Anda di halaman 1dari 13

BLOK 19 SKEN 2

1. Penatalaksanaan edentulous:
Penatalaksanaan yang paling sering dipilih oleh pasien edentulous adalah perawatan gigi
tiruan penuh, dimana perawatan gigi tiruan penuh ini banyak digunakan dikalangan
pasien usia lanjut untuk merehabilitasi bagian edentulous mereka. Nah.. kunci sukses
untuk perawatan gigi tiruan biasanya terletak pada penatalaksanaannya yang tepat,
mulai dari rencana perawatan yang telah direncanakan dengan mengevaluasi riwayat
kesehatan dan pemeriksaan lengkap.  Tujuan pembuatan GTL adalah : Merehabilitasi
seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau mengembalikan fungsi
bicara, pengunyahan, estetis dan psikis. 

1. Kunjungan I
a. Pemeriksaan subjektif dan objektif
Pada kunjungan pertama, dilakukan anamnesa yg menyangkut tentang keluhan-
keluhan yg sedang dirasakan oleh pasien. Kemudian, melakukan pengisian kartu
status prostodonsia yg terdiri dari data demografi pasien, pemeriksaan subjektif
dan objektif, diagnosis, rencana perawatan, serta alternatif rencana perawatan.
Setelah kita menginformasikan kepada pasien tentang diagnosis (yakni
edentulous rahang atas/rahang bawah) kita menentukan rencana perawatan yg
akan dilakukan, yakni pembuatan gigi tiruan penuh lepasan dari bahan akrilik.
Pasien juga diberitahu tentang waktu kunjungan yg akan dilakukan serta biaya
perawatan. Setelah informasi ini diberikan dan pasien menyetujuinya, pasien
diminta menandatangani informed consent.
c. Membuat sendok cetak individual

Gambarkan batas antara jaringan bergerak dengan jaringan tidak bergerak serta
batas-batas sendok cetak individual pada model kerja +- 2mm lebih pendek dari
jaringan-jaringan tersebut agar tersedia ruang yg cukup untuk memanipulasi bahan
pembentuk tepi. Sendok cetak individual terbuat dari shellac baseplate yg dilunakkan
dgn cara dipanaskan di atas lampu spirtus, lalu ditekan-tekan di atas model kerja hingga
bentuknya sesuai. Sisa-sisa shellac yang berlebih kemudian dipotong dgn menggunakan
gunting dan waxmess saat masih dalam keadaan lunak sesuai dgn batas yg telah
digambar. Selanjutnya dibuat pegangan dan lubang-lubang pada sendok cetak
individual yg berfungsi untuk mengalirkan bahan cetak yg berlebih sehingga dapat
mengurangi tekanan sewaktu mencetak.

Batas-batas pencetakan

2. Kunjungan ke II
b. Border Moulding
Setelah sendok cetak sesuai dengan rahang atas dan bawah, tahap berikutnya
adalah border moulding (pembentukan bahan cetak dgn melakukan manipulasi
terhadap jaringan di atas tepi cetakan untuk mendapatkan kerapatan tepi) dgn
menggunakan greenstick compound (peri compound border moulding
impression material) yg dipanaskan. Setelah greenstick dipanaskan di atas lampu
spirtus, rendam sebentar ke dalam air selama beberapa detik agar pasien tdk
merasakan panas dari greenstick yg sudah dilunakkan dan agar greenstick tidak
terlalu cair. Greenstick tersebut lalu ditambahkan sedikit demi sedikit pada tepi
luar sendok cetak individual. Ketika sendok cetak individual yang sudah
diletakkan green stick compound berada di dalam mulut, pasien diinstruksikan
untuk melakukan gerakan fisiologis agar semua bagian anatomis pada rongga
mulut tercetak dengan sempurna.

c. Membuat cetakan fisiologis


Tahapan selanjutnya adalah membuat cetakan fisiologis dengan menggunakan
bahan elastomer (polyvinylsiloxane) yg bersifat hidrofobik shg mukosa pasien yg
akan dicetak dikeringkan terlebih dahulu dgn menggunakan tampon agar hasil
menjadi lebih maksimal. Instruksikan pasien untuk tegak agar bahan cetak tidak
mengalir ke belakang. Saat mencetak RA sendok cetak ditekan ke atas dan ke
belakang, sedangkan untuk RB ditekan ke arah depan dan bawah.
3. Kunjungan ke III
Pada kunjungan ketiga, pasien kemudian dicobakan basis gigi tiruan dan galengan
gigit atau bite rim RA dan RB yg terbuat dari baseplate wax, dimana bite rim ini
harus dibuat sesuai dgn lengkung rahang. Periksa kestabilan basis dgn melihat
ketebalan dan kerapatan basis RA dan RB.
Tahap selanjutnya adalah melakukan kesejajaran pada bite rim RA. Dimulai dgn
membuat garis nasoauricular atau garis camper dgn cara menarik benang mulai dari
bawah hidung pasien ke bagian atas tragus telingan pasien untuk membantu menilai
kesejajaran. Lalu masukkan bite rim RA ke dalam mulut dan sejajarkan bite rim RA
dgn garis camper dgn bantuan fox plane guide.

Basis harus tetap diam di tempat, tidak mudah lepas, dan tidak mudah bergerak
karena akan mengganggu pekerjaan selanjutnya. Setelah bite rim RA sudah sesuai,
masukkan bite rim RB hingga berimpit rapat dgn rim RA pada saat beroklusi.
Kemudian setelah itu lakukan penentuan dimensi vertikal, yg dimulai dgn
menentukan dimensi vertikal istirahat tanpa menggunakan bite rim RA dan RB.

Tahap selanjutnya yaitu melakukan penentuan posisi distal yaitu sandaran dental
unit diatur sedemikian rupa agar pasien berada di posisi supinasi. Kemudian
tentukan garis median dan garis kaninus, lakukan fiksasi bite rim RA dan RB dgn
menancapkan paper klip yg telah dipanaskan. Kemudian bite rim RA dan RB yg
sudah terfiksasi tersebut dikeluarkan bersamaan dgn cara pasien diinstruksikan
membuka mulut selebar mungkin. Lalu bite rim RA dan RB dimasukkan pada model
kerja dan bila telah sesuai tanamkan pada artikulator. Selanjutnya, model dan
artikulator dikirim ke tekniker untuk penyusunan gigi anterior, disertai instruksi
mengenai pemilihan gigi artifisial.
7. Kunjungan ke 7

Seminggu setelah insersi, dilakukan kontrol pada gigi tiruan tersebut. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan keadaan jaringan pendukung, fungsi mastikasi dan fonetik,
retensi, stabilitas, dan oklusi. Apabila semuanya sudah diperiksa dan tidak ada
keluhan lagi dari pasien, beri instruksi yang sama pada saat insersi sebelumnya.
Setelah itu pasien diperbolehkan untuk pulang.
2. Aftercare
Perjanjian untuk kontrol tidak boleh lebih dari 1 minggu setelah gigi tiruan
dipasang. Pada kunjungan ini, perlu diperoleh pengamatan yang cermat dari
keluhan pasien seperti misalnya rasa sakit atau longgarnya gigi tiruan tersebut.
Bisa saja pada saat kontrol, pasien tidak mengeluhkan apapun dan merasa gigi
tiruannya baik-baik saja namun pada saat pemeriksaan klinis ternyata operator
menemukan beberapa masalah dari gigi tiruan tersebut seperti contohnya
adalah terdapat ulkus pada gigi tiruan RA. Ketidakcermatan pada setiap tahapan
akan menyebabkan ketidak akuratan, oleh karena itu setiap tahapan harus
dilakukan dengan benar-benar teliti.

3. Persiapan pasien
Sebelum melakukan prosedur pembuatan gigi tiruan lengkap maka
diperlukan beberapa persiapan dalam mulut (mouth preparation), Keadaan yang
mempengaruhi mukosa oral contohnya adalah:
- palatal inflammatory papillary hyperplasia (inflamasi pada palatal dengan
ditemukannya beberapa bintil-bintil)
sehingga diperlukan pemeriksaan dan melakukan perawatan rongga mulut
terlebih dahulu sampai inflamasi tersebut mereda

4. Indikasi dan kontraindikasi perawatan

Kontraindikasi:
- OH yang sangat buruk

5. Perawatan protesa

- Beradaptasi dengan protesa terebut sampai biasa


Cara membersihkan gigi tiruan :
Gigitiruan dibersihkan tiap selesai makan, membersihkannya di atas wadah berisi air
untuk memperkecil kemungkinan patahnya gigi tiruan bila terlepas dari tangan.
Membersihkan gigi tiruan dapat menggunakan :
- sikat gigi dan pasta gigi.
- cairan perendam (polydent).
Jika gigitiruan tidak dibersihkan akibatnya :
- sisa makanan melekat pada gigitiruan.
- terjadi perubahan warna.
- bau mulut tidak enak.
- dapat terjadi denture stomalitis.

Anda mungkin juga menyukai