotesis penelitian antar variabel independen dan variabel dependen. Analisis ini
dilakukan untuk variabel pada penelitian ini, yaitu faktor lingkungan ( suhu udara, dan
genangan ) dan faktor sosial, ekonomi dan budaya ( kebiasaan tidur menggunakan
penggunaan obat anti nyamuk ) . Hasil disajikan berupa berupa p.value yang digunakan
untuk menentukan hubungan kemaknaan dari hasil uji statistik. Jika p.value < 0,05
maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara variabel independen dan
dependen. Sedangkan, jika diketahui p.value > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel independen dan
dependen.
BAB IV
A. Hasil
Kota Sorong pada 0o88’13,2” Lintang Selatan dan 131o29’65,02” Bujur Timur.
Distrik Malaimsimsa sendiri terdiri dari 4 Kelurahan, dan mempunyai luas wilayah
dengan rasio jenis kelamin 112,65% serta tingkat kepadatan 307 jiwa per kilometer
persegi. Persentase penduduk yang melek huruf sebesar 98% dengan tingkat
pendidikan SMA atau sederajat sebesar 6,18% dan Perguruan tinggi sebesar
31,54%. Dihuni dari berbagai macam suku dan etnis serta agama yang beragam.
48
49
Sorong
tabel 4.1
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 3,6 % dari 84 responden
menderita malaria.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa semua responden 3,6 % yang
4. Analisis Univariat
wilayah kerja Puskesmas Malaimsimsa kota Sorong ada dalam tabel 4.3.
Faktor lingkungan tersebut antara lain suhu ruangan dan genangan air di sekitar
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa di sekitar rumah responden yang
rumah ≥300 C.
yang di teliti antara lain prilaku masyarakat keluar rumah pada malam hari
Sorong.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang
menderita malaria (2,4%) tidak memakai pelindung tubuh pada saat keluar di
malam hari, keseluruhan ( 3,6% ) responden yang menderita malaria tidur tidak
5. Analisis Bivariat
52
Hubungan antara faktor lingkungan ( suhu ruagan dan genengan air ) dengan
pada saat keluar di malam hari ( 0,018 ) berhubungan dengan kejadian malaria.
B. Pembahasan
Sorong
terakhir ini yakni dari tahun 2019 hingga tahun 2021 berjumlah 5.184 kasus dengan
Menurut teori Hendrik L Blum 1974, ada empat factor yang mempengaruhi
sampai saat ini penderita malaria masih tetap ada. Hal ini dikarenakan faktor dari
faktor yang mempengaruhi kejadian malaria Vivax antara lain adalah faktor
pengetahuan, sikap dan keyakinan. Dukungan sosial juga merupakan faktor yang
( Gambar 4.2 Plasmodium vivax stadium tropozoid pada sediaan tetes tebal )
perindukan nyamuk antara lain ialah sungai yang jernih dengan aliran air
perlahan, kolam dengan air jenih, mata air yang jernih, lagun, genangan atau
cekungan air, sawah, saluran irigasi dengan aliran lambat danau, tambak ikan,
yang menderita malaria terdapat genengan air di sekitar rumahnya. Pada saat
0,001.
tempat perindukan nyamuk pada radius yang dekat dengan masyarakat, dan
b. Suhu
27ºC. Nyamuk dapat bertahan hidup dalam suhu rendah, tetapi proses
metabolismenya menurun atau bahkan terhenti bila suhu turun sampai dibawah
suhu kritis pada suhu yang sangat tinggi akan mengalami perubahan proses
fisiologinya. Suhu yang didapatkan pada penelitian ini berkisar 270C sampai
dengan 350 C.
yang menderita malaria memiliki suhu ruagan rumah ≥30 0C. Pada saat
tidak terlalu lembab dan terlalu panas. Pertumbuhan nyamuk akan terhenti
sama sekali bila suhu kurang dari 10ºC atau lebih dari 40ºC. Kecepatan
diatur oleh suhu. Pengaruh suhu ini berbeda bagi setiap spesies, pada suhu
Uji statistik menunjukan bahwa suhu ruagan pada masyarakat di wilayah kerja
bahwa tidak ada hubungan antara suhu dan kejadian malaria dengan p. value =
0,280.
menyatakan bahwa ada korelasi antara suhu udara dan kejadian malaria p.value
sekitar 200C dan 300C, menunjukan bahwa nyamuk adalah binatang berdarah
kelembapan yang tinggi nyamuk akan dan lebih sering mengigit sehingga
Prilaku keluar rumah pada malam hari tanpa menggunakan baju lengan
vektor yang aktif mencari makan pada malam hari sehingga manusia yang
keluar rumah pada malam hari memiliki kemungkinan untuk terkena malaria.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian kecil (1,2%) masyarakat yang
rumah pada malam hari. Penggunaan pelindung tubuh pada malam hari
Malaimsimsa kota Sorong. Hasil penelitian ini sejalan dengan Hidayat ( 2020 )
bahwa ada hubungan terhadap prilaku keluar rumah pada malam hari dengan
rumah pada malam hari tidak berhubungan dengan kejadian malaria. ( Lumolo
et al, 2015 ) mendukung pernyataan tersebut bahwa tidak ada hubungan prilaku
keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria p.veleu = 0.079.
mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara prilaku keluar rumah pada
60
pada malam hari tidak memakai obat anti nyamuk dan juga terdapat tempat
masyarakat yang keluar rumah pada malam hari memiliki resiko tergigit
nyamuk lebih besar dibanding dengan yang tidak keluar rumah pada malam
hari.
b. Penggunaan Kelambu
kelambu pada malam hari ini yaitu untuk mengurangi kontak antara manusia
pada saat tidur merupakan upaya yang efektif untuk mencegah dan
tidur malam hari. Kelambu yang tidak rusak atau tidak berlubang dapat
61
kelambu.
penelitian ini tidak sejalan dengan Apriliani ( 2021 ) juga mengatakan bahwa
Hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain apakah
tidak pergi ke daerah endemis malaria ialah cara lain yang dapat dilakukan
nyamuk.
malaria dengan p.value 0,000. Prihatin ( 2012 ) juga menyatakan bahwa ada
malaria.
bahwa tidak ada hubungan penggunaan obat nyamuk dengan kejadian malaria
A. Kesimpulan
1. Suhu rumah bukan merupakan faktor resiko kejadian malaria di wilayah kerja
4. Prilaku keluar rumah pada malam hari tidak menggunakan tanpa menggunakan
B. Saran
1. Peneliti selanjutnya
a. Memperbanyak sampel penelitian agar didapatkan data yang lebih baik dan
63
64
a. Selalu menggunakan pelindung tubuh pada waktu keluar rumah di malam hari.
yang berinsektisida.
3. Puskesmas Malaimsimsa
pencegahan efektif.
kota sorong.
DAFTAR PUSTAKA
66
67
Rohayati, A, D. Putri, C, R.,Said, A, N., Dwi, S. & Rejeki, S. 2022. Analisis Faktor
Risiko Malaria di Asia Tenggara. BALABA. Vol.18,No.1. 79-82.
LAMPIRAN
69
Mahasiswa Responden
KODE
NO. PERTANYAAN JAWABAN (diisi oleh
petugas)
A. IDENTITAS RESPONDEN
A1 Nama
A2 Usia
A3 Alamat rumah
RT.......... RW.............
A4 Jenis kelamin 0. Laki-laki 1. Perempuan A4 [ ]
A5 Sedang hamil (Pr) 0. Ya 1. Tidak A5 [ ]
A6 Status kawin 0. Belum menikah 1. Menikah 2. Janda/duda A6 [ ]
A7 Pendidikan terakhir 0. Belum pernah sekolah 3. Tamat SMP/sederajat A7 [ ]
1. Tidak lulus SD 4. Tamat SMA/sederajat
2. Tamat SD 5. Tamat Perguruan Tinggi
B. RIWAYAT MALARIA
B1 Apakah Anda tahu penyakit malaria? B
0. Ya 1. Tidak 1
[
]
B2 Apakah dalam sebulan ini Anda pernah mengalami gejala berupa demam secara berkala, B
menggigil, sakit kepala dan sering disertai diare? 2
0. Ya 1. Tidak
[
]
B3 Apakah Anda pernah didiagnosa oleh dokter, tenaga kesehatan atau positif terkena malaria? B
0. Ya 1. Tidak 3
[
]
B4 Tahun berapa Anda didiagnosa oleh dokter atau tenaga kesehatan positif terkena malaria? B
[ ...................] 4
[
]
C. FAKTOR RESIKO
C1 Apakah Anda tinggal bersama penderita malaria? C
0. Ya 1. Tidak 1
]
C2 Apakah Anda pernah pergi ke luar daerah? C
0. Ya 1. Tidak 2
]
71
]
C4 Apa pekerjaan Anda saat ini? (jawaban boleh lebih dari satu) C
4
0. Pelajar/Mahasiswa 7. Wiraswasta
1. Penebang kayu 8. TNI/POLRI [
2. Penyadap nira pohon kelapa 9. Pedagang
3. Peternak 10. Ibu rumah tangga ]
4. Berkebun/bertani 11. Tidak bekerja
5. Pembuat gula jawa 12. Lain-lain, sebutkan ....................................
6. PNS
C5 Sudah berapa lama Anda melakukan pekerjaan tersebut? C
0. > 1 tahun 1. < 1 tahun 5
]
C6 Apa pekerjaan Anda sebelumnya? C
6
]
C7 Apakah pekerjaan Anda mengharuskan Anda untuk keluar ruangan saat petang, malam hari C
atau menjelang subuh? 7
0. Ya 1. Tidak
[
]
C8 Jika ya, berapa hari dalam seminggu? C
8
................................................
[
]
D. PERILAKU
D1 Jika di rumah, apakah Anda keluar rumah saat petang, malam hari atau dini hari menjelang D1 [ ]
subuh?
0. Ya 1. Tidak
D2 Jika ya, berapa hari dalam seminggu? D2 [ ]
................................................
D3 Apakah Anda memakai kelambu saat tidur di malam hari? D3 [ ]
0. Ya 1. Tidak
D4 Jika ya, berapa hari dalam seminggu? D4 [ ]
................................................
D5 Apakah Anda memasang kasa anti nyamuk pada ventilasi rumah? D5 [ ]
0. Ya 1. Tidak
72
[...........meter]
73
74
MASTER DATA
( memakai
pelindung kulit )
Thn
Bross di
thesia Thn
Lestari Thn
Suripatty Thn
Thn
Thn
Pomsani Thn di
Rahma Thn
Thn di
Thn
Thn di
Thn
Thn di
Thn di
Mofu
Iyamsiah Thn di
W Thn
Thn
Thn
Thn di
Thn
Thn
Karisma Thn
Thn
Thn di
Thn di
Thn di
Thn
Thn
Thn
Thn
+)
79
Thn
Thn
Thn
Thn
Thn di
Gleko Thn
Salossa Thn
Thn
Kambu Thn
auw )
Darissa Thn
K Thn
Thn
Thn
Thn di
81
Thn
Thn
di
Atambu
Thn
Thn
Thn
82
Thn di
Thn di
Irama Thn di
Alan Thn di
Thn
Thn
Thn di +)
Thn
Thn
N Thn di
Puspita R Thn
Thn
Thn
Bosawer
84
Thn
Thn
Manu Thn
Pessy
ti Thn
Thn
Thn
Syamsiah Thn di
Thn di
Thn
86
Statistics
Hasil Menggunak Menggunakan
Jenis Pemeriksa Suhu Terdapat Menggunakan an_Pelindun _Obat_nyamu
Kelamin Usia an Ruangan Genangan _Kelambu g_Tubuh k
N Valid 84 84 84 84 84 84 84 84
Missin 0 0 0 0 0 0 0 0
g
Frequency Table
Hasil Pemeriksaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 81 96,4 96,4 96,4
Positif 3 3,6 3,6 100,0
Total 84 100,0 100,0
Suhu Ruangan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ≥30o C 77 91,7 91,7 91,7
≤32o C 7 8,3 8,3 100,0
Total 84 100,0 100,0
87
Terdapat Genangan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 57 67,9 67,9 67,9
Tidak 27 32,1 32,1 100,0
Total 84 100,0 100,0
Menggunakan_Kelambu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 25 29,8 29,8 29,8
Tidak 59 70,2 70,2 100,0
Total 84 100,0 100,0
Menggunakan_Kelambu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 25 29,8 29,8 29,8
Tidak 59 70,2 70,2 100,0
Total 84 100,0 100,0
Menggunakan_Pelindung_Tubuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 70 83,3 83,3 83,3
Tidak 14 16,7 16,7 100,0
Total 84 100,0 100,0
Menggunakan_Obat_nyamuk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 51 60,7 60,7 60,7
Tidak 33 39,3 39,3 100,0
Total 84 100,0 100,0
Crosstabs
88
Crosstab
Hasil Pemeriksaan
Negatif Positif Total
Suhu Ruangan ≥30o C Count 74 3 77
Expected Count 74,3 2,8 77,0
% of Total 88,1% 3,6% 91,7%
≤32o C Count 7 0 7
Expected Count 6,8 ,3 7,0
% of Total 8,3% 0,0% 8,3%
Total Count 81 3 84
Expected Count 81,0 3,0 84,0
% of Total 96,4% 3,6% 100,0%
89
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,283a 1 ,595
Continuity Correction b
,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,532 1 ,466
Fisher's Exact Test 1,000 ,768
Linear-by-Linear ,279 1 ,597
Association
N of Valid Cases 84
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,25.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Hasil Pemeriksaan
Negatif Positif Total
Terdapat Genangan Ya Count 54 3 57
Expected Count 55,0 2,0 57,0
% of Total 64,3% 3,6% 67,9%
Tidak Count 27 0 27
Expected Count 26,0 1,0 27,0
% of Total 32,1% 0,0% 32,1%
Total Count 81 3 84
Expected Count 81,0 3,0 84,0
% of Total 96,4% 3,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1,474 a
1 ,225
Continuity Correction b
,342 1 ,559
Likelihood Ratio 2,379 1 ,123
Fisher's Exact Test ,548 ,307
Linear-by-Linear Association 1,456 1 ,228
N of Valid Cases 84
90
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,96.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Hasil Pemeriksaan
Negatif Positif Total
Menggunakan_Kelambu Ya Count 25 0 25
Expected Count 24,1 ,9 25,0
% of Total 29,8% 0,0% 29,8%
Tidak Count 56 3 59
Expected Count 56,9 2,1 59,0
% of Total 66,7% 3,6% 70,2%
Total Count 81 3 84
Expected Count 81,0 3,0 84,0
% of Total 96,4% 3,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1,318 a
1 ,251
Continuity Correctionb ,255 1 ,613
Likelihood Ratio 2,166 1 ,141
Fisher's Exact Test ,551 ,341
Linear-by-Linear Association 1,303 1 ,254
N of Valid Cases 84
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,89.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Hasil Pemeriksaan
Negatif Positif Total
Menggunakan_Pelindung_T Ya Count 69 1 70
ubuh Expected Count 67,5 2,5 70,0
% of Total 82,1% 1,2% 83,3%
Tidak Count 12 2 14
Expected Count 13,5 ,5 14,0
91
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 5,600 a
1 ,018
Continuity Correctionb 2,489 1 ,115
Likelihood Ratio 3,919 1 ,048
Fisher's Exact Test ,071 ,071
Linear-by-Linear Association 5,533 1 ,019
N of Valid Cases 84
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Hasil Pemeriksaan
Negatif Positif Total
Menggunakan_Obat_nyamu Ya Count 51 0 51
k Expected Count 49,2 1,8 51,0
% of Total 60,7% 0,0% 60,7%
Tidak Count 30 3 33
Expected Count 31,8 1,2 33,0
% of Total 35,7% 3,6% 39,3%
Total Count 81 3 84
Expected Count 81,0 3,0 84,0
% of Total 96,4% 3,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic Exact
Significance (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4,808a 1 ,028
Continuity Correctionb 2,531 1 ,112
92
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Genangan di sekitar rumah responden