Anda di halaman 1dari 6

JURNAL READING

DEPARTEMEN KONSERVASI

Conduction of reparative dentin: A pulp protecting approach by


indirect pulp capping in deep carious lesion with biodentine

Muhlisa Tsania G

170160100111032

INSTRUKTUR PEMBIMBING: drg. Fidya, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
Konduksi dentin reparatif: Pelindung pulpa pada indirect pulp capping pada lesi karies
yang dalam dengan biodentine

Abstrak

Laporan kasus ini menyatakan, perawatan lesi karies dalam pada pria dilakukan dengan
menggunakan indirect pulp capping dengan biodentine. Hasil klinis dan radiologis dievaluasi.
Pasien dilakukan tes termal (dingin) menunjukkan sensitivitas ringan sampai sedang dan pasien
merasa tidak nyaman saat makan di daerah molar pertama kiri rahang bawah. Pemeriksaan
radiografi klinis menunjukkan terdapat lesi karies disto-oklusal, sangat dekat dengan pulpa, tidak
ada lesi radiolusen di daerah periapikal dan tidak ada pelebaran ruang periodontal. Sensitivitas
pulpa terkonfirmasi oleh uji vitalitas termal. Perawatan indirect pulp capping dilakukan
menggunakan biodentine. Setelah dilakukan perawatan selama 6 bulan, gejala klinisnya teratasi
dan terbentuk calcific bridge di dentin di atas pulpa dan biodentine merupakan bukti indikasi
pembentukan dentin reparatif.

Pendahuluan

Pulpa dan dentin mencakup hubungan yang kompleks dimana adanya kontaminasi bakteri pada
dentin yang terus menerus akan mempengaruhi pulpa. Bahkan invasi mild caries dapat
menimbulkan reaksi pulpa. Jika etiologi dihilangkan sejak awal, penyembuhan terjadi sejak awal.
Karies gigi adalah ancaman utama terhadap kesehatan pulpa gigi yang dapat menyebabkan
kerusakan progresif struktur gigi. Kerusakan gigi dapat mengubah yang awalnya pulpitis
reversible menjadi keadaan ireversible. Dalam pertimbangan kedokteran gigi konservatif, dapat
dianggap sebagai endodontik preventif atau interseptif yang memungkinkan pulpa untuk pulih
dan dapat melindungi pulpa dari kerusakan lebih lanjut. Indirect pulp capping adalah salah satu
perawatan untuk melindungi pulpa gigi dengan karies yang dalam. Pada teknik indirect pulp
capping, setelah menghilangkan jaringan terinfeksi, dentin dengan karies lunak, demineralisasi
(affected atau sterile dentin) diperlukan untuk dibiarkan yang dapat membentuk remineralisasi
dengan menggunakan perawatan pulp capping.

Suatu prioritas utama dalam perawatan lesi karies yang dalam adalah menjaga vitalitas pulpa.
Manajemen konservatif pulpa memiliki potensi untuk mengurangi kebutuhan akan perawatan
yang lebih invasif. Namun setelah pulpa terbuka, perawatan konservatif menjadi meragukan dan
tidak dapat diprediksi. Selain itu, selama penghilangan karies jika pulpa terbuka, keberhasilan
akan berkurang secara signifikan. Untuk menghindari pulpa terekspos/terbuka dalam kasus ini,
prosedur konservatif yang direkomendasikan yaitu indirect pulp capping treatment (IPT).

Penelitian retrospektif dan prospektif menunjukkan bahwa di kedua gigi tingkat keberhasilan
untuk perawatan indirect pulp capping yang serupa berkisar dari 73 hingga 93% setelah 2 minggu
hingga 11 tahun follow up.
Pencarian untuk bahan ideal pulpa vital, peneliti telah menyelidiki inovasi baru untuk keberhasilan
perawatan pulp capping seperti Ca(OH)2, ZnO eugenol cement, polycarboxylate cement, glass
ionomer cement, antibiotic, growth factor, emdogain, bioglass, MTA dan baru-baru ini biodentine.

Ca(OH)2 dipertimbangkan secara luas digunakan untuk pulp capping agent. Namun, tidak
memberikan adaptasi yang cukup baik dengan dentin, menyebabkan degradasi bertahap,
reparative dentin yang tidak memadai dengan terbentuknya tunnel defect yang terbentuknya jalan
untuk penetrasi mikroorganisme.

Semen bioaktif baru, biodentineTM (Septodont, St. Maurite des Fosses Prancis), baru - baru ini
diluncurkan di dental market sebagai dentin replacement. BiodentineTM terdiri dari bubuk di dalam
kapsul dan cairan dalam pipet. Bubuk tersebut mengandung tri-calcium silicate sebagai bahan
inti utama, di-calcium silicate bahan inti kedua, calcium carbonate dan oxide sebagai
pengisi/fillers, iron oxide sebagai shade dan zirconium oxide sebagai radiopacifier. Cairan terdiri
dari CaCl2 sebagai akselator dan dapat larut polimer sebagai agen pereduksi air. Bubuk tersebut
dicampur dengan cairan yang terdapat dalam kapsul dalam amalgamator selama 30 detik. Setting
time untuk biodentine sekitar 12 menit. Itu dapat digunakan di kedua mahkota dan akar. Dapat
pula digunakan sebagai mahkota sementara, cervical filling, indirect dan direct pulp capping dan
pulpotomi. Pada akar, dapat memperbaiki perforasi, resorpsi internal dan eksternal dan obturasi
saluran akar yang semakin memburuk.

Dalam laporan kasus ini, indirect pulp capping dengan biodentine dilakukan untuk
mempertahankan vitalitas pulpa dengan konduksi dentin reparatif di atas pulpa.

Laporan Kasus

Seorang pasien berusia 20 tahun dilaporkan ke Departemen Kesehatan Kedokteran Gigi dan
Endodontik Konservatif, BSMMU, Dhaka dengan keluhan sensitivitas ringan hingga sedang pada
tes termal (dingin) dan merasa tidak nyaman makan di molar pertama rahang bawah bagian kiri.
Pemeriksaan klinis menunjukkan lesi karies disto-oklusal yang dalam di gigi molar pertama kiri
rahang bawah tanpa melibatkan pulpa terbuka. Gigi merespons secara normal saat dilakukan
perkusi dan palpasi. Jaringan gingiva yang berdekatan normal. Radiografi menunjukkan lesi
karies jauh di dalam, sangat dekat dengan pulpa, tidak ada radiolusen di daerah periapikal dan
tidak ada pelebaran ruang periodontal. Uji vitalitas pulpa termal (dingin) positif. Tidak
menunjukkan rasa sakit yang berlebihan dan gejala cepat menghilang setelah stimulus
dihilangkan.
Diagnosanya yaitu pulpitis reversibel molar pertama mandibula kiri dan rencana perawatannya
yaitu mempertahankan vitalitas pulpa dengan menggunakan indirect pulp capping dengan
biodentine diikuti oleh restorasi permanen dengan resin komposit.

Seluruh prosedur perawatan dijelaskan kepada pasien dan diperoleh persetujuan. Setelah
diberikan anestesi lokal dan dilakukan isolasi dengan cotton roll. Pertama, menghilangkan karies
di area sekitar menggunakan diamond bur no. # 4 pada handpiece high speed. Dentin yang
terinfeksi dari dinding kavitas dihilangkan dengan ekskavator, diikuti oleh carbide bur kecepatan
rendah yang sesuai dengan ukuran kavitas dan dilakukan sangat hati-hati untuk menyisakan
dentin dan mencegah terbukanya pulpa. Kavitas dibersihkan dengan normal salin dan
dikeringkan dengan cotton pellet. Bubuk dan cairan biodentineTM (septodont) dicampur
menggunakan campuran otomatis (amalgamator) selama 30 detik. Lalu konsistensi putty like
diletakkan pada mixing pad dan diaplikasikan pada kavitas dengan ketebalan hingga 3 mm.
Sekitar 12 menit setelah pencampuran, bahan mengeras dan gigi direstorasi komposit (giomer)
untuk menggantikan enamel. Oklusi diperiksa apakah ada spot tebal. Kemudian dilakukan foto
radiografi. Pasien dipanggil kembali untuk evaluasi klinis dan radiologis pada interval ke 3 dan 6
bulan. Pada 6 bulan, evaluasi radiografi menunjukkan terdapat formasi dentin reparatif yang
konsisten di atas pulpa dan biodentine.

Diskusi

Pilihan untuk perawatan indirect pulp capping pada kasus ini berdasarkan pada diagnosis pulpa,
yang didukung oleh evaluasi history nyeri dan pemeriksaan klinis dan radiografi. Kebanyakan
penelitian dilaporkan dalam literatur mengevaluasi IPC untuk pengobatan lesi karies yang dalam
pada molar sulung, sementara beberapa penelitian klinis dilakukan pada gigi permanen. Lesi
karies aktif dibedakan menjadi dua lapisan; yaitu infected dentin merupakan lapisan lunak
superfisial dari kolagen fibril yang terdegradasi dan tidak dapat remineralisasi; dan affected
dentin, yang sebagian didemineralisasi, dengan fibril kolagen utuh yang dapat terremineralisasi.
Namun penemuan klinis dari dua lapisan ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit. Pengalaman
dan penilaian klinis merupakan keterampilan penting untuk menghilangkan infected dentin secara
tepat, meninggalkan dentin yang berpotensi terkena remineralisasi. Beberapa penulis
menyatakan bahwa complete removal of decay caries tidak penting dalam langkah kedua.
Fairbourn et al melaporkan bahwa kunjungan kedua mungkin tidak diperlukan jika restorasi
terakhir dapat mempertahankan kavitasnya tertutup dan gigi tetap asimtomatik.

Laporan kasus ini melaporkan excavation secara bertahap tidak selalu diperlukan. Yang lebih
baru yaitu calcium silicate cement, biodentine mungkin sangat berguna dalam mencapai
kesuksesan yang lebih besar dalam kasus-kasus ini.
Usia pasien adalah faktor lain yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan, sejak perawatan
konservatif telah lebih diindikasikan untuk pasien muda. Pada penelitian kasus ini, pasien berusia
20 tahun. Diketahui bahwa ada pengurangan populasi sel, volume pulpa dan juga pasokan
vascular dengan peningkatan usia pulpa.

Keberhasilan direct pulp yaitu 37% setelah 5 tahun dan 13% setelah 10 tahun. Hasil ini
dibandingkan dengan 86% tingkat keberhasilan selama 10 tahun pada indirect pulp. Penelitian
ini menghasilkan jelas pentingnya menghindari terbukanya pulpa.

Bahan pilihan ditempatkan di atas dentin yang mengalami demineralisasi adalah masalah lain
diskusi dalam laporan kasus ini.

Ca(OH)2 telah digunakan sebagai bahan liner sejak 1920-an. Karena pH alkaline tinggi sekitar
12, yang dapat menetralisir produk sampingan bakteri asam. PH tinggi menciptakan lingkungan
yang konduktif untuk pembentukan dentin reparatif. Sebagai tambahan, Ca(OH)2 mempunyai
kapasitas untuk memobilisasi faktor pertumbuhan dari matriks dentin, menyebabkan
pembentukan dentin baru. Sayangnya, liner Ca(OH)2 mudah larut sangat tinggi dan mengalami
pemutusan dari waktu ke waktu. Traditional Ca(OH)2 liner mudah hilang selama pemberian etsa
asam. Agen pengikat dentin yang mengandung air atau alkohol juga dapat mempengaruhi sifat
Ca(OH)2.

Resin adhesive dapat bersifat asam yang dapat menyebabkan iritasi pulpa. Banyak dentin
bonding agent dan resin yang diperkuat glass ionomer cement sebenarnya tidak menguntungkan
oleh jaringan pulpa. Karena kerugian tertentu dari bahan tersebut, alternatif lain telah
direkomendasikan.

Salah satu alternatif tersebut adalah Mineral Trioksida Agregat (MTA); awalnya dikembangkan
sebagai bahan perbaikan akar dan telah digunakan untuk bahan pulp capping sebagai pengganti
yang memenuhi syarat untuk bahan berbasis kalsium hidroksida, karena telah menunjukkan klinis
yang menjanjikan hasil. Namun, MTA juga terdapat masalah yaitu sulit untuk manipulasi, setting
time lebih lama(2 jam 45min), setelah setting sulit untuk dihilangkan, terdapat potensi perubahan
warna dan mahal.

Karena kelemahan ini, baru-baru ini biomaterial yang dikembangkan adalah biodentine
(Septodont,Perancis); berdasarkan sistem calcium silicate dapat menjadi pengganti yang
sebanding untuk MTA. Disebut-sebut sebagai “Dentin in a Capsule”, karena sifatnya yang sangat
biokompatibel, memiliki sifat fisik dan ikatan ke jaringan keras gigi
Ion kalsium hidroksida dilepaskan dari semen selama fase setting biodentin. Menghasilkan pH
sekitar 12,5 yang dapat menyebabkan area sekitar menjadi basa. PH tinggi ini menghambat
augmentasi mikroorganisme dan dapat mendisinfeksi dentin.

Biodentine dapat menempel pada permukaan gigi oleh adhesi mikromekanis. Juga disarankan
bahwa dimungkinkan terdapat pertukaran ion yang berkontribusi terhadap semen adhesi yang
memberikan resistensi terhadap kebocoran mikro dan infiltrasi bakteri

Bahan lain yang baru diperkenalkan adalah TheraCal LC (2012). Dalam kesederhanaan catatan
kimia, bahan yang menawarkan manfaat pulpa atau dentin baik kalsium hidroksida dan resin
modified glass ionomer dalam satu produk. Bahan ini menunjukkan sifat fisik yang kuat dengan
kelarutan air rendah dan dapat dilakukan light cured hingga ketebalan 1,0 mm. TheraCal LC
diakui FDA sebagai motivating liner dengan kemampuan untuk mendorong pembentukan kristal
apatit, mirip dengan produk komersial self curing MTA yang ada.

Kesimpulan

Indirect pulp capping dapat menjadi cara yang aman dan dibenarkan untuk melindungi pulpa jika
pemilihan kasus yang tepat, isolasi yang memadai, caries control dan pemilihan bahan pulp
capping yang cocok. Pemahaman tentang biology of caries, pemahaman kemajuan teknologi dan
penggunaan bahan restorasi yang lebih baik telah mengawali pemeliharaan pulpa yang
merupakan anugerah bagi dokter dan pasien.

Anda mungkin juga menyukai