Anda di halaman 1dari 19

MODUL PELATIHAN KETRAMPILAN KLINIK TERPADU

SPKKT DENTAL SCIENCE 2

Tema:

Teknik Anestesi Blok Mandibula (Tehnik Fischer) dan

Ektraksi Gigi Sederhana (Closed Method)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2022
Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

Nama Blok : DS 2

Tema : Tehnik Blok Mandibula (Tehnik Fischer) dan


Ektraksi Gigi Sederhana (Closed Method)

Semester : 5 (lima)

Waktu Pelatihan : 1 kali pertemuan @3 jam (per kelompok)

Kompetensi Utama:

1. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan sistem stomatognatik


dengan mencatat informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis dan
sosial guna mengevaluasi kondisi medis pasien.
2. Mampu menganalisis rencana perawatan yang didasarkan pada kondisi,
kepentingan dan kemampuan pasien.

Kompetensi Penunjang :

1. Mampu mengidentifikasikan keluhan utama penyakit atau gangguan


sistem stomatognatik
2. Menerapkan pemeriksaan komprehensif sistem stomatognatik dengan
memperhatikan kondisi umum maupun kondisi intra oral
3. Menjelaskan tanggung jawab pasien, waktu, langkah perawatan dan resiko
perawatan
4. Menentukan tindakan anestesi lokal kedokteran gigi yang tepat untuk
pengelolaan nyeri pasien
5. Mampu melakukan prosedur tehnik Fischer dengan benar
6. Mampu melakukan ekstraksi gigi sederhana tanpa penyulit (closed
method)

Bahan Kajian :

1. Identifikasi keluhan pasien /penegakan anamnesis


2. Pemeriksaan sistem stomatognatik
3. Evaluasi pra-anestesi

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

4. Pengenalan alat dan bahan anastesi lokal dan ekstraksi


5. Urutan prosedur tehnik Fischer
6. Urutan prosedur ekstraksi gigi

Muatan Pelatihan Keterampilan :

1. Pengumpulan dan penyusunan data pasien (komunikasi interpersonal)


2. Pemeriksaan subyektif (anamnesis)
3. Pemeriksaan kondisi umum dan kondisi intra oral pasien untuk evaluasi
pra-anestesi
4. Keterampilan menentukan tehnik anestesi kedokteran gigi yang tepat
untuk pengelolaan rasa nyeri di bidang kedokteran gigi.
5. Keterampilan melakukan prosedur anastesi blok mandibula dengan tehnik
Fischer
6. Keterampilan melakukan prosedur ekstraksi gigi sederhana (closed
method)

Tujuan Umum :
Mahasiswa harus mampu melakukan tindakan anastesi intraoral sebagai
tindakan pengelolaan nyeri di bidang kedokteran gigi dan mampu
melakukan prosedur ekstraksi gigi sederhana (closed method).

Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa harus:
1. Mampu melakukan tehnik evaluasi pra-anestesi
2. Mampu menentukan tehnik anestesi yang tepat pra tindakan
penatalaksanaan di bidang kedokteran gigi.
3. Mampu melakukan prosedur anastesi blok mandibula dengan tehnik
Fischer dengan benar dan berhasil.
4. Mampu melakukan prosedur ekstraksi gigi sederhana (closed method)

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

Metode Pelatihan : Demonstrasi


Simulasi pada phantom
Tempat Pelatihan : Ruang SPKKT FKG Universitas Padjadjaran
Peserta Pelatihan : Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi
semester 5
Sistem Assessment : Rubrik Formatif
Sistem Evaluasi : Rubrik Somatif pada OSCE

Alat dan Bahan :


1. Baki dilapisi duk
2. Alat dasar (kaca mulut, sonde, pinset, probe)
3. Syringe spuit 3 cc
4. Anestetikum anestetikum lidokain 2% + adrenalin 1:80.000
5. Kranium
6. Alat tulis, rubrik mahasiswa dan tutor guide
7. Form evaluasi pra-anestesi
8. Alat-alat ekstraksi gigi
9. Tampon steril
10. Povidone iodine 10%
11. NaCl 0,9%
12. Petridish / kom steril.
13. Tempat sampah medis atau kidney dish.
14. Tempat sampah benda tajam

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

Sinopsis Kasus Pelatihan Keterampilan Klinik


Seorang wanita berusia 42 tahun datang ke Klinik Eksodonsia RSGM Universitas
Padjadjaran dengan keluhan gigi belakang bawah kanan berlubang besar dan
terasa sakit hilang timbul. Rasa sakit terutama dirasakan saat dipakai mengunyah.
Pasien ingin giginya dicabut. Riwayat penyakit sistemik disangkal oleh pasien.

Pemeriksaan tanda vital menunjukkan bahwa tekanan darah pasien 120/85 mmHg,
denyut nadi 85 x/menit, respirasi 19 x/menit, dan suhu 36,3˚ C.

Pemeriksaan ekstraoral tidak memperlihatkan adanya kelainan. Pemeriksaan


intraoral didapati gigi 47: karies mencapai pulpa, tes dingin -, perkusi +, tekan -,
fistula -.

Dokter gigi mendiagnosis gigi tersebut dengan nekrosis pulpa gigi 47 dan
memutuskan untuk melakukan ekstraksi gigi. Sebelum tindakan ekstraksi
dilakukan, dokter gigi akan melakukan anestesi lokal blok mandibula tehnik
Fischer dengan menggunakan anestesi lokal lidokain 2% + adrenalin 1:80.000
kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi gigi 47.

Kegunaan Kasus :
Kasus ini digunakan agar mahasiswa dapat melakukan pelatihan keterampilan
tehnik Fischer sebagai salah satu tehnik anestesi rahang bawah di bidang
kedokteran gigi dan melakukan ekstraksi gigi sederhana.

Penyusun Pemandu DPKKT


Drg Harry A Kaiin, MH. Kes
Drg Kirana Lina, M. Kes
Drg Tantry Maulina, M.Kes., Ph.D
Drg. Daisy Wulansari, M.Kes.
Drg. Abel Tasman Sp.BM (K)
Drg. Indra Hadikrishna Sp.BM (K)
Drg. Farah Asnely Putri, Sp.BM (K)

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

Topik 1 : Tehnik Anestesi Blok Rahang Bawah (Tehnik Fischer)


Waktu Pelatihan : 60 menit

Metode pelatihan:
1. Demonstrasi (15 menit) :DPKKT melakukan demonstrasi pada kranium
rahang bawah dengan alat dan bahan yang tersedia sesuai topik pelatihan
yang terdapat pada pemandu DPKKT
2. Simulasi pada kranium rahang bawah dengan alat dan bahan yang tersedia
sesuai topik pelatihan.

Skenario
Seorang wanita berusia 42 tahun datang ke Klinik Eksodonsia RSGM Universitas
Padjadjaran dengan keluhan gigi belakang bawah kanan berlubang besar dan
terasa sakit hilang timbul. Rasa sakit terutama dirasakan saat dipakai mengunyah.
Pasien ingin giginya dicabut. Riwayat penyakit sistemik disangkal oleh pasien.

Pemeriksaan tanda vital menunjukkan bahwa tekanan darah pasien 120/85 mmHg,
denyut nadi 85 x/menit, respirasi 19 x/menit, dan suhu 36,3˚ C.

Pemeriksaan ekstraoral tidak memperlihatkan adanya kelainan. Pemeriksaan


intraoral didapati gigi 47: karies mencapai pulpa, tes dingin -, perkusi +, tekan -,
fistula -.

Dokter gigi mendiagnosis gigi tersebut dengan nekrosis pulpa gigi 47 dan
memutuskan untuk melakukan ekstraksi gigi. Sebelum tindakan ekstraksi
dilakukan, dokter gigi akan melakukan anestesi lokal blok mandibula tehnik
Fischer dengan menggunakan anestesi lokal lidokain 2% + adrenalin 1:80.000
kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi gigi 47.

Instruksi untuk mahasiswa :


1) Simulasikan dan verbalkan evaluasi pra-anastesi gigi berdasarkan data
pasien tersebut!

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

2) Simulasikan dan verbalkan prosedur tehnik Fischer pada pada rahang


bawah
3) Simulasikan dan verbalkan prosedur ekstraksi gigi dengan menggunakan
alat dan bahan yang tersedia dengan benar.

POKOK PELATIHAN KETERAMPILAN


1. Prosedur evaluasi pra anastesi
2. Pengenalan alat dan bahan anastesi lokal dan ekstraksi gigi
3. Prosedur anestesi blok rahang bawah tehnik Fischer.
4. Prosedur ekstraksi gigi sederhana (closed method)

CATATAN UNTUK DOSEN PELATIH KETERAMPILAN KLINIK


TERPADU (DPKKT)
1. DPKKT mengunakan sesi ini untuk mendemonstrasikan prosedur anestesi
blok mandibula tehnik Fischer.
2. DPKKT menggunakan sesi ini untuk melatih mahasiswa melakukan
prosedur ekstraksi gigi.

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

Topik 1 : Tehnik Anestesi Blok Rahang Bawah (Tehnik Fischer)

Tahap Persiapan
1. Persiapan operator :
- Operator siap menerima pasien dan memakai jas dokter.
- Operator melakukan senyum, salam, dan sapa
- Operator mengkonfirmasi identitas pasien
2. Persiapan pasien :
- Meminta pasien duduk di kursi konsultasi
- Mencatat identitas pasien di lembar rekam medik dan melakukan
anamnesis

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

3. Melakukan evaluasi pra-anestesi.

4. Persiapan Alat dan bahan:


- Baki
- Alat dasar (kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator)
- Syringe spuit 3 cc
- Anestetikum lidokain 2% + adrenalin 1:80.000 (ampul),
- Tampon
- Povidone iodine 10%

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

- Kranium rahang bawah/model gigi,


- Alat tulis dan form evaluasi praanestesi

Tahap Persiapan Anestesi


1. Memastikan seluruh cairan anastetikum berada di bagian bawah ampul
dengan gerakan sentrifugal
2. Mematahkan tutup ampul menggunakan tampon pada bagian leher ampul

3. Membuka kemasan syringe

4. Mengencangkan jarum pada syringe dengan gerakan memutar.


5. Mengeluarkan udara yang terperangkap dalam syringe dengan menarik
kemudian mendorong plunger.
6. Memasukan jarum ke dalam ampul dan menarik plunger untuk
memasukkan larutan anestetikum kedalam syringe sampai habis.

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

7. Memastikan tidak ada udara yang terperangkap dalam larutan anastetikum


di syringe.
8. Menutup kembali syringe dengan capnya menggunakan teknik satu
tangan.

Tahap Tindakan Aseptik :


Menggunakan tampon yang diberikan povidone iodine 10%, membersihkan :
a. Area ekstraoral
b. Area intraoral

Tahap Tehnik Fischer


- Posisi pertama
1. Jari telunjuk diletakan di belakang gigi terakhir, kemudian digeser ke
lateral untuk mencari linea obliqua eksterna, kemudian digeser ke
median untuk mencari linea obliqua interna (melalui trigonum
retromolar).

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

2. Punggung jari harus menyentuh bucooklusal gigi yang terakhir, lalu


jarum dimasukan kira-kira pada pertengahan lengkung kuku dari sisi
rahang yang tidak dianestesi yaitu regio premolar sampai terasa kontak
dengan tulang.

Gambar A. Posisi 1

- Posisi kedua
1. Syringe digeser ke arah sisi yang akan dianestesi, sejajar dataran
oklusal
2. Insersikan jarum lebih lanjut sedalam kurang lebih 6 mm, kemudian
lakukan aspirasi dengan menarik plunger.
3. Apabila aspirasi negatif, larutan anestetikum dideponirkan ½ cc untuk
menganestesi N. Lingualis.

Gambar B. Posisi 2

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

- Posisi ketiga
1. Syringe digeser lagi ke arah posisi pertama tetapi tidak penuh yaitu
pada regio caninus
2. Insersikan jarum lebih dalam menyusuri tulang kurang lebih 10-15 mm
sampai terasa kontak jarum dengan tulang terlepas.
3. Lakukan aspirasi lagi.
4. Apabila negatif, maka deponirkan larutan anestetikum 1 cc untuk
menganestesi N. Alveolaris inferior.
5. Keluarkan jarum dari jaringan secara perlahan.

Gambar C. Posisi 3

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

Gambar D. Daerah yang teranestesi

Tahap penyelesaian

1. Tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan.


2. Letakkan syringe pada baki

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

Topik 2: Ekstraksi gigi sederhana (closed method)

Tahap Persiapan :

Persiapan alat dan bahan :

- Alat dasar (kaca mulut, pinset, sonde, ekskavator)


- Elevator/Luxator/Bein
- Forceps molar RB (dengan takik di kedua paruhnya)
- Kuret
- Bone file
- Bone rongeur/knabel tang
- Baki
- Spuit irigasi berisi NaCl 0.9%
- Povidone iodine 10%
- Tampon

Persiapan pasien:
- Posisi pasien untuk pencabutan rahang bawah ±110o terhadap lantai.
- Dataran oklusal sejajar lantai.

Persiapan operator:

a. Operator memakai APD dengan urutan :


- Memakai masker
- Mencuci tangan sesuai 6 langkah cuci tangan sesuai WHO
- Menggunakan sarung tangan

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

b. Posisi operator untuk ekstraksi gigi posterior kanan rahang bawah berada
di sebelah kanan belakang pasien (jam 9-12).

Tahap Ekstraksi Gigi Sederhana

Fiksasi alveolar
Operator memposisikan tangan di sekitar area yang akan diekstraksi, untuk gigi
posterior kanan rahang bawah :

- Jari telunjuk berada di bukal, ibu jari berada di lingual dan tiga jari lainnya di
area dagu.

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

Prosedur ekstraksi :

- Melepaskan perlekatan gigi dari jaringan periodontal dengan menggunakan


elevator/luxator
- Memposisikan forceps/tang memegang mahkota gigi dengan paruh diletakkan
seapikal mungkin pada bifurkasi
- Menggerakan gigi lebih banyak kearah bukolingual dengan gerakan luksasi
- Menggerakkan gigi dengan sedikit gerakan rotasi atau angka 8
- Setelah gigi mengalami kegoyangan, maka operator melakukan gerakan
ekstraksi kearah bukooklusal untuk mengeluarkan gigi dari soket.

Evaluasi pasca ekstraksi


1. Pemeriksaan kelengkapan gigi yang telah di ekstraksi.
- Apakah gigi yang dicabut utuh atau tidak
- Apakah terdapat kelainan di periapikal..
2. Pemeriksaan soket pasca ekstraksi
- Apakah soket pasca pencabutan halus atau terdapat tulang yang tajam,
debris atau sisa gigi, jaringan patologis.
3. Pembersihan soket dengan kuret (bila perlu), apabila terdapat :
- Jaringan granulasi, lesi periapikal seperti granuloma atau kista,
serpihan gigi dan serpihan tulang.

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran


Modul SPKKT
Teknik Anastesi Blok Mandibula dan Teknik Ekstraksi Gigi Sederhana

4. Pemijatan pada lempeng bukolingual soket untuk mengembalikan tulang


alveolar yang rusak pasca ekstraksi ke posisi semula.
5. Palpasi tulang di sekitar soket. Apabila ada bagian yang tajam maka
dihaluskan dengan menggunakan bone file dengan gerakan menarik ke satu
arah dan atau bone rongeur/ knabel tang.
6. Irigasi soket dengan spuit irigasi berisi NaCl 0.9%

Tahap Penyelesaian

Instruksi pasca pencabutan


1. Gigit tampon selama 30-45 menit
2. Hindari memainkan luka bekas pencabutan
3. Hindari banyak berkumur dan meludah
4. Hindari minum menggunakan sedotan
5. Jangan makan dan minum yang panas untuk 24 jam pertama
6. Makan makanan lunak bernutrisi untuk 24 jam pertama
7. Tidak boleh merokok minimal 3 x24 jam pertama
8. Kompres dingin pasca pencabutan 15 menit setiap jam, sebanyak 4 sampai 5
kali
9. Jaga oral hygiene dengan sikat gigi secara perlahan
10. Kumur dengan obat kumur selama 5-7 hari pasca ekstraksi (bila diperlukan)
11. Menginstruksikan pasien untuk minum obat sesuai anjuran dokter gigi
12. Kontrol kembali ke dokter gigi bila ada keluhan

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas Padjadjaran

Anda mungkin juga menyukai