Oleh :
Ghea Almadea
04074882124031
Dosen Pembimbing :
drg. Listia Eka Merdekawati, Sp.KG
Definisi.
Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa gigi dan menggantinya dengan
bahan pengisi. Tujuan pulpektomi adalah untuk mencegah perluasan penyakit dari pulpa ke jaringan
periapikal atau apabila hal itu telah terjadi, untuk mengembalikan jaringan periapikal ke keadaan
normal.
Indikasi:
1. Pulpitis reversibel asimptomatik atau simptomatik, dengan atau tanpa lesi periapikal
2. Nekrosis pulpa akibat karies atau traumatic injury, tanpa atau disertai lesi periapikal
3. Mahkota gigi yang masih dapat direstorasi
4. Gigi dengan resorpsi akar kurang dari 1/3 apikal
5. Gigi fraktur dengan keterlibatan pulpa
6. Gigi tidak mengalami kegoyangan
7. Anatomi saluran akar dapat dimasukkan instrumen
8. Kondisi ekonomi pasien yang memungkinkan
Kontraindikasi:
3. Obturasi
Gambar 1. Triad Endodonti
1. Informed consent
Informed consent merupakan persetujuan atau penolakan oleh pasien terhadap segala tindakan
dan pengobatan yang akan diberikan kepadanya setelah mendapat informasi yang lengkap dan jelas
dari dokter mengenai rencana pengobatan tersebut.
2. Pemeriksaan Subjektif dan Objektif
Pemeriksaan subjektif berkaitan dengan keluhan pasien tentang giginya. Pemeriksaan objektif
berkaitan dengan pemeriksaan vitalitas gigi dan apakah terdapat kelainan periapikal atau tidak (tes
sondasi, CE, palpasi, dan perkusi).
3. Pemeriksaan Vital Sign
Pemeriksaan vital sign meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan, dan pupil mata pada
pasien.
4. Foto Rontgen Periapikal
Terdapat 3 fungsi utama foto rontgen periapikal dalam perawatan endodontik:
❖ Diagnosis
❖ Treatment : Menentukan panjang kerja, master kon, dan hasil obturasi.
❖ Recall : Mengevaluasi perawatan yang telah dilakukan.
5. Anestesi
Sebelum memulai fase perawatan endodontik non bedah, perlu diperhatikan pemberian anestesi lokal
apabila gigi masih dalam keadaan vital sebagai kontrol nyeri yang efektif. Teknik anestesi yang
digunakan untuk perawatan pulpektomi posterior dapat dilakukan dengan teknik infiltrasi (injeksi
supraperiosteal), blok mandibula; teknik fischer, atau teknik injeksi suplemental intrapulpa.
Teknik anestesi yang digunakan untuk perawatan pulpektomi posterior dapat dilakukan dengan
anestesi blok dan infiltrasi.
A. Teknik infiltrasi
1. Keringkan daerah injeksi ( pada infiltrasi bukal/labial: daerah apeks gigi;pada infiltrasi
palatal: 5-10 mm dari margin free gingival) dengan kassa steril
2. Aplikasikan antiseptik topikal (povidone iodine 10%)
3. Aplikasikan anestesi topikal selama 1-2 menit
4. Syringe diinsersikan ke mukosa hingga kontak tulang dengan orientasi bevel
menghadap ke tulang
5. Lakukan aspirasi, apabila negatif deponirkan cairan anestetikum 0,5 ml
6. Tarik syringe secara perlahan hingga keluar jaringan mukosa.
Gambar . Posisi orifis dari gigi premolar 2 rahang atas dan molar 1
Rahang atas
Gambar 7. Langkah-langkah pembukaan akses pada gigi premolar
a. Memperoleh akses yang lurus, bertujuan untuk :
- Pengendalian instrumen yang lebih baik
- Kerapatan obturasi yang lebih baik
- Pembuangan struktur gigi secara efisien
- Mengurangi kesalahan prosedur (terbentuknya ledge,transportation, perforasi apeks,
dan perforasi furkasi)
b. Mempertahankan struktur gigi, bertujuan untuk :
- Pelemahan gigi yang minimal
- Mencegah perforasi
c. Pembuangan atap pulpa dan tanduk pulpa, bertujuan untuk :
- Mencapai visibilitas yang maksimal
- Memperoleh lokasi saluran akar
- Memperoleh akses lurus yang baik
- Membuka tanduk pulpa
7. Penentuan Panjang Kerja (PK)
Panjang kerja merupakan panjang dari titik referensi koronal sampai titik akhir preparasi
saluran akar dan obturasi. Titik referensi koronal biasanya titik tertinggi dari ujung insisal gigi
anterior atau ujung cups gigi posterior.
➢ Metode radiografi
Menurut Bregmann
Pj. gigi sebenarnya = Pj.Mahkota sebenarnya x Pj.Gigi Rontgen
Pj.Mahkota
Rontgen Pj. kerja = Pj.Gigi Sebenarnya – (1-2 mm)
Menurut Grossman
• Menggunakan file no #10 / #15
• File dimasukan ke dalam canal hingga reference point
• Rontgen dilakukan, kemudian hitung dengan rumus
tarik jarum 2-3 mm dan irigasi. Untuk membuang kelebihan cairan, sebaiknya
ditampung dengan kasa yang diletakkan dekat kamar pulpa. Selanjutnya untuk
mengeringkan saluran akar, gunakan paper point.
f) Agar pembersihan efektif pada saluran akar gigi,bengkokkan 30º di tengah jarum
untuk mencapai panjang optimum saluran akar.
dan teknik crowndown. Teknik preparasi yang digunakan adalah teknik preparasi crowndown
dengan menggunakan protaper.
Cara preparasi dengan menggunakan protaper :
Saluran akar dipreparasi dengan teknik crown-down menggunakan protaper for hand use.
Berikut tahapan prosedur yang dilakukan pada sistem protaper hand use :
1. Mengakses saluran akar dengan file nomor 10 untuk mendapatkan jalur yang tepat (glide path),
instrumen ini dimasukkan ke saluran akar sampai pergerakannya terasa longgar. Dilakukan
peningkatan ukuran K-file nomor 15 untuk rekapitulasi.
2. File Sx digunakan pertama kali untuk memperlebar jalan pada sepertiga korona.
3. Menentukan panjang kerja, panjang kerja disesuaikan dengan panjang masing-masing akar,
misal pada akar mesial panjang kerja 9 mm
2 x 9 mm = 6 mm, maka 2/3 panjang kerja adalah 6
mm. 3
4. Menggunakan file S1 pada 2/3 panjang kerja (6 mm), dengan tekanan pasif mengikuti jalan
yang telah ditentukan sebelumnya dengan file manual.
5. Saluran akar diirigasi dan dilakukan rekapitulasi dengan file nomor 10 dan 15 kemudian
dilakukan irigasi lagi.
6. Dinding saluran akar akan menjadi lebih halus, kemudian preparasi dilanjutkan dengan
file S1 pada panjang kerja, saluran akar diirigasi kembali serta dilakukan rekapitulasi.
7. Menggunakan file S2 sesuai dengan panjang kerja yang telah ditentukan yaitu 9 mm.
8. Saluran akar diirigasi dan dilakukan rekapitulasi dengan file nomor 15, kemudian dilakukan
irigasi lagi.
9. Menggunakan finishing file F1 dan F2 untuk memantapkan panjang kerja dan
melengkapi preparasi.
Tabel 2. Perbedaan teknik step back dan crown down.
- Menggunakan hand-instrument
• Parachlorophen
ol Antiphlogistikum (mengurangi • Mutagenik dan karsinogenik
Aldehid
✓ Formokresol • Formaldehyde 2-3 bulan Antibakteri Toksisitas, tidak mengendalikan
• Cresol nyeri, efek nekrosis terhadap
• Water and jaringan, merangsang resopsi
✓ Glutaraldehid glycerine 14-30 hari Desinfektan kuat internal
Reaksi bersifat asam,
mengiritasi jaringan
12. Obturasi
Tujuan dari obturasi adalah memasukkan bahan pengisi ke saluran akar yang sebelumnya diisi oleh
jaringan pulpa untuk mencegah infeksi berulang, menciptakan kerapatan yang sempurna sepanjang
sistem saluran akar (dari korona sampai ujung apeks).
Syarat boleh dilakukannya obturasi adalah saat tidak adanya keluhan pasien dari gigi yang dirawat
(rasa sakit, palpasi, dan perkusi negatif), saluran akar telah kering, tidak berbau (cotton pellet), steril,
tumpatan sementara tidak terbuka, lesi periapikal tidak berkembang, rontgent MAC sudah sesuai dengan
panjang kerja, dan preparasi saluran akar telah selesai.
Tabel. 3 Ringkasan material obturasi yang digunakan pada perawatan endodonti
Material Obturasi Keuntungan Kekurangan
SOLID
Gutta percha Plastis, bersifat opak, Tidak beradhesi ke dentin (diperlukan
kerapatannya adekuat, mudah sealer), mengkerut jika dingin, tidak bisa
dikeluarkan dari saluran akar, digunakan pada saluran akar yang sangat
antimikrobial. bengkok.
Kon Perak Kerapatan yang adekuat untuk Tidak mampu beradapatsi, korosi, toksisitas,
jangka waktu pendek. susah dikeluarkan kembali.
SEMISOLID
(PASTA)
ZOE Bersifat opak, antimikrobial, Pengkerutan saat mengeras, toksis, sukar
mudah dimanipulasi mengendalikan panjang kerja, kerapatan tidak
konsisten.
Berbasis resin Material obturasi tunggal, Toksis, sukar menentukan panjang kerja,
mudah dimanipulasi mudah larut
a. Pemeriksaan subjektif; untuk melihat ada atau tidaknya keluhan pasien setelah
dilakukan obturasi.
b. Pemeriksaan subjektif; untuk melihat ada atau tidaknya keluhan pasien setelah
dilakukan obturasi
c. Pemeriksaan objektif; dilakukan palpasi, perkusi serta tes mobilitas gigi
d. Pemeriksaan radiografis; untuk melihat keadaan periapikal pada gigi yang dirawat saluran akar
15. Restorasi Akhir
Dapat dilakukan jenis restorasi indirek (inlay atau onlay) dan bahan restorasi yang disesuaikan
dengan kasus dan dikomunikasikan dengan pasien.
NIP. 198408172009032006