rekonstruktif, bone grafts, membrane, atau kombinasi semuanya, dengan atau tanpa agent yang lain.
Ada 2 design flap yang tersedia untuk bedah
rekonstruktif: papilla preservation flap dan konvensional flap dengan insisi crevicular. Papilla Preservation Flap • Step 1: lakukan insisi crevicular mengelilingi setiap gigi tanpa insisi yang memotong interdental papilla. Step 2: papilla yang terlidungi dapat disatukan menuju fasial atau lingual/palatal flap. Dalam kasus ini, insisi palatal atau lingual terdiri dari insisi semilunar memotong interdental pada aspek palatal atau lingualnya; insisi ini menurun menuju apikal dari garis sudut gigi sehingga papillary incision setidaknya 5mm dari puncak papilla. • Step 3: Orban Knife digunakan pada insisi ini untuk memotong setengah atau 2/3 dari basis interdental papilla. Papilla lalu didiseksi dari lingual atau palatal dan diangkat secara utuh dengan flap fasial.
• Step 4: flap dikembalikan tanpa ada pengurangan tebal
dari jaringan. Conventional Flap • Step 1: gunakan pisau bedah no. 12, insisi jaringan pada dasar poket dan menuju puncak dari tulang alveolar, pisahkan papilla dibawah titik kontak. Setiap gerakan atau usaha dibuat untuk menjaga sebanyak mungkin jaringan untuk melindungi area lebih lanjut. Step 2: Buka flap, jaga setebal mungkin, tidak menbuatnya menjadi tipis saat telah selesai pada bedah reseksi. Maintenance dari flap yang tebal penting untuk mencegah paparan dari graft atau membrane yang akan menyebabkan nekrosis dari margin flap. Peralatan Standart operasi BEDAH DISTAL MOLAR Adanya jaringan fibrous membulat (bulbous) di atas tuberositas maksila atau tonjolan retromolar pad pada mandibula → komplikasi perawatan poket periodontal permukaan distal molar terakhir.
Defek vertikal yang dalam berhubungan dengan
jaringan fibrous yang berlebih.
Beberapa lesi tulang menghasilkan perbaikan yang
tidak sempurna setelah ekstraksi molar ketiga impaksi (Gambar 59-12). A. Impaksi molar ketiga pada distal molar kedua dengan sedikit atau tanpa tulang interdental di antara kedua gigi. B. Pengambilan molar ketiga membuat poket dengan sedikit atau tanpa tulang pada distal molar kedua. C. Keadaan ini sering menyebabkan defek tulang vertikal pada distal molar kedua. Insisi Gingivektomi Perawatan yang langsung mengenai distal poket yang mempunyai attached gingiva dan tidak ada lesi tulang.
Pendekatan dengan flap memiliki lebih sedikit trauma
post operasi karena menghasilkan penutupan luka primer daripada luka sekunder terbuka yang ditinggalkan oleh insisi gingivektomi.
Menghasilkan attached gingiva dan mendukung akses
pemeriksaan dan jika diperlukan, mengoreksi defek tulang. Molar Maksila Lebih mudah daripada perawatan lesi yang sama pada lengkung mandibula → lebih banyak jumlah attached gingiva fibrous pada tuberositas daripada area retromolar pad.
Anatomi tuberositas memanjang ke distal lebih
adaptif terhadap eliminasi poket daripada pada lengkung molar mandibula, dimana jaringan memanjang ke koronal. A. Pembuangan poket distal molar kedua mungkin sulit jika terdapat sedikit attached gingiva. Jika tulang tegak tajam ke apikal, pengambilan tulang tersebut mungkin membuat prosedur menjadi lebih mudah. B. Tuberositas distal yang panjang dengan attached gingiva yang banyak merupakan keadaan anatomi ideal untuk eradikasi poket distal. TEKNIK Dibuat dua insisi paralel, dimulai dari bagian distal gigi dan memangjang ke mucogingiva junction distal menuju tuberositas atau retromolar pad (Gambar 59-14).
Jarak fasiolingual di antara kedua insisi bergantung pada
kedalaman poket dan jumlah jaringan fibrous yang terlibat.
Kedua ujung flap harus bergabung satu sama lain pada
posisi apikal yang baru tanpa overlap (berlebih). A. Prosedur eradikasi poket distal dengan insisi distal molar. B. Insisi scallop melingkari beberapa gigi. C. Flap dibuka dan ditipiskan melingkari insisi distal. D. Flap pada posisi utama untuk suturing. Flap harus dapat dilekatkan dengan pas. E. Flap dijahit secara distal dan di atas area pembedahan. • Untuk perawatan area tuberositas, dua insisi distal biasanya dibuat pada garis tengah tuberositas (Gambar 59-15). • Insisi dibuat lurus ke bawah menuju tulang di bawahnya.
Gambar 59-15. Desain insisi tipikal untuk prosedur
bedah distal molar kedua maksila Molar Mandibula Area retromolar pad biasanya tidak terdapat banyak attached gingiva fibrous.
Ramus ascending mandibula mungkin membuat area
horizontal pendek pada distal dari molar terakhir (Gambar 59-16). A. Eradikasi poket distal molar kedua dengan attached gingiva minimal dan ascending ramus yang dekat merupakan kesulitan secara anatomi. B. Untuk prosedur bedah distal molar kedua mandibula, attached gingiva yang banyak dan ruang distal yang ideal. • Dua insisi distal molar harus mengikuti area dengan jumlah attached gingiva terbanyak (Gambar 59-17). • Insisi dilakukan langsung secara distolingual atau distofasial. • Sebelum flap dibuka seluruhnya, ditipiskan menggunakan blade #15. • Flap dibuka, jaringan fibrous berlebih diambil → bedah tulang yang dibutuhkan dapat dilakukan → flap dipertemukan (dilekatkan kembali) seperti pada area tuberositas maksila. Gambar 59-17. Desain insisi untuk prosedur bedah distal molar kedua mandibula. Insisi harus mengikutsertakan area yang mempunyai attached gingiva terbanyak dan tulang di bawahnya. Kesimpulan
Prosedur flap periodontal untuk
terapi poket dibuat untuk Teknik preservation papilla dengan mempermudah akses ke permukaan berbagai modifikasi yang diterapkan akar dan margin tulang, flap untuk pada daerah-daerah yang mengalami reconstructive surgery, dan flap resesi gingiva perlu diminimalkan untuk periodontal regeneration
Dokter harus memastikan bahwa
Untuk beberapa lokasi yang pasien memiliki oral hygiene yang memerlukan estetika, nonsurgical bagus selama fase pra bedah, dan terapi mungkin lebih tepat daripada harus ditekankan bahwa keadaan operasi flap tersebut harus tetap terjada sampai setelah operasi