PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Linea alba merupakan temuan oral dengan perubahan warna yang tampak
sebagai garis bergelombang putih, menimbul, dengan panjang yang bervariasi dan
terletak pada garis oklusi dari mukosa pipi. Kelainan tanpa gejala ini umumnya
memanjang dari mukosa pipi daerah M2 sampai ke C dengan lebar 1-2 mm. Lesi
ini biasanya dijumpai bilateral dan tidak dapat dihapus. Gesekan gigi-gigi dapat
menyebabkan perubahan-perubahan epitel yang menebal dan terdiridari jaringan
hiperkeratotik.
Umumnya pasien tidak menyadari lesi ini dan biasanya ditemukan pada
saat pemeriksaan rutin. Pasien yang menyadari kondisi ini untuk pertama kali
1
akan merasa takut karena dianggap sebagai suatu keganasan. Hal ini merupakan
reaksi yang ditemukan pada pasien yang cancerphobia.4 Oleh karena itu, seorang
dokter gigi harus dapat memahami berbagai kondisi varian normal, sehingga
dapat menegakkan diagnosis yang tepat dan mampu menjelaskan kepada pasien
bahwa kondisi tersebut tidak berbahaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah “Apa yang
dimaksud dengan linea alba serta bagaimana penatalaksanannya?”
C. Tujuan Laporan
D. Manfaat Laporan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi
Trauma mekanik kronik akibat tekanan otot bucinator yang cukup kuat
menyebabkan tercetaknya pertemuan oklusi rahang atas dan rahang bawah pada
mukosa bukal kiri dan kanan. Perubahan epitel yang menebal pada linea alba
terdiri atas jaringan hiperkeratotik yang merupakan suatu respons terhadap
gesekan-gesekan pada gigi. Sehingga garis putih terlihat lebih prominen pada
orang yang memiliki gigi molar atau premolar dengan overjet lebih kecil. Linea
alba bukalis seringkali dikaitkan dengan crenated tongue dan dapat merupakan
tanda dari bruksisme, clenching, atau tekanan mulut yang negatif.5,7
3. Gambaran Klinis
Biasanya terlihat pada mukosa pipi, berupa garis bergelombang berwarna
3
putih, menimbul, dengan panjang yang bervariasi dan terletak pada garis oklusi di
mukosa pipi. Secara umum lebarnya 1 sampai 2 mm dan memanjang pada mukosa
pipi dari daerah molar kedua sampai kaninus. Lesi tersebut biasa dijumpai
bilateral.5,8
4. Diagnosis
Tidak diperlukan suatu pemeriksaan laboratoris khusus untuk menentukan
diagnosis dari linea alba bukalis ini. Bagaimanapun juga, gambaran klinis dari
keadaan ini sangat khas.5,9
5. Diagnosis banding
Salah satu lesi yang mirip dengan linea alba bukalis adalah Morsicatio
Buccarum. Morsicatio buccarum berasal dari kata Latin, morsus yang bermaksud
gigitan. Merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyebut perubahan pada
mukosa mulut yang disebabkan oleh menggigit pipi atau mengunyah pipi.
Morsicatio buccarum adalah lesi yang terletak pada mukosa bukal, dapat
berbentuk unilateral maupun bilateral berbentuk garis pada oklusal dari gigi molar
kedua sampai kaninus, lesinya berwarna putih dan terdapat erythema dan bisa
disertai ulserasi, tepinya tidak beraturan. Penyebab nya adalah aktifitas mengigit
pipi, yang menyebabkan timbulnya cedera pada mukosa bukal, dan seiring
berjalannya waktu membuat lesi tersebut menjadi lebih prominen.5
Mukosa tergigit biasanya terlihat pada mukosa pipi dan kurang sering pada
mukosa bibir. Lesi-lesi tersebut dapat unilateral atau bilateral dan dapat terjadi
pada semua usia.6
Tidak ada perawatan yang perlu dilakukan selama lesi dirasa tidak
mengganggu pasien. Apabila pasien memerlukan perawatan dapat dilakukan
dengan membuat cetakan ak r i l i k ya n g m e n u t u p i p e r m u k a a n f a s i a l
g i g i u n t u k m e n g h i n d a r i a k s e s mukosa bukal, dan perlu dilakukan edukasi
untuk menginformasikan pasien bahwa kebiasaan mengigit pipi adalah salah satu
kebiasaan buruk dan harus dihentikan.7 ,
4
6. Terapi
Tidak diperlukan terapi. Pasien harus diyakinkan bahwa kondisi tersebut
tidak berhubungan dengan penyakit atau keganasan dan merupakan varian
normal. Lesi tersebut merupakan penonjolan mukosa pipi, berwarna putih karena
mengandung keratin , disebabkan oleh posisi gigi geligi yang lebih ke bukal dan
kebiasaan menghisap pipi, sehingga oklusi mencengkeram pipi dan pipi masuk ke
dalam garis oklusi.6,
5
A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan pipi bagian dalam kanan dan kirinya terdapat
garis berwarna putih
B. Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan adanya penebalan kasar berupa garis berwarna
putih pada pipi bagian dalam sebelah kanan dan kiri. Keadaan ini mulai
disadari 1 minggu yang lalu saat ujung lidah menyentuh pipi bagian dalam.
Lesi tersebut tidak terasa sakit dan tidak gatal. Lesi tersebut semakin terlihat
jelas pada pagi hari setelah bangun tidur. Pasien tidak memiliki kebiasaan
menggiggit pipi bagian dalam. Pasien ingin mengetahui apakah keadaan lesi
pada pipi bagian dalamnya ini, berbahaya atau tidak.
D. Pemeriksaan Umum
Pasien dalam keadaan sehat
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 163 cm
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 68 x per menit
Pernapasan : 20x per menit
Pupil mata : Normal
6
4. Bibir : T.A.K
5. Kulit sekitar mulut : T.A.K
6. Lain-lain : T.A.K
F. Pemeriksaan Rongga Mulut (Intraoral)
1. Higiene oral : Sedang
a. Debri : Ada, regio1,2,3,4
b. Stain : Tidak ada
c. Kalkulus : Ada, regio 3,4
2. Mukosa labial : T.A.K
3. Mukosa bukal : adanya focal hiperkeratosis berupa garis
menebal kasar berwarna putih, irregular pada mukosa bukal kanan dan
kiri mulai dari sudut mulut hingga molar kedua, setinggi occlusal
plane.
7
18 : lesi mukosa terasa garis putih menonjol pada mukosa pipi setinggi
garis oklusal, berjalan horizontal dari M2 sampai sudut mulut sekitar
gigi c secara bilateral.
9. Lain-lain : T.A.K
10. Gigi geligi : terdapat karies superfisial pada gigi
16,26,36,46
G. Pemeriksaan Radiologi
Tidak dilakukan
H. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
8
I. Analisis Kasus
Pasien datang dengan keluhan adanya garis putih yang tebal dan kasar
pada pipi bagian dalam sebelah kanan dan kirinya. Lesi tersebut
berbentuk garis menebal dan kasar, berwarna putih, pada mukosa
bukal kanan dan kiri mulai dari sudut mulut hingga molar kedua
setinggi occlusal plane. Keadaan ini mulai disadari sejak 1 minggu
yang lalu saat ujung lidah pasien menyentuh pipi bagian dalamnya.
Lesi ini terlihat semakin jelas pada pagi hari setelah bangun tidur.
Pasien belum pernah memeriksakan kedokter karena tidak terasa sakit
dan tidak gatal. Pasien tidak dalam perawatan dokter dan tidak dalam
mengkonsumsi obat. Pasien juga tidak memiliki alergi makanan.
Keadaan ini dapat disimpulkan bahwa lesi tersebut adalah linea alba
bukalis.
J. Diagnosis Kerja
Lesi di pipi kanan kirinya : Linea Alba
Garis putih yang menebal kasar tetapi tidak dapat diseset, terletak pada
mukosa pipi bilateral, mulai dari lip commisura hingga gigi posterior
setinggi occlusal plane. Ini disebabkan oleh hiperkeratosis trauma jaringan
dan hasil gesekan gigi yang berdekatan.
K. Diagnosis Tetap
Lesi di pipi kanan kirinya : Linea Alba Bukalis
L. Rencana Perawatan
1. Identifikasi
• Identifikasi dengan melakukan anamnesis
2. Terapi simtomatik
Tidak dilakukan
3. Terapi kausatif
Tidak dilakukan
4. Terapi suportif
9
Tidak dilakukan
5. Komunikasi, edukasi, instruksi
• Komunikasi
Komunikasikan kepada pasien bahwa keadaan tersebut bukan
keadaan yang berbahaya.
• Edukasi
Mengedukasi pasien bahwa keadaan ini terjadi karena sering
terjadinya gesekan antara gigi dan bagian dalam pipi. Keadaan
ini tidak akan hilang dan tidak berbahaya.
• Instruksi
Instruksikan kepada pasien untuk tetap menjaga kebersihan
gigi falam mulut serta menyikat lidah.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini terdapat lesi varian normal yang ditemukan pada lateral pipi
kanan kirinya. Lesi tersebut adalah Linea Alba Bukalis. Pasien tersebut awalnya
tidak menyadari hal tersebut, lesi tersebut di ketahui pasien saat ujung lidah
pasien menyentuh pipi bagian dalamnya sekitar 1 minggu yang lalu. Dalam
meneggakkan diagnosis seorang dokter gigi harus melakukan anamnesis dengan
baik, menegtahui etiologi dan faktor presdisposisi, mengetahui gambaran klinis
dari lesi, serta dapat membedakan dari lesi lain yang menyerupai.
Lesi yang terdapat di pipi kiri dan kanan pasien berupa garis putih yang
terletak setinggi oklusal gigi, sepanjang gigi C – M2 terlihat bahwa pipi pasien
yang mempunyai aktivitas otot tinggi dilihat dari bentuk pipinya sehingga ,kelabu
akibat gesekan antara otot pipi dan gigi.
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan kasus ini adalah varian normal pada rongga
mulut umum ditemukan. Namun, biasanya pasien tidak menyadari kondisi ini dan
baru mengetahuinya setelah dokter gigi menemukan lesi tersebut. Lesi varian
normal tidak berbahaya dan bukan merupakan lesi prekanker sehingga tidak ada
perawatan yang diperlukan selain meyakinkan pasien bahwa lesi tersebut bukan
merupakan keganasan, terutama pada pasien yang cancerphobia.
Secara klinis linea alba bukalis biasanya terletak setinggi garis oklusi pada
mukosa pipi kiri dan kanan dengan panjang dari gigi M2 sampai sudut mulut.
B. Saran
Lesi varian normal cukup sering dijumpai sehingga setiap mahasiswa
kedokteran gigi maupun dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang mengenai
varian normal sehingga tidak melakukan kesalahan dalam mendiagnosis suatu lesi
varian normal dan tidak salah memberikan perawatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13