• Pencegahan Primer
• Pencegahan sekunder
• Pencegahan Tersier
Pencegahan primer
• Adalah pencegahan penyakit untuk mencegah permulaan terjadinya penyakit, atau untuk
menghentikan proses penyakit, sebelum pencegahan sekunder dilakukan
• Contoh
flouridasi air minum dan aplikasi fluoride secara individual
menghindari makanan yang lengket-lengket
nutrisi dengan standar yang baik
pemeriksaan periodik
penghilangan karang gigi
Pencegahan Sekunder
Fluordasi air
minum u masy
Perawatan ortodonsi
dengan silen
DEPOSIT DI PERMUKAAN GIGI
DEPOSIT DI PERMUKAAN GIGI
• Ciri : Lokasi merata pada permukaan gigi, banyak terdapat pada daerah
yang berdekatan dengan gingiva, diwarnai dengan disclosing solution
terlihat sebagai permukaan tipis dan pucat dibandingkan dengan plak yang
lebih kontras
MATERIA ALBA
• Debris adalah makanan yang tersisa di dalam mulut. Debris dapat dibersihkan dengan
aliran saliva dan pergerakan otot-otot rongga mulut, atau dengan berkumur dan
menyikat gigi, kecuali debris terselip di antara gigi atau masuk ke dalam poket periodontal
• Food debris mengandung bakteri, Partikel sisa makanan di mulut setelah makan yang
mengumpulkan di celah-celah gigi dan antara gigi dan dapat berkontribusi pada
pembentukan karies gigi.
• food impaction atau food retention, adalah sisa-sisa makanan dalam rongga mulut yang
biasanya terselip di antara gigi geligi atau menumpuk pada daerah cekungan di lehergigi
dekat gingival terutama pada gigi-gigi yang berjejal.
PLAK
• Menurut Overman (2005), plak gigi merupakan biofilm yang terdiri dari berbagai spesies bakteri
berupa deposit tak berbentuk, bergranula yang terakumulasi pada permukaan gigi dan merupakan
suatu komunitas dari sejumlah bakteri yang melekat atau tertanam dalam suatu matriks polimer
ekstraseluler
• Menurut Carranza et al. (2002) dental plak adalah deposit lunak yang berupa lapisan tipis yang
melekat pada permukan gigi atau permukaan struktur keras lain di rongga mulut, termasuk pada
restorasi lepasan atau cekat.
• Plak gigi merupakan lapisan yang lengket, tidak berwarna dan melekat erat pada permukaan gigi. Plak
gigi tidak dapat dilihat secara langsung, dengan demikian dibutuhkan suatu senyawa yang digunakan
untuk membantu melihat plak gigi.
• Menurut lokasinya, plak dapat diklasifikasikan antara lain: plak supragingiva dan plak subgingiva.
• Plak supragingiva berada pada atau diatas margin gingiva dan mungkin juga kontak langsung
dengan margin gingiva.
• Plak subgingiva berada dibawah margin gingiva, antara gigi dengan sulkus gingival
• Plak umumnya dijumpai pada sepertiga gingiva permukaan gigi karena daerah tersebut tidak
terganggu oleh gesekan makanan maupun jaringan. Penumpukan plak sering terjadi pada retakan,
pit, fisur, di bawah restorasi yang menggemper, dan sekitar gigi yang erupsinya tidak teratur
• Plak subgingiva terletak di bawah margin gingiva di antara gigi dan jaringan epitel sulkus gingiva.
• Berdasarkan lokasinya plak subgingiva dibagi menjadi : plak subgingiva yang melekat pada
permukaan gigi, jaringan epitel, dan plak subgingiva yang tidak melekat pada permukaan gigi
maupun jaringan epitel.
• Plak subgingiva dapat dilihat melalui penyingkiran massa biofilm dari sulkus gingiva dengan
menggunakan instrumen.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI PLAK
• Suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat
pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya didalam mulut, misalnya
restorasi dan gigi geligi tiruan. Kalkulus adalah plak terkalsifikasi.
JENIS KALKULUS
• Supra gingival kalkulus
Kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat.
Supra gingival kalkulus berwarna putih kekuning-kuningan , konsistensinya keras dan mudah dilepaskan dari
permukaan gigi dengan scaler.
Kalkulus supra gingiva dapat terjadi pada satu gigi, sekelompok gigi atau pada seluruh gigi, lebih sering
banyak terdapat pada bagian bukal molar rahang atas & pada bagian lingual gigi depan rahang bawah, selain
itu pula kalkulus sering banyak terdapat pada gigi yang sering tidak digunakan
• Yellow stain
Secara klinis terlihat sebagai plak yang mengalami pewarnaan kuning-
kuningan. Stain ini dihubungkan dengan keberadaan plak. Dapat terjadi
disemua usia, dan lebih banyak dijumpai pada individu yang mengabaikan
kebersihan mulutnya
Brown Stain
• Brown stain merupakan suatu pelikel tipis, translusen, biasanya bebas
kuman yang mengalami pigmentasi. Stain terjadi pada orang yang kurang
baik menyikat giginya atau menggunakan pasta gigi yang aksi
pembersihannya kurang baik,.Sering dijumpai pada permukaan bukal gigi
molar rahang atas dan permukaasn lingual insisif rahang bawah.
Tobacco Stain
• Tembakau menyebabkan deposit yang berwarna cokelat tua atau hitam dan
melekat erat serta menyebabkan perubahan warna pada gigi. Staining dari
tembakau ini disebabkan oleh karena pembakaran dan adanya penetrasi air
tembakau ke dalam ceruk dan fisura email dan dentin.
Black Stain
• Stain ini biasanya terjadi berupa suatu garis hitam yang tipis pada
permukaan oral dan dekat dengan gingival margin dan permukaan
proksimal. Black stain melekat erat, ada kecenderungan terbentuk kembali
setelah dibersihkan. Lebih sering terjadi pada wanita dan dapat terjadi pada
orang dengan oral hygiene yang baik. Penyebabnya adalah bakteri
kromogenik
Stain Instrinsik Endogen
• Stain yang dapat menyatu dengan stuktur gigi dari arah dalam dan
dihubungkan dengan periode perkembangan gigi.
• Dapat berupa : (1) gigi yang pulpanya jadi Non-Vital (2) pewarnaan akibat
minuman antibiotika tetrasiklin, dan (3) perkembangan gigi yang tidak
sempurna
Gigi yang Pulpanya Non-Vital
• Antibiotik
ini termineralisasi dan diresorbsi oleh tulang dan gigi. Antibiotik ini dapat
menembus plasenta dan masuk kedalam sirkulasi darah janin.
• Pewarnaan pada gigi anak terjadi jika obat ini diberikan kepada ibu yang hamil trisemester
ketiga atau bayi atau anak usia dini.
• Pewarnaan yang terjadi pada gigi dapat berwarna hijau muda hingga kuning tua, atau
abu-abu kecokelatan.
• Pewarnaan yang terjadi bergantung pada dosis obat, lamanya waktu mengonsumsi
antibiotik, dan jenis tetrasiklin. Pewarnaan dapat bersifat generalist ( menyeluruh) atau
terbatas pada beberapa gigi yang sedang mengalami perkembangan pada saat
memberikan obat tersebut
Stain Instrinsik Eksogen
• Stain instrinsik berasal dari sumber luar, bukan dari dalam gigi, stain tersebut dinamakan
stain instrinsik eksogen, contohnya sumber luar yang dapat menyebabkan stain
instrinsik adalah bahan tambal amalgam, obat-obatan perawatan pulpa dan obat - obat
• Perak amalgam dapat memberi warna abu-abu kehitaman pada stuktur gigi di sekitar
restorasi, ion-ion logam berpindah dari tambalan amalgam ke dalam email dan dentin
• Obat kumur anti-plak, seperti penggunaan chlorhexidin dan alexidine, juga member
pewarnaan cokelat
• Stannous Fluoride, yang memberi pemwarnaan cokelat muda, kadangkala kekuningan,
yang terbentuk pada pelikel setelah penggunaan gel stannous fluoride yang berulang,
atau setelah aplikasi topical.
Terima kasih