Anda di halaman 1dari 50

PULPITIS REVERSIBLE

PEMBIMBING:
drg. M. Yanuar Ichrom N., Sp.KG
KELOMPOK 1
∞ Eka Aprillya Putri
∞ Megawati Annisa
∞ Riznika
∞ Suci Fikriyati
PENDAHULUAN
Pulpa merupakan jaringan ikat yang terdiri dari saraf,
pembuluh darah, ground substances, cairan interstitial,
odontoblas, fibroblas, dan komponen seluler lainnya.
Etiologi
Pulpitis

Fisika Kimiawi Bakterial


ETIOLOGI PULPITIS: FISIKA
Trauma
Cedera
mekanik
Cracked tooth
syndrome

Fisika Cedera termal Barodontalgia

Pathologic
wear (atrisi,
dll)
Cedera elektrik
Efek galvanik
dari logam
Cedera Mekanik: Trauma

Cedera traumatik bisa Lebih sering terjadi pada


disertai dengan fraktur anak-anak dibandingkan
mahkota atau akar orang dewasa

Dapat terjadi akibat


kebiasaan buruk seperi
membuka tutup
menggunakan gigi, bruxism,
menggigit kuku, dll
Cedera Mekanik: Trauma

Prosedur dental tertentu yang


terkadang dapat melukai pulpa, yaitu:
• Pulpa terbuka/terpapar selama melakukan
ekskavasi karies
• Penggunaan pin untuk retensi mekanis
amalgam atau restorasi lainnya
• Pergerakan gigi yang terlalu cepat selama
perawatan ortodontik
Cedera Mekanik: Cracked tooth syndrome
Cedera Mekanik: Barodontalgia
Cedera Mekanik: Pathologic wear

Pulpa dapat terbuka/terpapar akibat pahologic wear


dari gigi karena terjadinya abrasi atau atrisi yang diikuti
dengan tidak terdepositnya dentin sekunder secara
cepat.
Cedera Termal

• Panas yang dihasilkan karena prosedur pemotongan


• Panas yang berasal dari prosedur restoratif
• Panas yang berasal dari prosedur elektrosurgical
• Gesekan panas yang berasal dari pemolesan
restorasi
ETIOLOGI PULPITIS: KIMIA

• Arsen pada restorasi silikat dan pasta desensitisasi


merupakan yang paling sering menyebabkan
kematian pulpa
• Faktor yang dapat mendeterminasi reaksi pulpa
terhadap bahan restorasi yaitu:
- Keasaman (pH bahan)
- Absorpsi air pada saat reaksi setting
- Adaptasi tepi dari bahan yang buruk
ETIOLOGI PULPITIS: BAKTERI
PULPITIS REVERSIBLE
DEFINISI PULPITIS REVERSIBLE
Merupakan kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang
disebabkan oleh stimulus noksius, di mana pulpa masih memiliki
kemampuan untuk kembali seperti keadaan semula sebelum
terjadi inflamasi dengan menghilangkan stimulus.
Hal ini berhubungan dengan stimulus dari serabut saraf alpha
delta. Penentuan diagnosis pulpitis reversible didapatkan
berdasarkan riwayat rasa sakit terdahulu oleh pasien dan
evaluasi dari hasil observasi.
ETIOLOGI PULPITIS REVERSIBLE

Trauma

• akibat kecelakaan atau trauma oklusi

Cedera termal

• ketika melakukan preparasi dengan bur yang tumpul tanpa diberi air
• overheating selama pemolesan restorasi
• bur berkontak dengan gigi terlalu lama

Stimulus kimia, seperti bahan makanan yang manis


atau asam
HISTOPATOLOGI PULPITIS REVERSIBLE
Pulpitis reversible dapat ditandai dengan adanya
kemerahan yang menunjukkan adanya inflamasi ringan
hingga berat, hingga mengenai batas area tubulus
dentinalis. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya:
• Dilatasi pembuluh darah
• Peninggkatan volume darah dari pulpa yang
berhubungan dengan peningkatan tekanan dari
intrapulpa
• Jaringan yang mengalami oedem
• Pembentukan dentin reparatif
• Adanya sel inflamasi akut dan kronis
GEJALA PULPITIS REVERSIBLE

Lebih sering disebabkan


Nyeri tajam selama
karena makanan dingin
beberapa waktu dan
daripada panas, dan air
tergolong singkat
dingin

Biasanya disebabkan karena


Tidak terjadi secara spontan karies yang ringan dan dapat
dan tidak berlanjut ketika diperbaiki dengan cara
penyebab dihilangkan pembuangan karies dan
dilakukan restorasi
PATOGENESIS PULPITIS REVERSIBLE
DIAGNOSIS
rasa sakit yang tajam menunjukkan respon
Nyeri

Perkusi dan Palpasi


tetapi dengan durasi negative, keadaan gigi
yang singkat. Nyeri normal saat dilakukan
dapat menjadi kronis. perkusi dan palpasi
Meskipun setiap tanpa adanya
serangan (paroxysm) kegoyangan
berdurasi pendek,
akan tetapi serangan
(paroxysm) dapat
berlanjut selama
berminggu-minggu
atau bahkan
berbulan-bulan
DIAGNOSIS

• pulpa menghasilkan
Tes respon apabila diberikan
stimulus dingin
vitalitas

• menunjukkan jaringan
periodontal dan lamina
Radiografi dura yang normal
DIAGNOSIS BANDING

Pulpitis
Irreversible Rasa nyeri umumnya
sementara, yang berlangsung
dalam hitungan detik,
sedangkan pada pulpitis
irreversibel rasa nyeri
mungkin bertahan selama
beberapa menit atau lebih.
PENATALAKSANAAN PULPITIS REVERSIBLE

Penatalaksanaan terbaik adalah


pencegahan
• perawatan secara periodik untuk mencegah
terjadinya karies
• segera lakukan penambalan pada gigi apabila
menemukan kavitas pada gigi
• pemberian bahan desensitisasi pada servikal
gigi pada kasus resesi
PENATALAKSANAAN PULPITIS REVERSIBLE

Ketika terjadi pulpitis reversibel, hilangkan stimulus noksius

Perawatan endodontic tidak dibutuhkan pada kondisi ini

Biasanya, diperlukan penambahan obat sedatif diikuti dengan


penumpatan secara permanen ketika gejala secara menyeluruh telah
dihilangkan

Perawatan secara rutin untuk mencegah terjadinya karies. Dianjurkan untuk


menggunakan bahan desensitization untuk gigi yang hipersensitif.
PENATALAKSANAAN PULPITIS REVERSIBLE

Ketika nyeri bertahan meskipun


perawatan yang dilakukan sudah
Ketika gejalanya mereda, gigi
tepat, inflamasi pulpa bisa
harus dilakukan tes vitalitas untuk
dianggap sebagai pulpitis
mengetahui keadaan gigi (masih
irreversibel, sehingga perawatan
vital/tidak)
selanjutnya adalah ekstirpasi
pulpa.
PROGNOSIS PULPITIS REVERSIBLE

Baik apabila iritan


dihilangkan
dengan segera
akan tetapi, jika
dibiarkan dalam
waktu yang lama,
inflamasi pulpa dapat
berkembang menjadi
pulpitis irreversibel
CASE REPORT
KASUS 1

Seorang anak laki-laki usia 14 tahun datang ke


poliklinik konservasi gigi dengan keluhan nyeri
tumpul, ringan sampai sedang yang dialami
ketika menerima stimulus termal pada gigi
molar permanen pertama rahang bawah sebelah
kanan (gigi 46). Pasien mengaku tidak ada
riwayat nyeri spontan maupun serangan nyeri
hebat. Status pulpa dan jaringan periradikuler
dievaluasi secara hati-hati.
Pemeriksaan klinis
menunjukkan adanya
lesi karies besar pada
bagian bukal tanpa
terbukanya pulpa.
Gingiva sekitar gigi
terlihat normal dan
tidak ada keluhan
pada saat dipalpasi.
Gambaran radiografi
menunjukkan adanya lesi
karies yang dalam pada
bagian bukal tanpa
terbukanya pulpa.
Luasnya kedalaman karies
mencapai tiga-perempat
dari ketebalan dentin.
Lamina dura terlihat
normal. Tidak ada
gambaran radiolusen pada
daerah periapikal dan
ketebalan ruang
periodontal yang normal.
Diagnosis kasus ini adalah pulpitis reversibel
pada gigi molar permanen pertama rahang
bawah sebelah kanan. Rencana perawatannya
adalah indirect pulp capping.
Prosedur Klinis

Isolasi daerah
kerja

Dentin yang lunak,


nekrotik dan terinfeksi
diambil menggunakan
round bur dengan Setelah pembuangan karies
handpiece kecepatan
rendah

Karies di sekeliling
dentin diambil
menggunakan
ekskavator tajam
sampai ke dasar
kavitas
Kavitas dibilas
menggunakan normal
saline dan dikeringkan
menggunakan cotton
pellet

Tutupi affected dentin


yang tersisa dengan
semen ledermix
Berikan basis
setengah dari
kavitas
menggunakan GIC
Restorasi akhir
menggunakan
bahan komposit
Pasien diminta
kontrol setelah
Lakukan tes vitalitas dan
3 bulan, 6 radiografi periapikal.
bulan, 9 bulan,
dan 12 bulan
setelah Dari hasil pemeriksaan, tidak
perawatan. ada tanda dan gejala, baik
secara klinis maupun radiologi
KASUS 2

Pasien laki-laki usia 43 tahun datang untuk


melakukan pemeriksaan secara rutin.
Pemeriksaan diagnostik maupun radiograf
menunjukkan tanda-tanda karies pada bagian
proksimal bagian distal gigi 14.
Gigi dilakukan tes vitalitas menggunakan ethyl
chloride menunjukkan hasil positif, dan tes
perkusi menunjukkan hasil negatif.
Prosedur Klinis

• Isolasi daerah
kerja
• Kavitas
dipreparasi dan
diikuti dengan
ekskavasi
jaringan karies.
• Pada saat ekskavasi,
pulpa terbuka secara
iatrogenik. Secara
klinis, jaringan pulpa
vital tanpa adanya
banyak perdarahan,
sehingga untuk
menjaga vitalitas
pulpa, dilakukan
direct pulp capping.
• Pembersihan kavitas dilakukan menggunakan NaOCl
2,5% untuk tujuan hemostatis, pembersihan dan
disinfeksi kavitas.
• Biodentine™ (Septodont, St. Maur-des-Fossés,
France) dipilih sebagai bahan direct pulp capping.
• Biodentine™
dicampur sesuai
aturan pabrik,
kemudian
diaplikasikan pada
jaringan pulpa yang
terbuka untuk direct
capping dan sebagai
sub-base untuk
menggantikan lapisan
dentin.
• Setelah pencampuran,
Biodentine™
memerlukan waktu 12
menit untuk setting,
sebelum dilanjutkan
ke prosedur
selanjutnya.
• Selama proses setting,
tampilan permukaan
Biodentine™ berubah
dari glossy menjadi
matt.
• Kemudian,
matrix band dan
wedge dipasang.
• Setelah itu, seluruh
kavitas, termasuk
permukaan
Biodentine™,
dilakukan etsa dan
bonding.
• Terkahir, kavitas
direstorasi dengan
bahan komposit.
• Lakukan finishing dan
polishing pada
tumpatan komposit
• Setelah dilakukan follow-up 6 bulan setelah perawatan
direct pulp capping, secara klinis gigi 14 terlihat
normal.
• Tes termal dengan EC didapatkan hasil positif dan hasil
tes perkusi negatif.
• Gambaran radiografi tidak menunjukkan adanya
kelainan apikal
• Pasien mengaku tidak ada keluhan pada gigi 14 setelah
dilakukan pulp capping, misalnya pada saat berkontak
dengan makanan dan minuman dingin, serta udara.
DAFTAR PUSTAKA
Ali SG and Mulay S. Pulpitis: a review. IOSR
Journal of Dental and Medical Sciences 2015;
14(8): 92-7.
Dammaschke, Till. Direct pulp capping with
Biodentine™: Full restoration in one session.
Septodont Case Studies 2012; (2): 10-15.
Garg N, Garg A. Textbook of endodontics. Third
edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers, 2014.
Karim FAA, Sultana A, Chowdhury TG, et al.
Ledermix pulp treatment in a permanent molar:
a case report. Updat Dent. Coll. J 2014; 4(1):
31-7.
TERI
MA
KAS
IH

Anda mungkin juga menyukai