Anda di halaman 1dari 3

Faktor yang mempengaruhi pemasukan rumah sakit

1. Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis


Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis menekankan pentingnya
keputusan petugas medis yang menentukan perlu tidaknyaa seseorang
mendapat pelayanan medis. Keputusan petugas medis ini akan
mempengaruhi penilaian seseorang akan status kesehatannya.
2. Penilaian pribadi akan status kesehatan
Secara sosio-antropologis, penilaian pribadi akan status kesehatan
dipengaruhi oleh kepercayaan, budaya dan norma social di masyaakat. Di
Indonesia sejak dahulu sudah dikenal dengaan pengbatan alternative dalam
bentuk pelayanan dukun atau tabib. Sebagai contoh, untuk berbagai
masalah kesehatan jiwa peranan dukun masih besar.
3. Variabel ekonomi tarif
Hubungan tariff dengan demand/permintaan terhadap pelayanan kesehatan
adalah negative. Semakin tinggi tariff maka demand akan menjadi
semakin rendah. Pada pelayanan rrumah sakit, tingkat demand pasien
sangat dipengaruhi oleh keputusan dokter. Keputusan dari dokter akan
mempengaruhi length of stay, jenis pemeriksaan, keharusan untuk operasi
dan berbagai tindakan medik lainnya.
4. Penghasilan Masyarakat
Kenaikan peenghasilan keluarga akan meningatkan demand untuk
pelayanan kesehatan. Ada pula yang kecenderungan mereka yang
berpenghasilan tinggi tidak menyukai pelayanan kesehatan yang
menghabiskan waktu banyak. Hal ini dapat diantisipasi oleh rumah sakit
yang menginginkan pasien dari golongan mampu dengan cara
mengurangi masa tunggu dan antrian dengan menyediakan rawat jalan
dengan perjanjian misalnya.
5. Asuransi kesehatan dan Jaminan kesehatan
Hubungan asuransi dengan demand pelayanan kesehatan bersifat positif.
Asuransi kesehatan bersifat mengurangi efek faktor tarif untuk
mendaoatkan pelayann kesehatan pada rumah sakit. Dengan demikian,
semakin banyak yang terdaftar pada asuransi kesehatan maka demand
pelayanan kesehatan menjadi semakin tinggi.
6. Variabel Demografis Dan Umur
Semakin tua seseorang sendiri meningkat demand-nya terhadap pelayanan
kuratif. Sementara itu, demand terrhadap pelayanan kesehatan preventif
menurun. Dengan kata lain, semakin medekati saat kematian, seseorang
merasa bahwa keuntungan dari pelayanan kesehatan aka lebh kecil
dibandingkan dengan saat masih muda. Fenomena ini terlihat pada pola
demografi di negara-negara maju yang berubah menjadi masyarakat tua.
Pegeluaran untuk pelayanan kesehatan menjadi sangat tinggi.
7. Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian di Amerika bahwa demand terhadap pelayanan
kesehatan oleh wanita ternyata lebih tinggi dibanding dengan laki- laki.
Hasil ini sesuai dengan 2 perkiraan. Pertama, wanita menpunyai insidensi
penyakit yang lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Kedua, karena
angka kerja wanita lebih rendah maka kesediaan meluangkan waktu untuk
pelayanan kesehatan lebih besar dibanding dengan laki- laki. Akan tetapi,
pada kasus yang bersifat darurat perbedaan antara wanita dan laki- laki
tidaklah nyata.
8. Pendidikan
Semakin tinggi pedidikan maka cenderung mempunyai demand yang lebih
tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kesadaran
akan status kesehatan, dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan
kesehatan.
(Laksono, 2018)

Anda mungkin juga menyukai