Anda di halaman 1dari 3

79

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 390 partisipan
penelitian yang mengisi kuesioner secara online, terdiri dari 146 orang
laki-laki dan 244 orang perempuan dengan rentang usia 17-27 tahun.
Berdasarkan faktor demografi, Pilihan karir partisipan mayoritas memilih
profesi sebagai dokter spesialis (38,5%) di kota (52.2%) sebagai pekerja
pemerintah/ PNS (55,1%). Peminat bidang profesi klinis, yakni dokter
umum, dokter keluarga, dokter spesialis, dan konsultan lebih tinggi
(71.15%) dibandingkan profesi non klinis atau nonmedis. Berdasakan
tingkat pendidikannya, pilihan karir berbeda. Mahasiswa tingkat 1 (2013)
cukup tertarik untuk menjadi dosen (25,5%), mahasiswa tingkat 2 (2012)
cenderung menjadi manajer rumah sakit (26,9%) sebagai pilihan
keduanya, tingkat 3 (2011) menjadi dosen. Pada tahap pendidikan klinik,
mahasiswa tingkat 4 dan 5 (2010 dan 2009) serta lulusan dokter yang
belum menjalani internship (2008) cukup tertarik menjadi konsultan
(46,8%; 19,7%; dan 32,1%). Dokter yang telah bekerja (2007) banyak
memilih menjadi dosen (30.4%) sebagai pilihan karirnya selain sebagai
dokter spesialis.
Ada beberapa faktor yang secara mempengaruhi pemilihan karir
mahasiswa FK Unsri di semua tingkat pendidikan, seperti lingkungan
keluarga yang mencakup dukungan belajar dari keluarga (mean = 4.83),
peran orang tua/suami/istri dalam penentuan pendidikan dan karir (mean =
4.05), pengaruh besar ortu/suami/istri dalam pendidikan dan pemilihan
karir (mean = 4.24), serta kondisi keuangan keluarga untuk menopang
pengembangan karir (mean = 3.8). Selain itu, faktor Fakultas Kedokteran
berupa role models juga berpengaruh (mean = 3.76). Faktor teman belajar
dan sumber informasi lainnya juga berpengaruh, diskusi dengan orang lain
untuk menentukan pemilihan karir (mean = 3.68) dan mengkritisi pendapat
80

orang lain mengenai pilihan karir (mean = 3.77). Selanjutnya, faktor
pemanfaatan teknologi juga berpengaruh pada seluruh tingkat pendidikan,
penggunaan teknologi untuk berkomunikasi (mean = 3.85), dosen yang
menggunakan teknologi lebih mudah dipahami (mean = 3.78), teknologi
berpengaruh pada pilihan pengembangan karir (4.21). Faktor kesiapan diri,
seperti mengetahui apa yang akan dilakukan di masa depan (mean = 3.56),
mengetahui kemampuan dan peluang yang dimiliki (mean = 3.75), telah
memiliki pilihan karir (mean = 3.83), memiliki kemampuan menjalani
karir yang sudah saya pilih (mean = 3.95), memilih karir setelah
menganalisa segala kemungkinan (mean = 3.6). Faktor internal dan
peluang juga berpengaruh, seperti peran yang sama antara teman dan
keluarga dalam menentukan karir (mean = 3.63), mudahnya materi
pelajaran akan memudahkan menggapai karir (mean = 3.63), peluang kerja
(mean = 4), beasiswa (mean = 3.72), kemudahan mencari kerja tanpa
memperhatikan pengalaman kerja (mean = 3.83), besarnya pendapatan
(mean = 3.9).
Dari data kualitatif, didapatkan hasil bahwa mayoritas responden
memilih bidang klinis daripada nonklinis atau nonmedis sebagai karirnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir tersebut adalah faktor
internal, meliputi minat dan bakat menurut individu masing-masing,
selanjutnya adalah faktor keluarga dalam hal ini keluarga memberikan
dukungan baik moril maupun materiil dalam pemilihan karir mahasiswa,
diikuti dengan faktor peluang kerja dan beasiswa untuk melanjutkan
pendidikan. Peran role models juga terlibat dalam proses pemilihan karir
ini. Sedangkan, faktor lingkungan belajar seperti teman belajar atau teman
dekat juga diakui berpengaruh walaupun tidak sama dengan peran
keluarga. Faktor yang dianggap tidak berpengaruh langsung dalam
pemilihan karir mahasiswa adalah peran teknologi dan peran support
system dari Fakultas Kedokteran. Faktor lainnya seperti pengaruh
kebijakan pemerintah di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diakui
81

para responden kurang berpengaruh dalam penentuan pemilihan karir
karena sistem yang belum berjalan dengan baik.

5.2 Saran
Berikut beberapa saran yang dapat diberikan dari penelitian ini :
1. Kematangan pemilihan karir mahasiswa kedokteran ditentutakan oleh
banyak faktor, oleh karena itu akan lebih baik jika faktor-faktor
tersebut diketahui dan dianalisis sejak awal agar proses pemilihan
karir tidak lagi menjadi masalah yang dihadapi oleh mahasiswa
kedokteran.
2. Pihak Fakultas Kedokteran harus memfasilitasi proses pemilihan
karir mahasiswa kedokteran dengan mereaktivasi peran UBKM,
mengadakan sosialisasi alternatif pilihan karir, serta memaksimalkan
peran role model seperti dosen pengajar preklinik, klinik, maupun
konsulen di rumah sakit.
3. Sistem Jaminan Kesehatan Nasioanl (JKN) harus terus diperbaiki agar
karir sebagai dokter pelayanan primer menjadi alternatif pilihan karir
mahasiswa kedokteran yang juga diminati.

Anda mungkin juga menyukai