Anda di halaman 1dari 34

PENCEGAHAN GINGIVITIS PADA ANAK

KELOMPOK C1 :
Qhorie Azra 19-115
Arifah Khoirianti 19-116
Ratih Iswari 19-117
Ni Made Widia 19-118
Fredi Akbar 20-001
Elma Farisah 20-002
DEFINISI GINGIVITIS
Data Berdasarkan WHO
Gingivitis merupakan proses inflamasi dari
gingiva yang disebabkan oleh akumulasi
plak dan bakteri tanpa kehilangan perlekatan
junctional epithelium & kerusakan tulang
gingivitis alveolar.
gingiva
normal

Gingivitis merupakan penyakit gigi & mulut


yang memiliki prevalensi tinggi. Berdasarkan
data WHO, gingivitis ditemukan pada anak
usia 6-11 tahun.
TUJUAN PENCEGAHAN GINGIVITIS
Gingivitis dapat menimbulkan gangguan fungsi kunyah
yang menyebabkan terganggunya penyerapan &
pencernaan makanan sehingga dapat mempengaruhi
kualitas hidup anak

Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan


agar tidak terjadi gingivitis pada anak
ETIOLOGI PRIMER PENYAKIT PERIODONTAL

• Bakteri gram negatif mempunyai endotoksin Endotoksin


(LPS)
(LPS) dan eksotoksin BAKTERI PLAK
• Yang paling banyak ditemukan P.gingivalis Eksotoksin
• Bakteri plak (bakteri gram negatif)
• Plak  Deposit lunak yang membentuk biofilm • E. Kolagenase
yang menumpuk kepermukaan gigi atau • E. Hyluronidase
permukaan jaringan keras di rongga mulut. • Condrotin Sulfatase
• E. Protease
• Tripsin Like Enzim
• Fibronectin
degradacing Enzim
FAKTOR PREDISPOSISI
1. FAKTOR LOKAL 2. FAKTOR SISTEMIK
Faktor local Faktor lokal pada lingkungan Faktor sistemik dapat memodifikasi respons
gingiva merupakan predisposisi dari gingiva terhadap iritasi local. Faktor sistemik
akumulasi deposit plak yang menghalangi adalah faktor yang mempengaruhi tubuh
pembersihan plak. Faktor local terdiri dari : secara keseluruhan, misalnya:
• restorasi gagal Penyakit sistemik
• kavitas karies Defisiensi vitamin
• tumpukan sisa makanan Drugs atu pemakaian obat2an
• gigi tiruan sebagian lepasan yang Merokok
desainnya tidak baik Penyakit autoimun
• pesawat orthodonti Hormonal
• susunan gigi-geligi yang tidak teratur Malnutrisi
• merokok tembakau dan mikroorganisme
Initial lesion 1
• Respon inflamasi bakteri akumulasi
PATOGENESIS plak
• Migrasi dan inflitrasi leukosit kedalam
epitel junction dan sulkus gingiva
• eksudasi cairan dari sulkus gingiva,
kondisi ini disebut gingivitis subklinis
• Secara klinis pada tahap ini tidak ada
perubahan klinis

early lesion
2
• Peningkatan aliran cairan gingiva
• Peningkatan jumlah sel inflamasi
• Sedikit pembesaran gingiva
• Secara klinis terdapat gingiva yang
kemerahan serta perdarahan saat
dilakukan probing.
Established lesion
3
PATOGENESIS • perubahan warna kebiruan pada
gingiva yang kemerahan
• Tekstur gingiva halus
• Kontur membulat
• Konsistensi lunak
• Terbentuk false pocket

Advanced lesion
4
• perluasan lesi sampai ke tulang
alveolar dan ligamen periodontal yang
menyebabkan resorbsi tulang
• hilangnya kolagen secara berlanjut,
dan pembentukan poket periodontal.
PENCEGAHAN GINGIVITIS

1. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)


KIE bertujuan untuk membangun kemampuan, menjaga kebersihan gigi &
mulut yang dilakukan di rumah, serta memberikan perspektif pentingnya
melakukan kontrol rutin sehingga gingivitis dapat dicegah.
KIE yang diberikan oleh dokter gigi bersifat verbal & nonverbal.

Pada KIE dokter gigi akan menjelaskan cara menjaga kebersihan rongga mulut,
salah satunya mengenai kontrol plak.
PENCEGAHAN GINGIVITIS
2. KONTROL DIET MAKANAN
Pengaruh makanan terhadap gigi dan mulut
a. Penghasil energy : karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral
b. Fungsi mekanis
• Makanan berserat : mempunyai daya
pembersih (sayur dan buah-buahan)
• Makanan lengket : susah untuk dibersihkan
(cokelat biskuat, roti)
• Vitamin : berpengaruh saat pembentukan gigi
PENCEGAHAN GINGIVITIS

3. Profilaksis Oral

Profilaksis oral mengacu pada teknik-teknik yang digunakan


oleh dokter gigi untuk menghilangkan plak, noda, dan kalkulus
dari gigi pasien. 

Perawatan OHI oleh professional


- Scalling (sickle scaller dan kuret, ultrasonic scaller)

Individu :
- Penggunaan sikat gigi dan dental floss
PENCEGAHAN GINGIVITIS
4. Pendekatan Psikologis untuk Merubah Perilaku
Dokter gigi perlu mengidentifikasi & menerapkan teknik efektif yang membantu
pasien mengubah perilaku dalam menjaga kesehatan mulut.

Perawatan OHI oleh professional


- Rutin mencari program kebersihan mulut individu yang efektif untuk pasien
- Pengaturan goals (termasuk instruksi dalam teknik)
- Perencanaan dan pemantauan

Individu :
- Pasien perlu tahu tentang manfaat kesehatan mulut & efek kesehatan
mulutnya yang buruk
- Pasien harus menyadari peran tim dokter gigi dalam mendukung mereka
untuk menjaga kesehatan mulut
KONTROL PLAK

Kontrol plak merupakan cara yang paling efektif dalam


mencegah pembentukan kalkulus & merupakan dasar pokok
pencegahan penyakit periodontal
 Bagi pasien dengan jaringan periodonsium yang sehat, kontrol
plak berarti pemeliharaan kesehatan
 Bagi penderita penyakit periodontal, kontrol plak berarti
penyembuhan
 Bagi pasien pasca perawatan penyakit periodontal, kontrol
plak berarti mencegah kambuhnya penyakit ini
Metode kontrol plak dibagi atas 2, yaitu secara mekanis & kimia:

Secara mekanis dengan


Kontrol plak secara kimia
memakai sikat gigi, alat
adalah memakai bahan
pembersih proksimal
kumur - kumur seperti
seperti dental floss, dan
chlorhexidine (Betadine,
kumur-kumur dengan air
Isodine)
Pembersihan plak pada anak

Bayi 0-1 tahun


• Pembersihan plak dimulai sejak gigi
pertama anak erupsi.
• menggunakan kasa lembab atau
kain lembut bersih yang dibungkus
pada jari. Kemudian, lakukan
pemijatan pada gigi dan gusi dengan
posisi arm-cradled
• Pembersihan dilakukan sekali sehari
Anak 2-3 tahun
Pasta gigi fluoride dapat diberikan pada anak
usia 2-3 tahun dan harus dilakukan dengan
hati-hati serta dalam jumlah minimal
(“smear”/ sebesar satu beras) Posisi yang
umum dilakukan adalah posisi “lap-to-lap”
Pembersihan plak pada anak

Anak 3-6 tahun

Pada usia anak 3-6 tahun orang tua masih


harus menyikat gigi anak-anak mereka.
Tertelannya fluoride masih menjadi
kekhawatiran pada anak kelompok usia ini,
mayoritas anak telah mengerti cara
meludah pasta gigi setelah penyikatan gigi.
Jumlah pasta gigi sebaiknya sebesar kacang
polong atau pea-sized.
Pemilihan sikat gigi

Gunakan sikat gigi dengan ukuran yang sesuai. Sikat gigi bulu sikat yang lembut & kepala sikat
anak dianjurkan memiliki panjang kepala sikat bisa yang bulat, mencegah bulu sikat & bentuk
mengenai 2-3 gigi (kirakira 1 inch), permukaan bulu datar. kepala yang tajam karena dapat melukai
Tinggi bulu 0,36 inch dan diameter 0,08 inch
sisi dalam mulut anak.

• Sikat gigi harus dibersihkan di bawah air


mengalir setelah penggunaan. Frekuensi menggosok gigi 2x sehari,
• Jika sikat gigi disimpan secara terpisah agar pagi setelah sarapan dan malam
kepala sikat gigi tidak saling bersentuhan untuk
sebelum tidur
menghindari kontaminasi mikroorganisme
antar sikat gigi. Sikat gigi anak dapat diganti
setiap 2 bulan.
TEKNIK MENGGOSOK GIGI

Teknik Scrub
(Horizontal)
Teknik ini merupakan yang paling mudah dilakukan oleh
anak-anak.

1. Bulu sikat gigi terletak tegak lurus dengan permukaan


gigi
2. Sikat gigi digerakkan ke kanan dan ke kiri untuk gigi
anterior dan untuk posterior kearah depan dan
belakang
Teknik Vertikal

Dilakukan untuk menyikat bagian depan gigi, kedua rahang


tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke
bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang
dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka.Untuk
bagian oklusal gerakan maju mundur
TEKNIK MENGGOSOK GIGI

TEKNIK BASS

1. Bulu sikat diletakkan di tepi


gusi dengan kemiringan 45
terhadap sumbu panjang gigi
dan mengarah ke apikal
2. Sikat gigi digerakkan kearah
depan dan belakang
Teknik Roll (Stillman)

Ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke akar


gigi dan arah bulu sikat pada margin gingiva, sehingga
sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu sikat
digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi
bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan gigi.
Permukaan atas mahkota juga disikat. Gerakan ini diulangi 8-
12 kali pada setiap daerah dengan sistematis. Cara pemijatan
ini terutama bertujuan untuk pemijatan gusi dan untuk
pembersihan daerah interdental.
Teknik fones/ sirkular

Bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada permukaan


gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat
gigi digerakkan membentuk lingkaranlingkaran
besar, sehingga gigi dan gusi rahang atas dan bawah
dapat disikat sekaligus. Daerah diantara 2 gigi tidak
mendapat perhatian khusus. Untuk permukaan
belakang gigi, gerakan yang dilakukan sama tetapi
lingkarannya lebih kecil.
• Teknik yang mudah dilakukan anak anak
adalah teknik scrub (horizontal), fones dan roll
karena gerakan lebih sederhana sehingga
diharapkan anak mampu menggosok gigi
secara maksimal
Dental floss

penggunaan benang gigi mulai dilakukan pada usia 6 tahun. Umumnya penggunaan benang
gigi dilakukan pada kontak gigi posterior. Penggunaan benang gigi dapat membantu
membersihkan plak yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi.

Cara menggunakan dental floss


1.Dental floss ditekan diantara titik kontak gigi
2.Setelah titik kontak dapat dilewati denta floss
digeserkan pada permukaan mesial-distal, bergerak
naik turun. Pada masing-masing gigi denga dental
flosss digerakkan kiraa-kira sejumlah 3 kali
Profilaksis Oral Terapi fluoride Penutupan pit dan fissure

Diberkan secara Pit dan fissure yang dalam menyebabkan


Profilaksis oral mengacu pada teknik-
topikal pada bertumpuknya sisa makanan. Pit dan
teknik yang digunakan oleh dokter gigi
untuk menghilangkan plak, noda, dan permukaan gigi guna fisur dibentuk kembali dan diisi dengan
kalkulus dari gigi pasien. Dengan mencegah karies bahan sealant agar gigi tersebut menjadi
demikian, profilaksis gigi juga berguna dengan cara lebih tahan terhadap serangan karies
untuk mencegah karies dan gingivitis.
menghambat gigi. Umur 3-4 tahun merupakan waktu
Profilaksis oral terdiri dari penggunaan yang tepat untuk pemberian fissure
sikat gigi, brush atau rubber cup, demineralisasi dan
meningkatkan sealant pada gigi sulung; umur 6-7 tahun
instumen tangan seperti sickle scaler
remineralisasi merupakan saat erupsi gigi permanen
dan kuret, ultrasonic scaler, dan benang
gigi.
molar pertama; umur 11-13 tahun
merupakan saatnya molar kedua dan
premolar erupsi
Indeks Kebersihan Rongga Mulut

Oral Hygiene Index (OHI) (1960) dan Oral Hygiene Index- Simplified (OHI-S) (1964)
diperkenalkan Greene dan Vermillion

Tujuan :
1. Mempelajari epidemiologi dari penyakit periodontal dan kalkulus,

2. Menilai hasil dari cara sikat gigi (efektivitas menyikat gigi)

3. Menilai kegiatan kesehatan gigi dari masyarakat,

4. Menilai efek segera dan jangka panjang dari program pendidikan kesehatan gigi.
Oral Hygiene Index

Oral Hygiene Index (OHI) adalah indeks untuk mengukur daerah permukaan gigi
yang tertutup oleh debris dan kalkulus, dengan demikian OHI merupakan
penjumlahan dari Debris Index dan Calculus Index.

Setiap indeks, baik Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI) menggunakan skala
nilai 0-3.
Pada penilaian OHI semua gigi diperiksa baik gigi geligi
rahang atas maupun rahang bawah.

Setiap rahang dibagi menjadi 3 segmen, yaitu

1. Segmen pertama, mulai dari distal kaninus sampai


molar ketiga kanan rahang atas;

2. Segmen kedua, di antara kaninus kanan dan kiri;


dan

3. Segmen ketiga, mulai dari mesial kaninus sampai


molar ketiga kiri. Setelah semua gigi diperiksa, pilih
gigi yang paling kotor dari setiap segmen.
Oral Hygiene Index- Simplified (OHI-S)

• Oral Hygiene Index- Simplified (OHI-S)


adalah indeks untuk mengukur daerah
permukaan gigi yang tertutup oleh debris
dan kalkulus.

• Pemeriksaan debris dan kalkulus


dilakukan pada OHI-S dilakukan pada gigi
tertentu (gigi indeks) dan pada
permukaan tertentu dari gigi tersebut.
OHI-S
Dapat Dinilai Tidak Dapat Dinilai
• M1 tidak ada, diganti M2 • M1,M2,M3 tidak ada
• M2 tidak ada, diganti M3 • I1 kanan dan kiri tidak
• I1 kanan tidak ada, ada
diganti I1 kiri • Gigi dicabut, gigi sisa
akar, gigi dengan
mahkota jaket baik yang
terbuat dari akrilik atau
logam, mahkota gigi
hilang atau rusak lebih
dari ½ bagiannya pada
permukaan index akibat
karies maupun fraktur,
gigi yang erupsi belum
mencapai ½ tinggi
mahkota klinis
Debris Index (DIS) Calculus Index (CIS)
a. Skor 0 : tidak terdapat debris atau stain a. Skor 0 : tidak terdapat kalkulus
b. Skor 1 : terdapat debris < 1/3 permukaan b. Skor 1 : terdapat kalkulus < 1/3 permukaan
gigi atau terlihat stain tanpa debris gigi
c. Skor 2 : terdapat debris 1/3 – 2/3 c. Skor 2 : terdapat kalkulus supra gingiva
permukaan gigi 1/3 – 2/3 permukaan gigi atau terdapat
d. Skor 3 : terdapat debris > 2/3 per-mukaan kalkulus subgingiva seperti bitnik-bintik
gigi d. Skor 3 : terdapat kalkulus supra gingiva
>2/3 permukaan gigi atau terdapat
kalkulus subgingiva seperti pita di
sepanjang permukaan gigi
OHI-S

DIS = jumlah penilaian Debris


Jumlah gigi yang diperiksa

CIS = jumlah penilaian Kalkulus


Jumlah gigi yang diperiksa

OHIS = DIS+CIS
0 - 1,2 = BAIK
1,3 - 3,0 = SEDANG
3,1 - 6 = BURUK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai