PENDAHULUAN
n pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan gigi yang disa
masyarakat dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat . Pengetahua
n tentang kesehatan gigi dan mulut dapat diperoleh melalui berbagai jenis su
mber informasi, salah satunya yaitu penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yan
6).
Gigi yang sehat adalah modal yang sangat berharga oleh karena itu ha
ngga mulut agar gigi tetap sehat seumur hidup. Meskipun ada peningkatan ya
ng cukup besar dalam kesehatan mulut anak-anak dalam beberapa dekade ter
akhir, tetapi angka karies gigi (kerusakan gigi) masih tetap salah satu masalah
kesehatan mulut yang paling sering terjadi pada anak di seluruh dunia
bidang kedokteran gigi. Pencabutan gigi dilakukan dengan indikasi gigi yang
rusak parah dan tidak bisa dirawat. Sebagian besar masyarakat berkunjung ke
dokter gigi setelah gigi rusak parah, dan akhirnya harus dilakukan tindakan p
1
2
Pada Ruang kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Polowijen kota Mala
ng dari laporan triwulan dalam satu tahun bahwa angka pencabutan lebih ting
gi dari pada angka penambalan. Hal ini tampak pada table di bawah ini:
Dari data diatas terdapat angka pencabutan gigi permanen lebih tinggi
dibandingkan angka penambalan pada gigi permanen yaitu 150 : 115 atau 3 : 2.
Hal ini tidak sesuai dengan target rasio penambalan gigi tetap dan pencabutan gigi
tetap yang ditentukan oleh pemerintah yaitu sebesar 1: 1 (Depkes RI, 2000 cit
Oktarina, 2010) . Maka masalah dalam penelitian ini adalah tingginya pencabutan
berikut :
Pasien
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Sosial ekonomi
4. Lingkungan
Puskesmas
1. Sarana dan prasarana
Keterangan :
1.2.1 Pasien
1.2.2 Petugas
or-faktor yang menjadi penyebab masalah dibatasi. Dalam hal ini penelitian h
1.5 Tujuan
ang.
gi permanen.
gi.
Gigi.
7
kota Malang.
ademik
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
ang diketahui oleh orang atau pasien terkait dengan sehat dan sakit atau kes
yangkut berapa banyak, berapa sering, berapa lama, dan sebagainya, maka
yang dianggap mereka paling benar atau paling tepat. Sedangkan waw
8
9
b. Angket tertutup atau terbuka. Seperti halnya wawancara, angket juga dal
gukuran melalui angket ini seriing disebut “self administered” atau met
uatu fenomena itu terjadi atau mengapa terjadi. Misalnya penelitian kes
a. Wawancara mendalam:
jelasnya.
beda dari semua pasien dalam kelompok tersebut. Jumlah kelompok dal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
kehidupan keluarga.
c. Umur
dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai
a. Faktor lingkungan
atau kelompok.
13
b. Sosial budaya
2.2 Sikap
pendapat atau penilaian orang atau pasien terhadap hal yang terkait dengan
kesehatan, sehat sakit dan faktor yang terkait dengan faktor resiko kesehat
pons consistency with regard to object”. Jadi jelas dikatakan bahwa sikap i
tu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau obj
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, yang artin
jek.
14
rhadap objek.
Sosial Ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan
aspek Desa yang berkaitan dengan kelembagaan dan aspek peluang kerja.
Aspek ekonomi Desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah
bagi masyarakat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga mereka cukup
usahanya. Menurut Sumardi dan Evers dalam Basrowi dan Juariyah keadaan
a. Lebih berpendidikan.
pendidikan yang baik maka orang tua harus pandai mengarahkan agar
2.4 Lingkungan
komponen Abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak
hidup sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
(pit, fissures dan daerah inter proksimal), kemudian meluas kearah pulpa.
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan juga dapat timbul pada satu
permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam
17
dari empat faktor utama yang saling berinteraksi langsung di dalam rongga
mulut. Empat faktor utama yang berperan dalam pembentukan karies yaitu
timbul jika keempat faktor tersebut bekerja sama. Selain faktor langsung di
faktor tidak langsung atau faktor predisposisi yang juga disebut sebagai
risiko luar, antara lain usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat
a. Host
18
dan fissure yang dalam pada permukaan gigi yang dapat menjadi
(Shafer, 2012).
presentase karies gigi yang semakin meninggi. Selain itu juga sering
(Tarigan, 2015).
b. Mikroorganisme Bakteri
c. Substrat
e. Waktu
terjadi secara terus menerus, oleh sebab itu maka dapat dikatakan
permukaan enamel. Hal ini dapat terjadi dalam kurun waktu bulan
b. Usia
usia. Hal ini disebabkan karena gigi lebih lama terpapar dengan
c. Jenis kelamin
d. Keturunan
(Magfirah, 2014).
kembali normal dan terdapat ion kalsium dan fosfat pada gigi maka
25
jaringan keras gigi yang dapat dilihat dengan adanya lesi karies atau
metabolismenya berkurang.
demineralisasi.
membuang struktur gigi yang sudah rusak pada seluruh gigi dengan karies
aktif dan membuat restorasi. Salah satu bahan yang efektif untuk mencegah
sealents akan mengisi pits dan fissures dengan resin yang tahan terhadap
asam. Kedua, karena pits dan fissures sudah diisi dengan sealents, maka
26
bakteri kehilangan habitat. Ketiga, sealents yang menutupi pits dan fissures
karies dimana titik berat dari penanganan karies tersebut adalah pada
sebagai usaha paling akhir dalam perawatan karies gigi. Restorasi adalah
metode efektif untuk mengontrol proses karies gigi yang aktif, karena
plak, selain itu juga bentuk yang tidak sesuai dengan anatomi gigi akan
2014).
ada lagi cara lain untuk mempertahankan gigi tersebut didalam rahang.
terutama pada usia muda membuat gigi yang lain bergerak kearah gigi
yang tercabut sehingga dapat menyebabkan gigi tak beraturan lagi, juga
kadang erjadi keadaan dimana pencabutan sukar dilakukan, hal ini terjadi
kerena keadan gigi yang tidak normal normal sehingga sewaktu dicabut,
maka gigi dapat dilakukan luksasi dari tempat menempel giginya dan
untuk melonggarkan gigi dan membuat celah diantara gigi dengan tulang
tulangnya. Ketika gigi gigi sudah mengalami luksasi maka gigi dicabut
28
dari tulang
29
a. Gigi yang berlubang besar sehingga tidak dapat ditambal lagi dan
b. Gigi impaksi
pada gigi sebelumnya yang sudah rusak bila terkena radiasi dapat
g. ekstraksi gigi setelah terapi radiasi adalah septikemia dan esteo radio
normal.
j. Gigi dengan sisa akar, dimana sisa akar akan menjadi petologis
gigi.
c. Faktor ekonomi
b. Ompong.
31
miring untuk mengisi daerah ompong itu, juga gigi yang tepat berada
2.7 Puskesmas
diselenggarakan meliputi :
umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan (Depkes RI, 2007).
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Internal Eksternal
a. Pendidikan a. Lingkungan
c. umur
Pengetahuan
Sikap
Perilaku
Keterangan:
: Diteliti
:Tidak diteliti
33
34
Narasi:
internal antara lain adalah pendidikan, pekerjaan, dan umur pasien. Sedangkan
faktor eksternal antara lain dari lingkungan dan sosial budaya yang terdapat
kesehatan gigi pun berbeda-beda. Ada pasien yang sadar dengan kesehatan
giginya, adapula pasien yang acuh terhadap kesehatan giginya. Hal ini pun dapat
kesehatan giginya akan mengetahui status kesehatan gigi dan mulutnya dan tahu
METODE PENELITIAN
Seluruh pasien yang akan mencabutkan gigi permanen mulai bulan Januari
Kota Malang yang bertempat di Jl. Panji Suroso no.9 Malang Jawa Timur.
permanen.
Lembar kuesioner yang diberikan pada pasien di ruang kesehatan gigi dan
permanen.
35
3. Pengisian jawaban kuesioner oleh pasien
36
37
Definisi
No Variabel Operasional Alat Ukur Kriteria Penelitian
Variabel
pasien dalam penelitian ini adalah pasien ruang kesehatan gigi dan
di jalan Panji Suroso no.9 Kota Malang, jumlah kunjungan pasien di ruang
kesehatan gigi dan mulut Puskesmas Polowijen pada tahun 2018 adalah 2206
orang.
bentuk tabel.
38
39
No Jawaban pasien
Pernyataan Kriteria Penilaian
Benar Salah
1 Gigi yang
berlubang harus 8 26,6 22 73,33 Baik = 76-100%
dilakukan Cukup = 50-75%
pencabutan Kurang = <50 %
2 Alasan gigi yang (Nursalam, 2008)
harus dilakukan 10 33,33 20 66,67
pencabutan.
3 Yang dilakukan
bila gigi tinggal 20 66,67 10 33,33
sisa akar
4 Yang harus
dilakukan jika gigi 9 30 21 70
baru berlubang
Jumlah 47 156,6 73 243,3
Kurang
Rata-rata 11,8 39,2 18,3 60,8
Jawaban pasien
Benar Salah
No Pernyataan Kriteria Penilaian
Jawaban pasien
No Pernyataan Benar Salah Kriteria Penilaian
Ʃ % Ʃ %
1 Pengetahuan pasien 56 46,7 64 53,3
tentang penyebab Baik = 76-100%
gigi berlubang Cukup = 50-75%
Kurang = <50 %
2 Pengetahuan pasien 47 39,2 73 60,8
tentang alasan (Nursalam, 2008)
pencabutan gigi
permanen
3 Pengetahuan pasien 95 52,8 85 47,22
tentang akibat
pencabutan gigi
Jumlah 198 138,7 222 161,3
Kurang
Rata-rata 66 46,23 74 53,77
PEMBAHASAN
kesehatan gigi dan mulut puskesmas Polowijen kota Malang tahun 2019 termasuk
dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari uraian sebagai berikut :
penyebab gigi berlubang selain makanan yaitu bakteri atau kuman, sebagian
ini sesuai dengan teori bahwa Konsumsi karbohidrat seperti sukrosa yang
42
43
pasien datang ke puskesmas dengan keadaan gigi yang berlubang dan sakit.
Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa Pencabutan gigi merupakan
tindakan yang dilakukan bila tidak ada lagi cara lain untuk mempertahankan
gigi tersebut di dalam rahang. Harus disadari bahwa hanya hilangnya atau
dicabutnya satu gigi terutama pada usia muda membuat gigi yang lain
bergerak kearah gigi yang dicabut sehingga dapat menyebabkan gigi tak
beraturan lagi, juga harus disadari bahwa gigi ompong merupakan penyebab
Kadang kadang terjadi keadaan dimana pencabutan sukar dilakukan, hal ini
terjadi karena keadaan gigi yang tidak normal, sehingga sewaktu dicabut,
kerusakan gigi yang sudah parah, sebagian kecil dari pasien menjawab benar.
Sedangkan jawaban pasien tentang pernyataan yang harus dilakukan jika gigi
menjawab banar.
keadaan gigi yang berlubang atau sakit. Akibatnya, pasien sering meminta
Hal ini tidak sesuai dengan Teori Purwanditi P, Drg, (2008): tentang
1. Gigi yang berlubang besar sehingga tidak dapat ditambal lagi dan tidak
2. Gigi Impaksi
4. Gigi yang merupakan infeksi, dimana keberadaan gigi yang tidak sehat
6. Penderita yang mendapat terapi readiasi pada regio kepala dan leher dapat
menyebabkan kerapuhan gigi, karies pada gigi, dan pada gigi yang
sebelumnya sudah rusak bila terkena radiasi dapat menjadi lebih parah.
Komplikasi yang paling sering oleh karena ekstraksi gigi setelah terapi
8. Gigi dengan fraktur/patah pada akar, misalnya karena jatuh. Kondisi ini
9. Gigi dengan sisa akar, dimana sisa akar akan menjadi patologis karena
hilangnya pembuluh darah dan jaringan ikat, sehingga kondisi ini membuat
10. Gigi dengan fraktur/patah pada bagian tulang alveolar ataupun pada garis
miring, sebagian besar pasien menjawab salah. Dan juga jawaban pasien
gigi rahang atas (gigi lawannya) adalah gigi bagian atas akan turun,
sebagian besar pasien menjawab salah. Tetapi ada juga pasien yang hampir
semua menjawab benar yaitu pada pernyataan tentang tindakan yang harus
dilakukan apabila gigi telah dicabut harus dipasang gigi palsu. Hal ini
gigi palsu merupakan kebutuhan bagi pasien yang telah dicabut giginya,
tutjuannya agar gigi sebelahnya tidak berpindah tempat ke ruang gigi yang
kosong. Akan tetapi masih ada sebagian pasien yang belum mengetahui
cenderung bergerak miring untuk mengisi daerah ompong itu, selain itu
46
gigi yang tepat berada dibawah atau diatasnya cenderung akan memanjang
tidak teratur .
untuk mengisi daerah ompong itu, juga gigi yang tepat berada dibawah/
sakit gigi harus dicabut adalah keliru. Dengan demikian pasien harus bisa
seseorang berbicara dengan baik, .Perlu diingat pula gigi yang sehat adalah
modal yang sangat berharga. Oleh karena itu, seharusnya pasien berupaya
untuk mempertahankan gigi selama mungkin dalam rongga mulut, agar gigi
tahun 2019 termasuk dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan karena
menjelaskan bahwa pengetahuan adalah hal yang diketahui oleh orang atau
responden terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal: tentang
sebagainya.
ada pada diri pasien. Menurut Notoatmojo (2014) faktor internal tersebut
yang menyita waktu, dan umur pasien (semakin dewasa pasien semakin
seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
sosisal budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap
7.1 Kesimpulan
kurang.
kategori cukup.
7.2 Saran
Tujuannya agar pasien lebih memahami dan mau merubah perilaku yang
baik berupa penambahan alat gigi yang diperlukan untuk perawatan, dan
perawatan gigi.
48
49
xxxxxxxxxxxxxxx
alasan pencabutan gigi permanen, dan akibat pencabutan gigi pada tabel
diatas, pasien yang menjawab benar adalah 46,23 %. Maka dapat disimpulkan
Kurang
51