DISUSUN OLEH :
Afriani Masitoh
2017.07.2.0003
DEPARTEMEN KONSERVASI
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2020
PASAK
Pasak adalah suatu restorasi untuk menambah retensi mahkota yang berbentuk sekrup,
disemenkan kedalam saluran akar gigi. Pasak memiliki 2 fungsi utama, yaitu untuk
membantu mempertahankan inti (core) serta untuk membantu mendistribusikan beban secara
merata, dari dentin menuju apex.
Ada pula beberapa kondisi dimana gigi tidak dapat diberikan perawatan pasak:
Panjang pasak:
Sama panjang mahkota klinis
Bila < 1/3 diameter akar beresiko rotasi dan mudah terlepas
Pembuatan atap dan seat dibuat oval
Dentin saluran akar cukup tebal
Tidak ada peradangan apical
Jaringan periodontal sehat, tidak ada resorpsi
Pertimbangan biomekanik pada gigi yang dilakukan perawatan pasak dan inti :
Gigi yang normal apabila dibawah tekanan secara fungsional mengalami tekanan
bending, dengan tekanan compresif pada satu sisi dan tekanan tensil pada sisi yang
lain.
Bagaimanapun juga, pola pendistribusian tekanan gigi yang normal berbeda dari gigi
yang direstorasi menggunakan pasak, inti, dan mahkota.
Hal ini bisa dikarenakan hilangnya struktur gigi dan perbedaan pada konsentrasi
tekanan pada suatu regio daerah pada gigi seperti pada post core crown system
membentuk sebagai kesatuan unit.
Perbedaan pendistribusian tekanan memperparah keadaan struktur gigi hingga
meningkatnya tekanan dan terjadi fraktur.
Tekanan tensile pasak disalurkan ke gigi dengan pola karakteristik bergantung dari
modulus elastisitas pasak.
Apabila pasak mempunyai modulus elastisitas yang lebih tnggi daripada gigi,
konsentrasi tekanan berada dekat pada ujung apikal dari pasak. Ini membuktikan pada
kasus pasak yang kaku dimana fraktur akar berawal dari apex pasak.
Ketika modulus pasak mirip dengan dentin, konsentrasi tekanan dekat pada bagian
atas pasak yang menghasilkan konsentrasi tekanan dekat dengan daerah ujung
servikal. Oleh karenanya pasak non riggid mengakibatkan kehilangan marginal seal.
Klasifikasi Pasak :
b. Desain Pasak:
Smooth
Serrated
Parallel, dengan karakteristik:
- Lebih retentif
- Lebih sedikit menghasilkan tekanan karena wedging effect lebih sedikit
- Kecil kemungkinan menyebabkan fraktur akar
- Membutuhkan lebih banyak pengambilan dentin
Tappered, dengan karakteristik:
- Kurang retentif
- Menimbulkan tekanan berlebih karena wedging effect
- Meningkatkan terjadinya fraktur akar
- Membutuhkan sedikit pengambilan dentin
Kombinasi dari desain diatas
Pasak ini merupakan pasak yang dibuat secara individual sesuai dengan hasil
preparasi dari masing-masing gigi. Pasak buatan sendiri dapat dicor dari pola yang
dibuat secara langsung (direct) dalam mulut pasien atau yang dibuatkan di
laboratorium (indirect). Pasak costum ini terdiri dari 2 bahan; Metal dan All-Ceramic
Keuntungan
- Dapat diadaptasikan dengan saluran akar yang besar dan tidak beraturan
- Sangat kuat
- Retensi inti lebih baik karena inti melekat pasak
- Pada gigi berakar ganda, biaya lebih hemat
- Pilihan yang lebih baik untuk gigi yang kecil
- Berguna untuk kasus dimana sudt inti harus diubah mengikuti pasak
Kerugian
- Membutuhkan lebih banyak waktu
- Sangat rigid sehingga menimbulkan tekanan berlebih pada akar yang dapat
menyebabkan fraktur akar atau pasak
- Estetik yang buruk
- Rentan korosi
- Resiko ketidak akuratan dalam proses casting
- Sulit diambil
- Hipersensitifitas pada beberapa kasus karena ion Ni-Cr
All Ceramic Post
Keuntungan
- Estetik yang sangat baik
- Biokompabilitas
- Radiopasitas yang baik
Kerugian
- Rapuh, sehingga tidak diindikasikan untuk gigi dengan kondisi tekanan
yang tinggi, seperti contoh bruxism
- Sangat rigid, jadi lebih berisiko fraktur akar atau pasak
o Prefebricated Post
Indikasi dari pasak prefabricated:
- Tersedia lebar dan panjang yang cukup dari struktur akar
- Akar berbentuk lingkaran (contoh: akar premolar rahang atas)
- Pemotongan yang kasar di saluran akar membuat pola pemotongan untuk
pasak tuang menjadi sulit
Keuntungan
Untuk gigi dengan kerusakan koronal yang parah, pasak
zirconia meberikan kekuatan yang memadai
Pasak zirconia yang lebih kecil dapat digunakan untuk pasak
all-ceramic dan konstruksi inti untuk saluran yang lebih kecil
Kombinasi glass-ceramic dan zirconia ceramic dapat digunakan
karena kesamaannya dalam koefisien ekspansi termal
Kerugian
Adhesi pada gigi dan komposit terganggu bila terjadi masalah
untuk retreatment
Rapuh pada modulus elastisitas yang tinggi
Ketika digunakan untuk directresin komposit menghasilkan
tekanan yang tinggi dan kekuatan fungsional menyebabkan
microleakage dan deformasi karena shrinkage polimerisasi
yangtinggi dan koefisien ekspansi termal dari komposit yang
tinggi
Mahal
o Pasak Prefabricated Carbon Fiber
Pasak carbon fiber terdiri dari serat karbon yang direntangkan dan
tertancap di matriks epoxy. Bentuk awal pasak karbon berwarna hitam
dan tidak estetik. Pasak ini sudah tidak direkomendasikan lagi oleh
karena estetiknya yang kurang baik.
Keuntungan
Prosedur klinis memakan waktu yang singkat
Kuat tapi kekakuan dan kekuatannya lebih rendah dibanding
keramik dan pasak metal
Mudah diambil
Modulus elastisitasnya sama dengan dentin
Biokompatibilitas
Retensinya baik
Kerugian
Warnanya hitam, jadi estetik buruk
Radiolusen, sehingga sulit dideteksi secara radiografi
Kelenturan berkurang 50 persen jika terkena kontaminasi
kelembaban
Pada pembeban sevara berulang, modulus elastisitasnya ikut
berkurang
o Pasak Prefabricated Glass Fiber
Terdiri dari kaca yang searah serat tertancap dalam matriks resin yang
memperkuat dowel tanpa mengorbankan modulus elastisitasnya
Keuntungan
Estetik dapat diterima
Modulus elastisitasnya sama dengan dentin
Biokompabilitas
Mudah diambil
Mudah di pegang dan diletakkan
Lebih sedikit memakan waktu pengerjaannya
Resistensi tinggi terhadap fraktur
Kerugian
Gambaran radiografi buruk
Mahal
Ferrule effect
Merupakan cincin logam yang mengelilingi permukaan luar gigi, yang terbentuk oleh dinding
dan margin gigi. Apabila mahkota artificial memanjang dari apical hingga margin inti dan
mengelilingi permukaan gigi 360. Ferrule mempunyai fungsi melindungi akar dari fraktur
vertical.
Fungsi ferrule
RUBBER DAM
Rubber dam diperkenalkan oleh Barnum, seorang dokter gigi New York pada tahun 1863.
Rubber dam didefinisikan sebagai lembaran lateks/non-lateks datar, tipis dan dibantu clamp
serta frame. Lembaran lateks/non-lateks tersebut dilubangi agar mahkota gigi atau gigi-gigi
yang akan dirawat dapat terlihat melalui lubang-lubang tersebut, sementara gigi lainnya tetap
tertutup dan terlindungi.
Kelebihan:
Memaksimalkan akses dan visibilitas
Memberikan keadaan bersih dan kering ketika bekerja
Melindungi bibir, pipi, dan lidah
Mencegah kontaminasi yang tidak diinginkan melalui infeksi kontrol
Mencegah tertelannya alat atau benda asing.
Meningkatkan sifat material gigi
Melindungi pasien dan dokter gigi
Kekurangan
Aplikasinya memerlukan banyak waktu
Agak sulit memberikan pengertian ke pasien
Penggunaan yang kurang tepat dapat merusak mahkota/tepi mahkota/ membuat
trauma jaringan gingiva
Clamp yang tidak terpasang dengan baik dapat tertelan atau terhisap.
Indikasi
Selama perawatan saluran akar: mencegah tertelannya benda asing dan kontaminasi
pada saluran akar
Ekskavasi karies yang dalam: mencegah kontaminasi pulpa pada kasus perforasi.
Retraksi gingiva dan mengontrol cairan gingiva
Selama restorasi adhesive: mencegah kontaminasi saliva dan memastikan daerah kerja
yang kering sempurna.
Pada pasien risiko tinggi: pada pasien hepatitis B atau HIV, isolasi mencegah
penyebaran cairan rongga mulut
Pemutihan gigi: mencegah kerusakan jaringan lunak sekitarnya oleh agen pemutih
Kontraindikasi
Pasien dengan riwayat asma
Alergi lateks
Bernapas melalui mulut
Malposisi gigi yang ekstrim
Dental floss
Digunakan sebagai flossing agent untuk rubber dam pada daerah kontak yang
ketat, selain itu dapat digunakan untuk memeriksa kontak antar gigi. Busur
retainer harus diikat dengan benang gigi (panjang rata-rata 12 inch) sebelum
menempatkannya ke dalam mulut. Hal ini akan membantu menarik kembali
retainer atau bagian-bagiannya yang patah jika tiba-tiba tertelan.
Wedjet
Kadang-kadang wedjets diperlukan untuk mendukung rubber dam.
Lateks alami dengan lubang yang telah dibuat sebelumnya dan bingkai putih
yang sudah tersedia (built in)
Desainnya memiliki ukuran yang tepat agar bisa pas dengan bagian luar bibir
pasien
Terbuat dari bahan lateks yang elastis dan tahan robek, ukuran medium
Radiograf dapat dibuat tanpa melepas rubber dam
Frame nilon fleksibel yang sudah terpasang, dapat menggantikan frame yang
tebal dan dapat disterilisasi
Jika berlebih, lubang yang telah dibuat akan menyesuaikan kecocokannya di
setiap kuadran
Handi-dam
Handi-dam merupakan rubber dam sheet yang berbingkai, tidak memerlukan bingkai
tradisional. Handi-dam mudah dipasang dan menghemat waktu bagi pasien dan
dokter, serta memudahkan akses ke rongga mulut selama prosedur
Dry-dam
Optra-dam
Jenis ini meliputi frame dan sheet isolasi yang didesain secara anatomis sehingga
akses dan visibilitasnya lebih baik.
Kelebihan
Teknik pemasangan rubber dam tanpa menggunakan clamp. Teknik ini diindikasikan
untuk isolasi gigi anterior, ketika struktur mahkota tidak mencukupi, ketika
diperlukan isolasi gigi dengan mahkota porselen.
Sebelum rubber dam dilepas, bersihkan debris yang dihasilkan selama prosedur
dengan menggunakan water syringe dan evakuator bervolume tinggi, gunting benang
pengikat dari servikal gigi. Regangkan rubber dam ke arah bukal/labial dan tarik rubber dam
menjauh dari jaringan gingiva. Lindungi jaringan lunak di bawahnya dengan cara
menempatkan ujung jari di bawah septum. Bebaskan rubber dam dari sisi proksimal, namun
tinggalkan rubber dam di atas penjangkaran gigi anterior dan posterior. Gunakan forceps
clamp untuk melepaskan clamp, jika retainer sudah dibuka, lepaskan rubber dam dari gigi
penjangkaran kemudian lepas rubber dam dan frame secara bersamaan. Bersihkan mulut,
bibir, dan dagu pasien dengan kasa atau tisu untuk mencegah saliva mengenai wajah pasien.
Periksa, apakah ada fragmen-fragmen yang hilang setelah prosedur. Jika satu fragmen hilang,
periksa daerah proksimal karena fragmen rubber dam yang tertinggal di bawah margin
gingiva dapat mengiritasi gingiva.
Bila bahan irigasi kontak dengan jaringan vital, harus non-toksik, non kausatik pada
jaringan periodontal dan mempunyai sedikit kemungkinan terjadi reaksi anafilaktik. Fungsi
bahan irigasi, antara lain :
Menghilangkan serbuk dentin dengan pembilasan/irigasi saluran akar
Meningkatkan efisiensi dari instrumentasi
Melarutkan jaringan nekrotik
Menghilangkan debris dari kanal lateral dan kanal aksesori
Mempunyai sifat antibakteri
Sebagai bahan bleaching
Lebih efisien bila dikombinasikan antara bahan irigasi dengan agen lubrikan
Membuka tubuli dentin dengan membuang smear layer
SODIUM HYPOCHLORITE
Bentuk dari sodium hipoklorit adalah jernih, pucat, cairan hijau-kuning dengan bau
yang kuat dari klorin. Bahan ini mudah larut dengan air dan akan terurai oleh sinar.
Mekanisme :
Pada suhu tubuh, klorin reaktif dalam larutan air ada dua bentuk, yaitu hypochlorite
(OCl-) dan asam hypoclorite (HOCl). pH larutan juga tergantung dari ketersediaan klorin
tersebut.
Adanya konsentrasi 5% dari klorin bebas dalam sodium hypoclorite bertanggung jawab
untuk memecah protein sampai menjadi grup amino.
pH sodium hypochlorite yang biasa digunakan adalah 12, di mana akan terbentuk OCl.
Hypochlorite akan melarutkan jaringan nekrotik karena sifat alkali yang tinggi (pH 12).
Untuk meningkatkan kinerja NaOCl, 1% sodium bikarbonat ditambahkan sebagai
buffering. Buffering membuat larutan menjadi tidak stabil sehingga menurunkan shelf
life hingga kurang dari satu minggu. Larutan buffer dan sodium hypochlorite disimpan
dalam tempat yang gelap dan sejuk.
Keuntungan :
1. Pelarut jaringan
2. Sebagai bahan antibakteri dan bleaching
3. Sebagai lubrikan saluran akar
4. Ekonomis
5. Penggunaan lebih mudah
Kerugian :
1. Karena tegangan permukaan yang tinggi, kemampuan untuk membasahi dentin
kurang
2. Mudah mengiritasi jaringan bila sampai lapisan dalam sehingga terjadi kerusakan sel
yang parah
3. Jika terjadi kontak dengan gingiva, maka akan terjadi inflamasi karena sifat
kaustiknya
4. Dapat memutihkan pakaian bila tumpah
5. Memiliki bau dan rasa yang tidak sedap
6. Uap dari sodium hipoklorit dapat mengiritasi mata
7. Mampu mengkorosi instrument
UREA
Cairan ini berwarna putih, crystalline powder, dan tidak berbau. Sebagai agen
terapeutik untuk berbagai macam infeksi. Larutan urea dengan 40% beratnya merukan pelarut
jaringan nekrotik dan pus yang ringan serta memiliki sifat antiseptik. Konsentrasi urea 30%
dapat digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar dengan pulpa vital/nekrotik.
Mekanisme :
Terjadi denaturasi protein yang di mana bahan ini merusak struktur sekunder
mengakibatkan hilangnya aktivitas fungsional protein. Tindakan ini sebagai bahan
antiseptiknya.
Membersihkan secara kimiawi dengan cara pelunakkan.
Penggunaan :
Sangat bagus untuk antimicrobial seperti sulfonamide
Toksisitas rendah dan dapat digunakan pada pasien dengan pulpa vital yang tidak
terinfeksi
Dapat digunakan pada pasien dengan apeks terbuka atau area yang resorbsi
HIDROGEN PEROKSIDA
Bahan yang jernih dan tidak berbau. Dengan konsentrasi 3% dapat digunakan sebagai
bahan irigasi.
Mekanisme :
Bahan ini sifatnya sangat tidak stabil dan mudah terurai karena panas dan cahaya
menjadi H2O + (O) (air dan oksigen baru). Jika kontak dengan enzim katalase dan
peroksidase, (O) akan menghasilkan efek bakteridal terapeutik yang bersifat
sementara dan dapat mengurangi debris-debris organic.
Oksidasi dari sulfhydryl bakteri dari enzim
Pelepasan (O) oksigen yang cepat dan kontak dengan jaringan organic
Penggunaan :
Bisa digunakan sendiri atau dikombinasi dengan sodium hipoklorit. Keuntungan (3%
H2O2 dan 5.2% NaOCl) :
1. Larutan H2O2 akan mendorong debris keluar dari saluran akar
2. Terjadi reaksi pelarut antara sodium hipoklorit pada debris organic
3. Dapat digunakan sebagai desinfektan dan bleaching
Bila dikombinasi dengan sodium hipoklorit, selalu gunakan sodium hipoklorit pada akhir
proses karena H2O2 dapat bereaksi dengan debris pada pulpa dan darah untuk memproduksi
gas (oksigen baru) yang dapat meningkatkan tekanan pada gigi sehingga dapat memperparah
nyeri.
UREA PEROKSIDA
Bubuk kristal berwarna putih, bau menyengat, dan dapat larut dalam air, alcohol, dan
gliserin.
Mekanisme :
Membentuk secara cepat ketika terekspos panas, cahaya, tekanan, dan terurai menjadi
urea dan hidrogen peroksida
Urea peroksida urea + H2O2
Anhydrous glycerol dapat meningkatkan stabilitas urea peroksida
Penggunaan 10% urea peroksida pada basis anhydrous glycerol biasanya bahan yang
digunakan adalah glyoxide. Keuntungan penambahan bahan gliserol :
Meningkatkan stabilitas dari pelarut dan lebih tahan lama
Sebagai lubrikan yang baik, memfasilitasi nogosiasi dan instrumentasi tipis, saluran
akar yang bengkok
Glyoxide dapat digunakan dengan EDTA untuk membersihkan dinding-dindign
saluran akar
Kerugian :
Berkaitan dengan kinerja dari urea peroksida lebih lama dibandingkan dengan hidrogen
peroksida (H2O2). Lebih efektif bila dikombinasikan dengan sodium hipoklorit.
CHLORHEXIDINE
Bahan yang sangat kuat dan lebih stabil karena terbentuk dari garam (Chlorhexidine
Gluconate)
Antiseptik yang lebih potensial yang penggunaannya lebih luar untuk mengkontrol
plak secara kimiawai dengan konsentrasi 0.2%
Antimikroba yang optimal dengan pH diantara 5.5-7
Kalau untuk bahan irigasi dapat digunakan konsentrasi 2%
CHELATING AGENTS
Setelah perawatan saluran akar, jaringan organik akan menutup tubuli dentin. Smear
layer harus dihilangkan karena sebagai tempatnya mikroorganisme dan adaptasi dari bahan
endodontic mungkin terjadi setelah smear layer dibersihkan. Meskipun sodium hypochlorite
adalah bahan irigasi paling ideal tetapi bahan tersebut tidak memiliki sifat chelating. EDTA
dan bahan chelating lainnya seperti asam sitrat dan polyacrylic acids. Chelating agents adalah
bahan kimia yang dikombinasi dengan logam untuk membentuk chelate. EDTA adalah bahan
yang sering digunakan sebagai chelating agent untuk membersihkan dan membentuk saluran.
Bahan tersebut mengandung 4 asam asetat yang melekat dengan ethylenediamine. Sifatnya
non toksik dan mudah mengiritasi bila larutan lemah. Efek dari EDTA tergantung dari
konsentrasi dan lamanya kontak dengan dentin. EDTA sangat efektif sekali pada pH netral
sampai pH 9. Aktivitas membersihkan dan membentuk saluran dengan EDTA lebih optimal
pada pH netral dengan konsentrasi rendah.
Fungsi EDTA :
Lubrikasi
Emulsifikasi
Mencegah debris dalam suspensi
Menghilangkan smear layer
Mekanisme EDTA :
Menghambat pertumbuhan bakteri dan menghancurkannya karena EDTA chelates
dengan ion-ion logam dalam jalur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
EDTA mempunyai self limiting action. EDTA akan membentuk ikatan yang stabil
dengan kalsium dan dentin yang larut, tapi ketika semua ion chelating bereaksi, akan
tercapai suatu keseimbangan.
Kegunaan EDTA :
Bahan pelarut dentin
Membantu dalam saluran akar yang sempit
Membantu memudahkan untuk manipulasi dari instrument
Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk debridement
Perbedaan bentukan dari EDTA :
R-EDTA : EDTA dikombinasi dengan cetrimide (cetyllrimethy 1 ammonium
bromide). Bahan yang sangat baik digunakan untuk membantu membersihkan saluran
akar.
EDTAT : (EDTA + Texapon) EDTA dikombinasikan dengan sodium lauryl
sulfate yang akan menurunkan tegangan permukaan.
EDTA-C : tersedia dalam konsentrasi 15% dan pH 7.3 di bawah EDTAC karena
mengandung cetavelon, quaternary ammonium compound yang ditambahkan sebagai
desinfektan.
Chelating agent di aplikasikan dalam bentuk liquid atau pasta. Tipe pasta yang
digunakan pertama kali adalah kombinasi dari urea peroksida dengan glycerol. Kemudian
dimodifikasi dengan kombinasi EDTA, urea peroksida dan carbowax yang larut dalam air
(polyethylene glycol). Bahan tersebut sangat efektif sekali sebagai lubrikan dan agen
pembersih.
ASAM SITRAT
Digunakan untuk menghilangkan smear layer sebagai bahan irigasi. Dapat digunakan
sendiri atau dikombinasi dengan bahan irigan lainnya tetapi EDTA atau asam sitrat jangan
pernah dicampur dengan sodium hipoklorit karena EDTA dan asam sitrat akan berinteraksi
kuat dengan sodium hypochlorite. Hal ini akan segera mengurangi aktivitas klorin dan
menginefektifkan bakteri.
ASAM POLYACRYLIC
Juga digunakan sebagai bahan irigasi
SALVIZOL
Mempunyai sifat antibacterial dan lebih efektif pada gram positif, gram negative serta jamur.
IRIGASI ULTRASONIC
Membersihkan saluran akar atau dinding dinding saluran akar yang lebih baik
daripada metode konvensional. Penggunaan ultrasonic untuk mencegah akumulasi debris
pada saluran dan terjadi aliran yg terus menerus dari bahan irigasi. Mekanisme dari irigasi
ultrasonic adalah ketika file terkecil berada pada saluran akar. Sifat mekanik dari ultrasonic
itu akan menghasilkan energi panas dari larutan irigasi (sodium hipoklorit) dan mengeluarkan
debris dari saluran akar.
Keuntungan :
1. Membersihkan dinding saluran akar lebih bersih dari pada konvensional
2. Membersihkan smear layer secara efisien
3. Mengeluarkan debris
Kerugian :
1. Preparasi ultrasonik dari saluran akar menghasilkan hasil yg tidak dapat di prediksi
langsung.
2. Dapat merusak dinding saluran akar dan terjadi kerusakan saat selesai preparasi.
LARUTAN RUDDLE’S
Komposisinya 70% EDTA, 5% NaOCL, hypaque adalah larutan aqueus dari garam
iodine, diterizoat dan sodium iodine. Mekanisme:
1. Sebagai pelarut dari sodium hipoklorit yang membantu penetrasinya EDTA dan
radiopasitas karna hypaque membantu untuk memvisualisai dari bentuk dan mikro
anatomi dari saluran dan ketebalan dentin selama terapi endodontic
2. Pelarut sodium hipoklorit dapat membersihkan komponen dari saluran akar. Jadi
larutan ruddle’s dapat membantu menegakan diganosa yg akurat, treatment planning
dan managemen dari presedural accident.
Metode Irigasi
Meksipun teknik irigasisederhana, masih dibutuhkan kehati-hatian saat mengirigasi
dengan system dan jarum yang berbeda. Yang perlu diperhatikan saat mengirigasi kanal
adalah:
1. Cairan harus dapat diterima secara perlahan dan pasif oleh saluran akar.
2. Jarum tidak boleh menekan saluran dan harus dapat mengalirkan cairan dengan baik.
3. Diameter jarum 25 dan 27 yang direkomendasikan.
4. Pada saluran akar yang kecil, letakan cairan pada ruang pulpa. Lalu file akan
membawa cairan ke saluran. Kapiler dari saluran naroow akan member warna pada
cairan tersebut. Untuk menghilangkan cairan, jarum aspirasi atau 2x2 inci diameter
jarum diletakan pada chamber. Untuk mengkeringkan saluran selanjutnya, hilangkan
cairan dengan paper point.
5. Ukuran dan bentuk kanal menentukan irigasi kanal. Untuk pembersihan yang efektif
pada area apical, saluran harus lebih besar atau sama dengan 30.
6. Pada system delivery, irigasi tidak boleh ditekan pada jaringan apical melainkan
diletakan secara halus pada kanal.
7. Untuk pembersihan yang efektif, jarum harus dapat membawa cairan dekat dengan
bagian yang ingin dibersihkan.
8. Pada kasus dengan kanal yang besar, ujung jarum harus dapat dimasukan hingga
terasa ada hambatan, lalu tarik 2-3 mm dari titik tersebut, kemudian dilakukan irigasi
pada bagian kanal. Untuk menghilangkan cairan, gunakan paper point.
9. Untuk pembersihan secara efektif pada kanal gigi bagian anterior dan posterior,
bengkokan jarum sebanyak 30 derajat sehingga jarum dapat mencapai panjang yang
optimal.
10. Banyaknya volume cairan yang diirigasi lebih penting dibandingkan konsentrasi
irigasi.
MEDIKAMEN STERILISASI
Kegunaan eugenol
Sebagai medikamen intrakanal
Sebagai sealer saluran akar
Bagian dari sealing agent sementara
2. PHENOLIC COUMPOUND
Semua senyawa phenolic dan senyawa yang sama memiliki sifat yang sanagt
mudah menguap dengan tegangan permukaan yang rendah. Jika diaplikasikan
dengan cotton pellet pada ruang pulpa, uap akan berpenetrasi ke seluruh saluran
akar. Maka dari itu, aplikasi menggunakan paper point tidak diperlukan. Hanya
jumlah yang sedikit dari medikasi ini yang dibutuhkan untuk mendapatkan
keefektivitasannya, sebaliknya, dapat terjadi peningkatan kemungkinan
terjadinya iritasi periapikal
Phenol
Digunakan selama bertahun-tahun karena aksi disinfetan dan kaustiknya.
Namun, bahan ini memiliki potensi inflamasi yang kuat, sehingga untuk
sekarang sudah jarang digunakan sebagai medikamen intrakanal.
Mekanisme:
Karena sifatnya yang mudah menguap, bahan ini dianggap dapat
berpenetrasi ke tubuli dentin dan permukaan ireguler saluran akar.
Namun, selanjutnya diteliti bahwa bahan ini hanya bertahan
sebentar dan dapat berdifusi melalui tumpatan sementara dan
jaringan periapikal yang menyebabkan toksisitas.
Dinding sel bakteri dapat rusak karena terjadinya penurunan
permeabilitas yang disebabkan oleh fenol. Penurunan permeabilitas
akan menahan terjadinya perpindahan ion–ion organik ke dalam sel
bakteri, sehingga menghambat pertumbuhan bahkan dapat
menyebabkan kematian sel pada bakteri.
Senyawa fenol mampu bekerja secara spesifik pada membran sel
dan menginaktivasi enzim dengan membentuk senyawa kompleks
yang tidak stabil.
Meskipun memiliki sifat toksisitas tersebut, derivat dari fenol seperti
paramonochlorophenol, thymol, dan cresol masih tersedia. Phenol adalah
racun protoplama nonspesific yang memiliki efek antibakterial optimal
pada konsentrasi 1-2%. Derivat dari phenol adalah antiseptik yang lebih
kuat dan lebih toksik dari fenol. Senyawa phenol tersedia dalam bentuk
larutan kamfer. Larutan kamfer menghasilkan senyawa phenol yang lebih
tidak toksiks karena kamfer dapat melepas toksin ke jaringan sekitar. Pada
studi invitro menunjukan bahwa phenol dan derivatnya sangat toksik
terhadap sel mamalia dan efek antimikrobanya tidak dapat
menyeimbangkan sifat toksistasnya(Hargreaves & Berman, 2015).
Aplikasi: dengan menggunakan cotton pellet lalu cotton pellet diperas,
kemudian dimasukan ke ruang pulpa. Cotton pellet harus diperas karena
apabila berlebihan dapat menyebabkan iritasi di jaringan sekitar.
Penggunaan bahan fenol diganti setiap 5 hari sekali (rotation of medication)
agar tidak terjadi resistensi terhadap bakteri
Kegunaan:
Sebagai disinfektan sebelum bedah periapikal
Untuk cauterizing jaringan yang sulit dibersihkan dngan file atau
broaches
Parachlorophenol
Bahan ini merupakan bahan yang populer digunakan semenjak phenol tidak
lagi digunakan dalam bidang endodontik karena toksistasnya yang tinggi
Komposisi:
Produk substitusi dari phenol yang mana clorin menggantikan atom
hidrogen (C6H4OHCL)
Pada triturasi dengan gum kamfer, produk ini bergabung untuk
membentuk oily liquid
Konsentrasi: 1% larutan encer lebih dipilih
Kegunaan: pilihan sebagai dressing untuk gigi yang terinfeksi
Sebagai pelarut
Memperpanjang efek antimikrobial
Mengurangi efek iritasi PCP
Menthol dala CMCP:
Mengurangi iritasi yang disebabkan oleh chlorophenol
Mengurangi rasa sakit (Torabinejad)
Kegunaan: pilihan sebagai dressing gigi yang terinfeksi
Cresatin
Cresatin memiliki kualitias yang diinginkan dan sama seperti CMCP dan
lebih tidak mengiritasi jaringan periapikal
Komposisi:
Substansinya jernih,
stabil,
oily liquid yang memiliki sifat mudah menguap yang diketahui
sebagi metacresyl acetate
3. ALDEHYDES
Formaldehid, paraformaldehid, dan glutaraldehid adalah medikamen
intrakanal yang umum digunakan
Merupakan protein yang larut dalam air dan dianggap sebagai salah satu
disifenfektan yang paling poten
Bahan ini utamanya diaplikasikan sebagai disinfektan untuk permukaan
dan alat medis yang mana tidak dapat di sterilisasi, tetapi bahan ini agak
toksis dan alergik dan beberapa karsinogenik
Formaldehid mudah menguap dan melepaskan uap antimikroba ketika
diaplikasian pada cotton pellet untuk disinfeksi ruang pulpa (Hargreaves
& Berman, 2015)
Formocresol
Mengandung formaldehid sebagai bahan utama dan masih digunakan
secara luas untuk prosedur pulpotomi pada gigi sulung tetapi sifat toksis
dan mutageniknya menjadi perhatian
Komposisi:
formaldehid 19%
cresol 35%,
air dan gliserin 46%
Penggunaan: sebagai dressing pulpotomi untuk memperbaiki jaringan
pulpa yang dipertahankan
Paraformaldehid
Bentuk polimerik dari formaldehid dan sering ditemukan sebagai
komponen dari bahan obturasi seperti endomethasone
Bahan ini perlahan terurai dan menyisakan formocresol, monomernya
Sifatnya sama dengan formaldehid yaitu toksik, alergenik dan genotoxic
4. CALCIUM HYDROXIDE
Mekanisme dan efek dari kalisum hidroksida
Secara fisika
o Berperan sebagai physical barrier dari masuknya bakteri
o Menghancurkan bakteri yang tersisa dengan membatasi
ruang untk multiplikasi dan menahan substrat untk
pertumbuhan
Secara kimia
o Menunjukkan aksi antiseptik kemungkinan karena pH nya
yang tinggi dan aksi pembersihannya terhadap jaringan
pulpa yang nekrotik. Bahan ini juga dapat meningkatkan pH
dari circumpulpal dentin ketika diletakkan pada saluran akar
o Menekan aktivitas enzimatik dan mengganggu membran sel
o Menghambat replikasi DNA dengan membelahnya
o Menghidrolisis bagian lipid dari LPS bakteri yang kemudian
menginaktifkan aktifitas LPS. Hal ini adalah efek yang
diinginkan karena dinding sel yang mati tetap ada setelah
pembunuhan bakteri yang mana dapat menyebabkan infeksi
o Memiliki kemampuan memperbaiki dan menginduksi
pembentukan jaringan keras
o Kalsium hidroksida mempunyai aksi kerja melalui pelepasan
ion Ca²⁺ yang berperan dalam proses mineralisasi jaringan
dan ion OH⁻ yang dapat memberikan efek antimikroba
melalui peningkatan pH sehingga terbentuk lingkungan
alkalin yang menyebabkan sebagian besar mikroorganisme
yang ada dalam saluran akar tidak mampu bertahan hidup.
Keuntungan
Menghambat resorpsi akar
Stimulasi penyembuhan periapikal
Memicu mineralisasi
Kekurangan
Sulit untuk diambil dari saluran akar
Mengurangi setting time dai zinc oxide eugenol based cement
Efektivitas yang terbatas jika digunakan dalam waktu yang sebentar
pada saluran akar karena alasan berikut:
o Kelarutan rendah dan kemampuannya untuk membaur
membuat kalsium hidroksida sulit untuk mencapai
peningkatan pH yang cepat
o Formulasi yang berbeda memiliki potensial alkaline yang
berbeda
o Ketidakmampuan untuk mencapai akses yang tidak tercapai
seperti isthmus, ramifikasi dan permukaan irreguler saluran
akar
o Bakteri yang terpendam lebih dalam ke tubuli dentin tidak
terpengaruhi oleh kalsium hidroksida
o Menghambat aksi kalisum hidroksia oleh protein dentin
buffering
5. HALOGEN
Halogen termasuk chlorin dan iodine yang mana digunakan pada berbagai
formulasi dalam bidang endodontik. Bahan ini agen oksidasi yang poten
dengan efek bakterisidal yang cepat
Digunakan juga untuk dressing intrakanal dalam bentuk chloramine-T, N-
chloro-tosylamide sodium salt
Chlorine
Sodium hypochlorite: senyawa ini kadang-kadang digunakan sebagai obat
intrakanal. Secara umum, aksi disinfektan halogen berbanding terbalik
dengan berat atomnya.
Chlorine (berat atom paling rendah), memiliki aksi disinfektan terbesar di
antara anggota kelompok ini. Desinfektan chlorine bukanlah senyawa yang
stabil karena berinteraksi cepat dengan bahan organik.
Sodium hypochlorite sebagai obat intrakanal yang efektif dan juga
mengiritasi. Karena aktivitas natrium hipoklorit intens tetapi durasinya
pendek, senyawa tersebut sebaiknya dioleskan ke saluran akar setiap dua
hari sekali.
Iodides
Mekanisme:
Iodine sangat reaktif di alam. Ia bergabung dengan protein dengan cara
terikat longgar sehingga penetrasi tidak terhalang. Hal ini memungkinkan
rusaknya mikroorganisme dengan membentuk garam yang bertentangan
dengan kehidupan organisme.
Iodine digunakan dalam bentuk IKI (Iodine potassium iodide) dan
iodophor. Sediaan IKI didapatkan dengan mencampurkan 2gr iodine dalam
4 grm potassium iodide dan dilarutkan dalam 94 ml air distilasi
Kelebihan:
Toksisitas jaringan yang rendah,
efek antimikroba yang tinggi
kontraindikasi: pasien alergi iodine
6. PASTA PBSC
Seperti yang disebutkan oleh Grossman, PBSC telah digunakan secara luas
di kalangan dokter gigi. Komponen pasta adalah sebagai berikut:
Penisilin: efektif melawan mikroorganisme gram positif
Bacitracin: efektif melawan mikroorganisme yang resistan terhadap
penisilin
Streptomisin: efektif melawan mikroorganisme gram negatif
Caprylate (garam natrium): efektif melawan jamur.
Alasan penggambungan ini karena masing-masing antibiotik penyusunnya
biasanya efektif hanya untuk beberapa strain mikroba padahal diketahui di
dalam saluran akar terdaat bermacam-macam mikroba (Mattulada, 2010)
Nystatin menggantikan sodium caprylate sebagai agen antifungal yang
tersedia dalam bentuk PBSN. Keduanya tersedia dalam bentukan pasta
yang bisa diinjeksikan ke saluran akar atau diolesi pada paper point.
Aplikasi: Karena tidak ada sifat mudah menguap, obat ini harus diletakkan
dalam saluran akar untuk memberikan efek pada daerah tersebut.
7. CLORHEXIDINE GLUCONATE
Umumnya digunakan sebagai larutan irigasi selama atau pada akhir
instrumentasi. Sebagai medikamen intrakanal dipakai dalam bentuk gel 2%.
Konsentrasi efektif yang biasa digunakan berkisar antara 0,2 - 2%.
Dapat digunakan sendiri atau dicampur dengan kalsium hidroksida.
Kombinasi kalsium hidroksida dengan chlorhexidine akan menyebabkan
aktivitas antimikroba lebih besar dibanding bila dicampur dengan larutan
saline. Selain itu penyembuhan periradikuler juga lebih baik.
Pada tudi invitro, CHX dapat mencegah kolonisasi bakteri seefektif
Ca(OH)2 selama pemberian 1 minggu
Mekanisme:
CHX secara elektrostatik dapat berikatan dengan permukaan bakteri
ber ion negatif.
Menghancurkan lapisan terluar dari dinding sel dan membuatnya
menjadi permeabel
Wide spektrum agen antimikrobial, aktif terhadap gram positif,
gram negatif, dan yeast
Kelebihan:
Memiliki keberhasilan antimikroba yang sama atau bahkan lebih
baik dari kalsium hidroksida
Sangat efektif untuk mengeleminasi biofilm e. Faecalis (Hargreaves
& Berman, 2015)
Kekurangan: tidak menghilangkan smear layer.
8. SULFONAMIDE
Sulfonamid dan sulfonazole digunakan sebagai medikamen dengan
mencampurkan dengan air steril terditilasi atau menempatkan paper point
lembab ke toples berisi powdernya. Biasanya direkomendasikan bersamaan
dengan pemberian dressing di gigi yang telah terbuka setelah abses akut
periapical.
9. N2 BY SARGENT
Senyawa yang mengandung formaldehid sebagai bahan utama
Sifat antibakterial dari N2 pendek dan meghilang setelah 7-10 hari
10. CHLORAMINES-T
Obat yang baik untuk antimikroba. Dipakai dengan konsentrasi 5%.
Sebagai desinfektan gutta-percha dan dapat digunakan pada pasien yang
alergi Iodine.
REFERENSI
Garg Nisha, Amit, 2010, Textbook of Endodonti, 2nd.ed., Jaypee Brother Publisher
Garg Nisha, Amit, 2013, Textbook of Endodonti, 3rd.ed., Jaypee Brother Publisher
Schawrt, Richad S dan Robbin, James W. Post Placement and Restoration of Endodontically
Treared teeth. Journal of Endodonti
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15107639/
Prasetyo, Dwi. 2011. Macam- Macam Pasak Pada Gigi Anterior Pasca Perawatan
Endodontik, Skripsi Universitas Hassanuddin Makassar