Anda di halaman 1dari 60

PREVENTIF dan RESTORASI GIGI SULUNG

Dhiatfa Amanda Sylvania 1106008561


Karla Monica Wijaya 1106008744
KARIES
? proses patologis dari
destruksi lokal jaringan
gigi yang disebabkan
oleh mikroorganism

Ditandai dengan hilangnya ion-ion mineral secara


kronis dan berlanjut, baik dari email mahkota
maupun permukaan akar
Perjalanan Karies
Etiologi Karies
PATOGENESIS KARIES
Deposit lunak yang melekat pada gigi,
yang merupakan komunitas kompleks
Plak Gigi? mikroba dengan jumlah bakteri lebih
dari 1010 per milligram

Streptococcus mutans Menyebabkan


Fermentasi
dan laktobacilus proses
karbohidrat
merupakan kuman demineralisasi
menjadi asam
yang kariogenik email pada gigi
PATOGENESIS KARIES
Pada pH kritis <5,5…..
Paparan Asam

DEMINERALISA
SI

Asam bereaksi
Mineral Gigi dengan fosfat
sehingga
melarutkan
mineral gigi
PATOGENESIS KARIES
REMINERALIS
ASI

Asam dinetralkan dan


terdapat ion Ca2+ dan
PO43- dari saliva yang
cukup

DEMINERALIS REMINERALISA
ASI SI
JENIS-JENIS KARIES PADA
ANAK
Jenis-Jenis Karies pada Anak
 Karies Rampan
Merupakan karies yang terjadi secara cepat, meluas,
terdapat keterlibatan pulpa, dan mengenai beberapa gigi
yang umumnya tahan terhadap karies biasa.
Sering ditemukan pada anak usia 4-8 tahun.
Etiologi:
• Kolonisasi bakteri Streptococcus mutans
• Oral Hygiene yang buruk
• Sering mengkonsumsi makanan kariogenik
• Defisiensi saliva
• Faktor emosi (Rasa takut, tertekan, trauma)
 meningkatkan kebiasaan mengkonsumsi makanan
manis atau makanan ringan secara berlebihan
 mengkonsumsi obat-obatan untuk mengurangi stres
 menurunkan produksi saliva
• Konsistensi lesi karies sangat lunak dengan warna
kuning sampai coklat muda. Pada umumnya karies
sudah dalam.

• Biasanya sudah mengalami kerusakan hebat, beberapa


gigi atau semuanya dapat menjadi gangren atau menjadi
radiks. Gigi anterior bawah biasanya lebih kebal
terhadap karies karena letaknya yang dekat dengan
kelenjar submandibularis, adanya buffer dari saliva serta
self cleansing dari lidah.
Perawatan Karies Rampan
• Pemeriksaan yang dilakukan menyeluruh (riwayat umum, riwayat
keluarga, riwayat gigi, kekooperatifan anak selama perawatan)

• Fokuskan kepada menghilangkan rasa sakit pada peradangan gigi


yang masih vital. Merupakan kunci dari kekooperatifan anak.

• Restorasi
Restorasi resin komposit dan semen ionomer kaca dapat dilakukan
pada gigi anterior dan posterior bila karies tidak terlalu besar,
sedangkan pedo-form strip crowns diindikasikan untuk gigi anterior
dengan karies yang besar dan kerusakan mahkota yang telah
meluas karena lebih estetis, fungsional dan tahan lama. Pemakaian
Stainless Steel Crown (SSC) diindikasikan untuk merestorasi gigi
posterior.
• Perawatan pulpa atau pencabutan
Indikasi perawatan pulpa atau pencabutan didasarkan pada
kedalaman karies. Kedalaman karies pada pasien dapat
menunjukkan tanda-tanda serta gejala akut dan berat berupa adanya
rasa sakit, abses, gangguan pada sinus, atau pembengkakan pada
wajah sehingga harus dilakukan perawatan.

• Pulpotomi dengan formokresol dapat dilakukan apabila pulpa masih


vital.
• Pulpektomi dilanjutkan dengan obturasi menggunakan seng oksida
eugenol dapat dilakukan bila pulpa sudah non vital.

• Bila karies sudah mengenai dentin tetapi belum menunjukkan gejala


adanya rasa sakit, maka dapat dilakukan pulp capping kemudian
merestorasi gigi untuk mencegah risiko terkenanya pulpa.
 Early Childhood Caries (ECC)
Adanya satu atau lebih kerusakan (lesi berkavitasi atau
tidak berkavitasi), kehilangan (akibat karies) atau
permukaan gigi yang ditambal pada gigi sulung anak
usia kurang dari 71 bulan.

• Dikenal juga dengan sebutan Nursing Caries atau Baby


Bottle Tooth Decay karena terjadinya karies pada anak
sering dikaitkan dengan kebiasaan minum susu dengan
botol sebelum anak tidur.
Tahap perkembangan ECC
1. Tahap Inisial
• Terdapat lesi demineralisasi yang
opak pada permukaan licin dari
gigi insisivus maksila.
• Terdapat garis putih yang
menonjol pada regio servikal dari
permukaan vestibular dan palatal
dari insisivus maksilla desidui.
• Kavitas masih dapat dicegah
namun sering kali tidak terlihat
oleh orang tua.
2. Tahap Kedua
• Pada tahap ini apabila
dibiarkan, kerusakan telah
mencapai dentin.
• Dentin terpapar dan terlihat
warna kuning dengan
konsistensi lunak.
• Pada molar desidui maksilaris
terjadi lesi inisial pada
permukaan servikal, proksimal
dan oklusal.
• Anak mulai mengeluh sakit.
Orang tua dapat melihat
diskolorisasi pada gigi.
3. Tahap Ketiga
•Terdapat lesi yang besar dan
dalam pada insisivus maksila
desidui dan terjadi iritasi
pulpa.
•Anak mengeluh sakit apabila
mengunyah atau menyikat gigi
dan mengalami sakit spontan
pada waktu malam.
•Pada kondisi ini, molar
maksila desidui berada pada
tahap 2 dan molar desidui
mandibula dan kaninus
maksila pada tahap inisial.
4. Tahap Keempat
•Terdapat fraktur korona pada gigi
maksilaris anterior akibat destruksi email
dan dentin.

•Gigi insisivus maksilaris desidui


mengalami nekrosis, molar satu maksila
desidui pada tahap 3 dan molar kedua,
kaninus maksilla dan gigi molar satu
desidui mandibula pada tahap 2.

•Sebagian anak kecil mempunyai


keluhan tetapi tidak dapat memberitahu
keluhannya. Mereka mengalami
kekurangan tidur dan tidak memiliki
nafsu makan.
Severe Early Childhood Caries (S-ECC)
• Adanya satu atau gigi yang mengalami karies pada usia
<3 tahun menunjukkan indikasi Severe Early Childhood
Caries.
• Pada anak di antara usia 3 - 5 tahun, kehadiran satu
atau lebih kavitas, kehilangan gigi akibat karies,
terdapatnya tambalan pada gigi anterior maksila > 4
(untuk 3 tahun), > 5 (untuk 4 tahun), > 6 (untuk 5 tahun)
menunjukkan S-ECC (American Academy of Pediatric
Dentistry)
• Tampilan klinis S-ECC
S-ECC biasanya memiliki pola tertentu. Karies biasanya
telah terdapat pada gigi anterior maksila, deciduous
molar 1 maksila dan mandibula, dan kadang terdapat
pada caninus mandibula
 Karies Permukaan Halus
Terdapat tiga macam karies permukaan halus.
1. Karies proksimal, karies yg terbentuk pada permukaan
halus antara batas gigi
2. Karies servikal, terbentuk pada permukaanservikal
gigi.
3. Karies pada permukaan lainnya yang jarang mengalami
retensi makanan, seperti pada daerah bukal atau lingual.
 Karies Pit & Fissure
• Karies yang terjadi di pit & fissure gigi.
• Pit & fissure dalam  terjebaknya sisa-sisa makanan 
sulit dijangkau sikat gigi  meningkatnya koloni bakteri
kariogenik
• 84% dari karies yang dialami oleh individu berusia 5-17
tahun melibatkan permukaan gigi bagian pit dan fissure
pada gigi molar sulung ataupun gigi molar permanennya.
TINDAKAN PREVENTIF
KARIES GIGI
4 Tindakan Utama Pencegahan Karies
Kontrol Plak
Kontrol Plak

Kunjungan kedua dilakukan setelah satu minggu, lakukan


seperti kunjungan pertama. Berikan saran dan edukasi kembali
pada anak dan orangtua
Sikat Gigi
Sikat Gigi
Pasta gigi yang digunakan harus mengandung fluoride
Kontrol Diet
Penggunaan Fluor
Penggunaan Fluor

Memperkuat gigi
Hanya memperkuat
yang belum erupsi
gigi yang telah
maupun yang telah
erupsi
erupsi

Dapat menyebabkan
efek fluorosis dan
penyakit sistemik
lainnya
Fluoridasi Air Minum
Fluoridasi air minum merupakan metode sistemik dalam mendapatkan fluor
berbasis komunitas. Banyaknya fluor yang bisa didapatkan dari metode ini adalah
1 ppm. Metode ini sangat efektif dalam penggunaannya, tetapi sangat
membutuhkan dana yang besar dalam pembuatannya.

Suplemen Fluor :
Tablet dan Cairan
Dosis bervariasi
Semakin tinggi dosisnya semakin tinggi
kemungkinan dapat terjadinya fluorosis
Dosis penggunaan suplemen fluor
bergantung pada umur pasien dan jumlah
fluor yang terdapat dalam air minum
Tidak Dianjurkan jika tingkat fluor dalam air
minum lebih dari 0.7 ppm
Tablet harus diisap perlahan dalam mulut
sehingga juga dapat bersifat topical pada
gigi.
Fluor Gel
Cara Aplikasi Fluor Gel
Fluor Varnish
Cara Aplikasi Fluor Varnish
Pit and Fissure Sealant
Cara Penggunaan Pit and Fissure
Cara Aplikasi Fluor
Sealant Varnish
Prophylactic Odontomy
CPP - ACP
Cara aplikasi CPP - ACP
BAHAN-BAHAN RESTORASI
GIGI SULUNG
Bahan-Bahan Restorasi
Gigi Sulung
• Silikat
Bubuk silikat merupakan bubuk berbutir halus, yang
pada dasarnya adalah gelas/kaca yang larut dalam
asam. Semen silikat dipasarkan dalam bentuk bubuk
yang dicampur dengan cairan asam fosfor.

• Indikasi:
Pada pasien dengan indeks karies yang tinggi,
khususnya pada gigi-gigi anterior
• Kelebihan:
- Memiliki warna sama dengan gigi
- Mengandung fluoride yang dapat mencegah karies.
Sebagian besar bubuk semen silikat mengandung
fluoride sampai 15%.

• Kelemahan:
- Rentan terhadap tekanan,
- Mudah berubah warna
- Kasar
- Mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak
yang melekat di atasnya
• Glass Ionomer Cement (GIC)
Merupakan salah satu bahan restorasi yang banyak
digunakan. Komposisinya terdiri atas bubuk yang
mengandung kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang
larut asam dan cairan yg mengandung larutan asam
poliakrilik.
• Indikasi Glass Ionomer Cement:
1. Lesi erosi servikal
2. Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent)
3. Restorasi gigi susu
• Kelebihan:
1. Memiliki sifat yang dapat melepas fluor sehingga berperan
sebagai antikaries.
2. Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik
3. Melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme
perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion
antara tambalan dan gigi

• Kekurangan:
1. Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain
2. Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan
secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli
3. Tambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding
tambalan lain
• Semen polikarboksilat
• Indikasi:
-
• Kelebihan:
- Warna sesuai dengan gigi
- Waktu pengerasan cepat
• Kekurangan:
- Tidak sekaku semen fosfat, modulus elastis kurang dari
setengah semen fosfat.
- Mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang
melekat diatasnya.
• Amalgam
Komponen utama amalgam terdiri dari liquid yaitu logam
merkuri dan bubuk/powder yaitu logam paduan yang
kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan
tembaga.

• Indikasi:
Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah
paling besar, dapat digunakan baik pada gigi tetap
maupun pada anak-anak.
• Kelebihan : Kekurangan:
- Merupakan bahan tambal -Kurang estetis
yang paling kuat dalam -Dapat menyebabkan perubahan
melawan tekanan kunyah warna pada gigi sehingga tampak
membayang kehitaman
- Dapat bertahan dalam
-Dapat mengakibatkan reaksi
jangka waktu yang sangat
alergi terhadap
lama di dalam mulut
- Terdapat toksisitas pada
- Ketahanan terhadap amalgam yang dikaitkan dengan
keausan sangat tinggi merkuri. Pada negara-negara
- Memerlukan teknik tertentu ada yang sudah
penambalan yang relatif lebih memberlakukan larangan bagi
sederhana dan mudah penggunaan amalgam sebagai
- Biayanya relatif lebih murah bahan tambal.
• Resin Komposit
Bahan restorasi kedokteran gigi yang terdiri dari
matriks resin organik, bahan pengisi anorganik /
filler dan coupling agent yang berfungsi untuk
mengikat filler ke matriks.
• Stainless Steel Crown
SSC atau metal crown adalah mahkota logam yang dibuat oleh pabrik dalam
berbagai ukuran dan mempunyai bentuk anatomis sesuai gigi asli. Materialnya
mengandung 18% chromium dan 8% nikel. Adanya chromium mengurangi korosi
logam.

• Indikasi:
Untuk merestorasi gigi sulung dan permanen muda dengan lesi karies luas yang
meliputi tiga permukaan gigi atau lebih.
- Pada kasus gigi molar sulung yang telah dilakukan perawatan pulpotomi dan
perawatan saluran akar,
- Pada gigi sulung dan permanen muda yang memiliki kelainan struktur
- Pada kasus fraktur mahkota gigi anak.
• Jenis-jenis SSC
1. Festooned :
Metal crown yang sudah dibentuk menurut anatomis gigi, baik
kontour oklusal, bukal / lingual, proksimal dan tepi servikal.
Penyelesaian preparasi SSC jenis festooned ini tinggal
membentuk / menggunting permukaan servikal mahkota tersebut

2. Unfestooned :
Metal crown yang telah dibentuk permukaan oklusal saja
sedangkan bagian bukal / lingual dan servikal harus dibentuk
dengan tang khusus. Kedua macam bentuk mahkota harus
dimanipulasi agar tetap baik marginalnya.
a:Bentuk unfestooned, tepi servikal mahkota belum
digunting.
b:Bentuk festooned tepi servikal sudah digunting dan
dibentuk cembung.
c:Bentuk festooned tepi servikal sudah digunting sesuai
dengan servikal gigi.
• Tahapan restorasi dengan mahkota logam
1. Preparasi Gigi
Preparasi dilakukan selain untuk membuang jaringan karies,
juga untuk mengurangi permukaan gigi sehingga mampu
menyediakan ruangan yang cukup bagi mahkota logam.
• Pembuangan seluruh jaringan karies
• Pengurangan permukaan proksimal, insisal/oklusal, bukal,
lingual, labial, palatal
• Penghalusan sisi-sisi yang tajam
• Perlindungan pulpa
2. Pemilihan mahkota logam
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu dimensi mesio
distal yang adekuat, adanya retensi saat mahkota dipasang, ukuran
mahkota sesuai dengan gigi yang akan direstorasi, serta kontak
proksimal dapat tercipta sesuai kondisi gigi geligi aslinya.

3. Adaptasi mahkota logam


Dilakukan dengan cara menggunting tepi servikal sesuai kebutuhan
untuk memperoleh adaptasi marginal yang akurat. Untuk mendapat
retensi mekanis yang adekuat, peletakan mahkota logam harus
subgingiva tanpa menyebabkan gingiva pucat. Setelah itu, mahkota
logam diobservasi kembali agar tidak menyebabkan peniggian gigit
dan mengganggu oklusi normal anak.
4. Penghalusan dan sementasi
• Penghalusan tepi-tepi mahkota logam dilakukan untuk
membuat knife edge cerical margin sehingga diperoleh
kontak garis antara mahkota logam dengan permukaan
gigi dan menghindari terjadinya retensi plak.
• Bahan sementasi yang biasa digunakan adalah zinc
phospate, polycarboxilate, dan glass ionomer. Setelah diisi
dengan semen, mahkota logam dimasukkan pada gigi
dimulai dari permukaan bukal. Kelebihan semen harus
langsung dibersihkan menggunakan sonde atau scaler.
Gigi diisolasi sampai semen mengering. Mahkota
kemudian dipoles kembali dengan brush dan pasta gigi.
• Keuntungan SSC
- Kerja lebih cepat, karena mahkota SSC sudah tersedia
sesuai denganukuran dan bentuk gigi.
- Lebih tahan lama oleh karena terbuat dari logam
- SSC dapat diselesaikan dalam 1 kali kunjungan, hal ini
sangat baik terutama untuk anak – anak.

• Kerugian SSC
- Estetis kurang baik, warna mahkota SSC tidak sesuai
dengan warna gigi
Daftar Pustaka
• Estela M., Maria Cristina R. Tavares . Severe early childhood caries: an integral approach.  Journal
de Pediatria (Rio J.) vol.85 no.4, Agustus 200
• Suwelo, IS. Karies gigi sulung dan urutan besar peranan faktor resiko terjdinya karies. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada; 2000
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. 2007.
• GJ Mounts, WR Hume. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby; 2005.
• The road to ruin: the formation of disease-associated oral biofilms. Oral Diseases (2010) 16, 729–
739
• McDonald and Avery’s. Dentistry for The Child and Adolescent. 9th ed. Missouri: Mosby Elsevier;
2011.
• Richard R. Welburrry. Pediatric Dentistry. Oxford Medical Publication; 1999.
• Chairside risk assessemt. Journal of American Dentistry Asscosiation
• Finn Sidney. Clinical Pedodontics. Philadelphia; W.B. Saunders Company; 2003
• E. A. M. Kidd & B. G. N. Smith. Pickard’s Manual of Operative Dentistry. Oxford: Oxford University
Press, 2003: 209 pp
• Ami Angela. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.),
Vol. 38. No. 3 Juli–September 2005: 130–134
• Riden A. Siahaan. Masalah Karies Rampan Pada Anak: Pencegahan dan Penanggulangannya.
Medan: Universitas Sumatera Utara. 2002
• 9

Anda mungkin juga menyukai