KLINIK TERPADU
Tema:
Insersi Gigi Tiruan Lengkap Akrilik
1
Instruksi bagi Dosen Pelatih Keterampilan Klinik Terpadu (DPKKT)
1. DPKKT bertanggungjawab atas kelompok diskusi yang difasilitasinya sampai semua sesi
topik pelatihan selesai.
3. DPKKT turut serta berperan aktif selama proses pelatihan keterampilan klinik
berlangsung.
5. DPKKT harus aktif memandu dan melatih mahasiswa melakukan pelatihan ketrampilan
klinik sesuai dengan topik yang telah dipersiapkan
6. DPKKT tidak memberikan topik-topik pelatihan keterampilan klinik yang sudah disusun
di dalam buku pemandu DPKKT kepada mahasiswa.
7. DPKKT wajib mengisi rubrik keterampilan klinik yang telah disediakan dengan benar
dan obyektif.
8. DPKKT wajib memperlihatkan nilai rubrik dan memberikan feed back kepada mahasiswa
pada setiap sesi pelatihan keterampilan selesai
2
Nama Blok : DS 1 SPKKT
Tema : Insersi/pemasangan Gigi Tiruan Lengkap Lepasan Akrilik
Semester : IV (empat)
Waktu Pelatihan : 1 kali pertemuan @ 3 jam (per kelompok)
Kompetensi Utama:
1. Mampu melakukan insersi gigi tiruan lengkap lepasan akrilik dengan benar.
2. Mampu melakukan pemeriksaan yang harus dilakukan saat insersi gigi tiruan lengkap
lepasan akrilik dengan benar.
3. Mampu mengidentifikasi kesalahan/kekurangan selama proses insersi gigi tiruan lengkap
lepasan akrilik dengan benar dan memperbaiki kekurangannya.
Kompetensi Penunjang:
1. Mampu melakukan komunikasi dengan tujuan menggali informasi untuk membantu
mengidentifikasi keinginan dan harapan pasien terhadap gigi tiruan yang akan
diinsersikan.
2. Mampu melakukan pemeriksaan komprehensif sistem stomatognatik dengan benar.
3. Mampu melakukan pencatatan informasi klinis, psikologis, dan sosial guna menunjang
proses insersi dan adaptasi gigi tiruan lengkap lepasan akrilikyang dipakai pasien.
4. Mampu melakukan komunikasi mengenai rencana perawatan gigi tiruan yang ideal dan
mengkompromikan dengan keinginan dan harapan pasien.
Bahan Kajian:
1. Insersi gigi tiruan lengkap lepasan akrilik disesuaikan kondisi ekstra oral dan intra oral
pasien.
2. Perbaikan/koreksi gigi tiruan lengkap lepasan akrilik jika diperlukan, disesuaikan dengan
kondisi intra oral dan ekstra oral pasien.
3
Tujuan Umum:
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa harus mampu
melakukan insersi gigi tiruan lengkap lepasan akrilik, pemeriksaan obyektif (ekstra oral dan
intra oral), pemeriksaan estetik gigi tiruan lengkap lepasan akrilik, mengkomunikasikan
keadaan dan tampilan gigi tiruan lengkap lepasan akrilik saat diinsersi, dan melakukan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Tujuan Khusus:
Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan klinik ini mahasiswa harus:
1. Melakukan insersi gigi tiruan lengkap lepasan akrilik.
2. Mengkomunikasikan keadaan dan tampilan gigi tiruan lengkap lepasan akrilik saat
diinsersi
3. Pemeriksaan estetik gigi tiruan lengkap lepasan akrilik.
4. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif (ekstra oral dan intra oral).
5. Melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan
4
15. Model phantom yang terpasang di mulut manekin/model studi pasien sesuai kasus
kehilangan gigi yang akan digantikan
16. Baki besar terpasang pada meja pemeriksaan/meja dental unit.
17. Gigi tiruan lengkap lepasan akrilik
18. Tisu dalam kontainer atau paper towel
19. Kertas artikulasi/articulating paper
20. Pressure Indicator Paste / pasta Zinc oxide eugenol
21. Alat tulis
5
Kegunaan Kasus
Kasus ini digunakan agar mahasiswa dapat berlatih menginsersikan gigi tiruan lengkap
lepasan akrilik dengan baik dan benar, mulai dari persiapan sebelum insersi, prosedur insersi,
dan instruksi pasien pasca insersi.
Kontributor Kasus:
6
TOPIK 1:
PERSIAPAN INSERSI GIGI TIRUAN LENGKAP LEPASAN AKRILIK
Metode Pelatihan:
Skenario:
Seorang laki-laki berusia 68 tahun datang ke RSGM dengan keluhan sulit mengunyah
makanan karena gigi tiruan yang lama sudah tidak nyaman dipakai, mudah lepas dan
bergerak-gerak. Keluhan dirasakan mulai 6 bulan yang lalu, ketika beberapa gigi geraham
kiri dan kanan, rahang atas dan rahang bawah dicabut karena berlobang besar dan goyang.
Gigi-gigi tersebut awalnya berfungsi sebagai pemegang gigi tiruannya yang lama.
Pasien memiliki kondisi umum yang baik.
Hasil pemeriksaan ekstraoral tidak memperlihatkan kelainan sedangkan hasil
pemeriksaaan intra oral terlihat seluruh gigi-gigi di rahang atas dan bawah sudah hilang.
Terlihat gigi tiruan sebagian lepasan rahang atas dan bawah yang sudah sangat longgar dan
sudah sangat berubah warna. Setelah dibicarakan dengan pasien, maka atas persetujuan
pasien dan dokter gigi, dibuatlah gigi tiruan lengkap lepasan akrilik.
Pada kasus ini gigi tiruan lengkap lepasan akrilik sudah selesai dibuat dan siap untuk
diinsersikan.
Diagnosis: Complete edentulous rahang atas dan rahang bawah..
7
POKOK PELATIHAN KETERAMPILAN
- Prosedur persiapan yang harus dilakukan sebelum insersi gigi tiruan lengkap lepasan
akrilik
1. Prosedur Pendahuluan:
a. Pengenalan diri dan pembukaan terdiri dari:
1) Mengucapkan salam
2) Dokter gigi tidak perlu memperkenalkan diri lagi menanyakan identitas pasien
menanyakan keluhan utama saat ini (chief complaint) karena ini bukan kunjungan
pertama.
3) Melakukan kontak mata dengan pasien dan bersikap ramah.
4) Dokter gigi menjelaskan pada pasien bahwa pada pertemuan ini gigi tiruan akan
diinsersikan
5) Dokter gigi menjelaskan pada pasien bahwa pada saat insersi gigi tiruan mungkin
memerlukan waktu yang lama.
9
TOPIK 2
Insersi Gigi Tiruan Lengkap lepasan
Metode Pelatihan:
1. Demonstrasi: DPKKT mendemonstrasikan prosedur insersi gigi tiruan lengkap lepasan
akrilik, dimulai dari penjelasan awal ke pasien simulasi tentang prosedur/tahap
perawatan pada kunjungan saat ini pada pasien simulasi satu orang mahasiswa pada
kelompoknya sesuai topik pelatihan yang terdapat pada pemandu DPKKT, hingga
mendemonstrasikan insersi gigi tiruan lengkap lepasan akrilikpada model phantum.
2. Simulasi antar teman (7-8 orang mahasiswa): mahasiswa melakukan topik pelatihan
keterampilan dengan pasien simulasi teman sekelompoknya.
3. DPKKT melakukan penilaian dan feed back serta mengisi rubrik formatif.
Skenario:
Seorang laki-laki berusia 68 tahun datang ke RSGM dengan keluhan sulit mengunyah
makanan karena gigi tiruan yang lama sudah tidak nyaman dipakai, mudah lepas dan
bergerak-gerak. Keluhan dirasakan mulai 6 bulan yang lalu, ketika beberapa gigi geraham
kiri dan kanan, rahang atas dan rahang bawah dicabut karena berlobang besar dan goyang.
Gigi-gigi tersebut awalnya berfungsi sebagai pemegang gigi tiruannya yang lama.
Pasien memiliki kondisi umum yang baik.
Hasil pemeriksaan ekstraoral tidak memperlihatkan kelainan sedangkan hasil
pemeriksaaan intra oral terlihat seluruh gigi-gigi di rahang atas dan bawah sudah hilang.
Terlihat gigi tiruan sebagian lepasan rahang atas dan bawah yang sudah sangat longgar dan
sudah sangat berubah warna. Setelah dibicarakan dengan pasien, maka atas persetujuan
pasien dan dokter gigi, dibuatlah gigi tiruan lengkap lepasan akrilik.
Pada kasus ini gigi tiruan lengkap lepasan akrilik sudah selesai dibuat dan siap untuk
diinsersikan.
Diagnosis: Complete edentulous rahang atas dan rahang bawah..
10
POKOK PELATIHAN KETERAMPILAN
- Prosedur insersi gigi tiruan lengkap lepasan akrilik
11
Gambar 1. Cara memeriksa kekasaran permukaan anatomi gigi tiruan lengkap.
2. Prosedur Insersi:
a. Memposisikan gigi tiruan lengkap lepasan akrilik pada Final Rest Position
1) Gigi tiruan coba diinsersikan di dalam mulut
2) Bagian gigi artifisial yang menggantikan gigi asli yang hilang diposisikan sesuai
letaknya.
3) Dokter gigi mencoba memasukkan gigi tiruan searah dengan arah pemasangan
yang telah ditentukan saat surveying. Tekan sedikit demi sedikit, tekanan tidak
boleh terlalu kuat karena mungkin akan mengakibatkan rasa sakit pada gigi asli
yang tersisa maupun pada mukosa gingiva (pada kasus masih ada maksimal 4 gigi
asli).
4) Jika dengan tekanan ringan gigi tiruan tidak dapat masuk menempati posisinya,
dokter gigi tidak boleh memaksanya. Dokter gigi memeriksa barangkali ada bagian
gigi tiruan yang terlalu menekan gigi asli yang tersisa atau menekan mukosa
(karena ada bagian gigi tiruan yang masuk ke daerah undercut/gerong), dan jika
ada maka gigi tiruan harus dikeluarkan dari mulut dan digerinda bagian tersebut.
12
5) Demikian prosedur di atas dilakukan berulang hingga gigi tiruan berhasil masuk
pada posisinya.
6) Dokter gigi harus memastikan bahwa landasan gigi tiruan beradaptasi dengan baik
pada mukosa (final rest position). Untuk mengetahuinya, dokter gigi harus
memeriksa seluruh komponen gigi tiruan, yaitu oklusal/singulum rest,
cangkolan/clasp, plat landasan berada pada posisinya dengan baik sesuai pola
perencanaan. (pada kasus masih ada maksimal 4 gigi asli).
7) Perluasan landasan gigi tiruan lengkap lepasan dan ketebalan landasan harus
diperiksa selama pemasangan gigi tiruan.
8) Dokter gigi memastikan bahwa perluasan landasan gigi tiruan tepat di mukobukal
fold/forniks, pada posisi tersebut tidak ada rasa sakit karena sayap landasan yang
terlalu menekan baik pada gigi asli (pada kasus masih ada maksimal 4 gigi asli)
yang tersisa, maupun pada mukosa gingiva.
9) Berikan tekanan pada gigi tiruan ke arah apical/ridge untuk melihat apakah ada
rasa sakit atau tidak, jika ada rasa sakit biasanya karena ada landasan gigi tiruan
yang terlalu menekan. Landasan gigi tiruan harus diperiksa dengan Pressure
Indicator Paste/Zinc oxide eugenol pasta untuk mengidentifikasi daerah-daerah
tekanan yang tidak diinginkan, yang mungkin dapat menimbulkan rasa
sakit/trauma pada jaringan mukosa.
Bagian bagian yang biasanya menekan ridge dan menimbulkan rasa sakit
13
merata menggunakan kuas
Protesa ditekan dengan jari untuk melihat Hasil pemeriksaan dengan pressure
ada respon rasa sakit atau tidak indicator paste
10) Jika ada rasa sakit, dokter gigi harus mencari penyebab timbulnya rasa sakit
tersebut dan mengkoreksinya.
11) Dokter gigi memeriksa retensi gigi tiruan dengan cara sedikit menekan permukaan
incisal protesa rahang atas dengan jari dan meminta pasien untuk berbicara, jika
retensinya baik maka gigi tiruan rahang atas tidak akan terlepas.
12) Dokter gigi memeriksa oklusi sebelum pasien memakai gigi tiruan dan setelah
memakai gigi tiruan. Oklusi harus mengikuti prinsip oklusi berimbang.tidak boleh
ada prematur kontak. Pemeriksaan oklusi menggunakan kertas artikulasi, yaitu
dengan cara kertas artikulasi diletakkan diantara gigi rahang atas dan rahang bawah
kemudian lihat teraannya, teraan kertas artikulasi pada gigi-gigi artifisial harus
sama tebal. Bila ada teraan yang lebih tebal pada gigi artifisial artinya terjadi
prematur kontak. Bila ada prematur kontak, kurangi teraan yang lebih tebal di
bagian fosa atau lereng bonjol dengan batu gerinda (tidak boleh mengurangi
bonjol). Lakukan beberapa kali sambil diperiksa lagi dengan kertas artikulasi
hingga teraan merata ketebalannya.
13) Dokter gigi memeriksa stabilitas gigi tiruan. Pada pemeriksaan stabilitas gigi
tiruan, pasien diminta untuk menggerakkan rahangnya ke lateral kiri dan lateral
kanan pada posisi gigi saling beroklusi, sambil diantaranya diletakkan kertas
artikulasi. Teraan kertas artikulasi pada gerakan ke lateral harus sama dan tidak
boleh ada interferens/sangkutan. Bila ada teraan yang lebih tebal pada gigi buatan
artinya terjadi interferens/sangkutan. Bila ada interferens/sangkutan, kurangi teraan
dengan sistem BULL (Buccal Upper Lingual Lower), artinya bila yang lebih tebal
14
maka yang digerinda hanya lereng bagian bukal di rahang atas, sedangkan yang
digerinda di rahang bawah hanya lereng bagian lingual (tidak boleh mengurangi
bonjol). Lakukan beberapa kali sambil diperiksa lagi dengan kertas artikulasi
hingga teraan merata ketebalannya
15
4. Pasien yang menggunakan gigi tiruan lengkap lepasan harus diperiksa kembali
setidaknya 6 bulan sekali tiap tahun.
5. Dokter gigi harus menulis instruksi untuk membantu dalam mengedukasi pasien
secara efektif
6. Instruksi untuk membersihkan dan menstimulasi daerah disekitar gigi sandaran
dan gigi yang tersisa sangat penting (pada kasus masih tersisa maksimal 4 gigi
asli).
7. Kasus pembuatan gigi tiruan lengkap lepasan dengan perluasan ke distal (free
end) harus diperiksa secara berkala untuk mengevaluasi resorbsi lingir, stabilisasi,
oklusi, dan pergeseran landasan gigi tiruan, serta kemungkinan terjadinya
sindrom kombinasi.
Referensi
1. ZARB, G. A., BOLENDER, C. L., & ECKERT, S. E. (2004). Prosthodontic
treatment for edentulous patients: complete dentures and implant-supported
prostheses. St. Louis, Mosby.
2.
16
RUBRIK PENILAIAN SPKKT
TEMA : Insersi Gigi Tiruan Lengkap Lepasan Akrilik
No. Aspek yang dinilai SKOR DESKRIPSI PENILAIAN
0 1 2 3
1. Persiapan gigi tiruan yang akan diinsersi:
1. Setiap gigi tiruan harus diperiksa apakah ada 0 = tidak mampu
retakan, porositas, dan cacat pemrosesan memverbalkan.
lainnya sebelum pasien tiba.
2. Bagian permukaan akrilik yang tajam dan 1 = hanya memverbalkan
bintik-bintik saat pemrosesan akrilik harus 1 item.
dihilangkan/dihaluskan. Untuk memeriksanya
dapat dilakukan dengan mengulaskan kapas 2 = hanya memverbalkan
pada permukaan akrilik, jika ada kapas yang 2 item.
menyangkut berarti ada daerah yg tajam atau
kasar, haluskan dengan / dihapus dengan bur 3 = lengkap semua
untuk memotong resin akrilik.
3. Pasien diminta untuk tidak memakai gigi tiruan
lamanya selama 12-24 jam, karena gigi tiruan
yang lama mungkin akan merubah bentuk
jaringan lunak/mukosa denture bearing area
sehingga mengakibatkan gigi tiruan yang
barunya tidak akan beradaptasi dengan baik.
2. Prosedur Pendahuluan
1. Mengucapkan salam 0 = tidak melakukan poin 1
2. Melakukan kontak mata dengan pasien dan dan 2
bersikap ramah. 1 = melakukan poin 1 & 2,
3. Dokter gigi menjelaskan pada pasien bahwa tapi tidak melakukan
pada pertemuan ini gigi tiruan akan poin 3 dan 4
diinsersikan 2 = melakukan poin 1 & 2,
4. Dokter gigi menjelaskan pada pasien bahwa tapi tidak melakukan
pada saat insersi gigi tiruan mungkin poin 3 atau 4
memerlukan waktu yang lama. 3 =melakukan semua poin
1-4
3. Prosedur Insersi:
Memposisikan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada Final Rest Position
1) Gigi tiruan coba diinsersikan di dalam mulut 0 = memverbalkan 1-3
2) Bagian gigi artifisial yang menggantikan gigi poin
asli yang hilang diposisikan sesuai letaknya. 1 = memverbalkan 4-6
3) Dokter gigi mencoba memasukkan gigi tiruan poin
searah dengan arah pemasangan yang telah
ditentukan saat surveying. Tekan sedikit demi 2 = memverbalkan 7-9
sedikit, tekanan tidak boleh terlalu kuat karena 3 = memverbalkan semua
mungkin akan mengakibatkan rasa sakit pada poin
gigi asli yang tersisa maupun pada mukosa
gingiva (pada kasus masih ada maksimal 4
gigi asli).
4) Jika dengan tekanan ringan gigi tiruan tidak
17
dapat masuk menempati posisinya, dokter gigi
tidak boleh memaksanya. Dokter gigi
memeriksa barangkali ada bagian gigi tiruan
yang terlalu menekan gigi asli yang tersisa
atau menekan mukosa (karena ada bagian
gigi tiruan yang masuk ke daerah
undercut/gerong), dan jika ada maka gigi
tiruan harus dikeluarkan dari mulut dan
digerinda bagian tersebut.
5) Demikian prosedur di atas dilakukan berulang
hingga gigi tiruan berhasil masuk pada
posisinya.
6) Dokter gigi harus memastikan bahwa
landasan gigi tiruan beradaptasi dengan baik
pada mukosa (final rest position). Untuk
mengetahuinya, dokter gigi harus memeriksa
seluruh komponen gigi tiruan, yaitu
oklusal/singulum rest, cangkolan/clasp, plat
landasan berada pada posisinya dengan baik
sesuai pola perencanaan. (pada kasus masih
ada maksimal 4 gigi asli).
7) Perluasan landasan gigi tiruan lengkap
lepasan dan ketebalan landasan harus
diperiksa selama pemasangan gigi tiruan.
8) Dokter gigi memastikan bahwa perluasan
landasan gigi tiruan tepat di mukobukal
fold/forniks, pada posisi tersebut tidak ada
rasa sakit karena sayap landasan yang terlalu
menekan baik pada gigi asli (pada kasus
masih ada maksimal 4 gigi asli) yang tersisa,
maupun pada mukosa gingiva.
9) Berikan tekanan pada gigi tiruan ke arah
apical/ridge untuk melihat apakah ada rasa
sakit atau tidak, jika ada rasa sakit biasanya
karena ada landasan gigi tiruan yang terlalu
menekan. Landasan gigi tiruan harus
diperiksa dengan Pressure Indicator
Paste/Zinc oxide eugenol pasta untuk
mengidentifikasi daerah-daerah tekanan yang
tidak diinginkan, yang mungkin dapat
menimbulkan rasa sakit/trauma pada jaringan
mukosa.
10) Jika ada rasa sakit, dokter gigi harus mencari
penyebab timbulnya rasa sakit tersebut dan
mengkoreksinya.
11) Dokter gigi memeriksa retensi gigi tiruan
dengan cara sedikit menekan permukaan
incisal protesa rahang atas dengan jari dan
meminta pasien untuk berbicara, jika
retensinya baik maka gigi tiruan rahang atas
tidak akan terlepas.
12) Dokter gigi memeriksa oklusi sebelum pasien
memakai gigi tiruan dan setelah memakai gigi
tiruan. Oklusi harus mengikuti prinsip oklusi
berimbang.tidak boleh ada prematur kontak.
18
Pemeriksaan oklusi menggunakan kertas
artikulasi, yaitu dengan cara kertas artikulasi
diletakkan diantara gigi rahang atas dan
rahang bawah kemudian lihat teraannya,
teraan kertas artikulasi pada gigi-gigi artifisial
harus sama tebal. Bila ada teraan yang lebih
tebal pada gigi artifisial artinya terjadi
prematur kontak. Bila ada prematur kontak,
kurangi teraan yang lebih tebal di bagian fosa
atau lereng bonjol dengan batu gerinda (tidak
boleh mengurangi bonjol). Lakukan beberapa
kali sambil diperiksa lagi dengan kertas
artikulasi hingga teraan merata ketebalannya.
13) Dokter gigi memeriksa stabilitas gigi tiruan.
Pada pemeriksaan stabilitas gigi tiruan, pasien
diminta untuk menggerakkan rahangnya ke
lateral kiri dan lateral kanan pada posisi gigi
saling beroklusi, sambil diantaranya diletakkan
kertas artikulasi. Teraan kertas artikulasi pada
gerakan ke lateral harus sama dan tidak boleh
ada interferens/sangkutan. Bila ada teraan
yang lebih tebal pada gigi buatan artinya
terjadi interferens/sangkutan. Bila ada
interferens/sangkutan, kurangi teraan dengan
sistem BULL (Buccal Upper Lingual Lower),
artinya bila yang lebih tebal maka yang
digerinda hanya lereng bagian bukal di rahang
atas, sedangkan yang digerinda di rahang
bawah hanya lereng bagian lingual (tidak
boleh mengurangi bonjol). Lakukan beberapa
kali sambil diperiksa lagi dengan kertas
artikulasi hingga teraan merata ketebalannya
19
7) Kasus pembuatan gigi tiruan lengkap
lepasan dengan perluasan ke distal (free
end) harus diperiksa secara berkala untuk
mengevaluasi resorbsi lingir, stabilisasi,
oklusi, dan pergeseran landasan gigi tiruan,
serta kemungkinan terjadinya sindrom
kombinasi.
20