Disusun Oleh :
Nursabrinah Mutiarasari
160110120020
Pembimbing :
Drg, Ika Destina Ulfa, Sp. KG
PENDAHULUAN
akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif atau terganggunya
aliran darah pulpa akibat trauma atau pergerakan gigi selama perawatan
adalah ekstirpasi pulpa dalam keadaan vital atau dalam keadaan non vital dengan
gigi dengan memasukkan bahan tertentu ke dalam ruang pulpa (Zhen-ya, 2013).
wanita usia 31 tahun yang datang ke RSGM FKG Unpad yang datang dengan
keluhan utama terdapat gigi berlubang besar dan rasa sakit berdenyut pada gigi
belakang rahang bawah kiri. Makalah ini juga membahas mengenai diagnosis,
anatomi pulpa pada gigi 36, serta tahapan-tahapan perawatan ekstirpasi mortal
beserta bahan irigasi, medikamen, dan berbagai teknik preparasi saluran akar
hingga obturasi.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. SS
Usia : 31 Tahun
Agama : Islam
2.2 Anamnesa
belakang bawah kiri berlubang besar sejak 6 bulan yang lalu. Gigi tidak dapat
digunakan untuk mengunyah pada sisi kiri rahang sebab akan terasa ngilu bila
terkena makanan atau minuman dingin. Gigi tersebut pernah terasa ngilu tiba-tiba
tanpa adanya rangsangan, terutama di malam hari. Pasien pernah meminum obat
cataflam untuk mengurangi rasa sakit. Harapan pasien ingin giginya dirawat
saluran akarnya dan dibuatkan mahkota baru agar dapat digunakan untuk makan.
2
3
Wajah : simetris
Tonsil : T1/T1
2.6.1 Odontogram
Keterangan :
: sisa akar
: karies
Gigi : 36
Vitalitas :+
Perkusi :+
Tekan :+
Kegoyangan :-
Jaringan sekitar :-
5
Ireversibel gigi 36
6
2.10.1 Kunjungan ke I
1) Alat dasar
3) Endodontic explorer
4) Endo-blok
6) Apex locator
7) Suction Tip
i. Disposable syringe
Chlorhexidine 2%
v. Paper point
2. Informed Consent
devitalisasi.
2.10.2 Kunjungan ke II
yang dilakukan :
2) Vitalitas :-
3) Perkusi :-
4) Tekan :-
5) Kegoyangan :-
kecepatan tinggi.
6. Lakukan irigasi saluran akar dengan cairan NaOCl 3%, aquabidest dan
mesiolingual.
11. Lakukan irigasi dengan cairan NaOCl 3%, aquabidest, EDTA 17%,
endo suction.
saluran akar.
12
ada
2) Vitalitas :-
3) Perkusi :-
4) Tekan :-
5) Kegoyangan :-
5. Foto rontgen trial pengisian menunjukkan panjang kerja sudah sesuai dan
6. Apabila sudah sesuai, keluarkan gutta percha dari saluran akar, bersihkan
2.10.4 Kunjungan ke IV
14
dilakukan adalah :
2) Vitalitas :-
3) Perkusi :-
4) Tekan :-
5) Kegoyangan :-
6) Jaringan sekitar :-
pengisian 1 minggu.
meratakan cement base pada dasar ruang pulpa yang telah terisi
sebelumnya.
dengan gips batu untuk selanjutnya dibuatkan pola lilin dan dikirimkan ke
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
dengan pencegahan, diagnosis, dan perawatan terhadap penyakit pulpa dan gejala
lain yang berhubungan (Garg, 2014). Tujuan utama perawatan endodontik adalah
pulpa yang rusak atau nekrosis, serta mempertahankan dan merestorasi gigi
endodontik harus memiliki diagnosis pulpa dan periapikal pada setiap gigi yang
perawatan gigi pasien, keluhan utama, pemeriksaan klinis, pemeriksaan pulpa dan
previously treated, yaitu gigi yang sudah pernah dirawat endodontik sebelumnya,
17
dan previously initiated therapy, yaitu gigi yang pernah dirawat endodontik
asimtomatik, abses apikalis kronis, abses apikalis akut, dan condensing osteitis
(AAE, 2013). Perawatan saluran akar salah satunya dapat dilakukan untuk pasien
Penyebab utama nyeri pada gigi adalah karies, restorasi dalam atau defek,
pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif atau terganggunya aliran
darah pulpa akibat trauma atau pergerakan gigi selama perawatan orthodonsia
terbagi menjadi dua jenis, yaitu pulpitis ireversibel simtomatik dan asimtomatik
(AAE, 2013).
terjadi karena postur tubuh yang berubah seperti saat berbaring dan berdiri.
tidak menyebabkan nyeri saat dilakukan tes perkusi dan palpasi. Pada
bahwa pulpa vital yang terinflamasi tidak mampu untuk sembuh dengan
sendirinya dan memerlukan perawatan saluran akar. Pada kasus ini, gigi
(AAE, 2013).
3.3.3 Diagnosis
3.1). hasil pemeriksaan radiografi tampak karies dalam dan meluas hingga
ke ruang pulpa (Gambar 3.2). Tes perkusi pada gigi tampak nyeri tumpul.
Tes vitalitas terdapat rasa ngilu dengan stimulasi dingin, rasa ngilu
(a) (b)
Gambar 3.1 Kerusakan gigi yang disebabkan oleh pulpitis (a) dan
karies sekunder di bawah restorasi (b) (Garg, et al., 2014).
3.4 Penatalaksanaan
atau pulpektomi.
1) Resorpsi internal
1. Devitalisasi
2014).
Panjang rata-rata : 21 mm
Ruang pulpa :
22
1) quadrilateral pada cross section di dasar pulpa dan lebih lebar pada
Saluran akar :
mesiolingual
2) Akar distal pada umumnya memiliki satu saluran akar, namun dua
saluran akar pada akar distal, maka cenderung berbentuk bulat dari
saluran akar. Tanpa akses yang baik, instrumentasi dan bahan menjadi
sulit untuk diaplikasikan kepada gigi pada saluran akar yang bervariasi.
nekrosis)
(a) (b)
Gambar 3.4 Access Opening Burs (a) dan Access Refining Burs (coarse grit flame
shaped, tapered round and diamonds untuk menghaluskan dinding preparasi akses
kavitas (b)
2) Penetrasi enamel dengan Bur No. 4 di antara central fossa mesial dan
distal.
3) Bur dipenetrasikan pada central fossa ke arah akar distal, begitu ada
terasa bunyi “drop”, buang kamar pulpa dari bagian dalam ke luar
dengan bantuan round bur, tapered fisur, safety tip diamond atau
carbide bur.
6) Bentuk dan ukuran akses kavitas bervariasi sesuai ukuran, bentuk, dan
(a) (b)
Gambar 3.5 Outline preparasi akses molar mandibula (a) dan access
opening pada molar satu mandibula dengan empat kanal (Garg, 2014)
1) Membuang sisa dentin pada kanal yang akan larut oleh larutan
irigasi
kolagen.
Keuntungan :
lebih efektif
3) Membuang biofilm
6) Melubrikasi kanal
7) Ekonomis
8) Mudah didapatkan
Kerugian :
4.1.4 Chlorhexidine
Keuntungan :
gram negatif
29
retreatment.
Kerugian :
endodontik
dentin yang lebih dalam. EDTA tidak boleh dicampur dengan NaOCl
mudah
(a) (b)
baru
interappoinment dressing
1) Indikasi :
v. Prosedur pulpotomi
2) Keuntungan :
3) Kerugian :
yaitu teknik yang diawali pada apeks dengan instrumen terkecil dan
mengarah ke orifis dengan instrumen yang lebih besar dan dikenal dengan
nama teknik step back, dan preparasi yang diawali dari orifis dengan
instrumen yang lebih besar, dikenal dengan teknik crown down (Garg,
2014). Pada kasus ini akan dibahas mengenai teknik crown down dengan
Keuntungan :
konstriksi apikal
terekstrusi ke periapikal
larutan irigasi
Kerugian :
step back
34
restorasi.
pemotongan. Sistem ProTaper terdiri dai tiga jenis shaping dan tiga
1) Shaping file
2) Finishing file
dan 0,07.
dan 0,08.
dan 0,09.
(a) (b)
Gambar 3.10 ProTaper shaping file (a) dan finishing file (b)
4.3.3 Tahap Preparasi teknik Crown Down dengan Protaper (Garg, 2014)
explorer.
2) Isi saluran akar dengan larutan irigasi dan mulai lakukan preflaring
lebih kecil (K-File No. 15) dengan bantuan electronic apex locator
saluran akar.
pilihan utama dalam pengisian saluran akar selama beberapa abad terakhir
(Garg, 2014).
Gutta Percha yang digunakan pada kasus ini adalah Gutta Percha
3) Radioopak
dengan cairannya.
7) Bersifat bakteriostatik
tapered dengan apikal stop yang jelas, sebelum dapat diisi dengan
metode ini.
Master gutta percha point ditentukan dari jarak kerja yang sesuai
debris, ledge, atau kurva pada kanal dan perbaiki terlebih dahulu.
Bila cone melebihi foramen apikal, pilih cone dengan ukuran yang
lebih besar atau potong cone sesuai panjag kerja. Bila cone
menunjukkan bentuk “s” maka cone terlalu kecil dan harus diganti
kanal orifis.
41
BAB IV
KESIMPULAN
debridement, sterilisasi, serta obturasi. Pada kasus ini, seorang wanita berusia 31
tahun datang dengan keluhan utama gigi belakang bawah kiri berlubang besar
sejak ± 6 bulan yang lalu dan terasa ngilu bila terkena makanan/minuman dingin.
Gigi juga pernah mengalami ngilu spontan tanpa adanya rangsang terutama di
malam hari. Keluhan utama pada pasien mengarah kepada diagnosis pulpa yang
karakteristik rasa ngilu pada stimulus termal, bertahan selama 30 detik atau lebih
dan adanya keluhan nyeri spontan. Sedangkan pemeriksaan perkusi dan tekan
2013, diagnosis periapikal pada kasus ini adalah periodontitis apikalis simtomatik
aplikasi obat devitalisasi. Obat devitalisasi yang digunakan pada kasus ini adalah
memiliki efek samping yang cukup berbahaya pada jaringan pulpa dan periapikal
(Zhen-ya, 2013).
pulpa yang akan dikerjakan. Menurut Garg (2014), Anatomi gigi molar rahang
bawah memiliki panjang saluran akar rata-rata 21 mm dan pada akar mesial
memiliki dua saluran akar, serta pada akar distal pada umumnya memiliki satu
yaitu dengan membuang seluruh sisa karies yang ada, membuka ruang pulpa
secara utuh dan mencapai straight line access terhadap foramen apikal untuk
memudahkan saat proses instrumentasi (Hargreaves, et al., 2011). Pada kasus ini
pengambilan jaringan di dalam saluran akar, sehingga pada kasus ini penulis
Preparasi saluran akar pada kasus ini menggunakan teknik crown down, yaitu
preparasi yang diawali dari orifis saluran akar dan mendekat ke arah apikal
dan menetralisir debris yang tersisa pada jaringan sekitar (Garg, 2014).
untuk kembali untuk kontrol obat sterilisasi dan melanjutkan ke tahap selanjutnya,
yaitu tahap trial pengisian yang dapat dilakukan apabila pasien sudah tidak
memiliki keluhan, dan tidak terdapat tanda-tanda inflamasi pada periapikal (Garg,
2014). Obturasi saluran akar dilakukan dengan bahan pengisi gutta-percha dan
setelah setelah obturasi tidak ditemukan adanya keluhan pada pasien, tidak
permanen yang dipilih adalah restorasi onlay pada mahkota gigi 36.
44
DAFTAR PUSTAKA