Anda di halaman 1dari 47

PAPER UJIAN PROFESI KONSERVASI

DISUSUN OLEH :

Afriani Masitoh
2017.07.2.0003

DEPARTEMEN KONSERVASI
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2020
PASAK

Pasak adalah suatu restorasi untuk menambah retensi mahkota yang berbentuk sekrup,
disemenkan kedalam saluran akar gigi. Pasak memiliki 2 fungsi utama, yaitu untuk
membantu mempertahankan inti (core) serta untuk membantu mendistribusikan beban secara
merata, dari dentin menuju apex.

Indikasi dari gigi yang dapat dilakukan pasak:

a. Tidak ada fistula atau eksudat


b. Tidak terdapat inflamasi
c. Tidak ada respon saat perkusi
d. Tidak ada penyakit periodontal
e. Dukungan tulang yang cukup disekitar akar
f. Struktur gigi sehat koronal ke puncak alveolar
g. Tidak ada fraktur akar
h. Apical seal yang optimal

Ada pula beberapa kondisi dimana gigi tidak dapat diberikan perawatan pasak:

a. Adanya kegagalan dalam perawatan endodontic, seperti gigi menunjukkan beberapa


hal:
- Penutupan apical yang buruk serta kualitas obuturasi yang buruk
- Terdapat inflamasi aktif
- Adanya kehadiran fistula atau sinus
b. Apabila retensi yang adekuat dapat dicapai dengan undercut pada mahkota
c. Apabila ada retakan secara horizontal pada corona gigi
d. Ketika gigi mendapatkan tekanan pada oklusal seperti adanya tekanan lateran oleh
brusism

Tujuan penggunaan inti dan pasak

 Untuk membantu retensi inti


 Pasak membantu mendistribusikan stress/ tekanan di sepanjang dentin radikuler ke
apical akar.
Komponen dari sistem pasak, terdiri dari:

1. Mahkota gigi dan struktur gigi yang tersisa


2. Inti (Core)
3. Pasak
4. Luting semen

Syarat pasak yang baik:

 Panjang pasak:
 Sama panjang mahkota klinis

 2/3 panjang akar

 Sisa gutaperca di apeks minimum 3-5mm

 Diameter pasak 1/3 diameter akar


 Bila > 1/3 diameter akar  beresiko pecahnya akar

 Bila < 1/3 diameter akar  beresiko rotasi dan mudah terlepas
 Pembuatan atap dan seat dibuat oval
 Dentin saluran akar cukup tebal
 Tidak ada peradangan apical
 Jaringan periodontal sehat, tidak ada resorpsi

Pertimbangan biomekanik pada gigi yang dilakukan perawatan pasak dan inti :

 Gigi yang normal apabila dibawah tekanan secara fungsional mengalami tekanan
bending, dengan tekanan compresif pada satu sisi dan tekanan tensil pada sisi yang
lain.
 Bagaimanapun juga, pola pendistribusian tekanan gigi yang normal berbeda dari gigi
yang direstorasi menggunakan pasak, inti, dan mahkota.
 Hal ini bisa dikarenakan hilangnya struktur gigi dan perbedaan pada konsentrasi
tekanan pada suatu regio daerah pada gigi seperti pada post core crown system
membentuk sebagai kesatuan unit.
 Perbedaan pendistribusian tekanan memperparah keadaan struktur gigi hingga
meningkatnya tekanan dan terjadi fraktur.
 Tekanan tensile pasak disalurkan ke gigi dengan pola karakteristik  bergantung dari
modulus elastisitas pasak.
 Apabila pasak mempunyai modulus elastisitas yang lebih tnggi daripada gigi,
konsentrasi tekanan berada dekat pada ujung apikal dari pasak. Ini membuktikan pada
kasus pasak yang kaku dimana fraktur akar berawal dari apex pasak.
 Ketika modulus pasak mirip dengan dentin, konsentrasi tekanan dekat pada bagian
atas pasak yang menghasilkan konsentrasi tekanan dekat dengan daerah ujung
servikal. Oleh karenanya pasak non riggid mengakibatkan kehilangan marginal seal.

Klasifikasi Pasak :

a. Karakteristik Permukaan dan Perlekatan:


 Aktif: Pasak aktif terlibat secara mekanik di dinding-dinding saluran. Mereka bersifat
retentif tetapi dapat menimbulkan tekanan selama penempatan dan pemuatan
fungsionalnya. Pasak tipe ini diperoleh dari alur pada permukaan pasak.
 Pasif: Pasak pasif tidak terlibat di dinding-dinding saluran. Mereka kurang bersifat
retentif tapi juga menghasilkan tekanan yang rendah selama penempatan dan
pemuatan fungsionalnya. Pasak tipe ini retensinya diperoleh dari lapisan semen
luting diantara permukaan pasak dan dentin radikulernya.

b. Desain Pasak:
 Smooth
 Serrated
 Parallel, dengan karakteristik:
- Lebih retentif
- Lebih sedikit menghasilkan tekanan karena wedging effect lebih sedikit
- Kecil kemungkinan menyebabkan fraktur akar
- Membutuhkan lebih banyak pengambilan dentin
 Tappered, dengan karakteristik:
- Kurang retentif
- Menimbulkan tekanan berlebih karena wedging effect
- Meningkatkan terjadinya fraktur akar
- Membutuhkan sedikit pengambilan dentin
 Kombinasi dari desain diatas

c. Bahan dan Pembuatan:


o Costum Made Post

Pasak ini merupakan pasak yang dibuat secara individual sesuai dengan hasil
preparasi dari masing-masing gigi. Pasak buatan sendiri dapat dicor dari pola yang
dibuat secara langsung (direct) dalam mulut pasien atau yang dibuatkan di
laboratorium (indirect). Pasak costum ini terdiri dari 2 bahan; Metal dan All-Ceramic

 Costum Metal Cast Post


Pasak ini adalah pilihan pasak untuk gigi dengan akar tunggal terutama jika struktur
koronal gigi yang tersisa untuk mendukung mahkota buatannya adalah sedikit.
Dalam kasus tersebut, pasak harus mampu menahan rotasi yang dapat dicapai lebih
baik oleh pasak costum cast.

 Keuntungan
- Dapat diadaptasikan dengan saluran akar yang besar dan tidak beraturan
- Sangat kuat
- Retensi inti lebih baik karena inti melekat pasak
- Pada gigi berakar ganda, biaya lebih hemat
- Pilihan yang lebih baik untuk gigi yang kecil
- Berguna untuk kasus dimana sudt inti harus diubah mengikuti pasak
 Kerugian
- Membutuhkan lebih banyak waktu
- Sangat rigid sehingga menimbulkan tekanan berlebih pada akar yang dapat
menyebabkan fraktur akar atau pasak
- Estetik yang buruk
- Rentan korosi
- Resiko ketidak akuratan dalam proses casting
- Sulit diambil
- Hipersensitifitas pada beberapa kasus karena ion Ni-Cr
 All Ceramic Post
 Keuntungan
- Estetik yang sangat baik
- Biokompabilitas
- Radiopasitas yang baik
 Kerugian
- Rapuh, sehingga tidak diindikasikan untuk gigi dengan kondisi tekanan
yang tinggi, seperti contoh bruxism
- Sangat rigid, jadi lebih berisiko fraktur akar atau pasak
o Prefebricated Post
Indikasi dari pasak prefabricated:
- Tersedia lebar dan panjang yang cukup dari struktur akar
- Akar berbentuk lingkaran (contoh: akar premolar rahang atas)
- Pemotongan yang kasar di saluran akar membuat pola pemotongan untuk
pasak tuang menjadi sulit

Ada berbagai bentuk pasak prefabricated yang tersedia:

o Pasak Prefebricated Metal


Tersedia dalam berbagai metal alloys dan tersedia dalam bentuk aktif
dan pasif.
 Keuntungan:
 Mudah digunakan
 Sedikit waktu pengerjaannya
 Mudah diambil pada pasak pasif
 Ada berbagai macam bentuk serta ukuran
 Retentif pada akar, terutama pada pasak berjenis parallel dan
serrated.
 Radiopak
 Biaya yang hemat dan efektif
 Kerugian:
 Tidak konservatif karena akar dipaksa untuk menerima pasak
 Tidak dapat ditempatkan pada saluran akar yang tortuous
 Estetiknya yang buruk
 Sangat rigid
 Sulit diambil pada pasak aktif
 Rentan terhadap korosi
 Pasak tappered dapat menyebabkan wedging effect di saluran
akar.

o Pasak Prefebricated Zirconia

Terbuat dari butiran halus tetragonal zirconium polycrystals (TZP).


Pasak zirconia memiliki kekuatan lentur dan kekerasan fraktur yang
tinggi.

 Keuntungan
 Untuk gigi dengan kerusakan koronal yang parah, pasak
zirconia meberikan kekuatan yang memadai
 Pasak zirconia yang lebih kecil dapat digunakan untuk pasak
all-ceramic dan konstruksi inti untuk saluran yang lebih kecil
 Kombinasi glass-ceramic dan zirconia ceramic dapat digunakan
karena kesamaannya dalam koefisien ekspansi termal
 Kerugian
 Adhesi pada gigi dan komposit terganggu bila terjadi masalah
untuk retreatment
 Rapuh pada modulus elastisitas yang tinggi
 Ketika digunakan untuk directresin komposit menghasilkan
tekanan yang tinggi dan kekuatan fungsional menyebabkan
microleakage dan deformasi karena shrinkage polimerisasi
yangtinggi dan koefisien ekspansi termal dari komposit yang
tinggi
 Mahal
o Pasak Prefabricated Carbon Fiber
Pasak carbon fiber terdiri dari serat karbon yang direntangkan dan
tertancap di matriks epoxy. Bentuk awal pasak karbon berwarna hitam
dan tidak estetik. Pasak ini sudah tidak direkomendasikan lagi oleh
karena estetiknya yang kurang baik.
 Keuntungan
 Prosedur klinis memakan waktu yang singkat
 Kuat tapi kekakuan dan kekuatannya lebih rendah dibanding
keramik dan pasak metal
 Mudah diambil
 Modulus elastisitasnya sama dengan dentin
 Biokompatibilitas
 Retensinya baik
 Kerugian
 Warnanya hitam, jadi estetik buruk
 Radiolusen, sehingga sulit dideteksi secara radiografi
 Kelenturan berkurang 50 persen jika terkena kontaminasi
kelembaban
 Pada pembeban sevara berulang, modulus elastisitasnya ikut
berkurang
o Pasak Prefabricated Glass Fiber
Terdiri dari kaca yang searah serat tertancap dalam matriks resin yang
memperkuat dowel tanpa mengorbankan modulus elastisitasnya
 Keuntungan
 Estetik dapat diterima
 Modulus elastisitasnya sama dengan dentin
 Biokompabilitas
 Mudah diambil
 Mudah di pegang dan diletakkan
 Lebih sedikit memakan waktu pengerjaannya
 Resistensi tinggi terhadap fraktur
 Kerugian
 Gambaran radiografi buruk
 Mahal

Pasak Glass Fiber sering digunakan karena:

 Pasak, inti dan semen adalah resin based dan merupakan


sekumpulan yang homogen
 Estetiknya baik
 Penyebaran beban lebih homogen
 Adhesi nya baik

Ferrule effect

Merupakan cincin logam yang mengelilingi permukaan luar gigi, yang terbentuk oleh dinding
dan margin gigi. Apabila mahkota artificial memanjang dari apical hingga margin inti dan
mengelilingi permukaan gigi 360. Ferrule mempunyai fungsi melindungi akar dari fraktur
vertical.

Fungsi ferrule

 Menahan tekanan lateral pasak


 Menahan ungkitan dari mahkota
 Meningkatkan resistensi dan retensi restorasi
Syarat ferrule

 Tinggi dinding axial ferrule 1-2mm


 Dinding aksial yang sejajar

 Margin preparasi terletak pada sekitar struktur gigi

 Restorasi harus mengelilingi gigi


 Restorasi tidak mengganggu biological width, minimum 4-5 mm supraboni pada
struktur gigi
 Ketebalan ferrule minimal 1mm
Kontrabevel dibutuhkan pada gigi yang dipreparasi untuk pasak tuang logam yang
mengelilingi gigi. Fungsi dari kontrabevel bertindak sebagai anti rotasi.
Fungsi keyway bertindak sebagai anti rotasi dimana letaknya pada daerah mesial dan distal,
mesial atau distal saja atau tidak keduanya.

RUBBER DAM

Rubber dam diperkenalkan oleh Barnum, seorang dokter gigi New York pada tahun 1863.
Rubber dam didefinisikan sebagai lembaran lateks/non-lateks datar, tipis dan dibantu clamp
serta frame. Lembaran lateks/non-lateks tersebut dilubangi agar mahkota gigi atau gigi-gigi
yang akan dirawat dapat terlihat melalui lubang-lubang tersebut, sementara gigi lainnya tetap
tertutup dan terlindungi.

 Kelebihan:
 Memaksimalkan akses dan visibilitas
 Memberikan keadaan bersih dan kering ketika bekerja
 Melindungi bibir, pipi, dan lidah
 Mencegah kontaminasi yang tidak diinginkan melalui infeksi kontrol
 Mencegah tertelannya alat atau benda asing.
 Meningkatkan sifat material gigi
 Melindungi pasien dan dokter gigi

 Kekurangan
 Aplikasinya memerlukan banyak waktu
 Agak sulit memberikan pengertian ke pasien
 Penggunaan yang kurang tepat dapat merusak mahkota/tepi mahkota/ membuat
trauma jaringan gingiva
 Clamp yang tidak terpasang dengan baik dapat tertelan atau terhisap.
 Indikasi
 Selama perawatan saluran akar: mencegah tertelannya benda asing dan kontaminasi
pada saluran akar
 Ekskavasi karies yang dalam: mencegah kontaminasi pulpa pada kasus perforasi.
 Retraksi gingiva dan mengontrol cairan gingiva
 Selama restorasi adhesive: mencegah kontaminasi saliva dan memastikan daerah kerja
yang kering sempurna.
 Pada pasien risiko tinggi: pada pasien hepatitis B atau HIV, isolasi mencegah
penyebaran cairan rongga mulut
 Pemutihan gigi: mencegah kerusakan jaringan lunak sekitarnya oleh agen pemutih

 Kontraindikasi
 Pasien dengan riwayat asma
 Alergi lateks
 Bernapas melalui mulut
 Malposisi gigi yang ekstrim

 Peralatan rubber dam


 Rubber dam sheet
 Tersedia dalam ukuran 5 × 5 atau 6 × 6 persegi dan biasanya tersedia dalam warna
hijau, biru atau hitam.
 Tersedia dalam 3 ukuran ketebalan, yaitu tipis, medium, dan tebal. Ukuran
medium biasa dipilih karena jika tipis mudah robek dan jika tebal lebih sulit
diaplikasikan.
 Lateks-free penting bagi beberapa pasien yang memiliki riwayat alergi lateks.
Flexi dam adalah karet yang bebas lateks dengan ketebalan standard an tidak
beraroma karet.

 Rubber dam clamps


Rubber dam clamps digunakan untuk menahan rubber dam pada gigi dan tersedia
dalam berbagai bentuk dan ukuran

 Clamps memiliki 2 fungsi utama


 Dapat menjepitkan rubber dam ke gigi
 Membantu meretraksi gingiva

 Klasifikasi rubber dam clamps


 Bland
Bland clamps
Pada clamps ini, rahang yang rata biasanya mencengkram gigi pada atau
diatas margin gingiva. Clamps ini biasanya digunakan pada gigi yang sudah
erupsi sempurna dimana servikal konstriksinya dapat mencegah clamps
tergelincir dari gigi.
 Retentive
Retentive clamps
Seperti namanya, clamps ini menyediakan retensi dengan empat titik yang
berkontak dengan gigi. Pada retentive clamps, rahangnya biasanya sempit,
melengkung dan sedikit terbalik yang memindahkan gingiva dan berkontak
dengan gigi dibawah diameter maksimum mahkota.

 Klasifikasi bahan clamps yang digunakan


 Metal:
Secara tradisional terbuat dari baja karbon yang dikeraskan dan sebelumnya
dari baja tahan karat.
 Non-metal:
Terbuat dari plastic polikarbonat. Keuntungan dari clamp ini dibandingkan
dengan clamp berbahan metal adalah bersifat radiolusen

 Rubber dam forceps


Rubber dam forceps digunakan untuk memasangkan clamp ke gigi. Forceps didesain
demikian rupa sehingga kedua ujung kerja forceps akan membuka ketika handle
ditekan bersamaan.

 Rubber dam frame


Rubber dam frame mendukung tepi rubber dam. Tujuan rubber dam frame, yaitu
meretraksi jaringan lunak, meningkatkan aksesibilitas ke gigi yang diisolasi, suportif
pada tepi rubber dam. Rubber dam frame tersedia dalam bentuk metal atau plastik.
Frame plastik memiliki kelebihan karena radiolusen. Ketika meregang, rubber dam
sheet menarik clamp dengan kuat sehingga sheet menjadi longgar terutama pada
clamp yang menempel pada molar. Untuk mengatasinya, telah diperkenalkan suatu
rubber dam frame baru yang mudah digunakan, yaitu Safe T-frame yang aman tanpa
meregangkan rubber dam sheet.

 Rubber dam punch


Rubber dam punch digunakan untuk membuat lubang pada rubber dam sheet yang
akan dilalui gigi yang akan diisolasi. Pada sisi working end terdapat semacam tongkat
untuk melubangi sheet dan pada ujung working end lainnya terdapat semacam roda.
Di permukaan yang datar dari roda ini terdapat lubang dengan berbagai ukuran.
Terdapat dua tipe lubang yang dapat dibuat, yaitu lubang tunggal dan lubang multiple.
Lubang tunggal digunakan terutama untuk perawatan endodontik. Jika punch tidak
dapat melubangi dengan benar, sheet biasanya terbelah setelah ditarik keluar.

 Rubber dam template


Alat ini merupakan stempel karet bertinta yang membantu menandai titik-titik di atas
sheet rubber dam sesuai dengan posisi gigi. Lubang harus dibuat sesuai dengan
lengkung dan gigi yang hilang.

 Rubber dam accessories


 Lubricant atau Petroleum Jelly
Biasanya diaplikasikan di bawah permukaan rubber dam dan akan membantu
dalam pengaplikasian rubber dam sheet ke gigi.

 Dental floss

Digunakan sebagai flossing agent untuk rubber dam pada daerah kontak yang
ketat, selain itu dapat digunakan untuk memeriksa kontak antar gigi. Busur
retainer harus diikat dengan benang gigi (panjang rata-rata 12 inch) sebelum
menempatkannya ke dalam mulut. Hal ini akan membantu menarik kembali
retainer atau bagian-bagiannya yang patah jika tiba-tiba tertelan.

 Wedjet
Kadang-kadang wedjets diperlukan untuk mendukung rubber dam.

 Modifikasi terkini pada desain rubber dam


 Insti-dam

Fitur penting dari insti-dam adalah:

 Lateks alami dengan lubang yang telah dibuat sebelumnya dan bingkai putih
yang sudah tersedia (built in)
 Desainnya memiliki ukuran yang tepat agar bisa pas dengan bagian luar bibir
pasien
 Terbuat dari bahan lateks yang elastis dan tahan robek, ukuran medium
 Radiograf dapat dibuat tanpa melepas rubber dam
 Frame nilon fleksibel yang sudah terpasang, dapat menggantikan frame yang
tebal dan dapat disterilisasi
 Jika berlebih, lubang yang telah dibuat akan menyesuaikan kecocokannya di
setiap kuadran

 Handi-dam

Handi-dam merupakan rubber dam sheet yang berbingkai, tidak memerlukan bingkai
tradisional. Handi-dam mudah dipasang dan menghemat waktu bagi pasien dan
dokter, serta memudahkan akses ke rongga mulut selama prosedur

 Dry-dam

Tipe rubber dam baru yang tidak memerlukan bingkai

 Optra-dam
Jenis ini meliputi frame dan sheet isolasi yang didesain secara anatomis sehingga
akses dan visibilitasnya lebih baik.

 Pemasangan rubber dam

1. Profilaksis rongga mulut


2. Memeriksa kontak gigi menggunakan dental floss
3. Memeriksa daerah yang kasar
4. Melakukan anastesi pada gingiva jika diperlukan
5. Membilas dan mengeringkan daerah kerja

Metode pemasangan rubber dam

1. Metode I – Pemasangan clamp sebelum rubber dam


 Pilih clamp yang tepat sesuai dengan ukuran gigi
 Ikatkan dental floss ke busur clamp dan pasang clamp ke gigi
 Lubang yang lebih besar diperlukan pada teknik ini, karena rubber dam harus
diregangkan untuk melewati clamp. Biasanya diperlukan 2 atau 3 lubang
 Regangkan rubber dam agar bisa melewati clamp, dapat dilakukan dalam urutan
berikut:
 Regangkan rubber dam sheet di atas gigi
 Kemudian regangkan sheet di atas rahang clamp bagian bukal dan atur sampai
posisinya di bawah rahang clamp.
 Terakhir, sheet dipasang ke sisi palatal/lingual kemudian dilepas.

Kelebihan

 Teknik yang cepat dan mudah


 Trauma jaringan minimal

2. Metode II – Pemasangan rubber dam dan clamp bersamaan


 Pilih clamp yang paling tepat sesuai anatomi gigi
 Ikatkan dental floss mengelilingi clamp dan periksa stabilitasnya
 Buat lubang pada rubber dam sheet
 Pegang clamp dengan forceps clamp dan sayap (rahang) clamp dimasukkan ke
lubang yang baru dibuat.
 Masukkan, baik clamp maupun rubber dam, ke dalam rongga mulut dan
kencangkan clamp untuk meregangkan lubang.
 Dorong clamp dan rubber dam sepanjang mahkota. Pertama, miringkan rahang
clamp ke sisi lingual agar bisa mencapai margin gingiva di sisi lingual.
 Selanjutnya, posisikan clamp disebelah bukal
 Setelah clamp terpasang, periksa kembali stabilitas clamp
 Lepaskan forcep dari clamp, kemudian lepaskan rubber dam sheet dari sayap-sayap
clamp untuk diletakkan pada margin servikal gigi

Kelebihan: diindikasikan untuk daerah molar tiga


Kekurangan: trauma pada gingiva

3. Metode III – Teknik Split dam

Teknik pemasangan rubber dam tanpa menggunakan clamp. Teknik ini diindikasikan
untuk isolasi gigi anterior, ketika struktur mahkota tidak mencukupi, ketika
diperlukan isolasi gigi dengan mahkota porselen.

Keuntungan: mudah diaplikasikan pada gigi anterior

Kerugian: tidak cocok untuk gigi posterior

 Manajemen kasus yang sulit


 Gigi malposisi
 Atur jarak lubang
 Pada gigi yang miring, perkirakan posisi pusat akar di margin gingiva dan
bukan di puncak mahkota
 Pendekatan lain adalah menyesuaikan papan template
 Daerah kontak luas yang ketat dapat ditangani dengan cara:
- menggunakan wedge untuk membuka sementara titik kontak
- penggunaan lubrikan
 Mahkota dengan bentuk retensi yang buruk
 Menempatkan clamp pada gigi lain
 Menggunakan clamp yang diletakkan pada ruang interdental di bawah titik
kontak
 Membangun bentuk retentive pada mahkota dengan resin komposit yang
beradhesi pada permukaan gigi yang telah dietsa
 Gigi dengan mahkota porselen
Pada beberapa kasus, rubber dam dapat menyebabkan kerusakan mahkota porselen
sehingga dilakukan pencegahan dengan cara:
 Clamp harus ditempatkan di gigi lain
 Clamp harus diletakkan di bawah tepi mahkota
 Tidak menempatkan clamp pada tepi porselen
 Letakkan sheet diantara clamp dan porselen, yang berperan sebagai bantalan
sehingga dapat meminimalkan tekanan
 Isolasi gigi tunggal dilakukan dalam kasus-kasus di bawah ini
 Restorasi kelas I dan V
 Perawatan endodontik
 Penutupan pit dan fissure
 Isolasi gigi multiple dilakukan dalam kasus-kasus di bawah ini
 Restorasi kelas II
 Beberapa gigi dalam satu kuadran
 Pemutihan gigi

Pelepasan rubber dam

Sebelum rubber dam dilepas, bersihkan debris yang dihasilkan selama prosedur
dengan menggunakan water syringe dan evakuator bervolume tinggi, gunting benang
pengikat dari servikal gigi. Regangkan rubber dam ke arah bukal/labial dan tarik rubber dam
menjauh dari jaringan gingiva. Lindungi jaringan lunak di bawahnya dengan cara
menempatkan ujung jari di bawah septum. Bebaskan rubber dam dari sisi proksimal, namun
tinggalkan rubber dam di atas penjangkaran gigi anterior dan posterior. Gunakan forceps
clamp untuk melepaskan clamp, jika retainer sudah dibuka, lepaskan rubber dam dari gigi
penjangkaran kemudian lepas rubber dam dan frame secara bersamaan. Bersihkan mulut,
bibir, dan dagu pasien dengan kasa atau tisu untuk mencegah saliva mengenai wajah pasien.
Periksa, apakah ada fragmen-fragmen yang hilang setelah prosedur. Jika satu fragmen hilang,
periksa daerah proksimal karena fragmen rubber dam yang tertinggal di bawah margin
gingiva dapat mengiritasi gingiva.

IRRIGATION AND INTRACANAL MEDICAMENTS

Syarat bahan-bahan irigasi yang ideal :

 Antimicrobial spectrum luas


 Membantu membersihkan saluran akar
 Mempunyai kemampuan untuk melarutkan jaringan nekrotik/debris
 Tingkat toksisitas yang rendah
 Bahan lubrikan yang baik
 Memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga mudah mengalir ke daerah yang
tidak terjangkau
 Efektif untuk mensterilkan saluran akar (sebagai desinfektan)
 Mencegah pembentukan smear layer selama intrumentasi/melarutkan yang terakhir
setelah terbentuk lagi
 Menginaktivasi endotoksin

Bila bahan irigasi kontak dengan jaringan vital, harus non-toksik, non kausatik pada
jaringan periodontal dan mempunyai sedikit kemungkinan terjadi reaksi anafilaktik. Fungsi
bahan irigasi, antara lain :
 Menghilangkan serbuk dentin dengan pembilasan/irigasi saluran akar
 Meningkatkan efisiensi dari instrumentasi
 Melarutkan jaringan nekrotik
 Menghilangkan debris dari kanal lateral dan kanal aksesori
 Mempunyai sifat antibakteri
 Sebagai bahan bleaching
 Lebih efisien bila dikombinasikan antara bahan irigasi dengan agen lubrikan
 Membuka tubuli dentin dengan membuang smear layer

Faktor-faktor yang memodifikasi aktivitas dari bahan irigasi adalah :


 Jaringan akan larut pada NaOCl dengan konsentrasi yang tinggi (5,2%)
 Bahan irigan harus kontak dengan substrat
 Jaringan organik harus hilang/kondisi bersih untuk meningkatkan efektifitas bahan
irigasi
 Kuantitas penggunaan bahan irigasi
 Agar berpenetrasi yang baik dalam saluran akar harus menggunakan jarum untuk irigasi
(dalam Gauge) dengan ukuran 27/28 Gauge
 Tegangan permukaan yang rendah menghasilkan kondisi yang lebih baik
 Temperature bahan irigasi : panas dari NaOCl akan meningkatkan kemampuan
 Frekuensi penggunaan bahan irigasi : lebih sering digunakan akan menghasilkan hasil
yang baik
 Level of Observation
 Aktivitas irigasi akan lebih baik pada diameter saluran akar yang lebar
 Umur bahan irigan : cairan yang baru akan lebih efisien dibanding yang lama
Yang biasa digunakan sebagai bahan irigasi :
1. Chemically non-active solutions  air, saline, anastesi lokal
2. Chemically active solutions 
a. Alkalis : sodium hipoklorit 0.5 – 5.25%
b. Chelating agent : Ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA)
c. Oxiding agents : Hydrogen Peroxide, Carbamide Peroxide
d. Antibacterial Agents : Chlorhexidine, Bisdequalinium acetate
e. Acids : 30% hydrochloric acid
f. Enzymes : Streptokinase, papain, trypsin
g. Detergens : Sodium lauryl sulfate

Macam-Macam Bahan Irigasi :


NORMAL SALINE
Dapat menghilangkan kotoran dan sebagai lubrikan pada saluran akar. Karena
sifatnya sangat rendah, dapat digunakan sebagai tambahan irigasi kimiawi. Konsentrasi
normal saline 0.9% w/v biasa digunakan sebagai irigasi dalam bidang endodontik. Dapat
digunakan dengan teknik pembilasan. Bahan ini juga bisa digunakan sebagai bilasan terakhir
PSA untuk menghilangkan bahan-bahan kimiawi yang tertinggal setelah preparasi.
Keuntungan :
 Biokompatible
 Tidak ada rekasi yang membahayakan karena tekanan osmotik dari bahan ini hampir
sama dengan darah
Kerugian :

 Tidak memiliki sifat desinfektan


 Bahan terlalu ringan untuk membersihkan kanal hingga bersih
 Tidak mampu membersihkan flora microbial dari daerah yang tidak terjangkau
 Tidak memiliki efek antimikroba
 Tidak dapat menghilangkan smear layer

SODIUM HYPOCHLORITE
Bentuk dari sodium hipoklorit adalah jernih, pucat, cairan hijau-kuning dengan bau
yang kuat dari klorin. Bahan ini mudah larut dengan air dan akan terurai oleh sinar.
Mekanisme :
 Pada suhu tubuh, klorin reaktif dalam larutan air ada dua bentuk, yaitu hypochlorite
(OCl-) dan asam hypoclorite (HOCl). pH larutan juga tergantung dari ketersediaan klorin
tersebut.
 Adanya konsentrasi 5% dari klorin bebas dalam sodium hypoclorite bertanggung jawab
untuk memecah protein sampai menjadi grup amino.
 pH sodium hypochlorite yang biasa digunakan adalah 12, di mana akan terbentuk OCl.
Hypochlorite akan melarutkan jaringan nekrotik karena sifat alkali yang tinggi (pH 12).
 Untuk meningkatkan kinerja NaOCl, 1% sodium bikarbonat ditambahkan sebagai
buffering. Buffering membuat larutan menjadi tidak stabil sehingga menurunkan shelf
life hingga kurang dari satu minggu. Larutan buffer dan sodium hypochlorite disimpan
dalam tempat yang gelap dan sejuk.
Keuntungan :
1. Pelarut jaringan
2. Sebagai bahan antibakteri dan bleaching
3. Sebagai lubrikan saluran akar
4. Ekonomis
5. Penggunaan lebih mudah
Kerugian :
1. Karena tegangan permukaan yang tinggi, kemampuan untuk membasahi dentin
kurang
2. Mudah mengiritasi jaringan bila sampai lapisan dalam sehingga terjadi kerusakan sel
yang parah
3. Jika terjadi kontak dengan gingiva, maka akan terjadi inflamasi karena sifat
kaustiknya
4. Dapat memutihkan pakaian bila tumpah
5. Memiliki bau dan rasa yang tidak sedap
6. Uap dari sodium hipoklorit dapat mengiritasi mata
7. Mampu mengkorosi instrument

UREA
Cairan ini berwarna putih, crystalline powder, dan tidak berbau. Sebagai agen
terapeutik untuk berbagai macam infeksi. Larutan urea dengan 40% beratnya merukan pelarut
jaringan nekrotik dan pus yang ringan serta memiliki sifat antiseptik. Konsentrasi urea 30%
dapat digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar dengan pulpa vital/nekrotik.
Mekanisme :
 Terjadi denaturasi protein yang di mana bahan ini merusak struktur sekunder
mengakibatkan hilangnya aktivitas fungsional protein. Tindakan ini sebagai bahan
antiseptiknya.
 Membersihkan secara kimiawi dengan cara pelunakkan.
Penggunaan :
 Sangat bagus untuk antimicrobial seperti sulfonamide
 Toksisitas rendah dan dapat digunakan pada pasien dengan pulpa vital yang tidak
terinfeksi
 Dapat digunakan pada pasien dengan apeks terbuka atau area yang resorbsi

HIDROGEN PEROKSIDA
Bahan yang jernih dan tidak berbau. Dengan konsentrasi 3% dapat digunakan sebagai
bahan irigasi.
Mekanisme :
 Bahan ini sifatnya sangat tidak stabil dan mudah terurai karena panas dan cahaya
menjadi H2O + (O) (air dan oksigen baru). Jika kontak dengan enzim katalase dan
peroksidase, (O) akan menghasilkan efek bakteridal terapeutik yang bersifat
sementara dan dapat mengurangi debris-debris organic.
 Oksidasi dari sulfhydryl bakteri dari enzim
 Pelepasan (O) oksigen yang cepat dan kontak dengan jaringan organic
Penggunaan :
Bisa digunakan sendiri atau dikombinasi dengan sodium hipoklorit. Keuntungan (3%
H2O2 dan 5.2% NaOCl) :
1. Larutan H2O2 akan mendorong debris keluar dari saluran akar
2. Terjadi reaksi pelarut antara sodium hipoklorit pada debris organic
3. Dapat digunakan sebagai desinfektan dan bleaching
Bila dikombinasi dengan sodium hipoklorit, selalu gunakan sodium hipoklorit pada akhir
proses karena H2O2 dapat bereaksi dengan debris pada pulpa dan darah untuk memproduksi
gas (oksigen baru) yang dapat meningkatkan tekanan pada gigi sehingga dapat memperparah
nyeri.
UREA PEROKSIDA
Bubuk kristal berwarna putih, bau menyengat, dan dapat larut dalam air, alcohol, dan
gliserin.
Mekanisme :
 Membentuk secara cepat ketika terekspos panas, cahaya, tekanan, dan terurai menjadi
urea dan hidrogen peroksida
Urea peroksida  urea + H2O2
 Anhydrous glycerol dapat meningkatkan stabilitas urea peroksida
Penggunaan 10% urea peroksida pada basis anhydrous glycerol biasanya bahan yang
digunakan adalah glyoxide. Keuntungan penambahan bahan gliserol :
 Meningkatkan stabilitas dari pelarut dan lebih tahan lama
 Sebagai lubrikan yang baik, memfasilitasi nogosiasi dan instrumentasi tipis, saluran
akar yang bengkok
 Glyoxide dapat digunakan dengan EDTA untuk membersihkan dinding-dindign
saluran akar
Kerugian :
Berkaitan dengan kinerja dari urea peroksida lebih lama dibandingkan dengan hidrogen
peroksida (H2O2). Lebih efektif bila dikombinasikan dengan sodium hipoklorit.

CHLORHEXIDINE
 Bahan yang sangat kuat dan lebih stabil karena terbentuk dari garam (Chlorhexidine
Gluconate)
 Antiseptik yang lebih potensial yang penggunaannya lebih luar untuk mengkontrol
plak secara kimiawai dengan konsentrasi 0.2%
 Antimikroba yang optimal dengan pH diantara 5.5-7
 Kalau untuk bahan irigasi dapat digunakan konsentrasi 2%

Kombinasi 0.2% Chlorhexidine dan 2% sodium hipoklorit


Biasanya digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar karena :
 Chlorhexidine dapat digunakan sebagai campuran dari garam asam organic (sodium
hipoklorit), sebagai agen oksidasi, terjadi oksidasi gluconate yang merupakan bagian
dari chlorhexidine gluconate, dan membentuk cairan asam gluconic
 Meningkatkan kapasitas ionisasi dari chlorhexidine dengan tujuan untuk membentuk
chlorhexidine Cl. (Cl- dapat membantu perlekatan guanidine yang bagian dari
chlorhexidine)
 Kombinasi chlorhexidine (pH 6.5) dan sodium hipoklorit (pH 9-10) menghasilkan pH
lebih basa (pH 10) dan semakin efektif
Mekanisme :
Chlorhexidine merupakan antimicrobial dengan spectrum sangat luas. Mekanisme
antibacterial dari chlorhexidine berkaitan dengan kation bisbiguanide (struktur molekuler).
Konsentrasi yang rendah bertindak sebagai bakteriostatik juga pada konsentrasi yang tinggi
disebabkan koagulasi dan precipitasi dari sitoplasma dan juga sebagai bakterisidal. Pada
kondisi tertentu, chlorhexidine dapat memberikan efek residual. Antara 2% dan 0.2%
chlorhexidine dapat menghasilkan efek antimicrobial dengan residual aktif selama 72 jam
jika digunakan sebagai bahan irigasi endodontic.
Keuntungan dan kegunaan :
 Konsentrasi 2% digunakan untuk bahan irigasi saluran akar
 Konsentrasi 0.2% dapat digunakan untuk mengkontrol aktivitas plak
 Lebih efektif pada bakteri gram positif daripada bakteri gram negative
Kerugian :
 Tidak digunakan sebagai bahan irigasi utama dalam perawatan endodontic
 Tidak dapat melarutkan jaringan nekrotik
 Kurang efektif pada bakteri gram negative daripada gram positif

CHELATING AGENTS
Setelah perawatan saluran akar, jaringan organik akan menutup tubuli dentin. Smear
layer harus dihilangkan karena sebagai tempatnya mikroorganisme dan adaptasi dari bahan
endodontic mungkin terjadi setelah smear layer dibersihkan. Meskipun sodium hypochlorite
adalah bahan irigasi paling ideal tetapi bahan tersebut tidak memiliki sifat chelating. EDTA
dan bahan chelating lainnya seperti asam sitrat dan polyacrylic acids. Chelating agents adalah
bahan kimia yang dikombinasi dengan logam untuk membentuk chelate. EDTA adalah bahan
yang sering digunakan sebagai chelating agent untuk membersihkan dan membentuk saluran.
Bahan tersebut mengandung 4 asam asetat yang melekat dengan ethylenediamine. Sifatnya
non toksik dan mudah mengiritasi bila larutan lemah. Efek dari EDTA tergantung dari
konsentrasi dan lamanya kontak dengan dentin. EDTA sangat efektif sekali pada pH netral
sampai pH 9. Aktivitas membersihkan dan membentuk saluran dengan EDTA lebih optimal
pada pH netral dengan konsentrasi rendah.
Fungsi EDTA :
 Lubrikasi
 Emulsifikasi
 Mencegah debris dalam suspensi
 Menghilangkan smear layer
Mekanisme EDTA :
 Menghambat pertumbuhan bakteri dan menghancurkannya karena EDTA chelates
dengan ion-ion logam dalam jalur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
 EDTA mempunyai self limiting action. EDTA akan membentuk ikatan yang stabil
dengan kalsium dan dentin yang larut, tapi ketika semua ion chelating bereaksi, akan
tercapai suatu keseimbangan.
Kegunaan EDTA :
 Bahan pelarut dentin
 Membantu dalam saluran akar yang sempit
 Membantu memudahkan untuk manipulasi dari instrument
 Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk debridement
Perbedaan bentukan dari EDTA :
 R-EDTA : EDTA dikombinasi dengan cetrimide (cetyllrimethy 1 ammonium
bromide). Bahan yang sangat baik digunakan untuk membantu membersihkan saluran
akar.
 EDTAT : (EDTA + Texapon) EDTA dikombinasikan dengan sodium lauryl
sulfate yang akan menurunkan tegangan permukaan.
 EDTA-C : tersedia dalam konsentrasi 15% dan pH 7.3 di bawah EDTAC karena
mengandung cetavelon, quaternary ammonium compound yang ditambahkan sebagai
desinfektan.

Chelating agent di aplikasikan dalam bentuk liquid atau pasta. Tipe pasta yang
digunakan pertama kali adalah kombinasi dari urea peroksida dengan glycerol. Kemudian
dimodifikasi dengan kombinasi EDTA, urea peroksida dan carbowax yang larut dalam air
(polyethylene glycol). Bahan tersebut sangat efektif sekali sebagai lubrikan dan agen
pembersih.

ASAM SITRAT
Digunakan untuk menghilangkan smear layer sebagai bahan irigasi. Dapat digunakan
sendiri atau dikombinasi dengan bahan irigan lainnya tetapi EDTA atau asam sitrat jangan
pernah dicampur dengan sodium hipoklorit karena EDTA dan asam sitrat akan berinteraksi
kuat dengan sodium hypochlorite. Hal ini akan segera mengurangi aktivitas klorin dan
menginefektifkan bakteri.

ASAM POLYACRYLIC
Juga digunakan sebagai bahan irigasi

HYDROXYETHYLIDENE BISPHOSPHONATE (HEBP)


Biasa dikenal sebagai Etidronate dan sebagai bahan irigasi. Keuntungan dari bahan ini
sebagai bahan chelating agent adalah terjadi gangguan jangka pendek dengan sodium
hipoklorit.

SALVIZOL
Mempunyai sifat antibacterial dan lebih efektif pada gram positif, gram negative serta jamur.

IRIGASI ULTRASONIC
Membersihkan saluran akar atau dinding dinding saluran akar yang lebih baik
daripada metode konvensional. Penggunaan ultrasonic untuk mencegah akumulasi debris
pada saluran dan terjadi aliran yg terus menerus dari bahan irigasi. Mekanisme dari irigasi
ultrasonic adalah ketika file terkecil berada pada saluran akar. Sifat mekanik dari ultrasonic
itu akan menghasilkan energi panas dari larutan irigasi (sodium hipoklorit) dan mengeluarkan
debris dari saluran akar.
Keuntungan :
1. Membersihkan dinding saluran akar lebih bersih dari pada konvensional
2. Membersihkan smear layer secara efisien
3. Mengeluarkan debris
Kerugian :
1. Preparasi ultrasonik dari saluran akar menghasilkan hasil yg tidak dapat di prediksi
langsung.
2. Dapat merusak dinding saluran akar dan terjadi kerusakan saat selesai preparasi.

LARUTAN IRIGASI TEBARU


Larutan elektrokimia yang teraktivasi yang terbuat dari air dan larutan garam dengan
konsentrasi rendah. Ada dua tipe larutan yaitu anolit (anoda) dan katolit (katoda). Larutan
anolit disebut sebagi air superoksida atau air yg mempunyai potensial oksidatif. Tetapi saat
ini yang banyak digunakan adalah larutan berbahan netral dan alkaline.
Keuntungan :
1. Non toksik terhadap jaringan biologi
2. Antimikroba dengan spectrum luas yang efektif

OZONATED WATER IRIGATION


Mempunyai sifat anti mikroba yang efektif pada bakteri, jamur, protozoa dan virus.
Air ozon ini sangat berguna untuk mengkontrol infeksi oral. Keuntungannya meliputi :
1. Bahan yang sangat potensial
2. Mudah digunakan
3. Mempunyai efek antimicrobial yg cepat

LARUTAN RUDDLE’S
Komposisinya 70% EDTA, 5% NaOCL, hypaque  adalah larutan aqueus dari garam
iodine, diterizoat dan sodium iodine. Mekanisme:
1. Sebagai pelarut dari sodium hipoklorit yang membantu penetrasinya EDTA dan
radiopasitas karna hypaque membantu untuk memvisualisai dari bentuk dan mikro
anatomi dari saluran dan ketebalan dentin selama terapi endodontic
2. Pelarut sodium hipoklorit dapat membersihkan komponen dari saluran akar. Jadi
larutan ruddle’s dapat membantu menegakan diganosa yg akurat, treatment planning
dan managemen dari presedural accident.

PHOTO ACTIVATED DESINFECTION (PAD)


Merupakan terobosan baru dalam menghilangkan bakteri pathogen secara cepat,
efektif dan sistem desinfeksi invasif yang dianggap dapat membunuh lebih dari 99% dari
bakteri dalam endodontik biofilm. Mekanisme PAD adalah sinar laser bertenaga rendah
disalurkan melalui ujung serat optik sekali pakai untuk mengaktifkan PAD larutan
antibakteri.
Keuntungan :
1. Antimicrobial paling efektif, mampu membunuh gram negative, gram positif, areob,
anaerob. Dengan kata lain mampu efektif ke semua bakteri
2. Mampu mengatasi masalah antimikroba yang resistan
3. Bisa membunuh bakteri pada biofilm kompleks seperti subgingiva plak yang biasanya
tahan terhadap aksi agen antimikroba

MTAD (MIXTURE OF A TETRASIKLIN ISOMER, AN ACID AND DETERGENT)


MTAD telah diperkenalkan ditahun 2000 sebagai bilasan akhir untuk desinfeksi
sistem saluran akar, mampu menghilangkan lapisan smear dan efektif terhadap Enterococcus
faecali yaitu mikroorganisme yg resisten terhadap obat antimikroba.
Tujuan pemakaian MTAD adalah :
1. Desinfeksi dentin.
2. Menghilangkan smear layer
3. Membuka tubulus dentin agar antimicrobial agent dapat masuk ke saluran akar.
Komposisi :
1. Tertrasiklin
2. Citric acid
3. Detergent.
Keuntungan :
1. Larutan yang efektif untuk menghilangkan smear layer
2. Biokompatibilitas
3. Membunuh E.Facalis bakteri yang paling signifikan yang mana resiten terhadap
pengobatan antimicrobial dan larutan irigasi
4. Memiliki efek minimal terhadap sifat gigi
5. MTAD memiliki efek pelarut serupa dengan EDTA di pulpa dan dentin

Metode Irigasi
Meksipun teknik irigasisederhana, masih dibutuhkan kehati-hatian saat mengirigasi
dengan system dan jarum yang berbeda. Yang perlu diperhatikan saat mengirigasi kanal
adalah:
1. Cairan harus dapat diterima secara perlahan dan pasif oleh saluran akar.
2. Jarum tidak boleh menekan saluran dan harus dapat mengalirkan cairan dengan baik.
3. Diameter jarum 25 dan 27 yang direkomendasikan.
4. Pada saluran akar yang kecil, letakan cairan pada ruang pulpa. Lalu file akan
membawa cairan ke saluran. Kapiler dari saluran naroow akan member warna pada
cairan tersebut. Untuk menghilangkan cairan, jarum aspirasi atau 2x2 inci diameter
jarum diletakan pada chamber. Untuk mengkeringkan saluran selanjutnya, hilangkan
cairan dengan paper point.
5. Ukuran dan bentuk kanal menentukan irigasi kanal. Untuk pembersihan yang efektif
pada area apical, saluran harus lebih besar atau sama dengan 30.
6. Pada system delivery, irigasi tidak boleh ditekan pada jaringan apical melainkan
diletakan secara halus pada kanal.
7. Untuk pembersihan yang efektif, jarum harus dapat membawa cairan dekat dengan
bagian yang ingin dibersihkan.
8. Pada kasus dengan kanal yang besar, ujung jarum harus dapat dimasukan hingga
terasa ada hambatan, lalu tarik 2-3 mm dari titik tersebut, kemudian dilakukan irigasi
pada bagian kanal. Untuk menghilangkan cairan, gunakan paper point.
9. Untuk pembersihan secara efektif pada kanal gigi bagian anterior dan posterior,
bengkokan jarum sebanyak 30 derajat sehingga jarum dapat mencapai panjang yang
optimal.
10. Banyaknya volume cairan yang diirigasi lebih penting dibandingkan konsentrasi
irigasi.

MEDIKAMEN STERILISASI

 Fungsi dari medikamen intrakanal adalah:


 Menghancurkan bakteri yang tersisa dan membatasi pertumbuhan bakteri yang
bari datang
 Berguna pada perawatan periodontitis apikaslis, seperti pada kasus inflamasi
yang disebabkan karena over instrumentasi

 Indikasi penggunaan medikamen intrakanal adalah:


 Untuk menghilangkan microorganisme yang tersisa pada ruang pulpa
 Mengeringkan saluran akar
 Berperan sebagai barrier terhadap kebocoran dressing antar kunjungan
 Untuk menetralkan jaringan debris

 Sifat yang harus dimiliki medikamen intrakanal:


 Germisid dan fungisid yang efektif
 Tidak menyebabkan iritasi pada jaringan pulpa
 Tetap stabil pada larutan
 Memiliki sifat antimikroba dalam waktu panjang
 Tetap aktif meskipun terdapat darah dan pus
 Memiliki tegangan permukaan yang rendah
 Tidak meninggalkan stain pada gigi
 Dapat inaktif pada media kultur
 Tidak memicu respon imun

 Macam-macam medikamen sterilisasi


1. ESSENTIAL OIL
Eugenol
 Bahan ini telah digunakan dalam bidang endodontik selama bertahun-tahun.
Bahan ini merupakan konstituen dari kebanyakan selaer saluran akar dan
digunakan sebagai sealing agent sementara. Senyawa ini adalahan esensi
kimia dari minyak cengkeh dan berhubungan dengan fenol. Efek dari
eugenol bergantung dari konsentasi jaringan dari eugenol.
 Bahan ini dibagi menjadi 2
 Dosis rendah (efek menguntungkan):
o Menghambat sintesis prostaglandin
o Menghambat aktivitas saraf
o Menghambat kemotaksis sel darah putih
 Dosis tinggi (efek toksik)
o Menginduksi kematian sel
o Menghambat respirasi sel

 Kegunaan eugenol
 Sebagai medikamen intrakanal
 Sebagai sealer saluran akar
 Bagian dari sealing agent sementara

2. PHENOLIC COUMPOUND
 Semua senyawa phenolic dan senyawa yang sama memiliki sifat yang sanagt
mudah menguap dengan tegangan permukaan yang rendah. Jika diaplikasikan
dengan cotton pellet pada ruang pulpa, uap akan berpenetrasi ke seluruh saluran
akar. Maka dari itu, aplikasi menggunakan paper point tidak diperlukan. Hanya
jumlah yang sedikit dari medikasi ini yang dibutuhkan untuk mendapatkan
keefektivitasannya, sebaliknya, dapat terjadi peningkatan kemungkinan
terjadinya iritasi periapikal
Phenol
 Digunakan selama bertahun-tahun karena aksi disinfetan dan kaustiknya.
Namun, bahan ini memiliki potensi inflamasi yang kuat, sehingga untuk
sekarang sudah jarang digunakan sebagai medikamen intrakanal.
 Mekanisme:
 Karena sifatnya yang mudah menguap, bahan ini dianggap dapat
berpenetrasi ke tubuli dentin dan permukaan ireguler saluran akar.
Namun, selanjutnya diteliti bahwa bahan ini hanya bertahan
sebentar dan dapat berdifusi melalui tumpatan sementara dan
jaringan periapikal yang menyebabkan toksisitas.
 Dinding sel bakteri dapat rusak karena terjadinya penurunan
permeabilitas yang disebabkan oleh fenol. Penurunan permeabilitas
akan menahan terjadinya perpindahan ion–ion organik ke dalam sel
bakteri, sehingga menghambat pertumbuhan bahkan dapat
menyebabkan kematian sel pada bakteri.
 Senyawa fenol mampu bekerja secara spesifik pada membran sel
dan menginaktivasi enzim dengan membentuk senyawa kompleks
yang tidak stabil.
 Meskipun memiliki sifat toksisitas tersebut, derivat dari fenol seperti
paramonochlorophenol, thymol, dan cresol masih tersedia. Phenol adalah
racun protoplama nonspesific yang memiliki efek antibakterial optimal
pada konsentrasi 1-2%. Derivat dari phenol adalah antiseptik yang lebih
kuat dan lebih toksik dari fenol. Senyawa phenol tersedia dalam bentuk
larutan kamfer. Larutan kamfer menghasilkan senyawa phenol yang lebih
tidak toksiks karena kamfer dapat melepas toksin ke jaringan sekitar. Pada
studi invitro menunjukan bahwa phenol dan derivatnya sangat toksik
terhadap sel mamalia dan efek antimikrobanya tidak dapat
menyeimbangkan sifat toksistasnya(Hargreaves & Berman, 2015).
 Aplikasi: dengan menggunakan cotton pellet lalu cotton pellet diperas,
kemudian dimasukan ke ruang pulpa. Cotton pellet harus diperas karena
apabila berlebihan dapat menyebabkan iritasi di jaringan sekitar.
Penggunaan bahan fenol diganti setiap 5 hari sekali (rotation of medication)
agar tidak terjadi resistensi terhadap bakteri
 Kegunaan:
 Sebagai disinfektan sebelum bedah periapikal
 Untuk cauterizing jaringan yang sulit dibersihkan dngan file atau
broaches
Parachlorophenol
 Bahan ini merupakan bahan yang populer digunakan semenjak phenol tidak
lagi digunakan dalam bidang endodontik karena toksistasnya yang tinggi
 Komposisi:
 Produk substitusi dari phenol yang mana clorin menggantikan atom
hidrogen (C6H4OHCL)
 Pada triturasi dengan gum kamfer, produk ini bergabung untuk
membentuk oily liquid
 Konsentrasi: 1% larutan encer lebih dipilih
 Kegunaan: pilihan sebagai dressing untuk gigi yang terinfeksi

Camphorated monoparachlorophenol (CMCP)


 Medikamen yang umumnya digunakan dalam bidang endodontik, namun
penggunaannya beberapa tahun belakangan berkurang
 Komposisi:
 Kamfer ditambahkan ke parachlorophenol (PCP) karena:

 Sebagai pelarut
 Memperpanjang efek antimikrobial
 Mengurangi efek iritasi PCP
 Menthol dala CMCP:
 Mengurangi iritasi yang disebabkan oleh chlorophenol
 Mengurangi rasa sakit (Torabinejad)
 Kegunaan: pilihan sebagai dressing gigi yang terinfeksi

Cresatin
 Cresatin memiliki kualitias yang diinginkan dan sama seperti CMCP dan
lebih tidak mengiritasi jaringan periapikal
 Komposisi:
 Substansinya jernih,
 stabil,
 oily liquid yang memiliki sifat mudah menguap yang diketahui
sebagi metacresyl acetate

3. ALDEHYDES
 Formaldehid, paraformaldehid, dan glutaraldehid adalah medikamen
intrakanal yang umum digunakan
 Merupakan protein yang larut dalam air dan dianggap sebagai salah satu
disifenfektan yang paling poten
 Bahan ini utamanya diaplikasikan sebagai disinfektan untuk permukaan
dan alat medis yang mana tidak dapat di sterilisasi, tetapi bahan ini agak
toksis dan alergik dan beberapa karsinogenik
 Formaldehid mudah menguap dan melepaskan uap antimikroba ketika
diaplikasian pada cotton pellet untuk disinfeksi ruang pulpa (Hargreaves
& Berman, 2015)
Formocresol
 Mengandung formaldehid sebagai bahan utama dan masih digunakan
secara luas untuk prosedur pulpotomi pada gigi sulung tetapi sifat toksis
dan mutageniknya menjadi perhatian
 Komposisi:
 formaldehid 19%
 cresol 35%,
 air dan gliserin 46%
 Penggunaan: sebagai dressing pulpotomi untuk memperbaiki jaringan
pulpa yang dipertahankan

Paraformaldehid
 Bentuk polimerik dari formaldehid dan sering ditemukan sebagai
komponen dari bahan obturasi seperti endomethasone
 Bahan ini perlahan terurai dan menyisakan formocresol, monomernya
 Sifatnya sama dengan formaldehid yaitu toksik, alergenik dan genotoxic
4. CALCIUM HYDROXIDE
 Mekanisme dan efek dari kalisum hidroksida
 Secara fisika
o Berperan sebagai physical barrier dari masuknya bakteri
o Menghancurkan bakteri yang tersisa dengan membatasi
ruang untk multiplikasi dan menahan substrat untk
pertumbuhan
 Secara kimia
o Menunjukkan aksi antiseptik kemungkinan karena pH nya
yang tinggi dan aksi pembersihannya terhadap jaringan
pulpa yang nekrotik. Bahan ini juga dapat meningkatkan pH
dari circumpulpal dentin ketika diletakkan pada saluran akar
o Menekan aktivitas enzimatik dan mengganggu membran sel
o Menghambat replikasi DNA dengan membelahnya
o Menghidrolisis bagian lipid dari LPS bakteri yang kemudian
menginaktifkan aktifitas LPS. Hal ini adalah efek yang
diinginkan karena dinding sel yang mati tetap ada setelah
pembunuhan bakteri yang mana dapat menyebabkan infeksi
o Memiliki kemampuan memperbaiki dan menginduksi
pembentukan jaringan keras
o Kalsium hidroksida mempunyai aksi kerja melalui pelepasan
ion Ca²⁺ yang berperan dalam proses mineralisasi jaringan
dan ion OH⁻ yang dapat memberikan efek antimikroba
melalui peningkatan pH sehingga terbentuk lingkungan
alkalin yang menyebabkan sebagian besar mikroorganisme
yang ada dalam saluran akar tidak mampu bertahan hidup.

 Tersedia dalam sediaan:


 Bentukan pasta:
Single paste atau kombinasi dengan iodoform
 Bentukan powder:
Bentukan powder dicampur dengan saline dan larutan anestesi.
Aplikasi: pada sediaan pasta diaplikasikan dengan syringe
memenuhi saluran akar. Penggunaan kalsium hidrokside sebagai
medikamen intrakanal berfungsi selama 1 minggu sedangkan
penggnaan kalsium hidroksida untuk mencegah resorpsi akar dan
apeksifikasi berfungsi selama 2 minggu, digunakan selama 3-4
bulan
 Indikasi:
 Pada kasus weeping canal
 Perawatan phoenix abscess
 Kasus resorpsi
 Untuk apexifikasi
 Selama pulpotomi
 Untuk perawatan nonsurgical lesi periapikal
 Pada kasus direk dan indirek pulpcapping
 Sebagai sealer untuk obturasi
 Untuk mengurangi rasa sakit postoperative setelah over
instrumentasi, digunakan dengan kombinasi Ledermix 1:1

 Keuntungan
 Menghambat resorpsi akar
 Stimulasi penyembuhan periapikal
 Memicu mineralisasi
 Kekurangan
 Sulit untuk diambil dari saluran akar
 Mengurangi setting time dai zinc oxide eugenol based cement
 Efektivitas yang terbatas jika digunakan dalam waktu yang sebentar
pada saluran akar karena alasan berikut:
o Kelarutan rendah dan kemampuannya untuk membaur
membuat kalsium hidroksida sulit untuk mencapai
peningkatan pH yang cepat
o Formulasi yang berbeda memiliki potensial alkaline yang
berbeda
o Ketidakmampuan untuk mencapai akses yang tidak tercapai
seperti isthmus, ramifikasi dan permukaan irreguler saluran
akar
o Bakteri yang terpendam lebih dalam ke tubuli dentin tidak
terpengaruhi oleh kalsium hidroksida
o Menghambat aksi kalisum hidroksia oleh protein dentin
buffering

 Penggunaan kalsium hidroksid pada kasus weeping kanal


Terkadang, gigi yang tengah dilakukan perawatan saluran akar
menunjukan eksudasi kemerahan yang konstan berhubungan dengan
radiolusensi periapikal. Gigi dapat asimptomatis. Ketika diguka pada
kunjungan seanjutnya, eksudat berhenti namun muncul kembalike
kunjungan selanjutnya. Hal ini dikenal sebagai “weeping canal”. Pada
kasus ini, gigi dengan eksudat tidak siap untuk di tumpat, karena lapuran
kultur normalnya menunjukan hasil pertumbuhan bakteri yang negatif,
sehingga antibiotik tidak membantu dalam kasus tersebut. Pada gigi
seperti itu, keringkan saluran akar dengan absorbent paper point steril dan
aplikasikan kalsium hidroksid ke saluran akar. Pada kunjungan
selanjutnya, ditemukan saluran akar yang kering, maka siap untuk
dilakukan obturasi. Hal ini terjadi karena pH jaringan periapikal asam
pada weepin stage yang mana dapat berubah ke pH normal oleh kalsium
hidroksida.. beberapa mengatakan kaustik efek dari kalsium hidroksida
membakar residual jaringan inflamasi yang kronis dan juga kalsium
hirdroksida membentuk tulang didalam lesi oleh karena saksi
kalsifikasinya.

5. HALOGEN
 Halogen termasuk chlorin dan iodine yang mana digunakan pada berbagai
formulasi dalam bidang endodontik. Bahan ini agen oksidasi yang poten
dengan efek bakterisidal yang cepat
 Digunakan juga untuk dressing intrakanal dalam bentuk chloramine-T, N-
chloro-tosylamide sodium salt

Chlorine
 Sodium hypochlorite: senyawa ini kadang-kadang digunakan sebagai obat
intrakanal. Secara umum, aksi disinfektan halogen berbanding terbalik
dengan berat atomnya.
 Chlorine (berat atom paling rendah), memiliki aksi disinfektan terbesar di
antara anggota kelompok ini. Desinfektan chlorine bukanlah senyawa yang
stabil karena berinteraksi cepat dengan bahan organik.
 Sodium hypochlorite sebagai obat intrakanal yang efektif dan juga
mengiritasi. Karena aktivitas natrium hipoklorit intens tetapi durasinya
pendek, senyawa tersebut sebaiknya dioleskan ke saluran akar setiap dua
hari sekali.
Iodides
 Mekanisme:
Iodine sangat reaktif di alam. Ia bergabung dengan protein dengan cara
terikat longgar sehingga penetrasi tidak terhalang. Hal ini memungkinkan
rusaknya mikroorganisme dengan membentuk garam yang bertentangan
dengan kehidupan organisme.
 Iodine digunakan dalam bentuk IKI (Iodine potassium iodide) dan
iodophor. Sediaan IKI didapatkan dengan mencampurkan 2gr iodine dalam
4 grm potassium iodide dan dilarutkan dalam 94 ml air distilasi
 Kelebihan:
 Toksisitas jaringan yang rendah,
 efek antimikroba yang tinggi
 kontraindikasi: pasien alergi iodine

6. PASTA PBSC
 Seperti yang disebutkan oleh Grossman, PBSC telah digunakan secara luas
di kalangan dokter gigi. Komponen pasta adalah sebagai berikut:
 Penisilin: efektif melawan mikroorganisme gram positif
 Bacitracin: efektif melawan mikroorganisme yang resistan terhadap
penisilin
 Streptomisin: efektif melawan mikroorganisme gram negatif
 Caprylate (garam natrium): efektif melawan jamur.
 Alasan penggambungan ini karena masing-masing antibiotik penyusunnya
biasanya efektif hanya untuk beberapa strain mikroba padahal diketahui di
dalam saluran akar terdaat bermacam-macam mikroba (Mattulada, 2010)
 Nystatin menggantikan sodium caprylate sebagai agen antifungal yang
tersedia dalam bentuk PBSN. Keduanya tersedia dalam bentukan pasta
yang bisa diinjeksikan ke saluran akar atau diolesi pada paper point.
 Aplikasi: Karena tidak ada sifat mudah menguap, obat ini harus diletakkan
dalam saluran akar untuk memberikan efek pada daerah tersebut.

7. CLORHEXIDINE GLUCONATE
 Umumnya digunakan sebagai larutan irigasi selama atau pada akhir
instrumentasi. Sebagai medikamen intrakanal dipakai dalam bentuk gel 2%.
 Konsentrasi efektif yang biasa digunakan berkisar antara 0,2 - 2%.
 Dapat digunakan sendiri atau dicampur dengan kalsium hidroksida.
 Kombinasi kalsium hidroksida dengan chlorhexidine akan menyebabkan
aktivitas antimikroba lebih besar dibanding bila dicampur dengan larutan
saline. Selain itu penyembuhan periradikuler juga lebih baik.
 Pada tudi invitro, CHX dapat mencegah kolonisasi bakteri seefektif
Ca(OH)2 selama pemberian 1 minggu
 Mekanisme:
 CHX secara elektrostatik dapat berikatan dengan permukaan bakteri
ber ion negatif.
 Menghancurkan lapisan terluar dari dinding sel dan membuatnya
menjadi permeabel
 Wide spektrum agen antimikrobial, aktif terhadap gram positif,
gram negatif, dan yeast
 Kelebihan:
 Memiliki keberhasilan antimikroba yang sama atau bahkan lebih
baik dari kalsium hidroksida
 Sangat efektif untuk mengeleminasi biofilm e. Faecalis (Hargreaves
& Berman, 2015)
 Kekurangan: tidak menghilangkan smear layer.

8. SULFONAMIDE
 Sulfonamid dan sulfonazole digunakan sebagai medikamen dengan
mencampurkan dengan air steril terditilasi atau menempatkan paper point
lembab ke toples berisi powdernya. Biasanya direkomendasikan bersamaan
dengan pemberian dressing di gigi yang telah terbuka setelah abses akut
periapical.

9. N2 BY SARGENT
 Senyawa yang mengandung formaldehid sebagai bahan utama
 Sifat antibakterial dari N2 pendek dan meghilang setelah 7-10 hari

10. CHLORAMINES-T
Obat yang baik untuk antimikroba. Dipakai dengan konsentrasi 5%.
Sebagai desinfektan gutta-percha dan dapat digunakan pada pasien yang
alergi Iodine.

11. QUARTERNARY AMMONIUM COMPOUNDS

Senyawa bermuatan positif yang menarik mikroorganisme bermuatan


negatif yang memiliki tegangan permukaan rendah contoh Aminoacridine.
Aminoacridine adalah antiseptik ringan efektif tetapi kurang efektif
dibandingkan CMCP. digunakan lebih banyak sebagai bahan iritan dari
pada obat intrakranial.

12. KOMBINASI KORTIKOSTEROID-ANTIBIOTIK


 Obat ini memiliki efek pada terapi over instumen, diletakkan pada jaringan
periapikal yang terinflamasi dengan paper point atau reamer.
 Kortikosteroid mengurangi inflamasi periapikal dan mengurangi rasa nyeri
pada pasien yang sakit saat dilakukan perkusi.
 Tetra-Cotril, Cortisporin, Mycolog, dan kombnasi lain tersedia untuk
penggunaan pda perawatan endodontik
 Ledermix merupakan salah satu kombinasi kortikosteroid-antibiotik yang
paling baik
 Merupakan campuran triamcinolone acetonide 1%
(antiinflammatory agent) dengan demeclocycline (antibiotik broad
spectrum)
 Memiliki efek relief of pain yang cepat pada kasus inflamasi akut
pulpa dan periodontal
 Mekanisme:
o Menghambat sintesis protein ribosomal pada bakteri
o Triamnicolone dapat berdifusi melalui tubuli dentin/ lateral
canal/ foramen apikal sehingga masuk ke dala sirkulasi
sistemik.
 Kombinasi antibiotic dan kortikosteroid menghambat pertumbuhan
mikroorganisme ketika terjadi inflamasi
 Karena kortikosteroid merupakan suatu bahan biokompatibel, penempatan
dalam intrakanal merupakan standar protokol untuk tindakan darurat pada
trauma yang diprediksi dapat terjadi resorpsi akar, atau infeksi pulpa,
sepanjang sumber infeksi sudah dihilangkan.

REFERENSI

Garg Nisha, Amit, 2010, Textbook of Endodonti, 2nd.ed., Jaypee Brother Publisher

Garg Nisha, Amit, 2013, Textbook of Endodonti, 3rd.ed., Jaypee Brother Publisher

Schawrt, Richad S dan Robbin, James W. Post Placement and Restoration of Endodontically
Treared teeth. Journal of Endodonti

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15107639/
Prasetyo, Dwi. 2011. Macam- Macam Pasak Pada Gigi Anterior Pasca Perawatan
Endodontik, Skripsi Universitas Hassanuddin Makassar

Anda mungkin juga menyukai