Anda di halaman 1dari 6

Tingkat Kepuasan Penggunaan Cone Beam

Computed Tomography (CBCT) 3D


sebagai Penunjang Pemeriksaan Radiografi
pada Perawatan Endodontik
Di RSGM FKG Unpad

Badi Soerachman, Nine Yulian


Pogram Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl. Terusan Sudirman, Cimahi
badisoerachman@lecture.unjani.ac.id

Abstrak— Perawatan saluran akar adalah timbulnya masalah dalam proses


perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi untuk penyembuhan.Diagnosis yang tidak tepat, biasanya
mempertahankan gigi vital maupun non vital dalam berasal dari kurangnya atau salahnya interpretasi
keadaan berfungsi di lengkung gigi. Dalam informasi, baik informasi klinis maupun
pelaksanaannya perawatan saluran akar sangat radiografis. Radiograf merupakan alat bantu utama
bergantung pada pemeriksaan radiografi baik itu dalam penilaian konfigurasi anatomik sistem
untuk diagnosa, rencana perawatan ataupun kontrol perawatan saluran akar. Tidak teridentifikasinya
setelah perawatan. Dengan adanya pemeriksaan penyimpangan berbagai sistem saluran akar pada
radiografi diharapkan dokter gigi mampu
radigraf sering menjadi penyebab kegagalan
melakukan perawatan saluran akar secara optimal.
perawatan saluran akar. Fraktur dentin akar atau
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode
pemilihan sampel yang digunakan adalah non didiagnosis keliru. Inflamasi kronis yang timbul
probability sampling (tidak acak) dengan tipe akan menyebabkan defek periodontal, defek ini
purposive sampling, dimana pengambilan sampel sering baru terlihat di kemudian hari[1].
didasarkan pertimbangan yang dibuat oleh peneliti Perawatan saluran akar merupakan prosedur
berdasarkan ciri atau kriteria populasi yang perawatan gigi yang bermaksud mempertahankan
ditentukan.didalamnya akan dibahas beberapa kasus
gigi dan kenyamanannya agar gigi yang sakit dapat
yang mungkin terjadi selama perawatan saluran akar
diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya,
dengan menggunakan radiografi Cone Beam CT-3D.
Radiografi Cone Beam CT sangat membantu dalam
tanpa simtom, dapat berfungsi kembali dan tidak
proses perawatan saluran akar dalam mendiagnosa ada tanda-tanda patologik. Gigi yang sakit bila
maupun rencana perawatan bagi gigi yang dirawat dan direstorasi dengan baik akan bertahan
dipertahankan. Dengan kemempuan 3D nya maka seperti gigi vital selama akarnya terletak pada
dapat diketahui ukuran panjang saluran akar, jaringan sekitarnya yang sehat [2].
jumlah saluran akar, dan bentuk anatomi akar. Radiografi yang sering digunakan pada
Radiografi Cone Beam CT sangat membantu dalam
perawatan endodontik biasanya adalah radiograf
proses pengerjaan perawatan saluran akar, sehingga
periapikal karena informasi mengenai keberadaan
memudahkan dokter gigi dalam menghasilkan
perawatan yang optimal. , lokasi dan luasnya lesi periradikuler, anatomi
saluran akar dan struktur anantomi dari akar dapat
Kata kunci : Radiografi, Cone Beam CT-3D, terlihat dari radiografi tersebut. Tetapi radiologi
Perawatan saluran akar periapikal mempunyai Banyak keterbatasan dalam
memberikan informasi[3], [4]. Sehingga sering
I. PENDAHULUAN disarankan untuk melakukan pemeriksaan
Diagnosis suatu penyakit sangat memerlukan tambahan berupa radiograf extra oral untuk
ketelitian dan pemahaman dokter gigi akan gejala- menunjang pemeriksaan.
gejala suatu penyakit. Karena keterbatasan Cone beam computed tomography (CBCT)
pengetahuan, peralatan ataupun karena kelalaian adalah sistem radiografi ekstra oral baru yang
dokter gigi, tidak jarang terjadi kesalahan dalam khusus dikembangkan untuk menghasilkan
mendiagnosis penyakit yang dapat mengakibatkan informasi 3D terdistorsi dari kerangka

21
maksilofasial dengan dosis radiasi jauh lebih informasi 3D terdistorsi dari kerangka
rendah dibandingkan dengan CT konvensional4,5. maksilofasial dengan dosis radiasi jauh lebih
Teknologi CBCT semakin banyak digunakan pada rendah dibandingkan dengan CT konvensional
pengelolaan kepuasan perawatan endodontik.
Potensi aplikasi dalam endodontik yang dapat 2) Perawatan saluran akar (Endodontik)
diamati meliputi deteksi periodontitis apikal, Perawatan saluran akar merupakan prosedur
penilaian pra-bedah, evaluasi trauma gigi dan perawatan gigi yang bermaksud mempertahankan
fraktur akar, penentuan rootcanal konfigurasi dan gigi dan kenyamanannya agar gigi yang sakit dapat
resorpsi akar internal-eksternal [3],[5]. diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya,
tanpa simtom, dapat berfungsi kembali dan tidak
Melihat begitu banyaknya manfaat ada tanda-tanda patologik. Gigi yang sakit bila
penggunaan CBCT 3D dalam mengelola pasien dirawat dan direstorasi dengan baik akan bertahan
dengan perawatan endodontic, penulis tertarik seperti gigi vital selama akarnya terletak pada
untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat jaringan sekitarnya yang sehat [6].
kepuasan Penggunaan CBCT 3D sebagai
Penunjang Pemeriksaan Radiografi Pada D. Prosedur Penelitian
perawatan saluran akar (Endodontik) di RSGM Cara kerja penelitian kali ini adalah dengan
FKG Unpad jalan mengumpulkan data dari pasien dengan
riwayat perawatan endodontic dan selama masa
II. METODE perawatannya memerlukan pemeriksaan penunjang
A. Jenis Penelitian radiografi ekstra oral CBCT-3D. Penggunaan
CBCT 3D ini bertujuan untuk memeriksa
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang gambaran radiografi yang tidak terlihat pada
digunakan adalah metoda penelitian deskriptif, gambaran radiografi dengan menggunakan teknik
yaitu penelitian dengan mengambil sampel dari konvensional periapikal. Data yang terkumpul
suatu populasi tertentu dan menggunakan kemudian dianalisas untuk kemudian dicatat
kuesioner sebagai alat pengumpul data. sebagai kepuasan CBCT-3D dalam menunjang
B. Populasi dan Sampel perawatan endodontic.
Populasi dalam penelitian ini adalah foto E. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data
radiografi CBCT pasien yang datang ke RSGM Teknik pengumpulan data pada penelitian:
UNPAD. Sampel dalam penelitian ini adalah foto
radiografi CBCT dengan suspek radiografi 1. Pengumpulan data pasien dari bagian
perawatan saluran akar (Endodontik). konsevasi meliputi riwayat pemeriksaan, data
selama perawatan endodontic, dan diagnosa
Metode pemilihan sampel yang digunakan
klinis dari pasien.
adalah non probability sampling (tidak acak)
dengan tipe purposive sampling, dimana 2. Melakukan pencatatan dari setiap
pengambilan sampel didasarkan pertimbangan pemeriksaan radiografi CBCT 3D, berupa
yang dibuat oleh peneliti berdasarkan cirri atau pencatatan indikasi pemeriksaan radiografi
kriteria populasi yang ditentukan. ekstra oral, hal yang menyebabkan pasien
diharuskan untuk melakukan pemeriksaan
Kriteria populasi yang digunakan: CBCT-3D.
1. Foto CBCT 3D di bagian instalasi 3. Melakukan pengisian kuesioner oleh dokter
radiologi RSGM UNPAD. gigi spesialis dengan kriteria responden yang
2. Pasien sedang melakukan perawatan telah ditentukan sebelumnya. Pengisian
saluran akar (Endodontik). kuesioner untuk dokter spesialis konservasi
dalam jangka waktu 3 bulan. Hasil pengisian
Kriteria sampel yang digunakan dalam kuesioner digunakan untuk mengukur
penelitian ini adalah bahwa pada foto CBCT 3D kualitas CBCT di RSGM FKG UNPAD.
terdapat gambaran gigi yang mengalami perawatan 4. Melakukan analisis data dari setiap gambaran
saluran akar (Endodontik) CBCT-3D, Jika arsip foto telah memenuhi
semua kriteria maka mulai melakukan
C. Definisi operasional
penomoran sampel.
Definisi operasional atau istilah yang perlu 5. Penyajian data.
didefinisikan dalam penelitian ini adalah :

3) Teknik Analisa Data


1) CBCT 3D Hasil data dianalisa dengan skala Likert,
Cone beam computed tomography (CBCT) sebelunya dilakukan pengujian validitas dan
adalah sistem radiografi ekstra oral baru yang reliabilitas. Hasil skor yang didapat dari kuesioner
khusus dikembangkan untuk menghasilkan harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui

22
kesahihan butir-butir kuesioner sebelum Setelah dilakukan perhitungan range, maka
menganalisa data. Validitas menunjukan diperoleh hasil pengkategorian sebagai berikut:
sejauhmana suatu alat ukur dapat mengukur apa Sangat Tidak Puas = 12 s/d 22
yang diukur. Realibilitas menunjukan sejauh mana Tidak Puas = 23 s/d 31
hasil pengukuran relatif konsisten apabila Cukup Puas = 31 s/d 41
pengukuran diulangi dua kali atau lebih [7]. Puas = 42 s/d 50
Pengujian menggunakan koefisien korelasi Sangat Puas = 51 s/d 60
Spearman’s rank
Data hasil penelitian dikumpulkan dan
Γs = 1 – 6 Σ d2 ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
N(N2-1) (1) frekuensi.

Γs = koefisien korelasi Spearman III. HASIL DAN DISKUSI


N = Jumlah Sampel Hasil penelitian ini meliputi hasil wawancara,
Σd2 = jumlah perbedaan ranking pada tiap observasi dan penyebaran kuesioner.
pasangan yang telah dikuadratkan kuesioner
dianggap valid jika nilai rs memiliki taraf kesalahan 1. Hasil Penyebaran kuesioner
1 % atau 5 % Pengujian realibiltas menggunakan Keadaan responden berdasarkan umur dapat
rumus Cronbach Alpha : dilihat pada Tabel I:

k   si  TABEL I. KEADAAN RESPONDEN BERDSASARKAN


Cronbach   x 1   (2) UMUR
k 1  st  Usia Responden Frekuensi (f) %
≤ 30 tahun 1 5
Kuesioner dianggap reliabel jika hasil α lebih 31-40 tahun 13 65
dari 0,7 [8]. 41-50 tahun 6 30
Jumlah 20 100
4) Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan seperangkat Dari Tabel i. dapat dilihat bahwa responden
aturan rasional yang digunakan untuk terbanYak dengan usia 32-40 tahun sebanyak 13
mengkuantitatifkan data dari suatu variabel. orang (65%) dan paling sedikit usia ≤ 30 tahun
Penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala sebanyak 1 orang (5%).
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang Gambaran 20 orang responden dokter gigi
tentang fenomena sosial. spesialis konsevasi gigi terhadap 12 pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner, dapat dilihat pada
Setiap jawaban dinilai dengan pendekatan skala Tabel II.
Likert. Masing-masing jawaban memiliki gradasi
dari tertinggi (sangat positif/ sangat puas), yang Jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan
diberi nilai 5 sampai gradasi yang terendah (sangat dalam kuesiner di bagi dalam 5 kategori ,yaitu 1
negatif/ sangat tidak puas), diberi nilai 1. untuk sangat tidak puas, 2 untuk tidak puas, 3 untuk
cukup puas, 4 untuk puas dan 5 untuk sangat puas.
Untuk mengetahui apakah dokter gigi spesialis
yang merujuk ke RSGM FKG Unpad sangat puas, TABEL II. GAMBARAN RESPONDEN DOKTER GIGI
puas, cukup puas, tidak puas dan sangat tidak puas, SPESIALIS KONSERVASI GIGI
dihitung dengan cara : Total
No. drg Umur Kriteria
1. Menetapkan skor maksimum untuk semua Skor
responden Jumlah pertanyaan x nilai skor 1 A 39 39 Cukup Puas
2 B 37 37 Cukup Puas
tertinggi sebesar 5. 3 C 32 39 Cukup Puas
2. Menetapkan skor minimal untuk semua 4 D 41 46 Puas
responden. Jumlah pertanyaan x Nilai 5 E 40 40 Cukup Puas
skor terendah sebesar 1 6 F 33 45 Puas
7 G 36 53 Sangat Puas
𝑋𝑛−𝑋𝑖 8 H 31 47 Puas
𝑐= (2) 9 I 45 40 Cukup Puas
𝑘
c = range 10 J 47 45 Puas
Xn = jumlah skor maksimum 11 K 42 42 Puas
12 L 41 42 Puas
Xi= jumlah skor minimum
13 M 40 43 Puas
k = banyaknya kategori 14 N 38 46 Puas
15 O 39 47 Puas
60 − 12 16 P 30 48 Puas
𝑐= = 9,6 17 Q 40 49 Puas
5

23
Total puas terbanyak pada pertanyaan nomor 1 sebesar
No. drg Umur Kriteria
Skor 80 % (16 responden) dan yang paling sedikit
18 R 37 48 Puas terdapat pada pertanyaan nomor 9 sebesar 15% (3
19 S 35 42 Puas responden). Untuk kategori cukup puas terbanyak
20 T 42 41 Puas terdapat pada pertanyaan nomor 9 sebesar 75% (15
responden) sedangkan yang paling sedikit tersapat
Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban pada pertanyaan nomor 1 dan 11 sebesar 15% (3
Responden pada penelitian ini untuk katageri responden). Untuk kategori tidak puas terbanyak
sangat puas terbanyak terdapat pada pertanyaan terdapat pada pertanyaan nomor 8 sebesar 15% (3
nomor 2, 6, dan 11 sebesar 15% (3 responden), responden) dan yang paling sedikit terdapat pada
paling sedikit terdapat pada pertanyaan nomor nomor 9 sebesat 5% (1 responden). Untuk kategori
1,8,9,10 sebesar 5% (1 responden). Untuk kategori sangat tidak puas tidak ada yang memilih.

TABEL III. DISTRIBUSI FREKUENSI DAN PERSENTASE JAWABAN RESPONDEN


Dsitribusi Jawaban Responden
No. Pertanyaan Jumlah
SP P CP TP STP
1 Hasil Rontgen CBCT gigi 1 (5) 16 (80) 3 (15) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
antara daerah terang dan gelap
2 Gambaran objek yang 3 (15) 13 (65) 4 (20) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
dikehendaki secara jelas dan
tajam
3 Gambaran yang terkecil / 1 (5) 11 (55) 8 (40) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
terperinci pada CBCT
4 Ketepatan pengukuran jarak 2 (10) 10 (50) 8 (40) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
objek yang dikehendaki
5 Keakuratan ukuran anatomi 2 (10) 11 (55) 7 (35) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
gigi dan jaringan pendukung
6 Keakuratan bentuk anatomi 3 (15) 10 (50) 7 (35) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
gigi pada CBCT
7 Pengurangan efek superimpose 2 (10) 5 (25) 13 (65) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
dari anatomi yang berdekatan
8 Visualisasi dalam 3D lesi 1 (5) 7 (35) 9 (45) 3 (15) 0 (0) 20 (100)
periapikal
9 Deteksi lesi secara lebih dini 1 (5) 3 (15) 15 (75) 1 (5) 0 (0) 20 (100)
10 Deteksi saluran akar tambahan 1 (5) 10 (50) 9 (45) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
secara lebih akurat
11 Keakuratan perhitungan 3 (15) 14 (70) 3 (15) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
kemiringan akar yang
mengalami pembengkekokan
12 Kemudahan menilai hasil 2 (10) 9 (45) 9 (45) 0 (0) 0 (0) 20 (100)
radiografi CBCT

TABEL IV. TINGKAT KEPUASAN RESPONDEN adalah 37. Nilai 53 berada pada kategori sangat
puas , maka dapat disimpulkan bahwa secara umum
Frekuensi sikap responden dokter gigi spesialis konservasi
Kategori Persentase (%)
(f)
gigi di RSGM FKG Unpad adalah positif, berarti
Sangat Puas 1 5,0
Puas 14 70,0 responden merasa puas atas hasil pemeriksaan yang
Cukup Puas 5 25,0 diberikan.
Tidak Puas 0 0,0
Sangat Tidak Puas 0 0,0 TABEL V. HASIL PENGUJIAN VALIDITAS
Jumlah 20 100
Koef. Nilai
No Pertanyaan Validit Kriti Ket
Tingkat kepuasan responden pada penelitian ini as (rs) s
adalah kategori sangat puas dengan frekuensi 1 dan 1 Hasil Rontgen 0,473 0,3 Valid
persentasi sebesar 5%. Kategori puas dengan CBCT gigi antara
frekuensi 14 dan persentasi sebesar 70 %, Kategori daerah terang dan
gelap
cukup puas dengan frekuensi 5 dan persentasi
2 Gambaran objek 0,498 0,3 Valid
sebesar 25%. Sedangkan kategori tidak puas dan yang dikehendaki
sangat tidak puas tidak ada yang memilih. secara jelas dan
tajam
Jumlah nilai total dari 12 butir pertanyaan 3 Gambaran yang 0,607 0,3 Valid
dalam kuesioner yang dibagikan pada 20 responden terkecil /
dokter gigi yang memperoleh hasil CBCT di terperinci pada
RSGM FKG Unpad adalah 53 sedangkan nilai total CBCT
maksimum adalah 60 dan jumlah total minimum

24
Koef. Nilai Kepuasan pelanggan dapat dirumuskan dengan
No Pertanyaan Validit Kriti Ket suatu rasio atau perbandingan, yaitu Z = X/Y,
as (rs) s
dimana Z adalah kepuasan pelanggan, X adalah
4 Ketepatan 0,626 0,3 Valid
pengukuran jarak kualitas yang dirasakan oleh pelanggan dan Y
objek yang adalah kebutuhan, keinginan dan harapan
dikehendaki pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menjadi
5 Keakuratan 0,357 0,3 Valid tinggi atau paling sedikit bernilai lebih dari satu (Z
ukuran anatomi > 1), apabila pelanggan merasakan bahwa kualitas
gigi dan jaringan
pendukung
produk melebihi kebutuhan, keinginan dan
6 Keakuratan 0,472 0,3 Valid harapan. Pada sisi lain kepuasan pelanggan akan
bentuk anatomi menjadi lebih rendah atau bernilai lebih kecil dari
gigi pada CBCT 1 ( Z < 1 ), apabila pelanggan merasakan kualitas
7 Pengurangan efek 0,711 0,3 Valid produk lebih rendah atau lebih kecil dari
superimpose dari kebutuhan, keinginan dan harapannya (Nasution,
anatomi yang
berdekatan
2001).
8 Visualisasi dalam 0,617 0,3 Valid Tingkat kepuasan responden dokter gigi
3D lesi periapikal
spesialis konservasi terhadap hasil pemeriksaan
9 Deteksi lesi secara 0,416 0,3 Valid
lebih dini radiografi CBCT di RSGM FKG UNPAD paling
10 Deteksi saluran 0,478 0,3 Valid banyak berada pada kisaran total skor sebesar 42 –
akar tambahan 50 pada kategori Puas, dengan jumlah responden
secara lebih sebanyak 14 orang (70%). Kategori cukup puas
akurat dengan total skor berada pada 31 – 41, dengan
11 Keakuratan 0,453 0,3 Valid
jumlah responden sebanyak 5 (25%). Dan yang
perhitungan
kemiringan akar terakhir kategori sangat puas dengan jumlah
yang mengalami responden sebanyak 1 orang (5%).
pembengkekokan
12 Kemudahan 0,789 0,3 Valid Berdasarkan skala likert yang telah ditentukan
menilai hasil dalam teknik analisa data, maka hasil Penilaian
radiografi CBCT responden dokter gigi spesialis konsevasi
d.
Ket: Valid jika rs > 0,3 mengenai hasil pemeriksaan secara umum baik,
diketahui bahwa terdapat 1 pertanyaan yang
TABEL VI. HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS memperoleh kategori sangat baik. Pertanyaan yang
Alpha Nilai
memperoleh hasil sangat puas ada satu yaitu
Variabel Kesimpulan pertanyaan nomor 2 mengenai Gambaran obyek
Cronbach Kritis
Kualitas Foto 0,776 0,7 Reliabel yang dikehendaki secara jelas dan tajam (81%).
Rontgen CBCT
e.
Kriteria hasil pemeriksaan radiografi
Ket: Reliabel jika Alpha Cronbach > 0,7
berkualitas baik antara lain gambaran harus
Pada penelitian ini didapatkan hasil maksimal memiliki tingkat kontras yang cukup, harus terlihat
sebesar 53 berada pada kategori sangat puas, hal ini jelas detail, memiliki ukuran dan bentuk yang sama
diartikan bahwa pemeriksaan radiografi CBCT dengan obyek yang difoto (Langland & langlais,
yang diselenggarakan RSGM FKG Unpad adalah 1997).
baik. Tingkat kepuasan yang diperoleh pasien
menunjukan bahwa responden mendapatkan IV. KESIMPULAN
pemenuhan keinginan yang sesuai dengan yang
Pada umumnya hasil pemeriksaan CBCT yang
diharapkan. Stamatis (1996), menjelaskan bahwa
diberikan oleh RSGM FKG Unpad termasuk dalam
suatu kepuasan konsumen dapat terjadi ketika
kategori baik. Hasil pemeriksaan CBCT di RSGM
konsumen merasakan puas dengan pelayanan yang
FKG Unpad mengenai Gambaran objek yang
diberikan dan sesuai dengan keperluan, keinginan
dikehendaki secara jelas dan tajam termasuk dalam
dan harapannya.
kategori sangat baik.
Kepuasan merupakan hal yang sangat
subyektif, sulit untuk diukur, dapat berubah-ubah
serta banyak srkali faktor yang berpengaruh. DAFTAR PUSTAKA
Subyektifitas bisa berkurang dan bisa menjadi
[1] Armili M, Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Perawatan
obyektif bila cukup banyak orang yang sama Saluran Akar, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
pendapatnya terhadap sesuatu hal. Kepuasan dokter Padjadjaran, Bandung, 2006.
gigi terhadap hasil pemeriksaan radiografi gigi [2] Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik,
tercapai apabila harapan dokter gigi terpenuhi terjemahan Sundoro. Jakarta : Penerbit Universitas
sesuai dengan kenyataan yang diterima Indonesia.
(Suryawati,2004). [3] Gröndahl HG, Huumonen S. Radiographic manifestations
of periapical inflammatory lesions. Endod Topics. 2004;8:
55-67.

25
[4] Patel S, Dawood A, Whaites E, Pitt Ford T. New [21] Patel S, Dawood A, Pitt Ford T, et al. The potential
dimensions in endodontic imaging: part 1. Conventional applications of cone beam computed tomography in the
and alternative radiographic systems. Int Endod J. management of endodontic problems. Int Endod J
2009;42: 447-462 2007;40:818–30.
[5] Cotton TP, Geilser MG, Holden DT, et al. Endodontic [22] Lofthag-Hansen S, Huumonen S, Gro¨ ndahl K, et al.
applications of cone-beam volumetric tomography. J Limited cone-beam CT and intraoral radiography for the
Endod 2007;33:1121–32. diagnosis of periapical pathology. Oral Surg Oral Med
[6] Mora MA, Mol A, Tyndall DA, et al. In vitro assessment Oral Pathol Oral Radiol Endod 2007;103:114–9.
of local computed tomography for the detection of
longitudinal tooth fractures. Oral Surg Oral Med Oral
Pathol Oral Radiol Endod 2007;103:825–9.
[7] Deepak BS, Subash TS, Narmatha VJ, Anamika T, Snehil
TK, Nandini DB. Imaging techniques in endodontics: an
overview. J Clin Imaging Sci. 2012;2:13.
[8] Goaz, P.W., White. S.C. 2003. Oral Radiology:Principles
and Interpretation. 7th Edition. St.Louis. Mosby Co. 276-
280.
[9] Araki, et al. 2004. Charateristics of a Newly developed
dentomaxillofasial X-ray Cone Beam CT Scaner (CB
MercuRau TM): System Configuration and Physical
Properties. J.Dentomaxillofacial Rasiology. 33:51-59
[10] Farman, A., Scarfe. 2005. Having a Scan is Easy!.
Available online at www.dmfiua.com
[11] Ludlow, J.B., Davies, L.E. 2006 Dosimetry of 3 CBCT
devies for oral and maxillofacial Radiology: CB
Mercuray, New Tom 3G, and i-CAT. J.Dentomaxillofacial
Radiology.
[12] Suomalainen, Anni. 2010. Cone beam computed
tomography in oral radiologi. Journal of university of
helsinky, 48.
[13] Johnstone, G.2006. Dental implant.
Yourdentistryguide.com
[14] Robinson, et al.2007.development of multi sensor and
multi source computed tomography systems.
AAOMS.com)
[15] Bender B, Seltzer S. Roentgenographic and direct
observation of experimental lesions in bone I. J Am Dent
Assoc 1961;62:152–60.
[16] Bender B, Seltzer S. Roentgenographic and direct
observation of experimental lesions in bone II. J Am Dent
Ass 1961;62:708–16.
[17] Patel S. New dimensions in endodontic imaging: part 2.
Cone beam computed tomography. Int Endod J. 2009;42:
463-475.
[18] Walker L, Enciso R, Mah J. Three-dimensional
localization of maxillary canines with conebeam
computed tomography. Am J Orthod Dentofacial Orthop
2005;128:418–23.
[19] Rigolone M, Pasqualini D, Bianchi L, et al. Vestibular
surgical access to the palatine root of the superior first
molar: ‘‘low-dose cone-beam’’ CT analysis of the
pathway and its anatomic variations. J Endod
2003;29:773–5.
[20] Tsurumachi T, Honda K.Anew cone beam computerized
tomography system for use in endodontic surgery. Int
Endod J 2007;40:224–32.

26

Anda mungkin juga menyukai