1. Kuretase Tertutup
Kuretase tertutup terbagi menjadi 2 yaitu kuretase gingival dan kuretase subgingival.
Kuretase gingival adalah prosedur dimana dilakukan penyingkiran jaringan lunak
terinflamasi yang berada di lateral dinding poket. Sebaliknya kuretase subgingival adalah
prosedur yang dilakukan dari epitel penyatu, dimana perlekatan jaringan ikat disingkirkan
sampai ke tulang alveolar.
Daerah pengkuretan pada kuretase gingival (panah putih) dan kuretase subgingival (panah
hitam)
Prosedur kuretase mencakup penyingkiran jaringan granulasi yang terinflamasi kronis yang
berada pada dinding saku periodontal. Berbeda dengan jaringan granulasi pada keadaan yang
normal, jaringan granulasi pada dinding jaringan ikat saku periodontal mengandung daerahdaerah yang terinflamasi kronis, disamping adanya partikel-partikel kalkulus dan kolonikoloni bakteri. Adanya koloni bakteri tersebut akan mempengaruhi gambaran patologis dari
jaringan dan menghambat penyembuhan. Jaringan granulasi yang terinflamasi dilapisi oleh
epitel, dan bagian epitel yang penetrasi sampai ke jaringan. Adanya epitel tersebut akan
menghambat perlekatan serat-serat gingiva dan ligamen periodontal yang baru ke permukaan
sementum pada daerah tersebut.
Kuretase sebenarnya dapat menyingkirkan sebagian atau keseluruhan epitel yang
mendindingi saku (epitel saku), perluasan epitel yang penetrasi ke jaringan granulasi, dan
epitel penyatu. Kegunaan kuretase masih diperlukan terutama bila diharapkan terjadinya
perlekatan baru pada saku infraboni. Namun ada perbedaan pendapat dalam hal terjaminnya
penyingkiran epitel dinding saku dan epitel penyatu. Beberapa peneliti menemukan bahwa
dengan penskeleran dan penyerutan akar epitel dinding saku hanya terkoyak dan epitel
dinding saku serta epitel penyatu tidak tersingkirkan. Sekelompok peneliti lain menemukan
terjadinya penyingkiran epitel saku dan epitel penyatu, meskipun tidak tuntas.
Indikasi Kuretase
Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari prosedur perlekatan baru pada saku
infraboni dengan kedalaman sedang yang berada pada sisi yang aksesibel dimana
bedah tertutup diperhitungkan lebih menguntungkan. Namun demikian, hambatan
teknis dan aksesibilitas yang inadekuat sering menyebabkan tehnik ini
dikontraindikasikan.
Kuretase sering juga dilakukan pada kunjungan berkala dalam rangka fase
pemeliharaan, sebagai metoda perawatan pemeliharaan pada daerah-daerah dengan
rekurensi/kambuhnya inflamasi dan pendalaman saku, terutama pada daerah dimana
telah dilakukan bedah saku.
Indikasi
Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi diindikasikan pada:
1. Saku supraboni dengan kedalaman dangkal sampai sedang (sampai dengan 5,0 mm)
yang mempunyai zona gingiva berkeratin dengan lebar yang adekuat dan tebal.
2. Saku pada regio anterior, di mana masalah estetis diutamakan.
Kontra Indikasi
Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi tidak dapat diindikasikan apabila:
1. Lebar zona gingiva berkeratin inadekuat.
2. Adanya cacat tulang yang harus dikoreksi.
Tahapan Prosedur
Tahapan prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:
1. Anestesi. Sebelum pembedahan terlebih dulu diberikan anestesi local yang sesuai.
2. Pembuatan insisi pertama. Insisi pertama adalah berupa insisi bevel
kedalam/terbalik (internal/reverse beveled incision) pada permukaan vestibular dan
oral. Insisi dilakukan dengan skalpel/pisau bedah, dimulai dari tepi gingiva ke arah
apikal menuju krista tulang alveolar. Pada waktu melakukan insisi di permukaan
interproksimal harus diusahakan agar sesedikit mungkin papila interdental yang
terambil. Pada tehnik ini tidak ada pembukaan flep.
3. Pembuatan insisi kedua. Insisi kedua dilakukan mulai dari dasar saku melalui serat
krista alveolaris (dan pada permukaan proksimal melalui juga serat transeptal) ke
krista tulang alveolar.
4. Penyingkiran jaringan yang tereksisi. Jaringan yang telah tereksisi disingkirkan
dengan jalan pengkuretan.
5. Penskeleran dan penyerutan akar. Pada sementum akar yang tersingkap dilakukan
pensekeleran dan penyerutan. Dalam melakukan penskeleran dan penyerutan harus
diperhatikan agar tidak sampai menyingkirkan jaringan ikat yang melekat ke
sementum akar pada daerah 1- 2 mm koronal dari krista tulang alveolar.
6. Pembersihan daerah kerja. Daerah yang mengalami pembedahan dibilas dengan
akuades atau larutan garam fisiologis.
7. Pengadaptasian. Tepi luka pada kedua sisi dipertautkan. Apabila tepi gingiva tidak
bertaut rapat, plat tulang vestibular sedikit ditipiskan dengan jalan osteoplastik.
8. Penjahitan. Tepi luka dijahit di interproksimal dengan jahitan interdental. Luka
sedikit ditekan dari arah oral dan vestibular selama 2 3 menit agar bekuan darah
yang terbentuk tipis saja.
9. Pemasangan pembalut periodontal. Pembalut periodontal dipasang menutupi luka
bedah, dan dibuka seminggu kemudian.
Teknik modifikasi prosedur perlekatan baru dengan eksisi. A. Daerah yang
akan dieksisi; B. Keadaan setelah eksisi; C. Flep telah diposisikan; D.
Setelah penyembuhan.
Instrumen Bedah
Bedah periodontal dicapai dengan berbagai instrumen. Instrumens bedah periodontal
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Periosteal elevator
2. Bedah pahat
3. Excisional dan instrumen insisional
4. Bedah Kuret dan arit
5. Tang jaringan
6. Gunting dan pinset
7. Needleholder
1.Periosteal Elevator
Periosteal elevator diperlukan untuk mencerminkan dan bergerak setelah insisi flap telah
dibuat untuk bedah flap. The Woodson dan elevator Prichard adalah instrumen yang
dirancang dengan baik periosteal.
2.Bedah pahat
Bagian belakang tindakan pahat digunakan dengan gerakan tarik, sedangkan lurus pahat
digunakan dengan gerakan mendorong. The Ochsenbein pahat adalah pahat yang berguna
dengan lekukan setengah lingkaran di kedua sisi pegang instrumen yang memungkinkan
untuk melibatkan sekitar tiupan dan ke daerah interdental. The Rhodes pahat lain kembali
tindakan-populer pahat.
3. Excisional dan instrumen insisional :
Pisau periodontal (pisau gingivektomi)
The Kirkland merupakan perwakilan dari pisau yang biasanya digunakan untuk
gingivektomi. Pisau ini dapat diperoleh baik sebagai double-berakhir atau berakhir instrumen
tunggal. Seluruh pinggiran pisau ini berbentuk ginjal adalah terdepan.
Pisau interdental
Yhe Orbn pisau # 1-2 dan pisau Merrifield # 1, 2, 3, dan 4 adalah contoh pisau telah
memotong tepi di kedua sisi pisau dan dirancang dengan baik ganda atau tunggal berakhir
berakhir pisau.
Pisau bedah
Bilah pisau bedah dari berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan dalam bedah
periodontal.Pisau paling umum adalah # 12D, 15, dan 15C. Pisau # 12D adalah pisau
berbentuk paruh dengan pemotongan tepi di kedua sisi, memungkinkan operator untuk
terlibat sempit, daerah terlarang dengan kedua mendorong dan menarik gerakan
memotong. Pisau # 15 digunakan untuk flaps menipis dan tujuan umum. Pisau # 15C, versi
sempit pisau # 15, adalah udeful untuk membuat sayatan, awal scalloping-jenis. Perancangan
pisau ini memungkinkan sayatan ke bagian sempit interdental tutupnya. Semua pisau dibuang
setelah satu digunakan.
(radio) arus pada kisaran 1,5 ke 7,5 juta siklus per detik, atau megahertz. Ada tiga kelas
elektroda aktif: elektroda kawat tunggal untuk menggores atau excising; loop elektroda untuk
prosedur koagulasi.
Empat tipe dasar teknik electrosurgical adalah electrosection, elektrokoagulasi,
electrofulguration dan electrodesiccation.
Electrosection, juga disebut sebagai electrotomy atau acusection, digunakan untuk
menyayat, excisions, dan perencanaan jaringan. Insisi dan eksisi dilakukan dengan kawat
tunggal electodes aktif yang dapat dibengkokkan atau disesuaikan untuk menyelesaikan
semua jenis prosedur pemotongan.
Elektrokoagulasi menyediakan berbagai koagulasi atau perdarahan kontrol dengan
menggunakan elektrokoagulasi saat ini. Elektrokoagulasi dapat mencegah perdarahan atau
perdarahan pada awal masuk ke dalam jaringan lunak, tetapi tidak dapat menghentikan
pendarahan setelah darah hadir. Semua bentuk perdarahan harus dihentikan terlebih dahulu
oleh beberapa bentuk tekanan langsung (misalnya, udara, kompres, hemostat). Setelah
pendarahan berhenti sejenak, akhir menyegel dari kapiler dapat dicapai dengan aplikasi
elektrokoagulasi arus singkat. Elektroda aktif digunakan untuk koagulasi jauh bulkier dari
kawat tungsten baik digunakan untuk electrosection.
Electrosection dan elektrokoagulasi adalah prosedur yang paling sering digunakan di semua
bidang kedokteran gigi. Kedua teknik monoterminal, electrofulguration dan
electrodesiccation, tidak digunakan secara umum dalam kedokteran gigi.Aturan dasar yang
paling penting dari electrosurgery selalu menjaga ujung bergerak. Lama atau aplikasi
berulang-ulang saat ini untuk jaringan menyebabkan akumulasi panas dan kerusakan jaringan
yang tidak diinginkan, sedangkan aplikasi sela pada interval yang memadai untuk
pendinginan jaringan (kedua 5-10) mengurangi atau menghilangkan penumpukan
panas.Electrosurgery tidak dimaksudkan untuk menghancurkan jaringan; itu adalah sarana
dikontrol dari memahat atau memodifikasi jaringan lunak mulut dengan sedikit
ketidaknyamanan dan perdarahan untuk pasien.
Electrosurgery merupakan kontraindikasi untuk pasien yang telah noncompatible atau buruk
terlindung alat pacu jantung.
4.Bedah Kuret dan Sickle
Lebih besar dan lebih berat Kuret arit yang sering dibutuhkan selama operasi untuk
memindahkan paing berpengaruh saat jaringan granulasi, jaringan interdental berserat, dan
deposito subgingival ulet. The kuret Prichard dan Kirkland instrumen bedah yang Kuret
berat, sedangkan scaler bola # B2-B3 adalah sebuah arit jang berat populer. Lebih lebar, bilah
lebih berat dari instrumen-instrumen membuat mereka cocok untuk prosedur bedah.
currete kirkland #8k
Currete prichard #PR 1/2 manche
5.Tang Jaringan
Tang jaringan digunakan untuk menyimpan tutup selama menjahit. Hal ini juga digunakan
untuk posisi dan menggantikan flap setelah theflap telah dibukukan. The forcep DeBakey
adalah instrumen yang sangat efisien.
Kuretase adalah membuang atau membersihkan jaringan yang rusak, sementum nekrotik,
serta jaringan yang dapat mengiritasi gingival yang merupakan dinding dari poket.
Indikasi
1. Poket supraboni yang dangkal dengan dinding poket yang meradang dan oedematus
( 5 mm).
2. Poket infraboni yang dapat dicapai oleh alat (misalnya: gigi anterior).
Kontraindikasi
1. Dinding poket fibrotik
2. Poket yang dalam
3. Keterlibatan percabangan akar
4. Daerah yang sulit dijangkau/asesibilitas
Prosedur
1. Skeling dan root planing kunjungan I
2. Anaestesi lokal dgn cytoject
3. Masukkan kuret // aksisi gigi sampai dasar poket, sisi tajam pada epitel sulkuler
4. Lakukan pengerokan (kuret) beberapa kali
5. Irigasi
6. Tekan daerah operasi 3-5 menit
7. Suturing tentative
8. Aplikasi periodontal dressing
9. Kontrol 1 minggu
Pada pelaksanaannya kuretase dapat dilakukan dalam 2 tahap :
Kuretase gingival
Membuang jaringan yang rusak, jaringan granulasi pada gingival yang merupakan dinding
dari poket. Pada tahap ini perlu dilakukan secara hati-hati agar gingival tidak rusak atau
sobek.
Kuretase subgingival
Menghilangkan epithelial attachment dengan jalan memasukkan skeler di bagian apeks dari
epithelial attachment sehingga terjadi luka baru blood clot re-attachment. Karena
pembuatan luka ini maka pada kuretase perlu dilakukan anestesi.
Ket. A. Menghilangkan dinding poket. B. Menghilangkan epithelium junction dan jaringan
granulasi. C. Prosedur selesai.
1. B. Excisional New Attachment Procedure (ENAP)
ENAP adalah modifikasi kuretase dengan insisi dinding poket.
Indikasi
1. Indikasi umum = kuretase
1. Jika diperlukan eksisi
2. Gingiva keratin adekuat
3. Localized regio anterior, papilla interdental
4. Periodontitis ringan/sedang
Kontraindikasi
1. Periodontitis berat poket dalam
2. Poket infrabony
3. Gingiva keratin sempit
4. Kerusakan tulang alveolar
5. Jaringan hiperplastik
6. Keterlibatan furkasi
7. Daerah interproksimal sulit dijangkau
Prosedur
1. Anestesi (blok/infiltrasi)
2. Diukur kedalaman poket dengan poket probe
3. Dilakukan insisi di bagian dalam dari dinding poket (internal bevel incision)
margin gingival menuju dasar poket.
4. Dilakukan eksisi dan penghalusan permukaan akar.
5. Dilakukan irigasi dengan larutan salin atau H2O2 3%
dari
6. Bila gingival di bagian bukal dan lingual bisa ketemu dilakukan penjahitan,
bila
tidak kontur dari tulang dibentuk (rekonturing) hingga gingival di bagian
bukal
dan lingual dapat bertemu dan dijahit.
7. Luka ditutup dengan periodontal pek. Periodontal pek dilepas setelah 1 minggu
dan dianjurkan untuk melakukan oral fisioterapi dengan baik.
Ket. A. Insisi bevel internal sampai ke bawah dasar poket. B. Setelah eksisi, dilakukanlah
skaling dan root planning.
1. C. Gingivektomi
Gingivektomi adalah pengambilan jaringan gingival yang tidak sehat yang membentuk
dinding dari poket dengan disertai skeling dan rootplanning.
Indikasi
1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang tetap ada
walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang cermat berkali-kali,
dan keadaan dimana prosedur gingivektomi akan menghasilkan
daerah perlekatan
gingiva yang adekuat.
2. Adanya pembengkakan gingiva yang menetap di mana poket sesungguhnya
dangkal namun terlihat pembesaran dan deformitas gingiva yang cukup besar.
Bila jaringan gingiva merupakan jaringan fibrosa, gingivektomi merupakan
cara
perawatan yang paling cocok dan dapat memberikan hasil yang
memuaskan.
3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana terdapat daerah
perlekatan gingiva yang cukup lebar.
4. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.
5. Flap perikoronal.
Kontraindikasi
1. Adanya kelainan (poket) dimana diperlukan pembentukan/perbaikan kontur dari
tulang untuk memperbaiki morfologi.
2. Dasar poket terletak di daerah mukogingival junction.
3. Pada keadaan yang mementingkan estetik, seperti pada bagian anterior maksila.
Prosedur
1. Anestesi
Anestesi dapat dilakukan dengan blok/infiltrasi. Dapat juga dilakukan dengan anestesi di tiap
interdental papil dan margin gingival.
1. Menandai poket
Untuk dapat menghilangkan seluruh dinding poket, batas apikal dari poket harus
diidentifikasi terlebih dahulu dan diberi tanda dengan menggunakan tang penanda poket atau
sebuah probe periodontal. Beberapa tanda yang dibuat pada gingiva fasial dan lingual dapat
digunakan sebagai acuan dalam membuat insisi gingivektomi.
1. Insisi gingivektomi
Insisi dapat dibuat dengan bantuan beberapa buah pisau seperti misalnya; Swann-Morton No.
12 atau 15 pada pegangan skapel konvensional; pisau Blake yang menggunakan blade
disposable; pisau gingivektomi khusus seperti Kirkand, Orban atau pisau Goldman-Fox yang
harus diasah setiap akan digunakan. Pemilihan jenis pisau yang akan digunakan adalah
tergantung pada operator masing-masing, namun bila memungkinkan selalu menggunakan
blade yang disposable.
Insisi harus dibuat di sebelah apical dari tanda yang sudah dibuat yaitu di apical dasar poket
dan bersudut 450 sehingga blade dapat menembus seluruh gingiva menuju ke dasar poket.
Insisi yang kontinu (tidak berupa insisi sabit yang terputus) dibuat mengikuti dasar poket.
Insisi yang akurat akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk kontur jaringan
yang ramping; bila insisi terlalu datar akan terbentuk kontur pasca operasi yang kurang
memuaskan. Kesalahan yang paling sering dibuat pada operasi ini adalah insisi pada posisi
koronal sehingga dinding dasar poket tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul
kembali. Setelah pembuatan insisi bevel, dapat dibuat insisi horizontal di antara setiap daerah
interdental dengan menggunakan blade yang mempunyai pegangan skapel konvensional,
untuk memisahkan sisa jaringan periodontal.
1. Pemotongan Jaringan
Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh dinding poket dari jaringan di bawahnya, dinding
poket akan dapat dengan mudah dihilangkan dengan kuret atau skaler yang besar. Sisa
jaringan fibrosa dan jaringan granulasi dapat dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam
untuk membuka permukaan akar. Di sini dibutuhkan penyedotan yang efisien namun bila
jaringan granulasi sudah dibersihkan seluruhnya perdarahan umumnya akan sangat
berkurang.
1. Skaling dan root planning
Permukaan akar harus diperiksa untuk melihat adanya sisa deposit kalkulus dan bila perlu
permukaan akar harus diskaling dan dilakukan root planning. Bila perlu, gingiva dapat
dirampingkan dan dibentuk ulang kembali dengan menggunakan skapel, gunting kecil atau
diatermi. Kasa steril dapat ditempatkan di atas luka untuk mengontrol perdarahan sehingga
dapat dipasang dressing periodontal pada daerah luka yang relative sudah cukup kering.
Dressing periodontal harus dipasang dengan hati-hati sehingga dapat menutupi daerah luka
dan mengisi seluruh ruang interdental. Dressing harus dimuscle trimming dengan cara
menggerakkan bibir, pipi dan lidah dan semua kelebihan dressing pada permukaan oklusal
harus dibersihkan.
1. Perawatan pascaoperasi
Pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pascaoperasi.
Nasehat berikut ini harus diberikan secara tertulis.
Indikasi :
Kontra indikasi :
1. Full thickness flap, yaitu semua jaringan lunak termasuk perios dipisahkan dari
tulang.
Indikasi :
Keperluan implant
Kontra indikasi :
2. Jaringan granulasi diambil dengan kuret. Kalkulus, semen yang nekrotik dibersihkan.
Flap bagian dalam dikuret sehingga bersih dari jaringan granulasi atau yang
mengalami kerusakan.
3. Margin gingival yang tidak sempurna bentuknya dipotong untuk mendapatkan bentuk
yang baik.
4. Dilakukan irigasi dengan larutan salin atau H2O2 3 %.
5. Setelah terbentuk blood clots dengan hati-hati flap dikembalikan, ditekan-tekan
dengan kasa steril dan dijahit pada tiap-tiap interdental papil dan pada irisan vertical.
6. Luka ditutup dengan periodontal pek.
Flap Ginginva
Flap gingiva adalah kuretase subgingiva yang dikerjakan dengan pisau. Bagian yang terletak
lebih dalam (epitel, perlekatan epitel dan jaringan granulomatus) pada poket periodontal
dieksisi dan jaringan gingiva yang tersisa dilekatkan kembali ke permukaan akar gigi yang
telah dibersihkan, agar membentuk perlekatan baru selama proses penyembuhan. Flap
gingiva tidak pernah dibuat melebihi partautan mukogingiva. Jadi, gingiva tetap melekat ke
tulang alveolar.
Indikasi
1. Poket subraboni dengan kedalaman dangkal hingga moderat (5 mm atau kurang)
dapat memiliki lebar serta ketebalan jaringan berkeratin yang cukup.
2. Regio anterior, dimana estetik menjadi pertimbangan dan diperlukan akses yang baik
ke permukaan akar untruk melakukan root planing.
Kontraindikasi
1. Zona jaringan berkeratin yang tersedia tidak mencukupi.
2. Terdapat cacat tulang yang memerlukan koreksi.
3. Terdapt poket palsu yang memerlukan koreksi.
Prosedur Pembedahan
Setelah pasien dapat menjalankan pengendalian plak yang baik dan fase pengendalian bakteri
telah selesai dilaksanakan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Anestesi daerah yang akan dibedah.
2. Buat insisi internal dengan bevel menggunakan pisau bedah dari mulai tepi jaringan
gingiva ke arah apikal hingga mencapai puncak tulang alveolar.
3. Gerakkan pisau bedah ke arah interproksimal baik pada aspek fasial dan lingual
sedemikian rupa, hingga papila interdental dapat dipertahankan sebanyak mungkin.
Maksud dari langkah ini adalah untuk memotong bagian dalam dinding jaringan lunak
tulangnya sudah diperbaiki. Ujung gutta percha atau ujung perak yang terkalibrasi dapat
digunakan dengan radiografi untuk menentukan tingkat perlekatan poket peridontal.
Menurut Carranza (1990), kedalaman poket dibedakan menjadi dua
jenis, antara lain:
1. Kedalaman biologis
Kedalaman biologis adalah jarak antara margin gingiva dengan dasar poket (ujung koronal
dari junctional epithelium).
1. Kedalaman klinis atau kedalaman probing
Kedalaman klinis adalah jarak dimana sebuah instrumen (probe) masuk kedalam poket.
Kedalaman penetrasi probe tergantung pada ukuran probe, gaya yang diberikan, arah
penetrasi, resistansi jaringan, dan kecembungan mahkota. Kedalaman penetrasi probe dari
apeks jaringan ikat ke junctional epithelium adalah 0.3 mm. Gaya tekan pada probe yang
dapat ditoleransi dan akurat adalah 0.75 N. Teknik probing yang benar adalah probe
dimasukkan pararel dengan aksis vertikal gigi dan berjalan secara sirkumferensial
mengelilingi permukaan setiap gigi untuk mendeteksi daerah dengan penetrasi terdalam
(Carranza, 1990). Jika terdapat banyak kalkulus, biasanya sulit untuk mengukur kedalaman
poket karena kalkulus menghalangi masuknya probe. Maka,dilakukan pembuangan kalkulus
terlebih dahulu secara kasar (gross scaling) sebelum dilakukan pengukuran poket (Fedidkk,
2004)
Ket. Probe berjalan untuk mengetahui poket dan perluasannya.
(Carranza, 1990)
Untuk mendeteksi adanya interdental craters, maka probe diletakkan secara oblique baik dari
permukaan fasial dan lingual sehingga dapat mengekplorasi titik terdalam pada poket yang
terletak di bawah titik kontak (Carranza, 1990).
Ket. Insersi probe secara vertikal (kiri)
tidak mendeteksi
interdental crater; probe dengan
posisi
oblique (kanan)
mencapai titik terdalam crater.
(Carranza, 1990)
Pada gigi berakar jamak harus diperiksa dengan teliti adanya keterlibatan furkasi. Probe
dengan desain khusus (Nabers probe) memudahkan dan lebih akurat untuk mengekplorasi
komponen horizontal pada lesi furkasi (Carranza, 1990).
Ket. Eksplorasi dengan probe
periodontal (kiri); Nabers
probe
(kanan) (Carranza,
1990)
Selain kedalaman poket, hal lain yang penting dalam diagnostik adalah penentuan tingkat
perlekatan (level of attachment). Kedalaman poket adalah jarak antara dasar poket dan
margin gingiva. Kedalaman poket dapat berubah dari waktu ke waktu walaupun pada kasus
yang tidak dirawat sehingga posisi margin gingiva pun berubah. Poket yang dangkal pada 1/3
apikal akar memiliki kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan poket dalam yang
melekat pada 1/3 koronal akar. Cara untuk menentukan tingkat perlekatan adalah pada saat
margin gingiva berada pada mahkota anatomis, tingkat perlekatan ditentukan dengan
mengurangi kedalaman poket dengan jarak antara margin gingiva hingga cemento-enamel
junction (Carranza, 1990).
Insersi probe pada dasar poket akan mengeluarkan darah apabila gingiva mengalami
inflamasi dan epithelium poket atrofi atau terulserasi. Untuk mengecek perdarahan setelah
probing, probe perlahan-lahan dumasukkan ke dasar poket dan dengan berpindah sepanjang
dinding poket. Perdarahan seringkali muncul segera setelah penarikan probe, namun
perdarahan juga sering tertunda hingga 30-60 detik setelah probing (Carranza, 1990).