Anda di halaman 1dari 34

SEJARAH & MATERIAL

LENSA KACA
SEJARAH PEMBUATAN
KACA
Kaca didefinisikan sebagai materi
amorphous (tidak berbentuk)
solid yang terjadi karena proses
pendinginan tanpa kristalisasi
dimana campuran inorganik
tersebut akan berfusi pada
temperatur tinggi.
Bahan-bahan mentah untuk
membuat kaca secara umum :
- Pasir kuarsa

mengandung silika yang


merupakan bahan dasar kaca
- Soda (sodium karbonat)

membantu melelehkan pasir


kuarsa di temperatur yang lebih
rendah (pasir kuarsa meleleh
pada suhu 1700C)
- Lime (Karbon Oksida)
berfungsi untuk meningkatkan
daya larut kaca dalam air
Kaca pertama kali digunakan oleh
manusia kemungkinan berasal
dari gunung berapi.
Pembentukan kaca secara alami
banyak dijumpai di seluruh
bagian dunia dan umumnya
dalam bentuk obsidian. Batu ini
berwarna hitam, merupakan
materi translucent dan dapat
dibuat berbagai bentuk (alat,
senjata dan ornamen).
Seni Pembuatan Kaca
Seni pembuatan dan kerajinan
kaca (spt glass blowing)
diadopsi dari Siria ke Mesir dan
pertama kali dikenalkan di Mesir
pada awal dinasti ke 18 (1580-
1358 SM). Pada periode ini seni
pembuatan kaca sangat
berkembang.
Bangsa Roma menduduki Siria
dan Mesir mempelajari seni
pembuatan kaca
mengembangkannya pada skala
industri besar.
Perkembangan seni pembuatan
kaca meluas perluasan
jajahan Roma.
Kekuasaan Roma jatuh seni
pembuatan kaca ikut terpuruk
dan pusat seni pembuatan kaca
pun berpindah ke Timur tengah.
Timur Tengah bertahan menjadi
pusat seni pembuatan kaca
hingga awal mulainya jaman
Reinaissance di belahan Barat.

Pabrikasi kaca pada jaman


Reinaissance :
- Th. 1000 M, kaca dibuat di pabrik
hutan Rhinelad, dimana kayu
digunakan sebagai bahan
pembakar tungku dan abunya
digunakan sebagai bahan
pembuatan kaca (seperti lime)
- Abad 13, pabrik kaca
(pembakaran dengan tungku)
didirikan di Surrey & Sussex,
Inggris. Pada periode ini,
pembuatan kaca untuk jendela
dan gelas juga mulai
dikembangkan.
- Th. 1550, kristal kaca berkualitas
tinggi dikembangkan di Venice
dan diekspor ke Inggris.
Th. 1676, pembuatan kaca di
inggris mulai dikembangkan
untuk menyaingi kristal Italia.
Kaca Inggris dibuat dari
serpihan batu flint (kaca flint
yang pertama).
Pada periode ini, selain Inggris,
kaca sudah diproduksi secara
massal di Italia, Jerman dan
Prancis.
PERKEMBANGAN KACA OPTIS
Kaca mempunyai 2 sifat yang
sangat sesuai untuk keperluan
optis, yaitu transparan terhadap
sinar dan permukaannya dapat
dimodifikasi dan tetap stabil.
Kacamata ditemukan pada akhir
abad 13 oleh bangsa Cina dan
orang Italia (Roger Bacon,
Salvino Degli Armati dan
Alesandri diSpina).
Kacamata ini pertama kali
digunakan untuk mengkoreksi
presbyopia walaupun pada saat
itu, kaca optis dengan kualitas
homogen yang baik belum
tersedia.
Kondisi ini masih terjadi ketika
Galileo pada tahun 1608
menemukan teleskop yang
membutuhkan kaca optis
dengan kualitas tinggi
Kaca optis yang pertama dinamakan
kaca crown dan kaca flint.
Kata crown berasal dari jenis kaca
yang banyak digunakan untuk
jendela rumah di Inggris pada
abad 17-18. Ketika penemuan
kaca optis yang digunakan menjadi
lensa mulai berkembang, kaca
crown ini dikembangkan menjadi
lensa ophtalmic dan dikenal
dengan lensa crown
Saat ini, yang disebut dengan
crown adalah kaca yang bahan
utamanya adalah silika, soda dan
lime.
Tahun 1676, george Ravenscoft,
seorang warga negara Inggris,
menggunakan flint sebagai sumber
silika dan oksida timah. Kaca
tersebut dikenal dengan kaca
flint. Kaca dengan bahan flint
lebih lembut, lebih berat, lebih
jernih dan lebih baik dari kaca
lainnya.
Kaca flint kemudian
dikembangkan menjadi gelas
minum, mangkuk dan kristal
berkualitas.
Saat ini, yang disebut flint
adalah kaca yang mengandung
timah oksida.
Salah satu pembuat kaca optis
pertama adalah P.I. Guinand,
warga negara Switzerland, yang
pada tahun 1814 menemukan
bahwa homogenitas kaca dapat
ditingkatkan secara nyata dengan
mengaduk kaca saat kaca dalam
kondisi meleleh.
Th. 1827, Michael Faraday
mengembangkan metode purifikasi
substansi dan membuat wadah
peleburan dari platinum yang
tahan lelehan kaca.
Th. 1839, Chance bersaudara dari
Inggris mulai memproduksi kaca
optis dalam jumlah yang banyak.

Th. 1876, Ernest Abbe & Otto Schott


dari Jena, Jerman menggunakan
kimia oksida dalam jumlah banyak
pada pembuatan kaca dan
mengembangkan produksi kaca
optis dalam berbagai ukuran untuk
berbagai keperluan
Penambahan timah oksida pada
kaca flint menyebabkan
meningkatnya indeks refraksi dan
kekuatan dispersi dibandingkan
kaca crown.
Penemuan kaca barium crown oleh
Abbe pada tahun 1880
memperkenalkan jenis lensa
dengan indeks refraksi tinggi
tanpa peningkatan power dispersi
yang berarti.
Penemuan lensa barium crown
ini kemudian dijadikan unggulan
pada produksi kaca optis
perusahaan Carl Zeiss.
Di Amerika, industri-industri kaca
berdiri pertama kali di koloni
Virginia pada tahun 1607. Kaca-
kaca ini digunakan untuk
perdagangan dengan suku
Indian.
Orang Amerika pertama yang
berusaha membuat kaca optis
adalah George Macbeth melalui
perusahaannya Macbeth-Evans
Glass Co. di Indiana, 1889 tetapi
tidak berhasil.
Awal tahun 1912, usaha
pembuatan lensa optis kembali
dilakukan oleh perusahaan
Bausch and Lomb, dan th. 1915,
perusahaan tsb memproduksi
kaca optis secara substansial
dengan kualitas yang baik.
Saat ini, Bausch and Lomb,
Corning Glass Work dan
Pittsburgh Plates Glass
Company menjadi industri kaca
terbesar di AS
BAHAN DASAR LENSA
KACA
SECARA UMUM

Pasir kuarsa ( Si O2 )
( Silikat ) sebagai bahan dasar
pembuat lensa kaca silikat, mempunyai
titik lebur lebih dari 1700 derajat C.
Soda ( sodium karbonat )
Membantu dalam proses peleburan.
Lime ( calsium O2 )
Stabilitas zat kimia dan untuk
mengurangi mencairnya kaca dalam air.
JENIS LENSA OPTHALMIC
(LENSA MINERAL)

CROWN
Bahan crown terdiri dari :
1. Silika (pasir putih) 70%
2. Sodium Oksida 14-16%
3. Calsium Oksida 11-13%
4. Sebagian kecil atau beberapa
persen terdiri dari potasium,
borax, antimony dan arsenik.
Bahan crown ini biasanya
digunakan pada lensa :
- Single Vision
- Bifokal (untuk penglihatan jauh)
- Progresive
Nilai dari pada crown adalah
dengan indek bias n: 1.523 dan
ber abbe number 59
FLINT
Bahan flint terdiri dari bahan sbb :
1. Lead Oksida 45-65%
2. Silika 25-45%
3. Campuran soda dan oksida
potasium +/- 10%.

Bahan flint ini biasanya digunakan


untuk lensa bifokal pada
segment bifokal glass.
Nilai dari bahan ini adalah dengan
indek bias n= 1.58-1,69 Abbe
number kurang dari 50 atau
sekitar 30-40
BARIUM CROWN
Terdiri dari :
1. Oksida Barium 25-40%
(barium Oxide)
2. Oksida Timah - untuk
meningkatkan n (indek bias).
Nilai dari bahan ini adalah:
Indek bias n= 1.541 abbe
number 55-59.
Selain macam-macam jenis lensa
tsb terdapat juga lensa yang
dinamakan H I ( lensa yang di
pertipis 30% ), yang terbuat dari
TITANIUM OKSIDA ( untuk
mengurangi berat yang terjadi
pada kaca yang banyak
mengandung Barium Oksida).
Lensa ini mempunyai indek bias
1,60, 1,70, 1,80, 1,90.
Kaca bahan lensa absorpsi dibuat
dengan penambahan METAL
OKSIDA pada proses pencampuran.
1. KROM-------- Hijau
2. COBALT------------ Biru
3. NIKEL-------------- Coklat
4. GOLD--------------- Merah
5. URANIUM------------- Kuning
6. MAGNESIUM-------- Ungu
7. CERIUM OKSIDA-- UV
8. BESI----------------- IR
8. SILVER HALIDA---Photocromic
Kaca fotokromik mengandung kristal
silver halida, dimana ketika ada
pengaruh radiasi UV
memisahkan diri menjadi ion-ion
silver dan halida.
Ion-ion tersebut mengikatkan diri
sesuai jenisnya dan ikatan itu
semakin membesar yang
menyebabkan lensa menjadi
gelap.
Pada keadaan dimana radiasi UV
tidak ada, kristal silver dan halida
akan membaur kembali dan
menjadikan lensa kembali terang
secara berangsur.
Tabel
GLASS INDEK NU SPECIFIC
BIAS VALUE GRAFITASI

Opthalmic crown 1,523 58,9 2,54


Densa flint 1,616 38,0 3,53
Extra dense flint 1,690 30,7 4,02
Barium Oksida 1,70 31,0 2,99

Catatan; Semakin besar indek bias


semakin kecil nilai abbe
numbernya dan semakin tinggi
aberasinya
KARAKTERISTIK YANG HARUS
DIMILIKI LENSA GLASS
1. Homogenitas , baik komposisi kimia
maupun fisika
2. Mempunyai nilai (n) indek bias dan
dispersi yang yang tepat.
3. Derajat stabilitas kimia dan fisika yang
tinggi (tahan bahan kimia atau tahan
gores).
4. Tidak berwarna (jernih) harus mampu
mentransmisikan cahaya sebesar
92% sisanya diserap permukaan
depan dan belakangmasing-masing
4% untuk lensa setenal 2 mm.
5. Derajat transparansi tinggi
CACAT KOMPOSISI KIMIA YANG
DAPAT TERJADI PADA KACA
1.Striae (streak/lines).
adalah cacat pada lensa yang berupa
goresan atau garis berupa pita
disebabkan oleh percampuran bahan
yang tidak sempurna atau tidak
merata.
2. Bubbles.
adalah cacat yang diakibatkan adanya
udara yang gagal mencapai
permukaan lensa pada proses
peleburan dan finning, sebelum kaca
menjadi dingin
3. INCLUSION
Adalah cacat pada lensa yang
berupa kerikil dan kristalit. Kerikil
merupakan partikel material tidak
tercampur yang terdapat pada kaca
finshed. Kristalit merupakan kristal-
kristal kecil yang terbentuk karena
proses pendinginan yang terlalu
lambat
4. CLOUDINES
Adalah cacat lensa yang berupa
embun atau kabut yang diakibatkan
karena pengendapan material koloid
selama proses pendinginan
Kelebihan Lensa Glass
- Tidak mudah tergores
- Bahan lebih stabil

Kelemahan Lensa Glass


- Berat
- Mudah pecah
- Tidak dapat diberi warna

Anda mungkin juga menyukai