Anda di halaman 1dari 6

MODUL MAHASISWA KETRAMPILAN KLINIK TERPADU

SPKKT DS 2

Tema: Tehnik Anetesi Infiltrasi Rahang Atas

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2016
1

Nama Blok : DS 2

Tema : Tehnik Anestesi Infiltrasi Rahang Atas

Semester : 5 (lima)

Waktu Pelatihan : 1 kali pertemuan @3 jam (per kelompok)

Kompetensi Utama:

1. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan sistem stomatognatik dengan


mencatat informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis dan sosial guna
mengevaluasi kondisi medis pasien.
2. Mampu menganalisis rencana perawatan yang didasarkan pada kondisi, kepentingan
dan kemampuan pasien.

Kompetensi Penunjang :

1. Mampu mengidentifikasikan keluhan utama penyakit atau gangguan sistem


stomatognatik
2. Menerapkan pemeriksaan komprehensif sistem stomatognatik dengan memperhatikan
kondisi umum maupun kondisi intra oral
3. Menjelaskan tanggung jawab pasien, waktu, langkah perawatan dan resiko perawatan
4. Menentukan tindakan anestesi lokal kedokteran gigi yang tepat untuk pengelolaan
nyeri pasien
5. Melakukan prosedur tehnik infiltrasi pada rahang atas dengan benar
6. Mengeliminasi rasa nyeri pasien dengan menggunakan tehnik infiltrasi rahang atas.

Bahan Kajian :

1. Identifikasi keluhan pasien /penegakan anamnesis


2. Pemeriksaan sistem stomatognatik
3. Evaluasi pra-anestesi
4. Urutan prosedur tehnik infiltrasi

Muatan pelatihan Keterampilan :

1. Pengumpulan dan penyusunan data pasien (komunikasi interpersonal)


2. Pemeriksaan Subyektif (anamnesis)
3. Pemeriksaan kondisi umum dan kondisi intra oral pasien untuk evaluasi pra-anestesi
4. Keterampilan menentukan tehnik anestesi kedokteran gigi yang tepat untuk
pengelolaan rasa nyeri di bidang kedokteran gigi.
5. Keterampilan prosedur tehnik infiltrasi rahang atas
6. Keterampilan melakukan prosedur tehnik infiltrasi rahang atas
2

Tujuan Umum :
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa harus mampu melakukan
tindakan tehnik anestesi pada rahang atas dengan menggunakan tehnik infiltrasi sebagai
tindakan pengelolaan nyeri di bidang kedokteran gigi.

Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik inimahasiswa harus:
1. Mampu melakukan tehnik evaluasi pra-anestesi
2. Mampu menentukan tehnik anestesi yang tepat pra tindakan penatalaksanaan di
bidang kedokteran gigi.
3. Mampu melakukan tindakan anestesi pada rahang atas dengan tehnik infiltrasi dengan
benar dan berhasil.

Metode Pelatihan : Demonstrasi


Simulasi pada phantoom
Tempat Pelatihan :Laboratorium SPKKT Jatinangor
Peserta Pelatihan : Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi semester 5
Sistem Assessment : Rubrik Formatif
Sistem Evaluasi : Rubrik Somatif pada OSCE

Alat dan Bahan :


1. Baki
2. Alat dasar (kaca mulut, sonde, pinset, probe)
3. Syringe spuit
4. Anestetikum lidocaine hidroklorid 2%.
5. Kranium/model rahang
6. Alat tulis,
7. Rubrik mahasiswa dan tutor guide.
8. Form evaluasi pre-anestesi

Keterangan:
No 1,2,6 disediakan oleh Mahasiswa, no 8 mahasiswa membawa dapat diprint sendiri.

Penyusun :
Drg Tantry Maulina, M.Kes., Ph.D
Drg. Daisy Wulansari, M.Kes.
3

TOPIK 1 : Tehnik Anestesi Infiltrasi pada Rahang Bawah


Waktu Pelatihan: 30 menit

Metode pelatihan:
1. Demonstrasi (15 menit) :DPKKT melakukan demonstrasi pada kranium rahang
atas/model rahang dengan alat dan bahan yang tersedia sesuai topik pelatihan yang
terdapat pada pemandu DPKKT
2. Simulasi pada kranium rahang atas/model rahang dengan alat dan bahan yang tersedia
sesuai topik pelatihan.

Skenario
Untuk perawatan ekstraksi gigi 12 maka sebelumnya harus diberikan anestesi lokal dengan
tehnik infiltrasi pada area labial dan palatal rahang atas.

Instruksi untuk mahasiswa :


Lakukan serta verbalkan prosedur tehnik infiltrasi pada area labial dan palatal pada kranium
rahang atas / model rahang dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia, dengan
benar.

POKOK PELATIHAN KETERAMPILAN


Prosedur anestesi lokal pada rahang atas dengan tehnik infiltrasi pada area labial dan palatal

Topik 1 : Tehnik Anestesi Lokal pada Rahang Atas dengan Infiltrasi Labial ~ Palatal

Tahap Persiapan
1. Persiapan operator.
2. Persiapan pasien.
3. Alat dan bahan yang disiapkan: Baki, alat dasar (kaca mulut, sonde, pinset, probe),
syringe spuit, anestetikum lidocaine hidroklorid 2% (ampul), tampon, betadine,
kranium rahang atas/model gigi, alat tulis, form evaluasi pre-anestesi.
4. Lakukan evaluasi pre-anestesi.
5. Mensetrifugasi ampul.
6. Patahkan tutup ampul menggunakan tampon.
7. Buka kemasan syringe, lalu kencangkan jarum pada syringe, tekan ujung plunger
sampai udara dalam syringe habis, dan masukan larutan anestetikum kedalam syringe
sampai habis.

Tehnik Infiltrasi pada Rahang Atas


1. Area Labial
1.1 Pasien diminta untuk membuka mulut dengan lebar
1.2 Operator meretraksi bibir pasien hinga terlihat perbatasan antara jaringan bergerak
dengan tidak bergerak (mucobuccal fold).
1.3 Operator mengaplikasikan betadine di area mucobuccal fold gigi 12
1.4 Operator menentukan titik insersi yaitu pada mucobuccal fold / apikal gigi 12
1.5 Operator menginsersikan jarum dengan bevel menghadap tulang pada titik insersi
sepanjang 5-6 mm
1.6 Operator melakukan aspirasi pertama. Apabila negatif, maka jarum diputar 45 o
searah jarum jam dan operator melakukan aspirasi kedua. Apabila negatif, maka
jarum dikembalikan ke arah posisi awal insersi dan lanjutkan prosedur.
4

(Apabila positif, maka jarum dikeluarkan secara perlahan dan operator mengganti
larutan anestetikum dan jarum. Prosedur diulangi dari awal)
1.7 Operator menginsersikan 0.5ml larutan anestetikum secara perlahan.
1.8 Setelah 0.5ml larutan anestetikum terdeposit, operator menarik keluar jarum
secara perlahan.
1.9 Pasien diminta untuk tetap membuka mulut dengan lebar karena operator akan
melanjutkan melakukan tehnik infiltrasi lokal pada area palatal.

2. Area Palatal
2.1 Operator mengaplikasikan betadine di area palatal gigi 12
2.2 Operator menentukan titik insersi yaitu 5mm dari titik terendah garis servikal gigi
12
2.3 Operator menginsersikan jarum ke dalam palatal dengan bevel menghadap tulang,
pada titik insersi, sedalam 4-5 mm.
2.4 Operator melakukan aspirasi. Apabila negatif, maka diteruskan ke langkah
selanjutnya.
(Apabila positif, maka jarum dikeluarkan secara perlahan dan operator mengganti
larutan anestetikum dan jarum. Prosedur diulangi dari awal).
2.5 Operator menginsersikan 0.3-0.5ml larutan anestetikum secara perlahan.
2.6 Setelah 0.3-0.5ml larutan anestetikum terdeposit, operator menarik keluar jarum
secara perlahan.

www.rdhmag.com

Tahap penyelesaian

1. Tutup jarum.
2. Kemudian bisa melanjutkan perawatan yang lain yaitu ekstraksi.
5

Anda mungkin juga menyukai