Anda di halaman 1dari 58

KLINIK OPTIK

Lensa Kaca
Rev : 02
Date : 210212
Lensa

• Adalah media transparan yang dibatasi 2


bidang lengkung atau satu bidang lengkung
dan satu bidang datar yang dihaluskan yang
dirancang untuk mengubah/tidak arah sinar
yang masuk.

Darmono_Leprindo 2
Definisi

Kaca didefinisikan suatu material padat yang


tidak berbentuk yang diperoleh dengan
mendinginkan tanpa kristalisasi campuran
anorganik yang telah ditemukan dengan
melebur/mencor pada suhu tinggi
Kaca terdiri dari :
• Pasir Kwarsa : mengandung Silika yang
merupakan bahan/ unsur utama
• Soda (Sodium Karbonat) : menurunkan
suhu titik lebur dari silika ( karena titik
lebur silika diatas suhu 1700 C.)
• Karbon Oksida : meningkatkan kestabilan
kimiawi dan menurunkan daya larut

Darmono_Leprindo 4
Kaca Alami
• Kaca alami yang terbentuk oleh alam :
a. Obsidia  kaca alami yang terbentuk dari lava
gunung berapi.
b. Fulgurite  kaca alami yang terbuat dari pasir
yang melebur oleh penerangan/pencahayaan yang
berbentuk pipa tipis yang panjang

Darmono_Leprindo 5
Riwayat Pembuatan Lensa Kaca
• Tidak ada yang tahu persis kapan pertama kali
kaca dibuat.
• Tulisan, Pliny The Elder, menyebutkan sebuah
kaca pembakar telah dibuat untuk memfokuskan
cahaya matahari untuk menciptakan api.
• Keahlian membuat kaca di Syiria dikenal sejak
abad I S.M dan di Mesir ( 1580-1359 S.M)
• Selama abad I era Kristiani, Romawi belajar
membuat kaca s/d skala industri.
• Kekaisaran Romawi jatuh pusat pembuatan kaca
pindah ke Timur Tengah s/d Era Renaissance di
Barat Darmono_Leprindo 6
• Abad XIII Inggris mengembangkan kaca
jendela dan bejana kaca.
• 1676, untuk melawan kristal dari Itali maka
pembuat kaca Inggris tumbuh, mereka
membuatnya dari remukan batu flint 
selanjutnya dikenal flint glass yang pertama.
• Pada waktu itu juga pembuatan kaca
berkembang di Italy, Jerman, Perancis dan
Inggris

Darmono_Leprindo 7
Perkembangan Lensa Kaca
(Oftalmik)
• Lensa paling awal tercatat di Yunani
kuno, dengan sandiwara Aristhopanes
The Clouds (424 SM) menyebutkan
sebuah kaca pembakar untuk
memfokuskan cahaya matahari untuk
menciptakan api).
• Penemuan pertama kacamata sebagai
pengkoreksi di China ( Marcopolo 1270)
Darmono_Leprindo 8
• Penemuan mesin percetaan yang bisa dipindah-
pindah (mobile) oleh Johannes Gutenberg 1440
sangat mempopulerkan kegiatan membaca dan
mendorong keahlian membuat kacamata.
• Kaca Optikal ditemukan oleh Galileo dengan
teleskopnya 1608.
• 1676 George Ravenscroft (Inggris), membuat kaca
dengan unsur pokok silika dari tanah flint.
• Percobaan Fraunhofer tentang analisa spektrum
sinar matahari merangsang John Dollan (Inggris),
membuat achromatic lens 1757 ( terbuat dari
crown dan flint glass)

Darmono_Leprindo 9
• 1814, P.L Guinand, : Homogenitas dapat ditingkatkan
dengan metode pengadukan di mangkuk ketika kaca
masih cair.
• 1827, Michael Farady mulai mempelajari untuk
meningkatkan kualitas kaca dengan megembangkan
pemurnian dengan mangkuk dari platina.
• 1876, Ernst Abbe dan Otto Schott (Jerman), mencoba
menggabungkan banyak macam kimia oksida 
hasilnya banyak macam jenis kaca untuk tujuan optikal
• S/d sebelum 1880, kaca yang berkualitas tinggi (crown
dan flint glass)
• 1880, Abbe mengenalkan kaca dengan indeks bias lebih
tinggi, dengan ditemukaannya barium crown riset
Abbe dan Schott ini membuat Carl Zeiss sebagai
perusahaan yang terunggul
Darmono_Leprindo 10
• Di USA pembuatan kaca dimulai oleh koloni
Virginia (1607), berkembang terus s/d 1889 ada
percobaan produksi kaca optikal oleh George
Macbeth di perusahaan Macbeth-Evans Glass
Company, di Elwood, Indiana.
• 1912, Percobaan dibuat oleh Bausch and Lomb
Optical Company, dan 1915 sudah memproduksi
jenis kaca optikal dengan kualitas bagus, dan
diawal 1917 ketika Perang dunia I terjadi suplai
kaca optikal kritis, sehingga mengimport stock
dari Jerman Inggris dan perancis.
• Sekarang perusahan kaca yang besar di USA :
Corning, Inc. Pittsburgh Plate Glass Company,
Schott Glass Technologies, Inc.
Darmono_Leprindo 11
Pembuatan Kaca
Ada 2 macam proses dalam pembuatan kaca :
a. Batch Process
b. Continous Flow Process
Batch proses :
• Tempat/Pot proses diameter 36 in dan tinggi 32
in  menghasilkan kaca + 454 Kg
• Bahan-bahan : Oksida, Silika, Sodium,Calcium
dan bahan tambahan Cullet.
Cullet : sisa/bekas pencairan material sebelumnya
Darmono_Leprindo 12
Lanjutan batch proses
• Pot dipanaskan ke suhu 800 C s/d 1000 C dan
dipertahankan 3 s/d 5 hari.
• Cullet dimasukkan terlebih dulu sehingga akan
tampak glaze pada permukaan pot.
• Bahan-bahan dimasukkan sedikit demi sedikit s/d
suhu pot 1400 C.
• Terjadi proses melting dan Fining.
• Buih, batu dan kotoran lain akan naik ke
permukaan  disendoki/disaring
• Stirring / pengadukan cairan secara konstan
dengan mesin atau tangan menggunakan pengaduk
yang panjang.
Darmono_Leprindo 13
Lanjutan batch proses
• Setelah Melting, Fining dan Stirring selesai pada
suhu 1200 C cairan dituang dan dibentuk
lembaran-lembaran dengan ketebalan tertentu dan
setiap lembar ditempatkan pada box anealing s/d
suhu ruangan.
• Setelah proses Anealing lembaran di panaskan
ulang  dipres dan dicetak  Rough Blanks.
• Setelah diinspeksi Rough blanks di block  pada
satu sisi digerinda dan dipolish dengan
kelengkungan sesuai keinginan, demikian juga
pada sisi yang lain
Darmono_Leprindo 14
Continous Flow Process

Proses = batch proses dgn perbedaan :


Molten glass ( selesai proses melting, fining
dan stirring) tidak dituang menjadi
lembaran namun langsung dicetak jadi
Rough Blanks

Darmono_Leprindo 15
Properti Lensa Kaca
• Kritikal properti lensa kaca :
- Indeksbias  dispersi
- Specify Gravity density

Indeks bias : konvensi standar USA panjang


gelombang yang dipakai adalah Fraunhofer d line
( cahaya helium yang kuning), sehingga indeks
bias didefinisikan perbandingan kecepatan cahaya
helium di ruang hampa dengan di medium optik

Darmono_Leprindo 16
• Dispersi diekspresikan dengan bilangan
Abbe rumus sbb:

Darmono_Leprindo 17
• Density (berat jenis) : adalah perbandingan
berat dengan volume.
• Specify Gravity :adalah perbandingan berat
material tertentu dengan berat air dengan
volume yang sama.

Darmono_Leprindo 18
Variasi Lensa Kaca

Perbandingan komposisi lensa kaca :


a. Crown : silika 70%, sodium oxide 14-16%, Calcium
Oxide11-13% sisanya potasium,borax dsb
b. Flint : Lead oxide 45-65%, silika 25-45%, campuran
soda dll 10%
c. Barium Crown : barium oxide 25-40 %, sisanya
material yang mirip dengan flint/crown

Darmono_Leprindo 19
Penambahan material logam
• Penambahan material logam terhadap kaca bisa
menjadikan lensa absorpsi dan menghasilkan lensa
yang berwarna, bila ditambah :
• Cobalt  blue lens
• Chromium Oxide green lens
• Magnesium Violet lens
• Uranium  Yellow lens
• Cerium Oxide menyerap radiasi UV
• Iron Oxide menyerap radiasi infra merah
• Silver halida membuat lensa fotokromik

Darmono_Leprindo 20
Tabel perbandingan lensa kaca

Darmono_Leprindo 21
Karakteristik yang diperlukan Kaca Optikal
• Homogennya komposisi kimiawi dan
keadaan fisik
• Indeks bias dan nilai dispersi kromatik yang
benar/tepat
• Bebas dari warna
• Tingginya derajat daya tembus cahaya
(transparan/kebeningan)
• Tingginya derajat kestabilan kimiawi dan
fisik
Darmono_Leprindo 22
Kelebihan dan kelemahan Lensa Kaca

Kelebihan :
a. Indeks bias lebih tinggi
b. Lebih tahan gores
c. Bilangan Abbe lebih tinggi
Kekurangan :
a. Mudah pecah
b. Tidak bisa diwarna ( diproses TT)
c. Tidak bisa dibor / groover
Darmono_Leprindo 23
KLINIK OPTIK
Lensa Plastik
Plastik
• Adalah material polimer (organik) dari
banyak molekul berhimpit yang dapat
dibentuk dengan aliran
• Biasa disebut material organik, resin, hard
resin
• Berasal dari kayu, katun dan susu (kasein)
• Banyak plastik dibuat sintetik
dikombinasikan dengan macam-macam
unsur organik dan anorganik seperti
karbon,hidrogen, nitrogen, klorin dan sulfur
Darmono_Leprindo 25
• Milyaran pouds tiap tahun diproduksi namun
hanya pecahan kecil yang diproduksi untuk tujuan
optikal.
• Banyak riset dilakukan sebagai usaha ( dengan
biaya industri sendiri ) untuk mengembangkan
produk optikal baru dengan sifat yang menarik
dan dengan indeks bias dan dispersi power yang
dinginkan.
• Banyak contoh dari sejumlah informasi yang tidak
tersedia karena formulasi material dan teknologi
presesnya yang dirahasiakan pemilik.

Darmono_Leprindo 26
Proses pembuatan plastik
• Berdasarkan sifak fisiknya material plastik dibagi 2:
termoplastik dan termosetting
Termoplastik
• Molekulnya tersusun pada ikatan/rangkaian yang
panjang dan material seperti itu biasanya disediakan
dalam bentuk pellet ( pil), granular ( butiran), dan
lembaran.
• Material itu lunak ketika dipanasi dan dapat di
lunakkan ,dipres, atau dicetak menjadi bentuk yang
komplek dengan tanpa perubahan besar pada struktur
kimia.
• Ketika dingin, material mengeras dan menyusut, dan
mempunyai konfigurasi yang sama di cetakan ketika
panas ( Proses  injection Molding )
Darmono_Leprindo 27
Lanjutan Termoplastik
• Karena tidak terjadi perubahan kimia, siklus
pelunakan dan pengerasan dapat berlangsung untuk
jangka waktu yang tidak terbatas.
• Contoh materialnya : akrilat ( Plexiglass, Lucite, dan
Polymethyl methacrylate/ bahan lensa kontak keras),
cellulose acetate, dan cellulosa nitrate ( zylonite dan
celluloid/ bahan frame) polycarbonate, polystyrene,
nylons dan vinyls.
• Sifat-sifatnya : dimensinya kurang stabil, kurang bisa
menahan panas tanpa merubah bentuk.

Darmono_Leprindo 28
Termosetting
• Material disediakan dalam bentuk monomer cair
dan dituang dalam cetakan.
• Monomer + inisiator  Polimerisasi
• Perubahan bentuk : cair gel  padat
• Berhubungan erat dengan waktu dan suhu u/
proses pengerasan curing cycle/ siklus
temperatur.
• Sifat material termosetting :dimensinya stabil,
tidak sensitive terhadap panas, tahan api, dapat
menahan solvent, dan mempunyai permukaan
yang keras.

Darmono_Leprindo 29
Termosetting
• Contoh material : allyl diglycol carbonat
(Columbia Resin 39/CR-39), epoxies,
phonolics, campuran melamin ( digunakan
untuk peralatan makan-minum)

Darmono_Leprindo 30
Perkembangan Plastik Optikal
• Perang Dunia I mendorong perkembangan lensa
kaca, maka perang Dunia II  mendorong
perkembangan lensa plastik.
• Perang Dunia II
PMMA ( polymethyl methacrylate), bahan kaca depan
pesawat terbang. Dikenal sebagai Lucite. Plexiglass (
di USA), Perspex (Inggris) berkembang dari pipa
ledeng s/d PMMA lensa kontak.
Allyl diglycol carbonat / Columbia Resin 39/ CR-39,
untuk aplikasi militer.
Darmono_Leprindo 31
• Tepat sebelum tahun 1910, Columbia southern
Division of Pittsburgh Plate Glass diminta
mengembangkan plastik transparan u/ keperluan
militer  CR-39
• Tahun 1947, Robert Graham (optometrist)
membentuk Armolite Lens Company, di
Pasadena, California, dan dibuatlah lensa plastik
(CR-39) pertama kali di USA.
• Tahun 1957,General Electric mengembangkan
meterial yang disebut resin polycarbonat, dan
dinamai Lexan, sampai akhrirnya 1978, Gentex
Corportion pertama kali memprodusi lensa
oftalmik dengan bahan polycarbonat.
Darmono_Leprindo 32
Pembuatan lensa plastik
CR-39
• Monomer + inisiator + additive (antiyellowing, uv
absorbsi, dll)
• Dituang ke Moldset (mold CV,CX dan gasket (
proses filling )
• Proses Curing : dimasukkan ke oven/ tank yang
berisi air dgn suhu tertentu.  dikendalikan oleh
curing cycle.
• Selesai diambil dari oven/tank  gasket dilepas
dan lensa diambil dari mold/cetakan.

Darmono_Leprindo 33
Proses Pembuatan Lensa CR-39

mold concave

lensa

gasket

mold convex

Darmono_Leprindo 34
Proses polimerisasi

Monomer (CR-39) + Inisiator (2.65%IPP)

Polimerisasi
(Temp. cycle)

Lensa
Darmono_Leprindo 35
Yang terjadi ketika polimerisasi
• Inisiator terpakai untuk membentuk jaringan molekul
• Cairan -----> gel ------> padat
• Cairan pertama mengembang kemudian menyusut
• Terjadi penyusutan sebanyak 14%
• Penyusutan vertical tidak volumetrik dalam hal lensa
• Kecepatan polimerisasi = pemakaian IPP = penyusutan
• Reaksi eksotermis : menghasilkan enersi panas
• Oxygen atau air akan membunuh process polimerisasi

Darmono_Leprindo 36
Siklus temperatur
• Panas eksotermis harus dikendalikan
• Tahap gel sangat kritis
• Oven air lebih merata dan daya absorbsi
panas lebih baik dibanding udara
• Siklus panjang
– Kecepatan reaksi lebih perlahan
– Lebih merata
– Lebih mudah kendalinya
Darmono_Leprindo 37
Proses pembuatan lensa CR-39

Darmono_Leprindo 38
• Clipping

Darmono_Leprindo 39
• Clipping

Darmono_Leprindo 40
• Clipping

Darmono_Leprindo 41
• Filling

Darmono_Leprindo 42
• Filling

Darmono_Leprindo 43
• Curing

Darmono_Leprindo 44
• Curing

Darmono_Leprindo 45
• Curing

Darmono_Leprindo 46
• Declipping

Darmono_Leprindo 47
• Degasketing

Darmono_Leprindo 48
• Degasketing

Darmono_Leprindo 49
• Brushing

Darmono_Leprindo 50
• Supply gasket, LensPick, Assembly

Darmono_Leprindo 51
Polycarbonat

• Dimulai dengan bentuk padat


dicairkan/dilelehkan  di injeksikan ke
cetakan dgn suhu + 320 C.
• Pada proses injeksi: material dengan
tekanan akan membentuk kelengkungan dan
kehalusan permukaan sesuai dengan
cetakan.
• Siklus waktunya 90 s/d 130 detik.
• Proses HardCoating
Darmono_Leprindo 52
Karakteristik lensa plastik
CR-39
• Indeks bias : 1.498, nilai Abbe : 58, Specify gravity
: 1.32.
Karakteristik yang diinginkan sbb:
1. Lightness (ringan)
2. Impact resistance (tahan bentur)
3. Chemical Inertness (kelembaman kimia)
4. Resistance to Pitting (tahan berlubang)
5. Resistance to Fogging (tahan berkabut)
6. Tintability (bisa diwarna)
7. Versatility in Optical Design (banyak macam
desain optikal yangDarmono_Leprindo
dapat dibuat ) 53
Beberapa kekurangan CR-39 :
1. Surface Abrasion (permukaan yang mudah
gores )
2. Increased Thickness(ketebalan yang
meningkat)
3. Inferior Photocromic properties
(kemampuan fotokromik rendah)
4. Indeks variability with temperatur
(perubahan indeks karena suhu)

Darmono_Leprindo 54
Polycarbonat
• Indeks bias : 1.586; nilai Abbe : 30, specify
gravity :1.20
Karakteristik yang diinginkan pada lensa
Polycarbonat :
1. Thinner (lebih tipis)
2. Flatter (lebih datar)
3. Lighter (lebih ringan)
4. Impact resisitance(tahan bentur)
5. UV Absorption(menyerap sinar UV s/d 380 nm)

Darmono_Leprindo 55
Kekurangan Lensa Polycarbonat :
1. Surface Abrasion (permukaan yang mudah gores)
2. Low Abbe Number (Bilangan Abbe rendah)
dispersi tinggi
3. Chromatic Abertion( aberasi kromatik)  ketika
melihat dipinggir/melirik.
4. Lossing of image clarity (bayangan jadi buram)
terjadi bila melihat dipinggir pada lensa dengan
kombinasi astigmat oblik
5. Special Treatment in Process ( Perlakuan khusus
pada proses) pada proses dari injeksi s/d faset
Darmono_Leprindo 56
Lensa Plastik Indeks Tinggi
• Formula material dirahasiakan oleh
produsen .
• Di informasikan : indeks bias, Abbe
Number, Specivy gravity.
• Jarang diinformasikan : desain lensa,
optical performance, UV protection,
impact resisitance.
• Kesimpulan : variasinya banyak dan
kuranganya informasi u/ mengetahui
kekurangan/ kelebihan lensa tersebut.
Darmono_Leprindo 57
Terima Kasih

Darmono_Leprindo 58

Anda mungkin juga menyukai