LAPORAN KASUS
PULPEKTOMI
Supervisor Klinik:
drg. Inneke C, M.Dsc., Sp.Perio
Disusun Oleh:
Bayu Vava V, S.KG
G4B016039
A. Definisi
Pulpektomi merupakan perawatan yang meliputi pembuangan jaringan
nekrotik bagian koronal dan saluran akar pada gigi desidui yang telah
mengalami nekrosis atau mengalami radang kronis. Tujuan dilakukan
pulpektomi adalah untuk mempertahankan gigi sulung sampai eksfoliasinya
yang normal sehingga gigi masih dapat berfungsi pada lengkung gigi
(Budiyanti, 2006).
B. Jenis
Menurut McDonald, dkk (2000), pulpektomi terdiri atas dua macam
tergantung pada kondisi gigi sulung, yaitu:
1. Partial Pulpektomi
Perawatan saluran akar dengan diagnosa pulpitis dan atau jaringan
pulpa dalam saluran akar masih memperlihatkan tanda hiperemia. Pasien
mungkin mengeluhkan gigi sakit atau tidak pernah sakit, akan tetapi tidak
menunjukkan nekrosis. Tindakan ini dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan.
2. Complete Pulpektomi
Menurut Andlaw dan Rock (2012), pulpektomi terdiri dari 3 macam, yaitu
a. Pulpektomi vital
Pulpektomi vital merupakan tindakan pengambilan seluruh
jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital dan di ikuti
pengisian saluran akar dengan bahan semen yang dapat diresorbsi.
Pulpektomi vital dilakukan pada kondisi gigi insisivus desidui yang
mengalami trauma dengan kondisi patologis, tidak terdapat kondisi
patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari 2/3, dan kelanjutan
perawatan jika perawatan pulpotomi gagal.
b. Pulpektomi devital
Pulpektomi devital adalah tindakan pengambilan seluruh
jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar yang lebih dahulu
dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa serta diikuti pengisian
saluran akar dengan bahan semen yang dapat diresorbsi. Pulpektomi
devital dikhususkan pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi
dan pasien yang tidak kooperatif.
c. Pulpektomi non-vital
Pulpektomi non-vital merupakan perawatan pada gigi sulung
dengan diagnosis gangren pulpa atau nekrosis pulpa.
E. Evaluasi Perawatan
Setiap perawatan pulpa pada gigi sulung perlu dievaluasi. Evaluasi
klinis dilakukan seminggu setelah perawatan untuk melihat apakah terjadi
mobilitas, ada rasa sakit yang menetap, pembengkakan atau fistula di jaringan
sekitar gigi. Evaluasi radiografis dilakukan 12 sampai 18 bulan setelah
perawatan. Perawatan dianggap berhasil jika secara radiografi terlihat
penyembuhan tulang dengan tidak ada tanda atau gejala. Gigi yang tidak
menunjukkan peningkatan maupun pengurangan daerah radiolusensi
dibandngkan sebelum perawatan, juga dianggap berhasil dirawat bila tidak
memberikan tanda atau gejala (Budiyanti, 2006).
LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun datang ke RSGM untuk periksa gigi
belakang bawah. Hasil pemeriksaan menunjukkan gigi 84 terdapat karies dibagian
oklusal, mesial, dan distal. Tes perkusi dan palpasi menunjukkan hasil negatif.
Tes mobilitas menunjukkan tidak ada kegoyangan. Tes vitalitas menunjukkan
hasil negatif. Hasil pemeriksaan radiologi periapikal menunjukkan gigi 84 karies
telah mencapai kamar pulpa. Pemeriksaan klinis juga tidak terdapat abses dan
fistula pada gingiva sekitar apeks gigi 84. Diagnosa gigi 84 adalah nekrosis pulpa
dan rencana perawatannya adalah pulpektomi.
1. Pemeriksaan Subyektif
a. CC : Pasien datang dengan ibunya yang meminta ingin dirawat gigi
belakang kanan
b. PI : gigi berlubang dan terasa nyeri pada bagian gusi saat ditekan
c. PMH : Tidak ada kelainan
d. PDH : Pernah ke dokter gigi untuk dilakukan penambalan
e. FH : Tidak ada kelainan
f. SH : Seorang siswa Sekolah Dasar
2. Pemeriksaan Obyektif
a. Ekstraoral :
1) Wajah : simetris,
Warna ; normal
2) Mata : kesejajaran posisi : sejajar
Warna kulit sekitar : normal
Warna sclera : normal
Warna kelopak bagian dalam: normal
3) Leher : tidak ada pembengkakan
4) Tangan dan jari : normal
5) Lymphonodi :
Ln. Occipilatis : tidak ada kelainan
Ln. Post Auricular : tidak ada kelainan
Ln. Pre Auricular : tidak ada kelainan
Ln. Parotid : tidak ada kelainan
Ln. Submandibula : tidak ada kelainan
Ln. Submentalis : tidak ada kelainan
Ln. Superficial Cervical Anterior : tidak ada kelainan
Ln. Cervical Posterior : tidak ada kelainan
Ln. Cervical Posterior Deep : tidak ada kelainan
Ln. Supraclavicula : tidak ada kelainan
6) TMJ : tidak ada kelainan
b. Intraoral
Gigi 84 terdapat kavitas pada area oklusal dan mesial dan distal
mencapai kamar pulpa. Tes vitalitas (-), perkusi (-), palpasi (-), dan
mobilitas (0). Tidak terdapat kemerahan dan abses di sekitar gingiva 84.
c. Pemeriksaan radiografi
Terdapat gigi 84 dengan karies berupa area radiolusen sudah mencapai
pulpa. Terdapatan lesi periapikal berupa gambaran radiolusen pada apeks
gigi 84.
3. Diagnosa
Nekrosis pulpa gigi 84
4. Rencana Perawatan
Pulpektomi gigi 84
5. Jalannya Perawatan
a. Sebelum Perawatan
Persiapan instrument dan bahan
b. Perawatan
1) Kunjungan pertama
a) Isolasi gigi dengan rubber dam atau cotton roll.
b) Preparasi kavitas hingga terbukanya atap pulpa menggunakan
fissure bur.
c) Membung sisa jarungan nekrotik pada saluran akar menggunakan
jarum ekstirpasi dan file.
d) Penggunaan file dimulai dari nomrr paling kecil yaitu nomor 15
dan berlanjut hingga kenomor lebih besar, preparasi selesai jika
telah terlihat white dentin saat diirigasi.
e) Bahan irigasi yang digunakan adalah NaOCl dan aquades, setiap
pergantian file selalu dilakukan rigasi.
f) Saluran akar dikeringan dengan paper point.
g) Saluran akar diberi bahan dressing seperti CHKM atau Cresophene
dengan cotton pellete.
h) Tutup tumpatan sementara.
2) Kunjungan kedua
Penggantian bahan dressing hingga saluran akar tidak bau dan kering.
3) Kunjungan ketiga
Pengisian saluran akar dengan zinc oxide eugenol, dilanjutkan dengan
basis zinc phospat atau GIC, kemudian ditumpat permannen.
c. Setelah Perawatan
Setelah perawatan pulpektomi pasien diedukasi cara sikat gigi dan cuci
tangan yang baik dan benar, serta tetap menjaga OH. Follow up perawatan
pulpektomi berupa pemakaian stainless steel crown (SSC) atau ditumpat
dengan GIC, untuk mempertahankan gigi hingga erupsi gigi pengganti dan
melindungi gigi akibat pembuangan jaringan yang berlebih saat preparasi
akses kamar pulpa.
Evaluasi dilakukan 1 minggu dan setiap 6 bulan setelah perawatan.
Perawatan pulpektomi dikatakan berhasil apabila tidak ada kegoyangan,
tidak ada fistel, tidak adanya rasa sakit, tidak ada tanda-tanda radiolusen
di sekitar apeks atau bifurkasi akar, dan tidak adanya resorpsi diarea yang
dekat dengan penempatan bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw, R., J., Rock, W., P., 2012, A Manual of Paedodontics, Churchill
Livingstone, New York
Budiyanti, A., 2006, Perawatan Endodontik pada Anak, EGC, Jakarta.