Dhiatfa Amanda S
1106008561
Pembimbing:
drg. Citra Kusumasari, SpKG
Nama : Armaini
Tempat/Tanggal lahir : Padang, 17 Juli 1967
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Alamat tetap : Jl. H. Sa’aba Blok C8 Rt 07/04, Kembangan, Jakarta Barat
Pekerjaan : Wiraswasta
Riwayat penyakit : Tidak Ada / Disangkal
FOTO INTRA ORAL DAN RADIOGRAF SEBELUM PERAWATAN
Kondisi OH
- PI = 0.9 CI = 0.7 PBI = 0 OHIS = 1.6 (Sedang)
- Pasien menyikat gigi 2x/hari saat pagi dan sore
hari saat mandi dengan gerakan horizontal (cara
dan waktu menyikat gigi kurang tepat)
Perawatan Invasif
Rencana Rencana
Eleme T Eleme T
K Diagnosis Perawat K Diagnosis Perawata
n V n V
an n
18 21 61
1 Site 1 Size
D3 + GIC 22 62
7 1
1
23 63
6
1
55 24 64
5
1
54 25 65
4
1
53 26
3
1
52 27
2
1 Kompome
51 28 D3 + Site 3 Size 1
1 r
Pemeriksaan :
Pemeriksaan subjektif :
Gigi belakang bawah kiri pernah sakit berdenyut 3 bulan yang lalu secara
spontan. Rasa nyeri semakin parah saat mengkonsumsi makanan atau
minuman asam. Sekarang sudah tidak sakit.
Pemeriksaan objektif :
Gigi berlubang besar di bagian oklusal. Pemeriksaan tes vitalitas dengan tes
termal (dengan ethyl chloride) dan stimulasi dentin langsung (tes kavitas) peka
(saat tes dengan ethyl chloride pasien merasa ngilu), menunjukkan pulpa vital.
Tes perkusi peka menunjukan adanya kelainan periapikal. Tes palpasi tidak
peka.
Radiograf :
Terlihat karies yang meluas dari oklusal dan sedikit mengenai kamar pulpa.
Kamar pulpa normal, saluran akar normal, terdapat penebalan ruang
periodontal di ujung apikal.
Alasan :
Pada kasus ini, karies sudah sampai ke kamar pulpa sehingga toksisitas
bakteri dan produknya telah mencapai jaringan pulpa, mengakibatkan
terjadinya iritasi pulpa. PSA dilakukan untuk membersihkan ruang pulpa dan
saluran akar dari bakteri dan produknya. Apeks gigi sudah terbentuk
sempurna, foramen apikal sudah terbentuk sempurna, dan gigi masih dapat
direstorasi pasca endodontik.
Adapun restorasi pasca endodontik yang dipilih adalah dowel crown, hal
ini karena gigi telah kehilangan struktur mahkota pada bagian oklusal dan
lingual dimana tinggi dinding lingual yang tersisa kurang dari 1,5 mm serta
gigi juga telah kehilangan atap pulpa. Diperlukan dowel untuk menghindari
fraktur akar dan diperlukan crown untuk menggantikan bagian mahkota yang
hilang.
Pemeriksaan :
Rencana Perawatan :
Alasan :
Untuk kavitas ini, karies baru mencapai email atau dentin terbatas serta perluasan lesi
hanya mencapai fisur gigi molar. Jika direstorasi dengan resin komposit akan lebih
mengambil jaringan yang masih sehat. GIC yang memiliki ikatan kimiawi, lebih retenstif
tanpa dibutuhkan preparasi juga melepaskan fluor yang membantu proses demineralisasi
merupakan bahan tambal yang lebih baik pada kasus ini.
3. Gigi 28
Pemeriksaan :
Rencana Perawatan :
Gigi 28 Kompomer
Alasan :
Pada kasus ini, kavitas terletak di daerah servikal yang rentan terkena
kontaminasi saliva sehingga dibutuhkan suatu bahan tumpatan yang tidak mudah
lepas ketika terkontaminasi saliva yakni kompomer. Selain itu, kompomer juga
memiliki estetis yang baik dan dapat melepas fluoride.
BAB III
TERAPI KONSERVASI
b. Modifikasi Diet:
Pasien memiliki kebiasaan konsumsi makanan/ minuman manis sebanyak 1-2 kali
sehari. Untuk itu, pasien diberi penjelasan dan dimotivasi untuk mengurangi konsumsi
gula di luar waktu makan, karena makanan kariogenik ini dapat dimetabolisme oleh
bakteri S. Mutans yang dapat menyebabkan karies. Apabila selesai mengemil
disarankan untuk berkumur dan menyikat gigi paling tidak 30 menit setelah
mengemil.
c. Anjuran Meningkatkan Konsumsi Air Putih
Pasien mengaku konsumsi air putih dalam sehari tidak mencapai 2 liter per hari.
Pasien dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi air putih yang membantu
menetralkan tingkat keasaman (pH rendah dinetralkan) dalam mulut terutama setelah
makan.
III.2 Terapi Invasif
a. Scaling untuk menghilangkan kalkulus yang ada di rongga mulut
Scaling dilakukan untuk menghilangkan kalkulus baik supragingiva maupun subgingiva
dari seluruh permukaan koronal sampai dengan junctional epithelium. Scaling
dilakukan untuk mencegah terjadinya karies baru pada gigi geligi karena deposit
kalkulus yang besar merupakan tempat ideal bagi retensi bakteri yang terus
memproduksi asam sehingga mempercepat demineralisasi.
b. Gigi 36 Periodontitis Apikalis Kronis e.c. Pulpitis Kronis: PSA vital (menggunakan
File) + dowel
Tahap perawatan:
1. Preparasi / akses kamar pulpa
Akses kamar pulpa dengan bur intan bulat dari permukaan oklusal dengan arah
bur tegak lurus sumbu panjang gigi. Pertama, bentuk regangan kavitas.
Ragangan kavitas disesuaikan dengan bentuk internal kamar pulpa, dengan
outline awal berbentuk bulat. Bentuk regangan kavitas awal hingga sedalam
dentin (2-3mm) .
Lanjutkan akses hingga tembus kamar pulpa. Lakukan pengangkatan atap pulpa
sambil mengikuti bentuk regangan kavitas dengan menggunakan safe end bur.
Bentuk regangan kavitas kemudian disesuaikan menjadi bulat atau oval sesuai
dengan posisi orifis agar orifis berada di sudut regangan kavitas.
Preparasi kamar pulpa dilanjutkan dengan bur diamendo untuk meratakan dan
menghaluskan seluruh dinding kavitas tanpa mengambil dasar kamar pulpa
untuk menghindari terjadinya step. Selanjutnya, dinding kavitas yang sekiranya
menghalangi arah masuk alat ke saluran akar dapat dibuang,
Setelah kamar pulpa dibersihkan maka akan terlihat orifis.
Lakukan ekstirpasi jaringan pulpa dengan memasukkan jarum ekstirpasi
sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi.
Akses dikatakan selesai bila:
- Jaringan karies tidak ada
- Atap pulpa telah terangkat semua, diperiksa dengan sonde berkait tidak ada
hambatan, jaringan pulpa sudah terangkat sepenuhnya.
- Telah tercapai dasar kamar pulpa dan orifis terlihat jelas (berwarna lebih gelap)
- Jarum endodontik dapat masuk dan difungsikan dalam saluran akar tanpa
hambatan
- Bentuk kavitas harus memberi retensi yang baik bagi tumpatan sementaranya
(dikelilingi oleh 4 dinding)
2. Penjajakan saluran akar
Tentukan file awal, yaitu file terbesar yang pas dengan saluran akar sampai
panjang kerja. Caranya dengan membandingkan file terhadap gambar radiograf
saluran akar di 1/3 apeks.
Jajaki saluran akar dengan gerakan watch winding menggunakan file no. 8 atau 10
sampai sepanjang kerja, olesi dengan EDTA gel. Irigasi saluran akar dengan 1cc
NaOCl 2.5%
3. Preparasi Orifis
Preparasi orifis dapat dilakukan dengan file sampai 2/3 panjang kerja estimasi.
Saluran akar diirigasi dengan 1cc NaOCl 2.5%
4. Penentuan panjang kerja
Jarum yang digunakan minimal no. 20 agar terlihat jelas di foto radiograf.
Tentukan titik yang akan dijadian acuan selama preparasi atau pengisian saluran
akar yang stabil, tidak berubah dan paling mudah terlihat dan menyentuh stopper
selama perawatan.
Ukur panjang gigi pada radiograf praoperatif, lalu kurangi 2 mm untuk toleransi
kesalahan pemotretan
Letakkan stopper pada jarum endodontik dengan panjang yang telah dihitung
tersebut.
Masukkan jarum tersebut ke dalam saluran akar dengan gerakan watch winding
sampai stopper menyentuh titik acuan
Lakukan foto radiograf
Panjang kerja yang tepat ditentukan dengan mengukur perbedaan antara ujung file
dan apeks radiografis, dan mejumlahkan dengan panjang kerja diagnosis dari
radiograf awal, lalu panjang kerja disesuaikan sampai 1 mm lebih pendek dari
apeks radiografis
5. Preparasi saluran akar
Tentukan file awal yaitu file terbesar yang dapat masuk sepanjang panjang kerja.
Preparasi apikal menggunakan gerakan reaming dari file awal sampai file apikal
utama (minimal no. 30) sepanjang panjang kerja.
Preparasi step back dengan gerakan circumferential filing.
Preparasi dengan file 1 nomor diatas file apikal utama, dengan panjang
kerja dikurangi 2 mm.
Preparasi dengan file 2 nomor diatas file apikal utama, dengan panjang
kerja dikurangi 3 mm.
Preparasi dengan file 3 nomor diatas file apikal utama, dengan panjang
kerja dikurangi 4 mm.
Selalu lakukan rekapitulasi yaitu kembali ke file apikal utama setiap preparasi
saluran.
Setiap pergantian alat dan rekapitulasi selalu disertai dengan irigasi 1cc NaOCl
2.5% dan rekapitulasi. Olesi setiap alat dengan EDTA sebelum digunakan.
6. Pemeriksaan hasil preparasi
Seluruh dinding saluran akar telah halus
Cairan irigasi bersih
Tidak ada eksudat dari saluran akar dan tidak ada keluhan pasien
Kon guttap dapat masuk sepanjang kerja sesuai ukuran file apikal utama yang
digunakan. Lakukan pembuatan radiograf kon guttap untuk melihat kesesuaian
panjang kerja
7. Medikasi antar kunjungan
Setelah dilakukan preparasi akses dan saluran akar, saluran akar diberikan medikasi
antar kunjungan berupa CHKM, kemudian ditumpat sementara dengan cavit.
c. Gigi 17, 37, 38, 46, 47, dan 48 (Karies D3 Site 1 Size 1) Restorasi GIC
Tahap perawatan
1. Pembersihan jaringan karies dan preparasi
Ekskavasi jaringan karies dengan ekskavator atau bur metal bulat no. 10 hingga
tersisa affected dentin.
Haluskan tepi-tepi kavitas.
2. Penumpatan dengan GIC
Siapkan powder dan liquid GIC tipe 2, aduk melipat
Aplikasikan GIC dalam kavitas dengan instrumen berujung bulat, biarkan flow
GIC mengisi fisur gigi molar
Rapikan tumpatan dengan plastic filling
3. Pemolesan
Pemolesan dilakukan 1x 24 jam setelah penumpatan
Pemolesan dilakukan dengan menggunakan enhance dengan tekanan ringan,
putaran rendah, secara intermiten dan dalam keadaan basah.
Pemolesan dilakukan agar tumpatan halus dan mengkilap sehingga mencegah
terjadinya retensi makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies sekunder
d. Gigi 28 (Karies D3 Site 3 Size 1) Restorasi Kompomer
Tahap perawatan
1. Pembersihan jaringan karies dan preparasi
Ekskavasi jaringan karies dengan ekskavator atau bur metal bulat no. 10 hingga
tersisa affected dentin.
Haluskan tepi-tepi kavitas.
2. Penumpatan dengan kompomer
Isolasi daerah kerja
Bersihkan dan keringkan kavitas dengan kapas, kemudian aplikasikan kavitas
dengan dentin conditioner selama 15 detik.
Cuci dengan air mengalir selama 30 detik. Keringkan kavitas dengan kapas
Oleskan bonding pada seluruh kavitas, tunggu 20 detik, ratakan dengan tiupan
angin, dan sinari selama 10 detik.
Beri olesan kedua, segera ratakan dengan tiupan angin, dan sinari selama 10 detik.
Permukaan harus terlihar mengkilat yang artinya sudah terlapisi dengan bonding
Pilih warna kompomer yang sesuai di bawah sinar lampu putih. Tumpat kavitas
dengan kompomer menggunakan instrumen plastis, bentuk anatomi dengan
instrumen plastis, sinari 20 detik menggunakan light curing unit.
3. Pemolesan
Pemolesan dilakukan 1x 24 jam setelah penumpatan
Pemolesan dilakukan dengan menggunakan enhance dengan tekanan ringan,
putaran rendah, secara intermiten dan dalam keadaan basah.
Pemolesan dilakukan agar tumpatan halus dan mengkilap sehingga mencegah
terjadinya retensi makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies sekunder
BAB IV
PROGNOSIS
1. Prognosis Umum
Baik. Alasan :
2. Prognosis Lokal
1. Gigi 36 prognosis baik
Gigi masih dapat dirawat saluran akar dan sisa jaringan masih dapat direstorasi
paska endodontic dengan baik
2. Gigi 17, 37, 38, 46, 47, 48 prognosis baik
Alasan: Karies aktif terbatas mencapai email (D3, 1.1), sisa jaringan memiliki
retensi dan resistensi yang adekuat untuk menerima restorasi.
3. Gigi 27 prognosis baik
Alasan: Karies aktif terbatas mencapai email, sisa jaringan memiliki retensi dan
resistensi yang adekuat untuk menerima restorasi.
DAFTAR REFERENSI
1. Hargreaves KM, Cohen S. Pathways of the Pulp, 10th ed. 2011. St. Louis: Mosby Elsevier
2. Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure, 2nd ed. 2005.
Queensland: Knowledge Books and Software
3. Nursasongko, Bambang. Penuntun Praktikum Endodontik Praklinik, edisi 1. 2006.
Jakarta: Bagian Ilmu Konservasi Gigi FKG UI
4. Nursasongko, Bambang. Panduan Praktikum Restorasi Praklinik, edisi 6. 2011. Jakarta:
Bagian Ilmu Konservasi Gigi FKG UI
5. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s Art and Science of Operative
Dentistry, 5th ed. 2006. St. Louis: Mosby Elsevier
6. Torabinejad M, Walton RE. Endodontics Principles and Practice, 4th ed. 2009. St.Louis:
Saunders Elsevier