Anda di halaman 1dari 127

SKRIPSI

DETERMINAN TINGKAT KEPARAHAN AKIBAT KECELAKAAN LALU


LINTAS DI WILAYAH POLRES KABUPATEN TAKALAR
TAHUN 2023

Oleh

Muh. Afdhal Sholihin


14120170181

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini akan dipertahankan dihadapan tim penguji ujian skripsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Muslim Indonesia.

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Nurul Ulfah Mutthalib, SKM., M.Kes Dr. Sumiaty, SKM., M.Kes

Makassar, 08 Agustus 2023


Diketahui,
Wakil Dekan I

Dr. Arman, SKM., M.Kes


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala, karena atas berkat,

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penelitian dan penyusunan hasil

penelitian dengan judul ”Determinan Tingkat Keparahan Akibat

Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun

2023” dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan skripsi ini, masih jauh dari kesempurnaan, namun dengan segala

kerendahan hati, penulis memberanikan diri untuk mempersembahkannya

sebagai syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia. Tidak sedikit

tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam proses penyelesaian

skripsi ini, namun Alhamdulillah, berkat petunjuk Allah SWT, dan dukungan,

serta bantuan dari berbagai pihak, hambatan dan tantangan tersebut dapat

penulis atasi. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menghaturkan terima

kasih, serta sembah sujud kepada Ayahanda tercinta Drs. H. Nungka Lewa,

S.Pd., MM dan Ibunda tersayang Hj. Nurbiah Taco, S.Pd., MM, atas segala

doa, upaya, kasihsayang, kesabaran, pengorbanan, serta doa restunya

hingga penulis selesai pendidikan. Untuk semua Saudaraku tersayang dan

seluruh keluarga H Nungka Family yang selalu memberi dorongan semangat,

iii
dan segala hal dalam kehidupan penulis. Penulis sadar bahwa persembahan

ini yaitu penyelesaian tugas akhir ini tidaklah sebanding dengan pengorbanan

mereka, namun semoga tulisan ini dapat menjadi kebanggaan dan

kebahagiaan mereka.

Serta ungkapan kebahagiaan, penulis mengucapkan banyak terima

kasih yang setulusnya kepada :

1. Ayahanda H. M. Mokhtar Noer Jaya, SE., M.Si selaku Ketua Pengurus

Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonsia.

2. Ayahanda Prof. Dr. H. Basri Modding, SE., M.Si selaku Rektor Universitas

Muslim Indonesia.

3. Ibunda Dr. Suharni A. Fachrin, S.Pd., M.Kes selaku dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia.

4. Ibu Nurul Ulfah Mutthalib, SKM., M.Kes selaku Pembingbing I dan Ibu Dr.

Sumiaty, SKM., M.Kes selaku Pembimbing II.

5. Ibu Hasriwiani Habo Abbas, SKM., M. Kes. Ph. D selaku Penguji I dan

Bapak Dr. Andi Surahman Batara, selaku Penguji II.

6. Kepada seluruh Dosen dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI

atas segala ilmu dan bantuannya selama penulis menjalani pendidikan di

Universitas Muslim Indonesia.

7. Kepada Bapak Sudirman, S.Sos., M.AP Kasat Laka Lantas Sat. Laka

Lantas Polres Takalar.

iv
8. Kepada Daengku Reno Hartama, SKM., M.Kes, Muh. Irham Aras, SKM.,

M.Kes dan Akhmad Al Manar Bakri, SKM., M.Kes atas segala

bimbingannya selama penulis menjalani pendidikan di UMI.

9. Kepada Saudara(i) Muh Ainal Dzhularsil Yahya SKM, Rasmiaji SKM, Muh

Fauzan Imaduddin SKM, Zultansur Ali Qidam SKM, Rais Hendrawan

SKM, Muh Arfah SKM, Eby Ramadhani Amir SKM, Septian Dwi Saputra

SKM, Abdul Latif Lahareng, Dicky Apriyansyah SKM, Wafika Aziza Nasir

SKM.,M.AKK, Rasmi Utamy Basri SKM.,M.KM, Ns.Yutia Febrianti Yunus

Padu S.Kep, Aulia Almukarramah SKM, Anah Silmy Bakri SKM. Yang

turut membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

10. Kepada Saudaraku Fadlullah khair, SE dan Muh, Syahran yang selalu

memotiasi serta memberikan dorongan semangat.

11. Sahabat seperjuangan saya di SMA ‘’DIMAS PAJOKKA’’ yang selalu

menguatkan dan memberikan motivasi kepada peniliti.

12. Kepada saribattangku angkatan Pangngadakkan Persatuan Mahasiswa

Tau Sianakkang Makassar

13. Kepada saudara seperjuangan Mahasiswa HIPERMATA Universitas

Muslim Indonesia

14. Kepada Keluarga Besar Persatuan Mahasiswa Tau Sianakkang

Makassar yang kusebut rumah ”a’bulo sibatang paraikatte sipakatau’’

15. Kepada saudara seperjuangan angkatan 2017 PH17SCHO ” atas

kekompakan dan kerja samanya selama masa kuliah

v
16. Saudara Seperjuangan di A1 2017 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Univeritas Muslim Indonesia.

17. Kepada Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Muslim Indonesia Periode 2020-2021

18. Kepada Pengurus Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Universitas Muslim Indonesia Periode 2019-2020

19. Kepada Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Muslim Indonesia “kita semua Satu”

20. Kepada saudara seperjuangan kader Himpunan Mahasiswa Islam

Komisariat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim

Indonesia.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun demi penyempurnaan penulisan ini. Mudah-

mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan

semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 08 Agustus 2023

Penulis

vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii
KATA PENGENTAR ......................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................... vii
RINGKASAN ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 8
A. Tinjauan Umum Tentang Kecelakaan Lalu Lintas ................. 8
1. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas ................................... 8
2. Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas .................................... 9
3. Jenis dan Dampak Kecelakaan Lalu Lintas ...................... 12
B. Tinjauan Umum tentang Faktor Penyebab Kecelakaan
Lalu Lintas ............................................................................. 14
1. Faktor Manusia ................................................................. 14
2. Faktor Kendaraan ............................................................. 20
3. Faktor Lingkungan ............................................................ 21
BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................... 23
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti .................................. 23
B. Kerangka Konsep .................................................................. 24
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif............................. 25
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ 32
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 32

vii
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................ 32
C. Populasi dan Sampel ............................................................ 32
D. Pengumpulan Data................................................................ 33
E. Analisis Data ......................................................................... 33
F. Pengolahan Data .................................................................. 35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 99
A. Gamabaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 99
B. Hasil Penelitian ..................................................................... 99
C. Pembahasan ......................................................................... 99
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 99
A. Kesimpulan ........................................................................... 99
B. Saran..................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di 37


Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023…

5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis 38


Kelamin di Wilayah Polres Kabupaten Takalar
Tahun 2023…………………………………………...

5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor 39


Manusia Kecelakaan di Wilayah Polres Kabupaten
Takalar Tahun 2023…………………………………

5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor 40


Kendaraan Kecelakaan di Wilayah Polres
Kabupaten Takalar Tahun 2023……………………

5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor 40


Lingkungan Kecelakaan di Wilayah Polres
Kabupaten Takalar Tahun 2023……………………

5.6 Hubungan antara Faktor Manusia dengan Tingkat 42


Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di
Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023…

5.7 Hubungan antara Faktor Kendaraan dengan 46


Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas
Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023

5.8 Hubungan antara Faktor Lingkungan dengan 48


Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas
Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023

ix
DAFTAR SINGKATAN

BAP : Berita Acara Pemeriksaan

Kemenhub : Kementerian Perhubungan

Kepmenkes : Keputusan Menteri Kesehatan

KLL : Kecelakaan Lalu Lintas

Laka : Kecelakaan

Lintas : Lalu Lintas

Polres : Kepolisian Resort

PP : Peraturan Pemerintah

RI : Republik Indonesia

SIM : Surat Izin Mengemudi

UU : Undang-Undang

WHO : World Health Organization

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Surat Izin Meneliti Polres Kab. Takalar

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Keaslian Data

Lampiran 4 : Surat Permintaan Data Awal

Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Keterangan Nama Pembimbing

Lampiran 7 : BAP/Anatomi Laka Lantas Polres Kab. Takalar

Lampiran 8 : Hasil Output SPSS

Lampiran 9 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 10 : Dokumentasi

xi
RINGKASAN
Universitas Muslim Indonesia
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Peminatan Epidemiologi

Muh. Afdhal Sholihin


14120170181
“Determinan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di
Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023”
Dibimbing oleh Ibu Ulfa dan Ibu Sumiaty
(127 Halaman + 8 Tabel + 10 Lampiran)

World Health Organization (WHO) menyatakan, ada sekitar 1,25 juta


jiwa meninggal di seluruh dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas.
Bahkan merupakan penyebab utama kematian remaja pada rentang umur 15-
29 tahun. Sehingga membuat kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama
kematian secara global.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Determinan Tingkat
Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten
Takalar Tahun 2023. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif. Populasi penelitian ini sebanyak 105 kejadian kecelakaan lalu lintas
yang tercatat oleh Unit Laka Lantas Polres Takalar pada tahun 2022.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan pada faktor
manusia antara mengantuk dengan tingkat keparahan akibat kecelakaan lalu
lintas dengan p value = 0,000. Ada hubungan mabuk dengan tingkat
keparahan akibat kecelakaan lalu lintas dengan p value = 0,012. Terdapat
hubungan pada faktor kendaraan antara rem blong dengan tingkat keparahan
akibat kecelakaan lalu lintas dengan p value = 0,009 < 0,05. Ada hubungan
selip dengan tingkat keparahan akibat kecelakaan lalu lintas dengan p value =
0,000. Ada hubungan lampu kendaraan tidak menyala dengan tingkat
keparahan akibat kecelakaan lalu lintas dengan p value = 0,001. Tidak ada
hubungan bermakna antara faktor manusia dengan tingkat keparahan akibat
kecelakaan lalu lintas meliputi lengah, lelah, tidak terampil, dan tidak tertib.
Tidak ada hubungan bermakna pada faktor kendaraan antara ban pecah
dengan tingkat keparahan akibat kecelakaan lalu lintas. Tidak ada hubungan
faktor lingkungan dengan tingkat keparahan akibat kecelakaan lalu lintas
meliputi jalan berlubang, jalan rusak, jalan licin, jalan menikung, jalan gelap.
Penelitian ini menyarankan agar pihak Polres Kabupaten Takalar
melakukan upaya penegakan hukum kepada pengendara sepeda motor yang
menyalahi peraturan mengemudi dan berlalu lintas.
Daftar Pustaka : 32 (1987 – 2022)
Kata Kunci : Kecelakaan Lalu Lintas

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara berkembang seperti Indonesia, transportasi merupakan alat

vital dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan dan

menjalankan roda pertumbuhan ekonomi merata di berbagai daerah,

terlebih untuk sistem transportasi darat. Sarana dan prasarana yang

tersedia sangat membantu masyarakat sebagai penunjang aktivitas untuk

bepergian ke suatu tempat (Geli, 2021).

Kabupaten Takalar Secara geografis terletak di bagian selatan

Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak 40 km dari Kota Metropolitan

Makassar dan terletak antara 5031 sampai 50381 Lintang Selatan dan

antara 1990221 sampai 1990391 Bujur Timur dengan luas wilayah 566,51

Km2, yang terdiri dari kawasan hutan seluas 8.254 km2.

Kabupaten Takalar adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi

Selatan, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Pattallassang. Kab. Takalar

terdiri dari sembilan kecamatan, yaitu Pattallassang, Polombangkeng

Selatan, Polombangkeng Utara, Galesong, Galesong Selatan, Galesong

Utara, Sanrobone, Mappakasunggu dan Manggarabombang. Kabupaten

Takalar memiliki luas wilayah 566,51 km² dan berpenduduk sebanyak

304.856 jiwa (2021).

1
2

Kabupaten Takalar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki

aktivitas lalu lintas cukup tinggi dengan kondisi lalulintas yang bersifat

heterogen di mana kendaraan tumpah ruah dalam suatu jalan tanpa

membedakan karakteristik dan fungsi dari kendaraan tersebut

menyebabkan tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Menurut Pasal 1 UU

RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan

lalu lintas merupakan suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak

disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain

yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda

(Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009).

Beberapa pakar seperti, oder dan spicer menyatakan bahwa

kecelakaan lalu lintas dapat diakibatkan dari situasi-situasi konflik antara

pengemudi dengan lingkungan, dimana pengemudi melakukan tindakan

menghindari sesuatu atau rintangan sehingga kemungkinan dapat

menyebabkan tabrakan atau kecelakaan lalu lintas. Ditinjau hasil penelitian

dan analisa di lapangan dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalu lintas

dipengaruhi oleh faktor manusia, kendaraan dan lingkungan jalan, serta

interaksi dan kombinasi dua atau lebih faktor tersebut (Wirakse, 2018).

Penyebab kecelakaan lalu lintas menurut segitiga epidemiologi

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, dari segi pengemudi (Host),

kendaraan yang digunakan (Agent) dan faktor lingkungan fisik dan sosial

ekonomi (Environment). Faktor pengemudi meliputi kondisi pengemudi yaitu


3

lelah, sakit, kurang konsentrasi, mengonsumsi alkohol atau obatobatan

terlarang (psikotropika), kondisi penglihatan, pengalaman mengemudi,

umur, pengetahuan berkendara. Faktor kendaraan bermotor meliputi

kondisi kendaraan yaitu kondisi rem, ban, kecepatan, karakteristik muatan.

Faktor lingkungan fisik meliputi, pandangan terhadap hazard (baliho, papan

iklan), lengkungan dan sudut tanjakan jalan, jenis jalan, persimpangan dan

kontrol akses. Faktor lingkungan, meliputi peraturan perundang-undangan

penggunaan helm dan menyalakan lampu di siang hari (Yudianto, 2013).

World Health Organization (WHO) menyatakan, ada sekitar 1,25 juta

jiwa meninggal di seluruh dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu

lintas. Bahkan merupakan penyebab utama kematian remaja pada rentang

umur 15-29 tahun. Sehingga membuat kecelakaan lalu lintas menjadi

penyebab utama kematian secara global (Boekoesoe, 2022).

Kecelakaan lalu lintas tergolong kedalam penyakit tidak menular,

sehingga keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang tercantum

dalam Kepmenkes RI Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan menyatakan,

bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu prioritas sasaran

penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit tidak menular. Maka dari

itu perlu dilakukan upaya penanganan segera untuk meminimalisir

terjadinya kecelakaan lalu lintas (Kepmenkes RI, 2003).


4

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan kecelakaan lalu

lintas darat cenderung lebih rendah pada saat dua tahun pertama masa

pandemi Covid-19 dibandingkan dengan masa pra-pandemi. Meskipun

begitu, kenaikan angka kecelakaan lalu lintas masih terjadi dari tahun 2020

ke 2021.

Angka kecelakaan paling banyak terjadi di tahun 2019 sebesar

116.411 kasus, lalu terjadi kenaikan sejak tahun 2017 sebesar 104.327

kasus. Jika dilihat lebih detail, angka kecelakaan lalu lintas cenderung

menurun dari tahun 2019 ke 2020. Namun, terjadi peningkatan angka

kecelakaan dari tahun 2020 sebanyak 100.028 kasus menjadi 103.645

kasus di tahun berikutnya. Angka kecelakaan tersebut menewaskan hingga

25.266 korban jiwa dengan kerugian sekitar Rp246 miliar.

Berdasarkan informasi data kecelakaan yang diambil di Polres

Takalar, tercatat ada kecenderungan kenaikan terjadinya peristiwa

kecelakaan lalu lintas selama 3 tahun terakhir di Kabupaten Takalar. Pada

tahun 2019, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas sebanyak 335 kejadian dan

jumlah korban 530 orang dengan kerugian material sebesar

Rp.306,300,000, tahun 2020 sebanyak 258 kejadian dan jumlah korban 346

orang dengan kerugian material sebesar Rp. 294,350,000, tahun 2021

sebanyak 265 kejadian dan jumlah korban 363 orang dengan kerugian

material sebesar Rp.314,050,000.


5

Akan tetapi jumlah kecelakaan yang diperoleh tersebut hanya jumlah

kecelakaan yang tercatat atau dilaporkan saja. Sedangkan banyak peristiwa

kecelakaan yang tidak dilaporkan. Pada kenyataannya angka kecelakaan

ini bisa melebihi dari angka kecelakaan yang dilaporkan. Tidak dapat

dipungkiri bahwa banyak korban jiwa dan kerugian yang ditimbulkan akibat

kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Determinan tingkat keparahan akibat kecelakaan

lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten Takalar tahun 2023”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditetapkan suatu

masalah pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan faktor manusia (lengah, mengantuk, mabuk,

lelah, tidak terampil, dan tidak tertib) dengan tingkat keparahan akibat

kecelakaan lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023?

2. Bagaimana hubungan faktor kendaraan (rem blong, ban pecah, selip,

dan lampu kendaraan tidak menyala) dengan tingkat keparahan akibat

kecelakaan lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023?

3. Bagaimana hubungan faktor lingkungan (jalan berlubang, jalan rusak,

jalan licin, jalan menikung, dan jalan gelap) dengan tingkat keparahan

akibat kecelakaan lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun

2023?
6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menegtahui determinan tingkat keparahan akibat

kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Kabupaten Takalar tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan faktor manusia (lengah, mengantuk,

mabuk, lelah, tidak terampil, dan tidak tertib) dengan tingkat

keparahan akibat kecelakaan lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten

Takalar Tahun 2023?

b. Untuk mengetahui hubungan faktor kendaraan (Rem blong, ban

pecah, selip, dan lampu tidak menyala) dengan tingkat keparahan

akibat kecelakaan lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten Takalar

Tahun 2023?

c. Untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan (jalan berlubang, jalan

rusak, jalan licin, jalan menikung, dan jalan gelap) dengan tingkat

keparahan akibat kecelakaan lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten

Takalar Tahun 2023?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi pemerintah dan

instansi terkait dalam rangka meningkatkan upaya-upaya pencegahan


7

dan arah kebijakan perencanaan kesehatan khususnya dalam menekan

angka kejadian kecelakaan lalu lintas.

2. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu

pengetahuan dan sebagai pedoman yang bermanfaat bagi pembaca dan

peneliti selanjutnya.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam

rangka mengembangkan ilmu pengetahuan serta aplikasinya dalam

masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Kecelakaan Lalu Lintas

1. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas menurut World Health Organization (WHO)

(2011) dalam Bin (2012) menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas

merupakan pembunuh ketiga terbesar di dunia di bawah penyakit jantung

koroner dan tuberculosis (Puspitasari dan Hendrati, 2015). Kecelakaan

merupakan kejadian tidak direncanakan dan tidak terkendali, ketika aksi

atau reaksi suatu objek, bahan, atau radiasi menyebabkan cidera atau

kemungkinan cidera. Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak

diinginkan yang menyebabkan kerugian pada manusia, kerusakan pada

property, dan hilang atau terganggunya proses.

Pengertian kecelakaan menurut Boediharto (1987) adalah

kejadian akhir dari suatu rentetan peristiwa lalu lintas yang paling

sedikit melibatkan satu kendaraan bermotor yang sedang bergerak

dan dapat mengakibatkan cidera (perlukaan, kematian, atau

kerusakan benda yang tidak diharapkan/disengaja).

Menurut Riskina (2009) mengemukakan bahwa kecelakaan

adalah peristiwa yang kompleks, sehingga butuh suatu kriteria

mengenai sifat-sifat peristiwa kecelakaan. Dalam melukiskan satu

kejadian, istilah kecelakaan lebih mengarah pada 3 sifat utama, yaitu:

8
9

a. Degree of expectedness (derajat untuk dapat diharapkan terjadi).

Makin kurangnya suatu kejadian untuk dapat diketahui terlebih

dahulu, lebih patut disebut suatu kecelakaan.

b. Degree of avoidance (derajat untuk dapat dihindarkan). Makin

kurangnya kesempatan suatu kejadian untuk dapat dihindarkan

terlebih dahulu, lebih patut disebut suatu kecelakaan.

c. Degree of intention (derajat kesengajaan). Makin kurangnya suatu

kejadian sebagai akibat dari kesengajaan, lebih patut disebut suatu

kecelakaan.

2. Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas dapat dilasifikasikan menjadi beberapa

jenis. Menurut Kadiyali (1985) seperti dikutip oleh Shelviana (2006),

mengklasifikasikan korban kecelakaan korban kecelakaan dalam 3

kriteria, yaitu:

a. Kecelakaan fatal, yaitu kecelakaan yang dampaknya mangkibatkan

satu orang atau lebih mengalami kematian.

b. Kecelakaan luka berat, yaitu kecelakaan dengan dampak

mengakibatkan korban kecelakaan mengalami luka berat, seperti

kecatatan.

c. Kecelakaan luka ringan, yaitu kecelakaan dengan dampak

mengakibatkan korban kecelakaan mengalami luka ringan.


10

Sedangkan bila mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 43

tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan, pada Bab XI

diterangkan bahwa klasifikasi kecelakaan menurut korban yang

ditimbulkan dapat berupa:

a. Korban meninggal dunia, adalah korban kecelakaan yang

dipastikan meninggal dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas

dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah

kecelakaan tersebut dimana terdapat tanda-tanda kematian secara

fisik pada penderita, baik meninggal di lokasi kejadian atau

meninggal selama perjalanan ke rumah sakit.

b. Korban luka berat, adalah korban kecelakaan yang karena luka-

lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat inap dirumah

sakit dalam jangka waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari sejak

kecelakaan, misalnya:

1) Luka yang menyebabkan keadaan penderita menurun, biasanya

yang mengenai kepala dan batang kepala.

2) Luka bakar yang luasnya meliputi 25% dengan luka baru tingkat II-

III

3) Patah tulang anggota badan dengan komplikasi disertai rasa

nyeri yang hebat dan perdarahan hebat.

4) Perdarahan hebat kurang lebih 500cc.


11

5) Benturan/luka yang mengenai badan penderita yang

menyebabkan kerusakan alat-alat dalam misalnya: dada, perut,

usus, kandung kemih, ginjal, limpa, hati, tulang belakang, dan

batang kepala.

c. Korban luka ringan, adalah korban kecelakaan yang mengalami

luka-luka yang tidak memerlukan rawat inap atau yang harus di

rawat inap di rumah sakit kurang dari 30 hari, misalnya:

1) Luka di daerah kecil dengan perdarahan sedikit dan penderita

sadar.

2) Luka bakar dengan luas kurang dari 15% permukaan tubuh

3) Keseleo dari anggota badan yang ringan tanpa komplikasi

4) Penderita-penderita yang sudah disebutkan diatas yang berada

dalam keadaan sadar atau pingsan dan muntah-muntah

Matson et al (1995) dalam Laksono (2001) membagi golongan

kecelakaan lalu lintas ke dalam dua tingkat golongan, yaitu :

a. Penggolongan kecelakaan berdasarkan akibat yang ditimbulkan,

meliputi:

1) Kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau kecelakaan

fatal (Fatal Accident).

2) Kecelakaan yang mengakibatkan luka (Injury Accident), tingkat

kecelakaan ini kemudian terbagi menjadi : kecelakaan luka

ringan, dan kecelakaan luka berat.


12

3) Kecelakaan yang mengakibatkan hanya kerusakan materi saja

(damage only accident).

b. Penggolongan kecelakaan berdasakan lokasi, contohnya desa

atau kota dan penggolongan collision (benturan) dan non collision

(non benturan).

3. Jenis dan Dampak Kecelakan Lalulintas

Karakteristik kecelakaan menurut jumlah kecedaraan yang terlibat

digolongkan menjadi (Adelaide, 2012):

a. Kecelakaan tunggal, yaitu kecelakaan yang hanya melibatkan satu

kendaraan bermotor dan tidak melibatkan pemakai jalan lain.

Contohnya seperti menambrak pohon, kendaraan tergelincir, dan

terguling akibat ban pecah.

b. Kecelakaan ganda, yaitu kecelakaan yang melibatkan lebih dari satu

kendaraan atau kendaraan dengan pejalan kaki yang mengalami

kecelakan diwaktu dan tempat yang bersamaan.

Karaktersitik kecelakaan menurut jenis tabrakan dapat

diklasfikasikan menjadi (Adelaide, 2012):

a. Angle (Ra), tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah yang

berbeda namun, bukan dari arah yang berlawanan.

b. Rear-End (Re), kendaraan menabrak dari belakang kendaraan lain

yang bergerak searah.


13

c. Sideswipe (Ss), kendaraan yang brgerak menabrak kendaraan lain

dari samping ketika berjalan pada arah yang sama, atau pada arah

yang berlawanan.

d. Head-On (Ho), tabrakan antara kendaraan yang berjalan pada arah

yang berlawanan (tidak sideswipe)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang

Prasarana Jalan Raya dan Lalulintas, dampak kecelakaan lalulintas

dapat diklasifikasi berdasarkan kondisi korban menjadi 3 (tiga) yaitu:

a. Meninggal dunia adalah korban kecelakaan yang dipastikan

meninggal dunia sebagai akibat kecelakaan lalulintas dalam jangka

waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.

b. Luka berat adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya

menderita cacat atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka

waktu yang lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Suatu kejadian

digolongkan sebagai cacat jika sesuatu anggota badan hilang atau

tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh atau pulih

untuk selama-lamanya.

c. Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka

yang tidak memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah

sakit dari 30 hari.


14

B. Tinjauan Umum tentang Faktor Penyebab Kecelakaan Lalulintas

Jalan raya adalah jalan yang dipenuhi dengan alat transportasi darat

yang saling berpacu untuk mencapai tempat tujuan masing-masing. Setiap

kendaraan ada kemungkinan untuk mengalami kecelakaan lalulintas. Saat

ini di Indonesia sangat banyak kasus kecelakaan lalulintas baik mobil,

sepeda motor, truk, angkutan umum, dan lain sebagainya.

Hobbs (1979) mengelompokkan faktor-faktor penyebab terjadinya

kecelakaan menjadi tiga, yaitu faktor pemakai jalan (manusia), faktor

kendaraan, dan faktor jalan dan lingkungan.

1. Faktor Manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam

kecelakaan. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan

pelanggaran rambu-rambu lalulintas. Pelanggaran dapat terjadi karena

sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku

ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura

tidak tahu. Selain itu, manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali

lalai bahkan ugal-ugalan dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit

angka kecelakaan lalulintas diakibatkan karena membawa kendaraan

dalam keadaan mabuk, mengantuk dan mudah terpancing oleh ulah

pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk

balapan (Gao et al., 2016)


15

Faktor manusia disini termasuk pejalan kaki, penumpang sampai

pengemudi. Faktor pengemudi ditemukan memberikan konstribusi 75-

80% terhadap kecelakaan lalulintas. Faktor manusia yang berada di

belakang pengemudi ini memegang peranan penting. Karakteristik

pengemudi berkaitan dengan keterampilan mengemudi, gangguan

kesehatan (ngantuk, mabuk, letih, dll), dan kepemilikan SIM (Oluwole,

Rani, & Rohani, 2014).

Badan kesehatan dunia (WHO), pernah merilis bahwa dari seluruh

kecelakaan yang terjadi di jalan raya, faktor kelalaian manusia (human

error) memiliki konstribusi paling tinggi. Persentasenya mencapai 80-90%

dibanding faktor ketidaklayakan sarana kendaraan yang berkisar antara

5-10%, ataupun akibat kerusakan infrastruktur jalan sebesar 10-20%

(Kanitpong, 2008).

Adapun karakteristik dari pengendara yang berpengaruh terhadap

terjadinya kecelakaan lalulintas, yaitu adalah sebagai berikut:

a. Umur

Secara umum, umur merupakan lamanya waktu seseorang untuk

hidup atau ada di dunia sejak dilahirkan (Sugono, 1990). National

Highway Traffic Safety Administration (2007) menyatakan bahwa umur

mempunyai pengaruh penting terhadap kejadian kecelakaan lalulintas,

dimana kecelakaan lalulintas merupakan penyebab utama kematian


16

dikalangan anak muda pada usia 15-29 tahun (WHO, 2013 dalam

Permatasari, 2017). Orang yang berumur mudah lebih sering terlibat

dalam kecelakaan lalulintas dibandingkan dengan orang yang berusia

lanjut. Hal ini tersebut menunjukkan bahwa pada rentang usia muda,

manusia cenderung mememiliki perilaku berkendara yang kurang baik

(Sulistiyowati, 2014 dalam Permatasari, 2017).

Sebagaimana yang dijabarkan dalam penelitian Finn dan Bragg

(1986), menemukan bahwa pengemudiusia muda berkendara dengan

cara yang tidak aman, yaitu lebih sering berkendara dengan kecepatan

tinggi, melewati lampu kuning, dan menerima celah sempit antar

kendaraan yang sedang berlalulintas.

Seperti yang dijelaskan oleh WHO (2015), bahwa dibandingkan

dengan pengendara yang lebih tua, pengendara usia muda lebih

memungkinkan untuk berkendara pada kecepatan tinggi, berkendara

terlalu dekat dengan pengendara lain, melanggar rambu-rambu

lalulintas, dan menyalip kendaraan lain dengan cara yang berisiko

(Maharani, 2016).

b. Jenis Kelamin

Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dalam

melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria berperilaku atas pertimbangan

rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan

emosional atau perasaan( Sunaryo, 2004 dalam Maharani, 2016).


17

Laki-lakilebih cepat dalam mengambil keputusan pada keadaan

darurat, dalam hal kesabaran wanita lebih baik dari pada laki-laki.

Pengendara laki-laki berusia muda lebih cenderung memiliki perilaku

berisiko untuk mengalami kecelakaan.

Kecelakaan lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan

dengan perempuan dikarenakan mayoritas jumlah pengendara

berjenis kelamin laki-laki. Selain itu pengendata laki-laki cenderung

lebih sering mempersepsikan dirinya sendiri bahwa mereka merasa

lebih mahir mengendari daripada perempuan (Mannering dan

Grodsky, 1995 dalam Permatasari, 2017).

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.

Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula menerima

informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Jika seseorang tingkat pendidikannya rendah akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap informasi dan

nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Tingkat pendidikannya rendah

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

informasi dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Khakim, 2016).


18

Semua faktor-faktor yang disebutkan diatas merupakan

karakteristik pengemudi sepeda motor yang berpengaruh terhadap

terjadinya kecelakaan lalulintas. Adapun faktor-faktor yang menjadi

penyebab kecelakaan lalulintas pada pengendara sepeda motor adalah :

a. Lengah

Lengah adalah salah satu faktor penyebab yang berasal dari

manusia dikarenakan pengemudi melakukan hal atau kegiatan lain

ketika mengemudi, sehingga perhatiannya tidak fokus ketika

berkendara. Lengah yang terjadi dapat berasal dari lingkungan

ataupun perilaku pengemudi ketika berkendara, seperti pandangan

tidak fokus atau berbincang di jalan raya sehingga tidak dapat

mengantisipasi dalam menghadapi situasi lalulintas dan tidak

memperhatikan lingkungan sekitar yang dapat berubah mendadak

(Adelaide, 2012).

b. Mengantuk

Mengantuk dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan

lalulintas pada pengendara sepeda motor karena pengemudi

kehilangan daya reaksi dan konsentrasi akibat kurang istirahat (tidur)

dan/atau sudah mengemudikan kendaraan lebih dari 5 jam tanpa

istirahat Ciri-ciri pengemudi yang mengantuk adalah sering menguap,

perih pada mata, lambat dalam bereaksi, berhalusinasi, dan

pandangan kosong (Hidayat, 2013).


19

c. Lelah

Faktor kelelahan merupakan salah satu faktor penyebab

kecelakaan, kelelahan dapat mengurangi kemampuan pengemudi

dalam mengantisipasi keadaan lalulintas dan mengurangi konsentrasi

dalam berkendara. Suma’mur (2009) mengungkapkan, kata lelah

(fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda,

tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya.

d. Mabuk

Faktor kelelahan merupakan salah satu faktor penyebab

kecelakaan, kelelahan dapat mengurangi kemampuan pengemudi

dalam mengantisipasi keadaan lalulintas dan mengurangi konsentrasi

dalam berkendara. Suma’mur (2009) mengungkapkan, kata lelah

(fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda,

tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya (Hidayat, 2013).

e. Tidak Tertib

Tidak tertib dalam berlalulintas merupakan ketidakdisiplinan

pengendara dalam berkendara yang dapat menyebabkan terjadinya

kecelakaan lalulintas. Tidak tertibnya pengendara itu dapat

disebabkan oleh perilaku berkendara yang buruk dan kesadaran akan

berlalulintas dengan benar yang rendah, seperti melanggar marka atau

rambu lalulintas, mendahului kendaraan lain melalui jalur kiri, dan

sebagainya. Data menunjukkan lebih dari 90% faktor utama penyebab


20

kecelakaan lalulintas adalah manusia, yang sangat berkaitan erat

dengan perilaku manusia dalam tertib dan disiplin berlalulintas di jalan.

f. Kecepatan tinggi

Kecepatan merupakan hal yang dapat dikontrol pengendara

sesuai keinginannya, akan tetapi perilaku dari pengendara sering kali

membawa kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Faktor tersebutlah

yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalulintas, karena

terkadang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi tanpa

menghiraukan jarak kendaraan dengan depan ataupun samping.

Jarak yang aman antara kendaraan yang dikemudikan dengan

kendaraan yang ada di depan adalah selang waktu 2 detik, jarak itulah

yang dapat ditoleril agar pengendara dapat mengerem kendaraannya

dengan baik (Kartika, 2009).

2. Faktor Kendaraan

Dalam hal ini adalah kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak,

gerobak, delman) dan kendaraan bermotor (sepeda motor, bemo, oplet,

sedan, bus, truk). Kondisi kendaraan yang kurang handal, juga bisa

menjadi penyebab kecelakaan. Faktor kendaraan yang paling sering

terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya,

kelelahan logam yang mengakibatkkan bagian kendaraan patah. Bisa

juga peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab

lainnya (Abubakar, 2012 dalam Azizah, 2016).


21

Faktor kendaraan yang paling sering adalah kelalaian perawatan

yang dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan

perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya

kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara

regular (Schepers et al, 2013).

3. Faktor Lingkungan

Faktor lain yang tidak kalah perannya dalam setiap kasus

kecelakaan adalahmasih buruknya infrastruktur jalan. Seperti kondisi

jalan yang rusak dan berlubang. Terlebih memasuki musim penghujan,

dimana banyak dijumpai jalan rusak yang seringkali menjadi penyebab

terjadinya kecelakaan (Azizah, 2016).

Faktor jalan terkait dengan kecepatan, rencana jalan, geometrik

jalan,pagar pengaman di daerah pegunungan, ada tidaknya median

jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan, jalan yang rusak atau

berlubang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai

sepeda motor (Rahardjo, 2014:80 dalam Azizah, 2016)

Menurut Hobbs (1998), ADB (2005), Hubdat (2006) kondisi jalan

raya yang berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan lalulintas meliputi:

a. Lokasi jalan yaitu di dalam kota (di daerah pasar, pertokoan,

perkantoran, sekolah, perumahan) dan di luar kota (pedesaan).

b. Volume lalulintas, berdasarkan pengamatan diketahui bahwa makin

padat lalulintas jalan, makin banyak pula kecelakaan yang terjadi, akan
22

tetapi kerusakaan tidak fatal, makin sepi lalulintas makin sedikit

kemungkinan kecelakaan akan tetapi fatalitas akan sangat tinggi.

c. Kerusakan pada permukaan jalan, misalnya jalan berlubang,

bergelombang, berpasir, licin dan lain sebagainya.

d. Konstruksi jalan yang rusak atau tidak sempurna pada permukaannya,

misalnya bila posisi permukaan bahu jalan terlalu rendah terhadap

permukaan jalan.

e. Geometrik jalan yang kurang sempurna, misalnya derajat kemiringan

yang terlalu kecil atau terlalu besar pada tikungan, terlalu sempitnya

pandangan bebas bagi pengemudi.

Sedangkan menurut Agung Endro (1999), penyebab dari

kecelakaan lalulintas disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu sebagai

berikut:

a. Faktor sarana antara lain terdiri dari peralatan kendaraan (kanvas rem,

lampu kendaraan kurang terang, rem blong, getaran pada mesin) dan

sarana jalan (keadaan fisik jalanan dan lingkungan sosial jalan).

b. Faktor prasarana peraturan penggunaan SIM (Surat Izin Mengemudi)

yang kurang disiplin, tidak adanya peraturan mengenai pemakai

kendaraan harus memeriksakan kondisi kendaraan dengan tepat

waktu dan penegakan peraturan dan hukum yang tidak disiplin.


23

C. Kerangka Teori

Faktor Manusia
(Host)

• Umur
• Jenis Kelamin
• Pendidikan
• Lengah
• Mengantuk
• Mabuk
• Lelah
• Tidak Terampil
• Tidak Tertib

Faktor Kendaraan
(Agent)
KECELAKAAN
• Rem Blong LALU LINTAS
• Ban Pecah
• Selip
• Lampu tidak Menyala

Faktor Lingkungan
(Environment)

• Jalan Berlubang
• Jalan rusak
• Jalan Licin
• Jalan Menikung
• Jalan Gelap

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian


Sumber : Modifikasi teori Mc Farlan & J. Ohkubo (2006)
dan teori SHEL (Krause, 1996)
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti

Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat yang mempengaruhi semua sektor kehidupan.

Gangguan akibat kecelakaan dan cedera saat ini menjadi salah satu

masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena tingginya angka

kejadian dan kematian akibat kecelakaan. Setiap tahun kejadian kecelakaan

lalulintas (KLL) menewaskan hampir 1,2 juta jiwa di seluruh dunia dan

menyebabkan cedera lebih dari jutaan orang. Hasil Riskesdas menunjukan

adanya peningkatan proporsi kecelakaan akibat transportasi darat

sebanyak hampir dua kali lipat pada tahun 2013 (47,7%) dari tahun 2007

(25,9%). Kecelakaan transportasi darat merupakan penyebab utama cedera

di masyarakat.

Berdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas

dan Angkutan Jalan, mengungkapkanlalulintas adalah gerak kendaraan dan

orang di ruang lalulintas jalan, sedangkan ruang lalulintas jalan adalah

prasarana yang diperuntukkan gerak pindak kendaraan, orang dan atau

barang yang berupa jalan dan fasilitas pendudung.

Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian ini, peneliti akan

meneliti tentang penyebab kecelakaan lalulintas, yakni berdasarkan faktor

manusia, faktor kendaraan, dan faktor lingkungan.

24
25

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu kaitan antara konsep satu

terhadap lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010:100).

Pada penelitian ini, faktor penyebab kecelakaan lalulintas (manusia,

kendaraan dan lingkungan fisik) menjadi variabel independen dan

kecelakaan lalulintas menjadi varibel dependen.

Faktor Manusia

1. Lengah
2. Mengantuk
3. Mabuk
4. Lelah
5. Tidak Terampil
6. Tidak Tertib

Faktor Kendaraan
Tingkat Keparahan akibat
1. Rem Blong Kecelakaan Lalu Lintas di
2. Ban Pecah Wilayah Polres Kabupaten
3. Selip Takalar Tahun 2023
4. Lampu tidak Menyala

Faktor Lingkungan

1. Jalan Berlubang
2. Jalan rusak
3. Jalan Licin
4. Jalan Menikung
5. Jalan Gelap

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen
26

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Faktor Manusia

a. Lengah

Pengemudi melakukan kegiatan lain atau tidak fokus saat

mengemudi yang dapat mengakibatkan terganggunya konsentrasi

dalam mengemudikan kendaraannya. Data diperoleh dari observasi

laporan kecelakaan Laka Lantas Polres Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

b. Mengantuk

Suatu keadaan di mana pengemudi kehilangan daya reaksi dan

konsentrasi akibat kurang istirahat dan atau sudah mengemudikan

kendaraan lebih dari 5 jam tanpa berhenti. Data diperoleh dari

observasi laporan kecelakaan Laka Lantas Polres Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.


27

c. Mabuk

Suatu keadaan di mana pengemudi kehilangan kesadaran

karena mengkonsumsi alkohol dan atau obatobatan terlarang

sehingga mengakibatkan kecelakaan. Data diperoleh dari observasi

laporan kecelakaan Laka Lantas Polres Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

d. Lelah

Pengemudi dalam keadaan kecapekan akibat aktivitas berlebih.

Data diperoleh dari observasi laporan kecelakaan Laka Lantas Polres

Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

e. Tidak Terampil

Pengemudi yang tidak mampu mengendalikan kendaraannya

dan memperkirakan bahaya yang mungkin dapat terjadi sehubungan

dengan kondisi kendaraan dan lingkungan lalu lintas. Data diperoleh

dari observasi laporan kecelakaan Laka Lantas Polres Takalar.


28

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

f. Tidak Tertib

Pengemudi yang melanggar aturan mengemudi dan rambu-

rambu yang ada. Data diperoleh dari observasi laporan kecelakaan

Laka Lantas Polres Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

2. Faktor Kendaraan

a. Rem blong

Pada waktu pedal dipijak, pedal rem menyentuh lantai

kendaraan, meskipun telah diusahakan memompa pedal rem, namun

keadaan tersebut tidak berubah dimana rem tetap tidak bekerja. Data

diperoleh dari observasi laporan kecelakaan Laka Lantas Polres

Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.
29

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

b. Ban Pecah

Suatu keadaan di mana terdapat lubang pada ban yang

disebabkan oleh paku, batu tajam, dan lain sebagainya. Data diperoleh

dari observasi laporan kecelakaan Laka Lantas Polres Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

c. Selip

Lepasnya kontak antara permukaan jalan dengan roda

kendaraan. Data diperoleh dari observasi laporan kecelakaan Laka

Lantas Polres Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

d. Lampu Kendaraan

Tidak berfungsinya lampu kendaraan sepeda motor (tidak

menyala maupun tidak dinyalakan) sehingga menjadi penyebab


30

terjadinya kecelakaan lalu lintas. Data diperoleh dari observasi laporan

kecelakaan Laka Lantas Polres Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

3. Faktor Lingkungan

a. Jalan Lubang

Keadaan permukaan jalan dimana terdapat cekungan ke dalam

akibat sistem pelapisan yang kurang sempurna. Data diperoleh dari

laporan kecelakaan Laka Lantas Polres Takalar.

1. Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2. Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

b. Jalan Rusak

Keadaan permukaan jalan tidak mulus, variabel ini mencakup

jalan yang tidak diaspal, jalan yang terdapat bebatuan, kerikil dan

materi lain di permukaan jalan yang mengganggu jalannya perjalanan.

Data diperoleh dari observasi laporan kecelakaan Laka Lantas Polres

Takalar.
31

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

c. Jalan Licin

Keadaan permukaan jalan yang dapat disebabkan oleh cuaca

(hujan/tidak) maupun material lain yang menutupi permukaan jalan

(mis: tumpahan minyak, lumpur). Data diperoleh dari laporan

kecelakaan Laka Lantas Polres Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

d. Jalan Menikung

Kondisi jalan tidak lurus 180° ke arah utara selatan atau barat

timur. Data diperoleh dari laporan kecelakaan Laka Lantas Polres

Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.


32

e. Gelap (Lampu Jalan)

Tidak terdapatnya cahaya yang disebabkan oleh tidak

menyalanya atau tidak adanya lampu penerangan jalan. Data

diperoleh dari observasi laporan kecelakaan Laka Lantas Polres

Takalar.

1) Ya : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor pada variabel

yang tertera.

2) Tidak : Jika kecelakaan disebabkan oleh faktor lain, selain faktor

pada variabel yang tertera.

.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik dengan

pendekatan kuantitatif bermaksud untuk mendapatkan determinan tingkat

keparahan akibat kecelakaan lalu lintas serta memperoleh hubungan antara

beberapa variabel yang menyebabkan kejadian meninggal dunia

berdasarkan data laporan kecelakaan dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

kecelakaan lalu lintas Laka Lantas Polres Kabupaten Takalar. Metode yang

digunakan adalah desain studi cross sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Laka Lantas Kabupaten Takalar

yang berada di Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten

Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni Tahun 2023.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian merupakan kejadian kecelakaan lalu

lintas di Wilayah Takalar yang tercatat oleh Unit Laka Lantas Polres

Takalar pada tahun 2022, yaitu sebanyak 105 kecelakaan.

33
34

2. Sampel

Pada penelitian ini, jumlah sampel merupakan seluruh populasi

yaitu kejadian kecelakan lalulintas di Kabupaten Takalar yang tercatat

dan terdata oleh Laka Lantas Polres Kabupaten Takalar dalam kurung

waktu 1 tahun sebanyak 105 Kasus.

D. Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder

dikumpulkan dari laporan kejadian dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor di wilayah Takalar

yang dilaporkan oleh Laka Lantas Polres Takar pada Tahun 2021. Setelah

data didapat kemudian dibuat template berdasarkan variabel yang tercatat

pada laporan kepolisian. Data dientry menggunakan perangkat lunak excel

sesuai kriteria variabel yang telah dibuat.

Pada penelitian ini juga dilakukan observasi lapangan dan

wawancara tidak terstruktur kepada pengendara sepeda motor, pengguna

jalan lain serta petugas kepolisian sebagai kelengkapan validitas data

sekunder.

E. Analisis data

Metode analisis data untuk data kuantitatif menggunakan teknik

statistik deskrptif. Data yang telah terkumpul dilakukan analisis statistik

secara univariat dan bivariat. Analisis data pada penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan program SPSS 13.0 for windows.


35

1. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi dari semua variabel yang diteliti, baik independen maupun

dependen. Hasil analisis univariat selanjutnya diinterpretasikan ke dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan

antara variabel faktor penyebab kecelakaan dengan kejadian meninggal

akibat kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan uji cross tabulation,

yaitu tabulasi silang tabel 2 x 2. Untuk menguji hubungan antara variabel

independen dan dependen digunakan uji chi-square. Dalam mengambil

keputusan uji digunakan derajat kemaknaan 0,05 dengan ketentuan

bermakna bila p value < 0,05 dan tidak bermakna bila p value > 0,05 pada

continuity correction jika nilai tiap sel tidak ada yang kurang dari 5. Jika

pada hasil analisis chi-square tabel 2 x 2 terdapat sel yang nilai E kurang

dari 5, maka p value yang digunakan adalah p value fisher’s exact test.

Pengambilan keputusan mengenai besar nilai risiko variabel

indenpenden terhadap variabel dependen akan dilihat lebih lanjut dari

nilai odds ratio (OR), jika nilai OR>2, maka variabel independen tersebut

memiliki nilai risiko tertentu terhadap variabel dependen (Hastono, 2006).


36

Data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dilengkapi

dengan narasi atau alasan-alasan untuk mengetahui gambaran dari

masing-masing variabel penelitian secara lengkap.

F. Pengolahan data

1. Coding (Pengkodean)

Mengklasifikasikan data dan member kode terhadap semua

variabel yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah saat

melakukan entry data.

2. Editing (Pengeditan)

Memeriksa data yang telah terkumpul untuk dilihat kelengkapannya

serta dilihat kembali apakah terdapat kesalahan terhadap data yang

didapat.

3. Entry (Pemasukan Data)

Langkah ini dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan dalam

pengisian data dan yang diperiksa dalam data entry adalah batas nilai

maksimum dan nilai minimum serta alur lompatan.

4. Cleaning (Pembersihan Data)

Langkah ini merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan

dalam proses pengolahan data. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat

terjadinya kesalahan pada saat entry data. Hal ini ditujukan dengan

adanya data yang ganjil dan mengganggu dalam proses analisis data

nantinya.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Laka Lantas Kabupaten Takalar yang

berada di Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar,

Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Penelitian ini dilakukan dari tanggal

10 mei 2023 sampai dengan 10 juni 2023, dengan mengambil sampel

sebanyak 105 peristiwa kecelakaan dalam kurung waktu 1 tahun terakhir.

Data diolah dan dianalisis disesuiakan dengan tujuan penelitian. Hasil

analisis data disajikan dalam bentuk tabel yang dilengkapi dengan

penjelasan sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Adapun karakteristik responden berdasarkan umur di

Wilayah Polres Kabupaten Takalar sebagai berikut:

Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di
Wilayah Polres Kabupaten Takalar
Tahun 2023
No. Umur n (%)
1 > 30 Tahun 44 41,9
2 < 30 Tahun 61 58,1
Total 105 100
Sumber : Data Primer

37
38

Berdasarkan tabel 5.1 di atas, maka dapat dilihat bahwa umur

responden yang terendah berada pada umur > 30 Tahun sebanyak

41 orang dengan presentase (41,9%), sedangkan umur responden

tertinggi berada pada umur < 30 Tahun sebanyak 61 orang

responden dengan presentase (58,1%).

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di

Wilayah Polres Kabupaten Takalar sebagai berikut:

Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Wilayah Polres Kabupaten Takalar
Tahun 2023
No. Jenis Kelamin n (%)
1 Laki-Laki 70 66,7
2 Perempuan 35 33,3
Total 105 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, maka dapat dilihat bahwa jenis

kelamin laki-laki sebanyak 70 orang dengan presentase (66,7%),

sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang responden

dengan presentase (33,3%).


39

b. Variabel yang diteliti

Adapun distribusi responden berdasarkan faktor penyebab

kecelakaan di Wilayah Polres Kabupaten Takalar sebagai berikut:

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Manusia
Kecelakaan di Wilayah Polres Kabupaten Takalar
Tahun 2023
Kecelakaan
Faktor Manusia
n (%)
Lengah 53 50,5
Mengantuk 67 63,8
Mabuk 49 46,7
Lelah 25 23,8
Tidak Terampil 35 33,3
Tidak Tertib 24 22,9
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa kecelakaan yang

disebabkan oleh faktor manusia yaitu pengemudi yang lengah

sebesar 53 kecelakaan (50,5%), pengemudi mengantuk sebesar 67

kecelakaan (63,8%), pengemudi mabuk sebesar 49 kecelakaan

(46,7%), pengemudi lelah sebesar 25 kecelakaan (23,8%),

pengemudi yang tidak terampil sebesar 35 kecelakaan (33,3%), dan

yang terakhir disebabkan pengemudi yang tidak tertib sebesar 24

kecelakaan dengan presentase (22,9%).


40

Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kendaraan
Kecelakaan di Wilayah Polres Kabupaten Takalar
Tahun 2023
Kecelakaan
Faktor Kendaraan
n (%)
Rem Blong 45 42,9
Ban Pecah 21 20,0
Selip 54 51,4
Lampu Kendaraan 56 53,3
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa faktor kendaraan

dengan rincian kecelakaan akibat rem blong sebanyak 45

kecelakaan (42,9%), ban pecah sebanyak 21 kecelakaan (20,0%),

selip sebanyak 54 kecelakaan (51,4%), dan lampu kendaraan

sebanyak 56 kecelakaan (53,3%).

Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan
Kecelakaan di Wilayah Polres Kabupaten Takalar
Tahun 2023
Kecelakaan
Faktor Lingkungan
n (%)
Jalan Berlubang 12 11,4
Jalan Rusak 10 9,5
Jalan Licin 11 10,5
Jalan Menikung 9 8,6
Gelap (Tidak ada Penerangan) 8 7,6
Sumber : Data Primer
41

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa faktor lingkungan

dengan rincian kecelakaan akibat jalan berlubang sebesar 12

kecelakaan dengan presentase sebesar (11,4%), jalan rusak

sebanyak 10 kecelakaan dengan presentase sebesar (9,5%), jalan

licin sebanyak 11 kecelakaan dengan presentase sebesar (10,5%),

jalan menikung sebanyak 9 kecelakaan dengan presentase sebesar

(8,6%), dan jalan gelap sebanyak 8 kecelakaan dengan presentase

sebesar (7,6%).

Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Kecelakaan lalu Lintas
Kecelakaan di Wilayah Polres Kabupaten Takalar
Tahun 2023
Kecelakaan
Kecelakaan Lalu Lintas
n (%)
Luka Ringan 57 54,3
Luka Berat 48 45,7
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa kejadian

kecelakaan lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten Takalar, dapat

dilihat bahwa terdapat luka ringan sebanyak 57 orang dengan

presentase sebesar (54,3%), dan luka berat sebanyak 48 orang

dengan presentase sebesar (45,7%).


42

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui ada atau

tidak hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 5.6
Hubungan antara Faktor Manusia dengan Tingkat Keparahan Akibat
Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres
Kabupaten Takalar Tahun 2023
Kecalakaan Lalu
Lintas P
Total
Faktor Manusia Luka Luka Value
Ringan Berat
n % n % n %
Lengah
Ya 28 52,8 25 47,2 53 100 0,762
Tidak 29 55,8 23 44,2 52 100
Mengantuk
Ya 51 76,1 16 23,9 67 100
0,000
Tidak 6 15,8 32 84,2 38 100
Mabuk
Ya 33 67,3 16 32,7 49 100
0,012
Tidak 24 42,9 32 57,1 56 100
Lelah
Ya 11 44,0 14 56,0 25 100
0,237
Tidak 46 57,5 34 42,5 80 100
Tidak Terampil
Ya 18 51,4 17 48,6 35 100
0,678
Tidak 39 55,7 31 44,3 70 100
Tidak Tertib
Ya 14 58,3 10 41,7 24 100
0,650
Tidak 43 53,1 38 46,9 81 100
Sumber : Data Primer
43

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa hubungan

antara faktor manusia dengan tingkat keparahan akibat kecelakaan

lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

1) Lengah

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil uji

statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 28 (52,8%) pengemudi

yang lengah dalam mengemudikan kendaraaannya mengakibatkan

kecelakaan dengan luka ringan, sedangkan pengemudi lengah

yang mengakibatkan korban luka berat ada sebanyak 25 (47,2%).

Nilai p value = 0,762, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara pengemudi lengah dengan Tingkat Keparahan

Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten

Takalar Tahun 2023.

2) Mengantuk

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa Hasil uji

statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 51 (76,1%) pengemudi

yang mengantuk dalam mengemudikan kendaraannya

mengakibatkan kecelakaan dengan korban luka ringan, sedangkan

pengemudi mengantuk yang mengakibatkan korban luka berat

sebanyak 16 (23,9%). Nilai p value=0,000, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara pengemudi mengantuk dengan


44

Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah

Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

3) Mabuk

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa Hasil uji

statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 33 (67,3%) pengemudi

yang mabuk mengakibatkan kecelakaan dengan korban luka

ringan, sedangkan pengemudi mabuk yang mengakibatkan korban

luka berat ada sebanyak 16 (32,7%). Nilai p value = 0,012, maka

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengemudi mabuk

dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di

Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

4) Lelah

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil uji

statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 11 (44,0%) pengemudi

yang lelah mengakibatkan kecelakaan dengan luka ringan,

sedangkan pengemudi lelah yang mengakibatkan korban luka berat

ada sebanyak 14 (54,0%). Nilai p value = 0,237, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengemudi lelah

dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di

Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.


45

5) Tidak Terampil

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil uji

statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 18 (51,4%) pengemudi

yang tidak terampil mengakibatkan kecelakaan dengan korban luka

ringan, sedangkan pengemudi tidak terampil yang mengakibatkan

korban luka berat ada sebanyak 17 (48,6%). Nilai p value = 0,678,

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengemudi

tidak terampil dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu

Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

6) Tidak Tertib

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil uji

statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 14 (58,3%) pengemudi tidak

tertib mengakibatkan kecelakaan dengan korban luka ringan,

sedangkan pengemudi tidak tertib yang mengakibatkan korban luka

berat sebanyak 10 (41,7%). Nilai p value = 0,650, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengemudi tidak

tertib dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di

Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.


46

Tabel 5.7
Hubungan antara Faktor Kendaraan dengan Tingkat Keparahan
Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres
Kabupaten Takalar Tahun 2023
Kecalakaan Lalu
Lintas P
Total
Faktor Kendaraan Luka Luka Value
Ringan Berat
n % n % n %
Rem Blong
Ya 31 68,9 14 31,1 45 100
0,009
Tidak 26 43,3 34 56,7 60 100
Ban Pecah
Ya 12 57,1 9 42,9 21 100
0,769
Tidak 45 53,6 39 46,4 84 100
Selip
Ya 43 79,6 11 20,4 54 100
0,000
Tidak 14 27,5 37 72,5 51 100
Lampu Kendaraan
Ya 39 69,6 17 30,4 56 100
0,001
Tidak 18 36,7 31 63,3 49 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa hubungan antara

faktor kendaraan dengan tingkat keparahan akibat kecelakaan lalu lintas di

Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

1) Rem Blong

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil uji statistik

diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan rem blong mengakibatkan

31 (68,9%) korban luka ringan, sedangkan yang mengakibatkan luka


47

berat sebanyak 14 (31,1%). Nilai p value = 0,009, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan rem blong dengan Tingkat Keparahan

Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar.

2) Ban Pecah

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil uji statistik

diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan ban pecah mengakibatkan

12 (57,1%) korban luka ringan, sedangkan yang mengakibatkan luka

berat sebanyak 9 (42,9%). Nilai p value = 0,769, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara ban pecah dengan Tingkat Keparahan

Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar.

3) Selip

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil uji statistik

diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan selip mengakibatkan

korban luka ringan sebanyak 43 (79,6%), sedangkan yang

mengakibatkan luka berat sebanyak 11 (20,4%). Nilai p value = 0,000,

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan selip dengan Tingkat

Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten

Takalar Tahun 2023.

4) Lampu Kendaraan Tidak Menyala

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat hasil uji statistik diperoleh

bahwa kecelakaan yang disebabkan tidak menyalakan lampu saat

mengemudikan kendaraannya terdapat 39 (69,6%) korban luka ringan


48

dan 17 (30,4%) korban luka berat. Nilai p value = 0,001, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara lampu kendaraan yang tidak

ada/tidak menyala dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu

Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

Tabel 5.8
Hubungan antara Faktor Lingkungan dengan Tingkat Keparahan
Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres
Kabupaten Takalar Tahun 2023
Kecalakaan Lalu
Lintas P
Faktor Total
Luka Luka Value
Lingkungan Ringan Berat
n % n % n %
Jalan Berlubang
Ya 5 41,7 7 58,3 12 100
0,351
Tidak 52 55,9 41 44,1 93 100
Jalan Rusak
Ya 5 50,0 5 50,0 10 100
0,769
Tidak 52 54,7 43 45,3 95 100
Jalan Licin
Ya 6 54,5 5 45,5 11 100
0,985
Tidak 51 54,3 43 45,7 94 100
Jalan Menikung
Ya 7 77,8 2 22,2 9 100
0,139
Tidak 50 52,1 46 47,9 96 100
Gelap
Ya 6 75,0 2 25,0 8 100
0,221
Tidak 51 52,6 46 47,4 97 100
Sumber : Data Primer
49

Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa hubungan

antara faktor lingkungan dengan tingkat keparahan akibat kecelakaan

lalu lintas di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

1) Jalan Berlubang

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat hasil uji statistik

diperoleh bahwa jalan berlubang menyebabkan kecelakaan dengan

korban luka ringan sebanyak 5 (41,7%) dan korban luka berat

sebanyak 7 (58,3%). Nilai p value = 0,351, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara jalan berlubang dengan Tingkat

Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres

Kabupaten Takalar Tahun 2023.

2) Jalan Rusak

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat hasil uji statistik

diperoleh bahwa jalan rusak menyebabkan kecelakaan dengan

korban luka ringan sebanyak 5 (50,0%) dan korban luka berat

sebanyak 5 (50,0%). Nilai p value = 0,769, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara jalan rusak dengan Tingkat

Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres

Kabupaten Takalar Tahun 2023.

3) Jalan Licin

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat hasil uji statistik

diperoleh bahwa jalan yang licin menyebabkan kecelakaan dengan


50

korban luka ringan sebanyak 6 (54,5%) dan korban luka berat

sebanyak 5 (45,5%). Nilai p value = 0,985, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara jalan licin dengan Tingkat

Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres

Kabupaten Takalar Tahun 2023.

4) Jalan Menikung

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat hasil uji statistik

diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh jalan menikung

menyebabkan 7 (10%) korban luka ringan dan 2 (90%) korban

berat. Nilai p value = 0,139, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan antara jalan menikung dengan Tingkat Keparahan

Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten

Takalar Tahun 2023.

5) Jalan Gelap

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat hasil uji statistik

diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan kurangnya jalan

gelap menimbulkan korban luka ringan sebanyak 6 (75,0%) dan

korban luka berat sebanyak 2 (25,0%). Nilai p value = 0,221, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jalan gelap

dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di

Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.


51

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari penelitian, maka dalam pembahasan ini akan

dijelaskan sesuai tujuan penelitian yaitu Determinan Tingkat Keparahan

Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun

2023.

1. Faktor Manusia

a. Lengah

Lengah adalah melakukan kegiatan lain sambil mengemudi

yang dapat mengakibatkan terganggunya konsentrasi pengemudi,

seperti contohnya melihat ke samping, menyalakan rokok, mengambil

sesuatu atau berbincang-bincang di HP saat mengemudikan

kendaraan.

Dari hasil analisa yang dilakukan peneliti dapat dilihat bahwa

dari hasil uji statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 28 (52,8%)

pengemudi yang lengah dalam mengemudikan kendaraaannya

mengakibatkan kecelakaan dengan luka ringan, sedangkan

pengemudi lengah yang mengakibatkan korban luka berat ada

sebanyak 25 (47,2%). Nilai p value = 0,762, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara pengemudi lengah dengan Tingkat

Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres

Kabupaten Takalar Tahun 2023.


52

Hal ini menunjukkan banyak pengemudi yang melakukan

kegiatan lain saat mengemudi sehingga menyebabkan konsentrasi

terganggu dan berisiko tinggi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Menurut Hidayat (2013) pengemudi yang lengah memang

menyebabkan terjadinya kecelakaan, namun hanya secara kebetulan

menimbulkan korban meninggal. Hal ini karena mayoritas pengemudi

yang lengah sedang mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan

sedang, yaitu antara 40 – 60 km/jam, sehingga ketika terjadi tabrakan

atau benturan dengan benda lain, dampak yang ditimbulkan tidak

terlalu parah hingga menyebabkan korban sampai meninggal dunia.

Menurut Khakim (2016) pengemudi lengah disebabkan

beberapa hal, antara lain sedang melamun memikirkan masalah

keluarga saat mengemudi, menggunakan handphone, dan bercanda

dengan teman yang diboncengkan. Dalam kondisi lengah, pada

umumnya pengemudi menjadi kurang antisipasi dalam menghadapi

keadaan lalu lintas yang mendadak mengalami perubahan atau

gerakan tiba-tiba.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hidayat (2013) hasil uji statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 7

(9,2%) pengemudi yang lengah dalam mengemudikan kendaraaannya

mengakibatkan kecelakaan dengan korban meninggal, sedangkan

pengemudi lengah yang mengakibatkan korban luka/cidera ada


53

sebanyak 69 (90,8%). Nilai p value = 0,546, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara pengemudi lengah dengan kejadian

meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara

sepeda motor.

b. Mengantuk

Mengantuk merupakan keadaan dimana pengemudi kehilangan

daya reaksi dan konsentrasi saat berkendara akibat kurang istirahat

(tidur) dan atau sudah mengemudikan kendaraan lebih dari 5 jam

tanpa istirahat.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa hasil uji statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 51 (76,1%)

pengemudi yang mengantuk dalam mengemudikan kendaraannya

mengakibatkan kecelakaan dengan korban luka ringan, sedangkan

pengemudi mengantuk yang mengakibatkan korban luka berat

sebanyak 16 (23,9%). Nilai p value=0,000, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara pengemudi mengantuk dengan Tingkat

Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres

Kabupaten Takalar Tahun 2023.

Banyaknya kecelakaan yang disebabkan pengemudi

mengantuk dikarenakan pengemudi sepeda motor pada umumnya

tidak merasa bahwa dirinya mengantuk, seringkali mereka

memaksakan dirinya untuk tetap berkendara. Menurut Lullie (2005)


54

pengemudi yang mengantuk disebabkan karena mereka kurang

istirahat. Faktor mengantuk dapat juga disebabkan karena

pengendara sepeda motor terus-menerus menghirup gas karbon dari

hasil pembakaran kendaraan lain. Hasil pembakaran kendaraan

bermotor mengandung karbon yang dapat mempengaruhi daya kerja

otak sehingga menimbulkan efek mengantuk.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kartika (2009) pengemudi mengantuk yang mengakibatkan korban

luka/cidera ada sebanyak 24 (77,4%). Nilai p value=0,072, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengemudi mengantuk

dengan kejadian meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas

c. Mabuk

Pengemudi dalam keadaan mabuk dapat kehilangan kesadaran

antara lain karena pengaruh obat-obatan, alkohol, dan narkotika.

Alkohol memainkan peran penting dalam kecelakaan yang

menyebabkan cedera serius.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa hasil uji statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 33 (67,3%)

pengemudi yang mabuk mengakibatkan kecelakaan dengan korban

luka ringan, sedangkan pengemudi mabuk yang mengakibatkan

korban luka berat ada sebanyak 16 (32,7%). Nilai p value = 0,012,

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengemudi


55

mabuk dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di

Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

Menurut Sitorus (1990) seseorang yang berada dalam keadaan

mabuk akan kehilangan pengendalian diri, gerakan tubuh tidak

terkoordinasi, pandangan kabur, berbicara tidak jelas dan hilang

kesadaran. Oleh karena itu, sangat berbahaya jika mengemudikan

kendaraan dalam keadaan terpengaruh alkohol, karena akan

mengganggu konsentrasi, penilaian, penglihatan dan koordinasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Sugiharto (2009) didapatkan

Hasil uji statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 5 (55,6%) pengemudi

yang mabuk mengakibatkan kecelakaan dengan korban meninggal

dunia, sedangkan pengemudi mabuk yang mengakibatkan korban

luka/cidera ada sebanyak 4 (44,4%). Nilai p value = 0,002, artinya ada

hubungan antara pengemudi mabuk dengan kejadian meninggal dunia

akibat kecelakaan lalu lintas.

d. Lelah

Kelelahan akan mengurangi kemampuan pengendara untuk

dapat mengambil keputusan dengan cepat dan kesulitan

berkonsentrasi. Kelelahan juga dapat mempengaruhi keseimbangan

dan pandangan seseorang dalam berkendara. Kondisi lelah dapat

menimbulkan resiko kecelakaan.


56

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa hasil uji statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 11 (44,0%)

pengemudi yang lelah mengakibatkan kecelakaan dengan luka ringan,

sedangkan pengemudi lelah yang mengakibatkan korban luka berat

ada sebanyak 14 (54,0%). Nilai p value = 0,237, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengemudi lelah

dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah

Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

Kelelahan menyebabkan pengendara menjadi kurang waspada

terhadap hal yang terjadi di jalan serta kurang mampu bereaksi dengan

cepat dan aman pada saat situasi genting terjadi. Kelelahan

pengemudi menyumbang lebih dari 25% kecelakaan (Hubdat, 2006).

Dua penyebab utama kelelahan adalah kurangnya waktu tidur dan

berkendara pada waktu-waktu yang semestinya digunakan untuk

istirahat/tidur.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hidayat (2013) dari

hasil uji statistik analisis hubungan antara pengemudi lelah dengan

kejadian meninggal akibat kecelakaan lalu lintas secara statistik tidak

cukup bermakna. Hubungan tidak cukup bermakna dikarenakan

pengemudi lelah hanya secara kebetulan menyebabkan korban

meninggal pada kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan nilai OR


57

didapatkan bahwa pengemudi lelah berisiko 2,116 kali menyebabkan

kejadian meninggal dibanding faktor penyebab kecelakaan lainnya.

e. Tidak terampil

Mengendarai sepeda motor membutuhkan keterampilan yang

memerlukan latihan dan pengalaman selama bertahun-tahun serta

praktek dengan menggunakan teknik berkendara yang tepat.

Pengendara pemula memiliki peluang tiga kali lebih besar terlibat

dalam kecelakaan dari pada pengendara yang telah mahir.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa hasil uji statistik diperoleh bahwa ada sebanyak 18 (51,4%)

pengemudi yang tidak terampil mengakibatkan kecelakaan dengan

korban luka ringan, sedangkan pengemudi tidak terampil yang

mengakibatkan korban luka berat ada sebanyak 17 (48,6%). Nilai p

value = 0,678, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

pengemudi tidak terampil dengan Tingkat Keparahan Akibat

Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun

2023.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa keterampilan seseorang

dalam berkendara masih diragukan, baik bagi yang memiliki SIM dan

terlebih lagi pada mereka yang tidak memiliki SIM. Hasil penelitian

yang dilakukan Setyowati (2018) Hasil uji statistik diperoleh bahwa ada

sebanyak 9 (14,5%) pengemudi yang tidak terampil mengakibatkan


58

kecelakaan dengan korban meninggal dunia, sedangkan pengemudi

tidak terampil yang mengakibatkan korban luka/cidera ada sebanyak

53 (85,5%). Nilai p value = 0,602.

f. Tidak Tertib

Tidak tertib menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya

kecelakaan. Banyaknya peristiwa kecelakaan yang diawali dengan

pelanggaran lalu lintas, terutama pelanggaran rambu dan lampu lalu

lintas.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa ada sebanyak 14 (58,3%) pengemudi tidak tertib

mengakibatkan kecelakaan dengan korban luka ringan, sedangkan

pengemudi tidak tertib yang mengakibatkan korban luka berat

sebanyak 10 (41,7%). Nilai p value = 0,650, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara pengemudi tidak tertib dengan

Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres

Kabupaten Takalar Tahun 2023.

Berdasarkan data tersebut beberapa pengguna sepeda motor

diketahui bahwa pelanggaran yang paling sering dilakukan

diantaranya mengebut dan melanggar rambu lalu lintas, terutama

rambu dilarang memutar. Adapun alasan mereka mengebut karena

seringkali berada dalam keadaan terdesak mengejar waktu.

Pengemudi yang tidak tertib berisiko menyebabkan kecelakaan,


59

namun bukan merupakan faktor risiko utama penyebab kematian pada

kecelakaan lalu lintas, artinya dimungkinkan ada faktor lain yang

mendukung terjadinya korban meninggal dunia.

Penelitian ini sejalan dengan Muryatma (2017) hasil analisis

hubungan antara pengemudi tidak tertib dengan kejadian meninggal

akibat kecelakaan lalu lintas secara statistik tidak berhubungan.

Berdasarkan nilai OR juga diperoleh bahwa pengemudi tidak tertib

tidak berisiko menyebabkan kejadian meninggal pada kecelakaan lalu

lintas.

2. Faktor Kendaraan

a. Rem Blong

Rem blong adalah suatu keadaan dimana pada waktu pedal

dipijak, pedal rem menyentuh lantai kendaraan, meskipun telah

diusahakan memompa pedal rem tetapi keadaan tersebut tidak

berubah dan rem tetap tidak bekerja.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan

rem blong mengakibatkan 31 (68,9%) korban luka ringan, sedangkan

yang mengakibatkan luka berat sebanyak 14 (31,1%). Nilai p value =

0,009, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan rem blong

dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah

Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.


60

Kecelakaan kendaraan yang disebabkan kurang berfungsinya

rem seringkali terjadi ketika rem digunakan secara mendadak. Rem

blong membuat pengemudi tidak dapat mengendalikan kendaraannya

sehingga dapat menabrak apa saja di depannya yang pada akhirnya

menimbulkan kecelakaan (Kartika, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muryatma (2017) dilihat dari nilai p value yang mendekati 0.05 serta

nilai OR di atas 2, maka rem blong dapat dikatakan berisiko tinggi

menyebabkan kematian ketika terjadi kecelakaan.

b. Ban Pecah

Ban pecah merupakan suatu keadaan dimana terdapat lubang

pada ban yang disebabkan oleh paku, batu tajam, dan benda tajam

yang lain sebagainya. Tekanan angin yang terlalu rendah akan

menyebabkan efek flapping (ban mendesak ke dalam dan tertekan ke

luar).

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti dapat dilihat

bahwa kecelakaan yang disebabkan ban pecah mengakibatkan 12

(57,1%) korban luka ringan, sedangkan yang mengakibatkan luka

berat sebanyak 9 (42,9%). Nilai p value = 0,769, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara ban pecah dengan

Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres

Kabupaten Takalar Tahun 2023.


61

Ban pecah sangat berisiko tinggi menyebabkan kecelakaan lalu

lintas, hal ini dikarenakan kendaraan yang bannya pecah akan

mendadak kehilangan keseimbangan. Selain itu, ban yang pecah

mendadak pada saat kendaraan melaju dapat menimbulkan

kecelakaan beruntun, karena kendaraan berhenti secara tiba-tiba

tanpa memberi aba-aba agar kendaraan di belakanganya dapat

menjaga jarak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maharani (2016) bahwa tidak ada hubungan antara ban pecah dengan

kejadian meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Jika ditelaah

lebih lanjut, didapatkan nilai OR = 8,061, artinya ban pecah berisiko

sebesar 8,061 kali menyebabkan korban meninggal akibat kecelakaan

lalu lintas dibandingkan faktor penyebab kecelakaan lainnya.

c. Selip

Selip adalah lepasnya kontak antara permukaan jalan dengan

roda kendaraan atau saat melakukan pengereman roda kendaraan

memblokir sehingga pengemudi tidak bisa mengendalikan kendaraan.

Tekanan angin yang terlalu tinggi pada ban selain mengurangi

fleksibilitas ban juga mengurangi luas kontak ban dengan permukaan

jalan, sehingga ban mudah selip.


62

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti dapat dilihat

bahwa hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan

selip mengakibatkan korban luka ringan sebanyak 43 (79,6%),

sedangkan yang mengakibatkan luka berat sebanyak 11 (20,4%). Nilai

p value = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan selip

dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah

Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

Menurut Hidayat (2013) kejadian selip seringkali berhubungan

dengan pengereman dan kondisi jalan. Mengerem dengan keras dan

mendadak akan menyebabkan selip karena perpindahan berat

kendaraan secara mendadak dapat menyebabkan roda depan

mengunci. Kondisi jalan yang basah dan licin juga berpengaruh

terhadap kejadian selip, ban akan kekurangan kemampuan menapak

pada jalan basah atau permukaan yang licin.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kartika (2009) Hasil uji

statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan selip

mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 2 (22,2%),

sedangkan yang mengakibatkan luka/cidera sebanyak 7 (78,8%). Nilai

p value = 0,288, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

selip dengan kejadian meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas

pada pengendara sepeda motor.


63

d. Lampu Kendaraan Tidak Menyala

Lampu diperlukan untuk jalan pada malam hari sebagai

penerangan melihat jalan bagi pengemudi, sebagai tanda adanya

kendaraan dan pemberi isyarat untuk belok atau berhenti. Sepeda

motor dengan atau tanpa kereta samping harus dilengkapi dengan

lampu-lampu dan pemantul cahaya yang meliputi (PP No.44 Tahun

1993 pasal 14).

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa kecelakaan yang disebabkan tidak menyalakan lampu saat

mengemudikan kendaraannya terdapat 39 (69,6%) korban luka ringan

dan 17 (30,4%) korban luka berat. Nilai p value = 0,001, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara lampu kendaraan yang tidak

ada/tidak menyala dengan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu

Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023.

Lampu kendaraan yang tidak menyala biasanya disebabkan

pengemudi lupa menyalakan lampu setelah parkir dan kemudian jalan

lagi, namun ada juga yang dikarenakan kendaraan tidak dilengkapi

dengan lampu penerangan yang seharusnya. Hal ini dapat

menyebabkan kendaraan di belakangnya tidak mengetahui bahwa

kendaraan di depannya akan membelok dan kemudian terjadilah

kecelakaan.
64

Hasil penelitian Arfan (2018) dari 305 kecelakaan lalu lintas,

kecelakaan yang disebabkan karena lampu kendaraan tidak menyala

maupun kendaraan tidak memiliki lampu adalah sebesar 7 kejadian

(2,3%). Kecelakaan yang disebabkan oleh lampu kendaraan tidak

menyala seringkali terjadi pada malam hari. Hal ini dikarenakan kondisi

cahaya pada malam hari sangat minim, hanya mengandalkan lampu

jalan dan lampu kendaraan. Berbeda dengan siang hari, dimana ada

matahari yang berfungsi menerangi alam semesta

3. Faktor Lingkungan

a. Jalan Berlubang

Jalan berlubang merupakan kondisi ketika terdapat cekungan

ke dalam pada permukaan jalan yang mulus, dimana cekungan

tersebut memiliki diameter dan kedalaman yang berbeda dengan

kondisi jalan di sekitarnya. Kondisi jalan berlubang sangat

membahayakan pengguna jalan, terutama kendaraan bermotor.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti dapat dilihat

bahwa jalan berlubang menyebabkan kecelakaan dengan korban luka

ringan sebanyak 5 (41,7%) dan korban luka berat sebanyak 7 (58,3%).

Nilai p value = 0,351, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara jalan berlubang dengan Tingkat Keparahan Akibat

Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun

2023.
65

Dapat dilihat bahwa kecelakaan akibat jalan berlubang

disebabkan oleh pengemudi sepeda motor berusaha menghindari

lubang tersebut, namun melakukan kesalahan dalam penilaian,

sehingga justru menyebabkan kecelakaan. Penelitian ini sejalan

dengan Maharani (2016) bahwa ada hubungan antara jalan berlubang

dengan kejadian meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Jika ditelaah

lebih lanjut didapatkan nilai OR = 7,486, maka jalan berlubang berisiko

sebesar 7,486 kali menyebabkan kejadian meninggal akibat

kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan faktor penyebab

kecelakaan lainnya.

b. Jalan Rusak

Jalan rusak adalah jalan dengan kondisi permukaan jalannya

tidak rata, bisa jadi jalan yang belum diaspal, atau jalan aspal yang

sudah mengalami peretakan. Pada umumnya jalan rusak tidak

terdapat di jalan arteri, namun terdapat pada jalan-jalan lokal.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa jalan rusak menyebabkan kecelakaan dengan korban luka

ringan sebanyak 5 (50,0%) dan korban luka berat sebanyak 5 (50,0%).

Nilai p value = 0,769, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara jalan rusak dengan Tingkat Keparahan Akibat

Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun

2023.
66

Kejadian kecelakaan yang disebabkan jalan rusak pada

umumnya merupakan kecelakaan tunggal, yaitu merupakan

kecelakaan yang hanya melibatkan satu kendaraan, artinya kendaraan

itu sendiri. Faktor lain yang berpengaruh dalam hal ini adalah kurang

terampilnya pengemudi motor dalam mengendarai motornya di jalanan

yang rusak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Kartika (2009) didapatkan

bahwa tidak ada hubungan antara jalan rusak dengan kejadian

meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara

sepeda motor. Dilihat dari nilai OR (CI 95%) = 4,8, berarti jalan rusak

berisiko 4,8 kali menyebabkan kejadian meninggal akibat kecelakaan

lalu lintas.

c. Jalan Licin

Permukaan jalan yang licin dapat disebabkan karena jalan yang

basah akibat hujan atau oli yang tumpah, lumpur, salju dan es, marka

jalan yang menggunakan cat, serta permukaan dari besi. Kondisi jalan

yang seperti ini dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti dapat dilihat

bahwa jalan yang licin menyebabkan kecelakaan dengan korban luka

ringan sebanyak 6 (54,5%) dan korban luka berat sebanyak 5 (45,5%).

Nilai p value = 0,985, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara jalan licin dengan Tingkat Keparahan Akibat


67

Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun

2023.

Dapat dilihat bahwa jalan yang licin/basah merupakan faktor

yang berisiko menyebabkan kecelakaan lalu lintas, namun bukan

faktor yang berisiko tinggi menyebabkan kematian. Kejadian

meninggal dunia pada jenis kecelakaan akibat jalan licin biasanya tidak

hanya disebabkan satu faktor, namun membutuhkan faktor pendukung

lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Muryatma (2017) dengan hasil uji

statistik diperoleh bahwa jalan yang basah/licin menyebabkan

kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 3 (33,3%) dan

korban luka/cidera sebanyak 6 (66,7%). Nilai p value = 0,077. Dilihat

dari nilai OR (CI 95%) = 3,985, berarti jalan basah/licin berisiko 3,985

kali menyebabkan kejadian meninggal akibat kecelakaan lalu lintas

dibanding faktor penyebab lainnya.

d. Jalan Menikung

Jalan menikung adalah jalan yang memiliki kemiringan sudut

belokan kurang dari atau lebih dari 180º. Pada saat melintasi jalan

menikung diperlukan teknik khusus, konsentrasi dan hati-hati, karena

dapat menyebabkan hilangnya kendali kendaraan yang berakibat

terjatuh dan menimbulkan kecelakaan lalu lintas.


68

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa kecelakaan yang disebabkan oleh jalan menikung

menyebabkan 7 (10%) korban luka ringan dan 2 (90%) korban berat.

Nilai p value = 0,139, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara jalan menikung dengan Tingkat Keparahan Akibat

Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten Takalar Tahun

2023.

Kondisi jalan yang menikung mempengaruhi jarak pandang

seseorang saat mengemudikan kendaraan, jarak pandang pengemudi

pada saat berada di jalan menikung lebih terbatas dibandingkan saat

di jalan lurus. Sehingga untuk menilai situasi dan mengambil

keputusan yang tepat menjadi sulit bila ada kondisi yang tidak

terkendali, selain itu dengan bentuk alinemen tersebut dapat

memperparah akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan yang terjadi

karena keseimbangan kendaraan yang tidak stabil. Kondisi ini dapat

membahayakan lalu lintas, karena dapat memicu terjadinya

kecelakaan dan timbulnya korban (Kartika, 2009).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Samosir (2016) Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa hubungan

antara jalan menikung dengan kejadian meninggal akibat kecelakaan

lalu lintas menunjukkan sangat tidak bermakna. Selain itu,


69

berdasarkan nilai OR juga didapatkan bahwa jalan menikung tidak

berisiko menimbulkan kejadian meninggal pada kecelakaan lalu lintas.

e. Jalan Gelap

Jalan yang gelap berisiko tinggi menimbulkan kecelakaan, hal ini

karena pengguna jalan tidak dapat melihat secara jelas pengguna

jalan lain maupun kondisi lingkungan saat berkendara, sehingga

keberadaan lampu penerangan jalan sangatlah penting.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat dilihat

bahwa kecelakaan yang disebabkan kurangnya jalan gelap

menimbulkan korban luka ringan sebanyak 6 (75,0%) dan korban luka

berat sebanyak 2 (25,0%). Nilai p value = 0,221, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jalan gelap dengan

Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres

Kabupaten Takalar Tahun 2023.

Menurut Bustan (2007) pada malam hari pengendara sepeda

motor mengalami kesulitan melihat pengendara lain dengan jelas.

Bahkan dengan bantuan lampu depan sekalipun, seringkali

pengendara mengalami kesulitan untuk mengetahui kondisi jalan

ataupun sesuatu yang ada di jalan. Untuk itu dibutuhkan bantuan

lampu penerangan jalan.


70

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kartika (2009) dari hasil penelitian, hubungan antara jalan gelap

dengan kejadian meninggal akibat kecelakaan lalu lintas secara

statistik cukup bermakna. Hasil uji statistik diperoleh bahwa

kecelakaan yang disebabkan kurangnya lampu penerangan jalan

sehingga jalan menjadi gelap menimbulkan korban meninggal dunia

sebanyak 5 (41,7%) dan korban luka/cidera sebanyak 7 (58,3%). Nilai

p value = 0,007, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

lampu penerangan jalan kurang dengan kejadian meninggal dunia

akibat kecelakaan lalu lintas.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Determinan Tingkat

Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Polres Kabupaten

Takalar Tahun 2023, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari hasil analisis hubungan pada faktor manusia, terdapat hubungan

yang signifikan antara mengantuk dengan tingkat keparahan akibat

kecelakaan lalu lintas dengan p value = 0,000 < 0,05.

2. Dari hasil analisis hubungan pada faktor kendaraan, terdapat hubungan

antara rem blong dengan tingkat keparahan akibat kecelakaan lalu lintas

dengan p value = 0,009 < 0,05.

3. Dari hasil analisis hubungan pada faktor lingkungan, tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara jalan berlubang dengan tingkat

keparahan akibat kecelakaan lalu lintas dengan p value = 0,351 > 0,05.

B. Saran

Berdasarkan hasil panelitian yang telah dilakukan mengenai

Determinan Tingkat Keparahan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah

Polres Kabupaten Takalar Tahun 2023, maka saran-saran yang dapat

dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan agar pihak Polres Kabupaten Takalar melakukan upaya

pembinaan kepada kelompok masyarakat yang tergolong sering

71
72

mengalami kecelakaan, serta melakukan upaya penegakan hukum

kepada pengendara sepeda motor yang menyalahi peraturan

mengemudi dan berlalu lintas.

2. Disarankan kepada pengendara lalu lintas sebaiknya tidak

mengemudikan kendaraan saat kondisi emosional sedang labil atau

sedang ada masalah yang cukup mengganggu konsentrasi dalam

mengemudi. Selain itu, pengemudi sebaiknya tidak mengemudikan

kendaraan dalam keadaan mabuk atau dalam pengaruh minuman

alkohol.
DAFTAR PUSTAKA

Adelaide, K. (2012). Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan


Universitas Indonesia Gambaran Faktor-Faktor Penyebab
Kecelakaan. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1728

Arfan I, Wulandari. (2018). Studi Epidemiologi Kejadian Kecelakaan Lalu


Lintas di Kota Pontianak. J Vokasi Kesehat [Internet].;4(2):35–41.
Available from: http://ejournal.poltekkes-
pontianak.ac.id/index/article/view/141

Azizah, M. H. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku


Keselamatan Berkendara (Safety Riding) Pada Mahasiswa. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Boediharto, dkk. (1987). Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kecelakaan Lalu Lintas yang Mengakibatkan Korban Luka Berat
atau Mati di Wilayah Polda Metro Jaya. Majalah Kedokteran
Indonesia, volume 37 No. 2, 26 Februari 1987. Indones J Occup
Saf Heal [Internet]. ;7(3):329–38. Available from:
https:///IJOSH/issue/view/897

Boekoesoe, L., Kadir, L., & Adam, N. (2022). Faktor Hubungan


Kecelakaan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Pada
Mahasiswa. Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(3), 338-349.

Bustan, M. N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta:


Rineka Cipta. http://repositori.umj.ac.id/handle/127756789/1728

Gao, J., Chen, X., Woodward, A., Liu, X., Wu, H., Lu, Y., … Liu, Q. (2016).
The Association Between Meteorological Factors And Road Traffic
Injuries: A Case Analysis From Shantou City, China. Scientific
Reports, 6(22), 1–10. Https://Doi.Org/10.1038/Srep37300

Geli, H., Sahdan, M., & Dodo, D. O. (2021). Epidemiologi Kecelakaan Lalu
Lintas pada Pengemudi Sepeda Motor di Wilayah Kerja Kepolisian
Sektor Loura Kabupaten Sumba Barat Daya. Media Kesehatan
Masyarakat, 3(1), 52-62.
http://lib.ui.ac.id/detail?id=20439043&lokasi=lokal
Hidayat, M. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Kecelakaan Lalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor Di
Wilayah Polres Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(2),
98–112.

Kadarusman, Budi. (2007). Tesis: Hubungan Terjadinya Kecelakaan


Lalu Lintas dengan Tingkat Keparahan Korban di Ruas Jalan Tol
Jakarta- Tangerang Tahun 2000-2006. Depok: FKM UI.

Kanitpong, K. (2008). Identification Of Factors In Road Accidents Through


In-Depth Accident Analysis. International Association Of Traffic And
Safety Sciences, 32(2), 58–67. Https://Doi.Org/10.1016/S0386-
1112(14)60209-

Kartika. (2009). Kecelakaan Lalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor


Di Wilayah Depok Tahun 2008.Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia. http://ejournal.poltekkes- /index/article/view/141

Khakim, R. (2016). Hubungan Antara Umur, Tingkat Pendidikan, Masa


Berkendara Dan Pengetahuan Dengan Perilaku Safety Riding.
Skripsi. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Lullie, Yohannes, & John Tri Hatmoko. 2005. Perilaku Agresif


Menyebabkan Risiko Kecelakaan Saat Mengemudi. Jurnal Teknik
Sipil Universitas Atmajaya Yogyakarta. Volume 6 No.1 Oktober
2005 : 60 – 73. (diakses melalui
www.uajy.ac.id/jurnal/jurnal_teknik_sipil tanggal 2 Mei 2009 21:00).

Maharani, D. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku


Remaja Berkendara Sepeda Motor Di Sepanjang Ruas Jalan
MatramanRawamangun, Jakarta Timur Tahun 2016. Skripsi.
Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahawati, E. (2015). Analisis Faktor Resiko Keamanan Berkendara


Sebagai Database Surveilans Kecelakaan Lalu Lintas pada
Remaja (Studi Kasus pada Siswa Sma dan Mahasiswa di Kota
Semarang). Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro,
Semarang.

Moesbar, Nazar. 2009. Pengendara dan Penumpang Kendaraan Sepeda


Motor Terbanyak Mendapat Patah Tulang Pada Kecelakaan Lalu
Lintas. Pidato Pengukuhan Guru Besar USU.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1728
Muryatma NM. 2017. Hubungan Antara Faktor Keselamatan Berkendara
dengan Perilaku Keselamatan Berkendara. J Promkes
[Internet].;5(2):155–66. Available from: http://e-
journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/7735/4581

Oluwole, A. M., Rani, M. R. Bin A., & Rohani, J. M. (2014). Developing A


Conceptual Road Safety Framework To Construct Road Safety
Regression Outcome. Journal Of Engineering And Applied
Sciences, 9(4), 536–541.

Permatasari, A. (2017). Gambaran Perilaku Keselamatan Berkendara


Pada Pelajar Sma Dua Mei Ciputat Timur Tahun 2017.

Riskina Tri Januarti, 2009. Gambaran epidemiologi dan faktor-faktor yang


berhubungan dengan timbulnya korban luka berat dan meninggal
akibat kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor roda dua di
wilayah satuan lalu lintas Polres Bogor Januari 2008-Desember
2009. Retrieved From
http://lib.ui.ac.id/detail?id=20439043&lokasi=lokal

ROMADON, Y. (2003). Tingkat Beratnya Cedera Pada Pengemudi Bus


Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan Raya (Kaman Beberapa
Faktor Risiko Yang Berperan)(Severity Of Bus Driver's Injury
Resulted From Highway Traffic Accident (Study Of Related Risk
Factors) (Doctoral dissertation, Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro).

Samosir JN. 2016. Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu


Lintas di Sumatera Utara Tahun 2016 [Internet]. Repositori Institusi
Universitas Sumatera Utara; 2018. Available from:
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1728

Setyowati, Dina Lusiana Firdaus, Ade Rahmat Rohmah N. 2018. Faktor


Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas pada Siswa Sekolah Menengah
Atas di Kota Samarinda. Indones J Occup Saf Heal [Internet].
;7(3):329–38. Available from:
https://ejournal.unair.ac.id/IJOSH/issue/view/897

Shelviana, Anne. (2006). Skripsi: Studi Epidemiologi Kecelakaan Lalu


Lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Tahun 2005. Depok: FKM
UI.
Singh, S. K. A., Nasution, I. S., & Hayati, L. (2015). Angka Kejadian Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar
Visum Et Repertum di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tahun 2011-2013. Majalah Kedokteran Sriwijaya, 47(2), 105-109.

Sitorus, Panal. 1990. Upaya Mengurangi Kemungkinan Terjadinya


Kecelakaan Transportasi Jalan Raya. Majalah Warta Penelitian
Departemen Perhubungan No.3/Th11/1990, hal 23-29.

Sugiharto, Arief. 2009. Sejumlah Kecelakaan Terjadi Saat Hujan di


Jakarta. Antara. http://www.antara.co.id/arc/2009/1/13

Syurandhari, D. H., Saputra, M. H., Fardiansyah, A., & Pujianti, A. (2018).


Variabel Orang Sebagai Determinan Kematian Pada Kejadian
Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Hukum Kepolisian Resort
Mojokerto. Medica Majapahit (Jurnal Ilmiah Kesehatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit), 10(1).

Wahyudi, S. (2012). Faktor risiko yang berhubungan dengan tingkat


keparahan cedera kepala (studi kasus pada korban kecelakaan lalu
lintas pengendara sepeda motor di RSUD Karanganyar). Unnes
Journal of Public Health, 1(2).

WIRAKSE, L. B. T. (2018). Analisis Hubungan Tingkat Kejadian


Kecelakaan Terhadap Parameter Geometrik Tikungan Di
Kabupaten Lombok Barat (Doctoral dissertation, Universitas
Mataram).

Yudianto, H. P., & SIK, P. (2013). Pengaruh Sosialisasi Undang–Undang


No. 22 Tahun 2009 Terhadap Penekanan Angka Kecelakaan Lalu
Lintas Dan Keselamatan Jalan (Doctoral dissertation, Universitas
Diponegoro).
L

N
Panduan

DETERMINAN TINGKAT KEPARAHAN AKIBAT KECELAKAAN LALU


LINTAS DI WILAYAH POLRES KABUPATEN TAKALAR
TAHUN 2023

A. Identiitas Pengemudi

No. Kasus :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan :

B. Faktor Manusia
1. Ya
Pengemudi lengah/lalai
2. Tidak
1. Ya
Pengemudi Mengantuk
2. Tidak
1. Ya
Pengemudi Mabuk
Faktor manusia yang 2. Tidak
menyebabkan terjadinya 1. Ya
Pengemudi Lelah
kecelakaan lalu lintas 2. Tidak
1. Ya
Pengemudi tidak terampil
2. Tidak
1. Ya
Pengemudi Tidak tertib 2. Tidak
C. Faktor Kendaraan
Kondisi rem kendaraan 1. Ya
blong/tidak berfungsi 2. Tidak
Kondisi ban 1. Ya
Faktor kendaraan yang
rusak/pecah/gundul 2. Tidak
menyebabkan terjadinya
Kendaraan mengalami 1. Ya
kecelakaan lalu lintas
selip 2. Tidak
Tidak ada lampu 1. Ya
kendaraan 2. Tidak
D. Faktor Lingkungan Fisik
1. Ya
Jalan Berlubang
2. Tidak
1. Ya
Jalan Rusak
Faktor lingkungan fisik 2. Tidak
yang menyebabkan 1. Ya
Jalan Licin
terjadinya kecelakaan lalu 2. Tidak
lintas 1. Ya
Jalan Menikung
2. Tidak
Tidak ada Lampu 1. Ya
Penerangan jalan/Gelap 2. Tidak
Frequency Table
Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

≤30 Tahun 61 58.1 58.1 58.1

Valid >30 Tahun 44 41.9 41.9 100.0

Total 105 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 70 66.7 66.7 66.7

Valid Perempuan 35 33.3 33.3 100.0

Total 105 100.0 100.0

FAKTOR MANUSIA

Pengemudi Lengah/lalai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 53 50.5 50.5 50.5

Valid Tidak 52 49.5 49.5 100.0

Total 105 100.0 100.0

Pengemudi Mengantuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 67 63.8 63.8 63.8

Valid Tidak 38 36.2 36.2 100.0

Total 105 100.0 100.0


Pengemudi Mabuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 49 46.7 46.7 46.7

Valid Tidak 56 53.3 53.3 100.0

Total 105 100.0 100.0

Pengemudi Lelah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 25 23.8 23.8 23.8

Valid Tidak 80 76.2 76.2 100.0

Total 105 100.0 100.0

Pengemudi Tidak Terampil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 35 33.3 33.3 33.3

Valid Tidak 70 66.7 66.7 100.0

Total 105 100.0 100.0

Pengemudi Tidak Tertib

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 24 22.9 22.9 22.9

Valid Tidak 81 77.1 77.1 100.0

Total 105 100.0 100.0


FAKTOR KENDARAAN

Kondisi Rem Kendaraan blong/tidak berfungsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 45 42.9 42.9 42.9

Valid Tidak 60 57.1 57.1 100.0

Total 105 100.0 100.0

Kondisi Ban rusak/pecah/gundul

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 21 20.0 20.0 20.0

Valid Tidak 84 80.0 80.0 100.0

Total 105 100.0 100.0

Kendaraan Mengalami Selip

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 54 51.4 51.4 51.4

Valid Tidak 51 48.6 48.6 100.0

Total 105 100.0 100.0

Tidak ada Lampu kendaraan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 56 53.3 53.3 53.3

Valid Tidak 49 46.7 46.7 100.0

Total 105 100.0 100.0


FAKTOR LINGKUNGAN

Jalan Berlubang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 12 11.4 11.4 11.4

Valid Tidak 93 88.6 88.6 100.0

Total 105 100.0 100.0

Jalan Rusak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 10 9.5 9.5 9.5

Valid Tidak 95 90.5 90.5 100.0

Total 105 100.0 100.0

Jalan Licin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 11 10.5 10.5 10.5

Valid Tidak 94 89.5 89.5 100.0

Total 105 100.0 100.0

Jalan Menikung

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 9 8.6 8.6 8.6

Valid Tidak 96 91.4 91.4 100.0

Total 105 100.0 100.0


Tidak Ada Lampu Penerangan jalan/gelap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 8 7.6 7.6 7.6

Valid Tidak 97 92.4 92.4 100.0

Total 105 100.0 100.0

Kecelakaan Lalu Lintas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Luka Ringan 57 54.3 54.3 54.3

Valid Luka Berat 48 45.7 45.7 100.0

Total 105 100.0 100.0

Crosstabs

FAKTOR MANUSIA

Pengemudi Lengah/lalai * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 28 25 53
Ya % within Pengemudi 52.8% 47.2% 100.0%
Pengemudi Lengah/lalai
Lengah/lalai Count 29 23 52
Tidak % within Pengemudi 55.8% 44.2% 100.0%
Lengah/lalai
Count 57 48 105
Total % within Pengemudi 54.3% 45.7% 100.0%
Lengah/lalai
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


(2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square .091a 1 .762


Continuity Correctionb .011 1 .915
Likelihood Ratio .091 1 .762
Fisher's Exact Test .845 .458
Linear-by-Linear .090 1 .764
Association
N of Valid Cases 105
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.77.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengemudi .888 .412 1.915


Lengah/lalai (Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu .947 .667 1.346
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu 1.066 .702 1.619
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105

Pengemudi Mengantuk * Kecelakaan Lalu Lintas


Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Luka Berat


Ringan

Count 51 16 67
Ya
Pengemudi % within Pengemudi Mengantuk 76.1% 23.9% 100.0%
Mengantuk Count 6 32 38
Tidak
% within Pengemudi Mengantuk 15.8% 84.2% 100.0%
Count 57 48 105
Total
% within Pengemudi Mengantuk 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


sided) sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 35.563a 1 .000


Continuity Correctionb 33.173 1 .000
Likelihood Ratio 37.980 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 35.224 1 .000
Association
N of Valid Cases 105
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.37.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengemudi 17.000 6.026 47.960


Mengantuk (Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu 4.821 2.285 10.169
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu .284 .181 .444
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105

Pengemudi Mabuk * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 33 16 49
Ya
% within Pengemudi Mabuk 67.3% 32.7% 100.0%
Pengemudi Mabuk
Count 24 32 56
Tidak
% within Pengemudi Mabuk 42.9% 57.1% 100.0%
Count 57 48 105
Total
% within Pengemudi Mabuk 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


sided) sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.316a 1 .012


Continuity Correctionb 5.367 1 .021
Likelihood Ratio 6.397 1 .011
Fisher's Exact Test .018 .010
Linear-by-Linear 6.256 1 .012
Association
N of Valid Cases 105
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.40.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengemudi 2.750 1.238 6.107


Mabuk (Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu 1.571 1.097 2.252
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu .571 .360 .907
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105

Pengemudi Lelah * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 11 14 25
Ya
Pengemudi % within Pengemudi Lelah 44.0% 56.0% 100.0%
Lelah Count 46 34 80
Tidak
% within Pengemudi Lelah 57.5% 42.5% 100.0%
Count 57 48 105
Total
% within Pengemudi Lelah 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi- 1.399a 1 .237


Square
Continuity .908 1 .341
Correctionb
Likelihood 1.395 1 .238
Ratio
Fisher's .259 .170
Exact Test
Linear-by- 1.386 1 .239
Linear
Association
N of Valid 105
Cases

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.43.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for .581 .235 1.436


Pengemudi Lelah
(Ya / Tidak)
For cohort .765 .473 1.237
Kecelakaan Lalu
Lintas = Luka
Ringan
For cohort 1.318 .856 2.027
Kecelakaan Lalu
Lintas = Luka
Berat
N of Valid Cases 105
Pengemudi Tidak Terampil * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 18 17 35

% within 51.4% 48.6% 100.0%


Ya
Pengemudi Tidak
Pengemudi Terampil
Tidak Terampil Count 39 31 70

% within 55.7% 44.3% 100.0%


Tidak
Pengemudi Tidak
Terampil
Count 57 48 105

% within 54.3% 45.7% 100.0%


Total
Pengemudi Tidak
Terampil

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-


sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi- .173a 1 .678


Square
Continuity .043 1 .835
Correctionb
Likelihood .172 1 .678
Ratio
Fisher's Exact .684 .417
Test
Linear-by- .171 1 .679
Linear
Association
N of Valid 105
Cases

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for .842 .373 1.899


Pengemudi
Tidak Terampil
(Ya / Tidak)
For cohort .923 .629 1.355
Kecelakaan Lalu
Lintas = Luka
Ringan
For cohort 1.097 .713 1.687
Kecelakaan Lalu
Lintas = Luka
Berat
N of Valid Cases 105

Pengemudi Tidak Tertib * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 14 10 24

% within 58.3% 41.7% 100.0%


Ya
Pengemudi Tidak
Pengemudi Tertib
Tidak Tertib Count 43 38 81

% within 53.1% 46.9% 100.0%


Tidak
Pengemudi Tidak
Tertib
Count 57 48 105

% within 54.3% 45.7% 100.0%


Total
Pengemudi Tidak
Tertib
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi- .205a 1 .650


Square
Continuity .048 1 .826
Correctionb
Likelihood .206 1 .650
Ratio
Fisher's .816 .415
Exact Test
Linear-by- .203 1 .652
Linear
Association
N of Valid 105
Cases

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.97.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengemudi 1.237 .492 3.109


Tidak Tertib (Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu 1.099 .740 1.632
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu .888 .524 1.504
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105
FAKTOR KENDARAAN

Kondisi Rem Kendaraan blong/tidak berfungsi * Kecelakaan Lalu


Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 31 14 45

% within Kondisi 68.9% 31.1% 100.0%


Ya Rem Kendaraan
blong/tidak
Kondisi Rem Kendaraan berfungsi
blong/tidak berfungsi Count 26 34 60

% within Kondisi 43.3% 56.7% 100.0%


Tidak Rem Kendaraan
blong/tidak
berfungsi
Count 57 48 105

% within Kondisi 54.3% 45.7% 100.0%


Total Rem Kendaraan
blong/tidak
berfungsi

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-sided)
sided) sided)

Pearson Chi-Square 6.767a 1 .009


Continuity Correctionb 5.777 1 .016
Likelihood Ratio 6.882 1 .009
Fisher's Exact Test .011 .008
Linear-by-Linear 6.703 1 .010
Association
N of Valid Cases 105

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.57.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kondisi Rem 2.896 1.286 6.521


Kendaraan blong/tidak
berfungsi (Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu 1.590 1.121 2.255
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu .549 .337 .894
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105

Kondisi Ban rusak/pecah/gundul * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 12 9 21

% within Kondisi 57.1% 42.9% 100.0%


Ya Ban
rusak/pecah/gun
Kondisi Ban
dul
rusak/pecah/gundu
Count 45 39 84
l
% within Kondisi 53.6% 46.4% 100.0%
Tidak Ban
rusak/pecah/gun
dul
Count 57 48 105

% within Kondisi 54.3% 45.7% 100.0%


Total Ban
rusak/pecah/gun
dul
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi- .086a 1 .769


Square
Continuity .002 1 .961
Correctionb
Likelihood Ratio .087 1 .769
Fisher's Exact Test .811 .482
Linear-by-Linear .086 1 .770
Association
N of Valid Cases 105

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.60.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for 1.156 .440 3.032


Kondisi Ban
rusak/pecah/gundu
l (Ya / Tidak)
For cohort 1.067 .700 1.624
Kecelakaan Lalu
Lintas = Luka
Ringan
For cohort .923 .535 1.591
Kecelakaan Lalu
Lintas = Luka
Berat
N of Valid Cases 105
Kendaraan Mengalami Selip * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 43 11 54
Ya % within Kendaraan 79.6% 20.4% 100.0%
Mengalami Selip
Kendaraan Mengalami Selip
Count 14 37 51
Tidak % within Kendaraan 27.5% 72.5% 100.0%
Mengalami Selip
Count 57 48 105
Total % within Kendaraan 54.3% 45.7% 100.0%
Mengalami Selip

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 28.775a 1 .000


Continuity Correctionb 26.711 1 .000
Likelihood Ratio 30.250 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 28.501 1 .000
Association
N of Valid Cases 105

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kendaraan Mengalami Selip 10.331 4.185 25.506


(Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu Lintas = Luka 2.901 1.820 4.623
Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu Lintas = Luka .281 .161 .488
Berat
N of Valid Cases 105
Tidak ada Lampu kendaraan * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 39 17 56
Ya % within Tidak ada Lampu 69.6% 30.4% 100.0
kendaraan %
Tidak ada Lampu kendaraan
Count 18 31 49
Tidak % within Tidak ada Lampu 36.7% 63.3% 100.0
kendaraan %
Count 57 48 105
Total % within Tidak ada Lampu 54.3% 45.7% 100.0
kendaraan %

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 11.404a 1 .001


Continuity Correctionb 10.117 1 .001
Likelihood Ratio 11.598 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.296 1 .001
N of Valid Cases 105

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Tidak ada 3.951 1.751 8.913


Lampu kendaraan (Ya /
Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu 1.896 1.263 2.846
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu .480 .306 .753
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105
FAKTOR LINGKUNGAN

Jalan Berlubang * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 5 7 12
Ya
Jalan % within Jalan Berlubang 41.7% 58.3% 100.0%
Berlubang Count 52 41 93
Tidak
% within Jalan Berlubang 55.9% 44.1% 100.0%
Count 57 48 105
Total
% within Jalan Berlubang 54.3% 45.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .869a 1 .351


Continuity Correctionb .390 1 .532
Likelihood Ratio .867 1 .352
Fisher's Exact Test .375 .266
Linear-by-Linear Association .861 1 .353
N of Valid Cases 105

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.49.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jalan .563 .167 1.905


Berlubang (Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu .745 .373 1.491
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu 1.323 .779 2.248
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105
Jalan Rusak * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 5 5 10
Ya
% within Jalan Rusak 50.0% 50.0% 100.0%
Jalan Rusak
Count 52 43 95
Tidak
% within Jalan Rusak 54.7% 45.3% 100.0%
Count 57 48 105
Total
% within Jalan Rusak 54.3% 45.7% 100.0%

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jalan Rusak .827 .225 3.046


(Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu .913 .479 1.743
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu 1.105 .572 2.133
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105

Jalan Licin * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 6 5 11
Ya
% within Jalan Licin 54.5% 45.5% 100.0%
Jalan Licin
Count 51 43 94
Tidak
% within Jalan Licin 54.3% 45.7% 100.0%
Count 57 48 105
Total
% within Jalan Licin 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.


sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square .000a 1 .985


Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 .985
Fisher's Exact Test 1.000 .620
Linear-by-Linear .000 1 .985
Association
N of Valid Cases 105
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.03.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jalan Licin 1.012 .289 3.547


(Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu 1.005 .568 1.779
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu .994 .502 1.969
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105

Jalan Menikung * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 7 2 9
Ya
% within Jalan Menikung 77.8% 22.2% 100.0%
Jalan Menikung
Count 50 46 96
Tidak
% within Jalan Menikung 52.1% 47.9% 100.0%
Count 57 48 105
Total
% within Jalan Menikung 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 2.189a 1 .139


Continuity Correctionb 1.276 1 .259
Likelihood Ratio 2.336 1 .126
Fisher's Exact Test .175 .129
Linear-by-Linear 2.168 1 .141
Association
N of Valid Cases 105

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jalan Menikung (Ya / 3.220 .636 16.298


Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu Lintas = 1.493 1.003 2.224
Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu Lintas = .464 .134 1.602
Luka Berat
N of Valid Cases 105

Tidak Ada Lampu Penerangan jalan/gelap * Kecelakaan Lalu Lintas

Crosstab

Kecelakaan Lalu Lintas Total

Luka Ringan Luka Berat

Count 6 2 8
Ya % within Tidak Ada Lampu 75.0% 25.0% 100.0%
Tidak Ada Lampu
Penerangan jalan/gelap
Penerangan
Count 51 46 97
jalan/gelap
Tidak % within Tidak Ada Lampu 52.6% 47.4% 100.0%
Penerangan jalan/gelap
Count 57 48 105
Total % within Tidak Ada Lampu 54.3% 45.7% 100.0%
Penerangan jalan/gelap
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.497a 1 .221


Continuity Correctionb .730 1 .393
Likelihood Ratio 1.578 1 .209
Fisher's Exact Test .285 .198
Linear-by-Linear 1.483 1 .223
Association
N of Valid Cases 105

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.66.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Tidak Ada 2.706 .520 14.078


Lampu Penerangan
jalan/gelap (Ya / Tidak)
For cohort Kecelakaan Lalu 1.426 .916 2.220
Lintas = Luka Ringan
For cohort Kecelakaan Lalu .527 .156 1.783
Lintas = Luka Berat
N of Valid Cases 105
MASTER TABEL PENELTIAN
DOKUMENTASI

Gambar 1
TKP Laka Lantas di Wilayah Polres Kab. Takalar

Gambar 2
Korban Laka Lantas di Wilayah Polres Kab. Takalar
Gambar 3
Observasi Jalan Berlubang

Gambar 4
Pengambilan Data Laka Lantas dan Wawancara
Gambar 5
Kantor Unit Laka Lantas Sat. Lantas Polres Takalar

Gambar 6
Lokasi Penyimpanan Kendaraan Laka Lantas Polres Takalar

Anda mungkin juga menyukai