NOMOR : /KPTS/DIR///
TENTANG
KEBIJAKAN PENOLAKAN PELAYANAN RESUSITASI (DNR)
DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG
MENIMBANG :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Siti
Khadijah Palembang maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang
bermutu tinggi dari setiap unit pelayanan yang ada
b. bahwa dalam rangka melindungi pasien dalam proses pengobatan di Rumah
Sakit Islam Siti Khadijah Palembang maka perlu ditetapkan kebijakan
penolakan pelayanan resusitasi (DNR).
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b perlu
ditetapkan Surat Keputusan Direktur tentang kebijakan penolakan pelayanan
resusitasi (DNR) RumahSakit Islam Siti Khadijah Palembang
MENGINGAT :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi
Manusia
b. Undang-undang Nomor. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
c. Undang-undang Nomor.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
d. Undang_undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
e. Peraturan Pemerintah Kesehatan Republik Indonesia nomor 269/
Menkes/Per/III /2008 tentang Rekam Medis
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/Menkes
/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Medis
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/
Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052/Menkes/
/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH
PALEMBANG TENTANG KEBIJAKAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR) DI
RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG.
Pertama : Keputusan sebagaimana DIKTUM KESATU termuat dalam lampiran Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : PALEMBANG
PADA TANGGAL :
DIREKTUR UTAMA
dr. Jon Ganefi,Sp.PD,Finasim,MKes
Tembusan Yth,
1. Dokter
2. IGD,ICU,OK
3. InstalasiRawatInap
4. Arsip
Lampiran
Keputusan Direktur Utama
Nomor /KPTS/DIR///
Tanggal :
I. KEBIJAKAN UMUM
Untuk menyediakan suatu proses dimana pasien bisa memilih prosedur yang nyaman dalam
hal bantuan hidup oleh tenaga medis emergency di dalam kasus henti jantung atau henti
napas.
Penolakan BHD adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga medis untuk tidak
melakukan CPR/ tindakan medis, hal ini berarti bahwa dokter, perawat dan tenaga
emergency medis tidak akan melakukan usaha tindakan tersebut bila pernapasan maupun
Perintah penolakan BHD untuk pasien harus tertulis baik dicatatan medis pasien maupun
catatan pasien yang dibawa pasien sehari-hari dirumah sakit atau keperawatan atau untuk
pasien dirumah. Perintah penolakan BHD di rumah sakit memberitahukan kepada staf medis
untuk tidak berusaha menghidupkan pasien kembali sekalipun terjadi henti jantung. Bila
kasusnya terjadi dirumah, maka perintah penolakan BHD berate bahwa staf medis dan
tenaga emergency tidak boleh melakukan usaha resusitasi maupun mentransfer pasien ke
DITETAPKAN DI : PALEMBANG
PADA TANGGAL :
DIREKTUR UTAMA,
DEFENISI
Do Not Resusitasi ( DNR ) adalah suatu perintah yang diberitahukan tenaga medis untuk
tidak melakukan CPR, hal ini berarti bahwa dokter, perawat dan petugas emergency medis
tidak akan melakukan usaha CPR, emergency bila pernapasan atau jantung pasien berheti.
Resusitasi Intervensi medis yang bertujuan untuk memulikan aktivitas jantung dan
pernapasan dan pernapasan yang terdiri dari :
Order Do Not Resusitasi adalah hanya dianggap jika kondisi sebagai berikut :
Pasien mempunyai surat pernyataan DNR dari keluarga terdekat
Pasien memakai tanda gelang DNR
Untuk pasien yang berada dalam perawatan atau yang sedang di transfer fasilitas kesehatan.
Dokumen yang tertulis dalam cacatan permanen medis pasien yang yang berisi peryataan “
jangan diresusitasi “ dan order tidak diresusitasi ( DNR ) atau tidak CPR, agar dilihat oleh
personil semua petugas medis di rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
DoNot Resusitasi (DNR) dilakukan dengan pertimbangan dan menghormati hak pasien dan
keluarga tertentu yaitu :
1. Pasien sudah tidak ada harapan hidup walaupun pasien itu masih sadar, misal
pasien dengan kanker stadium empat yang sudah parah, jadi tidak perlu lagi
dilakukan resusitasi.
2. Pasien dengan penyakit kronis dan terminal.
3. Pasien dengan kontraindikasi CPR ataupun pasien yang di tandai euthanasia
(dibiarkan mati ataupun suntik mati karena kehidupan yang sudah tidak terjamin)
4. Kakumayat
5. Dekapitas ;yaitu suatu tindakan untuk memisakan kepala janin dari tubuhnya
dengan cara memotong leherj anin agar janin dapat lahir per vaginam, dekapitas
dilakukan pada persalinan yang macet pada letak lintang dan janin sudah
meninggal.
6. Jelas trauma kepala atau tubuh yang masih, yang tidak memungkinkan untuk hidup
(pastikan pasien tidak memiliki tanda – tanda vital).
BAB III
TATA LAKSANA
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medic pasien formulir Do No
Resusicitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medic
pasien.
2. Alasan diputuskan tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
harus dicatat di rekam medic pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan
kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
3. Keputusan DNR harus diberitahukan saat penggatian petugas/ pengoperasiaan pasien ke
petugas unit lainya.
4. Di rekam medic harus dicatat juga mengenai hasil diskusi dengan pasien dan keluarga
mengenai keputusan untuk tidak melakukan resusitasi.
5. Dokumetasi dan komunikasi yang efektif akan memastikan bahwa petugas/ unit lain
mengetahui instruksi DNR ini (jika pasien di transfer ke unit lain)
6. Petugas ambulance yang terlibat dalam transfer juga mengetahui instruksi ini.
FORMULIR DO NOT RESUSCITATE ( DNR )
Formulir ini adalah perintah dokter dimana tenaga medis emergency tidak boleh melakukan resusitasi
bila pasien dengan indentitas dibawah ini mengalami henti jantung (dimana tidak ada deyut nadi)
atau henti napas (tidak ada pernapasan spontan).
Formulir ini juga menginstruksikan kepada tenaga medis emergency untuk tetap melakukan informasi
atau pengobatan atau tatalaksana lainnya sebelum henti napas.
Saya dokter yang bertandatangan dibawah ini menginstruksikan tenaga medis emergenci untuk
melakukan hal yang tertulis dibawah ini.
Usaha komprehensif untuk mencegah henti napas atau henti jantung TANPA melakukan
intubasi DNR jika henti napas atau henti jantung terjadi TIDAK melakukan CPR.
Usaha sebelum tindakan henti napas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan
napas non-invasif pemberian O2, mengontrol perdarahan. Memposisikan pasien dengan
nyaman, bidai, obat-obatan anti nyeri TIDAK melakukan CPR bila henti napas atau henti
jantung terjadi.
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR di atas diambil
setelah pasien penjelasan, Informed Consent diperbolehkan dokter.
Pasien sendiri
Tenaga kesehatan yang ditujuk pasien.
Wali yang sah atau pasien (termasuk yang di tunjuk pengadilan)
Anggota keluarga pasien.
Jikahal di atas tidak memungkinkan, maka saya, dokter yang bertanda tangan dibawah ini
memberikan perintah DNR diatas berdasarkan pada:
NamaLengkapDokter ______________________
NomorIndukDokter ______________________
TanggalMenyatakan _______________________
/KPWT - 1/3
Jl. Demang Lebar /VI/2014
……………………. ……………….
Daun
…………………….
Palembang
DITETAPKAN
PENGERTIAN Resusitasi
Intervensi medis yang bertujuan untuk memulikan aktivitas jantung atau
pernafasan, dan yang tercatum disini :
1. Terdapat bukti legal baik fotocipi maupun asli yang berisi order
DRN.
2. Pasien memakai Medallio/ gelang DNR
3. Untuk pasien yang berada dalam fasilitas perawatan kesetan
berlisensi atau yang sedang ditranfer antara fasilitas kesehatan
berlisensi, dokumen yang tertulis dalam cacatan permanen medis
pasien yang berisi peryataan “ jangan resusitasi “ kode tidak
Resusitasi, Do Not Resusitasi (DNR) atau Tidak CPR, telah dilihat
oleh personil tenaga medis RSI Siti Khadijah . Keaslian dokumen
ini harus secara verbal didokumentasikan oleh saksi dari falitas
perawatan kesehatn.
Untuk menetapkan criteria ketika menentukan kelayakan menahan
TUJUAN tindakan resusitasi yang memenuhi persyaratan perundang-undangan dan
hak-hak pasien.
Tidak boleh dilakukan resusitasi pada pasien yang mempuyai DNR, kecuali
KEBIJAKAN
sampai belum dibuktikan dengan keterangan yang jelas dan legal.
PROSEDUR 1. Semua pasien memerlukan evaluasi medis segera.
2. Semua pasien dengan tanda-tanda vital tidak ada yang tidak “
jelas mati “ harus diperlakukan dengan tindakan resusitasi, kecuali
petugas medis RSI Siti Khadijah disajikan dengan Orer DNR
sebagaimana ditentukan sebelumnya. Tanda jelas mati ( Triple
Zero ) :
Jelas pasien meninggal adalah mereka ditemukan non bernafas,
pulseles,asystolik, dan memiliki astu atau lebih dari jangka
pangjang indikasi berikut kematian.
o Dekapitasi.
o Rigor Mortis tanpa hypothermia.
o Profound dependent
o Decomposition ( pembusukan )
o Mummifikasi / Putrifikasi.
o Isenerasi
o Pembekuan mayat.