Skripsi
Oleh
menyatakan bahwa Skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika
dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau
dibuat oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka Skripsi ini beserta
Penyusun,
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN PENGUJI:
iii
KATA PENGANTAR
rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Farmasi pada Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
nasehat, kritik, semangat, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
H. A. Qadir Gassing, HT, M.S. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin
Alauddin Makassar, kepada Ibu Gemy Nastity Handayany, S.Si, M.Si, Apt. selaku
pembimbing pertama, dan juga selaku ketua Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin Makassar, dan Ibu Isriany Ismail S.Si, M.Si., Apt selaku
penulis sejak rencana penelitian sampai tersusunnya skripsi ini, semoga bantuan
iv
dan bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan dan melakukan
Kesehatan
jasanya mendapatkan balasan dari Allah swt. serta seluruh staff Fakultas
beliau menjadi penguji, tetapi beliau telah banyak memberikan saran dan
6. Ibu Elis, selaku koordinator bagian media di Dinas Kesehatan yang telah
Edy Paturusi, S.Farm, M.Si, Apt dan Muh. Rusydi S.Farm, Apt., yang senantiasa
v
Terima kasih yang teramat besar kepada Keluarga Besar Poli Umum
06,07,08 adik- adik angkatan 2010, terlebih kepada saudaraku Heryanto yang
telah banyak membantu penulis agar terlaksananya penelitian dan skripsi ini,
pengetahuan. Amin
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xi
ABSTRACT............................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian........................................................ 4
D. Manfaat Penelitian...................................................... 4
B. Antibiotika.................................................................. 8
C. Resistensi Antibiotika................................................. 11
vii
F. Pengujian Sensitivitas ................................................. 19
B. Pembahasan ................................................................ 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................ 47
B. Saran ........................................................................... 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................... 50
BIOGRAFI.............................................................................................. 66
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
11. Pengecatan Gram pada setiap sampel feses dari probandus ................... 64
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
xi
ABSTRAK
xii
ABSTRACT
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga penderita diare akibat infeksi bakteri menjadi lebih sulit untuk
diobati (Kosala,2009:1).
sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi
meninggal setiap tahun dari penyakit diare. Diare global menular tetap
menjadi salah satu penyakit yang paling umum yang diderita anak-anak di
bawah usia lima tahun dan menyumbang 15-30% kematian pada anak di
cairan yang keluar pada saat diare. Diare sendiri didefinisikan sebagai buang
1
2
Diare dibedakan atas dua macam yaitu diare akut dan diare kronik.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung
kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih
dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari
penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi disebabkan
virus, bakteri, dan Parasit. Bakteri penyebab yang paling umum dariinfeksi
antibiotika yang tidak sesuai ketentuan, baik itu berupa penggunaan yang
tersebut masih sensitif ataukah sudah resisten agar dapat menjamin kesehatan
bagi para penderita diare, yang dimana telah diketahui bahwa penyakit diare
mikrobiologis, yaitu uji sensitivitas. Uji sensitivitas itu sendiri adalah suatu
B. Rumusan masalah
diare ?
C. Tujuan penelitian
penyebab diare.
D. Manfaat penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
biasa (lebih dari 3 kali sehari), juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi
(feses cair). Hal ini biasanya berkaitan dengan dorongan, rasa tak nyaman
pada area perianal, inkontinensia, atau kombinasi dari faktor ini. Ada tiga
Diare dapat terjadi akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat
diserap di dalam feses, yang disebut diare osmotik, atau karena iritasi saluran
cerna. Penyebab tersering diare dalam volume besar akibat iritasi adalah
infeksi virus atau bakteri di usus halus atau usus besar. Iritasi usus oleh
5
6
menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia
1. Diare akut
adalah salah satu faktor yang terkait dengan diare akut. Beberapa patogen
rusak baik oleh racun yang dihasilkan oleh organisme atau organisme
demam, lesu, terdapat darah dan leukosit pada pengujian fesesnya. Adapun
ringan, mual, dan muntah. Yang termasuk organisme penyebab diare yaitu
Vibrio cholerae.
2. Diare kronik
Diare ini berlangsung lebih dari dua minggu, tetapi biasanya diare yang
dalam waktu satu bulan dikenal sebagai diare persisten. Diare kronis
7
dapat terjadi dari hasil penyakit, obat, kelainan genetik, atau bebagai
atau panduan yang paling tepat dalam penanganan diare akut. Sekarang ini
sebagai berikut:
1. Berikan oralit
Bila anak diare segera berikan oralit. Hal ini diperlukan untuk
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dan seperti menu
pada saat anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta
3. Berikan Zinc
pemberian zinc pada anak diare. Zinc terbukti dapat mengurangi lama
4. Antibiotik selektif
associated diarrhea).
B. Antibiotika
harus diperluas karena zat yang bersifat antibiotik dapat pula dibentuk oleh
alam, dapat pula dibuat antibiotika baru secara sintesis parsial yang sebagian
mempunyai sifat yang lebih baik. Sejak di temukan penisilin oleh Alexander
Fleming sampai saat ini sudah beribu-ribu antibiotika yang ditemukan, dan
minimum (KHM) in vitro lebih kecil dari kadar zat yang di dapat dicapai
(Jawetz,2005:159) :
patogen
10
3. Tidak menimbulkan efek samping yang buruk pada host (sel inang)
sebagainya
1. Dinding sel: Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin,
(glikopeptida). Oleh karena itu, tekanan osmotik dalam sel kuman lebih
tinggi daripada di luar sel kuman, akan menyebabkan terjadinya lisis yang
Polimiksin B.
11
m-RNA dan t-RNA. Pada bakteri, ribosom terdiri dari dua sub unit, yang
C. Resistensi Antibiotika
(Ganiswarna,2005 :575):
dalam sel
a) Mutasi Spontan
resisten.
b) Resistensi dipindahkan
aminoglikosida.
c) Perubahan permeabilitas
aktif ke dalam sel yang dipengaruhi, tetapi tidak dapat ke dalam sel
yang resisten.
Hal ini dapat timbul pada bakteri yang resisten terhadap sulfonamide
mamalia.
14
bakteri.
Flusitosin adalah suatu obat antifungi yang harus berubah dalam tubuh
menjadi bentuk aktif dari obat tersebut. Fungi dapat menjadi lebih
berkurang efektivitasnya.
kuman.
kuman resisten.
3. Pakailah dosis, cara pakai dan lama pemakaian secara benar pada
khasiatnya
Kloramfenikol.
menurut info obat dan kesehatan november 2012, antibiotik yang paling
3. Kombinasi Antimikroba
kerjanya pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk
reduktase mikroba secara sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim
5. Golongan Amfenikol.
Klasifikasi
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
lurus, 1,1-1,5 µm x 2,0-6,0 µm, motil dengan flagellum peritrikus atau non
19
difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi asam dan gas.
F. Pengujian sensitivitas
antibakteri ditentukan oleh spektrum kerja, cara kerja, MIC, serta potensi
pada MIC. Suatu bakteri dikatakan mempunyai aktivitas yang tinggi bila
MIC terjadi pada kadar rendah tetapi mempunyai daya bunuh atau daya
pada dilusi padat, tiap konsentrasi obat dicampur dengan media agar lalu
20
ditanam kuman dalam media cair. Ada beberapa metode dilusi, yaitu
2. Metode difusi
a) Cara Kirby Bauer ( diambil dari nama ahli mikrobilogi W. Kirby dan
c. Jenis antibiotik.
d. pH medium.
Prinsipnya yaitu adanya zona hambatan yang terlihat pada paper disk
jam.
21
Pada cara ini, prosedur tes sensitivitas untuk bakteri control dan
3. Antimicrobial Gradient
Cara ini termasuk cara baru, dengan menggunakan satu jenis antibiotika
sering disebut E- test. Prinsipnya hampir sama dengan cara Kirby Bauer,
untuk tes sensitivitas yang lebih cepat dan akurat, yaitu MicroScan walk
RI,1999).
class) or
ciprofloksasin
Nalidixic Acid 30 μg 13 14-18 19
(urinary tract
infection organisms
only)
Neomycin 30 μg 12 13-16 17
Novobiocin 30 μg 17 18-21 22
Penicillin G 10 units 20 21-28 29
(Staphylococci)
Penicillin G (other 10 units 11 12-21 22
micro-organisms)
Polymyxin B 300 units 8 9-11 12
Rifampin 5 μg 24 25
(Neisseria
meningitides)
Streptomycin 10 μg 11 12-14 15
Sulfisoxazole 300 μg 12 13-16 17
(results may be
applied to all
sulfonamides)
Tetracycline 30 μg 14 15-18 19
(results may be
applied to all
tetracyclines)
Trimethoprim 5 μg 10 11-15 16
Trimethoprim/ 1.25 μg/ 10 11-15 16
sulfamethoxazole) 23.75 μg
Vancomycin 30 μg 9 10-11 12
24
macam penyakit yang merupakan cobaan dari Allah swt yang diberikan
yang telah ditetapkan berdasarkan rahmat dan hikmah-Nya. Allah swt tidak
menetapkan sesuatu, baik terhadap takdir kaum (takdir yang pasti berlaku di
alam semesta ini) atau syar’i, melainkan di dalamnya terdapat hikmah yang
amat besar, sehingga di dalam akal manusia tersebut apabila terdapat berbagai
hikmah tertentu.
Terjemahnya :
diperintahkan oleh Allah swt yaitu mengundang manusia untuk berpikir, karena
matahari, bulan, dan jutaan gugusan bintang yang terdapat di langit atau dalam
pengaturan sistem kerja langit dan kejadian perputaran bumi pada porosnya, serta
yang melahirkan silih bergantinya malam dan siang, baik dalam masa yang
bagi ulul albab, yakni orang-orang yang memiliki akal yang murni. (Shihab,
Vol.2, 2002:370).
Ulul Albab, yang disebut pada ayat yang lalu. Mereka adalah orang-orang, baik
dan hati dalam seluruh situasi dan kondisi saat bekerja atau istirahat sambil
tentang penciptaan langit dan bumi, karena Allah tiada menciptakan alam raya
dan segala isinya ini dengan sia-sia, Artinya tanpa tujuan yang benar. Terlihat
bahwa yang menjadi objek zikir pada ayat ini adalah Allah, sedangkan objek pikir
kepada Allah lebih banyak didasarkan kepada kalbu, sedang pengenalan alam raya
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
manakah yang masih sensitif atau dengan kata lain antibiotika manakah yang
terbaik untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri patogen.
merupakan ujian yang diberikan Allah swt bagi para ahli medis khususnya
seorang farmasis. Sebagai ahli farmasi beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
caranya yaitu dengan melakukan tes sensitifitas bakteri terhadap antibiotika agar
27
Terjemahnya :
Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Departemen
agama,2004:1073)
satu kata dalam bentuk definite, kata pertama dan kedua mempuyai makna
Pada ayat 5, kata al’usr berbentuk definite (memakai alif dan lam)
demikian pula kata tersebut pada ayat 6. Ini berarti bahwa kesulitan yang
ditujukan pada ayat 5 sama halnya dengan kesulitan yang disebutkan pada
ayat 6, berbeda dengan kata yusran (kemudahan). Kata tersebut tidak dalam
dengan kemudahan yang disebut pada ayat 6, hal ini menjadikan kedua ayat
dengan ayat diatas yaitu Allah selalu memberikan kemudahan atas kesulitan
Diriwayatkan pula oleh Muslim dari Jabir r.a bahwa Rasulullah bersabda:
Artinya :
Jadi setiap penyakit yang diturunkan oleh Allah swt ada obatnya,
dipelajari oleh ahlinya agar sesuai dengan penyakit yang akan diobati
swt, karena Allah swt lah yang menyembuhkan, manusia hanya berusaha.
Terjemahnya :
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku”
(Departemen Agama,2004:727 )
dalam hal ini adalah sakit. Ayat diatas mengisyaratkan bahwa sakit berat
atau ringan, fisik atau mental merupakan salah satu keniscayaan hidup
penyakit itu semuanya berasal dari Allah swt, karena hanya Allah lah yang
Terjemahnya:
Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah
Kami kembali.
hanya berusaha. seperti halnya para ahli farmasis hanya berusaha untuk
penyakit.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Alat
Ose bulat, Oven (Fisher®), Pinset, Spiritus, Timbangan Analitik (AND), dan
Spoit 10 ml.
agar (Difco), Medium Lactosa Broth (LB), Medium Eosin Metylen Blue Agar
(EMBA), NaCl 0,9%, Paper disc antibiotik yang di uji yaitu Kotrimoksazol 1,25
mengalami diare.
B. Prosedur Kerja
1. Sterilisasi alat
Alat-alat yang diperlukan dicuci dengan deterjen, wadah mulut lebar
dibersihkan, direndam dengan larutan deterjen panas selama 15-30 menit diikuti
dengan pembilasan pertama dengan HCl 0,1% dan terakhir dengan air suling.
dibungkus dengan kertas perkamen. Tabung reaksi dan gelas erlemenyer terlebih
dahulu disumbat dengan kapas bersih. Alat dari kaca disterilkan di oven pada
30
31
suhu 1800C selama 2 jam. Alat jarum suntik dan alat plastik berupa spoid (tidak
tahan pemanasan tinggi) disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15
menit dengan tekanan 2 atm. Jarum ose disterilkan dengan pemanasan langsung
hingga memijar.
Mangasa periode Mei 2013. Pasien tersebut merupakan pasien yang terkena
diare akut yang disebabkan oleh bakteri yang telah didiagnosa oleh dokter
seperti terdapat lendir atau darah di dalam fesesnya, dan pasien tidak
mengkonsumsi antibiotika.
dari pasien yang terkena diare, yang diperoleh dari Puskesamas Mangasa Kota
Makassar pada bulan Mei 2013. Spesimen diambil dengan menampung feses
cair dari penderita diare, yang ditampung dalam tube steril dan diberi NaCl 0,9%
sebelum dikulturkan.
32
C. Identifikasi Mikroba
Disiapkan objek glass dan deck glass yang telah dibersihkan dan
dibebaslemakkan dengan etanol 70%. Dibuat lapisan film yang tipis pada
permukaan objek gelas, lapisan film tersebut berisi suspensi bakteri dari sampel
permukaan kaca objek gelas pada nyala api. Setelah didinginkan preparat
langsung ditambahkan dengan cat A yaitu berupa larutan kristal violet sebanyak
1-2 tetes, didiamkan selama 30 detik lalu dicuci dengan air mengalir dan
seperti pada penambahan cat A secara bergantian mulai dari penambahan cat B
berupa larutan kristal iodium dan kalium iodida (30 detik),cat C berupa larutan
aseton dengan penambahan etanol (20 detik) dan cat D berupa larutan safranin
(30 detik). Setelah itu, preparat siap untuk diamati di bawah mikroskop.
Pengamatan dilakukan dengan melihat bentuk morfologi dan warna dari bakteri.
yang telah berisi tabung durham, ditetesi 1-3 tetes Brom Timol Blue.
Diambil 1 ose suspensi bakteri. Diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37o
33
warna dari hijau menjadi kuning pada medium dan dapat dilihat pula
Diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37 OC. Diamati koloni merah dalam
hijau metalik.
C. Pengujian Sensitivitas
1. Penyiapan Antibiotika
diffusion. Dimana paper disk yang berisi antibiotik tersebut di tempatkan pada
didasarkan pada besarnya zona bebas bakteri di sekitar disk antibiotika dengan
(NCCLS).
2. Metode Sensitivitas
(MCA) Miring, inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37o C. Sampel yang telah
pada suhu 37o C selama 1 x 24 jam. Diamati dan diukur zona hambatan yang
terbentuk.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Uji Sensitivitas
Diameter
Jenis Antibiotika Tingkat
No Probandus rata-rata zona
(ppm/ug) Sensitivitas
hambat (mm)
1. C 30 ug 14,75 Intermedit
A Cip 5 ug 10,08 Intermedit
CTX 1,25 ug 20,79 Sensitif
2. C 30 ug 21,92 Sensitif
B Cip 5 ug 17,33 Sensitif
CTX 1,25 ug 19,42 Sensitif
3. C 30 ug 8,16 Resisten
C Cip 5 ug 19,5 Sensitif
CTX 1,25 ug 15,16 Intermedit
4. C 30 ug 8,5 Resisten
D Cip 5 ug 14 Sensitif
CTX 1,25 ug 6,92 Resisten
5. C 30 ug 9,92 Resisten
E Cip 5 ug 24,08 Sensitif
CTX 1,25 ug 22,75 Sensitif
Keterangan:
35
36
Perubahan Warna
No Kode Sampel Pertumbuhan Ket.
Sebelum Sesudah
EMBA
Tabel 5. Hasil Uji Identifikasi Shigella dan Salmonella pada medium SCB
Perubahan Warna
No Kode Sampel Pertumbuhan Ket.
Sebelum Sesudah
Ket : (+) : Kuning bening menjadi keruh (+) Salmonella dan Shigella
Jumlah Probandus
No AB
Sensitif % Intermedit % Resisten %
1. Kloramfenikol 1 20 % 1 20 % 3 60 %
2. Ciprofloxacin 4 80 % 1 20 % - 0%
3. Kotrimoksazol 3 60 % 1 20 % 1 20%
38
d. Pengecatan Gram
Pengecatan Gram
No. Kode Sampel Bentuk
Positif Negatif
1 Probandus A Tak berwarna Merah Batang
2 Probandus B Tak berwarna Merah Batang
3 Probandus C Tak berwarna Merah Batang
4 Probandus D Tak berwarna Merah Batang
5 Probandus E Tak berwarna Merah Batang
39
B. Pembahasan
Sampel yang digunakan berupa feses cair yang diperoleh dari pasien
diare akut tersebut merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar yang
selatan Kota Makassar. Penderita diare tersebut telah didiagnosa oleh dokter
pasien yang terkena diare, namun hanya ada 5 pasien diare yang bersedia
memberikan sampel feses cairnya, hal ini dikarenakan bahwa beberapa pasien
telah mengkonsumsi antibiotik, dan beberapa pasien lagi masih malu untuk
dilakukan terhadap antibiotika dari beberapa golongan yang berbeda dan yang
Kloramfenikol.
40
(Siswandono,1995:382)
bakteri.
IV bakteri.
secara mikroskopik.
41
juga penyebab faringitis disertai toksin. Bakteri gram negatif yaitu bakteri
berat, dan Esherichia coli penyebab paling utama diare akibat bakteri
(Underwood.1999,52).
E.coli, Shigella, Vibrio cholera dan Salmonella sp, semua bakteri tersebut
diare mengandung bakteri gram negatif yang ditandai dengan adanya warna
merah pada saat diamati di mikroskop. Hal ini disebabkan ketika diberikan
Cat A yaitu terdiri dari kristal violet dan amonium oksalat yang merupakan
yaitu terdiri dari kristal iodium dan kalium iodida yang berfungsi memfiksasi
maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat). Dan pada
saat pemberian Cat C yang berupa aseton dan alkohol yang berfungsi d
kompleks Cat A dan B, hal ini dapat disebabkan karena lipid dari bakteri
dan iodium akan keluar dari sel dan kompleks Cat A dan B pun akan luntur,
sehingga sel menjadi tidak berwarna. Apabila diberikan Cat D yang berupa
warna merah, sel bakteri tersebut akan menyerap warna merah tersebut (
terhadap bakteri yang diduga penyebab diare dari setiap probandus. Dilakukan
SSA dengan hasil positif berupa adanya koloni hitam. Tetapi dalam penelitian
gelembung gas pada tabung durham, dan disertai perubahan warna dari hijau
indikator BTB dari hijau menjadi kuning, dan terbentuk gas yang dapat
dilihat dalam tabung durham. Dan kemudian dilanjutkan dengan uji penegasan
dan Methylen Blue pada medium ini menghambat pertumbuhan bakteri gram
Esherichia coli pada medium ini ditandai dengan adanya koloni merah dalam
Esherichia coli, maka bakteri penyebab diare dari sampel yang diambil dari
coli.
(mudah dibuat). Prosedur yang paling sering digunakan dan dianjurkan oleh
bahwa seluruh sampel A, B, C, D, dan E positif Esherichia coli . Hal ini dapat
sampel yang merupakan bakteri gram negatif Hal ini ditandai pada bentuknya
karena mutasi ribosom pada bakteri. Dan menginaktivasi obat yang masuk,
sehingga obat tidak mempunyai daya kerja yang efektif untuk membunuh
PABA atau mengubah struktur molekul enzim yang berperan dalam sintesis
virulen dan invasi dari serotipe dan strain bakteri, jenis bakteri yang terdapat
45
pada sampel, faktor genetik dan daya tahan tubuh/ imunitas dari masing-
resistennya paling tinggi diantara antibiotika yang lain, yaitu 60%. Sedangkan
berinteraksi secara langsung. Hal ini dapat terjadi karena bakteri mempunyai
enzim yang dapat merusak obat. Reseptor tempat agen antimikroba bereaksi
tersebut. Berkurangnya akumulasi obat oleh adanya sel resisten terjadi dengan
metabolik yang berlebihan. Akibatnya obat tersebut tidak efektif lagi bagi
kriteria, seperti obat yang benar, indikasi yang tepat, yaitu bahwa alasan
46
penderita dan biaya; penderita yang tepat, yaitu tidak ada kontraindikasi
benar termasuk informasi yang tepat bagi penderita tentang obat yang ditulis
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
segala yang diciptakan Tuhan di muka bumi ini, termasuk dalam hal
kata lain obat yang digunakan tidak mempunyai daya kerja yang optimal.
Uji sensitivitas merupakan upaya bagi para ahli farmasi untuk meneliti
B. Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim.
Difco. 1988. Cultur Media Handbook. E., Merck, Darmstadt, Federal Republic of
Germany.
Ganiswarna, S., G.Dkk. 1995. Farmakologi dan Terapi, Ed. IV. Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
48
49
Suandi, dr.I.K.G. 1989. Diit Pada Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta.
Komposisi:
Pembuatan :
Komposisi:
Peptone 5,0 g
Lactose 5,0 g
Pembuatan :
Peptone 10 g
Lactose 5g
Sucrose 5g
Dipotassium Phosphate 2g
Agar 13.5 g
Eosin Y 0.4 g
Pembuatan :
1. Cat A
Komposisi :
Pembuatan:
Dicampur (1) dan (2), kemudian disimpan dalam botol bertutup gelas.
2. Cat B
- Larutan iodium
Komposisi :
Pembuatan:
3. Cat C
- Larutan pemucat
Komposisi :
Etanol 250,0 ml
Aseton 250,0 ml
Pembuatan:
gelas.
4. Cat D
Komposisi :
Pembuatan:
gelas.
54
Probandus
Sampel feses
Diinokulasikan ke dalam medium MCA
miring selama 1x24 jam suhu 37oC
diletakkan
dengan pinset
steril
Zona Hambatan
Diameter hambatan
Pengolahan data
Kesimpulan
A B
C D
Gambar 3. Kultur Bakteri dari Tiap sampel feses dari probandus A,B,C,D,E
57
A B
2
2
1
3
3
1
Keterangan :
1 : Kloramfenikol
2 : Ciprofloxacin
3 : Kotrimoksazol
Gambar 4. Pengujian Sensitivitas Antibiotik 3 Replikasi pada sampel feses dari
probandus A
58
A B
2 3
1
3
1
3
Keterangan :
1. Kloramfenikol
2. Ciprofloxacin
3. Kotrimoksazol
A B
2
2
1
C
2
Keterangan :
1. Kloramfenikol
2. Ciprofloxacin
3. Kotrimoksazol
A B
3 2
2
1
3
2
Keterangan :
1. Kloramfenikol
2. Ciprofloxacin
3. Kotrimoksazol
A B
1
2 2 3
3
1
C
1
Keterangan :
1. Kloramfenikol
2. Ciprofloxacin
3. Kotrimoksazol
Gambar 9. Pengujian identifikasi dugaan awal bakteri E.coli pada semua sampel
feses dari semua probandus
63
A B
C D
Gambar 10. Pengujian identifikasi lanjutan bakteri E.coli pada semua sampel
feses dari semua probandus
64
A B
C D
Gambar 11. Pengecatan gram pada setiap sampel feses dari probandus
65
80%
70%
60%
50%
Sensitif
40%
Intermediet
30% Resisten
20%
Resisten
10% Intermediet
Sensitif
0%
anak ketiga dari empat bersaudara buah hasil dari ayahanda dan
mengikuti Lomba FASI V (Festival Anak Shaleh yang ke-5) dan berhasil mewakili
SMP Negeri 2 Makassar. Kemudian menerima hidayah dari sang pencipta untuk
diterima sebagai siswi SMA Negeri 2 Makassar selama 3 tahun. Dia pun mencoba
menggalli ilmunya lebih dalam lagi dengan melanjutkan studinya ke salah satu
Makassar. Dan berstatus sebagai mahasiswi jurusan Farmasi Fakultas ilmu Kesehatan.
Selama perkuliahan gadis yang tidak pernah berhenti berusaha ini, banyak memperoleh
berkaca mata ini mempunyai motto “selalu tetap berusaha dan berdoa, kerjakanlah
sesuatu halmu dengan ikhlas”. Dan motto inilah yang mendorongnya agar tetap
berusaha dan tetap berjuang demi mencapai cita-cita nya yang sesungguhnya. Dan gadis
berkaca mata ini selalu mengharapkan hal-hal yang baru datang di kehidupannya.
66