Anda di halaman 1dari 153

GAMBARAN PERILAKU 3M (MEMAKAI MASKER, MENCUCI

TANGAN, DAN MENJAGA JARAK) SELAMA PANDEMI


COVID-19 PADA PEDAGANG KAKI LIMA
DI KANRE RONG MAKASSAR

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Kesehatan Masyarakat (SKM) Pada Prodi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar

OLEH :

ST. ORIZA SATIVA ADAWIYAH


70200117040

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : St. Oriza Sativa Adawiyah
NIM : 70200117040
Tempat/Tgl. Lahir : Makassar, 04 Januari 2000
Jurusan/Peminatan : Kesehatan Masyarakat/Keselamatan dan Kesehatan
KerjaFakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Alamat : Jalan Tinumbu Dalam No.102, Makassar
Judul : Perilaku 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan
Menjaga Jarak) selama Pandemi Covid-19 pada
Pedagang Kaki Lima di Kanre Rong Makassar
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran, bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, Sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 26 Januari 2022


Penyusun

St. Oriza Sativa Adawiyah


70200117040

ii
iii
KATA PENGANTAR
‫ٱلر ۡح َٰم ِن ه‬
‫ٱلر ِح ِيم‬ ‫ِب ۡس ِم ه‬
‫ٱَّللِ ه‬
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur dipanjatkan kepada Allah

SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul

“Perilaku 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak) selama

Pandemi Covid-19 pada Pedagang Kaki Lima di Kanre Rong Makassar” dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam juga tercurah kepada Rasulullah Muhammad

SAW yang menjadi suri tauladan bagi umatnya.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib untuk menyelesaikan

pendidikan Strata-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan. Proses dalam penyusunan skripsi ini, penulis secara pribadi telah

mendapatkan banyak bimbingan serta bantuan secara moril dan materil. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis M.A, Ph.D selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar dan para Wakil Rektor I, II, III, dan IV.

2. Ibu Dr. dr. Syatirah Jalaluddin, Sp.A.,M.Kes selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan para Wakil Dekan I, II, dan III

3. Bapak Abd. Majid HR Lagu, SKM., M. Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

4. Ibu Dr. Fatmawaty Mallapiang, SKM., M. Kes selaku Dosen Pembimbing I


dan Ibu Irviani Anwar Ibrahim, SKM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II

yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk penulisan skripsi

ini.

5. Ibu Yusma Indah Jayadi, S.GZ., M.Kes selaku Dosen Penguji Kompetensi
dan Bapak Yusran, S.THI, M.Hum selaku Dosen Penguji Integrasi
Keislaman.

iv
v

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas


Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang telah banyak berbagi ilmu serta

membantu selama proses perkuliahan dan staff jurusan Kesehatan Masyarakat

yang telah membantu menyelesaikan segala urusan administrasi yang

diperlukan sampai saat ini.

7. para staf akademik dan tata usaha Fakultas Kedokteron dan Ilmu Kesehatan

UIN Alauddin Makassar yang telah membantu penulis dalam pengurusan

administrasi persuratan.

8. Para staf di Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar yang telah memberikan
izin serta kemudahan kepada penulis selama melakukan penelitian.

9. UPTD Kanre Rong Makassar dan para pedagang di Kanre Rong Makassar

yang telah bersedia memberikan informasi dalam penelitian ini.

10. Ibunda Saniati dan Ayahanda Muhammad Saleh tercinta yang selama ini tak

lelah merawat dan membesarkan saya hingga saat ini, serta dukungan dan doa

yang senantiasa diberikan.

11. Keluargaku Nurul Khaeriah Nisa, MH. Fathur Rachman, Asriana Novita Sari,
Nur Aeni Wahyuni, dan Menci yang senantiasa selalu memberi motivasi agar

cepat lulus.

12. Sahabat-sahabatku: Rasdianah Kadir, Nurul Fauziyah, Andi Husnul Fahimah,

Nurfadhilah Radiah Alim, Dieta Budiarti, Nurul Maghfirah AR yang selalu

setia mendengar keluh kesah selama menyelesaikan ini, senantiasa

menyemangati dan juga membantu dalam penyusunan penelitian ini.

13. Teman-teman angkatan 2017 Kesehatan Masyarakat, khususnya Kesmas C

dan peminatan K3, yang selalu membantu dalam penyusunan penelitian ini.
vi

14. Senior dan junior di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Alhamdulillah, dengan bantuan dari semua pihak skripsi dapat

terselesaikan. Semoga kebaikan dan kemurahan hati semua pihak

mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah SWT.

Samata-Gowa, 26 Januari 2022


Penyusun

St. Oriza Sativa Adawiyah


70200117040
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................................ 6
D. Kajian Pustaka ........................................................................................ 10
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 18
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 21
A. Tinjauan Umum Mengenai Perilaku ........................................................ 21
B. Tinjauan Umum Mengenai Penggunaan Masker ..................................... 26
C. Tinjauan Umum Mengenai Cuci Tangan ................................................. 28
D. Tinjauan Umum Mengenai Jaga Jarak/Physical Distancing ..................... 30
E. Tinjauan Umum Mengenai Pedagang Kaki Lima .................................... 31
F. Tinjauan Umum Mengenai Covid-19 ...................................................... 32
G. Tinjauan Umum Mengenai Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Pedagang Kaki Lima ............................................................................... 34
H. Tinjauan 3M, Covid-19, Pedagang Dalam Perspektif Islam ..................... 39
I. Kerangka Teori ....................................................................................... 47
J. Kerangka Konsep .................................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 49
A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ..................................................... 49
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 50

vii
viii

D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 50


E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 52
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 55
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 55
B. Pembahasan ............................................................................................ 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 89
A. Kesimpulan ............................................................................................ 89
B. Saran ...................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ xiii
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Teori ........................................................................... 47
Gambar 1.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 48

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kanre Rong
Makassar........................................................................................... 58
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Kanre Rong Makassar .. 58
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Kanre
Rong Makassar ................................................................................. 59
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja di Kanre Rong
Makassar........................................................................................... 59
Table 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mencuci Tangan
di Kanre Rong Makassar ................................................................... 60
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Menjaga Jarak di
Kanre Rong Makassar ....................................................................... 60
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Memakai Masker di
Kanre Rong Makassar ....................................................................... 61
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Mencuci Tangan di
Kanre Rong Makassar ....................................................................... 61
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Menjaga Jarak di Kanre
Rong Makassar ................................................................................. 62
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Memakai Masker di
Kanre Rong Makassar...................................................................... 62
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mencuci Tangan di
Kanre Rong Makassar...................................................................... 63
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Memakai Masker di
Kanre Rong Makassar...................................................................... 63
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Mencuci Tangan di
Kanre Rong Makassar...................................................................... 64
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Menjaga di Kanre
Rong Makassar ................................................................................ 64

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penentuan Skoring pada Kriteria Objektif
Lampiran 2 Surat Persetujuan Responden

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Output SPSS 16 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 Output SPSS 16 Karakteristik Responden

Lampiran 6 Output SPSS 16 Hasil Analisis Univariat

Lampiran 7 Master Tabel

Lampiran 8 Kode Etik

Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 10 Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Meneliti

Lampiran 12 Dokumentasi

xi
ABSTRAK

Nama : St. Oriza Sativa Adawiyah


Nim : 70200117040
Judul : Perilaku 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga
Jarak) selama Pandemi Covid-19 pada Pedagang Kaki Lima di Kanre Rong
Makassar.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak sosial maupun ekonomi pada


sektor informal antara lain pedagang kaki lima.. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak) selama pandemi covid-19 pada pedagang kaki lima di Kanre Rong
Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan
teknik total sampling sebanyak 106 pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden (100%) memiliki
pengetahuan baik terkait memakai masker, 99,1% memiliki pengetahuan baik
terkait mencuci tangan, dan 99,1% memiliki pengetahuan baik terkait menjaga
jarak, 64,2% memiliki sikap baik terkait memakai masker, 93,4% memiliki sikap
baik terkait mencuci tangan, 68,9% memiliki sikap baik terkait menjaga jarak,
hanya 9,4% memiliki tindakan baik terkait memakai masker, 73,6% memiliki
tindakan mencuci tangan yang baik dan tidak terdapat responden memiliki
tindakan menjaga jarak yang baik, sehingga perilaku memakai masker dan
menjaga jarak dikatakan kurang baik. Disarankan agar para pedagang dapat
mematuhi dan saling mengingatkan terkait memakai masker dan menjaga jarak.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, 3M, Covid-19, Pedagang Kaki
Lima.

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku seseorang berperan penting pada status kesehatan individu

maupun masyarakat serta dapat memengaruhi keberhasilan program atau

kebijakan terkait penanggulangan dan pencegahan penularan penyakit

(Sekeon et al., 2021). Oleh karena itu, pemerintah menerapkan beberapa

peraturan untuk mencegah penularan penyakit Covid-19, berupa 3M yaitu

memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.


Protokol kesehatan yang harus dilakukan sesuai pedoman

Kementerian Kesehatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk

mencegah Covid-19 adalah dengan memakai masker, membersihkan

tangan dengan teratur yaitu cuci tangan dengan sabun dibawah air

mengalir atau menggunakan hand sanitizer atau cairan antiseptik berbasis

alkohol, jaga jarak minimun 1 meter dengan orang lain, tidak menyentuh

mata, mulut dan hidung apabila tangan belum di cuci, menghindari


keramaian, menghindari kerumunan, menghindari berdesakan, istirahat

yang cukup (minimum 7 jam), melakukan aktivitas fisik minimum 30

menit dalam sehari, mengkonsumsi gizi seimbang, dan menghindari faktor

risiko penyakit (Kemenkes RI, 2020).

Untuk mencegah penularan dan penyebaran virus secara meluas ke

seluruh masyarakat, pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk

mencegah penambahan jumlah kasus Covid-19. Kebijakan pemerintah ada

yang bersifat tertulis dan tidak tertulis, hendaknya ditaati oleh masyarakat.

Masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi dalam pencegahan

Covid-19 dengan menaati aturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam

1
2

mencegah Covid-19. Sebagai warga negara yang baik dalam hal hak dan

kewajibannya, dapat ikut serta dalam upaya membela negara baik itu

dengan fisik maupun non fisik seperti yang termuat pada pasal 27 ayat 3

UUD 1945 (UUD, 2000 dalam Mahardika et al., 2020).

Upaya yang bisa diterapkan untuk memutus penularan Covid-19

yaitu setiap elemen termasuk masyarakat perlu memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang baik terkait Covid-19 (Purnamasari & Raharyani, 2020).

Pengetahuan adalah hasil dari proses sensoris terhadap suatu objek pada

panca indera yaitu mata dan telinga. Salah satu domain terpenting dalam
terbentuknya perilaku yaitu pengetahuan (Donsu, 2017 dalam Purnamasari

& Raharyani, 2020).

Dengan melihat penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa

pengetahuan masyarakat mengenai Covid-19 yang ada di Kabupaten

Wonosobo sebanyak 90% kategori baik dan 10% kategori cukup. Dalam

hal perilaku terkait Covid-19 diantaranya penggunaan masker, kebiasaan

cuci tangan, dan social physical/distancing terdapat 95,8% berperilaku


baik dan 4,2% perilaku cukup baik. Berdasarkan penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan

perilaku masyarakat terkait Covid-19 (Purnamasari & Raharyani, 2020).

Masyarakat yang bekerja pada sektor informal merupakan yang

paling terdampak dari segi ekonomi akibat wabah Covid-19. Sebanyak

70,53% orang yang termasuk dalam kelompok berpenghasilan rendah atau

berpenghasilan maksimal 1,8 juta yang mengaku mengalami penurunan

penghasilan (BPS, 2020). Pada sektor informal menurut International

Labour Organization (ILO) diperkirakan sebanyak 61% pekerja sangat


3

rentan pada risiko keselamatan kerja dan proteksi akan Covid-19 (ILO,

2020).

Berdasarkan Peraturan Walikota Makassar mengenai Pedoman

Pelaksanaan Protokol Kesehatan Di Kota Makassar Pasal 1 No 24,

pedagang kaki lima adalah orang yang mengerjakan usaha dagang dan jasa

pada tempat-tempat kota dan fasilitas umum seperti pada trotoar, badan

jalan, jalur hijau, bawah jembatan, saluran air, taman, jembatan

penyeberangan baik yang memperoleh izin dari pemerintah daerah atau

tidak memperoleh izin pemerintah daerah (Perwako Makassar, 2020). Di


Indonesia terdapat 18,9 juta usaha yang tidak memiliki tempat khusus

untuk melakukan usaha seperti pedagang yang berkeliling, pedagang kaki

lima, usaha yang berada di tempat tinggal, dan sebagainya (BPS, 2016).

Pada tahun 2011 sampai 2016 jumlah pedagang kaki lima di

Makassar cenderung mengalami peningkatan yang dimana pada tahun

2011 pedagang kaki lima sebanyak 3.405 (15%) kemudian meningkat

sebanyak 3.590 (16%) pada tahun 2012. Jumlah pedagang kaki lima
(PKL) mengalami penurunan pada tahun 2013 sebanyak 3.501 (15%)

namun pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan yaitu sebanyak

3.752 (16%) pada tahun 2014, kemudian di tahun 2015 sebanyak 3.951

(18%) dan tahun 2016 sebanyak 4.443 yaitu 20%. Pada tahun 2020,

terdapat 3.819 pedagang kaki lima di Makassar (PD Pasar Makassar Raya,

2020).

Berdasarkan survei BPS, persentase tertinggi terkait tidak adanya

penerapan protokol kesehatan yaitu sebanyak 17,32% responden

memastikan bahwa pedagang kaki lima atau pasar tradisional yang

dikunjungi tidak melaksanakan protokol kesehatan sama sekali. Sebanyak


4

82,62% responden memastikan bahwa PKL atau pasar tradisional yang

dikunjungi telah memakai masker. Terdapat 51,41% responden

memastikan PKL atau pasar tradisional yang dikunjungi telah mencuci

tangan/menggunakan hand sanitizer. Dan sebanyak 47,16% responden

memastikan pasar tradisional atau pedagang kaki lima yang dikunjungi

sudah menerapkan wajib jaga jarak (BPS, 2020).

Coronavirus merupakan kelompok virus yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia atau hewan. Beberapa jenis coronavirus diketahui

menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek
sampai yang lebih serius yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS)

dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru

yang ditemukan dapat menyebabkan penyakit Covid-19. Kasus manusia

pertama Covid-19 diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina pada Desember

2019 (WHO, 2020 dalam ILO, 2020).

Gejala seseorang terpapar Covid-19 yaitu demam lebih 38°C,

batuk, pilek sesak nafas dan sindrom pernafasan akut yang dapat
merenggut nyawa.Covid-19 diduga virus yang sama seperti virus MERS

dan SARS. Covid-19 ini dapat memberikan dampak penyakit yang serius

bagi orang yang memiliki penyakit tersebut dan orang lain, dikarenakan

penularan Covid-19 mudah menulari manusia melalui udara, seseorang

yang terjangkit Covid-19 yang memiliki penyakit menahun akan

memperparah penyakit tersebut hingga berujung kematian

(Zahrotunnimah, 2020 dalam Mahardika et al., 2020).

Saat awal tahun 2020, adanya penyakit yaitu Coronavirus Disease

2019 mengagetkan masyarakat dunia. Pada tanggal 30 Januari 2020,

Covid-19 ditetapkan sebagai keadaan darurat bagi kesehatan masyarakat


5

oleh WHO. Jumlah kasus Covid-19 bertambah cukup cepat dan sudah

menyebar hampir setiap negara di seluruh dunia. Tanggal 2 Maret 2020

Covid-19 muncul pertama kali di Indonesia, kemunculannya ditandai

dengan terdapat laporan kejadian terkonfirmasi Covid-19 sejumlah dua

kasus (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Virus Covid-19 dapat ditularkan

melalui tetesan pernafasan dan kontak. Transmisi tetesan terjadi ketika

melakukan kontak dekat dengan seseorang bergejala atau berisiko Covid-

19 (WHO, 2020).

Pada tanggal 06 Februari 2021, terdapat 104.956.439 total kasus


terkonfirmasi Covid-19 dan 2.290.488 kasus meninggal di seluruh

dunia.Sampai tanggal 06 Februari 2021 di Indonesia total kasus Covid-19

sebanyak 1.134.854 dan 2.290.488 kasus kematian akibat Covid-19

(WHO, 2021). Tanggal 09 Februari 2021, di Makassar kasus terkonfirmasi

Covid-19 sebanyak 2.404 kasus dan 320 kasus sembuh dari Covid-

19.Tanggal 09 Februari 2021 terdapat 540 kasus di Kecamatan Ujung

Pandang (Dinkes Kota Makassar, 2021).


Kanre Rong Makassar adalah upaya pemerintah Kota Makassar

dengan tujuan dapat menumbuhkan bisnis yang kreatif. PKL Kanre Rong

dinaungi oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar dan dibentuk

UPTD-PLUT sebagai unit pelaksana teknis seperti tercantum pada

Peraturan Walikota Makassar Nomor 29 tahun 2018 tentang Pedagang

Kaki Lima Kanre Rong (Perwako dalam Alam et al., 2020).

Pedagang kaki lima termasuk kelompok berisiko yang berinteraksi

dengan orang banyak, tidak memiliki jaminan/perlindungan kesehatan dan

tidak memiliki lingkungan kerja yang baik. Dengan demikian penting

melaksanakan perilaku 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan


6

menjaga jarak dengan baik. Sehingga peneliti ingin meneliti perilaku

penggunaan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak pada pegang kaki

lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi Covid-19.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran perilaku 3M (memakai masker, mencuci

tangan dan menjaga jarak) selama pandemi Covid-19 pada pedagang kaki

lima di Kanre Rong Makassar?

C. Definisi Operasional & Kriteria Objektif

1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin pada penelitian ini adalah gender responden

yang menjadi sampel pada penelitian.

Kriteria Objektif:

1. Laki-laki

2. Perempuan

2. Umur

Umur pada penelitian ini adalah kurun waktu dari


responden dilahirkan sampai dilakukannya penelitian ini.

Kriteria Objektif:

1. Usia Balita : 0-5 tahun

2. Usia Kanak-kanak : 5-11 tahun

3. Usia Remaja Awal : 12-16 tahun

4. Usia Remaja Akhir : 17-25 tahun

5. Usia Dewasa Awal : 26-35 tahun

6. Usia Dewasa Akhir : 36-45 tahun

7. Usia Lansia Awal : 46-55 tahun

8. Usia Lansia Akhir : 56-65 tahun


7

9. Usia Manula :>65 tahun

(Depkes, 2009)

3. Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir pada penelitian ini adalah jenjang

pendidikan formal responden yang diselesaikan.

Kriteria Objektif:

1. Tidak Sekolah

2. Sekolah Dasar (SD)

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)


4. Sekolah Menengah Atas (SMA)

5. D3

6. S1

4. Lama Kerja

Lama kerja pada penelitian ini adalah lama responden

berdagang dalam sehari.

Kriteria Objektif:
1. Memenuhi Syarat : ≤8 jam

2. Tidak Memenuhi Syarat : >8 jam

(KEMENPERIN, 2003)

5. Pengetahuan

Pengetahuan pada penelitian ini adalah segala informasi

yang diketahui oleh responden yang didapatkan baik bersumber

dari seseorang atau media mengenai protokol kesehatan untuk

upaya pencegahan penularan Covid-19 diantaranya penggunaan

masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.


8

Kriteria objektif:

Baik : Pengetahuan baik jika skor responden ≥50%

Buruk : Pengetahuan buruk jika skor responden <50%

6. Sikap

Sikap dalam penelitian ini adalah pendapat atau reaksi

responden terkait upaya mencegah penularan Covid-19 yaitu

penggunaan masker, cuci tangan dan menjaga jarak.

Kriteria objektif:

Baik : Sikap baik jika skor responden ≥60%


Buruk : Sikap buruk jika skor responden <60%

7. Tindakan

Tindakan dalam penelitian ini adalah segala perbuatan

responden berupa penggunaan masker, cuci tangan dan menjaga

jarak sebagai upaya untuk mencegah penularan Covid-19.

Kriteria objektif :

Baik : Pengetahuan baik jika skor responden ≥50%


Buruk : Pengetahuan buruk jika skor responden <50%

8. Memakai masker

Memakai masker dalam penelitian ini adalah tindakan

responden menggunakan alat pelindung pernafasan.

9. Mencuci tangan

Mencuci tangan dalam penelitian ini adalah tindakan

responden membersihkan jari-jari dan tangan menggunakan sabun

dibawah air mengalir untuk melindungi diri dari virus.


9

10. Menjaga jarak

Menjaga jarak pada penelitian ini adalah responden

membatasi interaksi fisik minimal 1 meter dengan orang lain.

11. Pedagang kaki lima

Pedagang kaki lima dalam penelitian ini adalah penjual

yang menjajakan jualannya pada tempat yang telah disediakan oleh

pemerintah.

12. Perilaku

Perilaku pada penelitian ini adalah gabungan pengetahuan,


sikap, dan tindakan terkait memakai masker, mencuci tangan dan

menjaga jarak.

Kriteria objektif:

Baik : Perilaku baik jika pengetahuan, sikap dan tindakan

baik

Kurang Baik : Perilaku kurang baik apabila tidak memenuhi

kriteria diatas
10

D. Kajian Pustaka
Tabel 1.1

Nama Peneliti, Karakteristik


No. Judul Tujuan Hasil Implikasi
Vol. No, Tahun Subjek Instrumen Metode

1. Devi Pramita Sari Hubungan antara Untuk mengetahui Sebanyak Kuesioner Cross Dari 62 responden Sebaiknya
dkk. Jurnal Pengetahuan hubungan 62 dan sectional terdapat 43 memberikan
Ilmiah Rekam Masyarakat pengetahuan responden pedoman study responden (69,35%) edukasi terkait
Medis dan dengan masyarakat dengan observasi berpengetahuan baik Covid-19 dan
Informatika Kepatuhan kepatuhan mengenai Covid-19 penggunaan
Kesehatan. Vol. Penggunaan penggunaan dan 46 responden masker.
10, No. 1. Tahun Masker sebagai masker sebagai (74,19%) patuh
2020. Upaya upaya pencegahan menggunakan
Pencegahan Covid-19 di masker. Berdasarkan
Penyakit Covid- Ngronggah hasil uji Chi-Square
19 Di Ngronggah. menunjukkan nilai
p=0,004 dengan arti
ada hubungan antara
pengetahuan
masyarakat dengan
kepatuhan
menggunakan
masker
11

2. Enzo Cumbo dan Management and Untuk mengetahui Sebanyak Observasi Observasi Dari 1.034 orang Pemberian informasi
Giuseppe Use Of Filter gambaran cara 1.034 yang diamati, terkait penggunaan
Alessandro Masks in The penggunaan subjek terdapat 12 orang masker yang benar
Scardina. Safety “Non-Medical” masker masyarakat yang yang tidak penting diberikan
Science. Vol. 133. Population Italia pada saat di diamati menggunakan dan penting
Tahun 2021. luar rumah masker pada saat di melakukan
During The luar rumah dan pengawasan yang
Covid-19 Period 1.022 orang yang ketat.
menggunakan
masker. Adapun
jenis masker yang
digunakan yaitu
masker bedah
sebanyak 622 orang,
118 orang memakai
masker filter tipe
FFP2/FFP3 tanpa
katup, 129 orang
pakai masker filter
tipe FFP2/FFP3
dengan katup dan
sebanyak 153 orang
yang menggunakan
masker kain/buatan
sendiri. Terkait
penggunaan masker
dengan baik yaitu
dengan menutupi
12

hidung dan dagu


terdapat 264 orang.

3. Hendrik Edison Persepsi Untuk mengetahui Sebanyak Wawancara Survey Dari 30 responden, Perlunya pemberian
Siahaineinia dkk. Masyarakat persepsi 30 ada 22 responden sanksi yang tegas
Jurnal Penelitian tentang masyarakat responden (73,33%) tidak oleh pemerintah
dan Pengabdian Penggunaan tentang yang ada mencuci tangan terkait penggunaan
Masyarakat Masker dan Cuci penggunaan di pasar dengan alasan masker di tempat
UISU. Vol. 9, No. Tangan Selama masker dan cuci sukaramai kebersihan wastafel umum, selain itu
1. Tahun 2020. Pandemi Covid- tangan selama yang ada diragukan penting
19 Di Pasar pandemi Covid-19 kebersihannya dan menyediakan tempat
Sukaramai Medan di pasar sukaramai tidak tersedianya cuci tangan serta
Medan sabun. Terdapat 23 pemberian
responden (76,67%) sosialisasi mengenai
tidak menggunakan Covid-19 oleh
masker, dengan pemerintah bersama
beberapa alasan stakeholder.
yaitu sesak nafas,
merasa tidak
nyaman, merasa diri
sehat dan tidak
khawatir dengan
adanya Covid-19

4. Sri Untari dan Gambaran Untuk mengetahui Sebanyak Angket Cross Dari 330 responden Perlunya
Nurul Kodiyah. Penggunaan gambaran 330 yang sectional terdapat 217 meningkatkan
Journal of TSJ Masker Di Masa penggunaan responden disebarkan study responden (65,8%) kesadaran terkait
Keb. Vol. 5, No. Pandemi Covid- masker di masa menggunak selalu menggunakan pencegahan Covid-
19 pada pandemi Covid-19 an google masker saat berada
13

2. Tahun 2020. Masyarakat Di di Kabupaten form di luar rumah, 98 19.


Kabupaten Grobogan Jawa responden (29,7%)
Grobogan Tengah jarang menggunakan
masker dan 15
responden (4,54%)
tidak menggunakan
masker. Alasan
jarang menggunakan
masker yang paling
banyak adalah punya
akan tetapi malas
menggunakan atau
merasa tidak
nyaman sebanyak 71
responden (72,44%)

5. Ika Purnamasari Tingkat Untuk mengetahui Responde Angket Analitik Terdapat 130 Upaya pencegahan
dan Anisa Ell Pengetahuan dan hubungan antara n dengan korelasi responden (90%) dan pemantauan
Raharyani. Perilaku pengetahuan dan sebanyak google yang memiliki untuk memutus
Jurnal Ilmiah Masyarakat perilaku 144 orang form pengetahuan yang rantai penyebaran
Kesehatan. Tahun Kabupaten masyarakat baik mengenai Covid-19 harus
2020. Wonosobo Kabupaten Covid-19 dan 14 dilakukan dengan
tentang Covid-19 Wonosobo responden (10%) maksud tidak
mengenai Covid- pada kategori bertambahnya
19 pengetahuan cukup jumlah kasus baru
baik. Yang memiliki Covid-19.
perilaku baik
sebanyak 138
14

responden (95,8%)
dan perilaku cukup
baik sebanyak 6
responden (4,2%).
Berdasarkan hasil
analisis didapatkan
nilai P-value 0,047
(<0,05)
menunjukkan
adanya hubungan
antara pengetahuan
dan perilaku
masyarakat tentang
covid yang dimana
terdapat 126
responden (96,9%)
yang
berpengetahuan baik
memiliki perilaku
baik

6. Benny Gambaran Untuk mengetahui Responde Kuesioner Deskriptif Dari 71 responden Pemberian
Karuniawati dan Perilaku Hidup gambaran sebanyak yang terdapat 83,1% pengetahuan atau
Berlina Putrianti. Bersih dan Sehat pelaksanaan PHBS 71 orang diakses selalu mencuci pemahaman terkait
Jurnal Kesehatan (PHBS) dalam pada masyarakat secara tangan pakai sabun PHBS terhadap
Karya Husada Pencegahan sebagai upaya online setelah keluar masyarakat sangat
(JKKH). Vol. 8, Penularan Covid- pencegahan rumah, 76,1% selalu penting dilakukan,
No. 2. Tahun 19 penularan virus mencuci tangan sehingga masyarakat
15

2020. Covid-19 pakai sabun sebelum dapat menerapkan


makan, 67,6% selalu PHBS yang baik
membersihkan dengan itu
rumah setiap hari, diharapkan dapat
95,8% selalu mencegah
menggunakan penyebaran Covid-
masker saat keluar, 19.
47,9% sering
menjaga jarak
minimal 2 meter,
63,4% tidak pernah
berjabat tangan
dengan orang lain,
50,7% kadang-
kadang aktif
berkegiatan di luar
rumah, 95,8% selalu
mencuci sayuran dan
buah sebelum
dikonsumsi, 49,3%
selalu mencuci
tangan setelah
memegang uang dan
84,5% tidak pernah
melakukan
perjalanan ke luar
kota
16

7. Taufiq Firdaus Gambaran Sikap Untuk Terdapat Kuesioner, Cross- Dari 6.557 Meningkatkan
Al-Ghifari dan Gaya Hidup menganalisis 6.557 yang diisi sectional responden terdapat kesadaran
Atmadja dkk. Sehat Masyarakat gambaran sikap responden melalui 6.489 responden masyarakat akan
AcTion: Aceh Indonesia Selama serta gaya hidup dengan google yang setuju Covid- pentingnya menjaga
Nutrition Journal. Pandemi Covid- masyarakat selama kriteria form 19 dapat dicegah imunitas tubuh yang
Vol. 5, No. 2. 19 pandemi Covid-19 berumur dengan menjaga didapat dilakukan
Tahun 2020. diatas 16 jarak, mencuci salah satu cara yaitu
tahun tangan dan konsumsi berjemur antara jam
gizi seimbang. 9 sampai 10 pagi.
Terkait gaya hidup
terdapat 3.861
responden
melakukan aktivitas
fisik <3 kali dalam
seminggu, 6.234
responden yang
masak sendiri
makanan yang
dikonsumsi, 3.309
kadang-kadang
mengonsumsi sayur
dan buah, 5.111
responden selalu
mencuci tangan dan
3.576 responden
kadang-kadang
berjemur diatas jam
17

8. Katherine M. Staying Home, Untuk mengetahui Sebanyak Informed Cross- Perilaku pencegahan Perempuan sebagai
Anderson dan Distancing, and faktor-faktor yang 491 consent sectional dipengaruhi oleh model perilaku
Jamila K. Face Masks: memengaruhi responden dan faktor multilevel. dalam keluarga dan
Stockman. COVID-19 perilaku tetap di dengan pertanyaan Perempuan yang komunitas, penting
International rumah, menjaga kriteria skrining tinggal di perkotaan, mengikutsertakan
Journal of Prevention among jarak dan memakai perempua minimal dalam perilaku
Environmental U.S. Women in masker. n umur 18 berpendidikan pencegahan dan
Research and The COPE Study tahun atau formal, perempuan pentingnya
Public Health. lebih, berumah tangga pemerintah ikut serta
Vol. 18, No. 1. tinggal di berpendapatan dalam promosi
Tahun 2021. Amerika tahunan 30.000- pencegahan Covid-
Serikat 50.000 USD 19.
dan cenderung tidak
mengerti menerapkan perilaku
bahasa pencegahan.
inggris.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya yaitu penelitian-penelitian terdahulu hanya meneliti variabel penggunaan

masker atau cuci tangan atau menjaga jarak saja dan objek yang diteliti yaitu masyarakat umum. Sedangkan pada penelitian ini akan

meneliti perilaku memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta yang menjadi objek penelitian yaitu pedagang kaki lima.
18

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak)

selama pandemi Covid-19 pada pedagang kaki lima di Kanre Rong

Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan memakai masker pada

pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi


Covid-19.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mencuci tangan pada

pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi

Covid-19.

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan menjaga jarak pada

pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi

Covid-19.
d. Untuk mengetahui gambaran sikap memakai masker pada

pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi

Covid-19.

e. Untuk mengetahui gambaran sikap mencuci tangan pada pedagang

kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi Covid-19.

f. Untuk mengetahui gambaran sikap menjaga jarak pada pedagang

kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi Covid-19.

g. Untuk mengetahui gambaran tindakan memakai masker pada

pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi

Covid-19.
19

h. Untuk mengetahui gambaran tindakan mencuci tangan pada

pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi

Covid-19.

i. Untuk mengetahui gambaran tindakan menjaga jarak pada

pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi

Covid-19.

j. Untuk mengetahui gambaran perilaku memakai masker pada

pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar selama pandemi

Covid-19.
k. Untuk mengetahui gambaran perilaku mencuci tangan pada

pedagang kaki lima di kanre Rong Makassar.

l. Untuk mengetahui gambaran menjaga jarak pada pedagang kaki

lima di kanre Rong Makassar.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan


gambaran perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dan

menjaga jarak) selama pandemi Covid-19 pada pedagang kaki lima di

Kanre Rong Makassar. Sehingga dapat menjadi informasi dan

menerapkan protokol kesehatan yang baik.

2. Manfaat Bagi Institusi

Diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi bagi institusi

terkait perilaku protokol kesehatan saat pandemi Covid-19 yaitu

memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.


20

3. Manfaat Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti sendiri adalah menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai perilaku 3M (memakai masker, menjaga jarak

dan mencuci tangan) selama pandemi Covid-19 pada pedagang kaki

lima di Makassar, serta dapat mengembangkan kemampuan peneliti

dalam melaksanakan penelitian.


BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Tinjauan Umum Mengenai Perilaku

Perilaku berasal dari kata “peri” memiliki arti cara berbuat kelakuan

perbuatan dan “laku” memiliki arti kelakuan, perbuatan, cara menjalankan.

Belajar dapat diartikan akibat dari suatu pengalaman dapat menjadi proses

berubahnya perilaku suatu organisasi. Menurut skinner terdapat dua

perilaku yaitu innate behaviour (perilaku yang alami), adalah perilaku

bawaan dari lahir berupa insting serta refleks dan operant behaviour
(perilaku operan), adalah dari proses belajar kemudian terbentuklah suatu

perilaku. Perilaku operan termasuk yang dominan pada manusia.

Kebanyakan adalah perilaku yang didapatkan, perilaku yang dibentuk,

perilaku yang dikendalikan oleh otak atau pusat (Irwan, 2017).

Perilaku ialah reaksi atau tanggapan pada rangsangan atau lingkungan

(KBBI, 2008). Dalam aspek biologis perilaku merupakan suatu aktivitas

atau kegiatan makhluk hidup atau organisme yang bersangkutan. Dengan


demikian dalam aspek biologis, seluruh makhluk hidup baik itu binatang

atau manusia, memiliki aktivitas masing-masing (Notoatmodjo, 2014).

Menurut Benyamin Bloom (1908) perilaku manusia terdiri dari tiga

domain yang sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor.

1. Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan

ialah segala informasi yang diketahui terkait suatu hal, kepandaian atau

seluruh yang diketahui (KBBI, 2008).

21
22

Pengetahuan merupakan hasil tahu, setelah dilakukan penginderaan

pada suatu objek tertentu. Seseorang tanpa pengetahuan tidak memiliki

dasar dalam pengambilan suatu keputusan dan memutuskan tindakan

yang akan dilakukan terhadap suatu hal atau masalah yang ditemui

(Irwan, 2017).

Terdapat 6 tingkatan dalam pengetahuan yaitu :

a. Menghafal (remember)

Dimaknai sebagai mengingat ulang mengenai informasi

yang tersimpan dalam jangka panjang. Mengingat adalah tingkatan


terendah dalam proses pengetahuan. Mengingat baiknya selalu

dikaitkan pada segi pengetahuan yang lebih luas dan bukan suatu

yang terpisah, guna untuk mengkondisikan “mengingat” dapat

menjadi bagian belajar yang bermakna. Tingkatan ini meliputi dua

proses pengetahuan yakni mengenali (recognizing) dan mengingat

(recalling).

b. Memahami (understand)
Memahami dalam hal ini dapat didefinisikan yaitu dapat

menghubungkan antara pengetahuan yang sudah dimiliki dan

informasi baru yang diperoleh atau mengorganisasikan

pengetahuan yang baru diperoleh ke dalam skema yang sudah

terdapat dalam pemikiran individu. Penyusunan suatu skema

adalah konsep, dengan itu pengetahuan konseptual adalah dasar

pemahaman. Tingkatan memahami meliputi tujuh proses

pengetahuan yaitu menjelaskan (explaining), menafsirkan

(interpreting), meringkas (summarizing), memberikan contoh


23

(exemplifying), melakukan klasifikasi (classifying), melakukan

perbandingan (comparing) dan menarik kesimpulan (inferring).

c. Mengaplikasikan (applying)

Menggunakan suatu langkah-langkah dalam penyelesaian

perkara. Pengaplikasian berkaitan erat dengan pengetahuan

prosedural, namun tingkatan ini tidak hanya sinkron pada

pengetahuan prosedural saja. Tingkatan ini meliputi dua proses

pengetahuan yaitu mengimplementasikan (implementing) dan

menjalankan (executing).
d. Menganalisis (analyzing)

Diartikan dapat menguraikan objek ke bagian-bagiannya

dan menentukan hubungan antar bagian-bagian tersebut serta

struktur besarnya. Terdapat tiga proses pengetahuan dalam

menganalisis yakni mengorganisir (organizing), membedakan

(differentiating) dan dapat menemukan pesan yang tersirat

(attributting).
e. Mengevaluasi

Mengevaluasi ialah memberi penilaian terhadap suatu objek

atau bahan berdasarkan kriteria yang sudah ada. Tingkatan ini

meliputi dua proses pengetahuan yakni memeriksa (checking) dan

mengkritik (critiquing).

f. Membuat (create)

Diartikan sebagai menyangkutkan unsur-unsur menjadi satu

bentuk rangkaian. Dalam tingkatan ini ada tiga proses pengetahuan

yakni merencanakan (planning), membuat (generating) dan

memproduksi (producing) (Notoatmodjo, 2014).


24

2. Sikap

Sikap ialah respon tertutup pada objek atau stimulus tertentu, yang

telah terdapat faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (setuju-

tidak setuju, senang-tidak senang, baik-tidak baik, dan sebagainya)

(Notoatmodjo, 2014).

Manifestasi sikap tidak terlihat secara langsung, namun cuma bisa

ditafsirkan lebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap dengan nyata

menampakkan kesesuaian anggapan terhadap rangsangan atau stimulus

pada kehidupan sehari-hari adalah reaksi bersifat emosional terhadap


stimulus sosial. Psikologis sosial yaitu Newcomb menyatakan bahwa

sikap adalah kesediaan atau kesiapan dalam bertindak dan bukan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap adalah bukan aktivitas atau

tindakan.Sikap adalah reaksi tertutup, bukan tingkah laku terbuka atau

reaksi terbuka. Sikap adalah kesiapan untuk memberi respon sebagai

suatu penghayatan pada suatu objek di lingkungan tertentu

(Notoatmodjo, 2014).
Sikap terbagi dalam tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2014) :

a. Menerima (receiving)

Apabila individu memiliki kemauan memperhatikan

stimulus yang diberikan atau yang diterima.

b. Merespon (responding)

Terjadi ketika individu telah memberikan reaksi terhadap

stimulus yang diterima atau yang diberikan.


25

c. Menghargai (valving)

Apabila individu mulai menghargai stimulus yang diterima

dan meneruskan stimulus yang telah diberikan kepada orang

lain.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab pada apa yang telah dipilih dan

menerima segala risiko pada pilihan yang telah ditentukan.

3. Tindakan

Tindakan adalah perwujudan dari pengetahuan dan sikap dalam


aksi nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk nyata atau terbuka. Respon pada stimulus telah

jelas dalam bentuk praktik atau tindakan, dengan mudah dapat dilihat

atau diamati diamati oleh orang lain (Notoatmodjo, 2012 dalam

Darmawan & Rihiantoro, 2017).

Tindakan memiliki beberapa tingkatan (Notoatmodjo, 2014),

yaitu:
a. Respon terpimpin (guided response)

Diartikan sebagai mampu melakukan suatu hal berdasarkan

rangkaian yang benar dan sesuai dengan contoh. Seperti, Ibu

melakukan dengan benar memasak sayur, dari segi cara

memotong, mencuci, menutup panci, lamanya memasak dan

sebagainya.

b. Mekanisme (mecanism)

Pada tingkat ini yang dimsaksud adalah ketika individu

sudah melakukan sesuatu kemudian menjadi kebiasaan atau

telah melakukan sesuatu hal dengan benar secara otomatis.


26

Contohnya, ibu telah membawa bayinya imunisasi tanpa ajakan

orang lain atau perintah orang lain.

c. Adopsi (adoption)

Adopsi merupakan suatu tindakan yang telah berkembang

dengan baik.Tindakan tersebut dapat divariasi dengan tidak

mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut.Contohnya, ibu

bisa memasak makanan bergizi tinggi dengan bahan-bahan

makanan yang sederhana dan murah.

B. Tinjauan Umum Mengenai Penggunaan Masker


1. Definisi Masker

Masker ialah salah satu alat pelindung diri dengan fungsi

melindungi dari partikel-partikel yang berbahaya dan kontaminan yang

dapat masuk melalui hidung dan mulut. Dalam bidang kesehatan,

secara umum masker berfungsi untuk mencegah kontaminasi penyakit

maupun virus. Masker digunakan dalam keseharian untuk menghindari

paparan polusi dan udara apabila berada di luar ruangan (Theopilus et


al., 2020)

Penggunaan masker merupakan salah satu rangkaian menyeluruh

dari upaya untuk mencegah penularan virus atau penyakit saluran

pernapasan tertentu, diantaranya yaitu Covid-19. Masker bisa

dipergunakan dalam hal melindungi orang yang terinfeksi ataupun

orang sehat. Bagi orang sehat dapat melindungi diri ketika berkontak

atau berinteraksi dengan orang yang terjangkit atau terinfeksi.

Sedangkan bagi orang yang sakit atau terinfeksi dapat mengendalikan

dan mencegah penularan lebih lanjut (WHO, 2020).


27

2. Jenis-Jenis Maker

Masker memiliki beberapa jenis, yaitu :

a. Powered Air-Purifying Respirators (PAPRs)

Masker jenis Powered Air-Purifying Respirators (PAPRs)

memiliki fitur yang dilengkapi blower untuk menyaring udara dan

terdapat tutup kepala yang dapat disesuaikan. Jenis masker ini

memiliki perlindungan lebih besar dibandingkan masker N95, tidak

membutuhkan uji kesesuaian pada bentuk maupun ukuran wajah,

lebih nyaman digunakan serta tidak membuat sesak karena aliran


udara lancar.

b. N95 Respirator

Masker N95 respirator biasanya digunakan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki manfaat perlindungan yang lebih besar

terhadap aerosol dan tetasan dari masker medis. Masker ini perlu

diuji kesesuaiannya secara teratur dan mengecek segel masker

sebelum digunakan.
c. Masker Bedah

Masker bedah diutamakan bagi tenaga kesehatan. Namun

dalam pandemi Covid-19 diperuntukkan orang dengan gejala

Covid-19 atau yang disangka Covid-19 dan orang berusia 60 tahun

ke atas yang berisiko tinggi. Masker ini memiliki proteksi >90%

bagi penggunanya.

d. Masker Kain

Masker jenis ini biasanya digunakan oleh masyarakat

umum. Pembuatan masker kain dapat dibuat sendiri yang

disarankan dilapisi dengan kertas saring terutama disaat pandemi


28

Covid-19. Penggunaan masker ini dapat mencegah penumpukan

limbah masker medis karena dapat digunakan secara berulang

dengan cara dicuci serta tergolong masker ramah lingkungan

(WHO, 2020; Tirupathi, 2020 dalam Atmojo et al., 2020)

Berdasarkan World Health Organization (WHO) terdapat

kriteria masker kain yang terdiri dari 3 lapisan yang disarankan

untuk mencegah menyebarnya virus corona yaitu kain katun,

lapisan kedua kain polipropilena atau kain katun untuk peningkatan

filtrasi dan lapisan ketiga dari bahan hidrofobik seperti poliester,


polipropilena atau campuran keduanya (WHO, 2020).

3. Cara Penggunaan Masker

Adapun yang harus diperhatikan dalam menggunakan masker, yaitu :

a. Memastikan letak masker dengan baik yaitu menutupi hidung dan

mulut serta mengikat masker dengan erat agar tidak terdapat sela

antara wajah dan masker.

b. Hindari untuk menyentuh masker.


c. Apabila masker terasa lembab, segera mengganti masker.

d. Masker dilepaskan dengan cara tidak menyentuh bagian depan

masker.

e. Mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik alkohol setiap selesai

memakai dan melepas masker

f. Tidak menggunakan kembali masker sekali pakai (WHO, 2020).

C. Tinjauan Umum Mengenai Cuci Tangan

1. Definisi Cuci Tangan

Cuci tangan pakai sabun ialah salah satu pencegahan dengan

tindakan sanitasi membersihkan jari-jari dan tangan pakai air dan


29

sabun. Tangan manusia sering menjadi agen pembawa kuman dan

menyebabkan berpindahnya patogen dari alam atau orang ke orang lain

lewat kontak langsung ataupun tidak langsung (Depkes, 2009: Wagner

& Lanoix dalam Mustikawati, 2017).

Cuci tangan dengan sabun ialah salah satu praktik sanitasi dengan

membersihkan jari dan tangan pakai sabun untuk menjadi bersih dan

untuk memutus mata rantai kuman. Cuci tangan juga merupakan upaya

yang dilakukan untuk mencegah penyakit. Dilakukan cuci tangan

karena sering menjadi agen pembawa kuman dan menyebabkan


patogen pindah dari seseorang ke orang lain, baik melalui kontak

langsung maupun kontak tidak langsung (Kemenkes RI, 2014).

2. Langkah Cuci Tangan

Enam langkah cuci tangan menurut WHO, sebagai berikut :

a. Sabun dituangkan kemudian telapak tangan digosok.

b. Menggosok secara bergantian punggung tangan.

c. Menggosok bergantian sela-sela jari.


d. Menggosok pada ruas jari dengan mengaitkan kedua tangan atau

posisi tangan saling mengunci.

e. Menggosok secara bergantian ibu jari

f. Menggosok ujung jari tangan pada telapak tangan secara

bergantian dan mengeringkan tangan (WHO, 2017).

3. Waktu Cuci Tangan

Terdapat lima waktu untuk cuci tangan menggunakan sabun yaitu

sebelum makan, sebelum memasak atau menyiapkan makanan, setelah

ke WC atau buang air besar, sebelum menyuapi bayi atau anak atau

menyusui bayi, dan setelah menceboki bayi atau anak. Adapun waktu
30

cuci tangan selama pandemi yaitu setelah batuk dan bersin, sebelum

menyentuh hidung, mulut atau mata, sebelum dan sesudah merawat

orang diare atau muntah, setelah menyentuh permukaan benda, setelah

menyentuh hewan,kotoran hewan atau pakan ternak, sebelum dan

sesudah merawat luka, setelah menyentuh sampah, serta sebelum dan

sesudah berkunjung dengan kerabat atau keluarga, teman di panti

jompo atau rumah sakit (Kemenkes RI, 2020).

D. Tinjauan Umum Mengenai Jaga Jarak/Physical Distancing

Physical distancing adalah intervensi non-medis yang dapat


dilaksanakan pemerintah serta masyarakat untuk mencegah penularan

penyakit yaitu dengan membatasi kontak fisik antar manusia (Rulino et al.,

2020).

Physical distancing adalah pembatasan kontak fisik serangkaian

tindakan pengendalian infeksi non-formasi yang bertujuan memutus

penyebaran penyakit menular. Tujuan yang paling utama dari kebijakan ini

yaitu tidak melakukan kontak fisik antara individu yang terjangkit dengan
individu lain yang tidak terjangkit, sehingga dapat mencegah penularan

virus, penyakit dan akibat lainnya yang bisa menyebabkan kematian.

Penerapan physical distancing efektif diterapkan untuk pencegahan

penularan infeksi virus melalui kontak fisik, kontak secara tidak langsung

contohnya menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi, droplet

atau percikan yang bersumber dari bersin atau batuk, dan transmisi melalui

udara (Yunus & Reski, 2020 dalam Kresna, 2020).

Penerapan physical distancing dapat dilakukan seperti tetap berada

di rumah kecuali dalam keadaan penting yaitu membeli kebutuhan pokok

atau berobat, melambaikan tangan untuk menyapa orang, tidak berjabat


31

tangan, melakukan olahraga minimal 30 menit sehari dengan rutin

menjaga daya ketahanan tubuh dan memanfaatkan gadget yang ada di

rumah agar tetap dapat belajar dari rumah atau kerja (Kresna, 2020).

E. Tinjauan Umum Mengenai Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima yaitu sebutan bagi orang yang menjajakan

dagangannya dengan memakai gerobak. Sebutan tersebut sering dimaknai

demikian dikarenakan jumlah kaki pada pedagangnya ada lima. Adapun

lima kaki yang dimaksud ialah dua kaki pedagang dan tiga kaki pada

gerobak, sebenarnya adalah dua roda dan satu kaki atau tiga roda. Untuk
sekarang sebutan pedagang kaki lima (PKL) juga diperuntukkan pedagang

jalanan secara umum. Dalam kegiatan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat utamanya pada golongan ekonomi rendah, aktivitas pedagang

kaki lima memberikan kontribusi yang besar. Kegiatan pada sektor formal

ini adalah ciri ekonomi kerakyatan dengan sifat mandiri dan menyangkut

harapan hidup banyak orang (Runtu, 2020).

Pedagang kaki lima ialah pedagang yang memiliki modal dan


keuntungan yang kecil, cenderung menempati tempat publik seperti taman,

trotoar bahu jalan untuk berdagang. Walaupun berdagang di lokasi yang

tidak resmi tapi dikenakan biaya pungutan atau retribusi meskipun bersifat

sukarela atau tidak resmi (Sastrawan, 2015).

Pedagang kaki lima adalah salah satu dari usaha pada sektor

informal yang berpotensi menghasilkan dan memperluas lapangan kerja,

utamanya untuk tenaga kerja yang kemampuannya kurang untuk dapat

bekerja pada sektor formal yang salah satu faktornya yaitu memiliki

tingkat pendidikan rendah. Namun pedagang kaki lima memiliki peran

penting dalam perekonomian di kota. Meskipun pedagang kaki lima


32

memiliki peran dalam perekonomian kota, keberadaannya menimbulkan

permasalahan diantaranya kemacetan lalu lintas, penyebab kekumuhan

maupun konflik dalam masyarakat. Dalam hal tersebut, perlu melakukan

upaya pengaturan tempat pada pedagang kaki lima guna untuk

meminimalisir dampak negatif dan sekaligus untuk meningkatkan

kontribusi positif (Winoto & Budiani, 2016).

Ciri-ciri pedagang kaki lima, yaitu :

a. Kebanyakan memiliki modal yang kecil dan usaha tidak menetap,

menjual dagangannya di pinggir jalan, depan toko atau emperan, di


taman, di atas got, di parkiran dan tempat-tempat yang ramai.

b. Waktu untuk berdagang tidak tetap, terdapat yang mulai berdagang

sore hari, siang, pagi, malam dan terdapat juga yang berdagang dari

pagi hari sampai sore hari.

c. Beragam yang didagangkan diantaranya buah-bahan, jajanan atau

makanan, pakaian, tas, sepatu, ikan hias, tanaman hias dan lain-lain.

d. Tempat berdagang ada yang berbentuk bangunan, tertutup, terbuka,


memakai payung, pikulan, gerobak, gelaran, meja dan sebagainya.

e. Pada umumnya menyebabkan gangguan bagi lingkungan,

kebersihan, lalu lintas dan ketertiban (Bastiana. et al., 2019).

F. Tinjauan Umum Mengenai Covid-19

1. Definisi Covid-19

Coronavirus merupakan kelompok virus yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan. Beberapa jenis

coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada

manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle

East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory


33

Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan dapat

menyebabkan penyakit Covid-19. Kasus manusia pertama COVID-19

diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019 (WHO, 2020

dalam ILO, 2020).

SARS-CoV-2 merupakan nama virus yang menyebabkan Covid-

19, pada manusia belum didapatkan sebelumnya. Gejala umum dan

tanda terinfeksi virus Covid-19 yaitu mengalami gangguan pernapasan

akut diantaranya demam, sesak nafas, dan batuk. Keadaan Covid-19

yang berat dapat mengakibatkan gagal ginjal, pneumonia, sindrom


pernapasan akut dan dapat mengakibatkan kematian (Kementerian

Kesehatan RI, 2020).

2. Transmisi Covid-19

Adapun transmisi penularan Covid-19 yaitu : (WHO, 2020)

a. Transmisi kontak dan droplet

Penularan dapat terjadi melalui droplet dan kontak langsung.

Penularan melalui droplet saluran pernapasan dapat terjadi saat


kontak erat dengan yang terinfeksi saat berbicara, bersin atau

batuk. Berdasarkan keadaan tersebut, droplet yang terdapat virus

didalamnya dapat masuk ke mata, hidung atau mulut.

b. Transmisi melalui udara

Penularan melalui udara diartikan penyaluran agen

infeksius yang diakibatkan aerosol (droplet nuclei) yang bergerak

sampai jarak jauh dan melayang di udara. Penyebaran virus

Covid-19 dapat terjadi apabila dihasilkan aerosol dalam

melakukan prosedur medis.


34

c. Transmisi fomit

Transmisi formit didefinisikan droplet atau sekresi saluran

napas orang yang terinfeksi kemudian mengkontaminasi

permukaan dan benda. Virus Covid-19 dapat hidup di permukaan

atau benda dalam kurung waktu jam hingga hari, tergantung jenis

permukaan, kelembaban dan suhu.

Proses penyakit diawali masa inkubasi yaitu antara 3-14

hari, rata-rata masa inkubasi selama 5 hari. Pada masa inkubasi,

limfosit dan leukosit sedikit menurun atau masih normal dan


tidak mengalami gejala. Pada tahap gejala awal, virus menyebar

diduga utamanya pada jaringan pengekspresi ACE 2 yaitu paru-

paru, jantung, dan saluran pencernaan melalui aliran darah.

Serangan kedua terjadi yaitu 4-7 hari sesudah timbul tanda-tanda

awal. Pada tahap ini, mulai demam dan mulai merasakan sesak,

limfosit menurun, lesi di paru memburuk. Tandanya yaitu

inflamasi mulai bertambah dan mulai terjadi hiperkoagulasi.


Apabila tidak dapat diatasi, inflamasi semakin tidak terkontrol,

adanya badai sitokin yang dapat menyebabkan ARDS, sepsis,

dan komplikasi lainnya.

G. Tinjauan Umum Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pedagang Kaki

Lima

1. Definisi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan mental,

gangguan fisik, emosi atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan

kerja (Mangkunegara, 2005 dalam Oktaviarni et al., 2021). Kesehatan

kerja ialah pemeliharaan dan derajat kesehatan yang terdiri dari


35

kesehatan mental, fisik, dan sosial dari tenaga kerja pada semua

pekerjaan yang dilakukan melalui pengontrolan risiko K3, pencegahan

penyakit, adaptasi tenaga kerja akan pekerjaanya, dan penyesuaian

pekerjaan terhadap tenaga kerja (Ramdan, 2006 dalam Anwar et al.,

2019).

Keselamatan kerja ialah suatu kondisi terhindar dari bahaya saat

melakukan pekerjaan. Pengertian lain, keselamatan kerja merupakan

salah satu faktor yang harus diterapkan selama bekerja, dikarenakan

pada hakikatnya tidak ada yang menginginkan terjadi suatu kecelakaan


dalam melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja sangat tergantung

pada bentuk, jenis, dan lingkungan dimana pekerjaan tersebut

dilaksanakan (Slamet , 2012 dalam Sinaga & Gaol, 2020).

Keselamatan kerja adalah keadaan para pekerja selamat dan tidak

mengalami kecelakaan dalam melakukan pekerjaan dan tugasnya

(Wirawan, 2015 dalam Nugraha, 2019).

2. Jenis Bahaya Di Lingkungan Kerja


Bahaya adalah keadaaan atau aktivitas yang dapat mengakibatkan

cacat atau kecelakaan diri, gangguan maupun kerusakan. Dari

munculnya suatu bahaya maka perlu dilakukan usaha untuk

mengendalikan suatu bahaya sehingga bahaya tersebut tidak

memunculkan dampak yang dapat merugikan (Ramli, 2010 dalam

Karundeng, 2018). Adapun jenis bahaya ditempat kerja (Soehatman,

2009 dalam Dharma, 2017), yaitu :

a. Bahaya fisik dapat menyebabkan penyakit akibat kerja,

termasuk jenis bahaya dalam kategori tubuh dan pekerja yang

berisiko terpapar yaitu:


36

1) Kebisingan, muncul dari suara maupun bunyi yang tidak

diinginkan yang dapat mengganggu kenyamanan dan

kesehatan, dan menimbulkan ketulian atau gangguan pada

pendengaran. Tempat aktivitas yang ribut dapat muncul dari

area publik seperti stasiun atau pasar.

2) Getaran bisa menimbulkan ketulian atau gangguan

pendengaran dan gangguan muskuloskeletal, getaran bisa

memajani seluruh anggota tubuh pada pekerja.

3) Suhu yang panas, yaitu tekanan panas yang terlalu adaptif,


yang bisa menyebabkan kelainan kulit dan serangan panas

seperti alat kerja yang menimbulkan suhu panas.

4) Suhu yang dingin, paparan suhu dingin yang ekstrim di

lingkungan pekerjaan bisa menyebabkan kerusakan pada

kulit dan sel yang disebabkan oleh temperatur yang dingin

yang ditandai dengan mati rasa pada anggota tubuh pada

daun telinga dan ujung jari.


5) Cahaya, pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu lemah

akan melukai mata, biasanya bekerja dalam cahaya yang

redup dapat menyebabkan mata lelah atau sakit kepala, yang

dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada mata.

b. Bahaya Kimia, dapat menyebabkan berbagai macam masalah

kesehatan dari masalah kecil seperti bersin, kulit gatal hingga

masalah kesehatan yang serius yaitu gagal ginjal, atau kecacatan

di fungsi paru-paru dan kelainan organ hati dan saraf.


37

c. Bahaya biologis yang dapat menyebabkan penyakit menular

akibat kerja (PAK), dimulai dari munculnya penyakit influenza

atau flu sampai gejala pernafasan akut berat.

d. Bahaya ergonomi mengacu pada kondisi kerja dan kondisi alat

kerja yang dipergunakan oleh pekerja. Pekerjaan yang merasakan

bahaya ergonomi yaitu penjahit, pembuat batik dan lain-lain.

e. Bahaya mekanik, yang termasuk ke dalam bahaya mekanik

meliputi benturan, luka tusuk, sayatan, terjatuh, terpeleset terkena

serpihan ledakan dan terkilir.


f. Bahaya kelistrikan merupakan bahaya yang bersumber dari arus

aliran listrik yang berada di tempat kerja

g. Bahaya psikologi merupakan faktor stres kerja yang meliputi

beban kerja yang berlebihan serta adanya kekerasan yang terjadi

di tempat kerja.

3. Perilaku penjamah makanan

Berikut perilaku yang harus diperhatikan selama bekerja


atau mengelola makanan:

a. Selalu cuci tangan baik sebelum dan sesudah bekerja, sesudah

dari toilet.

b. Selalu menggunakan pakaian yang bersih yang tidak digunakan

diluar jasaboga.

c. Selalu menggunakan pakaian pelindung dan pakaian kerja

dengan benar.

d. Menggunakan fasilitas dan peralatan sesuai dengan keperluan.

e. Tidak menggunakan perhiasan, selain cincin kawin yang polos.

f. Tidak mengunyah atau makan.


38

g. Tidak merokok.

h. Tidak diperbolehkan menyisir rambut saat dekat dengan

makanan.

i. Menutup mulut dan menjauhi makanan ketika bersin atau

batuk, serta tidak diperbolehkan banyak bicara (Kemenkes RI,

2011).

4. Upaya Pencegahan

Tempat kerja ialah sarana yang efektif memberikan

informasi dan melaksanakan sosialisasi kesehatan dan keselamatan


kerja, diantaranya perlindungan dalam hal pengurangan penyebaran

penyakit menular dan langkah-langkah dalam pencegahan yang dapat

dilakukan secara bersama antara pekerja dan pengusaha (ILO, 2020).

Adapun Peraturan Walikota Makassar nomor 31 tahun

2020 tentang pedoman pelaksanaan protokol kesehatan di tempat

pedagang kaki lima dan pasar, yaitu :

a. Memastikan semua area bersih, melakukan pembersihan area dari


sampah, membersihkan dengan desinfektan pada meja pedagang,

los atau kios, lantai, tempat penyimpanan atau gudang, tempat

untuk menyimpan uang, gagang pintu, pegangan tangga, mesin

parkir, dan tempat parkir secara berkala minimum satu kali sehari.

b. Pemeriksaan suhu di setiap pintu masuk dan mengamati kondisi

umum pengunjung.

c. Di setiap pintu masuk dan tempat yang mudah dijangkau,

disediakan fasilitas CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun).


39

d. Wajib memakai alat pelindung diri bagi pedagang dan pengunjung

(masker, celemek, sarung tangan, khususnya pedagang siap saji

memakai penutup kepala).

e. Pengunjung dihimbau untuk menjaga jarak.

f. Pada tempat strategis diantaranya pintu masuk dan tempat yang

mudah dijangkau dilakukan pemasangan pesan-pesan terkait

kesehatan contohnya etika bersin atau batuk, cara pencegahan

penularan Covid-19 dan langkah cuci tangan yang baik dan benar.

g. Kondisi pedagang dan pengunjung dipantau oleh pengelola pasar,


apabila mengalami pilek atau batuk, sesak nafas, demam tidak

diperbolehkan untuk masuk pasar dan melaporkan segera ke sarana

kesehatan terdekat.

h. Tersedianya Pos Pelayanan Kesehatan.

i. Secara berkala pedagang kaki lima atau pengelola berkoordinasi

dengan Dinas Kesehatan setempat.

H. Tinjauan 3M, Covid-19 dan Pedagang Dalam Perspektif Islam


1. Memakai masker

Salah satu protokol kesehatan terkait Covid-19 adalah

menggunakan masker setiap saat, terutama ketika ke luar rumah.

Terdapat Hadis yang diriwayatkan Muslim, hadits itu tidak secara

langsung menyebut masker namun terdapat perintah untuk melakukan

beberapa tindakan yang substansinya adalah untuk menutupi benda-

benda supaya tidak tertulari wabah penyakit.


40

Bunyi Hadist tersebut :


ُ‫ْث بْنُ س ْع ٍد حدهثنِي ي ِزيد ُ بْن‬ ُ ‫و حدهثنا ع ْم ٌرو النهاقِد ُ حدهثنا ها ِش ُم بْنُ ْالقا ِس ِم حدهثنا اللهي‬
ِ ‫ي ع ْن يحْ يى ب ِْن س ِعي ٍد ع ْن ج ْعف ِر ب ِْن ع ْب ِد ه‬
‫َّللا ب ِْن‬ ُّ ِ‫َّللا ب ِْن أُسامة ب ِْن ْالها ِد الله ْيث‬
ِ ‫ع ْب ِد ه‬
‫َّللا ص هلى ه‬
ُ‫َّللا‬ ِ ‫َّللا قال س ِم ْعتُ رسُول ه‬ ِ ‫ْالحك ِم ع ْن ْالق ْعقاعِ ب ِْن ح ِك ٍيم ع ْن جابِ ِر ب ِْن ع ْب ِد ه‬
‫سن ِة ليْلةً ي ْن ِز ُل فِيها وبا ٌء ل‬ ُّ ‫عل ْي ِه وسلهم يقُو ُل غ‬
ِ ْ ‫طوا‬
ِّ ِ ‫اْلناء وأ ْوكُوا ال‬
‫سقاء فإ ِ هن فِي ال ه‬
ِ ‫ي ُم ُّر بِإِناءٍ ليْس عل ْي ِه ِغطا ٌء أ ْو ِسقاءٍ ليْس عل ْي ِه ِوكا ٌء إِ هل نزل فِي ِه ِم ْن ذ ِلك ْالوب‬
...‫اء‬
Terjemahnya :
“Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid]; Telah
menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim]; Telah
menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd]; Telah
menceritakan kepadaku [Yazid bin 'Abdullah bin Usamah bin Al
Hadi Al Laitsi] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Ja'far bin 'Abdullah
bin Al Hakam] dari [Al Qa'qa' bin Hakim] dari [Jabir bin
'Abdullah] ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Tutuplah bejana-bejana, dan ikatlah
tempat-tempat minuman, karena di suatu malam pada setiap
tahunnya akan ada wabah penyakit (berbahaya) yang akan jatuh
ke dalam bejana dan ketempat-tempat air yang tidak tertutup.”…
(HR. Muslim: 3758).
Imam Ibnul Qayyim berkata : “ dalam perintah menutup bejana,

meski hanya dengan meletakkan ranting pohon, terdapat hikmah agar

seseorang tidak lupa menutup bejananya, sehingga ia terbiasa

menutupnya meski hanya dengan meletakkan sebatang ranting. Hikmah

lainnya adalah, bisa jadi ada serangga melata yang mungkin akan jatuh

ke dalam bejananya, lalu dia jatuh di atas ranting, sehingga ranting itu

berfungsi sebagai jembatan yang menghalangi serangga tadi tercebur ke

dalam bejana”.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa para ulama-ulama

menyebutkan menyebutkan beberapa hikmah dari perintah ini, yaitu:

menjaganya dari syetan, karena syetan tidak membuka tutup dan tidak

membuka ikatan penutup kantong air minum, menjaganya dari penyakit


41

yang turun di malam hari, menjaganya dari kotoran, dan menjaga dari

serangga atau binatang, karena bisa jadi sesuatu hinggap pada air

tersebut kemudian seseorang meminumnya sedang ia tidak tahu, maka

akan membahayakannya.

Penggunaan masker memiliki tujuan akhir yang sama dengan

menutup bejana, yaitu agar fisik kita tidak terpapar virus melalui hidung

dan mulut yang keduanya merupakan alat pernapasan bagi manusia.

Bejana air harus ditutup agar virus tidak masuk ke dalam air yang pada

akhirnya menyerang manusia yang menggunakan air itu (Arifin et al.,


2020).

2. Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah salah satu protokol kesehatan yang

dilakukan untuk mencegah Covid-19. Terdapat Hadis yang berkaitan

dengan mencuci tangan yang berbunyi :

ِّ ‫الز ْه ِر‬
‫ي ِ ع ْن أبِي سلمة أ هن‬ ِ ‫ص ٍر قال أ ْنبأنا ع ْبد ُ ه‬
ُّ ‫َّللا ع ْن يُونُس ع ْن‬ ْ ‫أ ْخبرنا سُو ْيد ُ بْنُ ن‬
‫َّللاُ عل ْي ِه وسلهم إِذا أراد أ ْن ينام‬‫َّللا صلهى ه‬
ِ ‫ت كان رسُو ُل ه‬ ْ ‫َّللاُ ع ْنها قال‬
‫ضي ه‬ ِ ‫عائِشة ر‬
ُ ‫ت غسل يد ْي ِه ث ُ هم يأْكُ ُل أ ْو ي ْشر‬
‫ب‬ ْ ‫وهُو ُجنُبٌ توضهأ وإِذا أراد أ ْن يأْكُل أ ْو ي ْشرب قال‬
Terjemahnya :
“Telah mengabarkan kepada kami [Suwaid bin Nashr] dia
berkata; Telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari
[Yunus] dari [Az-Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah
Radliyallahu'anha], dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam ingin tidur dan beliau sedang junub, maka beliau
berwudhu, dan bila ingin makan atau minum (Aisyah) berkata,
"Beliau mencuci kedua tangannya, kemudian makan atau minum."
(HR. Nasa’i :257).
Hadis di atas memberikan ajaran kepada masyarakat untuk

mencuci tangan sebagai proses membersihkan diri secara lahiriah

sebelum makan atau minum. Sebelum pandemi covid-19, mencuci


tangan telah dilakukan pada zaman Rasulullah Saw. dan saat sekarang
42

dalam menghadapi pandemi, dianjurkan untuk cuci tangan dibawah air

mengalir dan pakai sabun.

3. Menjaga jarak

Dalam kisah Umar bin Khattab, apabila terjadi wabah dilakukan

dengan berikhtiar menghindarinya.. Hal ini berdasarkan hadis Nabi

shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi:

ٍ ‫ض فَل تدْ ُخلُوها وإِذا وقع بِأ ْر‬


‫ض وأ ْنت ُ ْم بِها فَل ت ْخ ُر ُجوا‬ ٍ ‫ون بِأ ْر‬ ‫إِذا س ِم ْعت ُ ْم بِ ه‬
ِ ُ‫الطاع‬
‫ِم ْنها‬
Terjemahan :
“Apabila kalian mendengar tentangnya (wabah penyakit) di
sebuah tempat, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya,
dan bila kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian
keluar daripadanya sebagai bentuk lari
daripadanya”.(HR.Bukhari dan Muslim).
Tentang pandemi tho‟un ini riwayat al-Bukhari-Muslim

menyatakan bahwa pada suatu ketika „Umar bin Khaththab pergi ke

Syam. Setelah sampai di Saragh, pimpinan tentaranya di Syam datang

menyambutnya. Antara lain terdapat Abu Ubaidah bin Jarrah dan para

sahabat yang lain. Mereka mengabarkan kepada Umar bahwa wabah

penyakit sedang berjangkit di Syam. Umar kemudian bermusyawarah

dengan para tokoh Muhajirin, Anshor dan pemimpin Quraish. Lalu

Umar menyerukan kepada rombongannya: “Besok pagi-pagi aku akan

kembali pulang. Karena itu bersiap-siaplah kalian!” Abu Ubaidah bin

Jarrah bertanya; “Apakah kita “hendak lari dari takdir Allah?” Jawab

Umar; “Mengapa kamu bertanya demikian hai Abu Ubaidah?” agaknya

Umar tidak mau berdebat dengannya. Dia menjawab: “Ya, kita lari dari

takdir Allah kepada takdir Allah”. Bagaimana pendapatmu, seandainya

engkau mempunyai seekor unta, lalu engkau turun ke lembah yang


43

mempunyai dua sisi. Yang satu subur dan yang lain tandus. Bukanlah

jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur, engkau

menggembala dengan takdir Allah juga, dan jika engkau menggembala

di tempat tandus engkau menggembala dengan takdir Allah? Tiba-tiba

datang Abdurrahman bin Auf yang sejak tadi belum hadir karena suatu

urusan. Lalu dia berkata; Aku mengerti masalah ini. Aku mendengar

Rasulullah Saw bersabda: “Apabila kamu mendengar wabah berjangkit

di suatu negeri, janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah

itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, maka janganlah keluar dari
negeri itu karena hendak melarikan diri”. Ibnu Abbas berkata; Umar bin

Khaththab lalu mengucapkan puji syukur kepada Allah, setelah itu dia

pergi.‟ (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Imām Nawawī menjelaskan lebih lanjut perbedaan antara ṭā’ūn dan

wabā’. Yang dimaksud ṭā’ūn menurutnya adalah luka yang keluar dari

tubuh yang berada di siku, ketiak, tangan, jari, dan seluruh tubuh. Luka

tersebut menimbulkan benjolan dan menyebabkan sakit yang luar biasa.


Lukanya seperti terkena api, sekitar luka berwarna hitam, hijau atau

kemerahan ungu pekat, serta bisa menyebabkan jantung berdetak lebih

cepat dan muntah-muntah. Sementara yang dimaksud wabā’ adalah

penyakit yang menyerang banyak orang di belahan bumi (baca: wabah).

Penyakit ini tidak sama dengan penyakit yang lainnya, karena penyakit

yang diderita pada saat itu berbeda dan tidak terjadi di waktu yang lain

(Al-Nawawi, 1932 dalam Zulfikar, 2020).

4. Covid-19

Covid-19 adalah pandemi yang sedang terjadi dimuka bumi ini.

Dikutip dari (Fitriyana, 2020), menurut Quraish Shihab mengenai


44

Covid-19 agamawan perlu menggaris bawahi firman Allah swt. dalam

QS an-Nahl ayat 8, yang berbunyi :

٨ ‫وي ۡخلُ ُق ما ل تعۡ ل ُمون‬...


Terjemahannya :
“..Dan Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.” (QS.
An-Nahl: 8)
Penciptaan itu tidak hanya lahir dengan pengilhaman Tuhan

terhadap manusia dengan lahirnya aneka ciptaan yang belum diketahui

sebelumnya, namun juga yang langsung diciptakan Allah swt.melalui

ketetapan-ketetapan-Nya baik akibat perbuatan atau terlibatnya manusia

ataupun tidak. Tanpa keinginan manusia, Allah swt.menciptakan tidak

saja sekarang tapi juga yang akan datang. Allah swt.menciptakan

makhluk yang tidak kita tahu hakikat, kemampuan, jenis dan tujuan

diciptakannya.Perihal ini untuk mengingatkan manusia mengenai

ilmunya yang terbatas dan juga mendorong untuk rendah hati dalam

menghadapi makhluk-makhluk yang kecil juga makhluk yang tidak

hidup sekalipun seperti virus.

Dengan demikian menurut Quraish Shihab virus Covid-19 tidak

dapat dikatakan siksa Ilahi karena virus Covid-19 menerpa muslim dan

nonmuslim baik yang durhaka maupun yang taat.Berdasarkan QS Hud:

26-27, didapatkan kesan yang cukup kuat bahwa apabila Allah swt.

hendak menjatuhkan siksa atas suatu kaum maka terlebih dahulu

diselamatkan hamba-hamba-Nya yang taat agar mereka tidak ditimpa

siksa. Perihal ini secara jelas ketika Allah swt.hendak menjatuhkan

siksanya kepada umat Nabi Nuh as.Allah memerintahkan Nabi Nuh

as.untuk membuat perahu untuk mengangkut kaum beriman sebelum


45

datangnya banjir besar.Jelasnya azab dalam arti siksa tidak jatuh kecuali

terhadap pendurhaka.

5. Pedagang Kaki Lima

Dikutip dari (Nurhadi, 2019), pedagang kaki lima (PKL) adalah

orang-orang yang berusaha di tempat-tempat umum yang tidak

memiliki atau memiliki izin dari pemerintah melakukan dagang

dengan menggunakan gerobak ataupun menggelar dagangannya di

trotoar atau pinggir jalan. Kaitannya dengan ekonomi Islam, pedagang

kaki lima (PKL) adalah simbol semangat pengamalan syariat islam,


karena dalam Islam dilarang bermalas-malasan dan dianjurkan untuk

bekerja keras. Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hal

tersebut diantaranya dalam surah al-Jumu’ah ayat 10, sebagai berikut :


‫ٱَّلل و ۡٱذكُ ُرواْ ه‬
‫ٱَّلل‬ ِ ‫ض ِل ه‬ ِ ‫شِرواْ فِي ۡٱۡل ۡر‬
ۡ ‫ض و ۡٱبتغُواْ ِمن ف‬ ُ ‫صل َٰوة ُ فٱنت‬
‫ت ٱل ه‬ ِ ‫ضي‬ ِ ُ‫فإِذا ق‬
١٠ ‫كثِ ٗيرا لهعلهكُ ۡم ت ُ ۡف ِل ُحون‬
Terjemahnya :
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumuah : 10)
Menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan

bahwa apabila telah ditunaikan shalat, maka jika kamu mau, maka

bertebaranlah di muka bumi untuk tujuan apapun yang dibenarkan

Allah dan carilah dengan bersungguh-sungguh sebagian dari karunia

Allah, karena karunia Allah sangat banyak dan tidak mungkin kamu

dapat mengambil seluruhnya, dan ingatlah Allah banyak- banyak

jangan sampai kesungguhan kamu mencari karunia-Nya itu

melengahkan kamu. Berdzikirlah dari saat ke saat dan di setiap tempat

dengan hati atau bersama lidah kamu supaya kamu beruntung


memperoleh apa yang kamu dambakan. Seruan untuk shalat yang
46

dimaksud dan yang mengharuskan dihentikannya segala kegiatan,

adalah adzan yang dikumandangkan saat Khatib naik ke mimbar. Ini

karena pada masa Nabi saw., hanya dikenal sekali adzan. Nanti pada

masa Sayyidina Utsman, ketika semakin tersebar kaum muslimin di

penjuru kota, beliau memerintahkan melakukan dua kali adzan

(Shihab, 2002).

Islam mengajarkan untuk bekerja, apapun jenis pekerjaannya yang

penting mendapatkan rezeki yang halal dan tidak memakan harta

oranglain dengan cara yang tidak baik, melainkan memakan harta dari
usaha tangan sendiri walaupun itu sebagai pedagang kaki lima (PKL).

Hal tersebut sesuai pula dengan firman Allah swt dalam surah an-Nisa

ayat 29 sebagai berikut:


َٰٓ ‫َٰيَٰٓأيُّها ٱلهذِين ءامنُواْ ل ت ۡأكُلُ َٰٓواْ أ ۡم َٰولكُم ب ۡينكُم بِ ۡٱل َٰب ِط ِل ِإ ه‬
ٖ ‫ل أن تكُون تِ َٰجرة ً عن تر‬
‫اض‬
٢٩ ‫ٱَّلل كان بِكُ ۡم ر ِح ٗيما‬ ‫ِِّمنكُ ۡۚۡم ول ت ۡقتُلُ َٰٓواْ أنفُسكُ ۡۚۡم إِ هن ه‬
Terjemahnya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”(QS.
An-Nisa :29).
Dari ayat di atas Quraish Shihab menjelaskan bahwa melalui ayat
ini Allah mengingatkan, wahai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu memakan, yakni memperoleh harta yang merupakan sarana

kehidupan kamu, di antara kamu dengan jalan yang batil, yakni tidak

sesuai dengan tuntunan syariat, tetapi hendaklah kamu peroleh harta

itu dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara kamu,

kerelaan yang tidak melanggar ketentuan agama (Shihab, 2002).


47

I. Kerangka Teori

1. Kognitif (Pengetahuan)
2. Afektif ( Sikap)
3. Psiokomotorik
(Tindakan)
(Teori B. Bloom, 1908)
Perilaku

1. Faktor Predisposisi
(pengetahuan, sikap,
kepercayaan, nilai)
2. Faktor Pemungkin
(ketersediaan sumber
daya kesehatan,
pemerintah dan
komitmen terhadap
kesehatan)
3. Faktor Penguat (perilaku
petugas kesehatan)
(Teori L. Green, 1980)

Gambar 1.1 Kerangka Teori B. Bloom dan L. Green

Sumber : Notoatmodjo (2014) dan Health Program Planning, An Educational and


Ecological Approach dalam (Mardotillah et al., 2019)
48

J. Kerangka konsep

Variabel Independen Variabel Dependent

1. Pengetahuan

Perilaku 3M (memakai
2. Sikap masker, mencuci tangan ,
dan menjaga jarak)

3. Tindakan

Gambar 1.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif

kuantitatif dan menggunakan metode observasional, yaitu dengan

melihat perilaku penggunaan masker, cuci tangan dan menjaga

jarak pedagang kaki lima. Penelitian deskriptif ialah penelitian

yang memberikan gambaran pada keadaan atau fenomena yang


terjadi secara aktual (Sugiyono, 2011).

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kanre Rong Makassar, Jl,

RA Kartini, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang.

Penelitian ini dimulai dari pembuatan penelitian dari bulan

Februari 2021, kemudian dilanjutkan pengumpulan data pada bulan

Agustus-September 2021.
B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi ialah seluruh wilayah berupa objek atau subjek

yang sudah ditentukan oleh peneliti. Dimana subjek dan objek ini

mempunyai kualitas dan karakteristik. Kemudian dipelajari untuk

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016).

Adapun populasi penelitian ini adalah pedagang kaki lima

makanan dan minuman yang aktif di Kanre Rong Makassar

berjumlah 106.

49
50

2. Sampel Penelitian

Total sampling merupakan teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu jumlah populasi sama

dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 106 sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan melihat

secara langsung dari sumbernya atau objek yang diamati. atau

dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya oleh


peneliti.Adapun data primer pada penelitian ini adalah pemberian

kuesioner kepada objek atau pedagang kaki lima, observasi

langsung terkait perilaku penggunaan masker, cuci tangan, dan

menjaga jarak serta mendokumentasikan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang didapatkan dengan melihat

dokumen atau melalui orang lain, tidak didapat secara langsung


oleh pengumpul data. Adapun data sekunder dalam penelitian ini

diantaranya data PD Pasar Raya Makassar Raya terkait jumlah

pedagang kaki lima di Makassar, Dinkes Kota Makassar, Dinas

Koperasi dan UKM Kota Makassar, dan Biro Pusat Statistik (BPS).

D. Instrumen Penelitian

1. Observasi

Secara langsung melakukan pengamatan pada objek yang

diamati yaitu : penggunaan masker, cuci tangan dan menjaga jarak.


51

2. Kuesioner

Instrumen penelitian berupa kuesioner, digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan

penggunaan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak pedagang kaki

lima.

Kuesioner pada variabel pengetahuan menggunakan skala

Guttman yang terdiri dari 14 pertanyaan dengan tiga pilihan

jawaban yaitu benar, salah, tidak tahu. Kuesioner pengetahuan

terdiri dari pertanyaan favorable dan unfavorable, dimana


pertanyaan favorable terdapat pada nomor 1,2 dan 5.

Untuk kuesioner sikap menggunakan skala likert dengan

lima pilihan jawaban SS, S, N, TS, STS yang terdiri dari 21

pernyataan. Terdapat pertanyaan favorable dan unfavorable,

dimana pertanyaan favorable terdapat pada nomor 6, 7, 9, 10, 12,

15 dan 16.

Variabel tindakan menggunakan lembar observasi yang


terdiri dari 8 tindakan yang dilihat.

3. Studi Pustaka

Mempelajari referensi dari jurnal dan buku yang berkaitan

dengan judul penelitian yaitu, perilaku 3M (memakai masker,

mencuci tangan dan menjaga jarak) selama pandemi Covid-19

pada pedagang kaki lima di Makassar.


52

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan

Berikut tahap-tahap pengolahan data primer dari kuesioner,

yaitu :

a. Mengedit Data (Data Editing)

Tahap ini dilakukan dengan melihat kembali

jawaban responden yang telah diisi pada kuesioner apakah

sudah lengkap dan jelas, kemudian data yang telah

dikumpul diurutkan, dikelompokkan, dan dikoreksi.


b. Mengkode Data (Data Coding)

Setelah dilakukan penyuntingan data, data

kemudian diberi mode pada setiap jawaban responden.

c. Memasukkan Data (Data Entry)

Setelah dilakukan pemberian kode pada kuesioner,

kemudian memasukkan data di SPSS.

d. Membersihkan Data (Data Cleaning)


Dilakukan pembersihan data untuk mengecek ulang

data yang sudah diinput dengan tujuan tidak ada data yang

salah dan sudah bisa dianalisis.

2. Analisis Data

Analisis data kuantitatif yaitu cara untuk memahami,

mengelompokkan dan meringkas suatu data agar mudah

dimengerti, kemudian data yang telah terkumpul dideskripsikan

atau digambarkan dalam bentuk narasi. Adapun pengolahan data

yang didapatkan dari kuesioner yang kemudian dianalisis

menggunakan metode statistik yaitu SPSS. Analisis univariat


53

adalah analisis yang dipakai pada penelitian ini dengan tujuan

mengetahui gambaran distribusi frekuensi setiap variabel.

3. Penyajian Data

Data yang peroleh, kemudian diolah dan disajikan dengan

bentuk tabel dan narasi.Kemudian dianalisis secara deskriptif

dengan pengkategorian.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukan tingkat kesesuaian antara kejadian


yang benar terjadi pada objek dengan yang didapatkan peneliti

dalam mencari validitas item (Sugiyono, 2016 dalam (Pramuaji &

Loekmono, 2018). Sebelum melakukan pengumpulan data untuk

penelitian, instrumen yang digunakan diuji coba terdahulu.

Sehingga instrumen yang telah teruji validitasnya dapat digunakan

sebagai alat untuk melengkapi pengumpulan data dalam penelitian.

Rumus yang digunakan yaitu korelasi Pearson Product Moment,


sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment

n : Jumlah responden

x : Jumlah nilai tiap item

y : Jumlah nilai total item

xy : Perkalian antara skor item dan skor total


54

x2 : Jumlah skor kuadrat skor item

y2 : Jumlah skor kuadrat skor total item

Pertanyaan bisa dikatakan valid apabila nilai koefisiensi

korelasi skor item yaitu r hitung > r tabel (Sugiyono, 2014 dalam

(Zahra & Rina, 2018). Jumlah sampel (n) = 35 responden, sehingga

didapatkan nilai rtabel sebesar 0,334. Hasil uji validitas

menunjukkan rhitung> rtabel yang berarti kuesioner dinyatakan

valid (dapat dilihat pada lampiran 3).

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan instrumen sudah bisa dipercaya

untuk mengumpul data (Arikunto, 2010 dalam (Hermanto et al.,

2018). Cronbach’s Alpha merupakan rumus yang dipakai untuk uji

reliabilitas instrumen penelitian. Jika koefisien alpha sebanyak 0,6

atau lebih maka instrumen tersebut dikatakan reliabel (Riduwan,

2010 dalam Zahra & Rina, 2018).

Berdasarkan uji reliabilitas pada kedua variabel, didapatkan


hasil pada variabel pengetahuan 0,802 dan pada variabel sikap

0,903. Hasil tersebut dinyatakan reliabel karena Cronbach’s

Alpha> 0,6 sehingga kuesioner layak untuk dipakai (dapat dilihat

pada lampiran 3).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian (Kanre Rong Makassar)

Kanre Rong Makassar adalah tempat wisata kuliner yang terletak

di Jalan RA Kartini, Kel. Baru, Kec. Ujung Pandang. Kanre Rong

merupakan tempat pedagang Kaki Lima yang dialokasikan utamanya

pada 3 kecamatan yaitu Rappocini, Bontoala dan Ujung Pandang.

Dilakukan pembinaan dan penataan pada PKL oleh pemerintah


kabupaten/Kota dan pemerintah Provinsi yang mengacu pada Perpres

Nomor 125 tahun 2012. Walikota/Bupati memiliki arahan untuk

melakukan penetapan kawasan atau lokasi PKL yang tertera pada

Permendagri No. 41 tahun 2012. Dalam hal menetapkan. Dalam hal

menetapkan wilayah usaha PKL diselenggarakan dengan mengacu

pada kepentingan umum, ekonomi, sosial, kebersihan, kesehatan,

budaya, lingkungan, keamanan, estetika, dan ketertiban. Lokasi usaha


PKL yang bersifat sementara atau permanen adalah lokasi binaan

Walikota/Bupati selaras pada Perda terkait Rencana Tata Ruang

Kota/Kabupaten dan Provinsi. Terdapat tanda yang menjelaskan

jumlah PKL dan papan nama lokasi. Telah dilengkapi dengan papan

nama lokasi dan rambu atau tanda yang menerangkan batasan jumlah

PKL. Adapun pemikiran yang diberikan kepada PKL, yaitu :

a. Dilakukan relokasi oleh Pemerintah kota Makassar ke tempat

yang disebut Kanre Rong.

b. PKL diberdayakan dengan penguatan kelembagaan,

meningkatkan kemampuan berusaha, bimbingan dan

55
56

pembinaan teknis, pengembangan promosi dan jaringan,

memfasilitasi peningkatan pengolahan dan produksi,

memfasilitasi bantuan sarana dagang, dan memfasilitasi akses

modal.

c. PKL yang diprioritaskan pada wilayah Kec. Ujung Pandang,

Bontoala, dan Rappocini. Jumlah kios yaitu 222 unit.

d. PKL yang direlokasikan diberikan pemahaman.

e. PKL yang direlokasi didata.

UPT Pusat Layanan Usaha Lorong dan Dinas Koperasi dan UKM
Kota Makassar telah diberikan kepercayaan dalam menjalankan

kebijakan program Kanre Rong. Pada Perwali Makassar Nomor 29

tahun 2018 yang menyatakan bahwa Pemerintah Kota Makassar yang

menjadi payung hukum program ini.

Aturan bagi PKL Kanre Rong berdasar pada Peraturan Walikota

Makassar Nomor 29 Tahun 2018, yaitu:

1) Melakukan kegiatan usaha tidak sesuai dengan TDU


dan/atau tidak memiliki TDU.

2) Mengurangi, menambah, merombak, dan mengubah fungsi

dan fasilitas pada lokasi atau tempat PKL yang sudah

ditetapkan.

3) Menempati lokasi atau tempat Pedagang Kaki Lima untuk

kegiatan hunian atau tempat tinggal.

4) Memindah tangankan TDU Pedagang Kaki Lima Kanre

Rong kepada pihak lain.

5) Membiarkan kosong tempat usaha tanpa kegiatan usaha

dengan terus menerus dalam jangka waktu 1 bulan.


57

6) Mengganti bidang usaha tidak sesuai dengan TDU dan/atau

memperdagangkan barang ilegal.

7) Menyewakan atau memperjualbelikan tempat usaha kepada

pihak lain.

8) Mewariskan atau bentuk apapun tempat usaha kepada

istri/suami /anak atau kepada pihak-pihak lainnya.

9) Memarkir kendaraan dalam lokasi kegiatan usaha.

2. Gambaran Kejadian Covid-19 di Kanre Rong

Berdasarkan hasil penelitian pada pedagang kaki lima di Kanre


Rong Makassar, tidak seorangpun pernah terkonfirmasi positif Covid-

19. Keadaan demikian diperkuat dengan pernyataan Satpol PP, di

Kanre Rong Makassar tidak terdapat pedagang yang terkonfirmasi

positif Covid-19 sesudah di tes swab antigen dan pernyataan ini

diperkuat dengan pernyataan petugas Dinas Koperasi dan UKM Kota

Makassar yang mengungkapkan sejauh ini tidak terdapat pedagang di

Kanre Rong Makassar terkonfirmasi positif Covid-19 dan semua


pedagang dalam kondisi sehat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ke 106 pedagang di Kanre

Rong Makassar, 30 pedagang telah melakukan vaksinasi dosis 2, 14

pedagang telah melakukan vaksinasi dosis 1 dan 62 pedagang belum

melakukan vaksinasi.
58

3. Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kanre
Rong Makassar

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-laki 16 15,1
Perempuan 90 84,9
Total 102 100,0
Sumber: Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari total 106

responden, terdapat 90 responden (84,9%) berjenis kelamin

perempuan dan 16 responden (15,1%) berjenis kelamin laki-laki.

b. Umur
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Kanre Rong
Makassar

Umur Frekuensi Persentase (%)


17 – 25 Tahun 22 20,8
26 – 35 Tahun 22 20,8
36 – 45 Tahun 33 31,1
46 – 55 Tahun 18 17,0
56 – 65 Tahun 11 10,4
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 106 responden,
sebagian besar responden berada pada umur 36-45 tahun sebanyak

33 responden (31,1%) dan jumlah terendah umur 56-65 tahun

sebanyak 11 responden (10,4%).


59

c. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di
Kanre Rong Makassar

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)


Tidak Sekolah 1 0,9
SD 12 11,3
SMP 24 22,6
SMA 57 53,8
D3 5 4,7
S1 7 6,6
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari total 106

responden, sebagian besar berpendidikan SMA sebanyak 57

responden (53,8%) dan jumlah terendah pada responden yang tidak

bersekolah yaitu sebanyak 1 responden (0,9%).

d. Lama Kerja

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja di Kanre
Rong Makassar

Lama Kerja Frekuensi Persentase (%)


Memenuhi Sayarat 44 41,5
Tidak Memenuhi Syarat 62 58,5
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 106 responden,

bekerja sesuai syarat lama kerja sebanyak 62 responden (58,5%)

dan 44 responden (41,5%) bekerja tidak sesuai syarat lama kerja.

4. Analisis Variabel Penelitian

Perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak)

dalam penelitian ini meliputi tiga variabel domain perilaku yaitu


60

pengetahuan, sikap dan tindakan. Berikut ini distribusi perilaku

responden:

a. Pengetahuan

1) Pengetahuan memakai masker

Pengetahuan memakai masker menunjukkan semua

responden memiliki pengetahuan yang baik.

2) Pengetahuan Mencuci tangan


Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mencuci
Tangan di Kanre Rong Makassar

Pengetahuan Mencuci
Frekuensi Persentase (%)
Tangan
Baik 105 99,1
Kurang Baik 1 0,9
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa pengetahuan

mencuci tangan dari 106 responden sebagian besar memiliki

pengetahuan mencuci tangan yang baik sebanyak 105 responden

(99,1%) dan 1 responden (0,9%) memiliki pengetahuan kurang

baik terkait mencuci tangan.

3) Pengetahuan Menjaga Jarak


Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Menjaga
Jarak di Kanre Rong Makassar

Pengetahuan Menjaga
Frekuensi Persentase (%)
Jarak
Baik 105 99,1
Kurang Baik 1 0,9
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
61

Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 106 responden

dengan kategori pengetahuan terbanyak yaitu pengetahuan baik

mengenai menjaga jarak 105 responden (99,1%) dan 1

responden (0,9%) pada kategori pengetahuan kurang baik dalam

hal menjaga jarak selama pandemi Covid-19.

b. Sikap

1) Sikap memakai masker


Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Memakai
Masker di Kanre Rong Makassar

Sikap Memakai Masker Frekuensi Persentase (%)


Baik 68 64,2
Kurang Baik 38 35,8
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 106

responden sebagian besar responden memiliki sikap baik

sebanyak 68 responden (64,2%) dan 38 responden (35,8%) yang

memiliki sikap buruk mengenai memakai masker.

2) Sikap Mencuci Tangan


Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Mencuci Tangan
di Kanre Rong Makassar

Sikap Mencuci Tangan Frekuensi Persentase (%)


Baik 99 93,4
Kurang Baik 7 6,6
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Pada tabel 4.8 menunjukkan 99 responden (93,4%)

memiliki sikap yang baik dan hanya terdapat 7 responden

(6,6%) memiliki sikap kurang baik terkait mencuci tangan.


62

3) Sikap Menjaga Jarak


Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Menjaga Jarak
di Kanre Rong Makassar

Sikap Menjaga Jarak Frekuensi Persentase (%)


Baik 73 68,9
Kurang Baik 33 31,1
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa sikap

menjaga jarak dari 106 responden sebagian besar responden

memiliki sikap baik sebanyak 73 responden (68,9%) dan 33

responden (31,1%) memiliki sikap kurang baik.

c. Tindakan

1) Tindakan Memakai Masker


Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Memakai
Masker di Kanre Rong Makassar

Tindakan Memakai
Frekuensi Persentase (%)
Masker
Baik 10 9,4
Kurang Baik 96 90,6
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 106 responden
hanya 9,4% atau 10 responden yang memiliki tindakan baik

dalam memakai masker.


63

2) Tindakan Mencuci Tangan


Tabel 4.11
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mencuci
Tangan di Kanre Rong Makassar

Tindakan Mencuci
Frekuensi Persentase (%)
Tangan
Baik 78 73,6
Kurang Baik 28 26,4
Total 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan tindakan cuci

tangan dari 106 responden dominan memiliki tindakan cuci

tangan yang baik sebanyak 78 responden (73,6%) dan terdapat

28 responden (26,4%) memiliki tindakan yang kurang baik.

3) Tindakan Menjaga Jarak

Tidak terdapat responden yang memiliki tindakan

menjaga jarak yang baik walaupun pengetahuan dan sikap

sebagian besar responden baik.

d. Perilaku

1) Perilaku Memakai Masker


Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Memakai
Masker di Kanre Rong Makassar

Perilaku Baik Kurang Baik


Memakai Persentase Persentase
Frekuensi Frekuensi
Masker (%) (%)
Pengetahuan 106 100,0 0 0
Sikap 93 87,7 13 12,3
Tindakan 10 9,4 96 90,6
Total 106 100,0 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari tiga

kompenen perilaku memakai masker, semua responden


64

memiliki pengetahuan baik terkait memakai masker sebagai

rangkaian protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.

2) Perilaku Mencuci Tangan


Tabel 4.13
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Mencuci
Tangan di Kanre Rong Makassar

Perilaku Baik Kurang Baik


Mencuci Persentase Persentase
Frekuensi Frekuensi
Tangan (%) (%)
Pengetahuan 104 98,1 2 1,9
Sikap 105 99,1 1 0,9
Tindakan 78 73,6 28 26,4
Total 106 100,0 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa tiga domain perilaku

mencuci tangan sebagian besar responden 104 (98,1%) memiliki

pengetahuan baik terkait mencuci tangan, (99,1%) 105

responden memiliki sikap baik dan 78 responden (73,6%)

memiliki tindakan mencuci tangan yang baik.

3) Perilaku Menjaga Jarak


Tabel 4.14
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Menjaga
Jarak di Kanre Rong Makassar

Perilaku Baik Kurang Baik


Mencuci Persentase Persentase
Frekuensi Frekuensi
Tangan (%) (%)
Pengetahuan 100 94,3 6 5,7
Sikap 98 92,5 8 7,5
Tindakan 0 0 106 100
Total 106 100,0 106 100,0
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa dari tiga

komponen perilaku terkait menjaga jarak, sebagian besar

responden (100 orang) atau 94,3% memiliki pengetahuan baik


65

terkait menjaga jarak dalam rangka protokol kesehatan selama

pandemi Covid-19.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan umur, sebagian besar pedagang yang berjualan di

Kanre Rong Makassar berumur 36-45 tahun yaitu sebanyak 33

pedagang (31,1%) dari 106 pedagang. Usia 36-45 tahun termasuk usia

produktif atau yang mempunyai kematangan psikis dan fisik sehingga

semakin baik ketika menerima informasi. (Pratama, 2021). Usia bisa


memengaruhi pengetahuan, pengalaman yang diperoleh menjadi lebih

banyak diiringi dengan bertambahnya usia yang menyebabkan

pengetahuannya semakin baik, tetapi saat mendekati usia lanjut

mengingat ataupun kemampuan berkurang akan suatu pengetahuan

(Mujiburrahman et al., 2020), (Sumartini et al., 2020).

Terkait umur dengan kejadian Covid-19 dimana semua umur

berisiko terkonfirmasi Covid-19 dan usia produktif yang paling


berisiko akan Covid-19 dikarenakan mobilitas dan banyaknya aktivitas

sosial. Hal demikian bisa dicegah dengan tetap melaksanakan protokol

kesehatan (Elviani et al., 2021). Protokol kesehatan menjadi salah satu

yang memberi andil dalam pencegahan penularan Covid-19.

Dapat dikatakan bahwa bertambahnya umur seseorang

berdampak pada kurangnya kemampuan menerima dan mengingat

informasi, sehingga memengaruhi pengetahuan yang dimiliki terkait

pencegahan penularan Covid-19. Apabila seseorang memiliki sedikit

pengetahuan maka perilaku pencegahan Covid-19 cenderung tidak


66

ditampakkan dikehidupan sehari-hari. Terutama dalam hal memakai

masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Mayoritas penelitian ini sebagian besar pedagang berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 90 pedagang (84,9%) dan 16

pedagang (15,1%) berjenis kelamin laki-laki dari 106 pedagang kaki

lima di Kanre Rong Makassar. Jenis kelamin perempuan ataupun laki-

laki memungkinkan memiliki keaktifan dan memperoleh informasi

yang sama terkait Covid-19. Berdasarkan hal tersebut, jenis kelamin

tidak termasuk satu-satunya faktor yang memengaruhi perilaku


pencegahan Covid-19 (Khairunnisa et al., 2021). Hasil penelitian

sebelumnya menunjukkan jenis kelamin perempuan dan laki-laki

sama-sama patuh dalam pelaksanaan protokol kesehatan (Pangesti &

Retno, 2021). Tidak ada hubungan antara perilaku pencegahan Covid-

19 dengan jenis kelamin (Prihati et al., 2020).

Tingkat pendidikan pedagang kaki lima di Kanre Rong

Makassar sebagian besar berpendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak


57 responden (53,8%) dan terdapat 1 pedagang (0,9%) yang tidak

bersekolah. Penelitian yang dilakukan Mayasari et al., (2021)

menunjukkan nilai P= 0,203 (P>0,05) yang memiliki arti tidak ada

hubungan pendidikan dengan perilaku pencegahan Covid-19. Dimana

pendidikan tak hanya didapatkan pada bangku sekolah (formal) saja,

pendidikan juga dapat diperoleh pada masyarakat, lingkungan

keluarga, media massa atau media sosial.

Terkait lama bekerja, sebagian besar pedagang berjualan selama

> 8 jam yaitu sebanyak 62 pedagang (58,5%). Waktu memulai untuk

berjualan para pedagang di Kanre Rong Makassar berbeda-beda, ada


67

yang mulai berjualan pada jam 8 pagi, ada juga yang mulai berjualan

pada siang atau sore hari. Pedagang menutup kios pada pukul 20.00

malam atau 22.00 malam, bahkan ada yang membuka kios 24 jam.

Penurunan imunitas atau kekebalan tubuh dapat disebabkan oleh

kurangnya waktu istirahat dikarenakan bekerja dengan waktu yang

panjang. (Kemenkes RI, 2020). Jam kerja telah diatur oleh

KEMENPERIN, (2003) yaitu 8 jam per hari atau 40 jam kerja per

minggu bagi yang bekerja 5 hari dalam 1 minggu.

Para pedagang di Kanre Rong Makassar mayoritas tidak


mengikuti ketetapan Kemenperin No. 13 tahun 2003. Pedagang

membuka dan menutup kios sesuai kondisi kunjungan dan keramaian

pengunjung. Tidak ada patokan waktu dan dapat berubah-ubah.

2. Gambaran Pengetahuan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan

dan Menjaga Jarak)

Pengetahuan adalah hasil tahu dan dihasilkan setelah orang

melakukan penginderaan akan suatu objek. Proses penginderaan


berlangsung melalui panca indra manusia yaitu indra pendengaran,

penglihatan, penciuman, raba, dan rasa (Nurmala, 2018).

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh umur, pekerjaan,

pendidikan, minat, pengalaman, minat, dan sumber informasi

(Notoatmodjo, 2010 dalam Setyawati et al., 2020). Dalam penelitian

ini, tingkat pendidikan terakhir terbesar yaitu SMA sebanyak 57

responden (53,8%) dan responden dengan tingkat pendidikan rendah

menunjukkan pengetahuan yang baik. Sejalan dengan penelitian

(Badri, 2020) bahwa tidak adanya hubungan pendidikan dan


68

pengetahuan. Sebagian besar pengetahuan didapatkan dari pendidikan

baik pendidikan yang bersifat informal ataupun formal.

Pengetahuan atau informasi mengenai covid-19 dapat didapatkan

melalui media diantaranya TV, koran, radio, situs online dan dapat

juga didapatkan melalui media sosial yaitu instagram, whatsapp,

facebook, Twitter dan youtube (Yulianti et al., 2020).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa media massa

memiliki peranan penting pada masa pandemi Covid-19, dalam hal ini

guna memberikan pencerahan kepada masyarakat, membuka pikiran


masyarakat dalam mengatasi pandemi saat ini dan dapat terhindar dari

paparan virus Covid-19 (Solten Rajagukguk & Olilia, 2020).

Purnamasari dan Raharyani (2020) berpendapat bahwa

pengetahuan masyarakat terkait Covid-19 ialah hal yang sangat

penting pada masa pandemi saat ini. Masyarakat penting mengetahui

terkait Covid-19 baik itu gejala, karakteristik virus, penyebab, proses

transmisi, pemeriksaan yang dibutuhkan, dan upaya pencegahan.


Terkait pengetahuan terdapat dalam firman Allah swt. QS. Al-

Zumar/39: 9 yang berbunyi:.

ِ ‫ون إِنهما يتذ هك ُر أ ُ ْولُواْ ۡٱۡل ۡل َٰب‬


٩ ‫ب‬ َۗ ‫ه ۡل يسۡ ت ِوي ٱلهذِين يعۡ ل ُمون وٱلهذِين ل يعۡ ل ُم‬...
Terjemahnya:
“…Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang- orang yang tidak mengetahui?." Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
(QS. Az-Zumar/39: 9)
Menurut M.Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah mengatakan

kata ya’lamun pada ayat diatas ada ulama yang memahaminya sebagai

kata yang tak memerlukan objek. Maksudnya siapa yang memiliki

pengetahuan apapun pengetahuan itu pasti tidak sama dengan yang


69

tidak memilikinya. Hanya saja jika makna ini yang dipilih, harus

digaris bawahi ilmu pengetahuan yang dimaksud hakikat sesuatu lalu

menyesuaikan diri dan amalnya dengan pengetahuan itu (Shihab, 2002

dalam Mallapiang. F et al., 2017)

Berikut pengetahuan 3M (memakai masker, menjaga jarak) pada

penelitian ini adalah:

a. Pengetahuan memakai masker

Berdasarkan hasil penelitian ini, semua responden memiliki

pengetahuan yang baik mengenai memakai masker. Hal ini


sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulani (2021)

pada masyarakat Kampung Sindang Sari, Jawa Barat

menunjukkan sebagian responden memiliki pengetahuan yang

baik sebanyak 37 (68,5%). Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Susilowati dkk (2020) di Desa Jelapat 1,

Kabupaten Batola menunjukkan sebanyak 51 (53,7%)

responden memiliki pengetahuan yang baik. Penelitian lain yang


dilakukan pada pengunjung warung kopi di Bau-Bau

menunjukkan bahwa 105 responden (60%) memiliki

pengetahuan yang baik (Latif et al., 2021). Sejalan dengan

penelitian Andriyanto dkk (2021) menunjukkan 36 responden

(90%) memiliki pengetahuan baik terkait memakai masker.

Penelitian Friskarini & Soerachman (2021) menunjukkan

bahwa media sosial paling banyak dipakai untuk memberikan

himbauan masker dengan tema yang utama yaitu himbauan,

kesalahan dalam penggunaan masker, dan cara memakai.

Kepatuhan masyarakat untuk memiliki perilaku sehat dalam


70

masa pandemi membutuhkan informasi positif terkait Covid-19

secara kontinyu. Pada penelitian ini sumber informasi memakai

masker didapatkan dari sosialisasi. Pedagang Kanre Rong telah

diberikan sosialisasi sebelumya sebanyak 3 kali oleh Dinas

Koperasi dan UKM Kota Makassar.

b. Pengetahuan mencuci tangan

Berdasarkan hasil penelitian ini pengetahuan mencuci

tangan sebagian besar memiliki pengetahuan mencuci tangan

yang baik sebanyak 105 responden (99,1%). Sejalan dengan


penelitian yang dilakukan oleh Haryani dkk (2021)

menunjukkan sebagian besar responden yaitu 90 (75%)

memiliki pengetahuan yang baik. Penelitian yang senada oleh

Lumbantoruan, dkk (2021) yang menunjukkan bahwa 35 orang

(70%) memiliki pengetahuan mencuci tangan yang baik. Hal

demikian juga selaras dengan penelitian lain yang menyatakan

pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada responden tergolong


baik, yakni sebanyak 56 (77,8%) (Ernida et al., 2021).

Pada penelitian ini, pedagang di Kanre Rong Makassar

sebelumnya telah diberikan sosialisasi oleh Dinas Koperasi dan

UKM Kota Makassar. Kegiatan sosialisasi sebagai upaya

pencegahan penularan Covid-19 memberikan dampak positif

dalam meningkatkan pengetahuan (Nisa, 2020). Hal ini sejalan

dengan penelitian Wahyuni dan Fatmawati (2020) yang

mengatakan bahwa sebagian besar responden sebelum dilakukan

sosialisasi cuci tangan berpengetahuan tinggi (34.2%) dan

meningkat sesudah diberikan sosialisasi yaitu 68.6%.


71

c. Pengetahuan menjaga jarak

Berdasarkan hasil penelitian ini yang dilakukan di Kanre

Rong Makassar sebagian besar responden memiliki pengetahuan

yang baik mengenai menjaga jarak sebanyak 105 responden

(99,1%) dan terdapat 1 responden (0,9%) berpengetahuan

kurang baik terkait menjaga jarak selama pandemi covid-19.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yanti dkk (2020) pada

34 Provinsi di Indonesia menunjukkan sebagian besar responden

sebanyak 1.096 responden (99%) memiliki pengetahuan yang


baik mengenai jaga jarak sebagai upaya pencegahan Covid-19.

Hal ini senada dengan penelitian Pertiwi dan Budiono (2021)

sebanyak 132 (94,3%) responden memiliki pengetahuan baik

mengenai menjaga jarak. Penelitian yang lain juga menunjukkan

bahwa sebagian besar responden 99% memiliki pengetahuan

tinggi terkait pengetahuan himbauan jaga jarak sosial atau fisik

(Delfirman & As’adhanayadi, 2020).


Penelitian Andayani (2020) menunjukkan bahwa informasi

mengenai menjaga jarak dapat didapatkan pada media sosial,

internet, instagram, twitter, facebook, tv, koran, dan jurnal atau

buku. Peran media elektronik dan cetak telah digantikan oleh

media sosial dan media massa akibat majunya teknologi

informasi. Dapat dilihat dari 587 responden hanya 4,4%yang

mencari informasi Covid-19 di koran atau surat kabar, 11,8%

responden yang menggunakan televisi. Sehingga dapat

dikatakan bahwa media sosial adalah sumber utama dalam

penyampaian informasi Covid-19.


72

Terkait kasus terkonfirmasi Covid-19 pada penelitian ini, tidak

terdapat pedagang yang pernah terkonfirmasi Covid-19. Telah

dilakukan tes swab oleh Satpol PP kepada para pedagang dan tidak

terdapat pedagang yang terkonfirmasi positif covid-19. Penelitian ini

menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik

terkait memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak tidak

pernah terkonfirmasi Covid-19 begitupun dengan responden yang

memiliki pengetahuan kurang baik tidak terkonfirmasi Covid-19. Hal

ini senada dengan penelitian (Ray et al., 2021) yang menunjukkan


bahwa responden yang tidak terkonfirmasi covid-19 memiliki

pengetahuan baik.

3. Gambaran Sikap 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan

Menjaga Jarak)

Sikap sebagai prediktor dari perilaku adalah respon seseorang

saat memperoleh stimulus atau rangsangan dari lingkungannya. Sikap

merupakan lebih bersifat reaksi emosional terhadap stimulus atau


rangsangan tersebut (Nurmala, 2018).

Menurut Notoatmodjo (2014) faktor pikiran, pengetahuan, emosi

yang baik, dan keyakinan yang dapat mempengaruhi sikap positif.

Hasil pada penelitian ini sejalan dengan teori tersebut, dimana

pengetahuan baik responden terkait memakai masker, mencuci tangan,

dan menjaga jarak, diikuti dengan sikap baik terhadap memakai

masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak pada pedagang kaki lima

Kanre Rong Makassar. Sikap dan pengetahuan sangat berkaitan erat.

Sikap seseorang pada suatu objek menunjukkan pengetahuan orang


73

tersebut pada objek yang bersangkutan (Walgito, 2009 dalam Hernanta

et al., 2017).

Penelitian Kusuma (2021) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

memengaruhi sikap terkait pandemi Covid-19 yaitu faktor pertama:

pengaruh orang penting, pendapat orang penting cenderung diterima

diantaranya tokoh agama. Faktor kedua, pengaruh keyakinan agama.

Faktor ketiga, ada otoritas yang menekan, dimana tidak semua orang

dengan sukarela menerapkan protokol kesehatan dan terkadang perlu

otoritas tertentu yang menekan agar protokol kesehatan tetap


dilaksanakan. Faktor keempat yaitu merasa aman dari Covid-19.

Faktor kelima adalah memiliki pengetahuan yang memadai dan faktor

keenam yaitu berita di media massa.

Terkait sikap pedagang di Kanre Rong dan terkonfirmasi Covid-19

menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap baik dan sikap

kurang baik terkait memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga

jarak sama-sama tidak pernak terkonfirmasi covid-19.


Covid-19 adalah salah satu ujian yang kita rasakan saat ini. Sikap

dalam melihat segala hal yang terjadi di dunia, sudah terdapat pada Al-

qur’an. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah/2:155

‫يء َولَنَ ْبلُ َونَّكُ ْم‬


ْ ‫ش‬ ِ ‫َو ْاْلَ ْنفُ ِس ْاْلَ ْم َوا ِل ِمنَ َونَ ْقص َو ْال ُج ْوعِ ْالخ َْو‬
َ ِ‫ف ِمنَ ب‬
ِ ‫صبِ ِريْنَ َوبَش ِِر َوالث َّ َم ٰر‬
‫ت‬ ّٰ ‫ال‬
Terjemahannya:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar”.
Dalam tafsir Al-Misbah, menjelaskan bahwa ujian yang diberikan

Allah sedikit. Kadarnya sedikit bila dibandingkan dengan potensi yang


74

telah dianugerahkan Allah kepada manusia. Ia hanya sedikit, sehingga

setiap yang diuji akan mampu memikulnya jika ia menggunakan

potensi-potensi yang dianugerahkan Allah itu. Patut dicamkan bahwa

ayat sebelum ini mengajarkan shalat dan sabar. Jika demikian, yang

diajarkan itu harus diamalkan sebelum datangnya ujian Allah ini.

Demikian pula ketika ujian berlangsung. Itu sebabnya Rasul saw.,

sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad melalui sahabat Nabi

saw. Hudzaifah Ibn al-Yaman, bahwa “Apabila beliau dihadapkan

pada satu kesulitan/ujian, beliau melaksanakan shalat.” Karena itu pula


ayat di atas ditutup dengan perintah, “Sampaikanlah berita gembira

kepada orang-orang yang sabar. ”(Shihab, 2000).

Adanya virus Covid-19 memberikan rasa takut dan khawatir

kepada semua orang, sikap yang dapat kita lakukan adalah yakin

bahwa virus merupakan makhluk Allah SWT dan yakin ada Allah

Yang Maha kuasa atas segala kejadian yang ada di muka bumi ini.

Sikap yang dapat kita lakukan dalam menghadapi penyebaran virus


covid-19 ini adalah berdoa. Sebagai makhluk Allah, kita harus yakin

bahwa semua yang terjadi atas atas kehendak-Nya, maka berdoa untuk

selamat dan dijaga dari penularan covid-19 (Mukharom & Aravik,

2020). Selain yakin dan berdoa, dalam upaya mencegah penularan

covid-19 juga harus memiliki sikap yang baik terkait protokol

kesehatan yang telah ditetapkan.


75

Berikut sikap 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga

jarak) pada penelitian ini adalah:

a. Sikap memakai masker

Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil sikap memakai

masker terdapat 68 (64,2%) menunjukkan sikap yang baik dan

selebihnya menunjukkan sikap kurang baik yaitu 38 (35,8%).

Sejalan dengan penelitian Latif dkk (2021) yang dilakukan

pada pengunjung warkop menunjukkan bahwa 96 (54,9%)

memiliki sikap positif. Penelitian Suhartiningsih dkk (2021)


juga menunjukkan bahwa masyarakat di Kecamatan Gunung

Puri Kota Bogor yang menunjukkan bahwa sebanyak 71

(74,7%) responden yang mendukung penggunaan masker.

Begitupun pada penelitian Purnamayanti dan Astiti (2020)

terdapat 77,3% sangat setuju terhadap penggunaan masker.

b. Sikap mencuci tangan

Berdasarkan sikap mencuci tangan pada penelitian ini


diperoleh hasil 99 responden (93,4%) memiliki sikap yang baik

dan hanya terdapat 7 responden (6,6%) memiliki sikap kurang

baik. Sejalan dengan penelitian Sianipar dkk (2021)

menunjukkan 62 responden (58,5%) memiliki sikap positif

terhadap cuci tangan pakai sabun. Penelitian Azam dkk (2016)

juga menunjukkan sebagian besar responden memiliki sikap

baik sebanyak 201 (67%). Begitupun pada penelitian yang

dilakukan oleh Ernida dkk (2021) menunjukkan 57 responden

(79,1%) memiliki sikap positif terhadap cuci tangan.


76

c. Sikap menjaga jarak

Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa 73 (68,9%)

responden memiliki sikap baik terkait menjaga jarak dan 33

responden (31,1%) memiliki sikap kurang baik. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Yanti dkk (2020) yang menunjukkan

bahwa sebanyak 646 responden (59%) memiliki sikap positif

terkait menjaga jarak. Tak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Pertiwi dan Budiono (2020) menunjukkan sebagian

besar responden sebanyak 53,9% (83) memiliki sikap negatif


mengenai menjaga jarak.

4. Gambaran Tindakan 3M (Memakai Masker, Mencuci tangan dan

Menjaga Jarak)

Tindakan adalah respon seseorang secara terbuka pada stimulus

terbuka atau nyata. Respon seseorang berupa tanggapan terlihat jelas

dan diamati orang lain. Tindakan memerlukan pendukung dalam

kondisi yang memungkinkan. Seperti dukungan dari beberapa pihak


dan fasilitas (Notoatmodjo, 2012 dalam Darmawan & Rihiantoro,

2017).

Pada penelitian ini sikap positif terkait memakai masker dan

menjaga jarak responden tidak disertai dengan tindakannya. Sejalan

dengan teori Notoatmodjo (2014) yang mengatakan bahwa sikap

belum tentu menjadi sebuah tindakan karena terdapat faktor lain yang

mendukung hingga terbentuknya tindakan (overt behavior). Dukungan

pihak lain dan fasilitas merupakan faktor pendukung atau suatu kondisi

yang memungkinkan terjadinya suatu tindakan


77

Terdapat beberapa faktor pendukung yang memengaruhi terjadinya

suatu tindakan menurut Notoatmodjo (2014) antara lain dukungan

keluarga, fasilitas dan dukungan teman. Selain itu yang dapat

memengaruhi sikap positif yaitu faktor pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi yang baik. Dengan tingkat pengetahuan maka

akan terbentuk keyakinan, emosi yang baik dan pikiran sehingga

memungkin terbentuknya suatu tindakan akan semakin tinggi.

Berikut tindakan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan

menjaga jarak) dalam penelitian ini adalah:


1. Tindakan memakai masker

Berdasarkan penelitian ini didapatkan hanya 10 responden

(9,4%) memiliki tindakan memakai masker yang baik. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fauzan dan

Hardiansyah (2021) pada masyarakat di Desa Moyag, hanya

48% responden telah memakai masker secara baik dan benar.

Dan sebanyak 52% yang tidak memakai masker secara baik


dan benar. Hal ini sejalan pada penelitian yang dilakukan di

Pasar Sukaramai Medan oleh Siahaineinia dan Bakara (2020)

menunjukkan sedikit memakai masker yaitu sebanyak 7 orang

(23.33%). Penelitian yang dilakukan Sukawana dan Sukaraja

(2021) juga menunjukkan bahwa masyarakat Mawang Kelod

menunjukkan 41,7% atau 25 orang tidak memakai masker.

Adapun alasan tidak memakai masker pedagang di Kanre

Rong yaitu tidak tersedia masker secara gratis (5,7%), merasa

tidak perlu memakai masker, karena tidak ada pedagang di

Kanre Rong yang terkonfirmasi positif covid-19 (39,1% ) atau


78

34 orang dan merasa sesak nafas apabila memakai masker (55,

2%) atau 48 orang.

Memakai masker merupakan salah satu tindakan penting

dalam pencegahan transmisi untuk meminimalisir penyebaran

Covid-19 (Tang et al., 2020 dalam (Tarigan & Elon, 2021).

Berdasarkan hal tersebut, penting untuk patuh pada aturan

memakai masker, meskipun tidak terdapat kasus terkonfirmasi

Covid-19 pada penelitian ini tetap memakai masker agar tidak

terjadi kasus baru dan agar pandemi Covid-19 cepat berakhir.


2. Tindakan mencuci tangan

Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebanyak 78

responden (73,6%) menunjukkan perilaku cuci tangan yang

baik. Hasil tersebut serupa dengan penelitian Ernawati dkk

(2021) pada pasien puskesmas Kabupaten Ogan Komering Ilir

menunjukkan bahwa sebanyak 40 (59,7%) memiliki tindakan

baik terkait CTPS. Hasil tersebut serupa dengan penelitian


Trijayanti (2019) pada siswa SD diperoleh sebagian besar

dalam kategori baik sebanyak 40 orang (78,4%). Lestari (2019)

dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pada masyarakat

Kelurahan Pegiringan juga menunjukkan mayoritas responden

memiliki tindakan cuci tangan yang baik (58,3%) atau 49

responden.

Dalam hal tindakan mencuci tangan, pedagang di Kanre

Rong Makassar didukung dengan adanya fasilitas mencuci

tangan. Ketersediaan fasilitas cuci tangan bagi pembeli,

sebagian pedagang di Kanre Rong telah menyediakan fasilitas


79

mencuci tangan atau hand sanitizer. Tindakan mencuci tangan

pada pedagang di Kanre Rong didukung dengan adanya

fasilitas cuci tangan yang memadai.

Adapun aturan protokol kesehatan pada pasar dan tempat

pedagang kaki lima terkait penyediaan fasilitas cuci tangan

pada pasal 12 ayat 13 yang berbunyi : “ menyediakan sarana

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir dan

sabun di setiap pintu masuk dan tempat lain yang mudah

diakses (Perwako, 2020).


3. Tindakan menjaga jarak

Pada penelitian ini, tidak terdapat responden yang

melakukan tindakan jaga jarak yang baik. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Rasyid dan Putri (2021) pada

masyarakat Kecamatan tampan Kota Pekanbaru, sebagian besar

tindakan responden tidak baik sebanyak 106 (52,5%).

Sukawana dan Sukaraja (2021) dalam penelitiannya


menunjukkan bahwa masyarakat Mawang Kelod, menunjukkan

sebagian besar responden tidak menjaga jarak (83,3%). Namun

berbeda dengan penelitian Anwar dkk (2021) pada masyarakat

yang berkunjung di puskesmas Mutiara Kabupaten Pidie,

menunjukkan 64,6% responden telah menjaga jarak.

Pedagang di Kanre Rong Makassar tidak menjaga jarak

dengan berbagai alasan antara lain: merasa tidak perlu menjaga

jarak 46 orang (43,4%), orang lain tidak melakukan jaga jarak

(36%) atau 34 orang dan belum bisa terbiasa menjaga jarak

(27,6%).
80

Vaksinasi menjadi salah satu tindakan pencegahan penularan

Covid-19 selain protokol 3M. Vaksinasi adalah salah satu cara

pencegahan untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan tubuh

secara aktif sehingga apabila terpapar penyakit tidak menimbulkan

sakit yang parah atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi

sumber penularan (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2020). Pada

penelitian ini, dari 106 responden terdapat 30 responden (28,3%)

sudah mendapatkan vaksin dosis 2, 14 responden (13,2%) sudah

mendapatkan vaksin dosis 1 dan 62 responden yang belum divaksinasi.


Adapun beberapa alasan responden belum divaksinasi yaitu takut,

belum sempat, tidak ada yang mau diurus dan ada penyakit komorbid

yang diderita.

Pedagang di Kanre Rong masih memiliki tindakan yang kurang

baik dalam hal memakai masker dan menjaga jarak di tengah pandemi

covid-19. Tindakan kurang baik ini dapat diubah menjadi tindakan

baik, apabila mau merubah tindakannya dalam pencegahan covid-19.


Seperti halnya dalam surah Ar-ra’d ayat 11:

١١....‫ٱَّلل ل يُغيِِّ ُر ما بِق ۡو ٍم حت ه َٰى يُغيِِّ ُرواْ ما بِأنفُ ِس ِه ۡ َۗم‬


‫إِ هن ه‬....
Terjemahannya :
“….Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri….”(Q.S. Ar-Ra’d : 11).
Dalam tafsir Al-Misbah, menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah

tidak mengubah keadaan suatu kaum dari positif ke negatif atau

sebaliknya dari negatif ke positif sehingga mereka mengubah apa yang

ada pada diri mereka, yakni sikap mental dan pikiran mereka sendiri

(Shihab, 2002). Dengan demikian, perlu melakukan perubahan


tindakan terkait protokol kesehatan untuk menjaga diri sendiri dan
81

orang lain dari Covid-19, sebagaimana diketahui ditempat kerja,

berinteraksi dengan banyak orang.


Hasil penelitian ini diperoleh responden yang memiliki tindakan

kurang baik tidak terkonfirmasi Covid-19. Hasil tersebut rupanya

berselisih dengan penelitian yang dilakukan Ray dkk (2021) yang

menunjukkan terdapat responden yang terkonfirmasi Covid-19

memiliki perilaku yang baik.

5. Gambaran Perilaku 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan

Menjaga Jarak)

Perilaku merupakan kegiatan aktivitas yang dilakukan makhluk

hidup yang bersangkutan. Perilaku kesehatan adalah tindakan

seseorang berupa respon atau stimulus yang berhubungan dengan

sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

(Notoatmodjo, 2014).

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan

perilaku manusia dipengaruhi salah satunya yaitu faktor pendorong

(enabling factor). Salah satu faktor pendorong yaitu menyebabkan

perilaku terjadi. Faktor-faktor tersebut diantaranya: sarana kesehatan,

terjangkaunya fasilitas kesehatan, dan lingkungan fisik (Green,1980

dalam Sianipar et al., 2021).

Pada umumnya perubahan perilaku bermula karena diperolehnya

pengetahuan seseorang, namun perlu diketahui dahulu manfaat dari

perilaku tersebut bagi diri sendiri. Pada diri seseorang sikap berawal

dari pengetahuan yang akan berproses hingga akhirnya akan terjadi


82

penilaian. Sikap positif akan menstimulus untuk setuju sedangkan

sikap negatif cenderung tidak menyetujui. Sikap masih terjadi pada diri

seseorang dan sikap tidak dapat dilihat (covert behavior). Setelah

melakukan penilaian, maka proses selanjutnya adalah melakukan

tindakan (Notoatmodjo, 2010 dalam Nasrullah & Suwandi, 2014).

Perubahan perilaku melalui proses perubahan pengetahuan, sikap, dan

tindakan. Penerimaan perilaku baru didasari oleh proses pengetahuan,

kesadaran dari sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng. Sebaliknya jika perilaku tersebut tidak di dasari dengan

kesadaran dan pengetahuan maka tidak akan berlangsung lama

(Notoatmodjo, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Mallapiang et al., (2017) yang

menunjukkan bahwa 64,5% responden berpengetahuan cukup 64,5%,

64,5% bersikap baik, dan 64,5% menunjukkan tindakan aman,

sehingga perilaku tenaga kerja memiliki kategori baik. Dapat dilihat

bahwa, perilaku dikatakan baik apabila pengetahuan baik, sikap baik

dan diikuti dengan tindakan baik.

Perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak)

pada penelitian ini menunjukkan perilaku baik dalam hal mencuci

tangan , namun kurang baik dalam memakai masker dan menjaga

jarak. Di masa pandemi covid-19 perlu dilakukan perilaku yang baik

untuk menghindarkan diri dari paparan penularan virus.


83

Seperti pada QS. Al-Baqarah/2:195 yang berbunyi :

‫ٱَّلل ول ت ُ ۡلقُواْ ِبأ ۡيدِيكُ ۡم إِلى ٱلتههۡ لُك ِة وأ ۡح ِسنُ َٰٓو ۚۡاْ إِ هن ه‬
ُّ‫ٱَّلل ي ُِحب‬ ِ ‫وأن ِفقُواْ فِي سبِي ِل ه‬
١٩٥ ‫ ۡٱل ُم ۡح ِسنِين‬

Terjemahannya :
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah:195).
Ayat di atas bermakna bahwa jangan tidak menafkahkan harta
kalian di jalan Allah, karena jika demikian kalian menjatuhkan diri ke
dalam kebinasaan. Betapa tidak, harta yang berada di tangan, tanpa
dinafkahkan di jalan Allah, bukan saja akan habis oleh pemiliknya atau
dimiliki oleh ahli warisnya, tetapi juga membinasakan pemiliknya di
hari Kemudian. Karena itu berbuat baiklah bukan hanya dalam
berperang, atau membunuh tetapi dalam setiap gerak dan langkah.
Rasul saw. menjelaskan makna ihsan sebagai: “menyembah Allah,
seakan-akan melihat-Nya dan bila itu tidak tercapai maka yakinlah
bahwa Dia melihatmu." Dengan demikian, perintah ihsan bermakna
perintah melakukan segala aktivitas positif, seakan-akan Anda melihat
Allah atau paling tidak selalu merasa dilihat dan diawasi oleh-Nya
(Shihab, 2000). Dalam hal menghadapi Covid-19, kita harusnya
melakukan upaya-upaya pencegahan agar tidak terpapar dan tidak
mendatangkan bahaya bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Perilaku pada penelitian ini adalah gabungan pengetahuan, sikap,
tindakan terkait memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Berikut gambaran perilaku 3M:
a. Perilaku Memakai masker

Perilaku masker dalam penelitian ini memperoleh bahwa

seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik, 68 responden

(64,2%) memiliki sikap yang baik namun tidak sama halnya


84

dengan pengetahuan dan sikap dimana hanya terdapat 10

responden (9,4%) yang memiliki tindakan baik. Berdasarkan hasil

yang diperoleh dikatakan bahwa sikap erat kaitannya dengan

pengetahuan seseorang. Sikap menunjukkan pengetahuan orang

tersebut terhadap objek yang bersangkutan (Walgito, 2009 dalam

Hernanta et al., 2017) dan dalam suatu tindakan, sikap positif

belum tentu menghasilkan output positif juga sehingga terjadi

suatu tindakan (Notoatmodjo, 2014).

Pada penelitian ini terdapat sebanyak 9 responden (8,5%)

berperilaku baik terkait masker dan sebagian besar responden yaitu

sebanyak 97 (91,5%) memiliki perilaku kurang baik. Perilaku

disini merupakan gabungan dari pengetahuan, sikap, dan tindakan

terkait masker. Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Artama dkk (2021) pada pelajar di lingkungan sangingloe,

menunjukkan 60,9% tidak patuh memakai masker. Penelitian yang

dilakukan oleh Mushidah dan Muliawati (2021) menunjukkan pada

pedagang UMKM terdapat 29 responden (55,8%) tidak patuh

dalam memakai masker.

Adapun alasan tidak memakai masker pedagang di Kanre

Rong yaitu tidak tersedia masker secara gratis (5,7%), merasa tidak

perlu memakai masker, karena tidak ada pedagang di Kanre Rong

yang terkonfirmasi positif covid-19 (39,1% ) atau 34 orang dan

merasa sesak nafas apabila memakai masker (55, 2%) atau 48


85

orang. Sebagian besar masyarakat beralasan tidak patuh akan

protokol kesehatan Covid-19 karena tidak adanya sanksi walaupun

tidak patuh protokol kesehatan Covid-19 (55%), dan tidak ada

kejadian Covid-19 di lingkungan sekitar (39%), sulit melakukan

pekerjaan apabila melaksanakan protokol kesehatan (33%), harga

hand sanitizer, face shield, masker mahal (23%) (BPS, 2020)

Penelitian yang sejalan dengan alasan tidak memakai

masker yang dilakukan Siahaineinia & Bakara (2020) bahwa

responden tidak memakai masker karena merasa dirinya sehat,

tidak nyaman, tidak khawatir akan Covid-19 dan sesak nafas.

Alasan lain tidak memakai masker yaitu sulit berinteraksi jika

menggunakan masker (Fauzan & Hadiansyah, 2021).

b. Perilaku mencuci tangan

Perilaku mencuci tangan pada penelitian ini adalah pada

pengetahuan menunjukkan hasil 105 responden (99,1%)

berpengetahuan baik, 99 responden (93,4%) memiliki sikap yang

baik dan diikuti dengan tindakan yang baik sebanyak 78 responden

(73,6%). Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pengetahuan baik,

diikuti dengan sikap yang baik pula dan menunjukkan tindakan

yang baik. Faktor yang dapat memengaruhi perilaku cuci tangan

yaitu tersedianya fasilitas cuci tangan.

Perilaku mencuci tangan pada penelitian ini diperoleh

sebagian besar responden berperilaku baik sebanyak 75 responden


86

(70,8%) dan terdapat 31 (29,2%) responden berperilaku kurang

baik. Hal ini senada dengan penelitian Ernida dkk (2021) diperoleh

hasil 73,6% (53) responden berperilaku cuci tangan yang baik.

Perilaku mencuci tangan yang baik juga rupanya juga diperoleh

Haryani dkk (2021) dalam penelitiannya diperoleh siswa SMK di

Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa 103 responden (85,8).

Penelitian Lumbantoruan dkk (2021) juga menunjukkan bahwa

sebanyak 70% atau 35 responden memiliki perilaku mencuci

tangan yang baik.

Pedagang di Kanre Rong merupakan pelaku penjamah

makanan. Perilaku yang harus diperhatikan bagi penjamah

makanan saat bekerja atau menjamah makanan salah satunya yaitu

mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja serta sesudah dari

toilet. Penyediaan cuci tangan juga harus diperhatikan dan

sebaiknya berpisah dengan tempat cuci peralatan dapur bahan

makanan yang dilengkapi dengan air mengalir dan sabun, alat

pengering, saluran pembuangan tertutup, dan bak penampungan air

(Kemenkes RI, 2011).

c. Perilaku menjaga jarak

Hasil penelitian ini pada perilaku menjaga jarak

menunjukkan bahwa 105 responden (99,1%) memiliki

pengetahuan baik, sebanyak 73 responden (68,9%) memiliki sikap


87

baik, namun tidak satupun responden menunjukkan tindakan yang

baik dalam hal menjaga jarak.

Hal ini dapat dikatakan bahwa pengetahuan dan sikap tidak

dapat menentukan pada tindakan yang dilakukan responden.

Perilaku jaga jarak pada penelitian ini adalah tidak terdapat

responden yang mempunyai perilaku jaga jarak yang baik. Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Pertiwi dan Budiono (2021) di

Kelurahan Summerejo, Kota Semarang bahwa sebanyak 71

responden (50,7%) memiliki perilaku negatif dalam hal menjaga

jarak. Serupa dengan penelitian Igiany dkk (2021) di Pasar

Gemolong, Kabupaten Sragen menunjukkan hanya 31,5%

responden yang menerapkan jaga jarak. Dalam penelitian Amelia

dkk (2020) juga menunjukkan bahwa seluruh rumah makan di

Pontianak menunjukkan bahwa 65,6% yang tidak menerapkan

menjaga jarak. Akan tetapi hasill penelitian Mertias dkk (2020) di

Kepulauan Riau, menunjukkan perbedaan, bahwa 59,9% sudah

melakukan menjaga jarak.

Interaksi yang terjadi masa pandemi pada pedagang Kanre

Rong Makassar bukan hanya antara pembeli dan penjual, namun

juga terjadi interaksi antar pedagang dalam interaksi tersebut

sehingga pelaksanaan protokol kesehatan tidak berjalan dengan

maksimal. Pedagang di Kanre Rong Makassar tidak menerapkan

perilaku menjaga jarak dengan berbagai alasan antara lain: merasa


88

tidak perlu menjaga jarak 46 orang (43,4%), orang lain tidak

melakukan jaga jarak (36%) atau 34 orang dan belum bisa terbiasa

menjaga jarak (27,6%). Penelitian lain juga mengatakan penerapan

jaga jarak sulit dilakukan di tempat umum disebabkan karena

merasa dekat dengan orang yang ditemui, kurangnya kesadaran,

merasa kurang sopan, keterbatasan tempat, dan orang lain yang

tidak mau menjaga jarak (Winarni et al., 2021).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai perilaku

3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) selama pandemi

Covid-19 pada pedagang kaki lima Kanre Rong Makassar, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Semua (100%) pedagang di Kanre Rong Makassar memiliki pengetahuan

yang baik terkait memakai masker sebagai protokol kesehatan selama


pandemi covid-19.

2. Sebagian besar pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar memiliki

pengetahuan yang baik terkait mencuci tangan pakai sabun yaitu 99,1%

atau 105 orang.

3. Sebagian besar pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar memiliki

pengetahuan yang baik terkait menjaga jarak yaitu 99,1% atau 105 orang.

4. Sikap memakai masker pedagang kaki lima Kanre Rong Makassar


menunjukkan sikap baik sebesar 64,2% (68) orang.

5. Sikap mencuci tangan pedagang kaki lima Kanre Rong Makassar

menunjukkan sikap baik sebesar 93,4% (99) orang.

6. Sikap menjaga jarak pedagang kaki lima Kanre Rong Makassar

menunjukkan sikap baik sebesar 68,9% (73) orang.

7. Sebagian besar pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar memiliki

tindakan kurang baik terkait memakai masker yaitu 90,6% atau 96 orang.

8. Sebagian besar pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar memiliki

tindakan yang baik terkait mencuci tangan yaitu 73,6% atau 78 orang.

89
90

9. Semua (100%) pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar memiliki

tindakan kurang baik terkait menjaga jarak sebagai protokol kesehatan

selama pandemi Covid-19.

10. Sebagian besar pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar memiliki

perilaku kurang baik terkait memakai masker, yaitu 91,5% atau 97 orang.

11. Sebagian besar pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar memiliki

perilaku mencuci tangan yang baik 70,8% atau 75 orang.

12. Semua pedagang kaki lima di Kanre Rong Makassar memiliki perilaku

yang kurang baik terkait menjaga jarak sebagai protokol kesehatan selama
pandemi Covid-19.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang

dapat diajukan, sebagai berikut :

1. Bagi instansi atau penanggung jawab diharapkan menerapkan aturan

yang ketat terkait protokol kesehatan dan memberikan contoh yang

baik terkait tindakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan


menjaga jarak).

2. Bagi pedagang diharapkan untuk dapat mematuhi kebijakan terkait

memakai masker dan menjaga jarak di tengah pandemi Covid-19 dan

saling mengingatkan sesama para pedagang untuk memakai masker

dan menjaga jarak.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan meneliti lebih lanjut faktor-faktor

yang dapat memengaruhi perilaku 3M (memakai masker, mencuci

tangan, dan menjaga jarak).


DAFTAR PUSTAKA

Alam, A., Rusli, A., Amiruddin, A., & Irwan, A. (2020). The Collaborative
Governance In The Devolopment Of Street Vendor Kanre’ Rong Karebosi in
Makassar City. https://doi.org/10.4108/eai.21-10-2019.2291515
Amelia, D. S., Suwarni, L., Selviana, S., & Mawardi, M. (2020). Kesiapan Rumah
Makan di Era New Normal. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(04), 216–
221. https://doi.org/10.33221/jikm.v9i04.769
Andayani, T. R. (2020). Sumber Informasi serta Dampak Penerapan Pembatasan
Sosial dan Fisik pada Masa Pandemi Covid-19: Studi Eksploratif di
Indonesia. Jurnal Psikologi Sosial, 19(2), 111–121.
https://doi.org/10.7454/jps.2021.13
Anderson, K. M., & Stockman, J. K. (2021).Staying home, distancing, and face
masks: COVID-19 prevention among U.S. women in the cope study.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(1),
1–14. https://doi.org/10.3390/ijerph18010180
Andriyanto, C., Ambariani, & Pujiati. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Anggia Yuliska Amalia , Amd . Keb Kabupaten. X(2), 95–103.
https://smrh.e-journal.id/Jkk/article/view/148/108
Anwar, C., Tambunan, W., & Gunawan, S. (2019). Analisis Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Dengan Metode Hazard and Operability Study
(Hazop). Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics, 4(2),
61.https://doi.org/10.33021/jmem.v4i2.825
Anwar, C., & Farany, S. (2021). Kepatuhan Masyarakat terhadap Pelaksanaan
Social Distancing di Puskesmas Mutiara Pidie Community Compliance with
the Implementation of Social Distancing at Mutiara Pidie Health Center.
7(2), 749–760.
Arifin, T., Nuraeni, N., Mashudi, D., & Saefudin, E. (2020).Proteksi Diri Saat
Pandemi COVID-19 Berdasarkan Hadits Shahih.1–
15.http://digilib.uinsgd.ac.id/30833/
Artama, S., Rif’atunnisa, & L, B. M. (2021). Kepatuhan Remaja Dalam
Penerapan Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 Di Lingkungan
Sangingloe Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Pencerah, 10(1), 65–72. https://stikesmu-sidrap.e-
journal.id/JIKP/article/view/241
Atmadja, T. F. A., Yunianto, A. E., Yuliantini, E., Haya, M., Faridi, A., &
Suryana, S. (2020). Gambaran sikap dan gaya hidup sehat masyarakat
Indonesia selama pandemi Covid-19.AcTion: Aceh Nutrition Journal, 5(2),
195. https://doi.org/10.30867/action.v5i2.355
Atmojo, J. T., Iswahyuni, S., Rejo, R., Setyorini, C., Puspitasary, K., Ernawati,
H., Syujak, A. R., Nugroho, P., Putra, N. S., Nurrochim, N., Wahyudi, W.,

xiii
xiv

Setyawan, N., Susanti, R. F., Suwarto, S., Haidar, M., Wahyudi, W.,
Iswahyudi, A., Tofan, M., Bintoro, W. A., Mubarok, A. S. (2020).
Penggunaan Masker Dalam Pencegahan Dan Penanganan Covid-19:
Rasionalitas, Efektivitas, Dan Isu Terkini. Avicenna : Journal of Health
Research, 3(2), 84–95. https://doi.org/10.36419/avicenna.v3i2.420
Azam, A. M., Sumardiyono, & Murti, B. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan
, Sikap Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ( CTPS ) Pada SMPN 1
Surakarta dan SMPN 6 Surakarta. Nexus Kedokteran Komunitas, 5(2), 1–10.
Badan Pusat Statistik. (2016). Hasil Sementara Pendaftaran Usaha Sensus
Ekonomi 2016 Tahap Awal. Badan Pusat Statistik, 80, 7–9.
https://www.bps.go.id/pressrelease/2016/08/19/1281/hasil-sementara-
pendaftaran-usaha-sensus-ekonomi-2016-tahap-awal.html
Badan Pusat Statistik. (2020). Hasil Survei Sosial Demografi Dampak Covid-19.
BPS RI.
Badan Pusat Statsitik. (2020). Perilaku Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-
19.https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ZjM3NmRj
MzNjZmNkZWVjNGE1MTRmMDlj&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzL
mdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjAvMDkvMjgvZjM3NmRjMzNjZ
mNkZWVjNGE1MTRmMDljL3BlcmlsYWt1LW1hc3lhcmFrYXQtZGktbW
FzYS1wYW5kZW1pLWNvdmlkLTE5Lmh0bWw%25
Badri, P. R. yanti R. D. P. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Pengetahuan Masyarakat Tentang Faktor Risiko Hiperurisemia. Syifa’
MEDIKA: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 10(2).
https://doi.org/10.32502/sm.v10i2.2236
Bastiana dkk.(2019). Karakteristik Umum dan Tingkat Pendapatan Pedagang
Kaki Lima (PKL) Kota Makassar.Seminar Nasional LP2M UNM, 381–386.
Cumbo, E., & Scardina, G. A. (2021). Management and use of filter masks in the
“none-medical” population during the Covid-19 period. Safety Science, 133,
104997.https://doi.org/10.1016/j.ssci.2020.104997
Darmawan, A. A., & Rihiantoro, T. (2017). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Laparatomi. Jurnal Keperawatan,
XIII(1), 110–117.
Delfirman, & As’adhanayadi, R. G. E. B. (2020). Sikap dan persepsi masyarakat
berpendapatan rendah terhadap imbauan jaga jarak.Desty, R. T., Arumsari,
W., & Rohmah, S. (2021). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan
COVID-19 pada Pedagang di Pasar Sampangan, Kota Semarang. Indonesian
Journal of Health Community, 2(1), 19–27.
Dharma, A. A. B. et al. (2017).Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Pada Proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort
Petitenget.Jurnal Spektran, 5(1), 47–55.
https://doi.org/10.24843/spektran.2017.v05.i01.p06
xv

Dinas Kesehatan Kota Makassar. (2021).


Elviani, R., Anwar, C., & Sitorus, R. J. (2021). Gambaran Usia Pada Kejadian
Covid-19. Jambi Medical Jurnal, 9(2), 204–209.
Ernawati. Wisudawati, E. R. S. R. M. (2021). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Terhadap Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun (Ctps). Jurnal Kesehatan Dan
Pembangunan, 11(21), 28–34. https://doi.org/10.52047/jkp.v11i21.95
Ernida, Navianti, D., & Damanik, H. D. (2021). Gambaran pengetahuan, sikap
dan tindakan cuci tangan pakai sabun pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 7
Kota Prabumulih Tahun 2020. Jurnal Salink, 1(1).
Fauzan, M. R., & Hadiansyah, M. I. (2021). Perilaku Masyarakat terhadap
Gerakan 3M ( Memakai Masker , Mencuci Tangan , dan Menjaga Jarak )
sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendlian Covid-19 di Desa Moyag
Kecamatan Kotamobagu Timur Community Behavior to The 3M Movement (
Wearing A Mask , Washing Han. 8(2), 99–107.
Fitriyana, N. (2020). God Spot dan Tatanan New Normal di tengan Pandemi
Covid-19.JIA, 21(1), 1–9.https://doi.org/10.1001/jama
Friskarini, K., & Soerachman, R. (2021). Kepatuhan dan Penerimaan Masyarakat
terhadap Kampanye Nasional Penggunaan Masker di Tahun 2020. Ilm, 104–
119.
Haryani, S., Astuti, A. P., & Minardo, J. (2021). Pengetahuan dan perilaku
mencuci tangan pada siswa smk sebagai upaya pencegahan covid-19.
Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat, 10(1), 85–91.
Hermanto, N., Rahmat, N., & Riyanto, D. (2018).Penerapan Model Delon and
Mclean Untuk Mengukur Kesuksesan Penerapan Presensi Mahasiswa
Online. Jurnal Pro Bisnis, 11(2), 43–53.
Hernanta, R., Istichomah., & Lubis, D. P. U. (2017). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training dengan Sikap Ibu dalam Toilet
Training Anak di Posyandu Mangga, Desa Trimulyo, Bantul. Jurnal
Kesehatan “Samodra Ilmu,” 08(02), 197–204.
ILO. (2020). Dalam menghadapi Pandemi: Memastikan Keselamatan dan
Kesehatan di Tempat Kerja. Geneva: ILO, 1–52.
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_742959.pdf
Igiany, P. D., Pertiwi, J., & Febriani, R. (2021). Penerapan Protokol Kesehatan
Pencegahan. Seminar Informasi Kesehatan Nasional (SIKesNas) , 2, 168–
173. http://ojs.udb.ac.id/index.php/sikenas/article/view/1250
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan.Yogyakarta: Absolute Media.
Karundeng, I. et. al. (2018). Analisis Bahaya Dan Risiko Dengan Metode Hirarc
Di Departement Production Pt.Samudera Mulia Abadi Mining Contractor
Likupang Minahahsa Utara.Jurnal Kesmas, 7(4).
xvi

Karuniawati, B., & Berlina Putrianti.(2020). Gambaran Perilaku Hidup Bersih


Dan Sehat (Phbs) Dalam Pencegahan Penularan Covid-19.Jurnal Kesehatan
Karya Husada, 8(2), 34–53.
KBBI. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa.
Kemenkes RI. (2011). Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/ VI/2011 tentang
Higiene Sanitasi Jasaboga.
Kemenkes RI, 2014. Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia.
Jakarta:Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2020). KMK Nomor Hk.01.07/Menkes/328/2020 Tentang Panduan
Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di
Tempat Kerja. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat
di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
https://doi.org/10.36497/jri.v40i2.101
Kemenkes RI. (2020). KMK No. HK.01.07-MENKES-413-2020 ttg Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.pdf.
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/pedoman-pencegahan-dan-
pengendalian-covid-19/view
Kemenkes RI. (2020). Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun. Kesehatan
Lingkungan, 20. https://kesmas.kemkes.go.id
KEMENPERIN. (2003). Undang - Undang RI No 13 tahun 2003.
Ketenagakerjaan, 1.
Khairunnisa, Sofia, R., & Magfirah, S. (2021). Hubungan Karakteristik Dan
Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Covid-19 Pada
Masyarakat Desa Paya Bujok Blang Pase Kota Langsa. Jurnal Averrous,
6(1), 1–11.
Kresna, J. A. (2020). Pengaruh Physical Distancing dan Social Distancing
terhadap Kesehatan dalam Pendekatan Linguistik. Jurnal Syntax
Transformation, 1(4), 14–19. http://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-
industry/
Kusuma, T. (2021). Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Pandemi Covid-19.
Jurnal Penelitian Psikologi, 8(4), 1–12.
Latif, Sarifudin Andi. Swardin, La Ode. La Ode, A. (2021). Sikap dan
Pengetahuan Pengunjung Warung Kopi dengan Kepatuhan Penggunaan
Masker Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 10(2), 610–616. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.665
xvii

Lestari, A. O. A. W. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap


Perilaku Cuci Tangan Pada Masyarakat Kelurahan Pegirian. Jurnal
PROMKES, 7(1), 1. https://doi.org/10.20473/jpk.v7.i1.2019.1-11
Lumbantoruan, V., & Hutapea, L. (2021). Tingkat Pengetahuan dan Perilaku
Mencuci Tangan Pakai Sabun pada Mahasiswa/i Era Pandemi Covid-19.
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(3), 611–620.
Mahardika, M. N., Trisiana, A., Widyastuti, A., Juhaena, J. S., Mea, R., & Kirani,
A. (2020).Strategi Pemerintah Dan Kepatuhan Masyarakat Dalam
Mengatasi Wabah Covid-19 Berbasis Semangat Gotong Royong.Jurnal
Global Citizen, IX(1), 39–50.
Mallapiang, F., Damayati, D. S., & Fadillah, N. (2017). Gambaran Perilaku
Tenaga Kerja dan Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) Konstruksi dalam Pembangunan Balai Diklat BPK-RI Makassar oleh
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. Al-Shihah : Public Health Science Journal,
9(1), 72–84.
Mardotillah, M., Gunawan, B., Soemarwoto, R. S., & Raksanagara, A. S. (2019).
Peran Faktor Pemungkin Dan Penguat Pada Akses Jamban Sehat
Perkotaan. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 20(2), 165.
https://doi.org/10.25077/jantro.v20.n2.p165-178.2018
Maulani, S. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang COVID-
19 dengan Kesadaran Masyarakat dalam Menggunakan Masker The
Relationship of Community Knowledge Levels on Covid-19 with Community
Awareness in Mask Usage. 9(1), 59–68.
Mayasari, O. P., Ikalius, & Aurora, W. I. D. (2021). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Covid-19 Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar Kecamatan Alam Barajo. 4(1), 146–
153.
Mujiburrahman, Riyadi, Muskhab Eko, & Ningsih, Mira Utami. (2020).
Pengetahuan Berhubungan dengan Peningkatan Perilaku Pencegahan
COVID-19 di Masyarakat. Jurnal Keperawatan Terpadu, 2(2), 130–140.
http://jkt.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home/article/view/85/69
Mukharom, & Aravik, H. (2020). Prophet Muhammad’s Policy in Handling
Communicable Disease Outbreaks and Their Implementation in the Context
of Tackling the Coronavirus Covid-19. Salam, 7 NO 3, 239–246.
Mushidah, & Muliawati, R. (2021). Pengetahuan dan Sikap dengan Kepatuhan
Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19
Pada Pedagang UMKM. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES
Kendal, 11(1), 35–42.
Mustikawati, I. S. (2017).Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Studi Kualitatif
pada Ibu-Ibu di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara; Studi
Kualitatif.ARKESMAS (Arsip Kesehatan Masyarakat), 2(1), 115–
125.https://doi.org/10.22236/arkesmas.v2i1.514
xviii

Nasrullah, M., & Suwandi, T. (2014). Hubungan antara Knowledge, Attitude,


Practice Safe Behavior Pekerja dalam Upaya untuk Menegakkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. The Indonesian Journal of Occupational
Safety and Health, 3(1), 82–93.
Nisa, Dita Fahrun. (2020). Sosialisasi Menuju Penerapan Adaptasi Kebiasaan
Baru Pada Santri Pondok Pesantren Di Kabupaten Lumajang. Jurnal
Layanan Masyarakat (Journal of Public Service), 4(2)(2), 259–266.
Notoatmodjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rinerka Cipta.
Notoatmodjo.(2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nugraha, H. (2019). Analisis Pelaksanaan Program Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Dalam Upaya Meminimalkan Kecelakaan Kerja Pada Pegawai Pt.
Kereta Api Indonesia (Persero). Coopetition : Jurnal Ilmiah Manajemen,
10(2), 93–102. https://doi.org/10.32670/coopetition.v10i2.43
Nurhadi.(2019). Pedagang Kaki Lima Perspektif Ekonomi Islam.At-Tamwil:
Kajian Ekonomi Syariah, 1(1), 52–71.
Nurmala, Ika et al. (2018). Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga Universiti
Press.
Oktaviarni, A., Salim, E. M., & Anggina, D. N. (2021). Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Pedagang Tradisional terhadap Kesehatan dan Keselamatan Era
Covid-19. 1(1), 36–44.
Pangesti, N. A., & Retno, P. E. (2021). Analisis Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Kepatuhan Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 pada
Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa, 4(3), 623–632.
PD Pasar Makassar Raya. (2020).
Peraturan Menteri Kesehatan RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 84 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Walikota Makassar.(2020). Pedoman Pelaksanaan Protokol Kesehatan
Di Kota Makassar.
Pramuaji, K. A., & Loekmono, L. (2018). Uji Validitas Dan Reliabilitas Alat
Ukur Penelitian : Questionnaire Empathy. Jurnal Ilmiah Bimbingan
Konseling Undiksha, 9(2), 74–78.
https://doi.org/10.24036/XXXXXXXXXX-X
Pratama, F. E. (2021). Hubungan Karakteristik Sosiodemografi Individu Dengan
Pengetahuan Tentang Protokol Kesehatan dalam Upaya Pencegahan
Penularan Covid-19 di Kabupaten Temanggung.
Prihati, D. R., Wirawati, M. K., & Supriyanti, E. (2020). Analisis Pengetahuan
Dan Perilaku Masyarakat Di Kelurahan Baru Kotawaringin Barat Tentang
xix

Covid 19. Malahayati Nursing Journal, 2(4), 780–790.


https://doi.org/10.33024/manuju.v2i4.3073
Purnamasari, I., & Raharyani, A. E. (2020). Tingkat Pengetahuan dan Perilaku
Masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid-19. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 33–42. https://doi.org/10.14421/lijid.v3i1.2224
Purnamayanti, N. M. D., & Astiti, N. K. E. (2020). Pengetahuan , Sikap dan
Kepatuhan Penggunaan Masker oleh Ibu Hamil pada Masa Pandemi CoVid-
19 di Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 9(1), 28–37.
http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JIK
Pertiwi, G. S., & Budiono, I. (2021). Perilaku Physical Distancing Masyarakat
Pada Masa Pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Public Health and
Nutrition, 1(1), 90–100.
Rasyid, Z., & Putri, L. O. (2021). Analisis Perilaku Pencegahan Covid-19 di
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2020. Journal of Hospital
Management and Health Sciences (JHMHS), 2(1), 100–108.
Ray, V. N. M., Samion, M., Lukito, A., & Ismurrizal. (2021). Hubungan antara
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat terhadap Pencegahan
Pandemi Covid 19 di Kota Tanjung Balai. Jurnal Kedokteran STM (Sains
Dan Teknologi Medik), 4(1), 39–45.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.18847.18081
Rulino, L., Febriana, N., & Minata, Y. (2020).Tingkat Pemahaman Masyarakat
DKI Jakarta Tentang Physical Distancing dalam Menghadapi Pandemi
Covid-19.Jakhkj, 6(1).
Runtu, V. A. (2020). Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Minahasa
Dalam Penertiban Pedagang Kaki Lima.Jurnal Politico, 1–8.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/32100
Sari, Devi Pramita dkk.(2020). Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat
Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan
Penyakit Covid-19 Di Ngronggah. Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan
Informatika Kesehatan, 10(1), 52–55.
https://doi.org/10.47701/infokes.v10i1.850
Sastrawan, I. W. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemilihan
Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima di Pantai Penimbangan Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng.Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 5(1),
1–10.
Sekeon, Filia Mega. Adisti, A. R. A. A. T. T. (2021). GAMBARAN PERILAKU
MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN CORONA VIRUS DISEASES (
COVID 19 ) DI LINGKUNGAN III KELURAHAN TINGKULU KOTA
MANADO. Jurnal KESMAS, 10(1), 105–111.
Setyawati, I., Utami, K., Soekmawaty, D., & Ariendha, R. (1929). Perilaku
Pencegahan Penularan Covid-19 Remaja Di Sidoarjo. 0231, 111–120.
xx

Shihab, M. Quraish. (2000). Tafsir AL-Mishbah. Lentera Hati.


Shihab, M. Quraish. (2002). Tafsir AL-Mishbah. Lentera Hati.
Siahaineinia, H. E., & Bakara, T. L. (2020).Persepsi Masyarakat Tentang
Penggunaan Masker Dan Cuci Tangan Selama Pandemi Covid-19 Di Pasar
Sukaramai Medan.Wahana Inovasi: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian
Masyarakat UISU, 9(1), 173–
176.https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/wahana/article/view/2874
Sianipar, E., Ridwan, M., Ibnu, I. N., Guspianto, G., & Reskiaddin, L. O. (2021).
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) pada Mahasiswa Universitas Jambi Selama Pandemi COVID-
19. Jurnal Kesmas Jambi, 5(2), 55–62.
https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i2.13693
Sinaga, S., & Gaol, J. L. (2020). Sosialisasi Keselamatan kerja di PT. PLN
(Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Maju Uda Medan Sumatera Utara, 42–45.
http://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/pkmmajuuda/article/view/704
Solten Rajagukguk, S., & Olilia, S. (2020). PERAN MEDIA MASSA
TERHADAP MASYARAKAT DI SAAT PANDEMI COVID 19 Solten
Rajagukguk 1 Sandra Olifia 2. Peran Media Massa Terhadap Masyarakat Di
Saat Pandemi Covid-19, 3(1), 42–52. http://isip.usni.ac.id/jurnal/Solten.pdf
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhartiningsih, S. E., Nugrohowati, N., & Chairani, A. (2021). Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku Penggunaan Masker Dalam
Usaha Pencegahan Covid-19 Pada Masyarakat Kecamatan Gunung Putri
Tahun 2020. PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 367–377.
https://doi.org/10.31004/prepotif.v5i1.1438
Sukawana, I. W., & Sukaraja, I. made. (2021). Gambaran Kepatuhan Masyarakat
Mawang Kelod dalam Menerapkan Protokol Pencegahan COVID-19 di
Tempat Umum Bulan September 2020. Community of Publishing In Nursing
(COPING), 9(2), 204–210.
Sumartini, N. P., Purnamawati, D., & Sumiati, N. K. (2020). Pengetahuan Pasien
Yang Menggunakan Terapi Komplementer Obat Tradisional Tentang
Perawatan Hipertensi Di Puskesmas Pejeruk Tahun 2019. Bima Nursing
Journal, 1(1), 103. https://doi.org/10.32807/bnj.v1i2.516
Susilowati, D., Indah, M. F., & Agustina, N. (2020). Hubungan Pengetahuan dan
peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Menggunakan Masker dalam
Upaya Pencegahan Covid-19 di Desa Jelapat 1 kabupaten Batola.
xxi

Tarigan, F. A., & Elon, Y. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa


UNAI dalam Penggunaan Masker yang Benar. Jurnal Gawat Darurat, 3(1),
43–52.
Theopilus, Y., Yogasara, T., Theresia, C., & Octavia, J. R. (2020).Analisis Risiko
Produk Alat Pelindung Diri (APD) Pencegah Penularan COVID-19 untuk
Pekerja Informal di Indonesia.Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 9(2), 115–
134.https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4002.115-134
Trijayanti, D. A. K. L. (2019). Perilaku Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Di
Madrasah Ibtidaiyah Taswirul Afkar. Jurnal PROMKES, 7(1), 46.
https://doi.org/10.20473/jpk.v7.i1.2019.46-55
Untari, S. ., & Kodiyah, N. (2020). Gambaran Penggunaan Masker di Masa
Pandemi Covid-19 pada Masyarakat di Kabupaten Grobogan. Journal of
TSJKeb, 5(2), 20–26.
Wahyuni, W., & Fatmawati, S. (2020). Peningkatan Pengetahuan Pbhs Dan
Penerapan Cuci Tangan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19 Pada Santri
Di Lingkungan Pondok Pesantren. GEMASSIKA : Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 4(2), 196. https://doi.org/10.30787/gemassika.v4i2.662
Winarni, Sri. Martiningsih, W. (2021). Perilaku Masyarakat dalam Penerapan
Protokol Kesehatan dan Self Assesment Risiko COVID-19 di Kota Blitar,
Malang.
Winoto, A., & Budiani, S. R. (2016).Kajian Karakteristik dan Faktor Pemilihan
Lokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Yogyakarta.Jurnal Bumi Indonesia,
6(1), 0–10.
World Health Organization. (2020). Anjuran mengenai Penggunaan Masker
dalam Konteks COVID-19. World Health Organization, Juni, 1–17.
World Health Organization.(2021). Coronavirus Disease (COVID-19)
Dashboard.
World Health Organization. (2017). Hand Hygiene: Why, How &amp; When?
World Health Organization (WHO), August, 1–7.
https://www.who.int/gpsc/5may/Hand_Hygiene_Why_How_and_When_Bro
chure.pdf
World Health Organization. (2020). Modes of transmission of virus causing
COVID-19: implications for IPC precaution recommendations. Geneva:
World Health Organization;, March, 19–21.
https://doi.org/10.1056/NEJMc2004973.Cheng
World Health Organization. (2020). Transmisi SARS-CoV-2 : Implikasi terhadap
Kewaspadaan Pencegahan Infeksi.
Yanti, B., Wahyudi, E., Wahiduddin, W., Novika, R. G. H., Arina, Y. M. D.,
Martani, N. S., & Nawan, N. (2020). Community Knowledge, Attitudes, and
Behavior Towards Social Distancing Policy As Prevention Transmission of
xxii

Covid-19 in Indonesia. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 8(2), 4.


https://doi.org/10.20473/jaki.v8i2.2020.4-14
Yulianti, Y., Putri, D. W., Hamdan, S. R., & Sari, Y. (2020). Media Usage
Behavior During Covid-19 Pandemic. Diakom : Jurnal Media Dan
Komunikasi, 3(2), 117–126. https://doi.org/10.17933/diakom.v3i2.116
Zahra, R. R., & Rina, N. (2018). Pengaruh Celebrity Endorser Hamidah
Rachmayanti terhadap Keputusan Pembelian Produk Online Shop Mayoutfit
di Kota Bandung. Jurnal Lontara, 6(1), 43–57.
Zulfikar, E. (2020). Tindakan Preventif atas Penyebaran Covid-19 dalam
Perspektif Hadis. Diroyah : Jurnal Studi Ilmu Hadis, 5(1), 31–44.
https://doi.org/10.15575/diroyah.v5i1.8924
Lampiran 1

1. Penentuan skoring pada kriteria objektif


Cara mengukur variabel penelitian menggunakan kuesioner. Kuesioner
dalam penelitian ini terdiri dari beberapa pertanyaan.
a. Pengetahuan terdiri dari 14 pertanyaan : 4 pertanyaan terkait memakai
masker, 6 pertanyaan terkait mencuci tangan dan 4 pertanyaan terkait
menjaga jarak.
Pertanyaan favorable:apabila menjawab “benar”: diberi skor 2, “salah”
diberi skor 1 dan “tidak tahu” diberi skor 0. Sedangkan pertanyaan
unfavorable: apabila menjawab “salah” diberi skor 2, “benar” diberi
skor 1 dan “tidak tahu” diberi skor 0.

Rumus umum
Interval (I) : Range (R) / Kategori (K)

Range (R) = skor tertinggi – skor terendah

Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada


kriteria

Objektif suatu variabel

Jumlah skor terendah = skoring terendah x jumlah pertanyaan

Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah pertanyaan

1) Jumlah pilihan = 3
2) Jumlah pertanyaan = 4
3) Skoring terendah = 0
4) Skoring tertinggi = 2
- Jumlah skor terendah = 0 X 4 = 0 (0%)
- Jumlah skor tertinggi = 2 X 4 = 8 (100%)

Interval (I) = 100 / 2 = 50%

Kriteria penilaian = skor tertinggi – interval = 100 – 50 = 50%,


sehingga

Baik = jika skor ≥ 50%

Kurang baik = jika skor < 50%


b. Sikap terdiri dari 21 pernyataan : 5 pernyataan terkait memakai
masker, 9 pernyataan terkait mencuci tangan dan 7 pernyataan terkait
menjaga jarak.
Pernyataan positif (favorable)
Sangat Setuju (SS) =5
Setuju (S) =4
Netral (N) =3
Tidak Setuju (TS) =2
Sangat Tidak Setuju (STS) =1
Pernyataan negatif (unfavorable)
Sangat Setuju (SS) =1
Setuju (S) =2
Netral (N) =3
Tidak Setuju (TS) =4
Sangat Tidak Setuju (STS) =5
Skor tertinggi (Y) : jumlah pertanyaan X skor tertinggi
: 5 X 5 = 25
: 25/25 X 100% = 100 %
Skor terendah : jumlah pertanyaan X skor terendah
:5X1=5
: 5/25 X 100% = 20%
Range (R) : skor tertinggi – skor terendah
: 100 % – 20 %
: 80 %
Kategori :2
Interval : 80 % / 2 = 40 %
Range standar : skor tertinggi – interval (100% – 40% = 60%)
Kriteria objektifnya :
Baik : jika skor responden ≥ 60%
Kurang baik : jika skor responden < 60%

c. Tindakan terdiri dari 9 pernyataan : masing-masing 3 pernyataan


terkait memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak
Pernyataan favorable : apabila “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi
skor 0. Sedangkan pernyataan unfavorable: apabila “tidak” diberi skor
1 dan “ya” diberi skor 0.

Rumus umum
Interval (I) : Range (R) / Kategori (K)
Range (R) = skor tertinggi – skor terendah

Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada


kriteria

Objektif suatu variabel

Jumlah skor terendah = skoring terendah x jumlah pertanyaan

Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah pertanyaan

5) Jumlah pilihan = 2
6) Jumlah pertanyaan = 3
7) Skoring terendah = 0
8) Skoring tertinggi = 1
- Jumlah skor terendah = 0 X 3 = 0 (0%)
- Jumlah skor tertinggi = 1 X 3 = 8 (100%)

Interval (I) = 100 / 2 = 50%

Kriteria penilaian = skor tertinggi – interval = 100 – 50 = 50%,


sehingga

Baik = jika skor ≥ 50%

Kurang baik = jika skor < 50%


Lampiran 2

FORMULIR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN


SETELAH MENDAPAT PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama (inisial) :
Usia :
Alamat :
Agama :
Status Perkawinan :
Pendidikan terakhir :

Dengan ini menyatakan telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian
Perilaku 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak) selama Pandemi
Covid-19 pada Pedagang Kaki Lima di Pantai Losari Makassar. Maka dengan ini saya
secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian
tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar, Agustus
2021

Informan

( )
Lampiran 3

KUESIONER PERILAKU 3M (MEMAKAI MASKER, MENCUCI TANGAN DAN

MENJAGA JARAK) SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA PEDAGANG KAKI

LIMA DI PANTAI LOSARI MAKASSAR

Nomor Responden

……………………….
A. Identitas Responden

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Pendidikan terakhir :

B. Petunjuk Pengisian Kuesioner

a. Mohon beri tanda centang (√) pada jawaban Bapak/Ibu anggap paling sesuai

b. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja

Pengetahuan
No. Pertanyaan Benar Salah Tidak tahu

1. Menghindari menyentuh permukaan masker saat


digunakan

2. Dalam memakai masker, pastikan tidak ada cela antara


masker dan wajah

3. Masker medis dapat dipakai berulang kali

4. Meletakkan masker di dagu apabila saat mau makan

5. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut apabila


tangan belum dicuci dapat mencegah penularan Covid-
19

6. Setelah makan cukup membersihkan tangan dengan tisu

7. Setelah mencuci tangan tidak perlu mengeringkan


tangan dengan lap/tisu
8. Pada saat menyediakan makan, cuci tangan tidak perlu
apabila merasa tangaa bersih

9. Cuci tangan cukup pada telapak tangan saja

10. Punggung tangan tidak dicuci saat cuci tangan

11. Bersalaman atau berjabat tangan dengan orang lain tidak


masalah dilakukan ditengah pandemi covid-19

12. Tetap menjenguk orang yang sakit ditengah pandemi


Covid-19

13. Apabila di tempat kerumunan, tidak perlu menjaga jarak

14. Menjaga jarak hanya diluar keluarga


Sikap

Keterangan pilihan Jawaban:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju


No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Saya selalu menyentuh permukaan masker

2. Saya hanya menutupi mulut saat memakai masker

3. Saya meletakkan masker di dagu pada saat mau


makan

4. Saya memakai masker yang sama selama berhari-


hari

5. Saya menggunakan masker hanya pada saat ada


petugas

6. Saya mecuci tangan untuk membunuh kuman dan


mencegah virus corona

7. Saya mencuci tangan dengan air mengalir dan pakai


sabun atau menggunakan hand sanitizer

8. Saya menyentuh mata, hidung dan mulut dengan


tangan yang belum dicuci

9. Saya mencuci tangan minimal 20 detik

10. Saya menyediakan tempat cuci tangan atau hand


sanitizer untuk pelanggan

11. Pada saat menyediakan makanan, saya mencuci


tangan hanya pada saar merasa tangan kotor

12. Saya mencuci tangan setelah dari toilet

13. Setelah makan, saya membersihkan tangan dengan


tisu saja
14. Saya tidak mengeringkan tangan pakai lap/tisu
setalah mencuci tangan

15. Saya menjaga jarak untuk mencegah penularan


covid-19

16. Saya menjaga jarak minimal 1 meter saat


berinteraksi dengan orang lain

17. Saya berjabat tangan ketika bertemu dengan orang


yang dikenal

18. Saya bersilaturrahmi bersama keluarga di kampung


pada saat hari raya walaupun dalam keadaan
pandemi Covid-19

19. Saya tetap menjenguk orang sakit meski dalam


keadaan pandemi covid-19

20. Di tempat kerumunan, saya tidak menjaga jarak

21. Saya menjaga jarak dengan orang diluar keluarga


saja
Tindakan

Lembar Observasi
No. Tindakan Ya Tidak

1. Memakai masker

2. Meletakkan masker
didagu/menggantung dileher

3. Menyentuh permukaan masker

4. Mencuci tangan dengan air mengalir


dan pakai sabun/ menggunakan hand
sanitizer

5. Mencuci tangan sebelum


menjamah/menyediakan makanan

6. Menyediakan fasilitas cuci


tangan/hand sanitizer

7. Menjaga jarak minimal 1 meter

8. Bersalaman/berjabat tangan dengan


orang lain

9. Memberikan penanda pada kursi


untuk pengunjung/pembeli
Lampiran 4

Output SPSS 16 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

A. Uji Validitas

Variabel Pengetahuan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 TOTAL


* * *
1. Menghindari menyentuh Pearson Correlation 1 .271 .356 .157 .330 .319 .183 .249 -.012 .000 .341 .259 .386 .148 .544**
permukaan masker saat
Sig. (2-tailed) .116 .036 .367 .053 .062 .292 .148 .943 1.000 .045 .133 .022 .397 .001
digunakan
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**
2. Dalam memakai masker, Pearson Correlation .271 1 .073 .154 .038 .070 .469 .179 .039 .000 .179 .000 -.112 .258 .380*
pastikan tidak ada cela antara Sig. (2-tailed) .116 .678 .376 .827 .691 .004 .305 .823 1.000 .305 1.000 .521 .135 .024
masker dan wajah
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* * * ** *
3. Masker medis dapat dipakai Pearson Correlation .356 .073 1 .265 .353 .203 .165 .389 .146 .000 .141 .291 .482 .380 .586**
berulang kali Sig. (2-tailed) .036 .678 .124 .037 .243 .345 .021 .403 1.000 .418 .090 .003 .024 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
4. Meletakkan masker di dagu Pearson Correlation .157 .154 .265 1 .246 .309 .305 .090 .182 .223 .090 -.015 .118 .297 .464**
apabila saat mau makan Sig. (2-tailed) .367 .376 .124 .154 .071 .075 .608 .294 .198 .608 .933 .501 .084 .005
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** ** * **
5. Hindari menyentuh mata, Pearson Correlation .330 .038 .353 .246 1 .243 .471 .139 .457 .252 .237 .371 .454 -.008 .627**
hidung dan mulut apabila Sig. (2-tailed)
tangan belum dicuci dapat .053 .827 .037 .154 .160 .004 .424 .006 .144 .170 .028 .006 .962 .000
mencegah penularan covid-19 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
6. Ssetelah makan cukup Pearson Correlation .319 .070 .203 .309 .243 1 .260 .466** .127 .495** .466** .259 .285 .027 .560**
membersihkan tangan dengan Sig. (2-tailed) .062 .691 .243 .071 .160 .132 .005 .467 .003 .005 .132 .097 .876 .000
tisu
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
7. Setelah mencuci tangan tidak Pearson Correlation .183 .469** .165 .305 .471** .260 1 .114 .144 .033 .041 .031 .078 .115 .511**
perlu mengeringkan tangan Sig. (2-tailed)
dengan lap/tisu .292 .004 .345 .075 .004 .132 .515 .410 .851 .813 .861 .657 .511 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** ** ** **
8. Pada saat menyediakan Pearson Correlation .249 .179 .389 .090 .139 .466 .114 1 .209 .213 .580 .296 .507 .465 .598**
makan, cuci tangan tidak perlu Sig. (2-tailed) .148 .305 .021 .608 .424 .005 .515 .227 .220 .000 .084 .002 .005 .000
apabila merasa tangan bersih
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** * * ** *
9. Cuci tangan cukup pada Pearson Correlation -.012 .039 .146 .182 .457 .127 .144 .209 1 .425 .343 .300 .535 .351 .525**
telapak tangan saja Sig. (2-tailed) .943 .823 .403 .294 .006 .467 .410 .227 .011 .044 .080 .001 .038 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
10.Punggung tangan tidak Pearson Correlation .000 .000 .000 .223 .252 .495** .033 .213 .425* 1 .425* .404* .382* .128 .478**
dicuci saat cuci tangan Sig. (2-tailed) 1.000 1.000 1.000 .198 .144 .003 .851 .220 .011 .011 .016 .023 .465 .004
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** ** * * ** **
11. Bersalaman atau berjabar Pearson Correlation .341 .179 .141 .090 .237 .466 .041 .580 .343 .425 1 .493 .507 .045 .585**
tangan dengan orang lain tidak Sig. (2-tailed) .045 .305 .418 .608 .170 .005 .813 .000 .044 .011 .003 .002 .797 .000
masalah dilakukan ditengah
pandemi covid-19 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
12. Tetap menjenguk orang Pearson Correlation .259 .000 .291 -.015 .371* .259 .031 .296 .300 .404* .493** 1 .677** .044 .561**
yang sakit ditengah pandemi Sig. (2-tailed) .133 1.000 .090 .933 .028 .132 .861 .084 .080 .016 .003 .000 .800 .000
covid-19
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** ** ** ** * ** **
13. Apabila di tempat Pearson Correlation .386 -.112 .482 .118 .454 .285 .078 .507 .535 .382 .507 .677 1 .334 .713**
kerumunan, tidak perlu menjaga Sig. (2-tailed)
jarak .022 .521 .003 .501 .006 .097 .657 .002 .001 .023 .002 .000 .050 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** *
14.Menjaga jarak hanya diluar Pearson Correlation .148 .258 .380 .297 -.008 .027 .115 .465 .351 .128 .045 .044 .334 1 .469**
keluarga Sig. (2-tailed) .397 .135 .024 .084 .962 .876 .511 .005 .038 .465 .797 .800 .050 .005
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** * ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Total Pearson Correlation .544 .380 .586 .464 .627 .560 .511 .598 .525 .478 .585 .561 .713 .469 1
Sig. (2-tailed) .001 .024 .000 .005 .000 .000 .002 .000 .001 .004 .000 .000 .000 .005
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

Variabel Sikap

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 TOTAL
1. Saya selalu Pearson
1 .484** .633** .462** .631** .231 .253 .709** .332 .445** .474** .405* .356* .449** .521** .278 .666** .621** .590** .304 .184 .768**
menyentuh Correlation
permukaan
Sig. (2-tailed) .003 .000 .005 .000 .181 .143 .000 .051 .007 .004 .016 .036 .007 .001 .106 .000 .000 .000 .076 .291 .000
atau depan
masker N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
2. Saya hanya Pearson
.484** 1 .327 .181 .455** .130 .098 .557** .106 .425* .559** .042 .444** .174 .183 -.169 .539** .320 .500** .228 .044 .508**
menutupi mulut Correlation
saat memakai Sig. (2-tailed)
.003 .055 .299 .006 .456 .575 .001 .545 .011 .000 .812 .008 .316 .294 .333 .001 .061 .002 .188 .803 .002
masker
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
3. Saya Pearson
.633** .327 1 .527** .545** .284 .432** .461** .211 .322 .406* .347* .360* .192 .370* .237 .295 .464** .173 .190 .053 .599**
meletakkan Correlation
masker didagu Sig. (2-tailed) .000 .055 .001 .001 .099 .010 .005 .223 .059 .016 .041 .034 .270 .029 .171 .085 .005 .321 .275 .762 .000
pada saat mau
makan N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
4. Saya Pearson
.462** .181 .527** 1 .263 .321 .527** .382* .228 .445** .538** .228 .145 .027 .507** .575** .282 .428* .128 .568** .266 .660**
memakai Correlation
masker yang Sig. (2-tailed) .005 .299 .001 .127 .060 .001 .024 .187 .007 .001 .189 .405 .877 .002 .000 .100 .010 .462 .000 .123 .000
sama selama
berhari-hari N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
5.Saya Pearson
.631** .455** .545** .263 1 .365* .338* .625** .136 .462** .416* .279 .488** .530** .298 .136 .469** .613** .469** .220 .048 .658**
menggunakan Correlation
masker hanya Sig. (2-tailed) .000 .006 .001 .127 .031 .047 .000 .438 .005 .013 .105 .003 .001 .083 .437 .004 .000 .004 .203 .786 .000
pada saat ada
petugas N
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

6. Saya Pearson
.231 .130 .284 .321 .365* 1 .795** .587** .114 .312 .159 .362* .297 -.067 .573** .219 .222 .328 .276 .449** .273 .461**
mencuci tangan Correlation
untuk Sig. (2-tailed) .181 .456 .099 .060 .031 .000 .000 .515 .068 .362 .032 .083 .701 .000 .207 .200 .054 .109 .007 .113 .005
membunuh
kuman dan N
mencegah virus 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
corona
7. Saya Pearson
.253 .098 .432** .527** .338* .795** 1 .500** -.020 .435** .088 .381* .337* .176 .487** .167 .148 .356* .244 .405* .132 .490**
mencuci tangan Correlation
dengan air Sig. (2-tailed)
mengalir dan .143 .575 .010 .001 .047 .000 .002 .907 .009 .615 .024 .048 .312 .003 .339 .395 .036 .158 .016 .448 .003
pakai sabun N
atau
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
menggunakan
hand sanitizer
8. Saya Pearson
.709** .557** .461** .382* .625** .587** .500** 1 .187 .391* .490** .294 .421* .323 .557** .226 .628** .527** .614** .444** .205 .744**
menyentuh Correlation
mata, hidung Sig. (2-tailed) .000 .001 .005 .024 .000 .000 .002 .283 .020 .003 .086 .012 .059 .001 .191 .000 .001 .000 .008 .237 .000
dan mulut
dengan tangan N
yang belum
dicuci 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
9. Saya Pearson
.332 .106 .211 .228 .136 .114 -.020 .187 1 .260 .174 .265 .013 -.031 .326 .257 .150 -.057 -.086 .185 .293 .352*
mencuci tangan Correlation
minimal 20 Sig. (2-tailed) .051 .545 .223 .187 .438 .515 .907 .283 .131 .316 .123 .942 .859 .056 .136 .391 .743 .621 .287 .087 .038
detik
N
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

10.Saya Pearson
.445** .425* .322 .445** .462** .312 .435** .391* .260 1 .368* .412* .333 .370* .354* .288 .413* .382* .455** .179 .329 .657**
menyediakan Correlation
tempat cuci Sig. (2-tailed) .007 .011 .059 .007 .005 .068 .009 .020 .131 .029 .014 .050 .029 .037 .093 .014 .023 .006 .304 .054 .000
tangan atau
hand sanitizer N
untuk 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
pelanggan
11. Pada saat Pearson
.474** .559** .406* .538** .416* .159 .088 .490** .174 .368* 1 .014 .445** .073 .285 .399* .526** .474** .325 .498** .413* .715**
menyediakan Correlation
makan, saya Sig. (2-tailed) .004 .000 .016 .001 .013 .362 .615 .003 .316 .029 .938 .007 .676 .097 .017 .001 .004 .057 .002 .014 .000
mencuci tangan
hanya pada N
saat merasa 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
tangan kotor
12. Saya Pearson
.405* .042 .347* .228 .279 .362* .381* .294 .265 .412* .014 1 .244 .232 .616** .384* .084 .305 .133 .257 .314 .465**
mencuci tangan Correlation
setelah dari Sig. (2-tailed) .016
toilet .812 .041 .189 .105 .032 .024 .086 .123 .014 .938 .157 .180 .000 .023 .632 .075 .446 .136 .066 .005
N

35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

13. Setelah Pearson


.356* .444** .360* .145 .488** .297 .337* .421* .013 .333 .445** .244 1 .193 .261 -.013 .194 .498** .307 .303 .001 .482**
makan, saya Correlation
membersihkan Sig. (2-tailed)
.036 .008 .034 .405 .003 .083 .048 .012 .942 .050 .007 .157 .268 .131 .941 .265 .002 .073 .077 .994 .003
tangan dengan N
tisu saja 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

14.Saya tidak Pearson


.449** .174 .192 .027 .530** -.067 .176 .323 -.031 .370* .073 .232 .193 1 .050 -.068 .367* .417* .531** .000 -.050 .417*
mengeringkan Correlation
tangan pakai Sig. (2-tailed) .007 .316 .270 .877 .001 .701 .312 .059 .859 .029 .676 .180 .268 .778 .699 .030 .013 .001 1.000 .774 .013
lap/tisu setelah
mencuci tangan N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
15. Saya Pearson
.521** .183 .370* .507** .298 .573** .487** .557** .326 .354* .285 .616** .261 .050 1 .550** .325 .286 .179 .689** .335* .617**
menjaga jarak Correlation
untuk Sig. (2-tailed) .001 .294 .029 .002 .083 .000 .003 .001 .056 .037 .097 .000 .131 .778 .001 .057 .095 .304 .000 .049 .000
mencegah
penularan N
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
covid-19
16. Saya Pearson
.278 -.169 .237 .575** .136 .219 .167 .226 .257 .288 .399* .384* -.013 -.068 .550** 1 .237 .324 -.061 .420* .424* .534**
menjaga jarak Correlation
minimal 1 meter Sig. (2-tailed) .106 .333 .171 .000 .437 .207 .339 .191 .136 .093 .017 .023 .941 .699 .001 .170 .058 .727 .012 .011 .001
saat
berinteraksi N
dengan orang
lain 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

17. Saya Pearson


.666** .539** .295 .282 .469** .222 .148 .628** .150 .413* .526** .084 .194 .367* .325 .237 1 .487** .677** .205 .197 .696**
berjabat tangan Correlation
ketika bertemu Sig. (2-tailed) .000 .001 .085 .100 .004 .200 .395 .000 .391 .014 .001 .632 .265 .030 .057 .170 .003 .000 .237 .256 .000
dengan orang
yang dikenal N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
18. Saya Pearson
.621** .320 .464** .428* .613** .328 .356* .527** -.057 .382* .474** .305 .498** .417* .286 .324 .487** 1 .689** .260 .056 .722**
bersilaturahmi Correlation
bersama Sig. (2-tailed) .000 .061 .005 .010 .000 .054 .036 .001 .743 .023 .004 .075 .002 .013 .095 .058 .003 .000 .132 .751 .000
keluarga di N
kampung pada
saat hari raya
walaupun
dalam keadaan
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
pandemi covid-
19

19. Saya tetap Pearson


.590** .500** .173 .128 .469** .276 .244 .614** -.086 .455** .325 .133 .307 .531** .179 -.061 .677** .689** 1 .106 .050 .574**
menjenguk Correlation
sakit meski Sig. (2-tailed) .000 .002 .321 .462 .004 .109 .158 .000 .621 .006 .057 .446 .073 .001 .304 .727 .000 .000 .543 .776 .000
dalam keadaan
pandemi covid- N
19
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

20. Di tempat Pearson


.304 .228 .190 .568** .220 .449** .405* .444** .185 .179 .498** .257 .303 .000 .689** .420* .205 .260 .106 1 .319 .556**
kerumunan, Correlation
saya tidak Sig. (2-tailed) .076 .188 .275 .000 .203 .007 .016 .008 .287 .304 .002 .136 .077 1.000 .000 .012 .237 .132 .543 .062 .001
menjaga jarak
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
21. Saya Pearson
.184 .044 .053 .266 .048 .273 .132 .205 .293 .329 .413* .314 .001 -.050 .335* .424* .197 .056 .050 .319 1 .398*
menjaga jarak Correlation
dengan orang Sig. (2-tailed) .291 .803 .762 .123 .786 .113 .448 .237 .087 .054 .014 .066 .994 .774 .049 .011 .256 .751 .776 .062 .018
diluar keluarga
saja N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
TOTAL Pearson
.768** .508** .599** .660** .658** .461** .490** .744** .352* .657** .715** .465** .482** .417* .617** .534** .696** .722** .574** .556** .398* 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .000 .005 .003 .000 .038 .000 .000 .005 .003 .013 .000 .001 .000 .000 .000 .001 .018
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
B. Uji Reliabilitas

Variabel Pengetahuan

N %
Cases Valid 35 100.0
Excluded 0 .0
Total 35 100.0

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.802 14

Variabel Sikap

N %
Cases Valid 35 100.0
Excluded 0 .0
Total 35 100.0

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.903 21
Lampiran 5

Output SPSs 16 Karakteristik Responden

A. Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 16 15.1 15.1 15.1
perempuan 90 84.9 84.9 100.0
Total 106 100.0 100.0

B. Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-25 22 20.8 20.8 20.8
26-35 22 20.8 20.8 41.5
36-45 33 31.1 31.1 72.6
46-55 18 17.0 17.0 89.6
56-65 11 10.4 10.4 100.0
Total 106 100.0 100.0

C. Pendidikan Terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Sekolah 1 .9 .9 .9
SD 12 11.3 11.3 12.3
SMP 24 22.6 22.6 34.9
SMA 57 53.8 53.8 88.7
D3 5 4.7 4.7 93.4
S1 7 6.6 6.6 100.0
Total 106 100.0 100.0

D. Lama Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ≤8 jam 44 41.5 41.5 41.5
>8 jam 62 58.5 58.5 100.0
Total 106 100.0 100.0
Lampiran 6

Output SPSS 16 Hasil Analisis Univariat

A. Hasil Pengetahuan Memakai Masker

Pengetahuan Masker
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 106 100.0 100.0 100.0

B. Hasil Pengetahuan Cuci Tangan

Pengetahuan Cuci Tangan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang
1 0.9 0.9 .9
baik
baik 105 99.1 99.1 100.0
Total 106 100.0 100.0

C. Hasil Pengetahuan Jaga Jarak


Pengetahuan Jaga Jarak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang
1 0.9 0.9 .9
baik
baik 105 99.1 99.1 100.0
Total 106 100.0 100.0

D. Hasil Sikap Memakai Masker

Sikap Memakai Masker


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang
38 35.8 35.8 35.8
baik
baik 68 64.2 64.2 100.0
Total 106 100.0 100.0

E. Hasil Sikap Cuci Tagan


Sikap Cuci Tangan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang
7 6.6 6.6 6.6
baik
Baik 99 93.4 93.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
F. Hasil Sikap Jaga Jarak

Sikap Jaga Jarak


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang
33 31.1 31.1 31.1
baik
Baik 73 68.9 68.9 100.0
Total 106 100.0 100.0

G. Hasil Tindakan Memakai Masker

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 96 90.6 90.6 90.6
Baik 10 9.4 9.4 100.0
Total 106 100.0 100.0

H. Hasil Tindakan Cuci Tangan

kategori tindakan cuci tangan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid buruk 28 26.4 26.4 26.4
Baik 78 73.6 73.6 100.0
Total 106 100.0 100.0

I. Hasil Tindakan Jaga Jarak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 106 100.0 100.0 100.0
Lampiran 7
Master Tabel

A. Pengetahuan

Jenis Pendidikan Lama


No. Nama kelamin Umur Terakhir kerja P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14
PR Tidak
1. As 30 Sekolah 8 2 2 2 2 0 1 1 1 2 2 2 2 2 2
2. Na PR 20 SMA 8 1 1 2 1 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0
3. Ic PR 30 SMA 9 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1
4. Jm PR 21 SMA 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5. Tm PR 50 SMA 14 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
6. Hm PR 54 SMA 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7. Yo PR 23 D3 9 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1
8. Nu PR 50 SMP 9 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
9. Ri PR 60 SMP 12 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2
10. Nri PR 51 SMA 10 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2
11. Ma PR 56 SD 12 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1
12. Ka PR 45 SMP 24 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
13. Sn PR 52 SMA 13 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1
14. Fo PR 35 S1 8 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
15. Er PR 52 SMA 8 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
16. Ya PR 52 SMA 6 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1
17. Ha PR 40 SMA 9 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 0 2
18. Ir PR 38 SMA 8 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1
19. Fi PR 24 SMA 9 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2
20. Ya PR 27 S1 8 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2
21. Am PR 46 SMP 14 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
22. N PR 24 SMP 11 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1
23. Sh PR 50 S1 10 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1
24. Nr PR 41 SMA 10 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
25. Ag PR 64 SMA 8 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1
26. Rs PR 34 SMA 9 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
27. Ra PR 46 SMA 8 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1
28. Fr LK 25 S1 10 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
29. Sm PR 35 SMA 8 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
30. Fa PR 19 SMP 11 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2
31. Rsn PR 42 SMA 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1
32. Mn LK 23 SMA 10 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
33. Hy PR 43 SMA 12 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1
34. Ns PR 21 SMA 9 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1
35. Rn PR 42 SMP 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
36. Ds PR 31 SMA 11 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
37. Ar LK 20 SMA 10 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1
38. Ak LK 30 SMA 12 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1
39. Sy LK 42 SMP 11 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1
40. Se PR 21 SMA 8 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2
41. Sa PR 42 SMP 9 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1
42. Si PR 63 SMA 8 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
43. Aa PR 18 SMA 8 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 2 2
44. Sa PR 63 SMP 9 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1
45. Hsn PR 42 SMP 8 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1
46. A PR 45 D3 8 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
47. Ju PR 41 SMP 9 1 1 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1
48. Si PR 32 D3 8 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2
49. He PR 37 SMA 9 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
50. Da LK 46 SMA 10 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
51. Hw PR 41 SMP 11 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
52. Nhy PR 50 SMP 9 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
53. Mu LK 26 S1 10 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 0 0 1 1
54. In PR 44 SD 8 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1
55. Ir PR 39 SMA 9 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1
56. Na PR 21 SMA 8 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1
57. St PR 19 SMA 8 2 0 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1
58. Fi PR 33 SMP 10 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
59. A LK 23 SMA 10 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1
60. Hrt PR 38 SMP 15 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
61. Ft PR 39 SMP 6 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
62. Sl PR 33 SMA 8 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1
63. Hsn PR 61 SD 9 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
64. F PR 64 SMA 10 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1
65. N PR 64 SD 12 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1
66. Nsa PR 35 SMP 8 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2
67. Pu LK 29 SD 10 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1
68. Nr PR 22 SMA 8 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1
69. Su PR 48 SMA 9 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
70. Jk LK 41 SMP 10 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1
71. Sr PR 43 SD 8 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1
72. Mo PR 26 SMA 8 2 0 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
73. Rsn LK 26 SMA 10 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
74. Ir PR 38 SMA 9 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
75. Um PR 43 SMA 8 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1
76. Snn PR 49 SMA 8 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
77. Ru LK 45 D3 24 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2
78. Arf PR 23 D3 8 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2
79. Mi PR 19 SMA 8 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2
80. Nhy PR 57 SMP 9 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 0 2
81. Nl PR 31 SMA 8 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1
82. Sa PR 43 SMA 8 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1
83. Jy LK 53 SD 24 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1
84. lt PR 31 SMA 8 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 0 2 1
85. As PR 42 SMA 9 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
86. Rk PR 27 SMA 9 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
87. Ft PR 40 SD 8 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
88. An PR 63 SMA 8 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2
89. Mt PR 36 SMA 8 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
90. Na PR 18 SMP 9 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2
91. At PR 23 SMA 8 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
92. Ms LK 38 SD 24 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2
93. An PR 25 SMA 10 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
94. Rw PR 39 SMA 9 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1
95. Srm PR 20 SMA 10 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
96. Br PR 36 SMP 9 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
97. Mr PR 40 SD 8 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
98. Hr PR 56 SMP 8 2 0 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
99. Sr PR 30 SMP 9 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2
100. Hr PR 45 SMA 8 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2
101. S PR 51 SD 10 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
102. If LK 55 SMA 24 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 0 2
103. G LK 29 SMA 15 0 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2
104. Su PR 34 S1 10 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2
105. i PR 40 SD 8 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1
106. Rml PR 49 S1 8 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1

B. Sikap

No. Nama S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21
1. As 1 2 4 2 2 4 2 4 3 4 2 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4
2. Na 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 2 3 2 2 3 4 4
3. Ic 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 3 3 2 4 4 2
4. Jm 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 5 5 5 5 5 4
5. Tm 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2
6. Hm 4 4 4 5 5 4 5 2 3 5 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 2
7. Yo 3 3 2 3 4 5 5 5 3 4 3 4 4 3 4 5 4 5 5 5 3
8. Nu 2 5 2 1 1 5 4 4 3 4 2 4 2 2 4 4 5 4 4 5 2
9. Ri 5 5 1 4 5 5 5 5 3 5 1 5 4 4 5 5 1 2 4 4 2
10. Nri 2 4 1 2 2 3 4 3 2 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3
11. Ma 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12. Ka 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
13. Sn 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 2 3 1 2 4 2 4
14. Fo 3 4 4 4 3 5 5 4 5 3 3 5 5 5 5 5 4 2 5 1 3
15. Er 2 5 2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 2 2 4 4 4 3 4 1
16. Ya 3 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 4 4 2 2 4 4 4
17. Ha 3 2 3 4 3 5 5 3 2 5 1 5 4 2 1 1 2 2 2 4 4
18. Ir 2 2 1 4 3 5 5 3 3 5 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2
19. Fi 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 5 3 5 5 2
20. Ya 4 2 2 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4
21. Am 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
22. N 2 2 4 4 3 3 4 2 3 4 2 3 2 4 4 3 4 2 1 3 1
23. Sh 2 5 2 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 2 4 3 1 4 2 4 2
24. Nr 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3
25. Ag 1 5 2 3 2 3 3 2 1 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 1
26. Rs 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2
27. Ra 4 4 3 4 4 4 5 2 2 4 3 4 4 2 4 2 1 2 2 4 2
28. Fr 4 2 1 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 2 2 5 4
29. Sm 2 4 1 1 4 5 5 5 4 5 2 5 5 4 5 5 3 4 4 5 2
30. Fa 4 4 2 4 4 4 5 3 5 5 4 2 4 4 5 5 1 2 4 4 4
31. Rsn 1 4 3 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 2
32. Mn 4 4 4 5 4 5 5 4 1 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 3
33. Hy 2 4 4 2 4 3 3 4 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 1 4 2
34. Ns 3 5 5 5 3 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 2
35. Rn 2 2 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 3 2 3 3 2 2 3 4 2
36. Ds 3 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37. Ar 1 2 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 4 3 2 1 2 3 4
38. Ak 2 3 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4
39. Sy 1 1 4 2 1 2 4 2 1 2 2 3 4 5 3 2 1 2 2 4 1
40. Se 2 4 4 3 4 3 4 4 1 4 2 3 2 4 3 2 3 3 4 4 4
41. Sa 1 4 2 4 4 4 4 2 2 4 5 4 2 2 4 1 1 4 2 4 2
42. Si 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
43. Aa 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 4 1 2 2 4 4
44. Sa 1 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 1 2 4 2
45. Hsn 2 2 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2
46. A 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 2 4 4
47. Ju 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 2 4 2
48. Si 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 1 4 2
49. He 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 2
50. Da 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
51. Hw 1 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 2
52. Nhy 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 4 4 5 3 4 3 3 2 1 4 2
53. Mu 1 1 4 1 3 5 5 5 3 5 4 5 2 1 4 3 3 3 3 4 1
54. In 2 4 2 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2
55. Ir 1 5 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 4 2 4 1
56. Na 2 5 3 4 3 5 5 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2
57. St 3 4 3 4 4 5 5 4 1 4 4 5 4 5 4 4 3 2 2 5 1
58. Fi 2 4 2 4 3 4 4 3 2 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4
59. A 2 4 1 4 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 4 3 2 1 2 4 2
60. Hrt 1 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4
61. Ft 2 5 2 5 2 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3
62. Sl 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3
63. Hsn 2 4 1 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 3 2 2
64. F 2 4 4 2 1 4 3 2 2 2 3 4 2 4 2 2 4 1 4 2 2
65. N 1 2 4 4 4 4 5 2 3 2 4 2 4 2 2 2 2 1 4 4 2
66. Nsa 1 5 1 3 4 4 4 2 3 4 2 4 5 4 3 3 3 1 3 4 2
67. Pu 1 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 1 1 3 4 2
68. Nr 1 2 4 4 4 5 5 5 5 5 1 5 1 1 4 5 1 2 1 5 5
69. Su 1 5 2 4 4 4 5 3 2 2 4 4 4 3 4 4 2 1 3 4 4
70. Jk 1 4 2 4 4 4 5 2 2 4 2 4 5 3 4 3 2 1 2 4 1
71. Sr 2 2 1 5 4 4 4 2 3 4 2 4 5 1 4 3 2 1 2 4 1
72. Mo 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4
73. Rsn 2 4 2 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2
74. Ir 4 4 1 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2
75. Um 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2
76. Snn 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 1
77. Ru 1 4 4 4 2 4 4 2 4 5 4 3 5 4 4 3 2 4 2 4 1
78. Arf 3 3 3 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 1
79. Mi 3 3 3 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 5 3
80. Nhy 3 3 2 3 2 2 4 3 5 3 2 5 3 3 5 4 3 3 3 4 3
81. Nl 1 5 2 4 2 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 3 2 1 2 4 2
82. Sa 2 4 1 3 2 4 4 1 2 2 1 4 2 2 4 2 2 4 2 4 1
83. Jy 2 5 2 4 3 4 3 2 2 4 3 4 3 2 5 2 2 4 1 4 1
84. lt 3 3 4 4 4 5 5 3 3 5 4 4 4 3 5 5 3 1 1 3 3
85. As 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
86. Rk 5 4 1 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 5 4
87. Ft 4 4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4
88. An 3 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
89. Mt 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 5 4 3 5 5 3 3 5 5 1
90. Na 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 2 3 4 4 5 5 4 3 4 4 4
91. At 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4
92. Ms 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
93. An 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 3 3 4 4
94. Rw 2 4 2 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 2
95. Srm 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 2
96. Br 2 1 1 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 2 1 4 4 2
97. Mr 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
98. Hr 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
99. Sr 3 2 2 4 3 4 5 3 3 5 3 4 3 3 5 5 3 3 3 4 3
100. Hr 3 4 2 4 4 5 5 3 5 5 4 4 4 5 5 2 4 1 2 4 4
101. S 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
102. If 3 3 2 3 2 2 4 3 5 3 2 5 3 3 5 4 3 3 3 4 3
103. G 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 5 1 1 4 3 3 2 3 4 4
104. Su 2 4 2 5 4 5 5 4 3 4 3 3 4 4 5 5 5 3 3 5 2
105. i 1 2 1 4 2 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 1 2 2 4 2
106. Rml 2 5 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4
C. Tindakan

No. Nama T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9
1. As 0 0 0 1 1 0 0 1 0
2. Na 0 0 0 1 1 0 0 0 0
3. Ic 0 0 0 1 1 0 0 0 0
4. Jm 0 0 0 1 1 1 0 1 0
5. Tm 0 0 0 1 1 0 0 0 0
6. Hm 1 1 1 1 1 1 0 0 0
7. Yo 1 1 1 1 1 1 0 1 0
8. Nu 1 1 0 1 1 1 0 0 0
9. Ri 1 1 0 1 1 1 0 1 0
10. Nri 0 0 0 1 1 0 0 1 0
11. Ma 1 1 0 1 1 0 0 1 0
12. Ka 0 0 0 1 1 1 0 0 0
13. Sn 0 0 0 1 1 0 0 0 0
14. Fo 0 0 0 1 1 0 0 0 0
15. Er 0 0 0 1 1 0 0 1 0
16. Ya 0 0 0 1 1 0 0 0 0
17. Ha 0 0 0 1 0 0 0 0 0
18. Ir 0 0 0 1 1 1 0 0 0
19. Fi 0 0 0 1 1 0 0 1 0
20. Ya 1 1 1 1 1 0 0 1 0
21. Am 0 0 0 1 1 0 0 0 0
22. N 1 0 0 1 1 1 0 0 0
23. Sh 1 0 0 1 1 1 0 0 0
24. Nr 0 0 0 1 1 1 0 0 0
25. Ag 0 0 0 0 1 0 0 1 0
26. Rs 0 0 0 1 1 0 0 1 0
27. Ra 1 1 1 1 1 1 0 0 0
28. Fr 0 0 0 1 0 0 0 0 0
29. Sm 0 0 0 1 0 0 0 0 0
30. Fa 0 0 0 1 0 0 0 0 0
31. Rsn 0 0 0 1 1 1 0 1 0
32. Mn 0 0 0 1 0 0 0 0 0
33. Hy 1 0 0 1 1 0 0 1 0
34. Ns 0 0 0 1 1 1 0 0 0
35. Rn 0 0 0 1 1 0 0 0 0
36. Ds 0 0 0 1 1 0 0 1 0
37. Ar 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38. Ak 0 0 0 1 1 0 0 0 0
39. Sy 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40. Se 0 0 0 1 1 0 0 0 0
41. Sa 0 0 0 1 1 1 0 0 0
42. Si 0 0 0 1 1 0 0 1 0
43. Aa 0 0 0 1 1 1 0 0 0
44. Sa 0 0 0 1 1 0 0 0 0
45. Hsn 0 0 0 1 1 1 0 0 0
46. A 0 0 0 1 1 1 0 1 0
47. Ju 1 1 0 1 1 0 0 0 0
48. Si 0 0 0 1 1 0 0 0 0
49. He 0 0 0 1 1 0 0 0 0
50. Da 1 1 0 1 1 0 0 0 0
51. Hw 1 0 0 1 0 0 0 1 0
52. Nhy 0 0 0 1 1 0 0 0 0
53. Mu 0 0 0 1 1 1 0 0 0
54. In 0 0 0 1 1 1 0 0 0
55. Ir 0 0 0 1 1 0 0 0 0
56. Na 1 1 0 1 1 0 0 0 0
57. St 0 0 0 1 1 0 0 0 0
58. Fi 0 0 0 1 1 1 0 1 0
59. A 0 0 0 1 0 0 0 0 0
60. Hrt 0 0 0 1 1 0 0 0 0
61. Ft 0 0 0 1 1 0 0 1 0
62. Sl 0 0 0 1 1 1 0 0 0
63. Hsn 1 0 0 1 1 0 0 0 0
64. F 0 0 0 1 1 0 0 0 0
65. N 0 0 0 1 1 0 0 0 0
66. Nsa 0 0 0 1 1 1 0 0 0
67. Pu 1 0 0 1 0 1 0 0 0
68. Nr 0 0 0 1 0 0 0 0 0
69. Su 0 0 0 1 1 0 0 0 0
70. Jk 1 0 0 1 0 0 0 1 0
71. Sr 0 0 0 1 1 0 0 0 0
72. Mo 0 0 0 1 0 0 0 1 0
73. Rsn 0 0 0 1 0 0 0 1 0
74. Ir 0 0 0 1 1 0 0 1 0
75. Um 0 0 0 1 1 0 0 0 0
76. Snn 0 0 0 1 1 0 0 0 0
77. Ru 0 0 0 1 1 1 0 0 0
78. Arf 0 0 0 1 1 1 0 0 0
79. Mi 0 0 0 1 1 0 0 0 0
80. Nhy 0 0 0 1 0 0 0 0 0
81. Nl 0 0 0 1 1 0 0 0 0
82. Sa 1 0 0 1 0 0 0 0 0
83. Jy 0 0 0 0 0 0 0 0 0
84. Lt 0 0 0 1 0 0 0 0 0
85. As 0 0 0 1 1 0 0 1 0
86. Rk 0 0 0 1 1 0 0 0 0
87. Ft 0 0 0 1 0 0 0 1 0
88. An 0 0 0 1 1 0 0 1 0
89. Mt 0 0 0 1 1 0 0 0 0
90. Na 0 0 0 1 0 0 0 0 0
91. At 0 0 0 1 0 0 0 0 0
92. Ms 0 0 0 0 0 0 0 0 0
93. An 1 0 0 1 1 0 0 1 0
94. Rw 0 0 0 1 1 0 0 0 0
95. Srm 0 0 0 1 1 0 0 0 0
96. Br 0 0 0 1 0 0 0 0 0
97. Mr 0 0 0 1 0 0 0 0 0
98. Hr 0 0 0 1 1 0 0 1 0
99. Sr 0 0 0 1 0 0 0 0 0
100. Hr 0 0 0 1 1 0 0 1 0
101. S 0 0 0 1 0 0 0 1 0
102. If 0 0 0 0 0 0 0 0 0
103. G 0 0 0 1 1 0 0 0 0
104. Su 0 0 0 1 1 0 0 0 0
105. I 0 0 0 1 0 0 0 0 0
106. Rml 0 0 0 1 1 0 0 1 0
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai