Hb tidak memiliki hubungan dengan kejadian ulcer oral pada siswa SD usia
10-12 tahun di kecamatan Jatinangor Sumedang. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan di Malaysia (Sari, 2016), yang mengatakan bahwa
penderita SAR itu lebih memiliki Hb lebih rendah, hal ini dapat terjadi karena
penelitian yang dilakukan bukan pada anak-anak tetapi pada usia 18-20 tahun dan
usia 30-60 tahun dan juga dilakukan pada diagnosis yang spesifik yaitu dilakukan
pada pasien yang mengalami SAR.
Hasil dari trombosit, hampir keseluruhan normal, fungsi utama trombosit ini
untuk homeostatis dan pembekuan darah, perbaikan jaringan serta mempercepat
retraksi bekuan. Hal ini membuktikan pada pasien SAR tidak terdapat kelainan
trombosit atau kelainan perdarahan. Hasil dari eritrosit didapat lebih banyak
peningkatan kadar 3 orang. Kriteria kadar eritrosit ini dilakukan dengan adanya
polisitemia namun pada pasien ini tidak diikuti oleh peningkatan kadar Hb. MCV
didapatkan hasil bahwa penurunan kadar pada 6 orang dimana 6 orang ini mengalami
penurunan juga pada Hb, MCV dapat dijadikan sebuah parameter untuk menentukan
ukuran dari sel darah merah dimana berhubungan dengan mikrositik. Mikrositik juga
dikaitkan dapat disebabkan oleh defisiensi Fe, dimana defisiensi Fe ini menjadi salah
satu faktor predisposisi SAR.
MCH terjadi penurunan kadar 12 orang, dimana MCV ini dapat menentukan
derajat hemoglobinisasi yang mencerminkan warna sel darah merah. MCHC
mengalami penurunan kadar pada 18 orang lebih banyak dari indeks eritrosit, namun
kadar MCHC tidak semua mengalami penurunan kadar pada Hb, hal ini disebabkan
karena MCHC dapat menjadi salah satu marker atau salah satu tanda defisiensi Fe.
Prevalensi SAR pada Pasien Atofi di RSGM Unpad dan RSUP dr. Hassan
Sadikin Bandung
Dari penelitian ini didapatkan pasien atofi dengan SAR perbandingan antara
laki-laki dan perempuan yaitu 1;3. Karakteristik SAR pada pasien atofi terdapat 9
pasien dengan ulcer tunggal dan 3 pasien ulcer multiple dan berukuran kurang dari 1
cm dengan tipe lesi minor, dengan riwayat penyembuhan 7-14 hari, tanpa
meninggalkan jaringan parut. Kemudian berkaitan dengan karakteristik atofinya
diagnosis alergi yang paling banyak ditemukan yaitu dermatitis atofi, dan terdapat
pasien yang memiliki lebih dari satu gejala klinis atofi, karena pada individu atofi
dapat terjadi lebih dari satu gejala atofi.
Dari penelitian ini juga didapatkan 1 pasien yang memiliki lesi rongga mulut
lain berupa geographic tongue. Pada suatu penelitian disebutkan bahwa gejala atofi
dapat berkaitan dengan manifestasi atau perubahan pada rongga mulut, seperti
angioedema, geographic tongue sehingga bahwa pasien atofi dengan kadar IgE
serum yang tinggi juga memiliki kemungkinan besar dapat terjadi geographic tongue.