01 02
Gingivitis Tujuan Pencegahan
Pengertian, Etiologi, dan Gingivitis
Patogenesis
03 04
Pencegahan Gingivitis DHE & Kontrol
KIE, Kontrol Diet, Pendekatan
Psikologis, Kontrol Plak, Oral
Profilaksis,
01 Gingivitis
Know the main characters of this
infection story
Gingivitis merupakan suatu inflamasi yang
melibatkan jaringan lunak di sekitar gigi yaitu jaringan
gingiva yang disebabkan oleh akumulasi biofilm pada plak
di sepanjang gingival margin dan respon host inflamasi
terhadap produk bakteri, dengan tanda Gejala klinis
gingivitis ditandai dengan adanya perubahan warna,
perubahan bentuk, perubahan konsistensi (kekenyalan),
perubahan tekstur, dan perdarahan pada gusi.
Etiologi Gingivitis
• Faktor lokal meliputi karies, restorasi yang gagal, tumpukan sisa makanan, gigi
tiruan yang tidak sesuai, pemakaian alat orthodonsi dan susunan gigi geligi
yang tidak teratur.
• Sel infiltrasi yang dominan pada fase ini adalah neutrophil dan
limfosit T.
• Pada fase ini terjadi proliferasi sel-sel basal dari epitel secara
apical sehingga terjadi edema dan pendalaman sulkus gingiva.
Subgingival biofilm akan sulit dikontrol pada area ini.
Patogenesis Gingivitis
Established Lesion
• Established lesion memiliki penampilan klinis yang disebut “Gingivitis
kronis” dan tergantung pada banyak factor, seperti komposisi dan kuantitas
plak, faktor kerentanan host, faktor risiko local, dan sistemik.
• Established lesion didominasi oleh sel plasma dengan infiltrasi sel inflamasi
dan destruksi serat kolagen. Neutrofil akan terakumulasi dalam jaringan
yang akan melepaskan enzim lisosomal pada jaringan gingiva yang
meradang sehingga akan menyebabkan destruksi bundle kolagen.
• Hal ini diikuti pendalaman sulkus dan pembentukan ulserasi poket gingiva
yang mengakibatkan pendarahan pada saat probing.
Patogenesis Gingivitis
Advanced Lesion
Advanced lesion menandai transisi dari gingivitis ke
periodontitis yang ditentukan banyak faktor, seperti komposisi
dan kuantitas plak, renspon inflamasi host, dan faktor risiko
lingkungan dan genetik.
02 Tujuan Pencegahan Gingivitis
“ Mengidentifikasi dan mengobati pada tahap awal sehingga
tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Gingivitis yang tidak
mendapat perawatan, pada akhirnya dapat berkembang
menjadi periodontitis pada sekelompok individu. Proses
inflamasi akan berlanjut sampai tulang dan jaringan
pendukung gigi menjadi rusak. “
03 Pencegahan
Gingivitis
A. Komunikasi, Informasi,
& Edukasi
KIE bertujuan untuk membangun kemampuan
menjaga kebersihan gigi dan mulut yang
dilakukan dirumah dan memberikan perspektif
pentingnya melakukan kontrol rutin sehingga
gingivitis dapat dicegah.
Konsumsi kalsium,
fluor dan vitamin D
yang tinggi.
C. Pendekatan Psikologis
Dokter gigi perlu mengidentifikasi & menerapkan teknik efektif yang membantu pasien
mengubah perilaku dalam menjaga kesehatan mulut.
1. Metode Roll Sikat dtempatkan di vestibulum, ujung bulu mngarah ke apikal, dg sisi bulu menyentuh
jaringan gingiva. Px memberikan tekanan lateral pd sisi bulu sikat, dan sikat digerakkan ke arah oklusal. Sikat
ditempatkan lg setinggi vestibulum, dan gerakan menggulung (roll) secara berulang. Permukaan lingual
disikat dengan cara yang sama.
McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and Adolescent, 10th Ed. 2016. Missouri: Elsevier. || Marwah. 2014. Text Book of Pediatric Dentistry, 3rd Ed. New Delhi: Jaypee.
Teknik Menyikat Gigi
2. Metode Charters Ujung bulu sikat ditmpatkan bersentuhan pd gigi
dan ggv, dg bulu sikat mengarah sekitar 45° ke arah bidang oklusal.
Tekanan lateral dan ke bawah diberikan pd sikat, dan sikat dgosokkan dg
lembut ke dpn & ke blakang skitar 1 mm atau lebih.
McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and Adolescent, 10th Ed. 2016. Missouri: Elsevier. || Marwah. 2014. Text Book of Pediatric Dentistry, 3rd Ed. New Delhi: Jaypee.
Teknik Menyikat Gigi
McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and Adolescent, 10th Ed. 2016. Missouri: Elsevier.
Dental Floss
Penggunaan benang gigi pd anak bergantung pd usia serta koordinasi mata dan
tangan. Umumnya anak usia 8-11 thn sdh dpt belajar menggunakan benang gigi scr
efektif. Penggunaan benang gigi dpt membantu membersihkan plak yg tidak dpt
dijangkau oleh sikat gigi.
Cara menggunakan dental floss :
1. Dental floss ditekan diantara titik kontak gigi
2. Setelah titik kontak dapat dilewati denta floss digeserkan pada permukaan mesial-
distal, bergerak naik turun. Pada masing-masing gigi denga dental flosss
digerakkan kira-kira sejumlah 3 kali
McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and Adolescent, 10th Ed. 2016. Missouri: Elsevier.
Dental Floss
E. Oral Profilaksis
“ Prosedur pembersihan rongga mulut secara menyeluruh sehingga
bersih dari plak, noda/stain, dan karang gigi yang merupakan
penyebab utama karies dan penyakit periodontal. “
Muthu M. S., N. Sivakumar. 2011. Pediatric Dentistry: Principles and practice: Second Edition. India: ELSEVIER
Dental Health Education
Dilakukan secara verbal (percakapan) maupun non-verbal (tertulis) dengan orang tua atau anak untuk mencegah
atau mengurangi risiko terjadinya gingivitis pada anak.
DHE dalam kasus ini memiliki komponen instruksi kepada pasien diantaranya:
1. Mengurangi konsumsi gula frekuensi tinggi dan menambah konsumsi makanan berserat
2. Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride dan menggunakan dental floss untuk
mengeluarkan sisa makanan dalam soket gingiva
3. Memilih sikat gigi dengan bulu halus agar mengurangi pelukaan terhadap jaringan gingiva
4. Mengonsumsi makanan dengan kadar vitamin C 90 mg per harinya
5. Memeriksakan gigi setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi
Nowak A., John R. C., Tad R. M., Janice A. T., Martha H. W. 2019. Pediatic Dentistry: Infancy Through Adolescence. 6th Edition. Philadelphia: Elseiver
Penghitungan Indeks Kebersihan
Rongga Mulut
Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S)
OHIS = DIS+CIS
Gingival Index
●Untuk penelitian klinis probe dimasukkan kira-kira kurang lebih 1-2 mm dari margin gingival dengan
tekanan aksial sedang dan dijalankan dari interproksimal ke interproksimal sepanjang aspek bukal dan
lingual gigi dengan skor sebagai berikut :
● 0 = tidak ada peradangan pada gingival (gingival normal)
● 1 = keradangan ringan pada gingival, sedikit perubahan warna dan tekstur tetapi tidak ada perdarahan pada
probing
● 2= keradangan sedang pada gingival, kemerahan, edema dan mengkilat, ada perdarahan pada probing
● 3= keradangan parah pada gingival, tanda kemerahan, edema dan ulserasi. Cenderung terjadi perdarahan
spontan.
Gigi yang sehat yaitu pada saat pemeriksaan, probe
tidak mencapai sangat jauh di bawah gusi. Hal ini
menunjukkan bahwa gusi sekitar gigi ini adalah kuat
dan sehat.