Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN TUTOR BLOK HTS TA 2018-2019

CS 1 : ANESTESI
TUTOR : TW, FK, RE, ADIT
KOMPETENSI YANG DICAPAI
1. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa dan rencana perawatan melalui hasil
pemeriksaan subyektif dan obyektif
2. Mahasiswa dapat menentukan teknik anestesi yang tepat untuk masing-masing kasus
tersebut.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur teknik anestesi yang tepat untuk masing-
masing kasus.
PENUGASAN MAHASISWA:
Buatlah Self Learning Report yang berisi analisa kasus yang meliputi:
1. Diagnosa kasus dan rencana perawatan
2. Alat dan bahan anestesi
3. Teknik dan prosedur anestesi

PELAKSANAAN TUTORIAL
1. Tutor membuka diskusi
2. Alokasi waktu : 100 menit
3. Mahasiswa mereview secara singkat macam-macam teknik anestesi lokal yang
digunakan pada kasus kedokteran gigi selama max 20 menit.
4. Tiap kelompok kecil mempresentasikan analisa kasus selama kurang lebih 20 menit
5. Sisa waktu dapat digunakan untuk evaluasi dari tutor
6. Tutor berhak memberikan penugasan bila terdapat kompetensi yang belum dicapai.

SKENARIO 1A
Seorang pasien anak perempuan berusia 6 tahun datang bersama ibunya ke RSGM untuk
memeriksakan gigi depan bawah kanan yang sudah goyah dan bisa digerak-gerakkan dengan
lidah, serta benih gigi penggantinya sudah sedikit terlihat dibelakang gigi susu yang goyah..
Pasien terlihat sangat kooperatif dan komunikatif. Setelah dilakukan pemeriksaan, terlihat gigi
81 yang telah goyah derajat 3 dan gigi 41 terlihat sudah mulai erupsi sebagian pada sisi
lingual gigi 81. Dokter memutuskan untuk mencabut gigi 81 tersebut.

a. Diagnosa : 81 persistensi disertai lukasasi derajat 3


b. Rencana perawatan : Ektraksi
c. Teknik anestesi : menggunakan CE / topikal
Prosedur dengan anestesi topikal
- Membran mukosa dikeringkan
- Bahan anestesi topikal di oleskan
- Anestesi topikal harus dipertahankan pada membran mukosa minimal 2-3 menit
Prosedur dengan anestesi CE
- Membran mukosa dikeringkan
- Semprotkan CE pada tampon kapas sampai terdapat bunga-bunga es
- Tampon kapas ditempelkan pada membran mukosa sisi bukal dan palatal

SKENARIO 1B
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli gigi dengan keluhan gigi geraham
kanan bawah yang berlubang besar dan pernah sakit sebelumnya. Pasien menginginkan gigi
tersebut untuk dicabut. Hasil pemeriksaan intraoral terdapat kavitas pada gigi 46 yang sudah
mengenai kamar pulpa. Tes sensitivitas dengan CE (-), sonde (-), perkusi (-), palpasi (-).
Dokter gigi tersebut mengedukasi pasien untuk mempertahankan gigi tersebut dengan
perawatan saluran akar, namun pasien tersebut menolak dan tetap ingin gigi tersebut dicabut.
Kondisi umum pasien baik dan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Pemeriksaan vital
sign dalam batas normal.

a. Diagnosa : 46 Nekrose Pulpa


b. Rencana Perawatan : Ektraksi
c. Teknik Anestesi : Blok Anestesi mandibula + infiltrasi n. Buccalis longus
Sasaran nervus : n. Alveolaris inferior, n. Lingualis, n. Bukalis longus
d. Alat bahan anestesi : Jenis obat anestesi yang digunakan harus tau karakteristiknya
(durasi, onset, dosis).
Misal : Lignocain with epinefrine (1% or 2%) dosis 7mg/kgBB, onset cepat, duration
of action 2,5-3 hr,
e. Prosedur anestesi blok dengan metode Fisher dilanjutkan infiltrasi bukal. Penggunaan
topikal anestesi sebelum insersi jarum adalah optional
f. Jangan lupa untuk mengecek anestetikum. Evaluasi : pipir, pipi, lidah.
Pada anestesi blok syaraf alveolaris inferior, terdapat tiga metode yang sering digunakan,
yaitu Inferior Alveolar Nervus Block (IANB), Gow-Gates Technique, dan Akinosi Closed-
Mouth Mandibular Block. Inferior Alveolar Nervus Block (IANB) terdiri dari dua metode,
yaitu direct dan indirect. Metode indirect IANB sering disebut dengan metode Fischer.
Metode Fischer ini menganestesi nervus inferior alveolar, nervus incisive, nervus mental, dan
nervus lingual. Nervus buccal juga bisa ditambahkan dalam beberapa prosedur yang
melibatkan jaringan lunak di daerah posterior bukal. Daerah yang dianestesi dengan metode
ini adalah gigi mandibula sampai ke midline, body of mandible, bagian inferior dari ramus,
mukoperiosteum bukal, membrane mukosa anterior sampai daerah gigi molar satu mandibula,
2/3 anterior lidah dan dasar dari kavitas oral, jaringan lunak bagian lingual dan periosteum,
external oblique ridge, dan internal oblique ridge.
Indikasi Inferior Alveolar Nervus Block adalah untuk prosedur pencabutan beberapa gigi
mandibula dalam satu kuadran, prosedur pembedahan yang melibatkan jaringan lunak bagian
bukal anterior sampai molar satu serta jaringan lunak bagian lingual.
Kontraindikasi Inferior Alveolar Nervus Block adalah pasien yang mengalami infeksi atau
inflamasi akut pada daerah penyuntikan serta pasien dengan gangguan kontrol motorik
menggigit bibir atau lidah secara tiba tiba.
Prosedur Anestesi Blok dengan teknik Fischer :
1. Pasien didudukkan dengan posisi semisupine atau setengah telentang.
2. Intruksikan pasien untuk membuka mulut selebar mungkin agar mendapatkan akses yang
jelas ke mulut pasien. Posisi diatur sedemikian rupa agar ketika membuka mulut, oklusal
dari mandibula pasien sejajar dengan lantai.
3. Posisi operator berada pada arah jam 8 dan menghadap pasien untuk rahang kanan
mandibula, sedangkan untuk rahang kiri mandibula posisi operator berada pada arah jam
10 dan menghadap ke pasien.
4. Jarum 25 gauge direkomendasikan untuk pasien dewasa dengan panjang jarum sekitar 42
mm atau 1,625 inchi. Hal ini diperlukan karena bagian jarum yang masuk ke jaringan
adalah sekitar 20 mm.
5. Aplikasikan antiseptik di daerah trigonom retromolar.
6. Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi terakhir mandibula, geser ke lateral dan palpasi
linea oblique eksterna pada ramus mandibula, kemudian telunjuk digeser ke median untuk
mencari linea oblique interna. Ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna dan
permukaan samping jari berada di bidang oklusal gigi rahang bawah.
7. Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak dianestesi
tepatnya dari regio premolar dan jarum dengan bevel mengarah ke tulang sampai jarum
kontak dengan tulang. Arah jarum hampir tegak lurus dengan tulang.
8. Spuit digeser ke arah sejajar dengan dataran oklusal lalu jarum ditusukkan sambil
menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm, geser jarum ke posisi I tapi tidak penuh
sampai sekitar region kaninus, lalu aspirasi dan bila negatif keluarkan anestetikum
sebanyak 1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior.
9. Setelah selesai menganastesi N. Alveolaris inferior, spuit ditarik kembali kira-kira 5mm
sejajar dengan bidang oklusal, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anestetikum
sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi N. Lingualis. Setelah selesai spuit ditarik kembali.
10. Cek anestesi

Anestesi blok teknik Gow-Gates :


Prosedur :
1. Posisi duduk pasien terlentang atau setengah terlentang.
2. Pasien diminta untuk membuka mulut lebar dan ekstensi leher
3. Posisi operator : a. Untuk mandibula sebelah kanan, operator berdiri pada posisi jam 8
menghadap pasien.
b. Untuk mandibula sebelah kiri , operator berdiri pada posisi jam 10
menghadap dalam arah yang sama dengan pasien.
4. Tentukan patokan ekstra oral : intertragic notch dan sudut mulut Daerah sasaran: daerah
medial leher kondilus, sedikit dibawah insersi otot pterygoideus eksternus.
5. Operator membayangkan garis khayal yang dibentuk dari intertragic notch ke Sudut mulut
pada sisi penyuntikan untuk membantu melihat ketinggian penyuntikan secara ekstra oral
dengan meletakkan tutup jarum atau jari telunjuk.
6. Jari telunjuk diletakkan pada coronoid notch untuk membantu meregangkan jaringan
7. Operator menentukan ketinggian penyuntikan dengan patokan intra oral berdasarkan sudut
mulut pada sisi berlawanan dan tonjolan mesiopalatinal M2 maksila.
8. Daerah insersi jarum diberi topical antiseptik.
9. Spuit diarahkan ke sisi penyuntikan melalui sudut mulut pada sisi berlawanan, dibawah
tonjolan mesiopalatinal M2 maksila, jarum diinsersikan kedalam jaringan sedikit sebelah
distal M2 maksila.
10. Jarum diluruskan kebidang perpanjangan garis melalui sudut mulut ke intertragic notch
pada sisi penyuntikan kemudian disejajarkan dengan sudut telinga kewajah sehingga arah
spuit bergeser ke gigi P pada sisi yang berlawanan, posisi tersebut dapat berubah dari M
sampai I bergantung pada derajat divergensi ramus mandibula dari telingan ke sisi wajah.
11. Jarum ditusukkan perlahan-lahan sampai berkontak dengan tulang leher kondilus, sampai
kedalamam kira-kira 25 mm. Jika jarum belum berkontak dengan tulang, maka jarum
ditarik kembali per-lahan2 dan arahnya diulangi sampai berkontak dengan tulang.
Anestetikum tidak boleh dikeluarkan jika jarum tidak kontak dengan tulang
12. Jarum ditarik 1 mm , kemudian aspirasi, jika negatif depositkan anestetikum sebanyak
1,8 – 2 ml perlahan-lahan.
13. Spuit ditarik dan pasien tetap membuka mulut selama 1 – 2 menit.
14. Setelah 3 – 5 menit pasen akan merasa baal dan perawatan boleh dilakukan.
http://youtu.be/eCK6K0YrjEQ (anestesi nervus alveolar inferior)

SKENARIO 1C
Seorang pasien perempuan berusia 35 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan
keluhan ingin mencabutkan gigi geraham kiri atas yang berlubang besar. Sebelumnya gigi
tersebut pernah ditambal 2x namun selalu lepas sehingga pasien ingin mencabutkan saja gigi
geraham tersebut. Berdasarkan pemeriksaan intraoral terdapat kavitas yang sudah
menembus kamar pulpa gigi 26 dan menyisakan sedikit mahkota klinis yang tidak dapat
direstorasi, perkusi (-), palpasi (-) dan tes vitalitas dengan CE (-). Berdasarkan anamnesa,
pasien memiliki riwayat hipertensi dan mengkonsumsi obat nifedipin 30 mg secara rutin,
sehingga tekanan darah pasien konstan 130/90 mmHg.
a. Diagnosa : 26 Nekrose pulpa
b. Rencana Perawatan : Ekstraksi
c. Teknik Anestesi : Anestesi infiltrasi mukosa mesiobukal, distobukal dan palatal gigi
26. Sasaran anestesi : n. Alveolaris Superior Media, n. Alveolaris Superior Posterior
dan n. Palatinus Mayor
d. Alat dan bahan : Jenis obat anestesi yang digunakan harus mengetahui karakteristik
nya (durasi, onset, dosis). Pada kasus pasien memiliki riwayat Hipertensi sehingga
pemilihan obat anestesi : Lidocain without epinefrin, dosis 4,5 mg/kgBB, onset cepat,
durasinya pendek.
e. Prosedur anestesi :
1. Asepsis pada area insersi jarum.
2. Jarum diinserikan pada apek bukal gigi 26 dan palatal 26 dan bevel menghadap
tulang
3. Apirasi
4. Deponir 0,5 cc untuk anestesi N. Alveolaris Superior Media dan N. Alveolaris
Superior Posterior
5. Lakukan prosedur yang sama pada sisi palatal yaitu jarum diinsersikan pada apeks
palatal gigi 26 dan dicari bagian mukosa yang paling tebal / kenyal
6. Aspirasi
7. Deponir 0,5 cc untuk anestesi N. Palatina Mayor
8. Tunggu hingga efek anestetikum bekerja.
9. Jangan lupa untuk mengecek anestetikum.

http://youtu.be/6TzCOzQmCfk (infiltrasi maksila)


http://youtu.be/3hakIcbCWmw (malamed)

SKENARIO 1D
Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun datang ke tempat praktek drg. Aman Sentausa
mengeluhkan gigi geraham kiri atas yang sudah berlubang besar dan pernah terasa sakit dan
bengkak sebelumnya. Berdasarkan pemeriksaan objektif, terdapat kavitas yang sudah
menembus atap kamar pulpa pada permukaan oklusal gigi 26 dan menyisakan sisa mahkota
yang tidak dapat direstorasi. Tes sensitivitas dengan CE (-), perkusi (+), palpasi (-). Keadaan
umum pasien baik, vital sign dalam batas normal. Pasien tidak dicurigai menderita penyakit
sistemik. Sebelum melakukan tindakan pencabutan, drg Aman memutuskan untuk merujuk
pemeriksaan radiografi terlebih dahulu. Berdasarkan pemeriksaan ronsen periapikal terlihat
area radiolusen yang meluas dari mahkota hingga hampir mengenai bifurkasio gigi 26 serta
terlihat area radiolusen berbatas difus pada apek gigi 26 dengan diameter ± 4mm. Drg Aman
menetapkan ekstraksi sebagai rencana perawatan.

Anda mungkin juga menyukai