Tutor :
Disusun Oleh :
Wizni A'dila A'ziza
(G1B019020)
2020
Case Study: Kavitas Kelas I
Seorang mahasiswa laki-laki berusia 20 tahun datang ke RSGM mengeluhkan gigi kanan atas
berlubang dan sering terasa ngilu ketika minum es. Rasa ngilu tersebut segera hilang sesaat
setelah minum es. Keluhan tersebut sudah dirasakan pasien sejak 1 minggu terakhir. Pasien
ingin gigi tersebut ditambal sewarna gigi. Pemeriksaan objektif menunjukkan terdapat kavitas
pada oklusal gigi 36/46 serta hasil radiograf periapikal menunjukkan terdapat selapis tipis
dentin pada atap kamar pulpa. Perkusi dan palpasi (-) negatif. Pasien merasakan ngilu saat
dilakukan pemeriksaann dengan menggunakann CE.
B. Diagnosis Pasien
Hasil radiografi ditemukan terdapat kavitas yang hanya menyisakan selapis tipis
dentin, maka pertama-tama harus dilakukan perawatan berupa pulp capping. Pulp
capping merupakan perawatan endodontik pada gigi vital dengan pulpa yang sudah
terbuka atau menyisakan selapis tipis dentin tetapi belum ada keradangan persisten.
Tujuan dilakukannya pulp capping ini adalah untuk mempertahankan vitalitas gigi dan
melindungi pulpa terhadap rangsangan suhu, serta merangsang terbentuknya dentin
reparatif. Karena pada kasus ini kavitas masih menyisakan selapis tipis dentin, maka
teknik pulp capping yang dilakukan adalah secara indirect.
Apabila perawatan pulp capping berhasil maka pada kunjungan berikutnya bisa
dilakukan penumpatan. Berdasarkan pemeriksaan dan mempertimbngkan keinginan
pasien yang menginginkan giginya ditumpat sewarna gigi. Maka, rencana perawatan
selanjutnya yang akan dilakukan adalah penumpatan dengan bahan resin komposit.
Setelah 6-8 minggu, atau dalam literatur lain minimal 7 hari dilakukan kunjungan
kedua. Lalu menilai adanya keluhan atau tidak. Dilakukan kembali pemeriksaan objektif.
Tidak adanya sensitivitas yang abnormal terhadap panas dan dingin dan keluhan nyeri
selama periode tersebut. Jika asimptomatik, maka restorasi sementara dibuka untuk
diganti menjadi restorasi permanen tanpa mengganggu bahan medikamen di bawah. Jika
GIC digunakan maka komposit direkomendasikan sebagai restorasi permanen, sedangkan
enggunaan ZOE maka amalgam yang menjadi pilihan restorasi permanen. Pada kasus ini
karena pasien menginginkan tumpatan sewarna gigi maka basis yang digunakan adalah
GIC tipe 3 kemudian restorasi permanennya menggunakan resin komposit.
1. Outline-nya hexagonal
2. Dimensi buccolingual lebih pada sisi mesial daripada sisi distal
3. Dimensi mesiodistal lebih panjang dari dimensi buccolingual
4. Terlihat ada 5 cusp: mesiobuccal, distobuccal, mesiolingual, distolingual, dan distal.
5. Tidak ada fossa major: central fossa berada di antara buccal dan lingual cusp ridges
6. Terdapat dua fossa minor pada triangular fossa mesial dan distal. Triangular fossa
mesial berada pada distal sampai memesial marginal ridge dan triangular fossal distal
berada di marginal ridge mesial ke distal.
7. Terdapat developmental central groove mesiobuccal, distubuccal, dan lingual.
Aspek bukal
1. Bentuknya trapezoid
2. Terdapat dua cusp bukal dan tiga lingual cusp, cuspis lingual biasanya lebih tinggi.
3. Terdapat dua grooves bukal, mesobuccal dan distobuccal.
4. Cusp mesiobukal merupak cusp yang paling lebar secara mesiodistal dan cusp distal
yang paling kecil.
5. Terdapat dua akar, satu di mesial dan satu di distal jika dilihat dari aspek bukal. Akar
mesial lebih berkurva dari distal.
Aspek lingual
1. Terdapat tiga csupis: mesiolingual, distolingual, dan bagian lingual dari distal cusp.
2. Cusp mesiolingual paling lebar secara mesiodistal dengan cusp tips yang lebih tinggi
dari cusp distal.
3. Developmental groove lingual membatasi mesiolingual, distolingual cusp
Aspek mesial
1. berbentuk rhomboid
2. terlihat 2 cusp; mesiobukal dan mesiolinngual
3. ukuran mesial yang lebih luar dari distal tidak akan terlihat dari aspek ini
4. mahkota memiliki kemiringan lingual sehubungan dengan sumbu akar yang panjang
5. ada kelengkungan di atas ketiga servikal mahkota bukal disebut buccal cervical ridge
6. marginal ridge bertemu dengan mesial ridge dari kuspis mesiobuccal dan
mesiolingual.
Aspek distal
Nelson, S. J., Ash, M. M., 2010. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion.
Edisi kesembilan. China. Saunders Elsevier.
Garg, N., Garg, A., 2011. Textbook of Preclinical Conservative Dentistry. India. Jaypee
Brothers Medical Publishers