Anda di halaman 1dari 15

BEDAH PERIODONTAL

Pengertian Bedah Periodontal


Bedah periodontal merupakan bagian dari terapi periodontal dengan maksud untuk
meningkatkan akses dan pandangan (visibility) untuk scalling dan rootplanning, membuang
jaringan granulasi, dan memperbaki jaringan periodontal yang rusak sebagai faktor
predisposisisi bagi penyakit periodontal selanjutnya.
Tujuan Bedah Periodontal
Tujuan bedah periodontal diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menyehatkan jaringan periodontal.
2. Menciptakan estetika wajah (mulut)
3. Mengeliminasi poket untuk menghilangkan retensi plak.
4. Mengembalikan fungsi alat-alat kunyah.

Indikasi Bedah Periodontal


1. Inflamasi yang persisten dengan poket sedang atau dalam
2. Keterlibatan furkasi kelas II dan III
3. Poket infrabony (dasar poket dibawah puncak alveolar) dengan atau tanpa masalah
mukosa gingival
4. Kontur tulang tidak beraturan atau crater
5. Poket yang tidak hilang setelah perawatan pertama.

Kontra Indikasi Bedah Periodontal


1. Pasien yang tidak kooperatif
2. Adanya penyakit sistemik, seperti kardiovascular, kelainan darah, kelainan hormonal,
dan kelainan neurologis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan bedah periodontal, yakni (1) adanya
pengetahuan tentang sterilisasi, (2) asistensi yang kompeten, (3) peralatan yang tersedia
lengkap, (4) disertai dengan model studi dan gambar. Sebelum dilakukan bedah periodontal,
berikut ini adalah prinsip umum bedah periodontal:
1. Persiapan pasien mencakup informed concent, re-evaluasi terapi fase 1,
premedikasi.
2. Tersedianya alat-alat emergensi
3. Pencegahan penularan infeksi
4. Sedasi dan anestesi menggunakan oral benzodiazepine.
5. Scalling dan rootplanning
6. Hemostatis
7. Periodontal pack ( pembalut periodontal)

Prosedur Bedah
Prosedur bedah yang harus dilakukan yaitu:
1. Dilakukan minimal 1 bulan pasca perawatan setelah selesai evaluasi
2. Kelengkapan, seperti catatan dental atau perio, radiografi, model studi
3. Keterangan tentang riwayat medis (informed consent) seperti penyakit sistemik, alergi
dan kelainan lainnya
4. Kesadaran atau pengertian pasien tentang bedah periodontal
5. Peralatan steril, lengkap, disimpan pada tempat yang mudah di jangkau pada saat
dilakukan bedah periodontal
6. Operator selalu berada di dekat pasien, sementara untuk keperluan lain dilakukan oleh
asisten
7. Peralatan bedah setelah dipakai di cuci dan disterilkan
8. Bila operator mahasisiwa, harus ada ijin dari pengawas atau dosen perio.

Jenis Jenis Bedah Periodontal


Ada 5 jenis bedah periodontal, diantaranya adalah

1. Kuretase
2. Gingivectomny (gingivoplasty)
3. Bedah periodontal
4. Bedah mucoginggival
5. Bedah prostetik

Kuretase
1. Kuretase Tertutup
Kuretase tertutup terbagi menjadi 2 yaitu kuretase gingival dan kuretase subgingival.
Kuretase gingival adalah prosedur dimana dilakukan penyingkiran jaringan lunak
terinflamasi yang berada di lateral dinding poket. Sebaliknya kuretase subgingival adalah
prosedur yang dilakukan dari epitel penyatu, dimana perlekatan jaringan ikat disingkirkan
sampai ke tulang alveolar.
Daerah pengkuretan pada kuretase gingival (panah putih) dan kuretase subgingival (panah
hitam)
Prosedur kuretase mencakup penyingkiran jaringan granulasi yang terinflamasi kronis yang
berada pada dinding saku periodontal. Berbeda dengan jaringan granulasi pada keadaan yang
normal, jaringan granulasi pada dinding jaringan ikat saku periodontal mengandung daerahdaerah yang terinflamasi kronis, disamping adanya partikel-partikel kalkulus dan kolonikoloni bakteri. Adanya koloni bakteri tersebut akan mempengaruhi gambaran patologis dari
jaringan dan menghambat penyembuhan. Jaringan granulasi yang terinflamasi dilapisi oleh
epitel, dan bagian epitel yang penetrasi sampai ke jaringan. Adanya epitel tersebut akan
menghambat perlekatan serat-serat gingiva dan ligamen periodontal yang baru ke permukaan
sementum pada daerah tersebut.
Kuretase sebenarnya dapat menyingkirkan sebagian atau keseluruhan epitel yang
mendindingi saku (epitel saku), perluasan epitel yang penetrasi ke jaringan granulasi, dan
epitel penyatu. Kegunaan kuretase masih diperlukan terutama bila diharapkan terjadinya
perlekatan baru pada saku infraboni. Namun ada perbedaan pendapat dalam hal terjaminnya
penyingkiran epitel dinding saku dan epitel penyatu. Beberapa peneliti menemukan bahwa
dengan penskeleran dan penyerutan akar epitel dinding saku hanya terkoyak dan epitel
dinding saku serta epitel penyatu tidak tersingkirkan. Sekelompok peneliti lain menemukan
terjadinya penyingkiran epitel saku dan epitel penyatu, meskipun tidak tuntas.

Indikasi Kuretase

Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari prosedur perlekatan baru pada saku
infraboni dengan kedalaman sedang yang berada pada sisi yang aksesibel dimana
bedah tertutup diperhitungkan lebih menguntungkan. Namun demikian, hambatan
teknis dan aksesibilitas yang inadekuat sering menyebabkan tehnik ini
dikontraindikasikan.

Kuretase dapat dilakukan sebagai perawatan nondefinitif (perawatan alternatif) untuk


meredakan inflamasi sebelum penyingkiran saku dengan tehnik bedah lainnya, atau
bagi pasien yang karena alasan medis, usia dan psikologis tidak mungkin
diindikasikan teknik bedah yang lebih radikal seperti bedah flep misalnya. Namun
harus diingat, bahwa pada pasien yang demikian, tujuan penyingkiran saku adalah
dikompromikan, dan prognosis menjadi kurang baik. Indikasi yang demikian hanya
berlaku apabila tehnik bedah yang sebenarnya diindikasikan tidak memungkinkan
untuk dilakukan. Baik klinisi maupun pasien harus memahami keterbatasan dari
perawatan nondefinitif ini.

Kuretase sering juga dilakukan pada kunjungan berkala dalam rangka fase
pemeliharaan, sebagai metoda perawatan pemeliharaan pada daerah-daerah dengan
rekurensi/kambuhnya inflamasi dan pendalaman saku, terutama pada daerah dimana
telah dilakukan bedah saku.

Tahapan Prosedur Kuretase


Tahapan prosedur teknik kuretase adalah sebagai berikut:
1. Anestesi. Sebelum melakukan kuretase gingival atau kuretase subgingival, daerah
yang dikerjakan terlebih dulu diberi anestesi lokal.
2. Penskeleran dan penyerutan akar. Permukaan akar gigi dievaluasi untuk melihat
hasil terapi fase I. Apabila masih ada partikel kalkulus yang tertinggal atau sementum
yang lunak, penskeleran dan penyerutan akar diulangi kembali.
3. Penyingkiran epitel saku. Alat kuret, misalnya kuret universal Columbia 4R 4L,
atau kuret Gracey no. 13 14 (untuk permukaan mesial) dan kuret Gracey no. 11 12
(untuk permukaan distal) diselipkan ke dalam saku sampai menyentuh epitel saku
dengan sisi pemotong diarahkan ke dinding jaringan lunak saku. Permukaan luar
gingival ditekan dari arah luar dengan jari dari tangan yang tidak memegang alat, lalu
dengan sapuan ke arah luar dan koronal epitel saku dikuret. Untuk penyingkiran
secara tuntas semua epitel saku dan jaringan granulasi perlu dilakukan beberapa kali
sapuan.
4. Penyingkiran epitel penyatu. Penyingkiran epitel penyatu hanya dilakukan pada
kuretase subgingival. Kuret kemudian diselipkan lebih dalam sehingga meliwati epitel
penyatu sampai ke jaringan ikat yang berada antara dasar saku dengan krista tulang

alveolar. Dengan gerakan seperti menyekop ke arah permukaan gigi jaringan ikat
tersebut disingkirkan.
5. Pembersihan daerah kerja. Daerah kerja diirigasi dengan akuades (aquadest) untuk
menyingkirkan sisa-sisa debris.
6. Pengadaptasian. Dinding saku yang telah dikuret diadaptasikan ke permukaan gigi
dengan jalan menekannya dengan jari selama beberapa menit. Namun apabila papila
interdental sebelah oral dan papilla interdental sebelah vestibular terpisah, untuk
pengadaptasiannya dilakukan penjahitan.
7. Pemasangan pembalut periodontal. Pemasangan pembalut periodontal tidak mutlak
dilakukan, tergantung kebutuhan.
Kuretase subgingival. A. Penyingkiran epitel dinding saku; B. Penyingkiran epitel penyatu
dan jaringan granulasi; C. Prosedur pengkuretan selesai.

Kuretase gingival dilakukan dengan kuret dengan cara horizontal.

2. Kuretase Terbuka (ENAP = Excisional New Attachment Prosedure)


Teknik Modifikasi Prosedur Perlekatan Baru dengan Eksisi (Modified Excisional New
Attachment Procedure/MENAP) adalah modifikasi dari teknik ENAP (Ecxisional New
Attachment Procedure) yang dikembangkan oleh U.S. Naval Dental Corps (Dinas Kesehatan
Gigi angkatan Laut Amerika Serikat). Tehnik ini pada dasarnya merupakan kuretase
subgingival yang dilakukan dengan menggunakan skalpel.

Indikasi
Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi diindikasikan pada:
1. Saku supraboni dengan kedalaman dangkal sampai sedang (sampai dengan 5,0 mm)
yang mempunyai zona gingiva berkeratin dengan lebar yang adekuat dan tebal.
2. Saku pada regio anterior, di mana masalah estetis diutamakan.

Kontra Indikasi

Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi tidak dapat diindikasikan apabila:
1. Lebar zona gingiva berkeratin inadekuat.
2. Adanya cacat tulang yang harus dikoreksi.
Tahapan Prosedur
Tahapan prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:
1. Anestesi. Sebelum pembedahan terlebih dulu diberikan anestesi local yang sesuai.
2. Pembuatan insisi pertama. Insisi pertama adalah berupa insisi bevel
kedalam/terbalik (internal/reverse beveled incision) pada permukaan vestibular dan
oral. Insisi dilakukan dengan skalpel/pisau bedah, dimulai dari tepi gingiva ke arah
apikal menuju krista tulang alveolar. Pada waktu melakukan insisi di permukaan
interproksimal harus diusahakan agar sesedikit mungkin papila interdental yang
terambil. Pada tehnik ini tidak ada pembukaan flep.
3. Pembuatan insisi kedua. Insisi kedua dilakukan mulai dari dasar saku melalui serat
krista alveolaris (dan pada permukaan proksimal melalui juga serat transeptal) ke
krista tulang alveolar.
4. Penyingkiran jaringan yang tereksisi. Jaringan yang telah tereksisi disingkirkan
dengan jalan pengkuretan.
5. Penskeleran dan penyerutan akar. Pada sementum akar yang tersingkap dilakukan
pensekeleran dan penyerutan. Dalam melakukan penskeleran dan penyerutan harus
diperhatikan agar tidak sampai menyingkirkan jaringan ikat yang melekat ke
sementum akar pada daerah 1- 2 mm koronal dari krista tulang alveolar.
6. Pembersihan daerah kerja. Daerah yang mengalami pembedahan dibilas dengan
akuades atau larutan garam fisiologis.
7. Pengadaptasian. Tepi luka pada kedua sisi dipertautkan. Apabila tepi gingiva tidak
bertaut rapat, plat tulang vestibular sedikit ditipiskan dengan jalan osteoplastik.
8. Penjahitan. Tepi luka dijahit di interproksimal dengan jahitan interdental. Luka
sedikit ditekan dari arah oral dan vestibular selama 2 3 menit agar bekuan darah
yang terbentuk tipis saja.
9. Pemasangan pembalut periodontal. Pembalut periodontal dipasang menutupi luka
bedah, dan dibuka seminggu kemudian.
Teknik modifikasi prosedur perlekatan baru dengan eksisi. A. Daerah yang
akan dieksisi; B. Keadaan setelah eksisi; C. Flep telah diposisikan; D.
Setelah penyembuhan.

Instrumen Bedah
Bedah periodontal dicapai dengan berbagai instrumen. Instrumens bedah periodontal
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Periosteal elevator
2. Bedah pahat
3. Excisional dan instrumen insisional
4. Bedah Kuret dan arit
5. Tang jaringan
6. Gunting dan pinset
7. Needleholder

1.Periosteal Elevator
Periosteal elevator diperlukan untuk mencerminkan dan bergerak setelah insisi flap telah
dibuat untuk bedah flap. The Woodson dan elevator Prichard adalah instrumen yang
dirancang dengan baik periosteal.

2.Bedah pahat
Bagian belakang tindakan pahat digunakan dengan gerakan tarik, sedangkan lurus pahat
digunakan dengan gerakan mendorong. The Ochsenbein pahat adalah pahat yang berguna
dengan lekukan setengah lingkaran di kedua sisi pegang instrumen yang memungkinkan
untuk melibatkan sekitar tiupan dan ke daerah interdental. The Rhodes pahat lain kembali
tindakan-populer pahat.

3. Excisional dan instrumen insisional :

Pisau periodontal (pisau gingivektomi)


The Kirkland merupakan perwakilan dari pisau yang biasanya digunakan untuk
gingivektomi. Pisau ini dapat diperoleh baik sebagai double-berakhir atau berakhir instrumen
tunggal. Seluruh pinggiran pisau ini berbentuk ginjal adalah terdepan.

Pisau interdental
Yhe Orbn pisau # 1-2 dan pisau Merrifield # 1, 2, 3, dan 4 adalah contoh pisau telah
memotong tepi di kedua sisi pisau dan dirancang dengan baik ganda atau tunggal berakhir
berakhir pisau.

Pisau bedah
Bilah pisau bedah dari berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan dalam bedah
periodontal.Pisau paling umum adalah # 12D, 15, dan 15C. Pisau # 12D adalah pisau
berbentuk paruh dengan pemotongan tepi di kedua sisi, memungkinkan operator untuk
terlibat sempit, daerah terlarang dengan kedua mendorong dan menarik gerakan
memotong. Pisau # 15 digunakan untuk flaps menipis dan tujuan umum. Pisau # 15C, versi
sempit pisau # 15, adalah udeful untuk membuat sayatan, awal scalloping-jenis. Perancangan
pisau ini memungkinkan sayatan ke bagian sempit interdental tutupnya. Semua pisau dibuang
setelah satu digunakan.

Electrosurgery (Radiosurgery) teknik dan instrumentasi.


The electrosurgery istilah atau Radiosurgery saat ini digunakan untuk mengidentifikasi teknik
bedah yang dilakukan pada jaringan lunak menggunakan dikontrol, tinggi frekuensi listrik
(radio) arus pada kisaran 1,5 ke 7,5 juta siklus per detik, atau megahertz. Ada tiga kelas
elektroda aktif: elektroda kawat tunggal untuk menggores atau excising; loop elektroda untuk
prosedur koagulasi.
Empat tipe dasar teknik electrosurgical adalah electrosection, elektrokoagulasi,
electrofulguration dan electrodesiccation.
Electrosection, juga disebut sebagai electrotomy atau acusection, digunakan untuk
menyayat, excisions, dan perencanaan jaringan. Insisi dan eksisi dilakukan dengan kawat
tunggal electodes aktif yang dapat dibengkokkan atau disesuaikan untuk menyelesaikan
semua jenis prosedur pemotongan.
Elektrokoagulasi menyediakan berbagai koagulasi atau perdarahan kontrol dengan
menggunakan elektrokoagulasi saat ini. Elektrokoagulasi dapat mencegah perdarahan atau
perdarahan pada awal masuk ke dalam jaringan lunak, tetapi tidak dapat menghentikan
pendarahan setelah darah hadir. Semua bentuk perdarahan harus dihentikan terlebih dahulu
oleh beberapa bentuk tekanan langsung (misalnya, udara, kompres, hemostat). Setelah

pendarahan berhenti sejenak, akhir menyegel dari kapiler dapat dicapai dengan aplikasi
elektrokoagulasi arus singkat. Elektroda aktif digunakan untuk koagulasi jauh bulkier dari
kawat tungsten baik digunakan untuk electrosection.
Electrosection dan elektrokoagulasi adalah prosedur yang paling sering digunakan di semua
bidang kedokteran gigi. Kedua teknik monoterminal, electrofulguration dan
electrodesiccation, tidak digunakan secara umum dalam kedokteran gigi.Aturan dasar yang
paling penting dari electrosurgery selalu menjaga ujung bergerak. Lama atau aplikasi
berulang-ulang saat ini untuk jaringan menyebabkan akumulasi panas dan kerusakan jaringan
yang tidak diinginkan, sedangkan aplikasi sela pada interval yang memadai untuk
pendinginan jaringan (kedua 5-10) mengurangi atau menghilangkan penumpukan
panas.Electrosurgery tidak dimaksudkan untuk menghancurkan jaringan; itu adalah sarana
dikontrol dari memahat atau memodifikasi jaringan lunak mulut dengan sedikit
ketidaknyamanan dan perdarahan untuk pasien.
Electrosurgery merupakan kontraindikasi untuk pasien yang telah noncompatible atau buruk
terlindung alat pacu jantung.
4.Bedah Kuret dan Sickle
Lebih besar dan lebih berat Kuret arit yang sering dibutuhkan selama operasi untuk
memindahkan paing berpengaruh saat jaringan granulasi, jaringan interdental berserat, dan
deposito subgingival ulet. The kuret Prichard dan Kirkland instrumen bedah yang Kuret
berat, sedangkan scaler bola # B2-B3 adalah sebuah arit jang berat populer. Lebih lebar, bilah
lebih berat dari instrumen-instrumen membuat mereka cocok untuk prosedur bedah.
currete kirkland #8k
Currete prichard #PR 1/2 manche
5.Tang Jaringan
Tang jaringan digunakan untuk menyimpan tutup selama menjahit. Hal ini juga digunakan
untuk posisi dan menggantikan flap setelah theflap telah dibukukan. The forcep DeBakey
adalah instrumen yang sangat efisien.

6.Gunting dan pinset


Gunting dan pinset yang digunakan dalam bedah periodontal untuk menghapus tab jaringan
selama gingivektomi, memangkas margin flaps, memperbesar menyayat di abses periodontal,
dan menghapus lampiran otot di mucogingivalsurgery. Banyak jenis yang tersedia, dan
preferensi individu menentukan pilihan. The Goldman-Fox # 16 gunting memiliki pisau,
melengkung miring dengan gerigi.
7.Needleholder
Pemegang jarum digunakan untuk menjahit flap pada posisi yang diinginkan setelah prosedur
pembedahan telah selesai. Selain jenis needleholder teratur, yang needleholder Castroviejo

digunakan untuk halus, teknik yang tepat yang dibutuhkan rilis cepat dan mudah dan pegang
benang tersebut.

Instruksi Untuk Pasein Pasca Bedah


1. Dilarang berkumur, meludah atau menyentuh luka selama 1 jam agar terjadi
pembekuan darah.
2. Obat harus segera di minum apabila terasa sakit atau terganggu.
3. Bila terjadi pembengkakan, perubahan warna, maka kompres dengan es selama 6-8
jam (10 menit kompres, 10 menit angkat, 10 menit kompres lagi dst). Kompres
ekstraoral pada pipi di sisi pascabedah.
4. Selama 24 jam dilarang makan makanan yang keras, padat dan merokok.
5. Tutup pembalut periodontal hingga 1 minggu pasca bedah
6. Kumur dengan air garam hangat keesokan harinya selama 4-6 hari
7. Jahitan jangan sampai dibuka sendiri oleh pasien
8. Operator harus mudah dihubungi.
Frenektomi adalah salah satu prosedur bedah pre prostetik, prosedur sederhana dimana
sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan untuk
mengembalikan keseimbangan kesehatan mulut dan retensi dan stabilitas gigi tiruan.
Umumnya dilakukan dengan lokal anestesi. Perlekatan frenulum labial, terdiri dari kumpulan
jaringan fibrosa tipis yang ditutupi mukosa, memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum
alveolar. Level perlekatan frenulum bervariasi dari tinggi vestibulum sampai puncak ridge
alveolar dan bahkan ke daerah insisal papila di maksila anterior. Pembuangan frenulum
lingual di bawah lidah disebut lingual frenektomi (angkilotomi) yang dilakukan pada
penderita tongue tie (angkiloglosia). Segera setelah bedah minor dilakukan, lidah dapat
dijulurkan keluar mulut dimana sebelumnya tidak dapat dilakukan.ini merupakan salah satu
treatment yang harus disertai informed consent. Semua treatment beresiko yang memiliki
kemungkinan terjadinya komplikasi atau bahkan kegagalan, wajib disertakan informed

consent. Sebelumnya, pasien diberi penjelasan lengkap tentang penyakitnya, meliputi


diagnosis, etiologi, terapi acuan, terapi alternatif, serta prognosis. Setelah itu baru diberikan
informed consent sebagai bukti bahwa pasien setuju menerima tindakan perawatan yang akan
dilakukan oleh dokter giginya.
Indikasi frenektomi :
1. Mengatasi mukogingival problem
2. Optimasi kebersihan mulut
3. Petimbangan estetik
4. Keperluan perawatan ortodontik
5. Perlekatan frenal yang tinggi dengan resesi gingiva
6. Midline gigi diastema setelah erupsi gigi caninus perman
7. Fenrenum lingualis yang menghambat lidah menyentuh gigi insisivus sentral RA
8. Perlekatan frenal yang tinggi dengan peradangan gigi yang belum ditangani dengan
root planning dan kebersihan mulut yang baik (OH baik).
Kontraindikasi frenektomi:
1. Ukuran frenulum normal dan frenulum rendah
2. keadaan frenulum tidak mengganggu pemakaian sikat gigi dan fungsi bicara, fungsi
dari alat orto lepasan, dan protesa gigi
3. kondisi sistemik yang tidak memperkenankan adanya tindakan bedah minor.
Peralatan yang dibutuhkan:

Teknik Frenektomi Konvensional

1. 4-0 black silk suture,


2. Gauze sponges,
3. Hemostat,
4. Periodontal pack,
5. Scalpel blade no.15,
6. Scissors,

7. Suture pliers

Teknik Millers (untuk kasus diastema post-orthodontic)

1. 5-0 black silk suture,


2. Gauze sponges,
3. Hemostat,
4. Periodontal pack,
5. Scalpel blade no.15,
6. Scissors
7. Suture pliers

Teknik Frenektomi Z-Plasty (untuk kasus dengan hipertropi, diastema incisal, dan
vestibulum yang rendah)

1. 5-0 vicryl suture,


2. Gauze sponges,
3. Hemostat,
4. Periodontal pack,
5. Scalpel blade no.15,
6. Scissors,
7. Suture pliers

Teknik Frenektomi V-Y Plasty (untuk kasus dengan lokasi tegangan panjang)

1. 4-0 silk suture,


2. Gauze sponges,
3. Hemostat,
4. Periodontal pack,
5. Scalpel blade no.15,
6. Scissors,

7. Suture pliers

Electro Surgery (untuk pasien dengan bleeding disorder dan hemostasis)

1. Electrocautery dengan loop electrode,


2. Hemostat
Tahapan terapi
Intial Phase Therapy
Fase inisial merupakan prosedur dasar yang harus dilakukan agar operasi dapat berjalan
dengan baik. Pada frenektomi, fase inisial meliputi mempersiapkan kondisi kebersihan mulut
seperti scaling dan polishing
Teknik Frenektomi konvensional:
1. persiapan alat bedah
2. Desinfeksi dengan Iod gliserin pada daerah yang akan di anestesi. Anestesi pada
sinistra dan dextra frenulum labialis superior yang akan dieksisi dan bagian palatal
perluasan frenulum labialis superior.
3. Jepit frenulum pada kedalaman vestibulum dengan hemostat dan dekat dengan
permukaan mukosa bibir untuk menghindari perdarahan pasca eksisi.
4. Eksisi frenulum labialis superior di bawah hemostat.dengan scalpel.
5. Daerah dasar vestibulum dan mukosa bibir dijahit agar tidak terjadi perluasan daerah
irisan dan perdarahan yang berlebihan.
6. Eksisi perluasan frenulum labialis superior yang melebar hingga palatal.
7. Lakukan kuret di daerah permukaan tulang. Bersihkan semua serabut periosteum agar
tidak terjadi pertemuan serabut bagian koronal dan apikal
8. Irigasi dengan saline, tekan 3-5 menit
9. Pemasangan periodontal pack pada daerah bedah agar penyembuhan luka optimal dan
tidak terjadi perlekatan bibir dengan gingival selama proses penyembuhan gingival.
10. Pemberian resep dan instruksi; obat yang digunakan berupa analgetik dan antibiotik.
11. Kontrol I (1 minggu pasca operasi): pembukaan periodontal pack dan pengambilan
jahitan, irigasi dengan antiseptic dan instruksi untuk perawatan di rumah.
12. Kontrol II ( 2-3 minggu pasca operasi): penyembuhan 2 minggu pasca operasi, irigasi
dan instruksi perawatan.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan frenektomi:


1. Kondisi kesehatan umum
2. Nutrisi dan diet
3. Oral hygiene
4. Pemberian resep obat
Komplikasi dari prosedur frenektomi: Komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi
pada pembedahan frenulum adalah sebagai berikut (Kruger 1974) :
Perdarahan. Perdarahan ini dapat terjadi selama operasi ( perdarahan primer ) atau beberapa
jam sampai beberapa hari setelah pembedahan (perdarahan sekunder). Perdarahan ini dapat
terjadi oleh sebab lokal atau sistemik. Penyebab lokal biasanya meliputi lepasnya bekuan
darah, luka yang terinfeksi, trauma pada luka atau lepasnya jahitan. Sedangkan penyebab
sistemik dapat berupa kelainan darah.Penanggulangan dengan melakukan pembersihan
daerah luka serta penekanan dengan kasa dibasahi vasokonstriktor lokal, kompres dingin dan
penjahitan atau pemberian coagulation promoting agent seperti gelatin sponge, thrombin, dan
lain-lain. Bila tindakan tersebut tidak dapat mengatasi perdarahan sebaiknya dikonsulkan ke
bagian penyakit dalam.
Pembengkakan.Biasanya terjadi karena trauma yang berlebihan atau karena infeksi.
Penanggulangannya dapat dikontrol dengan kompres dingin yaitu dengan kantung es atau
kain dingin.
Infeksi.Untuk mencegah infeksi dianjurkan untuk memelihara kebersihan mulut dan diberi
obat kumur antiseptik. Apabila infeksi telah terjadi, tindakan lokal yang perlu dilakukan
adalah mengirigasi luka dengan NaCl fisiologis hangat serta pengulasan antiseptik pada tepi
luka, diberikan pula obat antibiotik.
Rasa sakit yang berlebihan.Keadaan ini biasanya timbul karena pergerakan bibir, pipi, atau
lidah pada saat berbicara atau pada waktu mengunyah. Penanggulangannya diberikan obat
analgetik, obat kumur antiseptik yang hangat.

Maintenance Phase
Maintenance phase merupakan fase pemeliharaan yang meliputi kunjungan periodik dan
pemeriksaan ulang. Hal yang diperiksa pada saat pasien melakukan kunjungan antara lain:
1. Melihat ada tidaknya perdarahan,
2. Melihat apakah jahitan lepas atau tidak,
3. Apakah ada keluhan sakit,
4. Ada tidaknya pembengkakan pada luka,

5. Luka mengalami infeksi atau tidak,


6. Untuk keperluan estetik, dilihat apakah ada bekas luka

Anda mungkin juga menyukai