: 46 tahun
Alamat
Elemen
: 35
No RM
: R-46184
Maksila
Palatal
Oklusal
Fasial
Mandibula
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
: keluhan utama
X : gigi hilang (bukan karena karies)
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang ke RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan gigi geraham kecil kiri
bawah berlubang dan sakit pada waktu minum dingin tetapi hilang bila iritan dingin
dihilangkan dan terjadi kira-kira selama sebulan terakhir dan sekarang masih sakit
bila minum dingin. Rasa sakit tajam tetapi berangsur menghilang. Gigi tersebut juga
belum pernah sakit spontan. Sekarang gigi tidak terasa sakit dan pasien ingin
ditambal giginya.
C. Pemeriksaan Objektif
1. Gigi 35 terdapat kavitas pada permukaan disto oklusal dengan kedalaman mendekati
pulpa, oklusi normal (Gambar 1)
2. Tes sondasi positif, tes perkusi positif, tes palpasi negatif, tes CE positif,
pemeriksaan kedalaman sulkus (dengan probe)= 4mm
3. Kebersihan mulut penderita baik.
D. Pemeriksaan Radiograf
Pada gigi 35 pada daerah distal terdapat area radiolusen mendekati pulpa dan pada
permukaan mesial dan distal terdapat poket (Gambar 2.)
E. Diagnosis
Gigi 35 karies profunda kavitas kelas II dengan pulpitis reversibel
F. Rencana Perawatan
1. Konsul ke bagian Periodontologi untuk penanganan poket
2. Perawatan kaping pulpa
3. Restorasi resin komposit kavitas kelas II
G. Prognosis
Prognosis baik, karena :
1. Karies belum mencapai pulpa
2. Sisa struktur jaringan keras gigi masih banyak dan dimungkinkan dilakukan restorasi
resin komposit
3. Pasien kooperatif dan kebersihan mulut penderita baik.
H. Tahap Perawatan
Kunjungan I, 6 September 2010
1. Dilakukan pemeriksaan subjektif, objektif, foto intraoral, foto radiografi, diagnosis,
dan penentuan rencana perawatan gigi 35.
2. Pasien diberi penjelasan mengenai prosedur rencana perawatan dan biaya serta waktu
perawatan. Pasien setuju tindakan perawatan ini maka pasien menandatangani
informed consent
3. Pembuangan jaringan karies menggunakan ekskavator dan round metal bur (Gambar3)
4. Melakukan isolasi pada sekitar gigi 35 dengan cotton roll
5. Kavitas dibersihkan dengan cavity cleanser (klorheksidin glukonat 2%)
Dilakukan penentuan warna gigi menggunakan Vita lumin shade guide (VITA
7. Penumpatan bahan resin komposit jenis flowable untuk membentuk gingival wall,
aktivasi sinar 20 detik. Pengaplikasian bahan resin komposit (Filtex Z 250,3M
ESPE) menggunakan plastis instrument kemudian dilakukan kondensasi pada daerah
gingival wall dulu baru keseluruh bagian oklusal sampai kavitas terisi penuh setelah
itu diaktivasi dengan sinar selama 20 detik. Setiap prosedur penumpatan resin
SEBELUM
S E S U DAH
KASUS II
PULPEKTOMI DENGAN TEKNIK PREPARASI CROWN DOWN
MENGGUNAKAN PROTAPER HAND USE DAN RESTORASI ONLEI
LOGAM PADA GIGI MOLAR PERTAMA KANAN MANDIBULA
A. Data Perorangan
6
: 28 tahun
Alamat
Elemen
: 46
No RM
: I-93766
Maksila
Palatal
Oklusal
Fasial
Mandibula
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
: keluhan utama
: karies
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang ke RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan gigi geraham kanan bawah
berlubang, terasa sakit berdenyut sejak seminggu yang lalu. Jika rasa sakit datang pasien
hanya minum obat penahan rasa sakit. Gigi belum pernah ditumpat dan dilakukan
perawatan. Sekarang, gigi tidak terasa sakit dan pasien ingin dirawat giginya.
C. Pemeriksaan Objektif
D. Pemeriksaan Radiograf
Pada gigi 46 terdapat gambaran radiolusen pada area distal yang sudah mengenai pulpa
dan tidak ada kelainan di daerah periapikal (Gambar 2).
E. Diagnosis
Gigi 46 karies profunda kavitas kelas II dengan pulpitis irreversibel
F. Rencana Perawatan
1.
Pulpektomi
2.
G. Prognosis
8
#10 untuk
saluran akar mesiobukal dan mesiolingual serta file #15 untuk saluran akar distal. KFile dimasukkan ke dalam saluran akar sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi.
10. Preparasi saluran akar menggunakan teknik crown down dan memakai protapper hand
use (dentsply). Pelebaran koronal pada saluran akar mesiobukal dan mesiolingual
menggunakan file Protapper S1 kemudian S2 sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi
yaitu 19,5 mm. Begitu pula pada saluran akar distal dilakukan preparasi menggunakan
file S1 dilanjutkan S2 sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi 20 mm.
11. Penentuan panjang kerja dengan menggunakan foto radiografi dan dapat dikonfirmasi
dengan apex locator (Dentaport ZX, Morita). Pengukuran panjang kerja, K-File # 20
dimasukkan pada saluran akar distal, dan file #15 ke saluran akar mesiobukal dan
mesiolingual, diukur sesuai dengan
mesiobukal 19,5 mm mesiolingual 19,5 mm, kemudian diberi rubber stopper. Setelah
itu diambil gambaran radiograf sehingga panjang kerja sebenarnya dapat ditentukan.
Hasilnya file di saluran akar distal, mesiobukal dan mesiolingual tepat pada apeks,
maka panjang kerja sebenarnya adalah saluran akar distal 20 mm, mesiobukal 19,5
mm dan mesiolingual 19,5 mm (Gambar 5. A, B).
10
Gambar 5. A)Pada gigi 46, K-file # 20 dimasukkan ke saluran akar distal, #15 ke saluran
akar mesiobukal dan mesiolingual untuk dilakukan pengukuran panjang kerja; B) Gambar
radiograf pengukuran panjang keja gigi 46
c. Mesiolingual
File S1, dengan panjang kerja 19,5 mm
File S2, dengan panjang kerja 19,5 mm
- Preparasi dilanjutkan dengan menggunakan file F1, F2 sesuai dengan panjang
kerja 19,5 mm, dan
11
panjang kerja untuk saluran akar distal 20 mm, mesiobukal dan mesiolingual 19,5 mm.
Setelah itu dilakukan pengambilan foto radiograf (gambar 5. A, B).
12
B
13
2.
Dilakukan pemeriksaan subjektif tidak ada keluhan, dan pada pemeriksaan objektif
tumpatan sementara masih baik, perkusi (-), palpasi (-)
3.
4.
14
Gambar 10. A) Restorasi onlei logam pada model B). Restorasi onlei pada
saat RA dan RB dioklusikan
5. Kavitas gigi dibersihkan dengan menggunakan klorheksidin 2% dan dikeringkan
dengan hembusan udara secara tidak langsung selama 2 detik
6. Untuk sementasi digunakan SIK Tipe I (Luting cement, Fuji I) yang diaduk diatas
glass plate sesuai petunjuk pabrik dan diaplikasikan pada permukaan bagian dalam
onlei dan di insersikan.
7. Kelebihan semen dibersihkan dan dilakukan pemeriksaan oklusi dan artikulasi
menggunakan articulating paper (Gambar 11. A dan B)
B
15
Gambar 12. A) Keadaan gigi 46 dengan onlei logam pada saat kontrol,
B). Gambaran radiografi sesudah dilakukan perawatan PSA dengan
restorasi onlei logam
SEBELUM PERAWATAN
SESUDAH PERAWATAN
KASUS III
PULPEKTOMI DENGAN TEKNIK PREPARASI STEP BACK DAN
MAHKOTA JAKET PORSELEN FUSI METAL MENGGUNAKAN
PASAK FIBER INTI RESIN KOMPOSIT PADA GIGI INSISIVUS
SENTRALIS KANAN MAKSILA FRAKTUR ELLIS KELAS III
A. Data Perorangan
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur
: 23 tahun
Alamat
: Condongcatur, yogyakarta
Elemen
: 11
No RM
: H-94882
16
Maksila
Palatal
Oklusal
Fasial
Mandibula
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
: keluhan utama
: fraktur
: gigi sudah dicabut
V : Sisa Akar
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang ke RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan rasa sakit pada gigi depannya
yang patah akibat kecelakaan 7 hari yang lalu. Rasa sakit sering timbul spontan dan
tiba-tiba. Pasien sudah minum obat anti nyeri dan setelah itu sakitnya hilang, tetapi 3
hari yang lalu sakitnya timbul lagi. Pasien juga merasa terganggu penampilannya.
Pasien ingin agar gigi-gigi depannya dirawat agar tidak merasa sakit lagi serta gigi
yang patah tersebut diperbaiki.
C. Pemeriksaan Objektif
1. Gigi 11 Fraktur oblique melibatkan 1/3 panjang mahkota serviko insisal, Relasi oklusi
: edge to edge (Gambar 1. A, B).
2. Tes perkusi: positif; palpasi negatif; mobilitas: negatif; tes (CE): positif .
3. Kebersihan mulut penderita baik.
17
Gambar 1. A) Keadaan gigi 11 dengan fraktur oblique melibatkan 1/3 panjang mahkota
D. Pemeriksaan Radiografi
Gambaran radiografis memperlihatkan fraktur yang sudah mengenai pulpa, lamina
dura terlihat terputus dibagian distal, serta tidak ada kelainan jaringan periapikal
(Gambar 2).
E.
Diagnosis
Gigi 11 fraktur Ellis kelas III dengan Pulpitis irreversibel
F. Rencana Perawatan
1. Pulpektomi
2. Restorasi mahkota jaket porselin fusi metal menggunakan pasak fiber inti resin
komposit
G.
Prognosis
Prognosis baik, karena :
18
kerja diawali dengan mengukur panjang gigi estimasi pada radiograf diagnostik
diukur dari foramen apikal ke insisal yaitu 24 mm, kemudian dikurangi 1mm
sehingga diperoleh panjang kerja estimasinya 23 mm.
8. K-file #15 dimasukkan ke dalam saluran akar sesuai panjang kerja estimasi yaitu 23
mm kemudian dipasang Rubber stopper, dan dilakukan pengambilan radiograf
(Gambar 5).
Setiap pergantian file lakukan irigasi dengan menggunakan NaOCl 2,5% 2,5 ml .
12. Setelah preparasi saluran akar selesai dinding gigi 11 dihaluskan dengan hedstroem
file #60 untuk membuat coronal flaring, kemudian dengan K-file #60 dengan
gerakan circumferential filling serta dilakukan irigasi dengan NaOCL 2,5 %, serta
dikeringkan dengan papper point steril.
13. Dilakukan pengepasan guta perca #60 dilanjutkan dengan pengambilan radiograf
(Gambar 7. A, B). Sebelum pengisian, saluran akar diirigasi klorheksidin 2% dengan
cara digenangkan selama 1 menit kemudian dikeringkan dengan paper point.
21
Gambar 9. A). precision drill, B). fiber post (Fibre Post, Dentsply)
6. Pengepasan pasak fiber (Fibre Post Dentsply) ukuran # 1 dan pada pemeriksaan
radiografi terlihat pasak dapat masuk dan pas pada saluran pasak (Gambar 10).
23
24
13. Setelah itu dilakukan pencetakan dengan teknik double impression pada rahang atas
dan pada rahang bawah dengan irreversible hydrocolloid untuk pembuatan mahkota
jaket porselin fusi metal (PFM) (Gambar 11.G).
Gambar 11. G) Penentuan warna gigi diperoleh warna A3 (Vita), H) Tonggak ditutup
dengan mahkota sementara
Kunjungan III, tanggal 14 Februari 2011
1. Restorasi Jaket PFM sudah jadi (Gambar 12. A, B dan C).
2. Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan
3. Pemeriksaan obyektif : mahkota sementara masih baik; perkusi (-); palpasi (-)
4.
25
Gambar 12. A) Hasil pembuatan mahkota PFM dilihat dari labial, B) Hasil pembuatan
mahkota jaket PFM dilihat dari palatinal, C) tampak mahkota jaket PFM gigi 11 ketika
RA dan RB dioklusikan
5. Gigi dibersihkan dengan salin, lalu dikeringkan
6. Pengepasan mahkota jaket PFM dan diperiksa warna, kontak area, oklusi, kontur,
embrasur dan kerapatan tepi.
7. Etsa diaplikasikan pada tonggak selama 15 detik lalu dibilas dengan air dan
dikeringkan. Permukaan logam dari mahkota jaket dioleskan silane (Rely X Ceramic
Primer, 3M ESPE) selama 10 detik dan keringkan dengan hembusan udara, kemudian
diaplikasikan bonding (Master Bond, Biodinamica) pada tonggak menggunakan
microbrush, dibiarkan 5 detik, dihembuskan udara, lalu disinar selama 20 detik
kemudian semen resin (Rely x) dioleskan pada permukaan dalam dalam mahkota dan
di insersikan ke gigi (Gambar 13. A, B, C).
8. Kelebihan semen dibersihkan, disinar selama 20 detik pada bagian labial dan palatinal
Gambar 13. A) Insersi mahkota jaket porselin fusi metal pada gigi 11 dilihat dilihat dari
labial, B) insersi mahkota jaket gigi 11 dilihat dari palatinal, C) Oklusi RA dan RB setelah
insersi mahkota jaket 11 dilihat dari samping
Kunjungan IV (kontrol), tanggal 21 Februari 2011
1. Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan
2. Pemeriksaan obyektif :mahkota jaket PFM dalam keadaan baik dan utuh; tes perkusi
(-) ; palpasi (-), pemeriksaan radiografis : lamina dura masih kelihatan terputus
dibagian distal, tidak ada kelainan jaringan periapikal (Gambar 14. A, B, C)
B
B
Gambar 14. A) Gigi 11 dengan mahkota penuh PFM pada saat control dilihat dari
permukaan labial, B) Dilihat dari palatinal, C) Gambar radiograf gigi 11 pada saat
kontrol.
26
SEBELUM
PERAWATAN
SESUDAH
PERAWATAN
KASUS IV
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KAVITAS KELAS IV PADA GIGI
INSISIVUS SENTRALIS KANAN MAKSILA
A. Data Perorangan
Jenis kelamin : Perempuan
Umur
: 45 tahun
27
Alamat
Elemen
: 11
No RM
: S-94775
Maksila
Palatal
Oklusal
Fasial
Mandibula
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
: keluhan utama
: karies
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien perempuan berusia 45 tahun datang ke RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan
untuk menambalkan gigi depan kanan atas yang berlubang sejak kurang lebih 7 bulan
yang lalu. Gigi belum pernah sakit spontan sebelumnya. Sekarang gigi tidak terasa sakit
dan pasien ingin giginya ditambal.
C. Pemeriksaan Objektif
1. Gigi 11 terdapat kavitas pada permukaan mesial dengan kedalaman dentin, oklusi
gigi 11 normal (Gambar 1 A, B, C).
2. Tes sondasi: positif; tes perkusi:negatif; palpasi negatif; mobilitas: negatif; tes
vitalitas (CE): positif (ngilu, cepat hilang setelah rangsang dihilangkan).
3. Kebersihan mulut penderita baik
28
Gambar 1. A) Gigi 11 karies di mesial dengan kedalaman dentin; B) keadaan palatal gigi 11 dengan
karies pada bagian mesial, C) relasi oklusi gigi 11 normal
D. Pemeriksaan radiografis
Pada gigi 11 terdapat gambaran radiolusen pada area mesial yang belum mengenai pulpa,
(Gambar 2).
E. Diagnosis
Gigi 11 karies dentin kavitas kelas IV
F. Rencana Perawatan
Restorasi resin komposit kavitas kelas IV
G. Prognosis
Prognosis baik, karena :
Belum pernah sakit spontan
Sisa jaringan keras gigi memungkinkan ditumpat dengan resin komposit.
Kebersihan mulut baik, pasien kooperatif.
4. Berdasarkan pemeriksaan radiografis jarak antara karies dengan kamar pulpa masih
jauh sehingga memungkinkan untuk ditumpat resin komposit
H. Tahap Perawatan
Kunjungan I, 29 Desember 2010
29
cetakan positif rahang atas gigi 11 yang terdapat kavitasnya, pada bagian palatalnya
dibentuk dengan wax sesuai dengan bentuk anatomis dan oklusi dengan gigi rahang
bawahnya. Kemudian dilakukan pencetakan dengan menggunakan polyvinylsiloxane
impression tipe putty pada bagian palatal sebatas gigi 12 sampai 21, setelah setting
keluarkan dan digunakan sebagai pedoman penumpatan bagian palatinal dan insisal
(Gambar 3. A, B).
30
Gambar 4. A) keadaan gigi setelah karies dibuang dan gigi dipreparasi tampak labial, B)
keadaan gigi setelah karies dibuang dan gigi dipreparasi tampak palatal, C) penentuan warna
diperoleh warna A2 (Vita)
Gambar 5. pemberian material lining SIK (GIC Fuji 9) diatas dinding dentin.
10. Etsa diaplikasikan pada email terlebih dulu kemudian dentin selama 15 detik. Dibilas
dengan air dan dikeringkan dengan cotton pellets basah, untuk menjaga agar keadaan
tetap moist (Gambar 6).
32
SEBELUM
S E S U D AH
KASUS V
PERAWATAN SALURAN AKAR DENGAN TEKNIK PREPARASI
CROWNDOWN MENGGUNAKAN PROTAPER HAND USE DAN
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KAVITAS KELAS DUA PADA GIGI
PREMOLAR KEDUA KIRI MAKSILA NEKROSIS PULPA
A. Data Perorangan
Jenis kelamin : laki-laki
Umur
: 50 tahun
Alamat
Elemen
: 25
No RM
: W-93122
Maksila
33
Palatal
Oklusal
Fasial
Mandibula
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
: keluhan utama
: karies
: gigi sudah dicabut
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang ke RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan gigi geraham kecil atas kiri
berlubang dan tidak nyaman karena sering terselip makanan dan hal ini terjadi kirakira selama 7 bulan yang lalu. Gigi tidak pernah sakit sebelumnya. Pasien ingin
dirawat giginya serta ditambal supaya tidak terselip makanan lagi.
C. Pemeriksaan Objektif
1. Gigi 25 terdapat kavitas di permukaan distal, sub gingival dengan kedalaman
mencapai pulpa (Gambar 1)
2. Tes sondasi negatif, tes perkusi positif, tes palpasi negatif, tes CE negatif, tes
mobilitas negatif, pemeriksaan kedalaman sulkus (dengan probe): 4mm
3. Kebersihan mulut penderita buruk
34
E. Diagnosis
Gigi 46 karies profunda kavitas kelas II dengan nekrosis pulpa disertai dengan
kelainan jaringan periapikal
F.
1.
2.
3.
Rencana Perawatan
Pembersihan karang gigi
Perawatan saluran akar
Restorasi resin komposit kavitas kelas II
G. Prognosis
Prognosis baik, karena :
1. Motivasi pasien tinggi
2. Sisa struktur jaringan keras gigi pada daerah mesial masih cukup banyak dan
dimungkinkan dilakukan restorasi resin komposit kelas II
35
H. Tahap Perawatan
Kunjungan I, 4 November 2010
1. Dilakukan pemeriksaan subjektif, objektif, foto intraoral, foto radiografi, diagnosis,
dan penentuan rencana perawatan.
2. Pasien diberi penjelasan mengenai prosedur rencana perawatan dan biaya serta waktu
perawatan. Pasien setuju tindakan perawatan ini maka pasien menandatangani
informed consent.
3. Dilakukan pembukaan akses dengan bur Endoaccess (Dentsply) pada gigi permukaan
oklusal sampai mencapai ruang pulpa. Pelebaran saluran akar dengan bur Diamendo
(Dentsply) sampai akses masuk ke orifis terbuka.
4. Ekstirpasi menggunakan barbed broach (warna merah). Masukkan jarum perlahan
dan putar searah jarum jam tarik keluar pelan-pelan.
5. Menciptakan dinding buatan (rewalling) didaerah distal menggunakan RMGIC (SIK
Fuji II LC), orifis ditutup dengan paper point (Gambar 3).
36
25. Kemudian diukur panjang gigi estimasi dari radiograf dikurangi 1 mm. Diperoleh
panjang kerja estimasi saluran akar 24 mm.
8. Dilakukan eksplorasi dan negosiasi saluran akar menggunakan K-file # 15. K-File
dimasukkan ke dalam saluran akar sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi.
9. Preparasi saluran akar menggunakan teknik crown down dan memakai protapper
hand use (dentsply). Pelebaran bagian koronal pada saluran akar menggunakan file
Protapper S1 kemudian S2 sesuai dengan 2/3 panjang kerja estimasi yaitu 24 mm.
10. Penentuan panjang kerja dengan menggunakan foto radiografi dan apex locator
(Dentaport ZX, Morita). Pengukuran panjang kerja. K-File # 15 diukur sesuai dengan
panjang kerja estimasi yaitu 24 mm kemudian diberi stopper. Setelah itu dimasukkan
ke dalam saluran akar, kemudian dilakukan pengambilan foto radiograf sehingga
panjang kerja sebenarnya dapat ditentukan. Hasilnya file panjang kerja sebenarnya
adalah saluran akar 24 mm (Gambar 5).
38
kontrol
40
SEBELUM
PERAWATAN
SETELAH PERAWATAN
41