TUTORIAL
SKENARIO 4
Izaz Zayyan L. P.
KEMATIAN AKTIVIS DI PESAWAT
Seorang aktivis Hak Asasi Manusia sedang melakukan perjalanan keluar negeri menggunakan pesawat
terbang. Di tengah perjalanan aktivis tersebut merasa mual, muntah, dan kepala berat. Pesawat mendarat di suatu
bandara transit untuk melakukan pengecekan penumpang, dan tanpa diduga aktivis tersebut telah meninggal dunia.
Tubuh aktivis tersebut segera dilakukan pemeriksaan luar ditemukan tanda-tanda dehidrasi dan pemeriksaan dalam
ditemukan red velvet dan flea bitten appearance mukosa lambung.
Keyword: mual, muntah, red velvet, dan flea bitten appearance mukosa lambung.
LEARNING
OBJECTS
01. 02.
Bagaimana proses pemeriksaan
Hadits
toksikologi forensik secara lengkap?
1. Bagaimana proses pemeriksaan
toksikologi forensik secara lengkap?
• Eckert, W.G., 1980, Introduction to Forensic sciences, The C.V. Mosby Company, St. Louis,
Missori
• Wirasuta, I M.A.G., (2005), Peran Toksikologi forensik dalam penegakan hukum kesehatan
di Indonesia, dalam Wirasuta, I M.A.G., et al. (Ed.) (2005), Peran kedokteran forensik dalam
penegakan hukum di Indonesia. Tantangan dan tuntuan di masa depan, Penerbit Udayana,
Denpasar
1. Pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP)
Pemeriksaan di tempat kejadian perkara perlu dilakukan untuk membantu penentuan penyebab kematian dan
menentukan cara kematian. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengumpulkan keterangan sebanyak mungkin
tentang perkiraan saat kematian serta mengumpulkan barang bukti.
2. Pemeriksaan luar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemeriksaan luar kasus keracunan diantaranya: bau, perubahan
warna kulit, lebam mayat, pakaian, rambut, sklera.
Secara umum, analisis toksikologi forensik dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap,
yaitu:
• penyiapan sampel “sample preparation”,
• analisis meliputi uji penapisan “screening test” atau dikenal juga dengan “general
unknown test” dan uji konfirmasi yang meliputi uji identifikasi dan kuantifikasi,
• langkah terakhir adalah interpretasi temuan analisis dan penulisan laporan analisis.
A. Penyiapan sampel “sample preparation”
Spesimen untuk analisis toksikologi forensik biasanya diterok oleh dokter, misalnya
pada kasus kematian tidak wajar, spesimen dikumpulkan oleh dokter forensik pada
saat melakukan otopsi.
Dalam pengumpulan spesimen dokter forensik memberikan label pada
masing-masing bungkus/wadah dan menyegelnya. Label seharusnya
dilengkapi dengan informasi:
- nomer identitas
- nama korban
- tanggal/waktu otopsi
- nama spesimen beserta jumlahnya.
Pengiriman dan penyerahan spesimen harus dilengkapi dengan surat
berita acara, yang ditandatangani oleh dokter forensik.
Toksikolog forensik yang menerima spesimen kemudian memberikan
dokter forensik surat tanda terima, kemudian menyimpan
sampel/spesimen dalam lemari pendingin “freezer” dan menguncinya
sampai analisis dilakukan. Prosedur ini dilakukan bertujuan
untuk memberikan rantai perlindungan/pengamanan spesimen (chain
of custody).
Uji penapisan bertujuan untuk menapis dan mengenali golongan senyawa (analit) dalam
sampel. Disini analit digolongkan berdasarkan baik sifat fisikokimia, sifat kimia maupun
efek farmakologi yang ditimbulkan.
dikombinasi dengan teknik detektor lainnya, seperti: kromatografi gas spektrofotometri massa (GC-MS), kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC)
dengan diode-array detektor, kromatografi cair spektrofotometri massa (LC-MS), KLT-Spektrofotodensitometri, dan teknik lainnya.
Seorang toksikolog forensik berkewajiban menerjemahkan temuan tersebut berdasarkan kepakarannya ke dalam
suatu kalimat atau laporan, yang dapat menjelaskan atau mampu menjawab pertanyaan yang muncul berkaitan
3. ANALISIS DATA
4. Interpretasi Temuan Analisis
Data temuan hasil uji penapisan dapat dijadikan petunjuk bukan untuk
menarik kesimpulan bahwa seseorang telah terpapar atau
menggunakan obat terlarang. Sedangkan hasil uji pemastian
(confirmatory test) dapat dijadikan dasar untuk memastikan atau
menarik kesimpulan apakah sesorang telah menggunakan obat
terlarang yang dituduhkan.
a. Senyawa apa yang terlibat dalam tindak kriminal tersebut (senyawa apa yang
Terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab menyebabkan keracunan, menurunnya kemampuan mengendarai kendaraan dalam
oleh toksikolog forensik dalam melakukan berlalulintas, atau narkoba apa yang telah disalah gunakan)?
analisis:
b. Berapa besar dosisnya?
Click to play
(HR Al-Bukhari, Juz 17, no 5025)
hadits
“Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir Kurma Ajwa
pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena
racun maupun sihir.”
buah kurma memiliki banyak khasiat antara lain sebagai sumber energi karena
kandungan karbohidratnya yang tinggi. Buah ini juga dipercaya memiliki khasiat
sebagai aprodisiaka, antioksidan, diuretik, emolient, estrogenik, laksative, anti
diare, anti demam, dan lain-lain. Antioksidan yag dimiliki oleh buah kurma inilah
yang dimaksud oleh Rasulullah saw bahwa orang yang mengkonsumsi buah kurma setiap
hari dapat terhindar dari racun yang berbahaya bagi tubuh.
MAKNA HADITS