DI MASYARAKAT
OLEH :
Pembimbing :
dr. Zulfahmidah
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2019
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
bimbingan, kerja sama , serta bantuan moril dan materil dari berbagai
1. Prof. Dr. dr. Syarifuddin Wahid, Ph. D, Sp. PA (K), Sp. F, DFM
ii
kesabaran senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan
4. dr. A. Tenri Sanna, Sp. THT- KL, M. Kes dan dr. Zulfiyah Surdam,
Ilmiah ini.
selama ini.
8. Serta seluruh pihak terkait yang tidak bisa saya sebutkan satu per
Semoga amal budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala dan
iii
Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya akan
penelitian, sehingga penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
ini. Akhirnya penulis berharap sehingga Karya Tulis Ilmiah ini memberikan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 5
v
2.1 Tinjauan Tentang Kornea ............................................... 5_Toc8048718
2.3 Hubungan Penggunaan Lensa Kontak dan Kelainan pada Mata ... 17
Kontak ............................................................................................... 17
vi
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 25
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
hanya untuk memperbaiki kelainan refraksi yang ada, akan tetapi juga
sketsa awal dari lensa kontak pada tahun 1827. Tahun lahirnya lensa
kontak adalah 1888 ketika Adolf Eugene Fick (Jerman), seorang dokter
tentang lensa kontak diikuti oleh Kalt dan Muller dengan penggunaan
kornea2. Hasil yang didapat masih buruk hingga tahun 1945, saat Kevin
menghasilkan berbagai jenis lensa, yang secara garis besar dibagi dalam
dua jenis, lensa kaku dan lunak. Lensa kaku terdiri dari dari lensa keras
1
lensa dan kornea sewaktu berkedip untuk menyediakan oksigen, keluhan
Lensa lunak (soft lenses) dibagi dalam dua jenis, yakni lensa lunak
kosmetik dan lensa lunak terapeutik. Lensa lunak kosmetik lebih nyaman
dunia mencapai 140 juta orang, baik lensa kontak untuk kepentingan
Asia dan Amerika dimana 38 juta pengguna berasal dari Amerika Utara
2
Dari data di atas, diketahui penggunaan lensa kontak terbanyak salah
satunya adalah dari benua Asia. Hal ini yang melatarbelakangi peneliti
lensa kontak dan efek yang ditimbulkan lensa kontak terhadap kesehatan
mata masyarakat.
sehari
berdasarkan jenisnya
3
4. Mengetahui pengaruh perawatan lensa kontak terhadap
mata.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
aquosus.5
Suplai darah : Kornea adalah avaskular dan sama sekali tidak mempunyai
aliran limfe. Kornea mendapatkan nutrisi dengan cara difusi dari humor
5
2.2 Tinjauan Tentang Lensa Kontak
kosmetik6.
Lensa kontak adalah sebuah lensa yang terbuat dari polimer sintetik
lebih dari 100 tahun, namun lensa kontak dianggap layak sebagai terapi
terdiri dari sklera yang besar dan terbuat dari kaca. Feinbloom membuat
lensa kontak skleral dengan kaca optik dan plastik pada tahun 1930, akan
korneal ditemukan oleh Tuohy pada tahun 1940. Lensa kontak hydrogel
1970, lensa kontak rigid gas permeable dan hydrogel menggantikan peran
6
lensa kontak PMMA. Hydrogel Soft silicone lens ditemukan pada tahun
efektif.7
4, yakni :
lensa kontak.
7
b. Rigid gas permeable
baik. Pada lensa kontak ini, oksigen tidak hanya didapatkan saat
mata berkedip, melainkan dari udara bebas yang dapat melalui lensa
dibandingkan softlens.
bahan polymer yang mengandung air sehingga lensa ini lembut dan
RGP.
Kelemahan : Mudah robek dan mudah kotor karena kadar air yang
tinggi.8
8
2. Berdasarkan penggunaan dan jadwal penggantiannya, lensa kontak
a. Lensa kontak yang digunakan setiap hari (dilepaskan setiap hari dan
panjang (digunakan dalam keadaan bangun dan tidur pada hari yang
9
2.2.4 Indikasi Penggunaan Lensa Kontak
kontak diantaranya :
1. Indikasi Optikal
2. Indikasi Medikal
a. Keratokonus
progresif dari kornea. Pada kasus ini, lensa kontak yang digunakan
adalah lensa kontak rigid gas permable untuk terapi myopia dan
kacamata.9
Lensa kontak rigid gas permeable adalah lensa kontak yang tepat
penglihatan membaik.9
10
c. Anisometropia
d. Aphakia Unilateral
hingga 7%, perbedaan ukuran objek tidak nampak jelas pada cortex
lensa positif.9
e. Nystagmus
11
g. Pasca Penetrasi Keratoplasty
maupun irregular.9
3. Kosmetik
estetika.9
4. Lensa Terapeutik
kornea. 9
d. Hypesthesia kornea
e. Glaukoma
f. Aphakia vitreokornea
12
g. Intoleransi fisiologis terhadap benda asing pada mata.
kacamata
h. Pasien yang terlalu muda atau terlalu tua yang tidak dapat
a.Olahraga
c.Jarang digunakan.
13
2.2.6 Prosedur Penggunaan Lensa Kontak
sebagai berikut :
di kedua sisi. Setelah itu, lensa kontak dibilas dengan cairan garam
fisiologis steril yang mengalir lalu diletakkan di ujung jari telunjuk tangan
ke atas dan lensa kontak dipasang di bagian bawah bola mata yang
berwarna putih lalu pegangan terhadap kelopak mata atas dan bawah
dilepaskan.
mata dipejamkan beberapa saat, maka posisi lensa kontak akan berada
14
6. Untuk melepaskan lensa kontak, pandangan mata diarahkan ke atas,
Lensa kontak dapat diambil dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu
jari. Setelah terlepas dari mata, lensa kontak dicuci dengan cara yang
cahaya)
6. Pandangan kabur
merah, terasa nyaman dan memiliki penglihatan yang baik (look good, feel
15
kotoran dan mikroorganisme sehingga menurunkan resiko infeksi. Cairan
perendam menjaga lensa kontak tetap lembab sehingga tidak kering dan
Lensa kontak harus direndam 4-6 jam untuk menjamin disinfeksi yang
harus dibilas dengan cairan lain (umumnya salin steril) sebelum digunakan
karena pembiasan yang tidak baik akan merusak kornea dan rasa tidak
16
2.3 Hubungan Penggunaan Lensa Kontak dan Kelainan pada Mata
Lensa kontak merupakan pilihan efektif dan tepat untuk terapi kelainan
langsung dengan kornea, limbal, bulbar, dan epitel tarsal konjungtiva serta
kelenjar air mata, lensa kontak dapat menyebabkan komplikasi seperti dry
kornea jarang, namun bila terjadi komplikasi yang timbul cukup berat,
lensa kontak per tahun, dengan prevalensi tertinggi (2 dari 1000 per
Kontak
komplikasi yang cukup berat dibandingkan soft lenses dan lensa kontak
17
lainnya. Komplikasi yang ditimbulkan oleh penggunaan lensa kontak
mengalami dry eye, karena konsentrasi lipid dan protein pada air mata
3. Kecacatan Lensa
parameter normal. Perubahan ini bisa disebabkan oleh suhu pada saat
pada suhu yang panas. Hal ini dapat mengganggu pengguna lensa
kontak.
18
4. Perawatan Lensa Kontak
mikroba.13
diawasi.13
1. Abrasi
adalah fluoroquinolone.14
19
Gambar 2.2 Abrasi yang disebabkan oleh Pseudomonas
2. Infiltrat
kornea dari air mata yang mempengaruhi kejernihan kornea dan akan
terlihat lesi yang berwarna putih. Infiltrat bisa berasal dari lensa kontak
yang steril maupun lensa kontak yang telah terkontaminasi oleh ulkus.
tahun (pengguna yang tidak cocok dengan lensa kontak) dapat terjadi
Gambar 2.3 Infiltrat subepitelial perifer karena hipersensitivitas terhadap cairan perendam
lensa kontak
20
Gambar 2.4 Infeksi Pseudomonas yang menyebabkan infiltrat karena penggunaan lensa
kontak dalam jangka lama
3. Infeksi
4. Dry Eye
21
dapat menyebabkan perubahan fisiologi dan struktur kornea dengan
22
2.4. Kerangka Teori
Indikasi penggunaan
Lensa Kontak
Kontraindikasi
Lensa Kontak
Penggunaan Lensa
Kontak
Keadaan Mata
Normal Kelaianan
pada mata
23
2.5 Kerangka Konsep
KARAKTERISTIK
PENGGUNAAN Normal
LENSA KONTAK :
- Jenis Lensa
Kontak yang Keadaan
Digunakan Mata
- Cara Perawatan
Kelaianan
- Lama Waktu
pada mata
Penggunaan
Variable independen
Variabel dependen
2.6 Variabel
karakteristik penggunaan lensa kontak yang terdiri dari jenis lensa kontak
sehari.
2.7 Hipotesis
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
lensa kontak.
a. Sampel
25
z2pq
N=
L2
Keterangan :
z = 1, 96
q=1–p
0,21666624
=
0,0016
= 135,4164
= 135
b. Teknik Sampling
26
kriteria-kriteria yang dibuat berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, guna
ditetapkan.
1. Tahap Persiapan
a. Memilih populasi
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengambilan data
Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 21.0. Data yang telah diolah
27
3.5 Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
yang digunakan.
Kriteria objektif :
b. Soft lens
c. Hard lens
28
2. Tujuan Penggunaan Lensa Kontak
Kriteria objektif :
a. Optikal
b. Terapeutik
c. Kosmetik
Kriteria objektif :
b. 6-12 jam
c. 13-16 jam
d. > 16 jam
4. Hygiene
yang digunakan.
Kriteria objektif :
29
b. Berhati-hati saat melepaskan lensa kontak
Kriteria objektif :
kontak
b. Dry eye
c. Nyeri
e. Penglihatan kabur
f. Bengkak
h. Photophobia
30
3.7 Alur Penelitian
Hasil penelitian
31
3.8 Etika Penelitian
1. Informed consent
diteliti bila responden menolak atau tidak bersedia maka peneliti tidak
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
32
DAFTAR PUSTAKA
Academy of Opthalmology
2. Wahyuni, I., 2007, Fitting Lensa Kontak Rigid Gas Permeable (RGP),
1, 15-19, 145-146
hal. 179
Verlag New York Berlin Heidelberg: New York, hal. 1-2, 7-9, 13-14
33
Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas
11. J.R. Cope, S.A., Collier, M.M., Rao, R., Chalmers, G.L., Mitchell, K.
12. Zhu, Qiurong, dkk., 2018, The Use of Contact Lenses Among
280-282
1169-1170
15. White, Paul F, dkk, Contact Lenses in: Optic and Refraction, Copyright
34